Analisis pengaruh harga, volume perdagangan, return, frekuensi perdagangan, dan volatilitas harga saham terhadap Bid Ask Spread perusahaan yang melakukan stock split periode 2004-2008

SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH HARGA, VOLUME PERDAGANGAN, RETURN,
FREKUENSI PERDAGANGAN, DAN VOLATILITAS HARGA SAHAM
TERHADAP BID ASK SPREAD PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN
STOCK SPLIT
PERIODE 2004 - 2008

Oleh
Siti Chadijah
NIM: 106081002498

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M

xii

ANALISIS PENGARUH HARGA SAHAM, VOLUME PERDAGANGAN, RETURN

SAHAM, FREKUENSI PERDAGANGAN SAHAM, DAN VOLATILITAS HARGA SAHAM
TERHADAP BID ASK SPREAD PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN STOCK SPLIT

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh
SITI CHADIJAH
NIM: 106081002498

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I

Pembimbing II

Prof.Dr.Ahmad Rodoni
NIP.19690203 200112 1 003


Indoyama Nasaruddin,SE.,MAB.
NIP.19741127 200112 1 002

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/ 2010 M

xii

Hari ini Senin Tanggal 08 Bulan Maret Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian
Komprehensif atas nama Siti Chadijah NIM: 106081002498 dengan judul Skripsi “ANALISIS
PENGARUH HARGA, VOLUME PERDAGANGAN, FREKUENSI PERDAGANGAN,
RETURN SAHAM, DAN VOLATILITAS HARGA SAHAM TERHADAP BID ASK
SPREAD PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN STOCK SPLIT”. Memperhatikan
kemampuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.


Jakarta, 08 Maret 2010
Tim Penguji Ujian Komprehensif

Indo Yama Nasaruddin,. SE., MAB
Ketua

Arief Mufraini,. Lc., MSi
Sekretaris

Prof. Dr. Ahmad Rodoni
Penguji Ahli

xii

Ujian Komprehensif atas nama Siti Chadijah NIM: 106081002498 dengan judul Skripsi
“ANALISIS PENGARUH HARGA, VOLUME PERDAGANGAN, FREKUENSI
PERDAGANGAN, RETURN SAHAM, DAN VOLATILITAS HARGA SAHAM
TERHADAP BID ASK SPREAD PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN STOCK SPLIT”.
Memperhatikan kemampuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah
dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 23 Maret 2010
Tim Penguji Skripsi
Ketua

Sekretaris

Prof.Dr.Ahmad Rodoni

Indoyama Nasaruddin,SE.,MAB.

NIP.19690203 200112 1 003

NIP.19741127 200112 1 002

Penguji Ahli I

Penguji Ahli II


Hemmy Fauzan SE., MM
Prof.Dr.abdul Hamid MS

NIP. 19760822 200701 1 0014

NIP.19570617 198503 1 002

xii

SURAT PERNYATAAN
Nama Mahasiswa
NIM
Jurusan

: Siti Chadijah
: 106081002498
: Manajemen

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang merupakan hasil
penelitian, pengolahan dan analsis saya sendiri serta bukan merupakan replikasi maupun saduran

dari hasil karya atau hasil penelitian orang lain.
Apabila terbukti skripsi ini plagiat atau replikasi maka skripsi ini dianggap gugur dan harus
melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan serta gelarnya dibatalkan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari menjadi
tanggung jawab saya

Jakarta, 10 April 2010

Siti Chadijah

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

xii

I.

Identitas Pribadi
1.
2.
3.

4.
5.

II. Pendidikan
1. SD
2. SMP
3. SMA
4. SI
III. Pengalaman Organisasi
1. Ma’had Al-Awwabin
2. SLTPI Al-Awwabi
3. KOMDA FEIS
IV. Latar Belakang keluarga
1. Ayah
2. Tempat dan Tgl Lahir
3. Alamat
4.
5.
6.
7.


Telepon
Ibu
Tempat dan Tgl Lahir
Alamat

8. Telepon

Nama :
Siti Chadijah
Tempat & Tgl. Lahir
:
Jakarta, 28 Feb 1989
Alamat :
Jl. Raya Poncol Rt o6/07 Pondok
Bambu Jakarta Timur
Telepon :
0856-7674997
Anak ke dari
:

1 dari 3 bersaudara

: SDN 08 PG Jakarta Timur
: SLTPI Al-Awwabin Bedahan-Sawangan
Bogor
: MA Al-Falah Klender- Jakarta Timur
: UIN Syarif Hadayatullah Jakarta

: Koordinator Div. Ibadah (“ubudyah)
Div. Tarbiyah
: Div. Kesenian
: Sekretaris II

: H. Abd. Rachim
: Lamongan, 14 Agustus 1963
: Jl. Raya Poncol Rt o6/07 Pondok
Bambu Jakarta Timur
: 081330173560
: Hj. Musbiatin
: Lamongan, 25 Juni 1970

: Jl. Raya Poncol Rt o6/07 Pondok
Bambu Jakarta Timur
: 02192095165

xii

ABSTRACT
The objective of this research is to test the impact stock price, stock trading volume, stock
trading frequency, stock return and stock price volatility toword bid ask spread. Using sampling of
company doing stock split 2004 until 2008 period. The compilation of data is done in Jakarta Stock
Exchange (Capital Market Reference Centre/PRPM). The analysis is done with multiple linear
regresion method and Paired Sample T-Test
The result of the test by parsial show that there are three varaibles that has significant
influence toword bid ask spread. Those are stock price variable, stock trading frequency and stock
price volatility. And by simultan the variables having and effect significantly toword bid ask spread
According to the result of the test use Paired Sample T-Test show that has different
significant among bid ask spread company before and after stock split excution.
Key word: Stock Split, Bid Ask Spread, Stock Price, Stock Trading Frequency, Stock Price
Volatility, Multiple Linear Regression.


xii

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh harga saham, volume perdagangan saham,
return saham, frekuensi perdagangan saham, dan volatilitas harga saham terhadap bid ask spread.
Sampel yang digunakan adalah perusahaan yang melakukan stock split periode 2004-2008. Data
yang diperoleh bersumber dari Bursa Efek Indonesia pada PRPM (Pusat Referensi Pasar Modal).
Analisis ini menggunakan metode regresi linier berganda dan uji beda Wilcoxon Rank Test.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa secara parsial terdapat tiga variabel yang berpengaruh
signifikan terhadap bid ask spread yaitu variabel harga saham, frekuensi perdagangan saham, dan
volatilitas harga saham. Dan secara simultan menunjukkan bahwa semua variabel berpengaruh
signifikan terhadap bid ask spread.
Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan uji beda Paired Sample T-Test menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara bid ask spread perusahaan sebelum dan setelah
pelaksanaan stock split.
Kata kunci: Stock split, bid ask spread, harga saham, frekuensi perdagangan saham, voaltilitas
harga saham dan analisis regresi linier berganda.

xii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillaahirobbil ‘alamiin, puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufik,
dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam selalu terlimpahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Penulis mencoba untuk mencari bukti empiris bagaimanakah pengaruh dari harga, volume,
return, frekuensi, dan volatilitas harga saham terhadap bid ask spread. Dan bagaimana perbedaan
antara bid ask spread sebelum melakukan stock split dan sesudah melakukan stock split. Atas dasar
itulah maka disusun skripsi dengan judul: “ANALISIS PENGARUH HARGA, VOLUME
PERDAGANGAN, RETURN, FREKUENSI PERDAGANGAN, DAN VOLATILITAS
HARGA SAHAM TERHADAP BID ASK SPREAD PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN
STOCK SPLIT” dengan periode penelitian 2004-2008. Penyusunan skripsi ini diajukan guna
memenuhi syarat untuk mencapai derajat Sarjana Ekonomi jurusan Manajemen pada Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini izinkanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesarbesarnya atas segala bimbingan, pengarahan serta bantuan yang diberikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Maka penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Indo Yama Nasarudin, SE,. MAB, selaku ketua Jurusan Program Prodi Manajemen
Fakutas Ekonomi dan Bisnis Universitas islam Negeri syarif Hidayatullah Jakarta dan selaku
Dosen Pembimbing II yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, fikiran dan kesabarnnya
dalam membantu penyusunan skripsi ini. .
3. Bapak. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM, selaku Dosen Pembimbing I yang telah berkenan
meluangkan waktu, tenaga, fikiran dan kesabarannya untuk memberikan bimbingan dan arahan
dalam penyusunan skripsi ini.
4. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN, terima kasih atas ilmu dan bimbingannya,
serta seluruh staf akademik, jurusan, kasubag keuangan dan perpus terima kasih.
5. Kedua orang tuaku… yang telah sabar dalam mengasuh, membimbing, dan memberikan
motivasi baik secara materil dan spiritual kepada anak mereka yang manja ini…. Terima kasih
pula kepadaseluruh

keluargaku…. Yang telah memberikan dorongan agar penulis cepat

menyelesaikan skripsi ini.
xii

6. Sahabat-sahabatku tercinta.. Eni, K’may, Yuli, Uwi, Tria, Uni, Siska, Tina, Kiki, Aci, Rita,
Zahra, Zie, Rifan, Ijank, Suyuthi, Sofyan, Riza, Yudi, Arul, Titis, Fattah, Vicky, Jamil, Ujang,
Muslim, Warjito, Radi, Supriyadi, Intan, Isty, Nana, dll…. Yang telah mengisi hidupku selama
kuliah di UIN… Khususnya Eni, Uwi, Zahra, Yuli, Jamil, Ijank Dan Aci, Tria,,,, terima kasih
atas kesediannya mengantar aku mencari data, menemani di kozan saat siti sendiri untuk
menyusun skripsi..
Harapan besar bagi penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Sehubungan
dengan keterbatasan yang dimiliki penulis, dengan rendah hati penulis menerima saran dan kritik
yang membangun demi lebih baiknya skripsi ini.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 5 Maret 2010

Penulis

DAFTAR ISI

Surat Pernyataan ................................................................................................. i
Daftar Riwayat Hidup . ....................................................................................... ii
Abstract . ........................................................................................................... iii
Abstrak ............................................................................................................. iv
Kata Pengantar ................................................................................................... v
Daftar Isi .......................................................................................................... vii
Daftar Tabel ...................................................................................................... ix
Daftar Gambar .................................................................................................. xi
Daftar Lampiran ............................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN. ................................................................................. 1
A. Latar Belakang. ............................................................................ 1
B. Perumusan Masalah.................................................................... 10
C. Tujuan Penelitian. ...................................................................... 10
D. Manfaat Penelitian...................................................................... 11
xii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. .................................................................... 13
A. Teori. ......................................................................................... 13
B. Penelitian Terdahulu................................................................... 44
C. Kerangka Pemikiran. .................................................................. 50
D. Hipotesis. ................................................................................... 51
BAB III METODE PENELITIAN. ................................................................ 52
A. Ruang Lingkup Penelitian. ......................................................... 52
B. Metode Penetuan Sampel. .......................................................... 53
C. Metode Pengumpulan Data......................................................... 55
D. Metode Analisis. ........................................................................ 56
E. Dasar PengambilanKeputusan ................................................... 65
F. Operasional Variabel Penelitian.................................................. 67
BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................. 71
A. Perusahaan Yang Melakukan Stock Split ................................... 71
B. Analisis Deskriptif ..................................................................... 83
C. Analisis Asumsi Klasik ............................................................. 88
1. Uji Normalitas ...................................................................... 88
2. Uji Multikolinearitas ............................................................. 93
3. Uji Autokorelasi ................................................................... 94
4. Uji Heterokesdastisitas .......................................................... 95
D. Uji Koefisien Determinasi ......................................................... 96
E. Pengaruh Variabel Independen Secara Parsial ........................... 96
F. Pengaruh Variabel Independen Secara Simultan ........................ 99
G. Analisis Regresi Berganda ....................................................... 100
H. Uji Beda Bid Ask Spread Sebelum dan Setelah Pelaksanaan Stock Split

101

I. Interpretasi ............................................................................... 103
BAB V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI .......................................... 106
A. Kesimpulan ............................................................................. 106
B. Implikasi ................................................................................. 107
C. Saran ....................................................................................... 107
Daftar Pustaka ................................................................................................ 108
Lampiran ......................................................................................................... xii

xii

DAFTAR TABEL

Tabel

Keterangan

Hal

3.1

Daftar Perusahaan yang Melakukan Stock Split

xii

3.2

Daftar Emiten yang temasuk dalam sampel penelitian

xii

3.3

Perhitungan Jumlah Sampel

55

4.1

Rata-rata Bid Ask Spread Emiten Sebelum Melakukan Stock

xii

Split Pada Periode Estimasi dan Investigasi
4.2

Rata-rata Bid Ask Spread Emiten Setelah Melakukan Stock

xii

Split Pada Periode Estimasi dan Investigasi
4.3

Rata-rata Harga Saham Emiten Sebelum Melakukan Stock

xii

Split Pada Periode Estimasi dan Investigasi
4.4

Rata-rata Harga Saham Emiten Setelah Melakukan Stock

xii

Split Pada Periode Estimasi dan Investigasi
4.5

Rata-rata Volume Perdagangan Saham Emiten Sebelum

xii

Melakukan Stock Split Pada Periode Estimasi dan Investigasi
4.6

Rata-rata Volume Perdagangan Saham Emiten Setelah

xii

Melakukan Stock Split Pada Periode Estimasi dan Investigasi
4.7

Rata-rata Return Saham Emiten Sebelum Melakukan Stock

xii

Split Pada Periode Estimasi dan Investigasi
4.8

Rata-rata Return Saham Emiten Setelah Melakukan Stock

xii

Split Pada Periode Estimasi dan Investigasi
4.9

Rata-rata Frekuensi Perdagangan Saham Emiten Sebelum

xii

xii

Melakukan Stock Split Pada Periode Estimasi dan Investigasi
4.10

Rata-rata Frekuensi Perdagangan Saham Emiten Setelah

xii

Melakukan Stock Split Pada Periode Estimasi dan Investigasi
4.11

Rata-rata Volatilitas Harga Saham Emiten Sebelum

xii

Melakukan Stock Split Pada Periode Estimasi dan Investigasi
4.12

Rata-rata Volatilitas Harga Saham Emiten Setelah Melakukan

xii

Stock Split Pada Periode Estimasi dan Investigasi
4.14

Nilai Z skewness dan Z kurtosis

88

4.28

Normalitas Data Paired Sample T-Test Dengan Kolmogorov-

xii

Smirnov
4.29

Output Paired Sample T-Test

xii

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Keterangan

Hal

4.16

Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Histogram

xii

4.17

Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Histogram Setelah di Ln

91

kan
4.18

Hasil Uji Normalitas dengan P-P Plot of Regression

92

4.26

Normalitas Data Paired Sample T-Test Dengan Grafik

xii

Histogram
4.27

Normalitas data Paired Sample T-Test Dengan Grafik Setelah

xii

Transform

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Tabel
4.13

Keterangan
Hasil Uji Normalitas Data dengan Menggunakan

Lampiran
xii

skewness-Kurtosis
4.15

Hasil Uji Normalitas data Dengan Menggunakan Non Par

xii

Kolmogorov-Smirnov
4.19

Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

92

4.20

Hasil Uji untuk Multikolinearitas (Tabel Coefficients dan

94

Coefficient Correlation)
4.21

Hasil Uji untuk Outokorelasi

94

4.22

Uji Heterokesdastisitas dengan Grafik Scatter Plot

95

4.23

Uji Koefisien Determinasi

96

4.24

Hasil Uji Secara Parsial

96

4.25

Hasil Uji Secara Simultan

99

xii

BAB I
PENDAHULUAN

Harga saham suatu perusahaan di pasar akan mempengaruhi permintaan dan penawaran
saham perusahaan yang bersangkutan. Dengan kata lain, perdagangan saham di pasar modal
akan mengikuti kaidah ekonomi mengenai permintaan dan penawaran. Jika harga saham rendah
maka permintaan akan meningkat. Sebaliknya, jika harga saham tinggi maka permintaan akan
berkurang. (Muh. Yosep, 2005)
Harga saham memiliki trend yang terus meningkat (bullish), perusahaan-perusahaan
harus menghadapi salah satu masalah yaitu terlalu tingginya harga saham. Untuk itu, banyak
perusahaan yang melakukan pemecahan saham (stock split). Stock split merupakan salah satu
alat yang digunakan oleh manajer perusahaan untuk menata kembali harga sahamnya, sehingga
stock split merupakan alat yang penting dalam pasar modal. (Siera, Juwenda, 2007)
Sepanjang Bulan Januari sampai dengan Desember tahun 1996, stock split menjadi
perilaku emiten yang sangat populer karena banyaknya emiten yang berlomba-lomba
melakukan stock split. Jumlah emiten yang melakukan stock split terus membesar. Jika dalam
periode Januari – Juli 1996, jumlah emiten yang melakukan stock split paling banyak hanya
empat emiten perbulan, maka pada kurun waktu Agustus sampai dengan Desember jumlah itu
menjadi dua kali lipat. Tepatnya setiap bulan paling sedikit ada delapan emiten yang
melakukan stock split. (PT. BEI, Statistika BEI Tahun 1996).
Peristiwa ini terulang kembali pada tahun 2004, jumlah emiten yang melakukan stock
split mengalami peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dapat dilihat pada
grafik yang disajikan pada gambar 1.1.

xii

Berikut akan disajikan gambar 1.1 yang menunjukkan jumlah perusahaan-perusahaan
yang melakukan stock split dan reverse stock split selama periode tahun 2002-2008. Pada tahun
2002, pasar modal sudah cukup stabil dari berbagai peristiwa politik dan gejala sosial yang
terjadi. Karena itu, fluktuasi penggunaan kebijakan stock split pada emiten yang dimulai pada
tahun 2002 sampai dengan 2008 dapat menggambarkan seberapa populer kebijakan stock split
dimata emiten dengan liquidity hipothesis dan signaling hipothesis.

Tetapi dalam hal ini

penulis hanya membahas mengenai stock split.

12
10
8
6

stock split

4

reverse stock split

2

Sumber: Indinesia
Capital Market Dictionari 2008
0
02

03

04

05

06

07

08

Gambar 1.1
Grafik Jumlah Emiten yang Melakukan Stock Split dan Reverse Stock Split

Stock split merupakan kebijakan para emiten (perusahaan yang go public) untuk
meningkatkan jumlah saham yang beredar karena harga saham terlalu tinggi (over valued).
Dampak dari stock split adalah harga saham menjadi under valued karena peningkatan jumlah
lembar saham yang berlipat ganda. Sebenarnya para emiten berharap stock split akan diikuti
oleh reaksi positif dari pasar yakni meningkatnya kembali minat beli (bid order) para investor.
Naiknya bid order akan membuat harga saham emiten yang awalnya under valued akan
meningkat kembali beberapa hari setelah pengumuman stock split. Namun kadang-kadang
stock split juga tidak menimbulkan reaksi negatif pasar. Hal ini terjadi karena pasar (investor)
menilai kebijakan stock split suatu emiten kurang mencerminkan prospek yang positif di masa
depan. (Susanti dkk, 2005).

xii

Menurut (Purwo Adi Wibowo, 2005) teori utama yang mendominasi kajian stock split
adalah: Signaling Theory dan Trading Theory. Signaling hipotesis menyatakan bahwa terdapat
sinyal yang dapat ditangkap oleh investor dalam informasi yang dipublikasikan di pasar, dalam
hal ini stock split.
Ahmad Rifa’i dan Rudi Handoko (2005) beragumentasi bahwa pasar bereaksi positif
terhadap stock split, karena pasar berasumsi bahwa pemecahan saham merupakan sinyal akan
adanya perubahan income yang diharapkan dalam bentuk kenaikan dividen, dan reaksi positif
ini merupakan antisipasi pasar terhadap kenaikan dividen.
Pengumuman stock split dianggap sebagai sinyal positif karena manajer perusahaan
menyampaikan prospek perusahaan yang baik di masa depan kepada publik yang belum
mengetahuinya. Stock split merupakan upaya untuk menarik perhatian investor dengan
memberikan sinyal bahwa perusahaan memiliki kondisi yang bagus. Stock split memerlukan
biaya, karena itu hanya perusahaan yang mempunyai prospek bagus yang mampu
melakukannya. Jika kondisinya tidak bagus, maka perusahaan tidak akan melakukan stock split.
(Purwo Adi, 2005).
Likuidity hypothesis, yaitu dengan pemecahan saham maka harga saham akan lebih
rendah, sehingga lebih banyak investor individual terdorong untuk membeli saham dan
diharapkan likuiditas saham tersebut meningkat. (Ahmad Rifa’i dan Rudi Handodko, 2005).
Likuidity hypothesis memberikan penjelasan bahwa stock split meningkatkan likuiditas
perdagangan saham. Menurut teori ini, manajemen menilai harga saham terlalu tinggi sehingga
kurang menarik diperdagangkan. Manajemen berupaya untuk menata kembali harga saham
pada rentang harga tertentu yang lebih rendah dibandingkan sebelumnya. Dengan adanya stock
split, harga saham akan turun sehingga akan banyak investor yang mampu bertransaksi. (Purwo
Adi, 2005).
Hasil penelitian mengenai pengaruh stock split yang dilakukan oleh Wang Sutrisno
(2000) pada periode Juli 1995-Juli 1997, menghasilkan bahwa aktivitas split mempunyai

xii

pengaruh negatif yang signifikan terhadap likuiditas saham ditandai dengan semakin besarnya
persentase spread secara keseluruhan baik ditinjau secara individual maupun sebagai sebuah
portofolio. Namun spread tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap varians saham
dan abnormal return baik ditinjau secara individual maupun sebagai portofolio.
Penelitian Ade Wirman (2002) menunjukkan bahwa stock split mempunyai pengaruh
terhadap likuiditas saham di pasar modal. Namun, stock split bukan alternatif yang tepat dalam
meningkatkan likuiditas saham perusahaan. Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa sebagian
besar perusahaan yang melakukan stock split, likuiditas saham, perusahaan justru menurun jika
dibandingkan antara sebelum stock split.
Investor di pasar modal akan selalu berusaha mencari keuntungan yang sebesarbesarnya. Keuntungan investor berasal dari dividen dan capital gain. Investor di pasar modal
akan berusaha menjual pada harga yang tinggi dan membeli pada harga yang rendah. Bid ask
spread merupakan selisih antara harga beli tertinggi yang investor bersedia membeli suatu
saham dengan harga jual terendah yang investor bersedia jual.
Pelaku saham atau investor perlu memiliki sejumlah informasi yang berkaitan dengan
dinamika harga saham agar bisa mengambil keputusan tentang saham perusahaan yang layak
untuk dipilih. Pengetahuan tentang bid-ask spread sangat perlu bagi investor terutama yang
mengharapkan memperoleh capital gain, karena hal ini dipandang sebagai salah satu
komponen biaya dalam perdagangan saham. (Sri Dwi Ambarwati, 2008).
Penelitian Ewijaya dan Nur Indriantoro (1999) dalam Susanti, dkk (2005)
menyimpulkan bahwa stock split berpengaruh negatif terhadap perubahan harga saham relatif.
Harga pasar saham sesudah stock split yang diharapkan naik justru menurun. Hal ini
menunjukkan bahwa keputusan untuk melakukan stock split akan merugikan para investor.
Penelitian Susanti, M. F Arozzy dan I. R. Setyawan (2005) mengenai pengaruh harga,
volume perdagangan, dan volatilitas harga saham pada bid-ask spread perusahaan yang
melakukan stock split, dengan variabel independen harga saham, volume perdagangan saham,

xii

dan volatilitas harga saham dengan variabel dependen bid ask spread, menyimpulkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata harga saham, rata-rata trading volume, dan
volatilitas harga saham sebelum dan sesudah stock split. Dan menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara spread sebelum dan sesudah stock split. Kemudian terdapat
pengaruh yang signifikan antara harga saham dan volume perdagangan terhadap spread. Tetapi
volatilitas harga saham tidak berpengaruh signifikan terhadap spread.
Magdalena Nany (2004) melakukan penelitian tentang pengaruh harga saham, return
saham, varian return saham, earning dan volume perdagangan saham terhadap bid ask spread
sebelum dan sesudah pengumuman laporan keuangan. Data dalam penelitian ini dianalisis
dengan uji beda Paired Sample T Test jika data terdistribusi normal jika tidak normal maka
menggunakan uji Wilcoxon Signed Ranks Test dan analisis regresi berganda. Hasil penelitian
ini yaitu harga saham secara konsisten berpengaruh signifikan terhadap bid ask spread baik pra
maupun pasca pengumuman laporan keuangan dalam kondisi good news. Harga saham dan
varian return saham secara konsisten berpengaruh signifikan terhadap bid ask spread baik
sebelum maupun pasca pengumuman laporan keuangan sebelum dan sesudah stock split.
Tidak terdapat perbedaan antara bid ask spread pra dan pasca pengumuman laporan
keuangan baik dalam kondisi good news maupun kondisi bad news. Hal ini menunjukkan
bahwa biaya informasi yang dibutuhkan sebelum pengumuman laporan keuangan sama dengan
biaya informasi yang dibutuhkan setelah pengumuman laporan keuangan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Purwo Adi Wibowo (2005) mengenai
analisis perbedaan variabel keuntungan saham, aktivitas perdagangan saham, dan bid ask
spread sebelum dan sesudah stock split yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan
Security Return Variability (SRV) antara periode sebelum pengumuman stock split dengan
periode sesudah pengumuman stock split. Variabel dalam penelitian ini adalah variabilitas
keuntungan saham, aktivitas perdagangan saham, dan bid ask spread. Hasil dari penelitian ini
adalah tidak terdapat perbedaan security return variability (SRV) dan bid-ask spread antara

xii

periode sebelum pengumuman stock split dengan periode sesudah pengumuman stock split.
Dan terdapat perbedaan trading volume activity (TVA) antara periode sebelum pengumuman
stock split dengan periode sesudah pengumuman stock split.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Irwan Adi dan Okta Zuriani (2006) mengenai
Stock Split, Fraksi Perdagangan, dan Likuiditas Saham di Bursa Efek Jakarta menyatakan
bahwa stock split meningkatkan likuiditas dua dimensi kelompok saham yang mengalami
penurunan fraksi perdagangan, dan tidak mempengaruhi likuiditas kelompok saham yang tidak
mengalami penurunan fraksi perdagangan. Sebaliknya, stock split memperburuk likuiditas tiga
dimensi kelompok saham yang mengalami penurunan fraksi perdagangan, namun tidak
mempengaruhi likuiditas kelompok saham yang tidak mengalami penurunan fraksi
perdagangan.
Walaupun secara empiris terdapat pro dan kontra tentang pengaruh stock split, tetapi
secara teoritis stock split dapat mempengaruhi likuiditas saham. Teori tersebut tertuang dalam
Signaling Theory dan Liquidity Hypotheses atau Trading Range Theory menyatakan bahwa
stock split memberikan sinyal yang informatif kepada investor mengenai prospek perusahaan
dimasa yang akan datang. Liquidity Hyphoteses atau Trading Range Theory ini didukung oleh
adanya pandangan bahwa perusahaan yang melakukan stock split pada sahamnya akan
menambah daya tarik investor akibat semakin rendahnya harga saham tersebut. Kondisi ini
menyebabkan semakin bertambahnya jumlah saham yang diperdagangkan dan jumlah
pemegang saham.
Berdasarkan berbagai pandangan yang kontroversi mengenai stock split tersebut, maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Harga Saham,
Volume Perdagangan Saham, Frekuensi Perdagangan Saham, Return Saham dan Volatilitas
Harga Saham pada Bid Ask Spread Perusahaan yang Melakukan Stock Split”. Perbedaan dari
peneliti sebelumnya terletak pada variabel yang diteliti yaitu dengan menambah variabel return
saham dan tahun penelitian yang lebih terbaru yaitu tahun 2004 sampai dengan tahun 2008.

xii

Alasan penulis menggunakan periode 2004-2008 adalah:

!

"

#

$

%

'

)

&

(

*

+

,

Alasan tersebut penulis pakai karena penulis ingin mengetahui apakah banyak
perusahaan yang melakukan stock split dan bagaimana pengaruhnya terhadap bid ask spread
perusahaan yang bersangkutan.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang lainnya adalah:
-

)

'

(
(

Berdasarkan uraian di atas, maka masalah yang akan dirumuskan pada penelitian ini
adalah:

xii

1. Apakah terdapat pengaruh antara harga saham, volume perdagangan saham, frekuensi
perdagangan saham, return saham, dan volatilitas harga saham secara parsial dan simultan
terhadap bid ask spread pada perusahaan yang melakukan stock split?
2. Apakah terdapat perbedaan antara bid ask spread sebelum dan sesudah stock split?
.

/

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menganalisis pengaruh harga saham, volume perdagangan saham, frekuensi perdagangan
saham, return saham, dan volatilitas harga saham secara parsial dan simultan terhadap bid
ask spread perusahaan-perusahaan yang melakukan stock split.
2. Menganalisis perbedaan antara bid ask spread sebelum dan sesudah stock split.
+

(

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
1. Bagi penulis
Dapat memperluas informasi serta menambah wawasan penulis dalam bidang pasar
modal khususnya mengenai bid ask spread dan stock split. Selain itu penelitian ini menjadi
salah satu sarana bagi peneliti untuk dapat mengaplikasikan dan mengembangkan ilmu yang
selama ini peneliti dapat dari mengikuti perkuliahan di jurusan manajemen keuangan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bagi investor
Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi pada perusahaan
yang melakukan kebijakan stock split. Dan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
sebagai salah satu referensi dan penyedia informasi sehingga dalam melakukan perdagangan
dan transaksi di bursa dapat menjadi pertimbangan sebelum melakukan investasi di pasar
modal, khususnya terhadap suatu informasi yang beredar di bursa efek seperti informasi
stock split.

xii

3. Bagi perusahaan
Sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan kebijakan stock split dan keputusan
investasi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana keadaan
atau kondisi harga saham di pasar modal terutama di Indonesia pada sebelum atau sesudah
stock split. Sehingga perusahaan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan atau
pemikiran dalam menentukan kebijaksanaan perusahaan dalam hal kebijakan stock split.
4. Bagi penelitian selanjutnya
Sebagai bahan referensi atau bahan rujukan penelitian selanjutnya pada ilmu
pengetahuan manajemen keuangan dan pasar modal khususnya mengenai bid ask spread.
Selain itu sebagai bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya di bidang manajemen keuangan,
khususnya yang ingin mendalami dan meneliti lebih lanjut mengenai pengaruh stock split.
5. Bagi masyarakat
Penelitian ini bagi masyarakat secara umum diharapkan berguna sebagai salah satu
pengetahuan mengenai investasi pada pasar modal Indonesia, khususnya dengan
memperhatikan pengaruh dari harga, volume perdagangan, frekuensi perdagangan, return
saham, dan volatilitas harga saham terhadap bid ask spread.

xii

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
/

1.

Stock split
Definisi stock split menurut Abdul Halim (2005:97) adalah pemecahan jumlah
lembar saham menjadi jumlah lembar yang lebih banyak dengan menggunakan nilai
nominal yang lebih rendah per lembar sahamnya secara proporsional. Tujuan dilakukan
pemecahan saham adalah untuk menjaga harga agar saham tidak terlalu tinggi sehingga
sahamnya lebih memasyarakat dan lebih banyak diperdagangkan. Dengan pemecahan
saham, pemegang saham harus menukarkan sahamnya dengan saham baru yang memiliki
nilai nominal lebih rendah. Sebab jika batas waktu penukaran yang ditetapkan terlampaui,
maka saham dengan nilai nominal lama tidak bisa diperdagangkan di bursa.
Sedangkan menurut Irham & Yovi (2009: 106) stock split adalah peningkatan jumlah
saham beredar dengan mengurangi nilai nominal saham; misalkan nilai nominal satu
saham dibagi menjadi dua, sehingga terdapat dua saham yang masing-masing memiliki
nilai nominal setengah dari nilai nominal awal.
Hal-hal yang perlu diketahui oleh pemegang saham/investor sehubungan dengan
pemecahan saham Abdul Halim (2005: 97):
1. Rasio pemecahan saham yaitu perbandingan jumlah saham baru terhadap saham lama.
2. Tanggal terakhir perdagangan saham dengan nilai nominal lama di bursa.
3. Tanggal dimulainya perdagangan saham dengan nilai nominal baru di bursa.
4. Tanggal terakhir dilakukannya penyelesaian transaksi dengan nilai nominal lama.

xii

5. Tanggal dimulainya penyelesaian transaksi dengan nilai nominal baru dan distribusi
saham dengan nilai nominal baru ke dalam rekening efek perusahaan efek/bank
kustodian di KSEI.
Zidny Rahmawati (2005:37) menyatakan bahwa stock split adalah pemecahan nilai
nominal saham ke dalam nilai nominal yang lebih kecil. Dengan demikian jumlah lembar
saham akan meningkat proposional dengan penurunan nilai nominal saham.
Selain itu dalam penelitian yang dilakukan oleh Purwo Adi Wibowo (2004;4)
menyatakan bahwa stock split merupakan kebijakan perusahaan yang go publik (emiten)
yang melakukan perubahan terhadap jumlah saham yang beredar dan nilai nominal per
lembar saham sesuai dengan faktor pemecah (split factor).
Marwata (2001) definisi stock split adalah memecahkan selembar saham menjadi n
lembar saham. Pemecahan saham mengakibatkan bertambahnya jumlah lembar saham
yang beredar tanpa transaksi jual beli yang mengubah besarnya modal. Harga per lembar
saham adalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya.
Adapun menurut Brigham & Houston (2006), pemecahan saham adalah tindakan
yang diambil oleh sebuah perusahaan untuk meningkatkan jumlah lembar saham beredar,
seperti menggandakan jumlah lembar saham beredar dengan memberikan dua saham baru
kepada pemegang saham untuk setiap satu lembar saham yang sebelumnya dia miliki.
Perubahan jumlah saham yang beredar dibarengi dengan perubahan harga saham sehingga
tidak mempengaruhi jumlah modal. Tujuan utama emiten melakukan stock split adalah
untuk meningkatkan likuiditas saham sehingga distribusi saham menjadi lebih luas. Selain
itu, untuk menempatkan saham dalam trading range yang optimal. Kebijakan stock split
merupakan strategi untuk mempengaruhi transaksi saham tersebut di Bursa Efek. Harga
awal yang diperkirakan terlalu tinggi dapat memberikan image mahal bagi investor
sehingga tidak semua investor berani membeli saham tersebut. Kemampuan investor untuk
membeli saham juga menjadi berkurang. Kebijakan stock split akan menurunkan harga

xii

saham sehingga diharapkan dapat mendorong peningkatan transaksi, Robert Ang (1997)
dalam penelitian Purwo Adi Wibowo (2005).
Dampak stock split yang meningkatkan transaksi sesuai dengan hasil penelitian
Marwata (2001). Baker dan Gallagher (Sri Fatmawati dan Marwan Asri, 1999)
mengadakan tanya jawab terhadap 100 CFO (Chief Financial Officer) perusahaan yang
sahamnya terdaftar di New York Stock Exchange (NYSE). Hasil survey tersebut adalah 94
CFO mengindikasikan bahwa perusahaan melakukan stock split agar menarik investor
melakukan transaksi perdagangan sehingga dapat meningkatkan likuiditas saham. Daya
tarik bagi investor karena stock split membawa informasi mengenai kesempatan investasi
yang berupa peningkatan laba dan deviden kas. Penelitian Baker (1956) dan Lamoureux
(1987) dalam penelitian Purwo Adi Wibowo (2005) menyimpulkan bahwa jumlah
pemegang saham menjadi bertambah banyak setelah stock split. Kenaikan tersebut
disebabkan oleh penurunan harga, volatilitas (pergerakan harga saham) menjadi bertambah
besar sehingga menarik investor untuk memperbanyak jumlah yang dipegang (Indah,
2003) dalam Purwo Adi Wibowo (2005). (Copeland, Jeannet dan Mukhlasin, 2003) dalam
penelitian Purwo Adi Wibowo (2005) menyatakan bahwa kebijakan stock split
memerlukan biaya dan hanya perusahaan yang mempunyai prospek yang bagus yang dapat
menanggung biaya tersebut. Kondisi inilah yang akan menyebabkan pasar bereaksi positif.
Proses stock split dilakukan dengan cara menukarkan saham lama dengan saham baru yang
memiliki nilai nominal berbeda. Penukaran ini dapat dilakukan di Biro Administrasi Efek
yang ditunjuk emiten (Robert Ang, 1997 dalam penelitian Purwo Adi Wibowo, 2005).
Menurut Abdul Halim (2005) terdapat dua jenis stock split:

• Pemecahan naik (Split Up atau sering disebut Stock split)

xii

Pemecahan naik adalah penurunan nilai nominal perlembar saham yang mengakibatkan
bertambahnya jumlah saham yang beredar. Misalnya pemecahan saham dengan faktor
pemecahan 1:2, 1:3.
• Pemecahan turun (Split Down atau sering disebut Revers Stock Split)

Pemecahan turun adalah peningkatan nilai nominal per lembar saham dan mengurangi
jumlah saham yang beredar. Misalnya pemecahan turun dengan faktor pemecahan 2:1,
3:1
Dalam jurnal Usahawan pada penelitian Susanti (2005), New York Stock Exchange
(NYSE) juga mengatur kebijakan mengenai stock split. NYSE membedakan stock split
menjadi dua bagian yaitu:
• Pemecahan saham sebagian

Pemecahan saham sebagian adalah tambahan distribusi saham yang beredar sebesar
25% atau lebih tetapi kurang dari 100% dari jumlah saham beredar yang lama.
• Pemecahan saham penuh

Pemecahan saham penuh adalah tambahan distribusi saham yang beredar sebesar 100%
atau lebih dari jumlah saham yang beredar yang lama.
2.

Tujuan stock split
Menurut Magdalena Nany (2005), pada umumnya perusahaan melakukan stock split
untuk menambah jumlah saham yang beredar dengan menjadikan harga saham lebih murah
sehingga dapat menarik minat investor dan saham perusahaan menjadi lebih likuid
diperdagangkan di bursa saham. Tujuan umum yang diperoleh dari stock split adalah
penurunan harga saham yang selanjutnya menambah daya tarik untuk memiliki saham
tersebut sehingga membuat saham lebih likuid diperdagangkan dan mengubah investor add
lot menjadi round lot. Add lot adalah kondisi dimana investor membeli saham dibawah 500
lembar (1 lot), sedangkan round lot adalah investor yang membeli saham minimal 500
lembar (1 lot).

xii

Sedangkan menurut Agus Setyanto (2006: 208) pemecahan saham (stock split)
merupakan aksi emiten yang dilakukan dengan cara memecah nilai nominal saham
menjadi nominal yang lebih kecil sesuai dengan rasio stock split yang ditentukan. Dan
menurut Kamaruddin Ahmad (2004:196) stock split bertujuan untuk menurunkan harga
saham sehingga dapat menarik investor dan memberikan keuntungan bagi para investor
jika dividen yang dibayarkan lebih besar.
Sedangkan menurut Irham & Yovi (2009;107) menyatakan bahwa ada beberapa
tujuan suatu perusahaan melakukan stock split, yaitu:
1. Untuk menghindari harga saham yang terlalu tinggi sehingga memberatkan publik untuk
membeli/memiliki saham tersebut.
2. Mempertahankan tingkat likuiditas saham.
3. Menarik investor yang berpotensi lebih banyak guna memiliki saham tersebut.
4. Menarik minat investor kecil untuk memiliki saham tersebut karena jika terlalu mahal
maka kepemilikan dana dari investor kecil tidak akan terjangkau.
5. Menambah jumlah saham yang beredar.
6. Memperkecil risiko yang akan terjadi, terutama bagi investor yang ingin memiliki saham
tersebut dengan kondisi harga saham yang rendah maka karena sudah dipecah tersebut
artinya telah terjadi diversifikasi investasi.
7. Menerapkan diversifikasi investasi.
3.

Proses Stock Split
Dalam Herrawati, Elly, 2007 proses stock split adalah:
Corporate action (tindakan/aksi korporasi) merupakan aktivitas emiten yang
berpengaruh terhadap jumlah saham yang beredar maupun terhadap harga saham di pasar.
Corporate action merupakan berita (seperti stock split) yang umumnya menarik perhatian
pihak-pihak yang terkait di pasar modal khususnya para pemegang saham.

xii

Keputusan corporate action (dalam hal ini adalah stock split) harus disetujui dalam
suatu rapat umum, baik Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) ataupun Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) , stock split akan dilakukan jika harga saham di
pasar modal terlalu tinggi dan likuiditas perdagangannya rendah. Persetujuan pemegang
saham adalah mutlak untuk berlakunya corporate action sesuai dengan peraturan yang ada
di pasar modal.
Tujuan dari corporate action adalah untuk meningkatkan hasil perusahaan dan juga
untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Stock split bertujuan agar perdagangan
suatu saham menjadi lebih likuid, karena jika saham yang beredar menjadi lebih banyak
dan harganya menjadi lebih murah, hal ini efektif dilakukan terhadap saham-saham yang
harganya cukup tinggi.
4.

Pengaruh Stock Split
Pengaruh stock split terhadap harga saham
Pada umumnya stock split dilakukan setelah terjadi kenaikan harga saham. Menurut
pandangan perusahaan, stock split tersebut diharapkan memberikan reaksi pasar positif
terhadap stock price. Selama stock split, nilai nominal saham menjadi lebih rendah
mengikuti split faktornya. Penurunan nilai nominal diharapkan akan diikuti dengan
penurunan harga saham ketingkat perdagangan optimal. Fatmawati dan Asri (1999)
dalam Susanti (2005) berpendapat bahwa sebagian besar perusahaan melakukan stock
split dengan maksud agar harga saham berada pada optimal trading range sehingga
dapat meningkatkan likuiditas pemegang saham. Dalam penelitian tersebut juga
ditemukan bahwa sesudah stock split harga saham cenderung turun untuk kemudian
naik kembali.

Menurut Brigham & Houston, 2006 Pengaruh stock split pada harga saham:

xii

• Rata-rata harga saham sebuah perusahaan akan naik tidak

berapa lama setelah

perusahaan mengumumkan stock split.
• Jika sebuah perusahaan mengumumkan adanya pemecahan saham, harga sahamnya
cenderung akan naik. Namun jika selama beberapa bulan ke depan perusahaan tidak
mengumumkan adanya kenaikan laba, maka harga sahamnya akan kembali jatuh
ketingkat sebelumnya.
• Kenaikan harga

lebih disebabkan oleh adanya

fakta bahwa para investor

memperlakukan pemecahan saham sebagai suatu pertanda adanya laba masa depan yang
lebih tinggi daripada adanya keinginan untuk pemecahan saham. Karena yang
cenderung akan memecahkan saham adalah manajemen yang berfikiran keadaan terlihat
baik, maka pengumuman akan adanya pemecahan saham dianggap sebagai suatu tanda
bahwa laba kemungkinan besar akan naik. Jadi, kenaikan harga yang dikaitkan dengan
pemecahan saham kemungkinan merupakan akibat dari sinyal-sinyal akan adanya
prospek laba dan dividen yang menguntungkan, dan bukannya karena minat atas
pemecahan saham itu sendiri.
• Komisi pialang biasanya secara persentase dibebankan lebih tinggi pada saham-saham
yang berharga rendah. Hal ini artinya memperjualbelikan saham-saham berharga rendah
ternyata lebih mahal daripada saham-saham berharga tinggi, dan hal ini selanjutnya
memiliki arti bahwa pemecahan saham dapat mengurangi likuiditas saham sebuah
perusahaan. Bukti ini menunjukkan bahwa pemecahan saham pada kenyataannya dapat
berbahaya meskipun harga yang lebih rendah memang berarti lebih banyak investor
yang mampu membeli lot lengkap (100 lembar saham) yang menanggung biaya komisi
yang lebih rendah daripada lot ganjil (kurang dari 100 lembar saham).
Pengaruh stock split terhadap volume perdagangan
Stock split dapat mempengaruhi volume perdagangan dan jumlah pemegang
saham yang dalam hal ini adalah semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena jika

xii

harga saham yang ditawarkan tidak terlalu tinggi (rendah) maka banyak investor yang
tertarik untuk membeli saham tersebut sehingga volume perdagangannya pun akan
meningkat karena saham tersebut aktif diperdagangkan. (Susanti et. al 2005).
Pengaruh stock split terhadap frekuensi perdagangan saham
Frekuensi perdagangan saham adalah berapa kali transaksi jual beli terjadi pada
saham yang bersangkutan pada waktu tertentu. Dengan melakukan stock split maka
harga saham relatif rendah sehingga transaksi jual beli yang terjadi pada saham yang
bersangkutanpun akan meningkat. Dengan frekuensi transaksi perdagangan saham dapat
diketahui saham tersebut diminati investor atau tidak (Margaretha Harsono, 2003:179).

Pengaruh stock split terhadap return saham
Dalam penelitian Fatmawati dan Asri (1999) ditemukan bahwa sesudah stock
split harga saham cenderung turun untuk kemudian naik kembali. Sehingga saham yang
diperdagangkanpun akan semakin likuid dan diminati oleh para investor. Dengan
adanya kenaikan harga saham tersebut maka akan diikuti dengan kenaikan return
saham. Hal ini juga menjadi salah satu alasan investor tertarik dengan saham tersebut
yang melakukan stock split.
Pengaruh stock split terhadap volatilitas harga saham
Menurut Dravis dalam Susanti (2005) terjadinya peningkatan volatilitas harga
saham setelah adanya stock split dapat diakibatkan adanya price discretness dan
prosentase bid ask spread untuk saham yang bernilai rendah. Lamourex dan Poon dalam
Susanti (2005) berpendapat bahwa stock split mengakibatkan kenaikan jumlah transaksi
dan saham yang diperdagangkan dimana volatilitas harga saham kemudian meningkat.
5.

Teori Pendukung Stock Split
Dua teori utama yang mendominasi kajian stock split adalah Signalling Theory dan
Trading Range Theory.

xii

a) Trading Range Theory
Trading Range Theory memberikan penjelasan bahwa stock split meningkatkan
likuiditas perdagangan saham. Menurut teori ini, manajemen menilai harga saham
terlalu tinggi sehingga kurang menarik diperdagangkan. Manajemen berupaya untuk
menata

kembali harga saham pada rentang harga tertentu yang lebih rendah

dibandingkan sebelumnya. Hal ini diharapkan semakin banyak partisipan pasar yang
akan terlibat dalam perdagangan. Dengan adanya stock split, harga saham akan turun
sehingga akan banyak investor yang mampu bertransaksi (Ikenberry et.al, 1996 dalam
Purwo Adi Wibowo 2005).
Trading Range Theory atau Liquidity Hypotheses menyatakan bahwa manajemen
melakukan stock split didorong oleh perilaku praktisi pasar yang konsisten dengan
anggapan bahwa dengan melakukan stock split dapat menjaga harga saham tidak terlalu
mahal. Di mana selanjutnya nilai nominal saham dipecah karena ada batas harga yang
optimal untuk saham. Tujuan dari pemecahan nilai nominal saham adalah untuk
meningkatkan daya beli investor sehingga akan tetap banyak pelaku pasar modal yang
mau memperjualbelikan saham yang bersangkutan. Kondisi ini pada akhirnya akan
meningkatkan likuiditas saham.
Likuidity hypothesis, yaitu dengan pemecahan saham maka harga saham akan
lebih rendah, sehingga lebih banyak investor individual terdorong untuk membeli saham
dan diharapkan likuiditas saham tersebut meningkat. (Ahmad Rifa’i dan Rudi
Handodko, 2005).

b) Signaling Theory
Dalam penelitian Purwo Adi Wibowo (2005) Signalling Theory merupakan
penjelasan dari asimetri (ketidaksetaraan) informasi. Terjadinya asimetri informasi

xii

disebabkan karena pihak manajemen mempunyai informasi lebih banyak mengenai
prospek perusahaan dibandingkan pihak luar (investor). Asimetri informasi perlu
diminimalisir, dengan menginformasikan secara lengkap dan transparan kepada pihak
luar mengenai kinerja dan prospek perusahaan.
Ahmad Rifa’i dan Rudi Handoko (2005) beragumentasi bahwa pasar bereaksi
positif terhadap stock split, karena pasar berasumsi bahwa pemecahan saham
merupakan sinyal akan adanya perubahan income yang diharapkan dalam bentuk
kenaikan dividen, dan reaksi positif ini merupakan antisipasi pasar terhadap kenaikan
dividen.
Asimetri

informasi

akan

terjadi

jika

manajemen

tidak

secara

penuh

menyampaikan semua informasi yang diperoleh tentang semua hal yang dapat
mempengaruhi nilai perusahaan di pasar. Informasi kebijakan stock split yang
diungkapkan kepada pihak luar pada umumnya akan direspon sebagai suatu sinyal
terhadap adanya kejadian tertentu yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Hal ini
tercermin dari perubahan harga saham dan volume perdagangan saham (Purwo Adi
Wibowo, 2005).
Pada penelitian Susanti, et. al, 2005 menyatakan bahwa pengumuman stock split
juga merupakan sinyal bahwa earning dan cash dividen akan meningkat. Peningkatan
earning dan cash dividen merupakan salah satu gambaran prospek perusahaan yang
positif.
6.

Harga saham
Harga saham adalah harga pasar (market value) yaitu harga yang terbentuk di pasar
jual beli saham (Jogiyanto, 1998:69 dalam Agus Setyanto) terlalu sedikitnya informasi
yang mengalir ke bursa saham cenderung mengakibatkan harga saham ditentukan tekanan
psikologis penjual atau pembeli (tindakan irrasional).

xii

Pada saat pendapatan perusahaan mengalami peningkatan maka keyakinan investor
juga akan meningkat sehingga biasanya harga sahamnya pun meningkat. Faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi harga saham menurut Weston dan Brigham (1993) yaitu:
• Proyeksi laba
• Earning per share (laba bersih per lembar saham)
• Tingkat suku bunga
• Tingkat resiko dan pengembalian
• Kebijaksanaan pembagian dividen
Penilaian harga saham menurut (Suad Husnan, 2001:315) dapat menggunakan dua
analisis yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.

a. Analisis Fundamental
Analisis fundamental adalah aktivitas meneliti kondisi keuangan untuk
mengetahui lebih baik tentang operasi perusahaan yang mengeluarkan saham. Analisis
fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan
(J.P Sitanggang dan Ariesta 2005:4 dalam Siera Juwenda 2007: 14):
• Mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di
masa yang akan datang.
• Menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehin

Dokumen yang terkait

Pengaruh Return Saham, Volume Perdagangan dan Volatilitas Harga Saham Terhadap BID – ASK Spread Pada Perusahaan Manufaktur Yang Melakukan Stock split di Bursa Efek Indonesia

3 76 92

Analisa pengaruh risiko sistematis, likuditas, dan stock split terhadap return saham

0 10 120

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

5 22 132

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

0 0 14

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

0 0 19

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

0 0 3

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

0 0 16

PENGARUH HARGA SAHAM DAN FREKUENSI PERDAGANGAN SAHAM TERHADAP BID-ASK SPREAD (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG MELAKUKAN STOCK SPLIT DI BURSA EFEK INDONESIA SELAMA PERIODE 2009-2014

0 0 12