103 Disinilah sektor perikanan dan kelautan
seringkali terposisikan. Dapat disimpulkan bahwa terjadi
paradoks akan sektor perikanan dan kelautan, dimana satu sisi adalah potensi unggulan
yang cukup besar dan belum dioptimalisasikan tetapi di sisi lain telah
dieksploitasi secara serampangan sehingga cukup rentan akan kerusakan bahkan
penghancuran terhadap sumberdaya alam tersebut.
Melalui pengembangan kawasan basis sektor perikanan dan kelautan diharapkan
paradoks seperti di atas dapat dihilangkan, sehingga yang didapati adalah kondisi
dimana sektor perikanan dan kelautan adalah sektor unggulan yang memiliki kontribusi
nyata dalam pertumbuhan ekonomi lokal, regional dan nasional serta terjaganya
kelestariannya. HASIL DAN PEMBAHASAN
TEORI BASIS EKONOMI 1. Pengertian Dasar
Teori basis ekonomi economic base theory mendasarkan pandangannya bahwa
laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh besarnya peningkatan ekspor
dari wilayah tersebut. Kegiatan ekonomi dikelompokkan atas kegiatan basis dan non
basis dimana hanya kegiatan basis yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi
wilayah.
Investasi adalah faktor penting dalam teori basis ekonomi. Akan tetapi tidak semua
investasi dapat memacu pertumbuhan ekonomi pada suatu wilayah secara
berkelanjutan. Apabila kegiatan itu hanya untuk memenuhi kebutuhan lokal dan
kebutuhan lokal itu bertambah, munculnya seorang investor baru jusru akan
mengakibatkan kerugian pada investor yang sudah ada sebelumnya atau keuntungan rata-
rata pengusaha menjadi menurun. Perlu dicatat bahwa apabila rata-rata pengusaha
investor tidak lagi mendapat untung yang wajar maka laju pertumbuhan ekonomi dapat
terganggu. Modal untuk investasi seringkali berasal dari akumulasi keuntungan yang
ditahan. Apabila pengusaha tidak memiliki akumulasi keuntungan yang memadai maka
kemampuan berinvestasi menjadi menurun. Apabila kegiatan di sektor ini diperkirakan
tidak lagi memberikan keuntungan yang memadai, investor akan kurang berminat
menanamkan modalnya di sektor tersebut. Kurangnya investasi akan berakibat
kurangnya lapangan kerja baru sehingga tidak mampu menyerap angkatan kerja baru
yang setiap tahun akan terus bertambah. Keuntungan pengusaha yang semakin
mengecil juga berdampak terhadap penerimaan sektor pajak semakin kecil.
Apabila penerimaan pemerintah tidak meningkat maka kemampuan pemerintah
untuk menciptakan lapangan kerja baru menjadi menurun. Hal ini berbeda misalnya
investor itu menghasilkan produk yang ditujukan untuk ekspor. Kegiatan ini
menciptakan nilai tambah, mendorong sektor lain untuk turut berkembang tetapi tidak ada
sektor lain yang dirugikan.
Dalam pengertian ekonomi regional, ekspor adalah menjual produkjasa keluar
wilayah lain di dalam negara atau keluar negeri. Lapangan kerja dan pendapatan di
sektor basis adalah fungsi permintaan yang bersifat exogenous tidak tergantung pada
kekuatan intern permintaan lokal.
Sebaliknya semua kegiatan lain yang bukan kegiatan basis termasuk dalam
kegiatan sektor servicepelayanan, tetapi tidak untuk menciptakan pengertian yang
keliru tentang arti service dapat disebut saja sektor non basis. Karena itu sektor non basisi
service adalah untuk memenuhi kebutuhan lokal. Karena sifatnya yang memenuhi
kebutuhan lokal, permintaan akan sektor ini dipengaruhi oleh tingkat pendapatan
masyarakat setempat. Oleh sebab itu, kenaikannya sejalan dengan kenaikan
pendapatan setempat. Dengan demikian, sektor ini terikat terhadap kondisi ekonomi
setempat dan tidak bisa berkembang melebihi pertumbuhan di wilayah tersebut.
Atas dasar anggapan inilah dapat disimpulkan bahwa satu-satunya sektor yang
bisa meningkatkan perekonomian suatu wilayah melebihi pertumbuhan alamiah
adalah sektor basis, dimana sektor perikanan dan kelautan masuk dalam kategori sektor
basis.
2. Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil yang Harus Diberdayakan
Indonesia merupakan salah satu negara maritim terbesar di dunia dimana
lebih kurang 60 juta penduduknya bermukim
104 di daerah pantai dan pesisir sepanjang 81.000
km. Dari 60 juta penduduk tersebut memberikan kontribusi terhadap Produk
Domestik Brutto PDB sebesar 22 Sarwono Kusumaatmaja. Wilayah pesisir
dan pesisir dan pulau-pulau kecil harus diberdayakan dan harus ditingkatkan
kesejahteraan masyarakatnya.
Masyarakat pesisir pada umumnya mempunyai mata pencaharian sebagai
nelayan yang mempunyai tingkat kesejahteraan sangat rendah bila
dibandingkan dengan masyarakat dataran rendah dan dataran tinggi, apalagi
dibandingkan masyarakat perkotaan.
Pada umumnya nelayan lemah dalam permodalan, peralatan, pemasaran, serta
keterbatasan teknologi penangkapan ikan. Sangat sedikitnya investasi di sektor
perikanan dan kelautan juga menjadi kendala yang membuat nelayan dan pekerja lain di
sektor ini tidak mampu bersaing dengan perusahaan perikanan khususnya dari luar
kawasan yang bermodal besar dan daerah operasinya luas.
Selain keterbatasan-keterbatasan tadi, kendala lain yang dihadapi oleh nelayan
dan pekerja di sektor kelautan adalah margin keuntungan yang dihasilkan sangat kecil.
Sebagian besar keuntungan dinikmati oleh pedagang perantara dan dibawa keluar
wilayah, terdapat kesulitan untuk melaksanakan pembangunan sehingga sulit
menciptakan pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat di wilayah tersebut. Masyarakat
nelayan tidak menikmati multiplier effect dari pemanfaatan produksi perikanan dan
kelautan di wilayahnya.
Potensi sumberdaya perikanan dan kelautan selama ini kurang mendapat
perhatian dari pemerintah dan dunia usaha. Karena itu perlu disusun sistem pemanfaatan
dan pengelolaan produksi perikanan dan sumberdaya kelautan yang orientasinya
adalah keberhasilan usaha dan kelestarian lingkungan. Disinilah diperlukan konsep
pengembangan kawasan basis pada sektor perikanan dan kelautan.
3. Pertumbuhan Ekonomi Wilayah
Pertumbuhan ekonomi wilayah adalah pertambahan pendapatan masyarakat
secara keseluruhan yang terjadi di wilayah tersebut, yaitu kenaikan seluruh nilai tambah
added value yang terjadi. Penghitungan pendapatan wilayah, pada awalnya dibuat
dalam harga berlaku. Namun agar dapat melihat pertambahan dari satu kurun waktu
ke kurun waktu berikutnya harus dinyatakan dalam nilai riil, artinya dinyatakan dalam
harga konstan. Pendapatan wilayah menggambarkan balas jasa bagi faktor-faktor
produksi yang beroperasi di daerah tersebut tanah, modal, tenaga kerja, dan teknologi
yang berarti secara kasar dapat menggambarkan kemakmuran suatu wilayah.
Nilai tambah yang dimaksud menggambarkan tingkat kemampuan
menghasilkan pendapatan pada wilayah tersebut. Pada umumnya yang termasuk
dalam nilai tambah dalam suatu kegiatan produksi jasa adalah berupa upah gaji,
laba, sewa tanah dan biaya uang yang dibayarkan berupa bagian dari biaya,
penyusutan dan pajak tidak langsung.
Kemakmuran suatu wilayah selain ditentukan oleh besarnya nilai tambah yang
tercipta di wilayah tersebut juga oleh seberapa besar terjadi transfer payment, yaitu
bagian pendapatan yang mengalir keluar wilayah atau mendapat aliran dana dari luar
wilayah. Jika membicarakan tentang pertumbuhan ekonomi, maka secara
langsung akan melibatkan masalah peningkatan luaran output yang terus
menerus dalam jangka panjang. Peningkatan luaran output ini tergantung pada macam
dan jumlah masukan input atau faktor produksi yang digunakan dalam proses
produksi.
Pada umumnya orang menerangkan bahwa kemunduran suatu perekonomian
ataupun adanya kesempatan untuk berkembang bagi masyarakat dapat dilihat
dari tersedianya sumberdaya alam yang ada di daerah tersebut. Bahkan sampai sekarang
masih ada orang yang mengatakan bahwa suatu negara mengalami kemiskinan karena
tidak cukupnya sumberdaya alam yang dimilikinya. Dalam beberapa hal memang
dapat dibenarkan bahwa terbatasnya tingkat output di negara yang pendapatannya rendah
antara lain disebabkan oleh terbatasnya sumberdaya alam yang tersedia, baik dalam
arti kuantitas maupun jenisnya. Tanpa adanya sumberdaya alam di suatu negara,
maka tidak akan banyak harapan untuk adanya perkembangan ekonomi. Alam
105 sekitarnya membatasi kemungkinan usaha
manusia untuk hidup dan mencapai sesuatu. Tetapi jumlah dan kualitas sumberdaya alam
riil yang dipunyai oleh suatu negara atau suatu daerah itu lebih merupakan hasil
daripada sebab perkembangan ekonomi. Dengan kata lain justru dengan berhasilnya
suatu kebijakan pembangunan ekonomi akan semakin banyak sumberdaya alam yang
dapat digali dan selanjutnya akan mendorong pembangunan lebih lanjut.
Dari uraian di atas, dapat kita simpulkan betapa pengembangan kawasan
basis sektor perikanan dan kelautan adalah suata upaya kebijakan yang dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi pada suatu wilayah khususnya pada kawasan pesisir.
PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN
1. Sumberdaya Milik Umum Masalah yang sering timbul
sehubungan dengan sumberdaya alam milik umum ialah adanya pendapatan masyarakat
yang mengatakan bahwa “Milik semua orang itu berarti pula milik setiap orang”, karena itu
anggapan itu diartikan bahwa sumberdaya alam itu selagi masih dalam keadaan baik
harus dieksploitasi sebanyak mungkin dan kenapa harus dihemat penggunaannya
sementara orang lain menghabiskannya.
Pernyataan diatas cenderung mengakibatkan penggunaan sumberdaya
alam secara berlebihan, atau menghabiskan sumberdaya alam secara cepat, bahkan dapat
menghancurkan sumberdaya alam baik yang dapat diperbaharui renewable resources
apalagi yang tidak dapat diperbaruhui unrenewable resources.
Dalam banyak kasus terjadi penggunaan sumberdaya alam milik umum
yang tidak memperhatikan konsepsi keseimbangan antara penduduk dengan
sumberdaya alam. Hal ini mengakibatkan banyak fenomena keseimbangan penduduk
dan sumberdaya alam menjadi lamban bahkan tidak terjadi. Penyebab lambannya
keseimbangan dan penyesuaian itu antara lain :
a.
Masyarakat lebih mengenal adanya kepemilikan pribadi private dan
mekanisme pasar, sehingga pengertian bahwa lingkungan sebagai barang
milik bersama dan dipelihara bersama masih sulit dimengerti.
Contoh :
Situasi ini dapat dilihat terutama pada sektor
perikanan dan kelautan seperti pembuatan keramba
ikan, budidaya rumput laut, budidaya terumbu karang,
dll, dimana ada semacam pengkavlingan laut yang
dilakukan oleh nelayan dan masyarakat biasanya di
wilayah pesisir.
b. Masyarakat tidak mengetahui secara
pasti apa yang sesungguhnya diinginkannya, begitu pula tentang
teknologi untuk menghasilkan apa yang diinginkannya tersebut.
Contoh
: Terancam punahnya ikan
iblis bilih di Danau Singkarak, Sumatera Barat
karena adanya tanggul yang digunakan untuk pembangkit
listrik bagi keperluan masyarakat di sekitar danau
yang pada akhirnya memaksa pengembang untuk
membendung Sungai Batang Ombili, yang merupakan
satu-satunya sungai tempat keluar air Danau Singkarak.
c. Karena adanya eksternalitas, maka
biaya produksi barang dan jasa menjadi tidak jelas, hal ini ditambah
lagi tingginya mobilitas manusia. Contoh
: Pengerukan pasir laut di wilayah Kepulauan Riau
telah mengalihkan kegiatan produksi nelayan pada
wilayah tersebut menjadi pekerja di sektor
pertambangan pasir.
Dari uraian diatas, dapat dilihat bahwa jika hal ini terus berlanjut
diperkirakan seluruh sumber potensi yang ada di sektor ini akan habis terkuras dan hal
ini akan berdampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi wilayah secara khusus
dan pertumbuhan ekonomi nasional secara umum, juga akan mengancam kelestarian
ekologi dan ekosistem yang ada di wilayah tersebut.
106
2. Pengelolaan Sumberdaya Ikan