BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Spesimen batako yang telah dibuat dari campuran semen, pasir, dregs, tepung tapioka dan air dikeringkan secara alami hingga berumur 28 hari dan kemudian diuji
sifat sifat mekanisnya. Pengeringan terbaik adalah selama 28 hari dan jika waktu pengeringannya diperpanjang lagi maka pengaruhnya tidak cukup signifikan.
Pernyataan ini dikuatkan dari hasil penelitian Badur S. and Chaudhary R. , 2008
4.1 Kuat Tekan
Kuat tekan untuk 3 macam sampel yang telah dibuat disajikan grafik berikut. Sampel A :
KUAT TEKAN
8 12.8
10 8
5.2 4
2 4
6 8
10 12
14
20 40
60 80
100
rasio dregs terhadap pasir k
u a
t te
kan M
P a
120
Gambar 4.1 Kuat tekan untuk berbagai komposisi dregs
Sampel B :
KUAT TEKAN
18 15.2
12.8 12
10.8
6 8
10 12
14 16
18 20
10 20
30 40
50 6
rasio tapioka terhadap semen k
u at
t e
ka n
M P
a
Gambar 4.2 Kuat tekan untuk berbagai komposisi tapioka
Sampel C
KUAT TEKAN
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
20 40
60 80
100 120
rasio dregs terhadap pasir k
u at te
ka n
M P
a
tapioka 10 tapioka 20
Gambar 4.3 Kuat tekan untuk berbagai komposisi dregs dengan 2 jenis komposisi tapioka
Dari grafik sampel A terlihat, pengisian dregs dapat meningkatkan kuat tekan dimana untuk komposisi 20 dregs kuat tekannya mencapai 12,8 MPa bandingkan
untuk batako normal tanpa dregs sebesar 8 MPa . Hal ini dapat disebabkan karena komposisi kimia dari dregs yang mengandung SiO
2
55,21 dan CaO 2,3 memiliki kesamaan dengan bahan kimia penyusun semen batu kapur gamping dan
lempung dan pasir.silika. Dalam hal ini dregs berfungsi sebagai pengisi dimana carbon sebagai unsur dari dregs mengisi kekosongan – kekosongan di antara butiran
pasir dan semen. Hal ini menyebabkan peningkatan kuat tekan. Untuk kuantitas dregs yang lebih besar, kekosongan tidak sanggup lagi menampung carbon, sehingga
carbon berada pada batas butir grain boundry , yang menyebabkan kuat tekannya menjadi menurun. Hal ini terlihat dari penambahan kuantitas dregs menyebabkan
penurunan kuat tekan . Untuk 40 dregs kuat tekannya 10 MPa terus turun hingga 100 dregs kuat tekannya hanya 4 MPa. Reaksi yang terjadi antara pasir, dregs dan
semen hanya reaksi interaktif yaitu secara fisika dimana terjadi rekatan dipermukaan material penyusun batako itu sendiri, sedangkan antara semen dan air merupakan
rekasi kimia dimana terjadi hidrasi yang melepaskan panas sehingga hasil reaksi menghasilkan suatu senyawa yang mengikat material pasir dan dregs sehingga
menjadi satu kesatuan. Pengisian yang optimun yang masih dapat menyamai kuat tekan batako normal yaitu
sebesar 60 dregs dari berat pasir yang digunakan. Dari grafik sampel B terlihat, penggunaan tapioka juga akan menaikkan kuat tekan.
Dalam hal ini tapioka berperan sebagai perekat. Untuk penggunaan tapioka sebesar
10 dari berat semen, kuat tekannya mencapai 18 MPa. Penambahan kuantitas tapioka menyebabkan nilai kuat tekan menurun. Hal ini disebabkan tapioka
membentuk fase baru fase tersendiri, sehingga mengurangi rekatan antara permukaan – permukaan pasir. Hal inilah menyebabkan kuat tekannya menurun.
Reaksi antara tapioka dengan pasir merupakan reaksi interaktif, yang akan semakin kuat jika kadar airnya berkurang. Untuk penggunaan tapioka dari 10 hingga 50
dari berat semen yang digunakan kuat tekannya mulai dari 18 Mpa hingga 10,8 Mpa. Dari grafik sampel C terlihat, penggunaan dregs dan tapioka sekaligus tidak dapat
menaikkan kuat tekan secara signifikan, justru peningkatan persentase kedua bahan ini semakin menurunkan kuat tekannya. Hal ini dapat disebabkan terjadi reaksi yang
lebih kuat antara dregs dengan tapioka itu sendiri, sehingga ikatannya secara keseluruhan terhadap pasir dan semen berkurang.
4.2 Densitas dan Serapan Air