2.3 Kerangka Konseptual
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
Teori Neo-Classical Welfare
Teori New Contractarian
Kepuasan utility
Teori Classical Utilitarian
Kesenangan pleasure
Indikator perkembangan: 1. Terpenuhi basic needs
2. Terfasilitasi self-esteem 3. Terakomodasi freedom from
servitude Tahapan kesejahteraan:
1. Tahap physiological needs 2. Tahap needs for safety
3. Tahap Affiliation  or  acceptance needs
4. Tahap needs for self-esteem 5. Tahap
needs for
self- actualization
Teori Hierarkhi Kebutuhan Maslow
Teori Kesejahteraan Todaro
Fisiologis - Ekonomi Sosio - Kultural
Kualitas Hidup
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Pendekatan
Penelitian  tentang aksentuasi  sosial,  ekonomi,  budaya,  dan  agama masyarakat  Bugis dalam  pengembangan  kualitas  hidup  di  Kabupaten  Jembrana
Bali ini merupakan penelitian eksploratif exploratory research. Jenis penelitian eksploratif  berorientasi  pada  upaya  menggali,  mendalami,  dan  selanjutnya
menjelaskan  fenomena.  Pada  sebagian  besar  kajian  ilmu  sosial,  penelitian eksploratif  tidak  dapat  menggunakan  pendekatan  kuantitatif  saja,  karena
keterbatasannya  dalam mendalami  fenomena.  Oleh  karena  itu,  pendekatan  yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif qualitative approach.
Penggunaan pendekatan kualitatif pada jenis penelitian eksploratif ini diharapkan dapat menggali dan menguraikan fakta-fakta sosial, ekonomi, budaya, dan agama
kaitannya  dengan  pengembangan  kualitas  hidup  masyarakat  Bugis  di  Kabupaten Jembrana Bali.
3.2 Unit Analisis, Populasi, dan Sampel
Unit  analisis dalam  penelitian  ini  adalah  orang-orang  Bugis,  dengan masyarakat Bugis yang tinggal di Kabupaten Jembrana Bali sebagai populasinya.
Populasi  merupakan  keseluruhan  dari  unsure-unsur  yang  memiliki  satu  atau beberapa  karakteristik  yang  sama  Dajan,  1996:110. Dengan  demikian,  obyek
penelitian  adalah  orang-orang  Bugis  dengan  seperangkat  perilaku  rasionalnya, secara sosio-kultural dan ekonominya berupaya mencapai kualitas hidupnya.
Sampel adalah  sebagian  Jumlah  dan  karakteristik  yang  dimiliki  oleh populasi  tersebut  Sugiyono,  2003:116.  Sampel penelitian  ditentukan  dengan
menggunakan metode purposive  sampling.  Pertimbangan  penggunaan  metode purposive  sampling
adalah  untuk  mengakomodasi  beberapa  kepentingan penelitian,  diantaranya:  1  penelitian  ini  lebih  menekankan  pada  pendalaman
informasi, bukan banyaknya responden, 2 mendalami budaya dan perilaku sosial ekonomi  membutuhkan key  informan yang  ahli  expert,  bukan  responden  acak,