32
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS
Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil
perancangan yang telah dibahas pada Bab III serta mengetahui tingkat keberhasilan setiap spesifikasi yang telah diajukan. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian
perbagian maupun keseluruhan sistem. Bagian-bagian yang akan diuji adalah -
Modul charger aki kering -
Modul penghsil sinyal kotak 1, kotak 2, PWM 1, PWM 2 -
Modul H-bridge -
Modul step-up tegangan -
Modul Filter
4.1. Pengujian Charger Aki Kering
Catu daya merupakan bagian yang sangat penting bagi seluruh bagian, karena bagian catu daya bertanggung jawab untuk menyediakan daya yang nantinya akan
dibutuhkan oleh seluruh bagian pada sistem. Sesuai dengan perancangan yang telah dibahas pada Bab III, catu daya yang
dirancang harus memiliki tegangan keluaran sebesar 12 VDC. Pada ssat dilakukan pengujian tanpa menggunakan beban, nilai keluaran dari charger aki kering adalah
13,86 volt. Gambar 4.1 berikut ini menunjukkan pengujian modul charger aki tanpa beban yang sudah dibuat.
33
Gambar 4.1. Pengujian modul charger aki kering tanpa beban
Pengujian modul charger aki kering juga dilakukan dengan memberikan beban resistor yang dipasang paralel dengan multimeter merk FLUKE 115 TRUE RMS
MULTIMETER. Hasil pengujian dengan memasang beban resistor dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini
Tabel 4.1. Uji beban modul charger aki kering
Beban Ω
Tegangan Keluaran Saat Dibebani volt
Regulasi
20 9,18
33,77 50
10,98 20,78
70 11,72
15,44 100
12,27 11,47
Regulasi tegangan merupakan kemampuan suatu sistem untuk menghasilkan pendekatan nilai tegangan yang konstan melalui perubahan dari kondisi beban. Regulasi
tegangan dapat dirumuskan
34 � =
� − �
�
�
�
�100
Dimana V
R
= Regulasi tegangan V
NL
= Tegangan keluaran saat tidak dibebani V
FL
= Tegangan keluaran saat dibebani maksimum Dengan melihat hasil uji coba pada Tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa drop
tegangan pada modul charger aki kering akan semakin besar jika diberi beban resistor yang mendekati 0 ohm.
4.2. Pengujian Modul Penghasil Sinyal
Tahap pengujian ini bertujuan untuk mengetahui hasil keluaran yang dihasilkan oleh modul-modul penghasil sinyal dimana sinyal-sinyal yang dihasilkan ini akan
menentukan on atau off-nya MOSFET pada modul H-bridge. Gambar 4.2 berikut ini menunjukkan modul penghasil sinyal yang akan diuji.
Gambar 4.2. Modul penghasil sinyal
PWM 2 PWM 1
Kotak 1 Kotak 2
Vcc ground
35 Sinyal-sinyal yang dihasilkan ada 4 yaitu sinyal PWM PWM 1, PWM 2
inverting PMW, kotak kotak 1, dan kotak 2 inverting kotak. Hasil pengujian modul penghasil sinyal dengan menggunakan osiloskop dapat dilihat pada Gambar 4.3,
Gambar 4.4, Gambar 4.5, dan Gambar 4.6 berikut ini
Gambar 4.3. Sinyal PWM PWM 1
Gambar 4.4. Sinyal inverting PWM PWM 2
36
Gambar 4.5. Sinyal kotak kotak 1
Gambar 4.6. Sinyal inverting kotak kotak 2
Keempat sinyal yang dihasilkan ini mempunyai amplitudo dan frekuensi yang berbeda. Tabel 4.2 berikut ini akan menunjukkan amplitudo dan frekuensi yang
dihasilkan oleh masing-masing sinyal
Tabel 4.2. Hasil uji coba modul penghasil sinyal Sinyal
Amplitudo volt Frekuensi Hz
PWM 1 11
1000 PWM 2
10,8 1041
Kotak 1 13
52,08 Kotak 2
11,6 52
37 Keempat sinyal yang dihasilkan oleh modul penghasil sinyal diharapkan
mempunyai amplitudo 12 volt dengan frekuensi 50Hz untuk sinyal kotak 1 dan kotak 2. Sedangkan untuk frekuensi sinyal PWM 1 dan PWM 2 yang diharapkan adalah 1kHz.
Jika melihat hasil uji coba modul penghasil sinyal pada Tabel 4.2, keempat sinyal yang dihasilkan oleh modul penghasil sinyal ini sudah cukup sesuai dengan perancangan.
4.3. Pengujian Modul H-Bridge