apabila kontribusi keluaran yang dihasilakn realisasi PAD semakin kecil terhadap nilai pencapaian sasaran tersebut Target PAD, maka dapat disimpulkan
bahwa pemungutan PAD kurang efektif. Menurut Halim 2002, dalam Suprapto, 2006, apabila rasio efektivitas mencapai 1 100, berarti daerah tersebut
mampu menjalankan tugasnya dengan efektif. Tabel 3.2 Skala Interval Efektivitas Kinerja Keuangan
Kriteria Presentase Kinerja Keuangan
Tidak Efektif x 100
Efektivitas Berimbang x = 100
Efektif x 100
Sumber: Mahsun 2009
2.1.10 Rasio Aktivitas
Rasio ini menggambarkan bagaimana pemerintah daerah memprioritaskan alokasi dananya pada belanja rutin dan belanja pembangunan secara optimal.
Semakin tinggi presentase belanja investasi belanja pembangunan yang digunakan untuk menyediakan sarana prasarana ekonomi masyarakat cenderung
semakin kecil. Secara sederhana rasio keserasian itu dapat di formulasikan sebagai berikut Widodo, 2001:262:
Rasio Belanja Rutin terhadap APBD = x 100
Rasio Belanja Pembangunan terhadap APBD = x 100
Belum ada patokan yang pasti berapa besarnya rasio belanja rutin maupun pembangunan terhadap APBD yang ideal, karena sangat dipengaruhi oleh
dinamisasi kegiatan pembangunan dan besarnya kebutuhan investasi yang diperlukan untuk mencapai pertumbuhan yang ditargetkan. Namun demikian,
sebagai daerah di Negara berkembang peranan pemerintah daerah untuk memacu
pelaksanaan pembangunan masih relatif kecil. Oleh karena itu, rasio belanja pembangunan yang relatif masih kecil perlu ditingkatkan sesuai dengan
kebutuhan pembangunan di daerah.
2.1.11 Rasio Pertumbuhan
Rasio pertumbuhan Growth Ratio mengukur seberapa besar kemampuan pemerintah daerah dalam mempertahankan dan meningkatkan keberhasilannya
yang telah dicapai dari periode ke periode berikutnya. Dengan diketahuinya pertumbuhan untuk masing-masing komponen sumber pendapatan dan
pengeluaran, dapat digunakan mengevaluasi potensi-potensi mana yang perlu mendapat perhatian Widodo,2001:270.
Pertumbuhan PAD
t
= PAD
t
– PAD
t-1
X 100 PAD
t-1
Apabila semakin tinggi nilai PAD, TPD dan Belanja Pembangunan yang diikuti oleh semakin rendahnya Belanja Rutin, maka pertumbuhannya adalah positif.
Artinya bahwa daerah yang bersangkutan telah mampu mempertahankan dan meningkatkan pertumbuhannya dari periode satu ke periode yang berikutnya.
Selanjutnya jika semakin tinggi nilai PAD, TPD, dan Belanja Rutin yang diikuti oleh semakin rendahnya Belanja Pembangunan, maka pertumbuhannya adalah
negatif. Artinya bahwa daerah yang bersangkutan belum mampu mempertahankan dan meningkatkan pertumbuhannya dari periode yang satu ke periode yang
berikutnya.
2.1.12 Analisis Trend