Rusdiah Nasution : Pengaruh Modal Kerja, Luas Lahan, Dan Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Usahatani Nenas Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun, 2008.
USU Repository © 2009
Biasanya petani membayar sebesar Rp. 25.000 gerobak kerbau. Adapun biaya transport per petani dan per Ha dapat dilihat pada tabel berikut ;
Tabel 14. Biaya Transport Per Petani dan Per Ha Selama 3 Tahun di Desa Purba Tua Baru
Biaya Transport Rp.1000
Per Petani Per Ha
Jumlah 47.892,80
40.613,33 Rata – Rata
1.915,71 1.624,53
Sumber : Analisis Data Primer, lampiran 11 dan 12
Tabel 14 menunjukkan bahwa biaya rata – rata transport yang harus dikeluarkan petani sampel selama 3 tahun sebesar Rp. 1.915.710,00 per petani
dan Rp. 1.624.530,00 per Ha.
E. Biaya Penyusutan
Semua alat yang digunakan dalam usahatani nenas ini merupakan inventaris seperti cangkul, parang, dan sabit. Penilaian atas alat – alat pertanian ini
dilakukan dengan perhitungan penyusutan. Nilai biaya penyusutan peralatan dihitung dengan rumus :
Tahun Peralatan
Ekonomi Umur
Rp Pembelian
Harga Rp
Penyusutan Nilai
=
Biaya penyusutan dihitung per tahun. Adapun biaya penyusutan per petani dan per Ha selama 3 tahun dapat dilihat pada tabel berikut ini ;
Tabel 15. Biaya Penyusutan Peralatan Per Petani dan Per Ha Selama 3 Tahun di Desa Purba Tua Baru
Biaya Penyusutan Peralatan Rp.1000
Per Petani Per Ha
Jumlah 1.259,70
1.297,88 Rata - rata
50,39 51.92
Sumber : Analisis Data Primer, lampiran 4 dan 5
Rusdiah Nasution : Pengaruh Modal Kerja, Luas Lahan, Dan Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Usahatani Nenas Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun, 2008.
USU Repository © 2009
Adapun rata – rata biaya penyusutan peralatan per petani selama 3 tahun adalah sebesar Rp. 50.390,00 dan rata – rata biaya penyusutan peralatan per Ha adalah
sebesar Rp. 51.920,00.
F. Biaya Pajak Tanah
Pajak tanah merupakan biaya tetap yang harus dikeluarkan oleh petani setiap tahun. Besarnya pajak tanah per tahun di Desa Purba Tua Baru adalah
Rp. 26.000Ha. Adapun biaya pajak tanah per petani selama 3 tahun adalah sebesar Rp. 2.286.960,00 dengan rata – rata Rp. 91.490,00 Sedangkam biaya
pajak tanah per Ha adalah Rp. 1.950.000,00 dengan rata – rata Rp. 78.000,00. Untuk keseluruhan biaya yang dianggap sebagai komponen modal kerja
dapat dilihat pada Tabel 16 berikut ;
Tabel 16. Rata – Rata Komponen Modal Kerja Selama 3 Tahun di Desa Purba Tua Baru
No. Uraian
Per Petani Rp.1000 Per Ha Rp.1000
1 Biaya Bibit
19.549,50 16.670,40
2 Biaya Pupuk
347.220,00 303.200,00
3 Biaya Tenaga Kerja
208.056,75 173.444,75
4 Biaya Transport
47.892,80 40.613,33
5 Biaya Penyusutan Peralatan
1.259,70 1.297,88
6 Biaya Pajak Tanah
2.286,96 1.950,00
Total 626.265,71
537.176,36 Rata -Rata
25.050,63 21.487,05
Sumber : Analisis Data Primer, lampiran 11 dan 12
Dari Tabel 16 dapat disimpulkan bahwa modal kerja yang terbesar adalah biaya pupuk yaitu sebesar Rp. 347.220.000,00 per petani atau 55,44 dari total
modal kerja.
Produksi, Penerimaan, Pendapatan bersih, dan Pendapatan Keluarga dari Usahatani Nenas
Rusdiah Nasution : Pengaruh Modal Kerja, Luas Lahan, Dan Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Usahatani Nenas Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun, 2008.
USU Repository © 2009
Produksi adalah seluruh hasil usahatani nenas dalam bentuk buah dihitung dengan satuan buah. Jumlah buah nenas sebagai produksi dalam dua kali panen
dikalikan dengan harga jual Rp. 1.500buah maka didapatkan penerimaan petani. Penerimaan dikurangi dengan total modal kerja adalah pendapatan bersih petani.
Pendapatan Bersih ditambah dengan biaya TKDK adalah pendapatan keluarga petani. Jumlah produksi, penerimaan, pendapatan per petani dapat dilihat pada
tabel berikut ;
Tabel 17. Produksi, Penerimaan, dan Pendapatan Per Petani Selama 3 Tahun
Produksi Buah
Penerimaan Rp.1000
Pendapatan Bersih Rp.1000
Pendapatan Keluarga dari
Usahatani NenasRp.1000
Jumlah 625.563,00
938.344,50 312.053,79
387.952.54 Rata - Rata
25.022,52 37.533,78
12.482,15 15.518,10
Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 14
Produksi rata – rata buah nenas selama dua kali panen adalah 25.022,52 buah. Sedangkan rata – rata pendapatan bersih per petani adalah
Rp. 12.482.150,00 dan rata – rata pendapatan keluarga
adalahn sebesar
Rp. 15.518.100,00
Pengaruh Modal Kerja, Luas Lahan, dan Tenaga Kerja Terhadap Produksi
Modal kerja adalah salah satu faktor produksi. Modal kerja yang dimaksud adalah keseluruhan biaya-biaya dalam pengadaan bibit, pupuk, obat-obatan, upah
tenaga kerja, transport, penyusutan alat dan pajak tanah. Luas lahan adalah luas lahan yang digunakan petani sampel untuk mengusahakan tanaman nenas. Luas
lahan yang dimiliki oleh petani berbeda – beda dipengaruhi oleh beberapa faktor
Rusdiah Nasution : Pengaruh Modal Kerja, Luas Lahan, Dan Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Usahatani Nenas Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun, 2008.
USU Repository © 2009
seperti pembagian lahan berdasarkan warisan atau juga berdasarkan kemampuan ekonomi petani.
Tenaga kerja yang dimaksud adalah tenaga kerja yang dicurahkan pada usahatani, baik yang berasal dari dalam keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan
anak maupun dari luar keluarga. Tenaga kerja dihitung berdasarkan jam kerja per hari dengan satuan HKP.
Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh modal kerja, luas lahan, dan tenaga kerja terhadap produksi dapat diuji dengan analisis regresi linear berganda.
Tabel 18. Hasil Perhitungan Regresi Linear Berganda a
Variabel Koefisien regresi
t - hitung Signifikansi
Intercept
280,859
Modal Kerja X
1
8,045 0,102
Tidak Nyata Luas Lahan X
2
21642,429 20,399
Nyata Tenaga Kerja X
3
-2,77 -0,896
Tidak Nyata R. Square = 0,993
Multiple R = 0,997 F – hitung = 1036,046
F – tabel = 5 = 3,07
t – tabel = 5 = 2,080
Sumber : Analisis Data Primer, lampiran 20
Dari hasil perhitungan regresi diperoleh persamaan regresi : Y = 280,895 + 8,045X
1
+ 21642,429X
2
– 2,77X
3
+ Model regresi kedua adalah non linear. Semua data X
1
, X
2
, X
3
dan Y dilogaritmakan terlebih dahulu, kenudian Logaritma X
1,
X
2,
dan X
3
diregresikan terhadap Logaritma Y. Perhitungan hasil regresinya dapat dilihat pada Tabel 19
berikut ;
Tabel 19. Hasil Perhitungan Regresi Non Linear a
Variabel Koefisien regresi
t - hitung Signifikansi
Intercept
4,1
Modal Kerja X
1
4,394 0,483
Tidak Nyata Luas Lahan X
2
1,039 16,507
Nyata Tenaga Kerja X
3
-4,041 -1,170
Tidak Nyata
Rusdiah Nasution : Pengaruh Modal Kerja, Luas Lahan, Dan Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Usahatani Nenas Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun, 2008.
USU Repository © 2009
R. Square = 0,994 Multiple R = 0,997
F – hitung = 1105,139 F –
tabel = 5 = 3,07 t –
tabel = 5 = 2,080
Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 22
Dari hasil perhitungan diperoleh persamaan : Y = 4,1 X
1 4,394
X
2 1,039
X
3 -4,041
e Dari dua persamaan regresi di atas, regresi penduga yang dipakai adalah
persamaan yang pertama yaitu :
Y = 280,895 + 8,045X
1
+ 21642,429X
2
– 2,77X
3
+
Berdasarkan persamaan tersebut, maka dapat dilihat grafiknya pada Gambar 2 berikut ini ;
Normal P-P Plot of Regression Standardized Resid Dependent Variable: PRODUKSI Buah
Observed Cum Prob
1.00 .75
.50 .25
0.00
E xp
ect ed C
um P
rob
1.00 .75
.50 .25
0.00
Gambar 2. Grafik Pengaruh Modal Kerja, Luas Lahan, dan Tenaga Kerja Terhadap Produksi
Dari Gambar 2 di atas dapat dilihat bahwa sebaran data X modal kerja, luas lahan, dan tenaga kerja berhubungan secara linear. Berdasarkan analisis
regresi linear berganda diperoleh nilai F-hitung 1036,046 lebih besar dari F-tabel 3,07 pada tingkat kepercayaan 95, secara serempak ketiga variabel
memberikan pengaruh nyata terhadap produksi pada usahatani nenas. Secara serempak mampu menjelaskan bahwa nilai R Square 99,3 dari nilai – nilai Y
Rusdiah Nasution : Pengaruh Modal Kerja, Luas Lahan, Dan Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Usahatani Nenas Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun, 2008.
USU Repository © 2009
Produksi ditentukan oleh variabel modal kerja, tenaga kerja, dan luas lahan dan selebihnya 0,7 ditentukan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model
ini. Nilai Multiple R sebesar 0,997 menunjukkan keeratan hubungan antara modal kerja, luas lahan dan tenaga kerja dengan produksi adalah 99,7.
Nilai koefisien dari masing – masing variabel tersebut dapat diinterprestasikan bahwa bila variabel X
1
bertambah sebesar Rp. 1,00 dan variabel lainnya tetap maka terjadi penambahan Y sebesar 8,045 buah dan bila nilai X
2
bertambah sebesar 1 Ha maka terjadi penambahan Y sebesar 21642,429 buah. Demikian juga dengan X
3
, bila bertambah sebesar 1 HKP maka terjadi pengurangan Y sebesar 2,77 buah. Nilai variabel konstanta sebesar 280,859
memberikan arti bahwa jika variabel – variabel yang ada dalam model persamaan regresi modal kerja, luas lahan, dan tenaga kerja tidak berubah maka produksi
pada usahatani nenas sebesar 280,859 buah. Secara deskriptif dapat diartikan bahwa ketiga variabel tersebut modal
kerja, luas lahan, dan tenaga kerja secara bersama – sama berpengaruh terhadap produksi. Dalam arti bahwa jika jumlah ketiga variabel tersebut secara bersama –
sama bertambah maka jumlah produksi akan meningkat, dan apabila jumlah ketiga variabel tersebut berkurang maka secara otomatis jumlah produksi juga
akan menurun. Sedangkan untuk pengaruh secara parsial dilihat dari uji-t. Modal kerja
X
1
diperoleh t-hitung 0,102 lebih kecil dari t-tabel 2,080 sehingga besar modal kerja tidak berpengaruh nyata terhadap produksi. Sementara itu, untuk luas
lahan X
2
diperoleh t-hitung 20,399 lebih besar dari t-tabel 2,080 sehingga secara parsial variabel X
2
berpengaruh nyata terhadap produksi nenas. Sedangkan
Rusdiah Nasution : Pengaruh Modal Kerja, Luas Lahan, Dan Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Usahatani Nenas Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun, 2008.
USU Repository © 2009
untuk variabel X
3
tenaga kerja diperoleh t-hitung 0,896 lebih kecil dari t-tabel 2,080 sehingga besarnya tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap produksi
nenas. Untuk uji parsial, secara deskristif dapat diartikan bahwa variabel yang
berpengaruh nyata terhadap produksi adalah luas lahan. Dalam arti bahwa jumlah produksi hanya akan berubah jika luas lahan yang dimiliki petani sampel berubah.
Semakin luas lahan yang diusahakan petani maka jumlah produksi akan meningkat. Dan sebaliknya, jumlah produksi akan menurun jika luas lahan yang
diusahakan berkurang. Sementara modal kerja atau tenaga kerja yang digunakan tidak berpengaruh terhadap produksi. Besar kecilnya jumlah modal kerja atau
tenaga kerja yang digunakan tidak menyebabkan jumlah produksi yang diperoleh meningkat atau menurun.
Dari persamaan regresi linear berganda tersebut maka secara serempak bahwa modal kerja, luas lahan dan tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap
produksi. Dengan demikian Hipotesis I dalam penelitian diterima.
Pengaruh Modal Kerja, Luas Lahan, dan Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Usahatani Nenas
Untuk mengetahui pengaruh modal kerja X
1
, luas lahan X
2
, dan tenaga kerja X
3
terhadap pendapatan Y, maka dapat dianalisis dengan regresi linear berganda dan regresi non linear. Model regresi pertama adalah linear
berganda dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 20 berikut ;
Tabel 20. Hasil Perhitungan Regresi Linear Berganda b Variabel
Koefisien regresi t - hitung
Signifikansi
Intercept
3042018,134
Modal Kerja X
1
-1,193 -4,294
Nyata
Rusdiah Nasution : Pengaruh Modal Kerja, Luas Lahan, Dan Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Usahatani Nenas Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun, 2008.
USU Repository © 2009
Luas Lahan X
2
33365224,935 8,947
Nyata Tenaga Kerja X
3
10594,671 0,975
Tidak Nyata
R. Square = 0,853 Multiple R = 0,924
F – hitung = 40,684 F – tabel
= 5 = 3,07
t – tabel = 5 = 2,080
Sumber : Analisa Data Primer, lampiran 24
Dari hasil perhitungan diperoleh persamaan regresi : Y =3042018,134 – 1,193X
1
+ 33365224,935X
2
+ 10594,671X
3
+ Model regresi kedua adalah non linear. Semua data X
1
, X
2
, X
3
dan Y dilogaritmakan terlebih dahulu, kenudian Logaritma X
1,
X
2,
dan X
3
diregresikan terhadap Logaritma Y. Perhitungan hasil regresinya dapat dilihat pada berikut ;
Tabel 21. Hasil Perhitungan Regresi Non Linear b Variabel
Koefisien regresi t - hitung
Signifikansi
Intercept
14,499
Modal Kerja X
1
-,899 -1,135
Tidak Nyata Luas Lahan X
2
2,389 4,356
Nyata Tenaga Kerja X
3
-,352 -1,172
Tidak Nyata
R. Square = 0,792 Multiple R = 0,890
F – hitung = 26,704 F –
tabel = 5 = 3,07
t – tabel = 5 = 2,080
Sumber : Analisa Data Primer, lampiran 26
Dari hasil perhitungan diperoleh persamaan : Y = 14,499 X
1 -0,899
X
2 2,389
X
3 -0,352
e Dari dua persamaan regresi di atas, regresi penduga yang dipakai adalah
persamaan yang pertama yaitu :
Y =3042018,134 – 1,193X
1
+ 33365224,935X
2
+ 10594,671X
3
+
Berdasarkan persamaan tersebut, maka dapat dilihat grafiknya pada Gambar 3 berikut ini ;
Rusdiah Nasution : Pengaruh Modal Kerja, Luas Lahan, Dan Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Usahatani Nenas Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun, 2008.
USU Repository © 2009 Normal P-P Plot of Regression Standardized Resid
Dependent Variable: PENDAPATAN Rp
Observed Cum Prob
1.00 .75
.50 .25
0.00
E xp
ect ed C
um P
rob
1.00 .75
.50 .25
0.00
Gambar 3. Grafik Modal Kerja, Luas Lahan, dan Tenaga Kerja dengan pendapatan
Pada Gambar 3, dapat dilihat bahwa sebaran Y dan X modal kerja, luas lahan dan tenaga kerja adalah berhubungan secara linear.
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan analisis regresi non linear diperoleh nilai F-hitung 40,684 lebih besar dari F-tabel 3,07 pada
tingakat kepercayaan 95 secara serempak ketiga variabel berpengaruh nyata. Persamaan tersebut menunjukkan bahwa 85,3 faktor produksi modal kerja,
luas lahan, dan tenaga kerja mempengaruhi pendapatan sedangkan sisanya 15,7 ditentukan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model ini. Nilai Multiple
R sebesar 0,924 menunjukkan keeratan hubungan antara modal kerja, luas lahan dan tenaga kerja terhadap produksi adalah sebesar 92,4.
Secara deskriptif dapat diartikan bahwa ketiga variabel tersebut modal kerja, luas lahan, dan tenaga kerja secara bersama – sama berpengaruh terhadap
pendapatan. Dalam arti bahwa jika jumlah ketiga variabel tersebut secara bersama – sama bertambah maka jumlah produksi akan meningkat, yang akhirnya
akan meningkatkan pendapatan petani. Sebaliknya, apabila jumlah ketiga variabel
Rusdiah Nasution : Pengaruh Modal Kerja, Luas Lahan, Dan Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Usahatani Nenas Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun, 2008.
USU Repository © 2009
tersebut berkurang maka secara otomatis jumlah produksi juga akan menurun, dan ini akan menyebabkan rendahnya pendapatan yang diterima oleh petani.
Untuk nilai koefisien X
1
modal kerja yaitu sebesar -1,193 dapat diinterprestasikan bahwa setiap penambahan Rp.1 akan menurunkan pendapatan
nenas sebesar Rp. 1,193. Sedangkan koefisien X
2
luas lahan yaitu sebesar 33365224,935 dapat diinterprestasikan bahwa setiap penambahan 1Ha akan
menambahkan pendapatan sebesar Rp. 33.365.224,935. Nilai koefisien X
3
sebesar 10594,671 dapat diinterprestasikan bahwa setiap penambahan 1HKP akan
menambahkan pendapatan sebesar Rp. 10.594,671. Untuk pengaruh secara parsial dapat dilihat dari uji-t. Modal kerja X
1
diperoleh t – hitung 4,294 lebih besarl dari t–tabel 2,080 sehingga modal kerja berpengaruh nyata terhadap pendapatan. Sementara itu luas lahan X
2
dengan t–hitung 8,947 lebih besar daripad t–tabel 2,080 sehingga luas lahan
berpengaruh nyata terhadap pendapatan. Sedangkan tenaga kerja X
3
dengan t-hitung 0,975 lebih kecil daripada t–tabel 2,080 sehingga tenaga kerja tidak
berpengaruh nyata terhadap pendapatan. Untuk uji parsial, secara deskristif dapat diartikan bahwa variabel yang
berpengaruh nyata terhadap pendapatan adalah modal kerja dan luas lahan. Dalam arti bahwa jumlah pendapatan hanya akan berubah jika modal kerja dan luas
lahan yang dimiliki petani sampel berubah. Semakin besar modal kerja yang dikeluarkan petani maka jumlah pendapatan yang diterima petani akan semakin
menurun. Sedangkan untuk luas lahan, semakin luas lahan yang diusahakan petani untuk tanaman nenas maka jumlah produksi akan meningkat yang akhirnya akan
meningkatkan pendapatan petani. Sementara tenaga kerja yang digunakan tidak
Rusdiah Nasution : Pengaruh Modal Kerja, Luas Lahan, Dan Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Usahatani Nenas Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun, 2008.
USU Repository © 2009
berpengaruh terhadap pendapatan. Besar kecilnya jumlah tenaga kerja yang digunakan tidak menyebabkan jumlah pendapatan yang diperoleh meningkat
atau menurun. Berdasarkan persamaan regresi linear, maka secara serempak dapat dilihat
bahwa variabel modal kerja, luas lahan, dan tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap pendapatan. Dengan demikian Hipotesis 2 diterima.
Kontribusi Pendapatan dari Usahatani Nenas Terhadap Pendapatan Keluarga
Selain Pendapatan yang diperoleh dari usahatani nenas, para petani di daerah penelitian juga memperoleh pendapatan dari usaha lain. Total Pendapatan
dari usahatani nenas ditambah dengan total pendapatan petani dari usaha lain diluar usatani nenas akan menghasilkan total pendapatan keluarga. Untuk
mengetahui kontribusi pendapatan petani dari usahatani nenas maka harus terlebih dahulu diketahui pendapatan keluarga. Dari penjumlahan pendapatan
petani yang berasal dari usahatani nenas dan pendapatan petani diluar usahatani nenas, kemudian diambil persentase dari pendapatan petani melalui usahatani
nenas dan pendapatan melalui non usahatani nenas untuk dibandingkan. Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh kontribusi pendapatan petani dari
uasahatani nenas terhadap total pendapatan keluarga dapat dilihat pada Tabel 22 berikut ;
Tabel 22. Kontribusi Pendapatan Per Petani Sampel dari Usahatani Nenas Pada Tahun ke-3 Terhadap Total Pendapatan Keluarga di Desa
Purba Tua Baru.
Sumber Pendapatan Rataan Pendapatan
Rp.1000 Persentase
Usahatani Nenas
15.518,10
57,44
Rusdiah Nasution : Pengaruh Modal Kerja, Luas Lahan, Dan Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Usahatani Nenas Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun, 2008.