Sintesis Hidroksiapatit dari Cangkang Kerang Hijau dengan Metode Double Stirring Simultan

SINTESIS HIDROKSIAPATIT DARI CANGKANG KERANG
HIJAU DENGAN METODE DOUBLE STIRRING SIMULTAN

IRMA SRI HANDAYANI

DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Sintesis hidroksiapatit
dari cangkang kerang hijau dengan metode double stirring simultan adalah benar
karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Mei2013

Irma Sri Handayani
NIM G74090011

ABSTRAK
IRMA SRI HANDAYANI. Sintesis Hidroksiapatit dari Cangkang Kerang Hijau
dengan Metode Double Stirring Simultan. Dibimbing oleh Drs. M.N. INDRO dan
SULISTIOSO GIAT SUKARYO, MT
Pada penelitian ini telah dilakukan sintesis hidroksiapatit dengan metode
double stirring simultan dengan variasi waktu stirring dan variasi suhu sintering.
Sumber kalsium yang digunakan adalah cangkang kerang hijau dan diamonium
hidrogen fosfat sebagai sumber fosfat.Hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan
X-ray Diffraction, Scanning Electron Microscope dan Particle Size Analizer.Hasil
XRD menunjukkan bahwa HAp yang dihasilkan kemurniannya belum
100%.Ukuran kristal pada sampel berkisar antara 10,50-26,65 nm.Ketepatan
parameter kisi yang terbentuk hampir diatas 90%. Hasil morfologi sampel
menggunakan SEM menunjukan kristal yang saling berkumpul membentuk
partikel, sehingga ukuran partikel yang dihitung dengan menggunakan Particle

Size Analizer lebih besar dibanding hasil ukuran kristal dengan menggunakan
XRD. Semakin tinggi suhu sintering yang digunakan, maka ukuran partikel
semakin besar, akan tetapi semakin lama waktu stirring, maka ukuran partikel
semakin kecil.
Kata kunci: Cangkang kerang hijau, Diamonium hidrogen fospat, Hidroksiapatit,
Particle Size Analizer, Scanning Electron Microscope, X-ray Diffraction

ABSTRACT
IRMA SRI HANDAYANI. Synthesis and Characterization of Hydroxyapatite
from green shells using double stirring simultant method. Supervised by Drs. M.N
INDRO and SULISTIOSO GIAT SUKARYO, MT
This research has been done on the syntthesis of hydroxyapatite using
double stirring simultant method and stired with time and sintering temperatures
variations. In this study the materials used as sources of calcium were green
shellsand diammonium hydrogen phosphate as sources of phosphate. The
synthesis results were characterizedusingX-ray Diffraction, Scanning Electron
Microscope dan Particle Size Analizer. XRD characterizations resultedthat Hap
was no longer 100% pure. Crystal size results varied between 10,50-26,65 nm.
Precise lattice parameter was formed in almost all samples above 90%. The
morphology using SEM resultedthat the crystallines formed particles, hence the

PSA characterizationresulted greater suze than the size of crystalline using XRD.
The higher the sintering temperature used, the larger the particle size formed, but
the longer time used for stirring, the smaller the particles formed.
Keywords:Diammonium hydrogen fospat, green shells, hydroxyapatite, Particle
Size Analizer, Scanning Electron Microscope, X-ray Diffraction.

SINTESIS HIDROKSIAPATIT DARI CANGKANG KERANG
HIJAU DENGAN METODE DOUBLE STIRRING SIMULTAN

IRMA SRI HANDAYANI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Fisika

DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR
2013

Judul Skripsi : Sintesis Hidroksiapatit dari Cangkang Kerang Hijau dengan
Metode Double Stirring Simultan
Nama
: Irma Sri Handayani
NIM
: G74090011

Disetujui oleh

Drs. M.N Indro, M.Sc
Pembimbing I

Sulistioso Giat Sukaryo, MT
Pembimbing II

Diketahui oleh


Dr. Ir. Irmansyah,M.Si
Kepala Bagian Fisika Terapan

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, shalawat serta salam selalu tercurah
kepada junjungan besar nabi Muhammad SAW. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni 2012 ini ialah Sintesis
Hidroksiapatit dari Cangkang Kerang Hijau dengan Metode Double Stirring
Simultan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Suhanda, Ibu Satimah, Mas
Iwan, Mas Ipung dan Adik Raffi atas segala do’a dan kasih sayangnya. Ungkapan
terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs M.N. Indro, M.Sc. dan Bapak
Drs. Sulistioso Giat Sukaryo selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan motivasi kepada penulis, serta Ibu Dr. Siti Nikmatin yang telah
banyak memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada
seluruh Bapak dan Ibu dari Pusat Teknologi Badan Industri Nuklir (PTBINBATAN) yang telah banyak membantu selama pengumpulan data. Penulis juga
ucapkan terima kasih kepada seluruh rekan-rekan fisika 46, teman-teman kos SQ

yang telah memberikan kebersamaannya selama ini.
Semoga penelitian ini dapat bermanfaat. Saran dan kritik yang membangun
sangat penulis harapkan untuk pengembangan yang lebih baik

Bogor, Mei 2013
Irma Sri Handayani

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vii

DAFTAR GAMBAR

vii

DAFTAR LAMPIRAN

vii


PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian

2

Manfaat Penelitian

2


Ruang Lingkup Penelitian

2

TINJAUAN PUSTAKA
Ultrasonik

2
2

Metode

3

Bahan

3

Alat


3

Prosedur Penelitian

4

Pembuatan Serbuk Hidroksiapatit

4

Penentuan Kadar Kalsium

4

Sintesis Hidroksiapatit dengan metode double stirring simultan

4

Uji Analisis Fasa, morfologi dan ukuran partikel


5

Analisis XRD

5

Analisis SEM

6

Analisis PSA

6

HASIL DAN PEMBAHASAN

6

Pembuatan Serbuk Hidroksiapatit


6

Penentuan Kadar Kalsium Cangkang Kerang

7

Sintesis Hidroksiapatit dengan Metode Double Stirring

8

Analisis Fasa, Morfologi dan Ukuran Partikel

9

Analisis Fasa

9

Analisis Morfologi

13

Analsis Ukuran Partikel

14

SIMPULAN DAN SARAN

16

Simpulan

16

Saran

17

DAFTAR PUSTAKA

17

LAMPIRAN

18

RIWAYAT HIDUP

27

DAFTAR TABEL
1 Variasi suhu dan waktu sintesis yang digunakan
2 Effisiensi penggunaan senyawa kalsium dari cangkang kerang hijau dan
(NH4)HPO4 pada sintesis Hidroksiapatit
3 ACS hasil perhitungan
4 Parameter kisi sampel
5 Ukuran partikel hidroksiapatit

5
8
12
13
15

DAFTAR GAMBAR
1 Metode double stirring simultan
2 Pola XRD cangkang kerang hijau sebelum kalsinasi 10000C selama 5
jam
3 Pola XRD cangkang kerang hijau setelah kalsinasi 10000C selama 5
jam
4 Pola XRD hidroksiapatit sampel A1
5 Pola XRD hidroksiapatit sampel A2
6 Pola XRD hidroksiapatit sampel A3
7 Pola XRD hidroksiapatit sampel A4
8 Pola XRD hidroksiapatit sampel B1
9 Pola XRD hidroksiapatit sampel B2
10 Pola XRD hidroksiapatit sampel B3
11 Pola XRD hidroksiapatit sampel B4
12 Morfologi sampel B4 pada perbesaran (a) 3000x (b) 10000x (c) 15000x
dan (d) 20000x
13 Distribusi ukuran partikel sampel A1
14 Distribusi ukuran partikel sampel A4
15 Distribusi ukuran partikel sampel B1
16 Distribusi ukuran partikel sampel B4

5
7
7
9
9
9
10
10
11
11
11
13
15
15
16
16

DAFTAR LAMPIRAN
1 Diagram Alir Penelitian
2 Alat dan Bahan
3 Database JCPDS (a) CaCO3 (b) CaO (c) Ca(OH)2 (d) (d) -TCP (e)
HAp
4 Perhitungan parameter kisi untuk sampel hidroksiapatit
5 Hasil perhitungan parameter kisi

19
20
21
24
25

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebutuhan akan implan tulang di beberapa rumah sakit didalam negeri
dilaporkan meningkat seiring dengan tingginya jumlah penderita patah tulang
yang diakibatkan oleh semakin tingginya jumlah kecelakaan di jalan raya maupun
kecelakaan kerja.1 Implan merupakan istilah yang digunakan untuk logam yang
ditanamkan ke dalam tubuh untuk mengatasi tulang yang rusak atau patah.2 Bahan
pengganti (implan) tulang berupa biomaterial dalam bentuk hidroksiapatit yang
mampu mempercepat pemulihan patah tulang secara sempurna.3 Biomaterial
secara umum merupakan suatu material yang digunakan sebagai perangkat medis
dan mampu berinteraksi dengan sistem biologis. Adanya interaksi ini
mengharuskan setiap biomaterial memiliki sifat biokompatibilitas, yaitu
kemampuan suatu material untuk bekerja selaras dengan tubuh tanpa
menimbulkan efek lain yang berbahaya.4
Hidroksiapatit adalah suatu senyawa kalsium fosfat yang mengandung
hidroksida dan tergolong dari anggota mineral apatit yang mempunyai struktur
kimia Ca10(PO4)6(OH)2. Struktur kimia tersebut sama dengan struktur kimia yang
dimiliki komponen mineral pada tulang.5 Kesamaan struktur itulah yang membuat
hidroksiapatit mampu menggantikan jaringan tulang yang rusak tanpa
menyebabkan kerusakan pada jaringan lain yang sehat. Hidroksiapatit merupakan
suatu material bioaktif yang berpotensi digunakan sebagai pelapis dalam
implantasi komposit karena memiliki kesamaan struktur dan komposisi dengan
komponen anorganik dari jaringan keras biologis seperti material pada struktur
tulang dan gigi. Struktur kristal dari hidroksiapatit adalah hexagonal dengan
dimensi sel a = 9.423 Å dan c = 6.874 Å.Di dalam laboratorium, hidroksiapatit
dapat dibuat dengan menggunakan beberapa proses, seperti reaksi dalam zat padat,
presipitasi, metode hidrotermal, dan proses sol gel.6
Hidroksiapatit yang tersedia dipasaran harganya sangatlah mahal,menurut
BPPT, harga 1 gram hidroksiapatit mencapat 1 juta rupiah,7 oleh karena itu perlu
dilakukan alternatif lain untuk membuat hidroksiaptit sehingga menjadi jauh lebih
murah, mudah didapat, namun tetap meiliki kualitasyang sama dengan
hidroksiapatit sintetik komersial.
Kerang hijau salah satu hewan laut yang sudah lama dikenal sebagai
sumber protein hewani yang murah, kaya akan kalsium dan asam amino esensial
(arginin, leusin, lisin). Kerang hijau merupakan salah satu jenis kerang yang
mudah untuk dibudidayakan, selain itu hasilnya sangat berlimpah. Akan tetapi,
hingga saat ini cangkang kerang hijau belum banyak dimanfaatkan oleh
masyarakat Indonesia.8 Dalam penelitian ini limbah cangkang kerang hijau
sebagai sumber fosfat direaksikan dengan diamonium hidrogen fosfat dengan
menggunakan metode double stirring simultan.Reaksi tersebut menghasilkan
hidroksiapatit sintetik yang dapat menjadi biomaterial yang ekonomis dalam
bidang medis. Hidroksiapatit yang dihasilkan dilakukan pencirian fase, ukuran
kristal dan parameter kisi dengan XRD, analisis morfologi dengan SEM dan
analisis ukuran partikel dengan PSA.

2
Perumusan Masalah
1.

2.

Apakah hidroksiapatit dapat disintesis dengan menggunakan bahan dasar
cangkang kerang hijau yang direaksikan dengan DAP melalui metode
double stirring simultan?
Bagaimana fase, ukuran kristal, parameter kisi, morfologi dan ukuran
partikel hidroksiapatit yang dihasilkan?

Tujuan Penelitian
1.

2.

Menyintesis Hidroksiapatit (HAp) dari cangkang kerang hijau dan
(NH4)2HPO4 (diamonium hidrogen fospat) dengan metode double stirring
simultan.
Menentukan fase, ukuran kristal dan parameter kisi dari HAp yang
dihasilkan dengan XRD, morfologi dengan SEM dan menganalisis ukuran
partikel dengan PSA.

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan di bidang biomaterial
medis dan memberikan informasi bahwa limbah cangkang kerang hijau dapat
disintesis menjadi hidroksiapatit.

Ruang Lingkup Penelitian
Sintesis HAp pada penelitian ini dilakukan dengan metode double stirring
simultan. Tahapan penelitian ini terdiri dari empat tahapan diantaranya 1)
preparasi cangkang kerang; 2) penentuan kadar kalsium dalam serbuk cangkang
kerang hijau dengan menggunakan AAS; 3) Sintesis hidroksiapatit dengan metode
double stirring simultan; 4) Pencirian HAp dengan XRD, SEM dan pengukuran
partikel dengan PSA.

TINJAUAN PUSTAKA

Ultrasonik
Ultrasonik didefinisikan sebagai berbagai jenis suara yang memiliki
frekuensi diatas frekuensi rata-rata yang dapat direspon oleh telinga
manusia(diatas 16 kHz). Terdapat tiga rentang frekuensi ultrasonik yang berbeda,
yaitu: (i)

3
frekuensi tinggi, atau ultrasonik diagnostik (2-10 MHz), (ii) frekuensi rendah atau
tenaga konvensial ultrasonik (20-100 kHz), dan (iii) frekuensi medium atau
ultrasonik "efek-sonokimia" (300-1000kHz). Pada rentang frekuensi medium atau
ultrasonik “efek-sonokimia” inilah terjadi proses reaksi kimia terkatalis pada
tekanan dan temperatur yang ekstrem yang mengakibatkan pembentukan,
pertumbuhan, dan hancurnya gelembung-gelembung mikro. Energi ultrasonik
merupakan jenis energi mekanik yang tidak dapat diserap oleh molekul.
Ultrasonik dapat ditransmisikan melewati medium dengan menginduksikan
gelombang suara ke dalam medium sehingga molekul akan bergetar. Akibat
adanya getaran itu, struktur dari molekul akan meregang dan terkompresi. Selain
itu, jarak antar molekul juga akan berubah akibat adanya getaran molekul. Jika
intensitas gelombang ultrasonik di dalam air terus ditingkatkan, maka akan
dicapai suatu kondisi maksimum dimana gaya intramolekul tidak dapat lagi
menahan struktur molekul seperti keadaan awalnya. Akibatnya molekul itu akan
pecah dan terbentuklah lubang (cavity). Lubang ini disebut gelembung kavitasi.
Kavitasi merupakan peristiwa pembentukan, pertumbuhan dan meledaknya
gelembung didalam cairan yang melibatkan sejumlah energi yang sangat besar.
Suara ultrasonik yang menjalar di dalam medium cair memiliki kemampuan terus
menerus membangkitkan semacam gelembung atau rongga di dalam medium
tersebut yang kemudian secepat kilat meletus. Gelembung-gelembung yang
meletus tadi bisa menghasilkan energi kinetik luar biasa yang berubah menjadi
energi panas. Penciptaan dan luruhnya gelembung yang cepat memberikan efek
transfer energi panas yang juga cepat. Selama terjadinya gelembung-gelembung,
kondisi fisika-kimia suatu reaksi bisa berubah drastis namun suhu medium yang
teramati tetaplah dingin karena proses terbentuk dan pecahnya gelembung tadi
terjadi dalam skala mikroskopik.9

METODE
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain cangkang
kerang hijau, alkohol 70 %, air demin, diamonium hidrogen fosfat (NH)4 HPO4,
kertas saring whatman no.41.

Alat
Alat-alat yang digunakan adalah alat-alat kaca, buret, hot plate, labu ukur,
corong, kertas saring, furnace, neraca analitik, magnetic stirrer, milling, sonikasi
bath (Branson 1510), pengaduk, alat X-ray diffraction (XRD), scanning electron
microscopy (SEM), atomic absorption spectrophotometry (AAS), dan Particle
Size Analizer (PSA).

4
Prosedur Penelitian
Pembuatan Serbuk Hidroksiapatit
Pembuatan serbuk hidroksiapatit diawali dengan perlakuan meliputi
pembersihan, pengeringan, dan pemanasan. Proses yang dilakukan adalah
cangkang kerang dibersihkan dari kotoran makro. Proses selanjutnya cangkang
kerang dicuci dengan alkohol menggunakan gelombang ultrasonik dan magnetic
stirrer kemudian dikeringkan pada suhu ruang. Pemanasan dilakukan pada suhu
1000 ºC selama 5 jam. Cangkang kerang hasil pemanasan selanjutnya dihaluskan
dan dilakukan pencirian dengan XRD untuk mengetahui fasa yang terkandung di
dalamnya.

Penentuan Kadar Kalsium
Serbuk cangkang kerang sebanyak 0.1 g dilarutkan dalam 2 mL HNO3
pekat kemudian diencerkan dengan air bebas ion hingga volume 100 mL. Sampel
diukur menggunakan AAS.

Sintesis Hidroksiapatit dengan Metode Double Stirring (UltrasonikMagnetik)
Serbuk cangkang kerang (Ca(OH)2 hasil kalsinasi sebanyak 12,6 g
dilarutkan dalam 100 mL alkohol 70 %. (NH4)2 HPO4 sebanyak 17,4 gr dilarutkan
dalam 100 mL alkohol 70 %. Larutan (NH4)2 HPO4 dimasukkan pada buret dan
larutan Ca(OH)2 pada gelas piala. Kedua larutan dicampurkan dengan cara larutan
(NH4)2 HPO4 diteteskan secara perlahan-lahan ke dalam larutan Ca(OH)2.
Bersamaan dengan proses tersebut, larutan Ca(OH)2 digetarkan dengan
menggunakan sonikasi (ultrasonik) selama 1 jam dan dibarengi dengan
pengadukan (magnetic stirrer). Larutan didiamkan pada suhu kamar selama 24
jam setelah itu larutan disaring dengan kertas saring Whatsman No 41. Endapan
yang diperoleh kemudian dipanaskan dalam furnace dengan suhu 4000C, 6000C,
8000C, dan 10000C masing-masing selama 3 jam.Massa hasil stirrer selama 1 jam
kemudian diberi kode sampel A1, A2, A3 dan A4. Begitu pula pada massa hasil
stirrer selama 2 jam diberi kode sampel B1, B2, B3 dan B4. Perlakuan sampel
pada proses stirring disesuaikan dengan Tabel 1 (halaman 5). Foto alat stirring
dan sonikasi diperlihatkan pada Gambar 1.

5

Tabel 1 Variasi suhu dan waktu sintesis yang digunakan
Sampel
A1
A2
A3
A4
B1
B2
B3
B4

Suhu Sintering
(0C)
400
600
800
1000
400
600
800
1000

Waktu Stirring
(jam)
1
1
1
1
2
2
2
2

a

b

c
d

Gambar 1 Metode Double StirringSimultan
Keterangan
a : Buret
b : Ultrasonik
c : Sampel
d : Stirrer

Uji Analisis Fasa, Morfologi dan Ukuran Partikel
Analisis XRD
Sampel hasil sintesis ditempatkan pada suatu spesimen holder kemudian
diletakkan pada difraktometer. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui fasa yang

6
terkandung di dalam sampel dan melihat Atomic cristal size (ACS) sampel. Hasil
analisis dibandingkan dengandata Joint Commite on Powder Diffraction
Standards (JCPDS) .

Analisis SEM
Sampel diletakkan pada plat alumunium kemudian dilapisi dengan pelapis
emas setebal 48 nm. Proses selanjutnya, sampel yang telah dilapisi emas diamati
menggunakan SEM dengan tegangan 22 kV dan perbesaran 3000x, 10000×,
15000×, dan 20000×. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui morfologi dari
HAp.

Analisis PSA
Sampel diambil dengan menggunakan ujung pengaduk, dilarutkan dalam
20 mL air aquades kemudian diaduk sampai homogen menggunakan magnetic
stirrer. Larutan sampel kemudian dimasukan ke dalam disposeable plastic cuvet
pipet tetes maksimum 1 tetes. Sampel diukur menggunakan Zeta Sizer Nano
Particle Analyzer. Analisis ini digunakan untuk melihat ukuran partikel dari HAp.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembuatan Serbuk Hidroksiapatit
Sintesis hidroksiapatit (HAp) pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan senyawa kalsium dari serbuk kerang hijau dan fosfat dari
Diamonium hidrogen fospat (NH₄)₂HPO₄. Cangkang kerang yang dipanaskan
pada suhu 10000 C selama 5 jam menghasilkan senyawa kalsium karbonat CaCO3.
Sebagian senyawa kalsium karbonat CaCO3 bereaksi dengan H2O menjadi
kalsium hidroksida (Ca(OH)2).
Ca(OH)2 + CO2
CaCO3 + H2O
Identifikasi fase yang dihasilkan dianalisis dengan menggunakan XRD dan
Penentuan fase dilakukan dengan JCPDS. Fase yang terbentuk pada pola difraksi
sinar-X cangkang kerang hijau sebelum dan sesudah kalsinasi ditunjukkan pada
Gambar 2 dan 3 (halaman 7).

7

intensity (count/s)

250
CaCO3
CaO

200
150
100
50
0
0

20

40
2 θ (derajat)

60

80

intensity (count/s)

Gambar 2 Pola XRD cangkang kerang hijau sebelum
kalsinasi10000C selama 5 jam

CaCO3
Ca(OH)2

300
250
200
150
100
50
0
0

20

40

60

80

2 θ (derajat)

Gambar 3 Pola XRD cangkang kerang hijau setelah
kalsinasi10000C selama 5 jam
Berdasarkan pola difraksi sinar-X pada Gambar 2, cangkang kerang
sebelum kalsinasi pada suhu 10000C mengandung fase kalsium oksida (CaO) dan
fasa yang paling dominan kalsium karbonat (CaCO3) dibuktikan dengan sudut 2θ
yaitu 28,30; 27,30 dan 45,950 yang merupakan sudut 2θ kalsium karbonat
berdasarkan data JCPDS.
Gambar 3 menunjukkan pola difraksi sinar-X setelah kalsinasi pada suhu
10000 C selama 5 jam. Hasil kalsinasi ini menghasilkan Ca(OH)2 yang akan
menjadi bahan dasar sintesis hidroksiapatit dengan intensitas tinggi pada nilai 2θ
yaitu 34,10 ; 50,70; dan 28,70. Nilai 2θ ini spesifik untuk senyawa Ca(OH)2 sesuai
dengan pola difraksi standar JCPDS. Dan terdapat pula puncak dengan intensitas
rendah milik CaCO3 pada sudut 2θ yaitu 29,250 dan 470. Munculnya fase CaCO3
setelah kalsinasi menunjukkan bahwa konversi CaCO3 menjadi Ca(OH)2 belum
sempurna.

Penentuan Kadar Kalsium Cangkang Kerang
Kadar kalsium (Ca2+) dalam cangkang kerang dari hasil kalsinasi pada
suhu 10000 C selama 5 jam diukur dengan menggunakan Atomic Absorption

8
Spectrometer. Persentasi Ca yang diperoleh pada penelitian ini sebesar 45 % dari
100 gr massa cangkang kerang.

Sintesis Hidroksiapatit dengan Metode Double Stirring
(Ultrasonik-Magnetik)
Senyawa kalsium yang diperoleh berdasarkan kalsinasi digunakan sebagai
bahan dasar sintesis HAp yang direaksikan dengan (NH₄)₂HPO₄ dengan metode
double stirring simultan berdasarkan persamaan reaksi sebagai berikut :
10Ca(OH)2+ 6(NH4)2HPO4 + 2H2O
Ca10(PO4)6(OH)2 + 12 NH4OH+6H2O.
Metode double stirring simultan termasuk kedalam metode basah, adapun
keuntungan dari menggunakan metode basah ini diantaranya hasil samping
sintesisnya berupa air, biaya pengolahan rendah, mudah dilakukan dan proses
pengerjaannya cepat. Metode ini terdiri dari magnetic stirrer dan sonikasi oleh
gelombang ultrasonik.
Dalam penelitian ini konsentrasi senyawa kalsium dan fosfat pada sintesis
hidroksiapatit dilakukan dengan perbandingan 1,67 dan pada temperatur ruang
370 C. Massa hasil sintering yang diperoleh dengan menggunakan metode ini
diperlihatkan pada Tabel 2. Dalam tabel tersebut dapat dilihat bahwa massa yang
diperoleh dari proses sintesis lebih kecil dari jumlah komponen senyawa yang
digunakan. Data ini menginformasikan efisiensi penggunaan kedua komponen.
Nilai efisiensi yang memiliki hasil yang cukup tinggi pada sampel A dengan
perlakuan sintesis selama 1 jam dengan hasil efisiensi sebesar 57,5 % . Sedangkan
pada sampel B dengan perlakuan sintesis selama 2 jam nilai efisiensi nya hanya
51,5 %. Secara umum efisiensi massa hasil sintesis adalah setengah dari
pembentuk senyawa yang digunakan, hal ini disebabkan karena setengah dari
pembentuk senyawa tersebut menguap sehingga mengurangi setengah dari masssa
hasil sintesis. Tabel 2 menunjukkan bahwa semakin lama sintesis, maka efisiensi
massa yang dihasilkan semakin rendah, karena berdasarkan stokiometri hasil
samping reaksi sintesis menghasilkan larutan amoniak, semakin lama proses
sintesis, maka semakin banyak massa amoniak yang hilang sehingga mengurangi
massa hasil sintesis.
Tabel 2 Effisiensi penggunaan senyawa kalsium dari cangkang
kerang hijau dan (NH4)₂HPO4pada sintesis Hidroksiapatit
Kode
Sampel
A
B

Massa (gram)
Senyawa (NH4)₂HPO4
Ca(OH)2
12,6
17,4
13,7
18,9

Massa HAP
hasil
sintering
(gram)
17,25
16,78

Efisiensi
(%)
57,5
51,5

9
Anaalisis Fasa, Morfologi
M
dan Ukuraan Partikel
Analisis fasa
f
(XRD)
Uji XRD berfuungsi untukk mengetahu
ui fase yanng terbentukk, ukuran kristal
k
dan param
meter kisi daari Hidroksiapatit yang dihasilkan.. Hasil analiisis XRD saampel
A1-A4 dann B1-B4 dittunjukkan pada
p
Gambaar 4 sampai 11.

intensity (counts)

300
250
200
150
100
50
0
0

20

40
60
erajat)
2θ (de

80

100

Gambbar 4 Pola XRD
X
hidrok
ksiapatit saampel A1

intensity (counts)

500
400
300
200
100
0
0

20

40
60
2 θ
θ (derajat)

80

100

y (
)
Intensity  (counts)

Gambbar 5 Pola XRD
X
hidrok
ksiapatit sam
mpel A2
400
350
300
250
200
150
100
50
0
0

20

40
60
0
2 (derajat)
2 θ

Gambbar 6 Pola XRD
X
hidrok
ksiapatit sam
mpel A3

80

100

10

intensity  (counts)

600
500
400
300
200
100
0
0

20

40

60

80

100

2 θ (derajat)

Gambar 7 Pola
P XRD hidroksiapa
h
tit sampel A4.
A

intensity (counts)

RD berdasaarkan Gam
mbar 4, 5, 6 dan 7 memperlihatkkan bahwa
Hasil XR
Ap. Beberappa puncak
masing-masing sampel maayoritas haadir dalam bentuk HA
D sampel seesuai dengann data JCPD
DS untuk HAp
H
(lampirran). Pada ssampel A1,
XRD
selurruh puncak yang terbeentuk meruupakan miliik HAp, diaantaranya ppada sudut
32,20 ; 25,950 dan
d
28,30. Hal yang sama juga terjadi padda sampel A
A2, seluruh
punccak yang terrbentuk padda sampel A2
A merupak
kan milik HAp,
H
diantarranya pada
suduut 25,90 ; 288,20 dan 31,90. Akan tetapi padaa sampel A3,
A pola difrraksi XRD
menuunjukkan baahwa fase yang
y
terbenttuk pada sam
mpel A3 addalah HAp ddan -TCP.
Nam
mun fase HA
Ap yang terrbentuk lebbih dominan
n dibandingg dengan faase -TCP.
Fase -TCP yanng terbentuuk pada sam
mpel A3 dittunjukkan pada
p
sudut 227,750 dan
31,200. Pada sam
mpel A4 memperlihat
m
tkan bahwaa fase yangg terbentuk mayoritas
HApp, akan tetappi masih teerdapat fasee lain berup
pa -TCP pada
p
sudut 227,750 dan
31,0550.
Hasil XR
RD sampel B1-B4 dituunjukkan paada Gambarr 8, 9, 10 daan 11. Pada
samppel B1 dann B2 selurruh puncakk yang terb
bentuk meerupakan m
milik HAp,
0
0
0
0
0
dianttaranya padda sudut 255,7 ; 28,3 ; 32,15 daan 25,95 ; 28,2 ; 288,950. Pada
samppel B3, bebberapa punncak pada sudut
s
27,95
50 dan 31,2250 merupaakan milik
-TC
CP, akan tetapi fase HA
Ap yang terbbentuk lebih
h dominan dibanding
d
ddengan fase
-TC
CP yang teerbentuk. Hal yang sama juga terjadi pada sampel B4, yaitu
terbeentuknya faase -TCP pada
p
sudut 27,850 ; 29
9,750 dan 311,20 namunn fase HAp
yangg terbentuk lebih
l
dominnan dibandinng dengan fase
f
-TCP yang terbenntuk.
350
3
3
300
2
250
2
200
1
150
1
100
50
0
0

20

40

2 θ
θ (derajat)

60

Gambbar 8 Pola XRD
X
hidrokksiapatit sam
mpel B1

80

100

11

intensity  (counts)

600
500
400
300
200
100
0
0

20

40

60
derajat) 
2 θ (d

80

100
0

intensity (counts)

Gambar 9 Pola XRD hidroksiapaatit (a) samppel B2
600
500
400
300
200
100
0
20

0

40

60

80

100

2 θ (deraajat)

D hidroksiaapatit sampeel B3
Gambar 100 Pola XRD

intensity (counts)

250
200

d

150
100
50
0
0

10

20

30

40
50
2 θ (derajat)

60

70

8
80

90

G
Gambar
11 Pola
P XRD hidroksiapat
h
tit sampel B4
B
Beerdasarkan hasil
h
XRD pada Gamb
bar 8 menuunjukkan baahwa HAp sudah
s
0
0
0
terbentuk pada suhu 400 C, nam
mun pada suhu
s
800 C dan 1000 C terbentuk
k fase
lain selainn HAp, yaittu -TCP. Fase
F
-TCP
P terbentukk mulai suhhu 8000C saampai
dengan suuhu 11200 C.10 Namuun kehadiraan -TCP tidak berbaahaya dan tidak
memiliki efek
e
sampinng ketika diiimplankan ke dalam tuubuh makhlluk hidup.111 Pada
kedua jenis sampel A dan B, tiddak ditemuk
kan fase saampingan haasil reaksi kimia
k
0
yaitu amooniak, hal inni dikarenaakan amoniaak dapat menguap
m
padda suhu 48 C,12
sehingga pada suhu sintering 400
4 0C, 600
00C, 8000C dan 10000 C sudah tidak
ditemukann kembali senyawa am
moniak dalam
m sampel. Secara
S
umuum, hasil sin
ntesis

12
hidrokasiapatit dengan menggunakan metode double stirring simultan dapat
menghasilkan HAp yang lebih homogen dan dominan, meskipun pada suhu
sintering 8000C dan 10000C masih terbentuk beberapa puncak milik -TCP.
Tabel 3 memperlihatkanACS sampel hasil perhitungan dengan persamaan
.

scherrer,

keterangan :
ACS = Atomic Crystal Size (nm)
β
= FWHM (FullWidth at Half Maximum)
= Panjang gelombang Cu = 0,15406 nm
= Sudut difraksi
Atomic Crystal Size hasil perhitungan pada sampel berkisar antara 10,5026,07 nm dan berbanding terbalik dengan nilai FWHM. Jika nilai FWHM kecil
maka ACS sampel akan besar. Secara umum ACS hasil perhitungan pada sampel
A1 sampai A4 semakin besar, hal ini menunjukkan bahwa penambahan suhu
sintering mempengaruhi ACS sampel. Secara umum semakin tinggi suhu yang
digunakan menyebabkan semakin teratur susunan atom dalam bahan tersebut,
sehingga semakin tinggi intensitas dan semakin sempit lebar setengah puncak, hal
ini menyebabkanACS semakin besar.11 Hal ini juga terjadi pada sampel B1
sampai B4, dan berpengaruh pada lamanya waktu sintesis,semakin lama waktu
sintesis, maka hasil ACS nya pun semakin kecil. ACS hasil perhitungan
hidroksiapatit yang disintesis menggunakan metode presipitasi yang dilakukan
balgies berkisar 400-1200 nm,13 hal ini menunjukkan bahwa metode double
stirring simultan sudah cukup efektif untuk mendapatkan hasil yang berukuran
dibawah 100 nm.
Struktur unit kristal HAp berbentuk heksagonal dengan parameter kisi a=b=
9,418 Å dan c = 6,881 Å. Dengan pola difraksi, parameter kisi dapat dihitung
dengan menggunakan metode Cohen (lampiran) yang hasilnya dapat dilihat pada
Tabel 4 (halaman 13). Berdasarkan hasil perhitungan, pada Tabel 4 menunjukkan
tingginya persentase ketepatan parameter kisi yakni diatas 90 % yang dihasilkan
hampir di setiap sampel. Tingginya ketepatan parameter kisi yang dihasilkan
dalam setiap sampel menunjukkan bahwa fase yang terkandung dalam sampel
pada umumnya adalah HAp.
Tabel 3 ACS hasil perhitungan
Sampel
A1
A2
A3
A4
B1
B2
B3
B4

2θ derajat)
52,74
46,93
53,45
47,01
32,31
45,54
46,93
34,42

Cos θ (rad)
0,89595
0,91729
0,89318
0,91700
0,96051
0,92207
0,91729
0,95523

FWHM (rad)
0,008
0,008
0,007
0,006
0,015
0,009
0,006
0,007

D (nm)
22,74
20,79
24,12
26,65
10,50
17,92
26,07
24,31

13

Tabel 4 Parameter Kisi Sampel
Kode
Sampel
A1
A2
A3
A4
B1
B2
B3
B4

a(Å)
9,57
9,58
9,47
9,47
9,42
9,52
9,51
9,68

Parameter Kisi
Ketepatan (%) c (Å)
98,90
6,96
98,28
7,02
99,45
6,90
99,45
6,91
99,98
6,88
98,92
6,95
99,02
6,95
97,22
7,06

Ketepatan
98,90
98,02
99,77
99,62
99,94
99,04
99,04
97,44

Analisis Morfologi
Sampel selain dicirikan menggunakan XRD untuk identifikasi fase, ukuran
kristal dan parameter kisi, sampel juga dicirikan dengan SEM untuk mengetahui
morfologi dari hidroksiapatit. Sampel yang digunakan untuk karakterisasi
menggunakan SEM adalah sampel B4 yang diberi perlakuan sintesis selama 2 jam
pada suhu 10000 C. Hasil observasi sampel B4 dengan SEM dapat dilihat pada
Gambar 12.
Berdasarkan Gambar 12a dengan perbesaran 3000x terlihat morfologi
beberapa senyawa apatit yang saling bergabung membentuk partikel yang halus
dan tidak seragam, seiring dengan pertambahan perbesaran, morfologi partikel
sampel terlihat agak jelas. Pada Gambar 5c tampak jelas gabungan dari beberapa
senyawa apatit menjadi sebuah partikel, dengan ukuran yang tidak homogen.
Penyebaran energi dengan ultrasonikator tidak sama, sehingga energi yang
dipantulkan pada molekul dalam larutan berbeda-beda sehingga molekul dalam
larutan ada yang terpecah terlebih dahulu dan ada yang lebih lama sehingga
menghasilkan ukuran partikel yang tidak homogen.14 Perlakuan sonikasi dengan
menggunakan gelombang ultrasonik pada metode double stirring simultan ini
menyebabkan terpecahnya ikatan kimia hidroksiapatit dan mengakibatkan
ukurannya menjadi lebih kecil. Namun dalam citra SEM hal ini tidak terlihat
karena gambar yang kurang tajam.

(a)

(b)

14

(c)

(d)

Gambar 12 Morfologi sampel B4 pada perbesaran (a) 3000x(b) 10000x (c)
15000x dan (d) 20000x

Analisis Ukuran Partikel
Karakterisasi menggunakan SEM masih terbatas pada penentuan diameter
partikel, sehingga diperlukan karakterisasi Particle Size Analizer (PSA). Hal ini
dilakukan untuk mengetahui ukuran dari partikel yang dihasilkan. Berdasarkan
Gambar 6 hasil analisis menunjukkan ukuran partikel sampel berkisar antara
45,47- 678,08 nm yang ditampilkan pada Tabel 5 (halaman 15).
Tabel 5 menunjukkan tingkat perbedaan ukuran partikel dari masing-masing
sampel. Distribusi ukuran partikel menggunakan PSA dapat dilihat pada Gambar
6. Perbedaan ukuran partikel tersebut kemungkinan disebabkan oleh lamanya
sonikasi dan suhu sintering. Perlakuan sonikasi dengan menggunakan gelombang
ultrasonik menyebabkan terpecahnya ikatan kimia hidroksiapatit, dan
mengakibatkan ukurannya mengecil. Selain itu perlakuan sonikasi juga
menyebabkan timbulnya kavitasi sehingga semakin lama waktu sonikasi, maka
ukuran dari partikel-partikel yang terbentuk semakin mengecil. Suhu sintering
yang tinggi meningkatkan energi kinetik atom-atom penyusun sehingga terjadi
difusi dengan partikel yang berdekatan atau bersinggungan satu sama lain dan
terjadi pengikatan partikel bersama (teraglomerasi), hal ini menyebabkan ukuran
dari partikel tersebut semakin besar.15 Hal ini juga didukung dengan data XRD
yang menunjukkan semakin tinggi suhu sintering yang digunakan maka susunan
atom yang terbentuk semakin teratur dan menyebabkan ukuran kristalnya semakin
besar. Ukuran partikel yang dihasilkan PSA berbeda jauh dengan ukuran kristal
pada pengujian XRD. Ukuran kristal ditentukan berdasarkan pelebaran puncak
difraksi sinar-x yang muncul (metode scherrer). Dalam hal ini partikel merupakan
gabungan dari kristal, karena dapat dilihat pada foto SEM, bentuk kristalnya
saling bergabung membentuk partikel

15
Tabel 5 Ukuran partikel Hidroksiapatit
Sampel
A1
B1
A4
B4

Ukuran rerata partikel (nm)
66,36
45,47
678,08
353,96

.

n
u
m
b
e
r
(u.a)

Size (nm)

Gambar 13 Distribusi ukuran partikel sampel A1

n
u
m
b
e
r
(u.a)

Size (nm)

Gambar 14 Distribusi ukuran partikel sampel A4

16

n
u
m
b
e
r
(u.a)

Size (nm)

Gambar 15 Distribusi ukuran partikel sampel B1

n
u
m
b
e
r
(u.a)

Size (nm)

Gambar 16 Distribusi ukuran partikel sampel B4

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Cangkang kerang hijau memiliki kandungan kalsium yang cukup tinggi
sehingga dapat dijadikan starting material untuk pembentukan HAp. Cangkang
kerang hijau sebelum kalsinasi mengandung CaCO3 dan setelah kalsinasi

17
cangkang kerang hijau menjadi serbuk dan mengandung Ca(OH)2 yang
merupakan starting material dalam pembuatan hidroksipatit.
Sintesis hidroksiapatit dengan metode double stirring simultan dengan
variasi waktu stirrer dan sintering, mampu menghasilkan HAp meskipun
dibeberapa sampel kemurnianya tidak 100%, hal ini ditunjukkan dengan
terbentuknya fase selain HAp, yaitu -Tricalcium Fosfat.
Hasil ukuran kristal yang terbentuk memperlihatkan peningkatan seiring
dengan meningkatnya suhu sintering. Ukuran kristal pada sampel berkisar antara
10,50 – 26,65 nm. Ukuran kristal yang didapat berbanding terbalik dengan nilai
FWHM.
Ketepatan Parameter kisi yang terbentuk hampir disemua sempel diatas 90%.
Hal ini menunjukkan bahwa fase yang terbentuk dalam sampel umumnya adalah
HAp.
Hasil morfologi sampel menggunakan SEM menunjukan senyawa apatit
yang saling berkumpul membentuk partikel, sehingga ukuran partikel yang
dihitung dengan menggunakan Particle Size Analizer lebih besar dibanding hasil
ukuran kristal dengan menggunakan XRD. Semakin tinggi suhu sintering yang
digunakan, maka ukuran partikel semakin besar, akan tetapi semakin lama waktu
stirring, maka ukuran partikel semakin kecil.

Saran
Untuk penelitian lebih lanjut dapat divariasikan waktu stirring yang lebih
lama untuk mendapatkan ukuran partikel yang homogen.

DAFTAR PUSTAKA
1.
2.

3.
4.

5.
6.

7.

Indonesia, Sains. Pabrik Mini Siap Produksi Implan Tulang, [terhubung
berkala]; 2012. http://www.sainsindonesia.co.id [12 April 2013]
Lusiana. Analisa Laju Korosi Dengan Penambahan Unsur Modifikasi
Molibdenumdan Niobium Terhadap Material BiokompatibelTI6AL Dalam
Larutan Darah Sintesis. [Tesis]. Depok: Universitas Indonesia. 2010.
Kompas. Teknologi Biomaterial Cangkang Telur Pengganti Tulang.
[terhubung berkala]; 2010. http//health.kompas.com [12 April 2013]
Cahyanto A. Biomaterial. [makalah]. Departemen Ilmu dan Teknologi
Material Kedokteran Gigi. Fakultas Kedokteran Gigi. 2009. Bandung.
Padjadjaran Univ.
Gergely, G. Nano-hydrokxyapatite preparation from biogenic raw materials.
Biomaterial, Artificial Organs and Tissue Engineering.
Cunniffe, g.. The Synthesis and Characterization of Nanophase
Hydroxyapatite Using a Novel Dispersant-Aided Precipitation Methode.
Journal of biomedical materials research. PartA. 2010; 95(4):1142-9.
Muntamah. Sintesis dan Karakterisasi Hidroksiapatit dari Limbah Cangkang
Kerang Darah (Andara Granosa, sp). [Tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
2011.

18
8.
9.

10.

11.
12.

13.
14.

15.

Hidayat, MJ. Pemanfaatan cangkang kerang hijau untuk pengembangan
produk. 2008; Vol 3.
Ince, N.H., G. Tezcanli, R.K. Belen, I.G. Apikyan. Ultrasound as a
catalyzer of aqueous reaction systems: the state of the art and environmental
applications. Applied Catalysis B: Environmental. 2001; 29, 167–176.
Kivrak, N. Syhthesis of Calcium Hydroxiapatite-Tricalcium Phosphate (HATCP) Composite Bioceramic Powders and Their Sintering Behavior. J. Am,
ceram, soc,1998; 81 (9) 2245-52.
Dahlan K, Prasetyanti F, Sari YW. Sintesis hidroksiapatit dari cangkang telur
menggunakan dry method. J Biofisika 2009; 5 (2) : 71-78.
Iskak, M. Pabrik Urea Formaldehyde Concentrate Dari Metanol Dengan
Oksidasi Menggunakan Katalis Silver. [Pra Rencana Pabrik]. Jurusan Teknik
Kimia. Fakultas Teknologi Industri. Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran”. 2010; Jawa Timur.
Balgies. Sintesis dan Karakterisasi Hidroksiapatit dari Cangkang Kerang
Ranga. [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. 2011.
Kencana, Ardila. Perlakuan Sonikasi Terhadap Kitosan : Viskositas Dan
Bobot Molekul Kitosan. [skripsi]. Bogor. Institut Pertanian Bogor. 2009.
Hermanus, Dyah. Sintesis dan Karakterisasi Nanopartikel Ekstrak Kulit Kayu
Mahoni (Swietenia macrophylla King.) Sebagai Bahan Suplemen
Antihiperkolesterolemia.[Skipsi].Bogor: Institut Pertanian Bogor. 2012.

19

Lampiran 1 Diagram Alir Penelitian

Persiapan alat dan bahan

Kalsinasi cangkang kerang hijau
Karakterisasi AAS dan XRD

Sintesis hidroksiapatit dengan (NH4)2HPO4 menggunakan
metode double stirring simultan (ultrasonik-magnetik)

Penyaringan
Sintering
Karakterisasi XRD,SEM dan PSA

Analisis

Penyusunan Laporan

Selesai

20

Lampiran 2 Alat dan Bahan

(a)

(e)

(b)

(c)

(f)

(d)

(g)

(a) Cangkang kerang hijau
(b) Sonikasi bath
(c) Stirrer
(d) Furnace
(e) Serbuk Cangkang kerang hijau
(f) Milling
(g) Sintesis HAp dengan metode double stirring simultan
(h) Penyaringan

(h)

21

Lampiran 3 Database JCPDS (a) CaCO3 (b) CaO (c) Ca(OH)2 (d)
β-TCP (e) HAp.

(a)

(b)

22

(c)

(d)

23

(e)

24

Lampiran 4Perhitungan Parameter kisi untuk sampel hidroksiapatit
Perhitungan parameter kisi dihitung dengan menggunakan metode Cohen dengan
persamaan sebagai berikut
Σ α sin2 θ

= C Σ α2

+BΣα

Σ sin2 θ

=CΣα

+ BΣ

2

+AΣ δ

Σ sin2 θ

= C Σ αδ

+BΣ δ

+ A Σ δ2

Dimana

C=

²

²

α = (h2+hk+k2)
²

B=
= l2
A =

²

D

δ = 10 sin2 2θ

+A Σ αδ

1

25

Lampiran 5 Hasil perhitunganparameter kisi
0

2θ ( )

h

k

l

α


(rad)

θ
(rad)

sin2


δ

sin θ

sin2 θ

sin 2 θ

α
sin2 θ

sin2 θ

δsin2 θ

α2

2

δ2

α

δ

αδ

21,85

2

0

0

4

0

0,38

0,19

0,14

1,38

0,19

0,04

0,37

0,14

0,00

0,05

16

0

1,91

0,00

0,00

5,54

25,95

0

0

2

0

4

0,45

0,23

0,19

1,91

0,22

0,05

0,44

0,00

0,20

0,10

0

16

3,66

0,00

7,65

0,00

29,75

2

1

0

7

0

0,52

0,26

0,25

2,46

0,26

0,07

0,50

0,46

0,00

0,16

49

0

6,05

0,00

0,00

17,22

31,90

2

1

1

7

1

0,56

0,28

0,28

2,79

0,27

0,08

0,53

0,53

0,08

0,21

49

1

7,78

7,00

2,79

19,53

32,35

1

1

2

3

4

0,56

0,28

0,29

2,86

0,28

0,08

0,53

0,23

0,31

0,22

9

16

8,18

12,00

11,44

8,58

33,05

3

0

0

9

0

0,58

0,29

0,30

2,97

0,28

0,08

0,55

0,73

0,00

0,24

81

0

8,83

0,00

0,00

26,74

34,45

2

0

2

4

4

0,60

0,30

0,32

3,20

0,30

0,09

0,57

0,35

0,35

0,28

16

16

10,22

16,00

12,79

12,79

35,70

3

0

1

9

1

0,62

0,31

0,34

3,40

0,31

0,09

0,58

0,84

0,09

0,32

81

1

11,58

9,00

3,40

30,62

39,95

3

1

0

13

0

0,70

0,35

0,41

4,12

0,34

0,12

0,64

1,52

0,00

0,48

169

0

16,97

0,00

0,00

53,56

46,85

2

2

2

12

4

0,82

0,41

0,53

5,32

0,40

0,16

0,73

1,89

0,63

0,84

144

16

28,29

48,00

21,27

63,82

48,15

3

1

2

13

4

0,84

0,42

0,55

5,54

0,41

0,17

0,74

2,16

0,66

0,92

169

16

30,74

52,00

22,18

72,08

48,60

3

2

0

19

0

0,85

0,42

0,56

5,62

0,41

0,17

0,75

3,21

0,00

0,95

361

0

31,61

0,00

0,00

106,83

49,60

2

1

3

7

9

0,87

0,43

0,58

5,80

0,42

0,18

0,76

1,23

1,58

1,02

49

81

33,58

63,00

52,16

40,57

50,60

3

2

1

19

1

0,88

0,44

0,60

5,97

0,43

0,18

0,77

3,47

0,18

1,09

361

1

35,60

19,00

5,97

113,37

51,40

4

1

0

21

0

0,90

0,45

0,61

6,10

0,43

0,19

0,78

3,95

0,00

1,15

441

0

37,25

0,00

0,00

128,17

52,20

4

0

2

16

4

0,91

0,46

0,62

6,24

0,44

0,19

0,79

3,09

0,77

1,21

256

16

38,92

64,00

24,96

99,82

53,25

0

0

4

0

16

0,93

0,46

0,64

6,42

0,45

0,20

0,80

0,00

3,21

1,29

0

256

41,16

0,00

102,65

0,00

61,80

2

1

4

7

16

1,08

0,54

0,78

7,76

0,51

0,26

0,88

1,84

4,22

2,05

49

256

60,25

112,00

124,20

54,34

63,25

5

1

0

31

0

1,10

0,55

0,80

7,97

0,52

0,27

0,89

8,52

0,00

2,19

961

0

63,51

0,00

0,00

247,06

64,20

3

2

3

19

9

1,12

0,56

0,81
9,59

8,10

0,53

0,28

0,90

5,36

2,54

2,29

361

81

65,63

171,00

72,91

95,94

7,40

2,94

39,53

14,83

17,04

3622

773

541,75

573,00

464,36

jml

15,26

7,63

6,92

395,12

126

Lanjutan
A = 0,0017
B = 0,0119
C = 0,0084
Nilai parameter kisi HAp
a = 9,418 Å
b = 9,418 Å
c= 6,884 Å
Nilai parameter kisi sampel
a = 9,680 Å
b = 9,680 Å
c= 7,060 Å
Ketepatan parameter kisi
a = 97,22 %
c = 97,44 %

27
2

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Depok pada tanggal 10
Desember 1990 dari pasangan Bapak Suhanda dan Ibu
Satimah. Penulis merupakan puteri ketiga dari empat
bersaudara. Pada tahun 2003, penulis menyelesaikan
sekolah dasar di Madrasah Ibtidaiyah Taufiqurrahman II
Depok dan dilanjutnya pada tahun 2006 di Madrasah
Tsanawiyah Negeri 4 Jakarta Selatan. Tahun 2009
menyelesaikan sekolah Madrasah Aliyah Negeri 7 Jakarta
Selatan dan pada tahun yang sama penulis lolos seleksi
masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB
(USMI). Penulis memilih Program Studi Fisika,
Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam.
Selama perkuliahan, penulis menjadi salah satu pengurus organisasi
PPAMB (Program Pembinaan Akademik dan Multi Budaya) periode 2009 –2010,
penulis juga aktif di LDK AL-Hurriyyah (Lembaga Dakwah Kampus) sebagai staf
keuangan periode 2009-2010, staf komisi I DPM FMIPA periode 2010-2011,
sekretaris Yayasan Panggilan Ilahi periode 2010-2013, Bendahara Departemen
Sosling BEM FMIPA periode 2011-2012, dan penulis juga aktif sebagai pengajar
muda di bimbingan belajar Catalis Corp tahun 2010-2013. Selain itu penulis juga
menjadi asisten praktikum fisika dasar TPB. Pada tahun 2010 penulis berhasil
menjadi finalis PIMNAS di Universitas Mahasaraswati Denpasar.