Pengaruh Lama Penyimpanan dan Kombinasi Indigofera zollingeriana dan Leucaena leucocephala terhadap Kualitas Fisik Pellet

RINGKASAN
WIDYA ARY HANDOKO. D24080218. 2013. Pengaruh Lama Penyimpanan dan
Kombinasi Indigofera zollingeriana dan Leucaena leucocephala terhadap
Kualitas Fisik Pellet. Skripsi. Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan,
Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama
Pembimbing Anggota

: Ir. Lidy Herawati, MS.
: Dr. Ir. Suryahadi, DEA

Pengembangan hijauan berkualitas saat ini sangat diperlukan dikarenakan
semakin mahalnya harga konsentrat sebagai sumber protein dan mineral. Dalam
upaya meningkatkan efisiensi pemberian pakan dan untuk mengurangi ternak
memilih-milih pakan dan membantu dalam penyimpanan pakan, maka kedua legum,
yaitu Indigofera zollingeriana dan Leucaena leucocephala dimodifikasi dengan
diolah menjadi pellet. Pakan dalam bentuk pellet merupakan salah satu bentuk
pengawetan bahan pakan dalam bentuk yang lebih terjamin tingkat pengadaan dan
kontinuitas penyediaannya untuk mempertahankan kualitas pakan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kualitas fisik pellet dan daya simpan.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan faktorial dengan

pola Rancangan Acak Lengkap (RAL). Faktor pertama yaitu R1 (30% Leucaena
leucocephala dan 0% Indigofera zollingeriana), R2 (20% Leucaena leucocephala
dan 10% Indigofera zollingeriana), R3 (10% Leucaena leucocephala dan 20%
Indigofera zollingeriana), dan R4 (0% Leucaena leucocephala dan 30% Indigofera
zollingeriana) yang diulang sebanyak 3 kali dan faktor kedua yaitu lama
penyimpanan 0, 2, 4, dan 6 minggu. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan
analisis of varian (ANOVA), hasil yang signifikan diuji lanjut dengan menggunakan
uji kontras orthogonal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi hijauan yang digunakan
sangat nyata (P 0,10 – 0,78 mm : kategori bahan halus
Kerapatan Tumpukan (Khalil, 1999a)
Kerapatan tumpukan diukur dengan cara mencurahkan sampel sebanyak 100
g ke dalam gelas ukur kemudian sampel dalam gelas ukur tersebut dilihat
ketinggiannya berdasarkan ketinggian yang tertera pada gelas ukur. Kerapatan
tumpukan dihitung dengan rumus :
Kerapatan tumpukan (kg/m3) =

Berat bahan (kg)
Volume ruang (m3)


Kerapatan Pemadatan Tumpukan (Khalil, 1999a)
Kerapatan pemadatan tumpukan ditentukan dengan cara yang sama seperti
kerapatan tumpukan tetapi volume sampel dibaca setelah dilakukan proses
pemadatan dengan cara menggoyang-goyangkan gelas ukur sampai volume tidak
berubah lagi. Kerapatan pemadatan tumpukan dihitung dengan rumus :
Kerapatan pemadatan tumpukan (kg/m3) =

Berat bahan (kg)
Volume setelah pemadatan (m3)

Pellet Durability Index (Fairfield, 2003)
Pengukuran durability dilakukan dengan cara memasukkan sampel sebanyak
500 g ke dalam alat penguji daya gesekan (pellet durability tester) selama 10 menit.
Sampel dikeluarkan dan disaring dengan menggunakan sieve nomor 8 untuk dihitung
berat pellet yang masih utuh dengan menggunakan timbangan. Pellet Durability
Index dihitung dengan menggunakan rumus :
PDI (%) =

Berat pellet sebelum dimasukkan (g)
×100%

Berat pellet setelah dikeluarkan (g)

16

HASIL DAN PEMBAHASAN
Suhu dan Kelembaban Ruang Penyimpanan
Penyimpanan adalah salah satu tindakan pengamanan yang bertujuan untuk
mempertahankan dan menjaga kualitas produk. Penyimpanan pakan dalam industri
peternakan mempunyai peranan yang sangat penting untuk kelangsungan produksi
yang menunjang ketersediaan pakan dengan kualitas baik saat diberikan kepada
ternak. Kemasan yang digunakan pada penelitian ini adalah karung plastik yang
sudah umum digunakan dalam industri besar. Pengemasan terhadap produk bertujuan
untuk melindungi produk dari pengaruh oksidasi dan mencegah terjadinya
kontaminasi dengan udara luar.
Pengamatan dilakukan dari bulan Januari sampai Februari di dalam ruang
penyimpanan berukuran 5x4x3 m3 yang bertempat di Laboratorium Ilmu dan
Teknologi Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas
Peternakan IPB. Bahan disimpan di atas pallet dengan metode tumpukan bata mati.
Tumpukan bata mati adalah penyusunan karung-karung dengan posisi lapisan
pertama sejajar dengan lapisan kedua, ketiga dan seterusnya sampai lapisan teratas.

Pallet digunakan untuk menghindari kontak langsung dengan lantai agar tidak
mempercepat proses kerusakan bahan. Rataan suhu dan kelembaban lokasi
penyimpanan dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Rataan Suhu dan Kelembaban selama Penyimpanan
  

M0-M2

M2-M4

M4-M6

Suhu (ºC)

26,38 ± 1,10

26,37 ± 1,50

27,08 ± 1,52


RH (%)

81,94 ± 5,64

79,00 ± 6,61

75,18 ± 5,67

Suhu dan kelembaban merupakan faktor yang sangat penting dalam
penyimpanan pakan terutama akan mempengaruhi sifat fisik bahan dan pertumbuhan
serangga. Selain itu, suhu dan kelembaban juga akan mempengaruhi kandungan air
suatu bahan sehingga akan memungkinkan pertumbuhan dan berkembangnya
mikroorganisme perusak. Menurut Imdad dan Nawangsih (1995), lingkungan hidup
yang ideal bagi pertumbuhan serangga yaitu pada suhu 25-30ºC dengan kelembaban
70%. Tabel 5 menunjukkan bahwa rataan suhu ruang penyimpanan masih ideal,
namun ruang penyimpanan memiliki kelembaban sangat tinggi. Kelembaban yang
17

tinggi dapat mempercepat pertumbuhan dan berkembangnya mikroorganisme
perusak. Kelembaban yang tinggi juga akan menyebabkan terjadinya penyerapan uap

air dari udara yang akan mengakibatkan bahan lembab yang berpengaruh terhadap
kenaikan kadar air. Rataan Suhu dan Kelembaban antara Pagi, Siang, Sore, dan
Malam dapat dilihat pada Tabel 6.
Perbandingan suhu dan kelembaban (RH) pada pagi, siang, sore, dan malam
hari selama penyimpanan mempunyai korelasi yang negatif, bila suhu udara tinggi
maka kelembabannya rendah dan bila suhu rendah maka kelembaban tinggi. Rataan
suhu pada pagi hari selama penyimpanan yaitu 24,85-25,37ºC. Pada siang hari rataan
suhu meningkat menjadi 27,31-28,93ºC, kemudian menurun kembali di sore hari
menjadi 26,91-27,53ºC, dan malam hari rataan menjadi 25,91-26,51ºC. Rataan
kelembaban pada pagi hari berkisar 80,87%-86,21%, menurun pada siang hari
menjadi 69,07%-80,36%, naik kembali di sore hari menjadi 73,73%-79,79% dan
malam hari rataan menjadi 77,07%-81,43%.
Tabel 6. Rataan Suhu dan Kelembaban antara Pagi, Siang, Sore dan Malam selama
Penyimpanan
  

  

Suhu (ºC)


RH (%)

Pagi (07.00)
Siang (12.00
Sore (17.00)
Malam (21.00)
Pagi (07.00)
Siang (12.00
Sore (17.00)
Malam (21.00)

M0-M2
25,29 ± 0,46
27,31 ± 1,05
26,91 ± 0,78
26,06 ± 0,74
86,21 ± 3,26
80,36 ± 6,33
79,79 ± 4,67
81,43 ± 5,88


M2-M4
24,85 ± 0,48
27,74 ± 1,37
26,99 ± 1,07
25,91 ± 1,06
84,71 ± 4,42
74,93 ± 7,65
77,00 ± 5,40
79,36 ± 4,44

M4-M6
25,37 ± 0,64
28,93 ± 0,77
27,53 ± 0,73
26,51 ± 0,89
80,87 ± 2,80
69,07 ± 4,43
73,73 ± 4,11
77,07 ± 3,21


Menurut Imdad dan Nawangsih (1995), kisaran suhu dan kelembaban nisbi
ruang penyimpanan yang baik untuk kadar air bahan yang aman adalah 25-27ºC dan
70%-75%, ini menunjukkan bahwa ruang penyimpanan selama penelitian tidak aman
digunakan untuk penyimpanan, karena memiliki kelembaban yang tinggi yaitu
sebesar 75,18%-81,94%. Fluktuasi suhu dan kelembaban lingkungan penyimpanan
secara alamiah akan menyebabkan terjadinya perpindahan uap air dari bahan
sehingga akan mendorong terjadinya kerusakan fisik pada pakan yang disimpan.

18

K
Karakteris
stik Fisik Pellet
P
Indigoofera zolling
geriana dan
n Leucaenaa leucoceph
hala
Pellett daun Inddigofera zoollingeriana

a dan Leuucaena leuccocephala yang
diihasilkan paada penelitiaan ini memiliki ukuran
n diameter 3 mm dan m
memiliki pan
njang
± 2 cm. Beerdasarkan pengamatan
p
n fisik, em
mpat pellet perlakuan yang dihassilkan
m
memiliki
bauu yang ham
mpir menyerrupai bau teeh, sedangkkan untuk w
warna pellett (R1)
deengan kanddungan kanndungan 300% Leucaeena leucoceephala (lam
mtoro) mem
miliki
w
warna
hijau yang lebihh terlihat geelap diband

dingkan perrlakuan pelllet lain. Teekstur
peellet perlakuuan berdasaarkan penggamatan fisiik memilikii tekstur yaang halus. Pellet
P
daaun Indigoffera zollinggeriana dann Leucaena
a leucocephhala hasil penelitian dapat
diilihat pada Gambar
G
3.

G
Gambar
3. P
Pellet Daunn Indigoferaa zollingeria
ana dan Leeucaena leuucocephala
d
dengan
berbagai kombinnasi taraf, R1,
R R2, R3, dan R4.
Sifat Fisiik
Pemaahaman tenttang sifat bahan
b
sertaa perubahann yang terjjadi pada pakan
p
m
dann menetapkaan mutu paakan, selain itu pengetaahuan
daapat digunaakan untuk menilai
teentang sifat fisik dapaat digunakann untuk meenentukan nilai efisiennsi suatu proses
p
peenanganan, pengolahaan dan peenyimpanan
n (Wirakarrtakusumah et al, 1992).
1

19

Beberapa sifat fisik yang diukur terdiri dari kadar air, aktivitas air, berat jenis, sudut
tumpukan, ukuran partikel, kerapatan tumpukan, kerapatan pemadatan tumpukan,
dan Pellet Durability Index.
Kadar Air
Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa lama penyimpanan sangat berbeda
nyata (P