Analisis Keterkaitan Bid-Ask Spread, Volume Perdagangan, dan Return Saham (Studi Kasus : Financial Times and London Stock Exchange 100)

ANALISIS KETERKAITAN BID-ASK SPREAD, VOLUME
PERDAGANGAN, DAN RETURN SAHAM
(Studi Kasus: Financial Times and London Stock Exchange 100)

MERLYN RIZKY SITUMORANG

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Keterkaitan
Bid-Ask Spread, Volume Perdagangan, dan Return Saham adalah benar karya
saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2013
Merlyn Rizky Situmorang
NIM H14090066

ABSTRAK
MERLYN RIZKY SITUMORANG. Analisis Keterkaitan Bid-Ask Spread,
Volume Perdagangan, dan Return Saham. Dibimbing oleh NOER AZAM
ACHSANI.
Indeks FTSE 100 mengalami penurunan ketika ditutupnya ladang minyak
terbesar di Laut Utara London. Penelitian ini menggunakan model VAR yang
gunanya menguji pengaruh antar variabel perdagangan. Hasilnya akan terjadi
variasi variabel perdagangan yang disebabkan guncangan oleh variabel itu sendiri.
Penguji Kausalitas Granger untuk mengetahui ikatan antar variabel perdagangan,
dapat disimpulkan bahwa hanya variabel volume perdagangan yang berikatan
secara signifikan dengan bid-ask spread. Penghitungan risiko dengan metode
standar deviasi juga telah dilakukan dan disimpulkan bahwa kecilnya risiko yang
ditawarkan dan return saham juga akan kecil.
Kata kunci: return saham, bid-ask spread, volume perdagangan, model VAR


ABSTRACT
MERLYN RIZKY SITUMORANG. Linkage Analysis of Bid-Ask Spread, Volume
of Trade, and Stock Return. Supervised by NOER AZAM ACHSANI.
The FTSE 100 index declined when the largest oil field in the North Sea
London was closed. This study uses VAR models that use cross- examine the
effect of trade variables. Variations in variable would appeared in trade shocks
caused by the variable itself. Granger Causality used to find out bond trading
between variables. It can be concluded that the only significant variable is that
binds trading volume with the stock bid-ask spread. Risk calculation with a
standard deviation method has also been carried out and concluded that offered
little risk and stock returns will also be small.
Keywords: stock return, bid-ask spread, volume of trade, VAR models

ANALISIS KETERKAITAN BID-ASK SPREAD, VOLUME
PERDAGANGAN, DAN RETURN SAHAM
(Studi Kasus: Financial Times and London Stock Exchange 100)

MERLYN RIZKY SITUMORANG


Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi: Analisis Keterkaitan Bid-Ask Spread, Volume Perdagangan, dan
Return Saham (Studi Kasus : Financial Times and London Stock
Exchange 100)
: Merlyn Rizky Situmorang
Nama
NIM
: Hl4090066


Disetujui oleh

Prof Dr Ir Noer Azam Achsani, MS
Pembimbing

Diketahui oleh

M.Ec

Tanggal Lulus:

3 1 JUL 2013

Judul Skripsi : Analisis Keterkaitan Bid-Ask Spread, Volume Perdagangan, dan
Return Saham (Studi Kasus : Financial Times and London Stock
Exchange 100)
Nama
: Merlyn Rizky Situmorang
NIM
: H14090066


Disetujui oleh

Prof Dr Ir Noer Azam Achsani, MS
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Dedi Budiman Hakim, M.Ec
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala
berkat-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan September 2012 ini ialah saham
Financial Times and London Stock Exchange 100, dengan judul Analisis
Keterkaitan Bid-Ask Spread, Volume Perdagangan, dan Return Saham.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Noer Azam Achsani selaku

dosen pembimbing yang telah banyak memberi saran dan bimbingan dalam
penulisan karya ilmiah ini. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah,
ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Ungkapan terima
kasih juga tidak lupa disampaikan kepada teman seperjuangan Eka, Irene, Nella,
Sonya, Vina, Vini, , Reza, Maria, Memel, Manda, PutMei, kak Wawan, serta
teman-teman seperjuangan lainnya, atas segala doa dan masukannya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2013
Merlyn Rizky Situmorang

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

vi
vi
vi

vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
Kerangka Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA

1
4
4
4
4
5

6

Pasar Modal
Saham
Return Saham dan Risiko
Volume Perdagangan
Bid-Ask Spread

6
7
8
8
9

DATA DAN METODOLOGI

10

Jenis dan Sumber Data
Model Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran

10
10
14
22
22
22

DAFTAR PUSTAKA

23

LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

24

30

DAFTAR TABEL
1 Data, Sumber, Keterangan
2 Hasil Hubungan Kausalitas Granger

10
15

DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka Pemikiran
2 Langkah-Langkah Penelitian
3 Nilai Volume Perdagangan, Bid-Ask Spread, dan Return Saham pada
periode 03 Januari 2012 sampaidengan 29 April 2013
4 Impulse Response Function (IRF)
5 Variance Decomposition dari Volume Perdagangan
6 Variance Decomposition dari Return Saham
7 Variance Decomposition dari Bid-Ask Spread Saham

5

11
14
18
19
19
19

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Hasil dari Uji Stasioner Bid-Ask Spread
Hasil dari Uji Stasioner Return Saham
Hasil dari Uji Stasioner Volume Perdagangan
Hasil Estimasi Model VAR
Uji Stabilitas VAR
Hasil Variance Decomposition dari Bid-Ask Spread Saham
Hasil Variance Decomposition dari Volume Perdagangan
Hasil Variance Decomposition dari Return Saham
Hasil Uji Lag Optimum
Hasil Standar Deviasi

20
20
20
21
22
23
23
23
24
25

DAFTAR ISTILAH
Ask Price
BAS
Bearish
Bid Price
Bid-Ask Spread

: harga efek yang diterima oleh penjual efek.
: Bid-Ask Spread.
: kondisi pasar yang menunjukkan tendensi harga saham
jatuh, mengharapkan harga saham jatuh.
: harga efek yang diajukan oleh calon pembeli.
: selisih harga tertinggi yang bersedia dibayar oleh pembeli
pada waktu tertentu dari efek tertentu dengan harga
terendah yang diterima oleh penjual untuk efek yang
sama.

Blue Chip Stock

Bull

Capital Gain

Common Stock

Dealer

Dividend

FTSE
FTSE100
Intraday
Return
Risk
Securities

Stock
Volume of Trade
Volatile

: saham biasa dari perusahaan yang cukup dikenal dan
punya kemampuan untuk mendapatkan keuntungan
dalam jangka panjang. Di samping itu reputasi
manajemennya cukup baik.
: spekulan di bursa efek yang memperkirakan kenaikan
nilai kertas berharga tertentu dan karena itu membelinya
tidak dengan maksud membayar pembelian itu akan
tetapi karena mengharapkan untuk menjualnya kembali di
kemudian hari dengan harapan keuntungan yang lebih
besar sebelum tanggal penutup jual beli.
: keuntungan yang diperoleh karena perbedaan antara harga
beli dan harga jual suatu efek. Apabila perbedaan tersebut
bersifat negatif (rugi) hal ini disebut capital loss.
: saham yang dikeluarkan perusahaan dengan premi dividen
yang ditetapkan, dan pemiliknya mempunyai hak suara
dalam rapat para pemegang saham. Bila perusahaan
tersebut dihentikan maka pemilik saham ini akan
mendapatkan harta kekayaannya yang paling akhir.
: orang atau badan hukum yang berjual-beli sekuritas untuk
orang lain, dengan menutup persetujuan atas namanya
atau firmanya sendiri, atas dasar imbalan.
: bagian laba atau pendapatan perusahaan yang ditetapkan
oleh direksi (dan disahkan oleh rapat pemegang saham)
untuk dibagikan kepada pemegang saham.
: Financial Times and London Stock Exchange.
: indeks yang terdiri dari 100 perusahaan teraktif dan
tercatat dalam bursa saham London.
: data harian dalam suatu efek dengan jangka waktu
tertentu.
: hasil yang diperoleh dari penanaman modal tertentu di
dalam suatu perusahaan di dalam periode tertentu.
: kemungkinan untuk menderita kerugian didalam
penanaman modal.
: bukti hutang atau penyerahan modal. Misalnya: saham,
obligasi, hipotik, konosemen, aksep, wesel, sertifikat
deposito, dll.
: surat berharga yang merupakan tanda bukti penyertaan
modal dalam suatu perusahaan.
: jumlah barang yang dijual dan yang dibeli dalam jangka
waktu tertentu.
: kecenderungan untuk berubah secara tepat dan tajam.
Istilah ini digunakan untuk menjelaskan besarnya dan
frekuensi fluktuasi harga dari saham obligasi atau
komoditi tertentu.

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pasar modal merupakan suatu kebutuhan bagi setiap negara, pesatnya
aliran modal merupakan kesempatan guna memperoleh dana pembiayaan bagi
pembangunan ekonomi. Kebijakan perekonomian terbuka yang diberlakukan akan
membentuk suatu pasar menjadi bebas, sehingga perkembangan teknologi
menjadi lebih pesat dan investor akan lebih mudah mengakses pasar modal di
seluruh dunia. Pasar modal terdapat beberapa instrumen, dan dalam penelitian ini
diambil instrumen saham.
Penelitian Ouandlous dalam Capital Markets and Economic Development:
A Framework For Newly Liberalized Economies bertujuan untuk menunjukkan
perlunya pasar modal dalam kondisi yang efektif dan efisien dalam pembangunan
ekonomi. Penelitian ini membutuhkan dukungan dari literature ilmiah dan bukti
empiris, dikarenakan dalam pelaksanaan pasar modal sangat membutuhkan waktu
dan lebih baik bekerja sama antara otoritas pemerintah dan sektor swasta. Peran
pemerintah adalah untuk pelaksanaan pasar modal yang efisien dan propelling
pembangunan ekonomi.
Pasar saham yang merupakan salah satu instrumen dari pasar modal juga
memiliki variabel-variabel pendukung dan dalam penelitian ini diambil 3 varibel
yang merupakan variabel tersebut yaitu bid-ask spread, volume perdagangan, dan
return.
Bid-ask spread merupakan informasi yang diproksikan dalam penelitian
ini. Bid-ask spread sangat perlu bagi investor yang nilainya dihitung dari setiap
aktifitas harian. Bid adalah harga tertinggi yang bersedia dibayar oleh pembeli
pada waktu tertentu dari efek tertentu. Ask adalah harga terendah yang diterima
oleh penjual untuk efek yang sama. Spread adalah selisih harga jual dan harga beli
pada efek yang sama.
Salah satu variabel untuk mengukur perilaku para pasar modal terhadap
pengumuman informasi keuangan adalah dikaitkan waktu pengumuman informasi
keuangan dengan meningkatnya Trading Volume Activity (TVA). Hubungan
terbalik antara spread dengan jumlah aktivitas perdagangan saham terjadi karena
spread yang ada adalah kompensasi bagi investor yang mengharapkan likuiditas.
Semakin kecil jumlah perdagangan, semakin jarang seorang broker akan
memperoleh spread (membeli pada harga bid dan menjual pada harga ask). Jadi
broker akan memerlukan spread yang lebih besar untuk mendapatkan tingkat
kompensasi yang setaraf dengan sekuritas yang lebih sering diperdagangkan.
Volume perdagangan adalah jumlah lembar saham yang dijual dan yang dibeli
dalam jangka waktu tertentu.
Return saham atau tingkat pengembalian saham merupakan salah satu
variabel kunci didalam berinvestasi. Return adalah hasil yang diperoleh dari
penanaman modal tertentu di dalam suatu saham di dalam periode tertentu. Return
saham yang tinggi mengindikasikan bahwa saham tersebut aktif diperdagangkan,
maka dealer tidak akan lama menyimpan saham tersebut sebelum diperdagangkan.

2
Hal ini akan mengakibatkan menurunnya biaya kepemilikan dan pada akhirnya
menurunkan tingkat bid-ask spread saham. Semakin tinggi harga jual saham di
atas harga belinya, maka semakin tinggi pula return yang diperoleh investor.
Investor yang menginginkan return yang tinggi maka investor tersebut harus
bersedia menanggung risiko lebih tinggi, demikian pula sebaliknya.
Variabel-variabel yang akan diteliti ini telah diteliti sebelumnya dan
memiliki kesimpulan mengenai hubungan antara bid-ask spread, volume
perdagangan, dan return.
Penelitian Asghar (2011) dalam The Empirical Relationship Between
Stock Returns and Trading Volume in Pakistan selama 2000 – 2006 untuk
menguji hubungan empiris antara return saham dan volume perdagangan indeks
KSE100 (Karachi Stock Exchange 100). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
ada hubungan positif antara return saham dan volume perdagangan pada indeks
KSE100.
Penelitian Wang dan Yau (2000) dalam Trading Volume, Bid-Ask Spread,
and Price Volatility in Futures Markets untuk mengkaji hubungan antara volume
perdagangan, bid-ask spread, dan volatilitas harga pada keuangan dan pasar
logam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara
volume perdagangan dan volatilitas harga tetapi mempunyai hubungan terbalik
antara volume perdagangan dan bid-ask spread setelah dilihat dari faktor-faktor
lain. Hasil selanjutnya menunjukkan bahwa volatilitas harga dan bid-ask spread
mempunyai hubungan negatif dengan volume perdagangan.
Penelitian Hussain (2011) dalam The Intraday Behaviour of Bid-Ask
Spreads, Trading Volume and Return Volatility: Evidence from DAX30 untuk
mengkaji hubungan variabel pasar keuangan dengan teori-teori yang ada. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa volume perdagangan dan bid-ask spread
memiliki numerik kecil tapi signifikan secara statistik berpengaruh pada volatilitas
return. Hasil lainnya menunjukkan asimetri dalam efek volume pada volatilitas
bersyarat.
Penelitian Pisedtasalasai dan Gunasekarage (2007) dalam Causal and
Dynamic Relationships among Stock Returns, Return Volatility and Trading
Volume: Evidence from Emerging Markets in South-East Asia untuk menguji
hubungan kausal dan dinamis antara return, volatilitas return, dan volume
perdagangan pada 5 pasar negara berkembang di Asia Tenggara antara lain:
Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Hasil penelitian ini
menunjukkan adanya hubungan asimetri antara return dan volume perdagangan;
return merupakan hal penting dalam memprediksi dinamika saham di masa depan,
sedangkan volume perdagangan memiliki dampak yang sangat terbatas pada
dinamika return. Volume perdagangan beberapa pasar mengandung informasi
yang berguna dalam memprediksi dinamika volatilitas return di masa yang akan
datang.
Penelitian Frank dan Gracia (2009) dalam Bid-Ask Spreads, Volume, and
Volatility: Evidence from Livestock Markets untuk mengkaji faktor penentu biaya
likuiditas di pasar berjangka pertanian. Hasil penelitian ini menunjukkan volume
mempunyai hubungan negatif dengan bid-ask spread sementara volatilitas dan
volume mempunyai hubungan positif.
Penelitian Chen (2012) dalam Revisiting the Empirical Linkages between
Stock Returns and Trading Volume untuk mengkaji apakah hubungan empiris

3
antara return saham dan volume perdagangan berbeda dengan fluktuasi indek
S&P 500. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa return saham mampu
memprediksi volume perdagangan pada saat bear dan bull, akan tetapi volume
perdagangan lemah dalam memprediksi return saham.
Berdasarkan penelitian terdahulu, maka hubungan antara bid-ask spread,
volume perdagangan, dan return menjadi hal menarik untuk diteliti kembali.
Volume perdagangan memiliki peran dalam memprediksi return suatu saham dan
menjadi tolok ukur keaktifan suatu saham, return merupakan keuntungan yang
diperoleh suatu investor yang mempunyai informasi yang terkandung dalam
volume perdagangan, sedangkan bid-ask spread merupakan selisih antara
permintaan dan penawaran harga saham.
Penelitian ini mengambil studi kasus indeks FTSE100 yang sebelumnya
telah menguji menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan, namun data yang
diperolah adalah data bulanan yang menyebabkan bid-ask spread saham tidak
dapat dihitung. Sasaran penelitian pun diganti menjadi 10 perusahaan teraktif di
Indonesia dan diambil menurut indeks Kompas100, namun terjadi kendala pada
data yaitu banyaknya harga penawaran saham tinggi dan rendah sama, dan banyak
juga harga saham pada saat tutup tiap harinya sama sehingga bid-ask spread
saham dan return saham banyak yang bernilai nol.
Penelitian ini mengambil studi kasus indeks saham negara Inggris,
perkembangan pasar saham Inggris ternyata mengalami pasang dan surut, seirama
dengan perjalanan negara Inggris, mengakibatkan harga-harga saham di Inggris
mengalami pergolakan dan semakin fluktuatif. Indeks saham negara Inggris terdiri
dari 4 indeks yaitu: indeks FTSE100, indeks FTSE250, indeks FTSE350, indeks
FTSE SmallCap. Penelitian ini fokus kepada indeks FTSE100 (Financial Times
and London Stock Exchange 100).
Indeks yang digunakan dalam penelitian ini adalah FTSE100, karena
FTSE100 merupakan salah satu indeks utama dunia dan FTSE100 ini terdiri dari
100 perusahaan terbesar yang terdaftar di Bursa Saham London (London Stock
Exchange/LSE) sehingga indeks ini sering disebut perusahaan blue-chip. Bluechip adalah sebuah istilah dalam pasar modal yang mengacu pada saham dari
perusahaan besar yang memiliki pendapatan stabil dan liabilitas dalam jumlah
yang tidak terlalu banyak. Indeks ini mulai meramaikan pasar bursa sejak 3
Januari 1984 yang terlihat tradisional sebagai indikasi yang baik dari kinerja
perusahaan-perusahaan besar yang terdaftar di bursa Inggris. Proses untuk
mengkaji indeks secara langsung semua perusahaan yang terdaftar di LSE dan
memenuhi syarat untuk indeks Inggris FTSE adalah peringkat dalam urutan
ukuran atau kapitalisasi pasar (dihitung dengan mengalihkan jumlah saham yang
dikeluarkan perusahaan dan harga saham saat ini). Indeks FTSE100 ini banyak
digunakan oleh bursa dan investor dunia sebagai indikator pasar saham dan
pengetahuan untuk mengambil keputusan.
Data yang diperoleh pada indeks FTSE100 sangat fluktuatif dan beragam,
dari data tersebut dapat dikatakan indeks ini banyak diminati para investor
diseluruh dunia sehingga harga harian beragam dan selalu terjadi transaksi setiap
harinya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data intraday (data
harian/data jangka pendek). Data ini dilandasi dengan banyaknya investor pemula
yang memulai langkahnya dalam pasar modal dan mempunyai modal kecil
melalui perdagangan intraday. Banyak yang mengatakan bahwa perdagangan ini

4
sedikit sulit karena hasilnya yang dipengaruhi oleh pergerakan pasar yang dapat
memiliki jangkauan yang signifikan dibandingkan dengan rata-rata jangkauan
fluktuasi hari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode VAR
(Vector Autoregression) untuk menjawab hubungan timbal balik antar variabelvariabel ekonomi khususnya pada pasar saham dan Standar Deviasi untuk
mengukur seberapa besar risiko yang terdapat dalam indeks saham tersebut.
Penelitian ini juga menguji kaitan antar variabel dengan menggunakan metode Uji
Kausalitas Granger.
Perumusan Masalah
Pokok masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana keterkaitan antar variabel perdagangan yang terdiri dari
volume perdagangan, tingkat pengembalian (return) saham, dan bid-ask
spread saham pada indeks FTSE 100?
2. Bagaimana pengaruh antar variabel perdagangan pada indeks FTSE 100
pada periode tersebut?
3. Seberapa besar risiko yang diperoleh dari return saham pada indeks FTSE
100?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini meliputi:
1. Menganalisis keterkaitan antar variabel volume perdagangan, return
saham, dan bid-ask spread saham pada indek FTSE 100.
2. Menganalisis pengaruh antar variabel volume perdagangan, return saham,
dan bid-ask spread saham pada indeks FTSE 100.
3. Menghitung besarnya risiko yang diperoleh dari return saham pada indeks
FTSE 100.
Manfaat Penelitian

a.
b.
c.
d.

Pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :
Membantu para investor dalam pengambilan keputusan di masa yang akan
datang;
Menambah pengetahuan mengenai saham FTSE 100 dan kaitan antar
variabel perdagangan saham;
Membantu para investor untuk menghitung risiko indeks saham yang
ditawarkan pada pasar modal;
Hasil yang diperoleh diharapkan dapat mendorong timbulnya ide
penelitian baru yang berkaitan dengan bidang pasar modal.
Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini mempunyai batasan objek yaitu indeks saham FTSE 100
yang tercatat dalam London Stock Exchange. Penelitian ini menganalisis
keterkaitan dan pengaruh variabel perdagangan pada indeks FTSE 100 yang
terdiri dari bid-ask spread saham, volume perdagangan, dan return saham.

5
Periode data yang dianalisis dalam penelitian ini merupakan data time
series yaitu data harian yang terdiri dari 5 hari dalam seminggu dan meliputi
jangka waktu yang terhitung dari 03 Januari 2012 sampai dengan 29 April 2013.
Data tersebut diperoleh dari finance.yahoo.com digunakan untuk menguji
hubungan antar variabel pada pasar modal, ikatan antar variabel, dan menghitung
besar risiko yang terdapat dalam indeks saham. Pendekatan kajian dalam
penelitian ini menggunakan pengujian secara statistik dengan menggunakan
software EVIEWS 6.1 dan Microsoft Excel 2007. Metode yang digunakan adalah
VAR untuk menguji hubungan antar variabel perdagangan, uji kausalitas untuk
menguji keterkaitan antar variabel perdagangan, standar deviasi untuk mengukur
risiko yang terdapat pada indeks saham FTSE 100.

Kerangka Pemikiran
Penelitian ini dirangkai sesederhana mungkin dan digambarkan menjadi
seperti dibawah:
return
saham

pasar
modal

SAHAM
volume
perdagangan

bid-ask
spread

Gambar 1 Kerangka Pemikiran
Penelitian ini menjelaskan mengenai pentingnya pasar modal yang
memiliki instrumen yaitu saham yang terdiri dari 3 varibel pendukung antara lain:
volume perdagangan, bid-ask spread, return saham. Setiap variabel memiliki
hubungan satu sama lain, dalam penelitian ini akan menguji apakah hubungan
antar variabel tersebut positif atau negatif.

6

TINJAUAN PUSTAKA
Pasar Modal
Pasar modal pada dasarnya sama dengan pasar-pasar lainnya, hanya saja
yang membedakannya ada mengenai komoditi yang diperdagangkan. Pasar modal
dapat dikatakan pasar abstrak, dimana yang diperjualbelikan adalah dana-dana
jangka panjang, yaitu dana yang keterkaitannya dalam investasi lebih dari satu
tahun. Pasar modal memiliki peran penting dalam kegiatan ekonomi. Negara yang
menganut sistem ekonomi pasar, pasar modal telah menjadi salah satu sumber
dana kemajuan ekonomi. Pasar modal dapat digolongkan sebagai sumber
pembiayaan modern (Widoatmodjo, 2009).
Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, pengertian pasar
modal dijelaskan lebih spesifik sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan
Penawaran Umum dan Perdagangan Efek, perusahaan publik yang berkaitan
dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek. Pasar modal memberikan peran besar bagi perekonomian suatu
negara karena pasar modal memberikan dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan
fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan berfungsi ekonomi karena pada pasar
modal disediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan,
yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan
dana (issuer). Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar
modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return)
bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik yang dipilih. Jadi, diharapkan
dengan adanya pasar modal, aktivitas perekonomian akan meningkatkan
pendapatan perusahaan yang pada akhirnya memberikan kemakmuran bagi
masyarakat (Manan, 2009).
Menurut Anoraga dan Pakarti, serta Ahmad dalam Manan (2009) ada
beberapa manfaat pasar modal untuk berinvestasi, antara lain:
a. Manfaat bagi Investor
Manfaat yang diperoleh bagi investor dalam berinvestasi di pasar modal
adalah : nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi dilihat
dengan peningkatan tersebut tercermin pada meningkatnya harga yang menjadi
kapital baru, investor yang merupakan pemegang saham memperoleh dividen dan
mempunyai hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham, dapat dengan
mudah mengambil instrumen investasi misalnya dari saham A ke saham B
sehingga dapat meningkatkan keuntungan atau mengurangi risiko investasi, dapat
sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen untuk mengurangi risiko.
b. Manfaat bagi Pemerintah
Pasar modal yang berkembang mempermudah perusahaan-perusahaan
menjual saham di bursa efek, hal ini akan sejalan dengan tujuan pemerataan hasil
pembangunan, membuka kesempatan kerja, dan tidak kalah pentingnya adalah
mengurangi ketegangan sosial dikalangan masyarakat. Dilain pihak, dengan
dimilikinya saham-saham oleh pemodal perorangan, memberikan kesempatan
kepada masyarakat luas memiliki saham yang selama ini dimiliki oleh keluarga
tertentu maupun pengusaha kaya saja. Keadaan ini dapat mengurangi ketegangan

7
sosial dalam masyarakat. Manfaat lain dari perkembangan pasar modal ini adalah
pendayagunaan secara optimal dana yang dimiliki oleh masyarakat untuk
dimanfaatkan dalam mendorong pembangunan. Keterbatasan pembiayaan
pembangunan dari sektor pemerintah diharapkan dapat diperoleh dari masyarakat
atau swasta sendiri.
c. Manfaat bagi Perusahaan dan Dunia Usaha
Pasar modal membantu perusahaan dapat memperoleh dana pinjaman
maupun dana equity, perusahaan dapat mengutamakan dana pinjaman dengan
menjual obligasi atau sekuritas kredit.
Manfaat pasar modal dalam dunia usaha sangat banyak, diantaranya:
1. Menyediakan sumber pendanaan atau pembiayaan (jangka panjang) bagi
dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal.
2. Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya
diversifikasi.
3. Menyediakan indikator utama (leading indicator) bagi tren ekonomi negara.
4. Memungkinkan penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan
masyarakat menengah.
5. Menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik.
6. Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dengan prospek
yang baik.
7. Alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan risiko yang
bisa diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan diversifikasi investasi.
8. Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha dan memberikan akses kontrol
sosial.
9. Mendorong pengolaan perusahaan dengan iklim terbuka, pemanfaatan
manajemen profesional, dan penciptaan iklim berusaha yang sehat.
Banyaknya manfaat yang terdapat dalam pasar modal menyebabkan pasar
modal menjadi tolok ukur kemoderan suatu negara, artinya suatu negara berhak
menyandang predikat modern jika pasar modalnya maju. Kelebihan pasar modal
lainnya adalah kemampuannya menyediakan modal dalam jangka panjang dan
tanpa batas. Hal inilah yang menarik para peneliti untuk meneliti pasar modal
yang pasar saham merupakan salah satu instrumen menarik.
Saham
Menurut kamus istilah ekonomi dan pasar modal, saham adalah surat
berharga yang merupakan tanda bukti penyertaan modal dalam suatu perusahaan.
Jenis saham yang diteliti adalah common stock, yaitu jenis saham yang
mengandung ketentuan seperangkat hak atas kemajuan perusahaan dan
pengawasan dimiliki pula oleh pemegang saham tersebut.
Menurut Mishkin (2009), common stock merupakan saham kepemilikan
disebuah perusahaan dan memiliki keamanan atas pendapatan dan asset
perusahaan. Menerbitkan saham dan menjualnya kepada publik adalah cara bagi
perusahaan untuk mengumpulkan dana untuk membiayai kegiatan perusahaannya.
Pasar modal yang menjadi salah satu sumber pendapatan perusahaan yang
diperdagangkan adalah pasar yang paling banyak diikuti keuangan dihampir setiap
negara. Pasar ini menarik perhatian setiap orang dengan satu fakta sederhana

8
bahwa pasar modal adalah tempat dimana orang bisa kaya atau miskin dengan
cepat.
Return Saham dan Risiko
Return adalah keuntungan yang diperoleh dari penanaman modal tertentu
di dalam suatu perusahaan di dalam periode tertentu. Faktor-faktor yang
mempengaruhi return dalam sebuah investasi adalah: (Fahmi, 2012)
1. Faktor internal perusahaan seperti kualitas dan reputasi manajemen, struktur
permodalan dan struktur hutang.
2. Faktor eksternal misalnya pengaruh kebijakan moneter dan fiskal dan
perkembangan sektor industri.
3. Faktor ekonomi yang meliputi inflasi (kenaikan harga) atau deflasi (penurunan
harga).
Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk keadaan ketidakpastian tentang
suatu keadaan yang akan terjadi nantinya (future) dengan keputusan yang diambil
berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini. Risiko adalah tingkat potensi
kerugian yang timbul karena perolehan hasil investasi yang diharapkan tidak
sesuai dengan harapan. Risiko dan return merupakan kondisi yang dialami oleh
investor dalam keputusan investasi yaitu baik kerugian ataupun keuntungan dalam
suatu periode keuangan.
Risiko dan return selalu mempunyai hubungan yang searah, semakin
tinggi risiko investasi semakin besar peluang hasil yang diperoleh. Sebaliknya,
semakin kecil risiko, semakin kecil pula peluang hasil yang akan diperolehnya.
Menurut Anoraga dan Pakarti dalam Manan (2009), dalam investasi, seseorang
investor diharapkan memahami adanya beberapa risiko, sebagai berikut:
1. Risiko finansial, yaitu risiko yang diterima oleh investor akibat dari
ketidakmampuan emiten (saham/obligasi) memenuhi kewajiban pembayaran
deviden (bunga) serta pokok investasi.
2. Risiko pasar, yaitu akibat menurunnya harga pasar substansial baik
keseluruhan saham maupun saham tertentu akibat perusahaan tingkat inflasi
ekonomi, keuangan negara, perubahan manajemen perusahaan, atau kebijakan
pemerintah dalam bidang ekonomi.
3. Risiko psikologis, yaitu risiko bagi investor yang bertindak secara emosional
dalam menghadapi perubahan harga saham berdasarkan optimisme dan
pesimisme yang dapat mengakibatkan kenaikan dan penurunan harga saham.
Volume Perdagangan
Volume perdagangan yang merupakan jumlah lembar saham yang
diperdagangkan dapat mencerminkan keaktifan saham tersebut dan digemari para
investor. Dealer akan mengubah posisi kepemilikan sahamnya pada saat
perdagangan saham semakin tinggi atau dealer tidak perlu memegang saham
dalam jumlah terlalu lama. Menurut Abdul dan Nasuhi dalam Ambarwati (2008),
volume perdagangan akan menurunkan biaya pemilikan saham sehingga

9
menurunkan spread. Semakin aktif perdagangan suatu saham atau semakin besar
volume perdagangan suatu saham, maka semakin rendah biaya pemilikan saham
tersebut yang berarti akan mempersempit bid-ask spread saham tersebut.
Bid-Ask Spread
Teori mengenai spread tidak terlepas oleh adanya aktivitas yang dilakukan
oleh anggota bursa yang dapat mempengaruhi besarnya transaksi sekuritas di
pasar modal. Berdasarkan Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 dan
Peraturan Pemerintah RI No. 45 Tahun 1995, perusahaan efek adalah pihak yang
melaksanakan kegiatan adalah penjamin emisi efek (PPE), Perantara Pedagang
Efek (PPE), dan Manajer Investasi (MI). Perdagangan sekuritas, investor yang
berkeinginan untuk membeli dan atau menjual sesuai dengan harga dan jumlah
yang diinginkan tidaklah selalu memperoleh harapan tersebut secara simultan.
Pasar tersebut akan memperoleh kompensasi karena aktifitas membeli dilakukan
pada saat harga beli (bid price) lebih rendah daripada true price dan menjual
saham pada saat harga jual (ask price) lebih tinggi daripada true price. Selisih
harga tersebut disebut bid-ask spread.
Menurut Nany dan Aris dalam Ambarwati (2008), terdapat hubungan
positif antara bid-ask spread dengan return yang merupakan cerminan dari risiko
duatu saham. Semakin tinggi bid-ask spread maka semakin tinggi risiko yang
ditawarkan, spekulan menjadi pemain dalam pasar modal dan hanya memikirkan
capital gain. Semakin rendah bid-ask spread maka semakin tidak ada risiko yang
ditawarkan, investasi ini termasuk dalam investasi jangka panjang.

10

DATA DAN METODOLOGI
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan
data intraday dari FTSE 100 dalam periode data yang terdiri dari 5 hari dalam
seminggu dan meliputi jangka waktu yang terhitung dari 03 Januari 2012 sampai
dengan 29 April 2013.
Tabel 1 Data dan Sumber Penelitian
Satuan
No.
Data
Sumber Simbol
Keterangan
Lot
1. Volume
Mewakili jumlah volume
yahoo Volume
perdagangan finance
perdagangan saham harian
GBP (Great Mewakili selisih harga tertinggi
2. Bid-ask
BAS
yahoo
Britain
dengan harga terendah
spread
finance
3. Return saham

yahoo
finance

Return

Pounds)
GBP

Mewakili tingkat pengembalian
dari harga tutup harian

Model Penelitian
Penelitian ini memilih indeks FTSE100, dikarenakan masih sedikitnya
penelitian yang mengambil indeks tersebut. Variabel yang digunakan juga adalah
variabel yang berperan penting dalam pergerakan suatu nilai saham. Variabel
yang telah ditentukan tersebut, akan diukur melalui perhitungan statistik untuk
dapat menganalisis hubungan maupun pengaruh dari ketiga variabel.
Penelitian ini menggunakan pengukuran secara deskriptif dan analitik.
Model deskriptif merupakan model penelitian dengan menyajikan permasalahan
melalui diagram maupun grafik yang lengkap dengan penjelasannya. Model
analitik dilakukan melalui uji statistik dengan menggunakan metode ekonometrika.
Pelaksanaan penelitian ini dilihat dari langkah-langkah yang akan
dilakukan:

11
ekplorasi data

identifikasi stasioneritas data

pengujian hubungan kausalitas granger

uji stabilitas VAR
pengujian lag
optimum
Impuls Response Function
(IRF)
Variance
Decomposition
hitung nilai risiko dengan
menggunakan standar deviasi
Gambar 2 Langkah-Langkah Penelitian
Eksplorasi data dengan melihat pergerakan harga saham dan volume
perdagangan saham selama periode yang telah ditentukan, setelah itu menghitung
return harga saham. Data yang diperoleh lalu diuji apakah mempunyai pengaruh
signifikan antar variabel (bid-ask spread, return saham, volume perdagangan
saham).
Data harga saham asli akan direturnkan untuk memperoleh data
pengembalian saham yang dirumuskan sebagai berikut:
Dimana Pi,t tampilan dari harga saham pada pasar saham i dengan waktu t.
Spread adalah perbedaan kurs jual dan kurs beli. Besarnya spread
tergantung pada besarnya harga yang terjadi. Bid-ask spread merupakan selisih
antara bid price dengan ask price, selain itu bid-ask spread merupakan faktor
yang mempertimbangkan investor untuk mengambil keputusan apakah menahan
atau menjual sahamnya dan mendapatkan keuntungan dari spread antara harga
jual dan harga beli. Pembeli dan penjual dihubungkan oleh seorang broker yang
menerima komisi.
Mekanisme pasar modal sangat memerlukan keberadaan bid-ask spread
yang menjadi salah satu sumber informasi dan dalam penelitian ini dirumuskan
seperti berikut:
BAS = Aski,t – Bidi,t / [(Aski,t +Bidi,t )]
Keterangan :
BAS
= Bid-Ask Spreads

12
Aski,t

= harga ask terendah yang mau diterima penjual saham i
yang terjadi pada hari t
Bidi,t
= harga bid tertinggi yang mau dibayar pembeli saham i
yang terjadi pada hari t
Volume perdagangan saham merupakan jumlah lembar saham yang
diperdagangkan secara harian. Adapun volume perdagangan saham dihitung
dengan menggunakan rumus (Foster, 1986 dalam Nurmayanti, 2009):

Menguji stasioner data menggunakan uji stasioner Dickey-Fuller.
Pengujian menggunakan tabel yang sesuai dengan salah satu model time series
maka hipotesis yang akan diuji :
H0 : δ ≥ 0, model tersebut tidak stasioner
H1 : δ < 0, model tersebut stasioner
Null hypothesis yang menyatakan tidak adanya sifat stasioner dalam model
akan ditolak, apabila nilai t-statistik yang diperoleh berkaitan dengan koefisien
regresi model ini lebih kecil dari nilai t-tabel pada tingkat signifikan tertentu.
Menguji hubungan antar variabel yang saling mempengaruhi (searah atau
simultan) menggunakan metode hubungan Kausalitas Granger. Sistematisnya
dilakukan dengan tahap: (Juanda dan Junaidi, 2012)
a. Ho : X tidak menyebabkan Y
Regresi dalam hal ini berarti bahwa semua koefisien regresi bernilai 0,
sehingga hipotesis dapat dituliskan dengan :
H0 : β1 = β2 = β3 = … = βm = 0
b. Regresi penuh dan dapatkan Sum Square of Error (SSE)
Yt = Σ αi Yt-I + Σ βi Xt-i + ρt
c. Regresi untuk mendapatkan lagi Sum Square of Error (SSE)
Yt = Σ αi Yt-I + ρt
d. Lakukan uji F berdasarkan SSE yang didapat
e. Bila H0 ditolak, berarti X mempengaruhi Y. cara yag sama juga dapat
dilakukan untuk melihat apakah Y mempunyai pengaruh terhadap X.
Model VAR (Vector Autoregressive) dibangun dengan pendekatan yang
meminimalkan teori dengan tujuan agar mampu menangkap fenomena ekonomi
dengan baik. Model VAR disebut sebagai model non-struktural atau model tidak
teoritis. VAR digunakan apabila data-data yang digunakan stasioner dan tidak
terkointegrasi.
Menurut Arsana (2005) dalam Firdaus, alat analisa yang disediakan oleh
VAR bagi deskripsi data, inferensi struktural, dan analisis kebijakan dilakukan
melalui empat macam penggunaannya, yakni Forecasting, Impulse Response
Function (IRF), Forecast Error Variance Decomposition (FEVD), dan Granger
Causality. Forecasting merupakan ekstrapolasi nilai saat ini dan masa depan
seluruh variabel dengan memanfaatkan seluruh informasi masa lalu variabel.
Impulse Response Function (IRF) melacak respons saat ini dan masa depan setiap
variabel akibat perubahan atau shock suatu variabel tertentu. Forecast Error

13
Variance Decomposition (FEVD) merupakan prediksi kontribusi presentase
varians setiap variabel terhadap perubahan suatu variabel tertentu. Granger
Causality Test bertujuan untuk mengetahui hubungan sebab-akibat antarvariabel.
Model persamaan VAR dalam bentuk yang sederhana sebagai berikut:

Risiko mempunyai dua pendekatan, yaitu pendekatan awam dan
pendekatan ilmiah. Penelitian ini menggunakan pendekatan ilmiah, dikatakan
risiko merupakan penyimpangan dari penghasilan yang diharapkan. Model standar
deviasi dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut: (Widoatmodjo, 2009)
√∑

Keterangan :
δRm = deviasi standar pasar modal
Rmt = tingkat pengembalian pasar modal
E(Rm) = tingkat pengembalian rata-rata pasar modal
n
= banyaknya periode pengamatan.
Cara lain untuk menghitung risiko adalah dengan menghitung β (beta)
indeks yang teliti. β adalah ukuran mengenai sensitivitas suatu saham terhadap
pasar. Artinya, bagaimana reaksi suatu saham terhadap pergerakan pasar. Angka β
ini mulai dari negatif sampai positif. Jika angka negatif, maka suatu saham
memiliki β negatif, berarti memiliki sifat berlawanan dengan gerakan pasar. Jika
mayoritas harga saham naik, saham yang memiliki β negatif ini justru menurun.
Sedangkan jika suatu saham memiliki β positif, maka akan mengikuti gerakan
harga pasar.

14

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dan Pembahasan
Indeks saham pada setiap negara merupakan cerminan dari kinerja saham
dan kemodernan negara tersebut. Indek FTSE100 mewakili sekitar 81% dari
kapitalisasi pasar dari seluruh London Stock Exchange. Semakin besar kegiatan
perdagangan intraday di lantai bursa, maka bid-ask spread cenderung akan naik,
return saham tersebut naik, dan volume perdagangan akan naik. Penelitian ini
akan melihat ikatan dan pengaruh antar variabel tersebut.
Pergerakan saham berdasarkan nilainya dibagi ke dalam saham-saham
bernilai besar atau disebut juga first liner/big cap. Saham-saham bernilai kecil
biasa disebut dengan second liner dan third liner. Umumnya, saham-saham big
caps seperti FTSE100 ini digerakkan pertama kali oleh para investor besar setelah
terjadi penurunan indeks yang cukup dalam atau bearish. Kejadian ini terjadi jika
bearish pada pasar saham umumnya yang pertama kali jatuh adalah saham-saham
unggul/big cap. Berbaliknya arah, saham-saham yang bernilai besar atau first
liner itu jugalah yang terlebih dulu naik. Berikut adalah grafik nilai setiap
variabel:
BAS

VOLUME
.028

9.4

.024

9.2

s
9.0
k
a 8.8
l 8.6
a 8.4

s .020
k
.016
a
l .012
a .008

8.2

.004
.000

8.0
50

100

150

200

250

50

300

Jumlah data

100

150

200

250

300

Jumlah data
RETURN

1.2

0.8

s 0.4
k
a 0.0
l -0.4
a
-0.8

-1.2
50

100

150

200

250

300

Jumlah data
Gambar 3 Nilai volume perdagangan, bid-ask spread, dan return saham FTSE100
pada periode 03 Januari 2012 sampai dengan 29 April 2013

15
Nilai setiap variabel yang tidak menentu ini disebabkan oleh dua
hal/kondisi, yaitu akibat kondisi eksternal atau luar negeri dan kondisi internal
atau dalam negeri. Nilai volume perdagangan yang fluktuatif, ada masa dimana
indeks FTSE100 mengalami penurunan yang sangat drastis yang terjadi pada
kuartal akhir tahun 2012. Penurunan ini diberitakan terjadi akibat turunnya
produksi industri pertambangan dan penggalian disebabkan oleh lading minyak
Buzzard – ladang minyak terbesar di Laut Utara ditutup untuk pemeliharaan.
Awal tahun 2013 perekonomian Inggris kembali membaik, sehingga tidak akan
terjasi resesi ketiga sejak krisis keuangan pada tahun 2008 dan tidak akan terjadi
„triple-dip resesi‟ seperti yang diasumsikan para ekonom dalam surat kabar. Nilai
bid-ask spread saham yang fluktuatif cenderung ke atas menunjukkan bahwa
semakin meningkatnya minat investor untuk memiliki saham pada indeks
FTSE100. Hal ini membuktikan bahwa FTSE100 merupakan salah satu indeks
saham terbesar di dunia dan sangat diminati para investor. Nilai return yang
fluktuatif menunjukkan return atau keuntungan yang diperoleh para investor tidak
menentu tiap harinya. Fluktuatifnya nilai return disebabkan fluktuatifnya volume
perdagangan, ada saat dimana investor tidak ingin membeli saham di FTSE100
akibat masalah domestiknya dan ketika perekonomian negara telah pulih kembali
akan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya pada pasar modal
negara tersebut.
Uji Stasioner Data
Menguji stasioneritas pada variabel bid-ask spread saham. Hasil yang
diperoleh menunjukkan nilai probability sebesar 0,0000 yang lebih kecil dari taraf
nyata 0,05 sehingga dinyatakan bahwa variabel bid-ask spread saham stasioner
pada level.
Menguji stasioneritas pada variabel return saham. Hasil yang diperoleh
menunjukkan nilai probability sebesar 0,0000 yang lebih kecil juga dari taraf
nyata yang sebesar 0,05 sehingga dinyatakan bahwa variabel return saham
stasioner pada level.
Menguji stasioneritas pada variabel volume perdagangan. Hasil yang
diperoleh menunjukkan nilai probability sebesar 0,0017 yang lebih kecil juga dari
taraf nyata yang sebesar 0,05 sehingga dinyatakan bahwa variabel volume
perdagangan stasioner pada level.
Uji Kausalitas Granger
Kausalitas Granger merupakan pengujian hubungan bolak-balik
antara dua atau lebih variabel pada data time series. Uji kausalitas
Granger yang dilakukan pada tabel berikut ini merupakan uji yang
sudah dilakukan pada level dengan menggunakan α = 5% untuk
seluruh kriteria pengujian.

16

Tabel 2 Hasil Hubungan Kausalitas Granger
Pairwise Granger Causality Tests
Date: 05/25/13 Time: 15:59
Sample: 1 334
Lags: 1
Null Hypothesis:

Obs F-Statistic

Prob.

VOLUME does not Granger Cause RETURN
RETURN does not Granger Cause VOLUME

333

0.03304
0.01947

0.8559
0.8891

BAS does not Granger Cause RETURN
RETURN does not Granger Cause BAS

333

0.69720
0.01253

0.4043
0.9109

BAS does not Granger Cause VOLUME
VOLUME does not Granger Cause BAS

333

0.00717
5.39369

0.9326
0.0208

Keterangan: signifikan pada taraf nyata 5%
Hasil uji kausalitas, dapat disimpulkan bahwa variabel yang saling
berkaitan signifikan adalah variabel volume perdagangan dengan variable bid-ask
spread dilihat dari nilai probabilitasnya yang lebih kecil dari taraf nyata 5%,
namun hanya berkaitan satu arah. Artinya, hanya volume perdagangan berkaitan
signifikan dengan bid-ask spread, sedangkan bid-ask spread tidak memiliki kaitan
yang signifikan dengan volume perdagangan. Varibel lainnya juga memiliki
kaitan yang tidak signifikan.
Uji Stabilitas VAR
Menurut Juanda dan Junaidi (2012), suatu sistem VAR dikatakan stabil
apabila pada bagian bawah output-nya muncul 2 kalimat berikut.
No root lies outside the unit circle.
VAR satisfies the stability condition.
Stabilitas VAR juga dapat dilihat dari nilai semua akar dari fungsi
polinomial atau nilai absolutnya kurang dari 1, sehingga dapat disimpulka bahwa
model VAR yang digunakan dalam penelitian ini telah stabil pada lag 2. Model
VAR ini juga dianggap stabil sehingga Impulse Response Function (IRF) dan
Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) yang dihasilkan dianggap valid.
Uji Lag Optimum
Langkah penting dalam model VAR adalah penentuan jumlah lag optimal
dengan memanfaatkan beberapa informasi yaitu dengan menggunakan Akaike
Information Criterion (AIC), Schwarz Criterion (SC), dan Hanna-Quinn
Criterion (HQ). Lag lebih mudah dilihat dengan melihat kriteria SC, bahwa nilai
SC terkecil terdapat pada lag dua yaitu sebesar -8.485099, dengan demikian dapat
disimpulkan lag optimal untuk model ini adalah lag dua. Kesimpulan tersebut
mengindikasikan bahwa kejadian saat ini dipengaruhi oleh kejadian dua periode
sebelumnya.

17

Hasil Estimasi VAR
Berdasarkan tabel 7 terlihat bahwa sistem VAR dengan lag 2 merupakan
sistem VAR yang stasioner (stabil). Proses tersebut telah dilakukan dan
persamaan VAR (2) untuk hubungan volume perdagangan, bid-ask spread, dan
return dari output tabel 6 dapat dirumuskan sebagai berikut.

Hasil estimasi model VAR dapat dilihat bahwa volume perdagangan
berpengaruh positif dengan bid-ask spread pada lag ke 2, volume perdagangan
berpengaruh positif dengan variabelnya sendiri, dan volume perdagangan
berpengaruh positif pada setiap lag terhadap variabel return. Artinya, setiap
guncangan yang terjadi pada volume perdangan, akan berpengaruh positif
terhadap pergerakan variabelnya sendiri dan return saham pada periodenya.
Hubungan negatif pada lag 1 yang diperoleh dalam penelitian ini sama
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Julieta Frank dan Philip Gracia.
Hubungan positif pada lag ke 2 yang dihasilkan dalam penelitian ini antara
volume perdagangan dengan bid-ask spread sama dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh George Wang dan Jot Yau.
Hasil estimasi model VAR pada variabel bid-ask spread dapat dijelaskan
bahwa bid-ask spread berpengaruh positif terhadap volume perdagangan dan
variabelnya. Hasil estimasi positif antara bid-ask spread dalam penelitian ini
bertentangan dengan hasil yang diperoleh dalam penelitian George Wang dan Jot
Yau.
Hasil estimasi model VAR pada return dapat dilihat bahwa return
berpengaruh positif terhadap volume perdagangan pada lag ke 1 dan juga
berpengaruh positif terhadap bid-ask spread pada setiap lagnya. Hasil estimasi
positif antara return dengan volume perdagangan, sama dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Nadia Asghar.
Impulse Response Function (IRF)
IRF adalah suatu metode yang digunakan untuk menentukan respons suatu
variabel endogen terhadap suatu shock tertentu. Hasil IRF ini menggunakan
standar Cholesky Decomposition dapat dilihat dari grafik berikut.

18
Response of BAS to BAS
.005
.004
.003
.002
.001
.000
-.001
1

2

3

4

5

6

7

Response of BAS to VOLUME
.005

.005

.004

.004

.003

.003

.002

.002

.001

.001

.000

.000

-.001

-.001
1

2

3

4

5

6

7

8

9

8

9

10

Response of BAS to RETURN

10

1

Response of VOLUME to BAS

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Response of VOLUME to VOLUME

.12

.12

.10

.10

.08

.08

.06

.06

.04

.04

.02

.02

.00

.00
1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

1

Response of VOLUME to RETURN

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Response of RETURN to BAS

.12

.4

.10

.3

.08
.2

.06
.1

.04
.0

.02

-.1

.00
1

2

3

4

5

6

7

8

9

1

10

Response of RETURN to VOLUME

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Response of RETURN to RETURN

.4

.4

.3

.3

.2

.2

.1

.1

.0

.0

-.1

-.1
1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

1

2

3

4

5

6

Gambar 4 Impulse Response Function (IRF)

7

8

9

10

19

Variabel yang mempengaruhi variabel itu sendiri, cenderung mangalami
penurunan. Hal ini dapat dilihat dari respons volume perdagangan ke volume
perdagangan, bid-ask spread saham ke bid-ask spread saham, dan return saham
ke return saham. Variabel bid-ask spread saham ke return saham, volume
perdagangan ke return saham, dan return saham ke volume perdagangan tidak
mengalami shock yang digambarkan dengan grafik yang konstan. Hal ini
disebabkan banyaknya investor yang hanya ingin mempermainkan pergerakan
saham dan tidak memikirkan return yang diterima. Pergerakan tersebut juga
hanya terjadi pada pasar saham jangka pendek. Varibel bid-ask spread saham ke
volume perdagangan dan return saham ke bid-ask spread saham cenderung
fluktuatif, sehingga dapat disimpulkan ketika terjadi shock, maka akan susah
untuk menentukan efek yang ditimbulkan karena grafik yang fluktuatif. Variabel
volume perdagangan ke bid-ask spread saham cenderung mengalami penurunan,
namun masih bernilai positif.
Variance Decomposition (VD)
Metode yang dapat dilakukan untuk melihat bagaimana perubahan suatu
variabel yang ditunjukkan oleh perubahan error variance dipengaruhi oleh
variabel-variabel lainnya adalah FEVD. FEVD merinci ragam dari peramalan
galat menjadi komponen-komponen yang dapat dihubungkan dengan setiap
variabel endogen dalam model.
s
k100.5
a 100
l
a 99.5

Variance Decomposition of VOLUME

99
98.5
98

periode

97.5

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49
VOLUME

RETURN

BAS

Gambar 5 Variance Decomposition dari volume perdagangan

20
120

s100
k
a 80
l
60
a

Variance Decomposition of RETURN

40
20
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49
VOLUME

RETURN

BAS

periode

Gambar 6 Variance Decomposition dari return saham
120

s
k100
a 80
l
a 60

Variance Decomposition of BAS

40
20
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49

periode
VOLUME

RETURN

BAS

Gambar 7 Variance Decomposition dari bid-ask spread saham
Grafik di atas menggambarkan sumber variasi suatu variabel dikarenakan
terjadinya guncangan variabel lain. Variasi variabel perdagangan dalam penelitian
ini, semua variasi variabel adalah guncangan dari variabel itu sendiri, sedangkan
akibat dari guncangan variabel lain relatif kecil. Variabel volume perdagangan
dapat dilihat dominan warna volume perdagangan lebih besar, yang dapat
disimpulkan bahwa variasi variabel volume perdagangan adalah guncangan dari
variabel volume perdagangan itu sendiri sebesar 91.4% pada periode pertama.
Variasi variabel bid-ask spread saham yang dipengaruhi guncangan variabel itu
sendiri sebesar 100%. Variasi variabel return saham yang dipengaruhi guncangan
variabel itu sendiri sebe

Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh harga, volume perdagangan, return, frekuensi perdagangan, dan volatilitas harga saham terhadap Bid Ask Spread perusahaan yang melakukan stock split periode 2004-2008

4 23 130

Analisa pengaruh risiko sistematis, likuditas, dan stock split terhadap return saham

0 10 120

Volume Perdagangan dan Return Saham dalam Hubungannya dengan Bid-Ask Spread pada Perusahaan Go Public

0 4 20

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

5 22 132

PENGARUH RETURN SAHAM, VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DANVARIAN RETURN SAHAM TERHADAP BID-ASK SPREAD SAHAM PENGARUHRETURN SAHAM, VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN VARIAN RETURN SAHAM TERHADAP BID-ASK SPREAD SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA (PERIODE 2006-2010).

0 3 11

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

0 0 14

ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT, VOLUME PERDAGANGAN, DAN RETURN SAHAM TERHADAP BID - ASK SPREAD PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI - Perbanas Institutional Repository

0 0 17

ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT, VOLUME PERDAGANGAN, DAN RETURN SAHAM TERHADAP BID - ASK SPREAD PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI - Perbanas Institutional Repository

0 0 16