Biaya Penyusutan Biaya Pajak Tanah

Rusdiah Nasution : Pengaruh Modal Kerja, Luas Lahan, Dan Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Usahatani Nenas Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun, 2008. USU Repository © 2009 Biasanya petani membayar sebesar Rp. 25.000 gerobak kerbau. Adapun biaya transport per petani dan per Ha dapat dilihat pada tabel berikut ; Tabel 14. Biaya Transport Per Petani dan Per Ha Selama 3 Tahun di Desa Purba Tua Baru Biaya Transport Rp.1000 Per Petani Per Ha Jumlah 47.892,80 40.613,33 Rata – Rata 1.915,71 1.624,53 Sumber : Analisis Data Primer, lampiran 11 dan 12 Tabel 14 menunjukkan bahwa biaya rata – rata transport yang harus dikeluarkan petani sampel selama 3 tahun sebesar Rp. 1.915.710,00 per petani dan Rp. 1.624.530,00 per Ha.

E. Biaya Penyusutan

Semua alat yang digunakan dalam usahatani nenas ini merupakan inventaris seperti cangkul, parang, dan sabit. Penilaian atas alat – alat pertanian ini dilakukan dengan perhitungan penyusutan. Nilai biaya penyusutan peralatan dihitung dengan rumus : Tahun Peralatan Ekonomi Umur Rp Pembelian Harga Rp Penyusutan Nilai = Biaya penyusutan dihitung per tahun. Adapun biaya penyusutan per petani dan per Ha selama 3 tahun dapat dilihat pada tabel berikut ini ; Tabel 15. Biaya Penyusutan Peralatan Per Petani dan Per Ha Selama 3 Tahun di Desa Purba Tua Baru Biaya Penyusutan Peralatan Rp.1000 Per Petani Per Ha Jumlah 1.259,70 1.297,88 Rata - rata 50,39 51.92 Sumber : Analisis Data Primer, lampiran 4 dan 5 Rusdiah Nasution : Pengaruh Modal Kerja, Luas Lahan, Dan Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Usahatani Nenas Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun, 2008. USU Repository © 2009 Adapun rata – rata biaya penyusutan peralatan per petani selama 3 tahun adalah sebesar Rp. 50.390,00 dan rata – rata biaya penyusutan peralatan per Ha adalah sebesar Rp. 51.920,00.

F. Biaya Pajak Tanah

Pajak tanah merupakan biaya tetap yang harus dikeluarkan oleh petani setiap tahun. Besarnya pajak tanah per tahun di Desa Purba Tua Baru adalah Rp. 26.000Ha. Adapun biaya pajak tanah per petani selama 3 tahun adalah sebesar Rp. 2.286.960,00 dengan rata – rata Rp. 91.490,00 Sedangkam biaya pajak tanah per Ha adalah Rp. 1.950.000,00 dengan rata – rata Rp. 78.000,00. Untuk keseluruhan biaya yang dianggap sebagai komponen modal kerja dapat dilihat pada Tabel 16 berikut ; Tabel 16. Rata – Rata Komponen Modal Kerja Selama 3 Tahun di Desa Purba Tua Baru No. Uraian Per Petani Rp.1000 Per Ha Rp.1000 1 Biaya Bibit 19.549,50 16.670,40 2 Biaya Pupuk 347.220,00 303.200,00 3 Biaya Tenaga Kerja 208.056,75 173.444,75 4 Biaya Transport 47.892,80 40.613,33 5 Biaya Penyusutan Peralatan 1.259,70 1.297,88 6 Biaya Pajak Tanah 2.286,96 1.950,00 Total 626.265,71 537.176,36 Rata -Rata 25.050,63 21.487,05 Sumber : Analisis Data Primer, lampiran 11 dan 12 Dari Tabel 16 dapat disimpulkan bahwa modal kerja yang terbesar adalah biaya pupuk yaitu sebesar Rp. 347.220.000,00 per petani atau 55,44 dari total modal kerja. Produksi, Penerimaan, Pendapatan bersih, dan Pendapatan Keluarga dari Usahatani Nenas Rusdiah Nasution : Pengaruh Modal Kerja, Luas Lahan, Dan Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Usahatani Nenas Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun, 2008. USU Repository © 2009 Produksi adalah seluruh hasil usahatani nenas dalam bentuk buah dihitung dengan satuan buah. Jumlah buah nenas sebagai produksi dalam dua kali panen dikalikan dengan harga jual Rp. 1.500buah maka didapatkan penerimaan petani. Penerimaan dikurangi dengan total modal kerja adalah pendapatan bersih petani. Pendapatan Bersih ditambah dengan biaya TKDK adalah pendapatan keluarga petani. Jumlah produksi, penerimaan, pendapatan per petani dapat dilihat pada tabel berikut ; Tabel 17. Produksi, Penerimaan, dan Pendapatan Per Petani Selama 3 Tahun Produksi Buah Penerimaan Rp.1000 Pendapatan Bersih Rp.1000 Pendapatan Keluarga dari Usahatani NenasRp.1000 Jumlah 625.563,00 938.344,50 312.053,79 387.952.54 Rata - Rata 25.022,52 37.533,78 12.482,15 15.518,10 Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 14 Produksi rata – rata buah nenas selama dua kali panen adalah 25.022,52 buah. Sedangkan rata – rata pendapatan bersih per petani adalah Rp. 12.482.150,00 dan rata – rata pendapatan keluarga adalahn sebesar Rp. 15.518.100,00 Pengaruh Modal Kerja, Luas Lahan, dan Tenaga Kerja Terhadap Produksi Modal kerja adalah salah satu faktor produksi. Modal kerja yang dimaksud adalah keseluruhan biaya-biaya dalam pengadaan bibit, pupuk, obat-obatan, upah tenaga kerja, transport, penyusutan alat dan pajak tanah. Luas lahan adalah luas lahan yang digunakan petani sampel untuk mengusahakan tanaman nenas. Luas lahan yang dimiliki oleh petani berbeda – beda dipengaruhi oleh beberapa faktor Rusdiah Nasution : Pengaruh Modal Kerja, Luas Lahan, Dan Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Usahatani Nenas Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun, 2008. USU Repository © 2009 seperti pembagian lahan berdasarkan warisan atau juga berdasarkan kemampuan ekonomi petani. Tenaga kerja yang dimaksud adalah tenaga kerja yang dicurahkan pada usahatani, baik yang berasal dari dalam keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan anak maupun dari luar keluarga. Tenaga kerja dihitung berdasarkan jam kerja per hari dengan satuan HKP. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh modal kerja, luas lahan, dan tenaga kerja terhadap produksi dapat diuji dengan analisis regresi linear berganda. Tabel 18. Hasil Perhitungan Regresi Linear Berganda a Variabel Koefisien regresi t - hitung Signifikansi Intercept 280,859 Modal Kerja X 1 8,045 0,102 Tidak Nyata Luas Lahan X 2 21642,429 20,399 Nyata Tenaga Kerja X 3 -2,77 -0,896 Tidak Nyata R. Square = 0,993 Multiple R = 0,997 F – hitung = 1036,046 F – tabel = 5 = 3,07 t – tabel = 5 = 2,080 Sumber : Analisis Data Primer, lampiran 20 Dari hasil perhitungan regresi diperoleh persamaan regresi : Y = 280,895 + 8,045X 1 + 21642,429X 2 – 2,77X 3 + Model regresi kedua adalah non linear. Semua data X 1 , X 2 , X 3 dan Y dilogaritmakan terlebih dahulu, kenudian Logaritma X 1, X 2, dan X 3 diregresikan terhadap Logaritma Y. Perhitungan hasil regresinya dapat dilihat pada Tabel 19 berikut ; Tabel 19. Hasil Perhitungan Regresi Non Linear a Variabel Koefisien regresi t - hitung Signifikansi Intercept 4,1 Modal Kerja X 1 4,394 0,483 Tidak Nyata Luas Lahan X 2 1,039 16,507 Nyata Tenaga Kerja X 3 -4,041 -1,170 Tidak Nyata Rusdiah Nasution : Pengaruh Modal Kerja, Luas Lahan, Dan Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Usahatani Nenas Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun, 2008. USU Repository © 2009 R. Square = 0,994 Multiple R = 0,997 F – hitung = 1105,139 F – tabel = 5 = 3,07 t – tabel = 5 = 2,080 Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 22 Dari hasil perhitungan diperoleh persamaan : Y = 4,1 X 1 4,394 X 2 1,039 X 3 -4,041 e Dari dua persamaan regresi di atas, regresi penduga yang dipakai adalah persamaan yang pertama yaitu : Y = 280,895 + 8,045X 1 + 21642,429X 2 – 2,77X 3 + Berdasarkan persamaan tersebut, maka dapat dilihat grafiknya pada Gambar 2 berikut ini ; Normal P-P Plot of Regression Standardized Resid Dependent Variable: PRODUKSI Buah Observed Cum Prob 1.00 .75 .50 .25 0.00 E xp ect ed C um P rob 1.00 .75 .50 .25 0.00 Gambar 2. Grafik Pengaruh Modal Kerja, Luas Lahan, dan Tenaga Kerja Terhadap Produksi Dari Gambar 2 di atas dapat dilihat bahwa sebaran data X modal kerja, luas lahan, dan tenaga kerja berhubungan secara linear. Berdasarkan analisis regresi linear berganda diperoleh nilai F-hitung 1036,046 lebih besar dari F-tabel 3,07 pada tingkat kepercayaan 95, secara serempak ketiga variabel memberikan pengaruh nyata terhadap produksi pada usahatani nenas. Secara serempak mampu menjelaskan bahwa nilai R Square 99,3 dari nilai – nilai Y Rusdiah Nasution : Pengaruh Modal Kerja, Luas Lahan, Dan Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Usahatani Nenas Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun, 2008. USU Repository © 2009 Produksi ditentukan oleh variabel modal kerja, tenaga kerja, dan luas lahan dan selebihnya 0,7 ditentukan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model ini. Nilai Multiple R sebesar 0,997 menunjukkan keeratan hubungan antara modal kerja, luas lahan dan tenaga kerja dengan produksi adalah 99,7. Nilai koefisien dari masing – masing variabel tersebut dapat diinterprestasikan bahwa bila variabel X 1 bertambah sebesar Rp. 1,00 dan variabel lainnya tetap maka terjadi penambahan Y sebesar 8,045 buah dan bila nilai X 2 bertambah sebesar 1 Ha maka terjadi penambahan Y sebesar 21642,429 buah. Demikian juga dengan X 3 , bila bertambah sebesar 1 HKP maka terjadi pengurangan Y sebesar 2,77 buah. Nilai variabel konstanta sebesar 280,859 memberikan arti bahwa jika variabel – variabel yang ada dalam model persamaan regresi modal kerja, luas lahan, dan tenaga kerja tidak berubah maka produksi pada usahatani nenas sebesar 280,859 buah. Secara deskriptif dapat diartikan bahwa ketiga variabel tersebut modal kerja, luas lahan, dan tenaga kerja secara bersama – sama berpengaruh terhadap produksi. Dalam arti bahwa jika jumlah ketiga variabel tersebut secara bersama – sama bertambah maka jumlah produksi akan meningkat, dan apabila jumlah ketiga variabel tersebut berkurang maka secara otomatis jumlah produksi juga akan menurun. Sedangkan untuk pengaruh secara parsial dilihat dari uji-t. Modal kerja X 1 diperoleh t-hitung 0,102 lebih kecil dari t-tabel 2,080 sehingga besar modal kerja tidak berpengaruh nyata terhadap produksi. Sementara itu, untuk luas lahan X 2 diperoleh t-hitung 20,399 lebih besar dari t-tabel 2,080 sehingga secara parsial variabel X 2 berpengaruh nyata terhadap produksi nenas. Sedangkan Rusdiah Nasution : Pengaruh Modal Kerja, Luas Lahan, Dan Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Usahatani Nenas Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun, 2008. USU Repository © 2009 untuk variabel X 3 tenaga kerja diperoleh t-hitung 0,896 lebih kecil dari t-tabel 2,080 sehingga besarnya tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap produksi nenas. Untuk uji parsial, secara deskristif dapat diartikan bahwa variabel yang berpengaruh nyata terhadap produksi adalah luas lahan. Dalam arti bahwa jumlah produksi hanya akan berubah jika luas lahan yang dimiliki petani sampel berubah. Semakin luas lahan yang diusahakan petani maka jumlah produksi akan meningkat. Dan sebaliknya, jumlah produksi akan menurun jika luas lahan yang diusahakan berkurang. Sementara modal kerja atau tenaga kerja yang digunakan tidak berpengaruh terhadap produksi. Besar kecilnya jumlah modal kerja atau tenaga kerja yang digunakan tidak menyebabkan jumlah produksi yang diperoleh meningkat atau menurun. Dari persamaan regresi linear berganda tersebut maka secara serempak bahwa modal kerja, luas lahan dan tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produksi. Dengan demikian Hipotesis I dalam penelitian diterima. Pengaruh Modal Kerja, Luas Lahan, dan Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Usahatani Nenas Untuk mengetahui pengaruh modal kerja X 1 , luas lahan X 2 , dan tenaga kerja X 3 terhadap pendapatan Y, maka dapat dianalisis dengan regresi linear berganda dan regresi non linear. Model regresi pertama adalah linear berganda dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 20 berikut ; Tabel 20. Hasil Perhitungan Regresi Linear Berganda b Variabel Koefisien regresi t - hitung Signifikansi Intercept 3042018,134 Modal Kerja X 1 -1,193 -4,294 Nyata Rusdiah Nasution : Pengaruh Modal Kerja, Luas Lahan, Dan Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Usahatani Nenas Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun, 2008. USU Repository © 2009 Luas Lahan X 2 33365224,935 8,947 Nyata Tenaga Kerja X 3 10594,671 0,975 Tidak Nyata R. Square = 0,853 Multiple R = 0,924 F – hitung = 40,684 F – tabel = 5 = 3,07 t – tabel = 5 = 2,080 Sumber : Analisa Data Primer, lampiran 24 Dari hasil perhitungan diperoleh persamaan regresi : Y =3042018,134 – 1,193X 1 + 33365224,935X 2 + 10594,671X 3 + Model regresi kedua adalah non linear. Semua data X 1 , X 2 , X 3 dan Y dilogaritmakan terlebih dahulu, kenudian Logaritma X 1, X 2, dan X 3 diregresikan terhadap Logaritma Y. Perhitungan hasil regresinya dapat dilihat pada berikut ; Tabel 21. Hasil Perhitungan Regresi Non Linear b Variabel Koefisien regresi t - hitung Signifikansi Intercept 14,499 Modal Kerja X 1 -,899 -1,135 Tidak Nyata Luas Lahan X 2 2,389 4,356 Nyata Tenaga Kerja X 3 -,352 -1,172 Tidak Nyata R. Square = 0,792 Multiple R = 0,890 F – hitung = 26,704 F – tabel = 5 = 3,07 t – tabel = 5 = 2,080 Sumber : Analisa Data Primer, lampiran 26 Dari hasil perhitungan diperoleh persamaan : Y = 14,499 X 1 -0,899 X 2 2,389 X 3 -0,352 e Dari dua persamaan regresi di atas, regresi penduga yang dipakai adalah persamaan yang pertama yaitu : Y =3042018,134 – 1,193X 1 + 33365224,935X 2 + 10594,671X 3 + Berdasarkan persamaan tersebut, maka dapat dilihat grafiknya pada Gambar 3 berikut ini ; Rusdiah Nasution : Pengaruh Modal Kerja, Luas Lahan, Dan Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Usahatani Nenas Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun, 2008. USU Repository © 2009 Normal P-P Plot of Regression Standardized Resid Dependent Variable: PENDAPATAN Rp Observed Cum Prob 1.00 .75 .50 .25 0.00 E xp ect ed C um P rob 1.00 .75 .50 .25 0.00 Gambar 3. Grafik Modal Kerja, Luas Lahan, dan Tenaga Kerja dengan pendapatan Pada Gambar 3, dapat dilihat bahwa sebaran Y dan X modal kerja, luas lahan dan tenaga kerja adalah berhubungan secara linear. Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan analisis regresi non linear diperoleh nilai F-hitung 40,684 lebih besar dari F-tabel 3,07 pada tingakat kepercayaan 95 secara serempak ketiga variabel berpengaruh nyata. Persamaan tersebut menunjukkan bahwa 85,3 faktor produksi modal kerja, luas lahan, dan tenaga kerja mempengaruhi pendapatan sedangkan sisanya 15,7 ditentukan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model ini. Nilai Multiple R sebesar 0,924 menunjukkan keeratan hubungan antara modal kerja, luas lahan dan tenaga kerja terhadap produksi adalah sebesar 92,4. Secara deskriptif dapat diartikan bahwa ketiga variabel tersebut modal kerja, luas lahan, dan tenaga kerja secara bersama – sama berpengaruh terhadap pendapatan. Dalam arti bahwa jika jumlah ketiga variabel tersebut secara bersama – sama bertambah maka jumlah produksi akan meningkat, yang akhirnya akan meningkatkan pendapatan petani. Sebaliknya, apabila jumlah ketiga variabel Rusdiah Nasution : Pengaruh Modal Kerja, Luas Lahan, Dan Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Usahatani Nenas Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun, 2008. USU Repository © 2009 tersebut berkurang maka secara otomatis jumlah produksi juga akan menurun, dan ini akan menyebabkan rendahnya pendapatan yang diterima oleh petani. Untuk nilai koefisien X 1 modal kerja yaitu sebesar -1,193 dapat diinterprestasikan bahwa setiap penambahan Rp.1 akan menurunkan pendapatan nenas sebesar Rp. 1,193. Sedangkan koefisien X 2 luas lahan yaitu sebesar 33365224,935 dapat diinterprestasikan bahwa setiap penambahan 1Ha akan menambahkan pendapatan sebesar Rp. 33.365.224,935. Nilai koefisien X 3 sebesar 10594,671 dapat diinterprestasikan bahwa setiap penambahan 1HKP akan menambahkan pendapatan sebesar Rp. 10.594,671. Untuk pengaruh secara parsial dapat dilihat dari uji-t. Modal kerja X 1 diperoleh t – hitung 4,294 lebih besarl dari t–tabel 2,080 sehingga modal kerja berpengaruh nyata terhadap pendapatan. Sementara itu luas lahan X 2 dengan t–hitung 8,947 lebih besar daripad t–tabel 2,080 sehingga luas lahan berpengaruh nyata terhadap pendapatan. Sedangkan tenaga kerja X 3 dengan t-hitung 0,975 lebih kecil daripada t–tabel 2,080 sehingga tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan. Untuk uji parsial, secara deskristif dapat diartikan bahwa variabel yang berpengaruh nyata terhadap pendapatan adalah modal kerja dan luas lahan. Dalam arti bahwa jumlah pendapatan hanya akan berubah jika modal kerja dan luas lahan yang dimiliki petani sampel berubah. Semakin besar modal kerja yang dikeluarkan petani maka jumlah pendapatan yang diterima petani akan semakin menurun. Sedangkan untuk luas lahan, semakin luas lahan yang diusahakan petani untuk tanaman nenas maka jumlah produksi akan meningkat yang akhirnya akan meningkatkan pendapatan petani. Sementara tenaga kerja yang digunakan tidak Rusdiah Nasution : Pengaruh Modal Kerja, Luas Lahan, Dan Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Usahatani Nenas Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun, 2008. USU Repository © 2009 berpengaruh terhadap pendapatan. Besar kecilnya jumlah tenaga kerja yang digunakan tidak menyebabkan jumlah pendapatan yang diperoleh meningkat atau menurun. Berdasarkan persamaan regresi linear, maka secara serempak dapat dilihat bahwa variabel modal kerja, luas lahan, dan tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap pendapatan. Dengan demikian Hipotesis 2 diterima. Kontribusi Pendapatan dari Usahatani Nenas Terhadap Pendapatan Keluarga Selain Pendapatan yang diperoleh dari usahatani nenas, para petani di daerah penelitian juga memperoleh pendapatan dari usaha lain. Total Pendapatan dari usahatani nenas ditambah dengan total pendapatan petani dari usaha lain diluar usatani nenas akan menghasilkan total pendapatan keluarga. Untuk mengetahui kontribusi pendapatan petani dari usahatani nenas maka harus terlebih dahulu diketahui pendapatan keluarga. Dari penjumlahan pendapatan petani yang berasal dari usahatani nenas dan pendapatan petani diluar usahatani nenas, kemudian diambil persentase dari pendapatan petani melalui usahatani nenas dan pendapatan melalui non usahatani nenas untuk dibandingkan. Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh kontribusi pendapatan petani dari uasahatani nenas terhadap total pendapatan keluarga dapat dilihat pada Tabel 22 berikut ; Tabel 22. Kontribusi Pendapatan Per Petani Sampel dari Usahatani Nenas Pada Tahun ke-3 Terhadap Total Pendapatan Keluarga di Desa Purba Tua Baru. Sumber Pendapatan Rataan Pendapatan Rp.1000 Persentase Usahatani Nenas 15.518,10 57,44 Rusdiah Nasution : Pengaruh Modal Kerja, Luas Lahan, Dan Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Usahatani Nenas Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun, 2008.

Dokumen yang terkait

Nepotisme Kepala Desa Pada Pelayanan Publik (Studi Analisis : Kepala Desa Purba Sinombah, Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun)

5 104 116

Pengaruh Pengetahuan Tentang Komunikasi Bahaya Terhadap Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Penderes Di PT Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir Kab. Simalungun Tahun 2012

10 84 120

Prospek Pengembangan Usahatani Kopi Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus ; Nagori Silimakuta Barat, Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun)

13 54 91

Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun)

3 87 86

Pengaruh Faktor Sosial Dan Ekonomi Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Industri Kecil Tahu (Studi Kasus Kecamatan Medan Deli)

0 46 72

Pengaruh Luas Lahan, Modal, dan Tenaga Kerja Terhadap Hasil Produksi Padi Di Kecamatan Keling Kabupaten Jepara

3 25 88

ANALISIS PENGARUH TENAGA KERJA, LUAS LAHAN DAN PUPUK TERHADAP KETERSEDIAAN PANGAN Analisis Pengaruh Tenaga Kerja, Luas Lahan Dan Pupuk Terhadap Ketersediaan Pangan Kabupaten/Kota Di Provinsi.

0 4 14

(ABSTRAK) PENGARUH LUAS LAHAN, MODAL, DAN TENAGA KERJA TERHADAP HASIL PRODUKSI PADI DI KECAMATAN KELING KABUPATEN JEPARA.

0 0 3

Pengaruh Tenaga Kerja, Modal, dan Luas Lahan terhadap Produksi Usaha Tani Padi (Studi kasus Di Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal).

6 34 118

ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI LUAS LAHAN, MODAL DAN TENAGA KERJA TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH DI KECAMATAN KAWAY XVI KABUPATEN ACEH BARAT

0 0 37