Pengaruh Penggunaan Wheat Bran yang Difermentasi Aspergillus niger terhadap Nilai Energi Metabolis Ransum Ayam Broiler

PENGARUH PENGGUNAAN WHEAT BRAN YANG
DIFERMENTASI Aspergillus niger TERHADAP
NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM
AYAM BROILER

SKRIPSI
ALFI SYARIFAH

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013

RINGKASAN
Alfi Syarifah. D24080277. Pengaruh Penggunaan Wheat Bran yang Difermentasi
Aspergillus niger terhadap Nilai Energi Metabolis Ransum Ayam Broiler.
Skripsi. Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas
Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama : Dr. Ir. Yuli Retnani, M.Sc.
Pembimbing Anggota : Dr. Ir. Sumiati, M.Sc.
Wheat bran merupakan hasil samping dari industri penggilingan gandum

menjadi tepung terigu yang produksinya tinggi yaitu mencapai 13% dari produksi
total atau sekitar 715.000 ton per tahun (Aptindo, 2012). Kandungan protein kasar
dan serat kasar pada wheat bran sebesar 16% dan 12% (Leeson dan Summers, 2005).
Selama ini pemanfaatan wheat bran terbatas hanya sebagai pakan ternak ruminansia
maupun kuda, untuk ternak unggas khususnya ayam broiler, wheat bran dipakai
dalam porsi kecil karena ayam broiler mempunyai keterbatasan dalam mencerna dan
memanfaatkan serat kasar. Oleh karena itu, diperlukan pengolahan tertentu sehingga
pemakaiannya dalam ransum unggas dapat ditingkatkan. Fermentasi merupakan
pengolahan biologis dengan memanfaatkan enzim yang dihasilkan oleh kapang. Jenis
kapang yang digunakan dalam proses fermentasi ini adalah Aspergillus niger.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penggunaan wheat bran
yang difermentasi Aspergillus niger (WBF) terhadap nilai energi metabolis ransum
ayam broiler. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 ekor ayam
broiler strain Arbor Arcres (CP 707) umur 35 hari dengan bobot rata-rata 1089,83 ±
80,22 g/ekor yang diambil dari 192 ekor ayam yang sebelumnya telah dipelihara
sejak DOC. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL) 6 perlakuan dan 4 ulangan, masing-masing ulangan menggunakan 1 ekor
ayam broiler. Pakan perlakuan yang diberikan adalah R0 (pakan tanpa WB atau
WBF), R1 (pakan dengan 15% WB), R2 (pakan dengan 15% WBF), R3 (pakan
dengan 20% WBF), R4 (pakan dengan 25% WBF), dan R5 (pakan dengan 30%

WBF). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA) dan
dilanjutkan uji kontras orthogonal terhadap data yang berbeda nyata (Mattjik dan
Sumertajaya, 2002). Peubah yang diamati adalah konsumsi energi (KE) (kkal/kg),
ekskresi energi (EE) (kkal/kg), energi metabolis semu (EMS) (kkal/kg), energi
metabolis murni (EMM) (kkal/kg), energi metabolis semu terkoreksi nitrogen
(EMSn) (kkal/kg), energi metabolis murni terkoreksi nitrogen (EMMn) (kkal/kg),
dan retensi nitrogen (RN) (%).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan tidak mempengaruhi nilai
rataan konsumsi dan ekskresi energi. Perlakuan sangat nyata (P