BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Limbah
2.1.1. Pengertian Limbah
Limbah industri adalah semua jenis bahan sisa atau bahan buangan yang berasal dari hasil suatu proses industri. Limbah padat dari suatu industri adalah
merupakan semua bahan sisa atau bahan buangan yang tak berguna dan berbentuk padat. Limbah padat dapat berupa kaleng bekas, daun bekas pembungkus, kertas dan
sebagainya. Limbah cair adalah semua jenis bahan sisa yang dibuang dalam bentuk larutan atau berupa zat cair. Limbah cair dapat berupa air bekas pencucian pemurnian
emas yang mengandung unsur-unsur merkuri busa deterjen dan lain lain. Limbah organik adalah semua jenis bahan sisa atau bahan buangan yang merupakan bentuk
bentuk organik, dalam arti bahan buangan tersebut akan dapat terurai habis dalam lingkungan dengan adanya organisme organisme pengurai atau dekomposer sebagai
contoh bekas daun pembungkus, kertas dan lain lain. Limbah an organik semua jenis bahan sisa atau buangan yang tidak dapat terurai dan habis dalam lingkungan contoh
sampah plastik limbah industri dapat menjadi limbah yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup Heryando Palar, 1995.
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah Oil Sludge Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009
USU Repository © 2008
2.1.2. Limbah Pertamina Oil Sludge
Limbah padat atau oil sludge adalah merupakan limbah sisa miyak yang masuk ke saluran pembuangan. Unit pengolahan Pertamina menghasilkan dua jenis
limbah Spent catalist dan oil sludge. Spent catalist merupakan awal proses pembuatan minyak yang terbawa dipisahkan dengan alat CPI Corrugated Plate Interceptor lalu
dipisahkan kembali di Effluent Waste Water Treatment Plant atau proses EWWTP Untuk memisahkan air dengan minyak, air dibuang ke lingkungan bebas dari minyak
disebut Spent Catalist miyak yang dipisahkan di EWWTP yang mengandung sludge karena sudah melewati berbagai proses dipisahkan miyak dan oil sludge. Saat limbah
industri mendispersikan menjadi miyak ada campuran kimia. Bentuk dari pada oil sludge seperti mentega dan membeku http:che-itb.ac.id pipermail.
Gambar 2.1 Bentuk Oil Sludge dari Pertamina Pangkalan Susu
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah Oil Sludge Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009
USU Repository © 2008
Limbah pertamina yang digunakan pembuatan sampel ini berasal dari PT. EPL Pertamina Pangkalan Susu yang berada di Jln. Samudra Pangkalan Susu. Unit
pengolahan Pertamina Pangkalan Susu merupakan sumber minyak sudah ada sejak tahun 1883, tetapi pada tahun 2007 unit pengolahan Pertamina distop, dikarenakan
tidak cukup umpan minyak mentah, sehingga unit ini tidak bisa dioperasikan lagi tetapi hasil produksi berupa gas elpiji masih tetap beroperasi. Limbah Pertamina oil
sludge yang digunakan untuk pembuatan sampel masih banyak di sekitar pabrik Pertamina Pangkalan Susu di simpan http:www.detikfinance.comreadindex.html.
Meningkatnya pembangunan di segala bidang khususnya pembangunan di bidang industri semakin meningkat pula jumlah limbah yang dihasilkan limbah
Pertamina. Industri minyak mempuyai nilai strategis dan merupakan tulang punggung
pembangunan sehigga industri minyak perlu dikelola secara baik dan efisien sehingga diperoleh manfaat semaksimal mungkin namun demikian di samping manfaat positif
tersebut ada dampak negatifnya. Oil sludge merupakan salah satu dampak negatifnya karena limbah Pertamina merupakan B3 bahan berbahaya beracun sisa suatu usaha
atau kegiatan sebagai hasil pencampuran bahan kimia pada saat pengolahan tetapi sifatnya toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivitiy serta konsentrasinya dapat
mencemarkan lingkungan hidup yang mengakibatkan membahayakan kesehatan manusia serta makhluk hidup lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung
http..majarimagajine.com200801.
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah Oil Sludge Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009
USU Repository © 2008
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999, pengolahan limbah Pertamina adalah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi, penyimpanan,
pemanfaatan dan pengolahan limbah Pertamina. Reduksi limbah adalah mengurangi jumlah dan mengurangi sifat bahaya dan racun limbah B3 sebelum dihasilkan suatu
kegiatan penyimpanan limbah dilakukan dengan sistem blok dan tiap blok terdiri dari bangunan ukurannya persegi yang dibuat dengan lantai yang kedap air, tidak
berlubang agar terlindung dari masuknya air hujan dan memiliki ventilasi udara yang baik. Pemanfaatan limbah adalah usaha yang melakukan kegiatan pemanfaatan
limbah dan pengolahan merupakan pengoperasian sarana pengolahan limbah. Bahan berbahaya dan beracun, yang lebih akrab dengan singkatan B3,
keberadaannya di Indonesia makin hari makin mengkhawatirkan. Lebih dari 75 bahan berbahaya dan beracun B3 merupakan sumbangan dari sektor industri
melalui limbahnya, sedangkan sisanya berasal dari sektor lain termasuk rumah tangga yang menyumbang 5-10 dari total limbah B3 yang ada. Peningkatan jumlah limbah
bahan berbahaya dan beracun di Indonesia antara kurun waktu 1990 - 1998 saja mencapai 100 tahun 1990 sekitar 4.322.862 ton dan pada tahun 1998 mencapai
8.722.696 ton. Jumlah ini akan naik drastis seiring dengan perkembangan industrialisasi yang cukup pesat di negara berkembang seperti Indonesia
http:tengku-fery.web.ugm.ac.idindex2.php. Limbah pertamina yang menghasilkan limbah yang cukup besar unit PT.
PERTAMINA Cirebon terjadi akumulasi penumpukan selama 7 tahun sejak tahun
Rut Maria Br. Ginting : Pemanfaatan Limbah Oil Sludge Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Bata Konstruksi Paving Block, 2009
USU Repository © 2008
1997 sampai tahun 2004 dengan total limbah katalist 10.000 ton dan sludge 6000 ton sehingga mencari jalan keluar pengolahan limbah Pertamina tetapi masih dalam
perjalanan kemampuan penyerapan limbah masih terbatas.
2.1.3. Unsur-unsur yang Terkandung pada Oil Sludge