BAB III PROGRAM EVERSERIES
Umum
Program EVERSERIES merupakan program komputer yang diperuntukkan dalam perencanaan overlay ataupun analisis perkerasan lentur.
Program ini dikeluarkan Agustus 2005 oleh Washington State Departement of Transportation WSDOT.
Dengan tujuan umum merencanakan overlay atau menganalisis perkerasan lentur, program ini memiliki tiga bagian program di dalamnya, antara
lain: •
EVERSTRESS •
EVERCALC •
EVERPAVE Setiap bagian program Everseries ini menggunakan pemodelan sistem
struktur multi-lapisan elastis pada perkerasan lentur, tetapi ketiganya merupakan program terpisah dan mempunyai fungsi atau hasil keluaran yang berbeda.
Seperti halnya Everstress yang dikhususkan pada analisis elastisitas lapisan perkerasan. Dimana hasil keluarannya berupa besarnya nilai tegangan,
regangan dan defleksi yang terjadi di dalam struktur perkerasan yang ingin ditinjau.
Sedangkan Evercalc berfungsi sebagai program yang menjalankan proses backcalculation, yaitu guna menentukan nilai modulus masing-masing
lapisan perkerasan.
Universitas Sumatera Utara
Dan Everpave merupakan program kunci dimana penentuan tebal overlay terjadi disini. Sehingga hasil keluarannya berupa tebal overlay yang
dibutuhkan disertai dengan prediksi nilai kerusakan yang terjadi, baik itu retak ataupun deformasi.
Untuk perhitungan tebal overlay perkerasan lentur dengan program Everseries, bagian program yang harus digunakan adalah Evercalc dan Everpave,
sedangkan Everstress tidaklah begitu diprioritaskan penggunaanya. Hal ini memungkinkan oleh karena fungsi dari Everstress.
EVERSTRESS
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bagian program dari Everseries ini bertujuan untuk menganalisis struktur perkerasan lentur dengan
menggunakan pemodelan struktur sebagai multi-lapisan elastis yang menggunakan nilai modulus, nilai poisson dan ketebalan tiap lapisan untuk
perhitungannya. Analisis perkerasan dari respon perkerasan berupa nilai tegangan,
regangan dan defleksi ini dikembangkan oleh Waterways Experiment Station, U.S. Army Corps of Engineers WESLEA dalam program analisis lapisan elastis.
Asumsi – Asumsi
Pendekatan pemodelan lapisan elastis ini memerlukan beberapa asumsi dalam model matematikannya. Asumsi tersebut antara lain
[9,17]
: •
Lapisan perkerasan memiliki panjang arah horizontal yang tidak terbatas •
Lapisan terbawah umumnya subgrade memiliki kedalaman yang tak terbatas
Universitas Sumatera Utara
• Material tidak mengalami tegangan yang melewati batas elastisnya
Respon Model
Sama halnya dengan respon model yang digunakan umumnya pada metode mekanistik, demikian program everseries ini menggunakan respon
tegangan, regangan dan defleksi untuk menganalisis struktur perkerasan lentur. Setiap proses iterasi yang terjadi menggunakan hubungan tegangan dan
modulus dan tiap iterasi analisis perkerasan tersebut terjadi perhitungan modulus, perbandingan modulus dan penyesuaian modulus hingga didapat besarnya nilai
tegangan, regangan, dan defleksi.
EVERCALC
Dalam pemodelan sistem struktur perkerasan multi-lapisan, perhitungan modulus masing-masing lapisan dari struktur perkerasan eksistingterpasang
tidaklah mudah secara empiris, sehingga solusi untuk masalah ini adalah penggunaan proses iterasi. Tujuan iterasi yang dilakukan pada evercalc berbeda
dengan iterasi pada everstress, dimana pada evercalc iterasi ini bertujuan mendapatkan nilai modulus lapisan. Yang menjadi penghubung dalam
menentukan nilai modulus tiap lapisan struktur perkerasan eksisting ini adalah data lendutan hasil survey alat FWD lendutan pengukuran dengan lendutan yang
dihitung secara teoritis oleh program lendutan perhitungan. Dalam program ini, suatu rumusan digunakan untuk mengkontrol nilai
lendutan hasil perhitungan dan pengukuran yang dinamakan dengan root mean square RMS. Sehingga, apabila terjadi ketidakcocokan pada hasil lendutan
pengukuran dan perhitungan atau perubahan modulus tidak sesuai dengan
Universitas Sumatera Utara
toleransi yang diijinkan, ataupun jumlah proses iterasi telah mencapai batas akhir program, maka hal ini dikenali sebagai root mean square error RMS error. Dan
umumnya besarnya nilai RMS cukup 1 sd 2 persen, diluar itu tidaklah dapat diterima. Demikianlah program evercalc melakukan proses iterasi sehingga hasil
nilai modulus yang tidak masuk akal dapat dihindari.
EVERPAVE
Program ini memiliki banyak parameter yang dibutuhkan dalam perhitungannya dengan pemodelan lapisan sistem struktur multi-lapisan elastis.
Dan modulus hasil perhitungan program evercalc dibutuhkan sebagai masukan untuk hasil tebal overlay dengan Everpave bila nilai modulus lapisan yang
digunakan didasarkan pada perolehan data lendutan di lapangan.
Pemodelan Lapisan Perkerasan
Dengan pemodelan sebagai lapisan elastis, metode ini dapat menghitung tegangan, regangan dan defleksi disetiap titik pada struktur perkerasan sebagai
hasil dari aplikasi pembebanan permukaan perkerasan
[17]
. Pemodelan lapisan elastis memiliki anggapan bahwa setiap lapisan struktur perkerasan homogen,
isotropic, dan linier elastis. Untuk lapisan yang dimodelkan sebagai sistem yang homogen dan isotropis mempunyai arti bahwa nilai modulus dan nilai poisson
setiap titik dalam satu lapisan memiliki harga yang sama baik dalam arah horizontal maupu n vertikal.
Universitas Sumatera Utara
Lapisan 1 , E
V1
= E
H1
dan n
V1
= n
H1
Lapisan 2 , E
V2
= E
H2
dan n
V2
= n
H2
Subgrade
Gambar 3.1 Kriteria Lapisan Homogen dan Isotropis
Pemodelan Pertemuan Antar Lapisan
Pemodelan lapisan perkerasan juga tergantung pada kondisi gesekan faktor slip antar lapisan berbitumen. Kondisi gesekan antar lapisan ini biasanya
dianggap tidak terjadi slip no slip antar lapisan. Pada program everseries bagian everstress, faktor slip ini ikut
dipertimbangkan dalam analisis struktur perkerasan, dimana program everseries menyediakan interval nilai faktor slip dari 0 sampai 1000. Nilai 0 diberikan untuk
kondisi full slip pada interface lapisan titik pertemuan dua lapisan, nilai 1 diberikan untuk kondisi yang dianggap tidak terjadi slip antar lapisan, sedangkan
2-1000 diberikan untuk kondisi antar lapisan bila terjadi slip sebagian.
AC overlay
Unbound Base Layer
Subgrade Layer interface 1
AC lama interface 2
Gambar 3.2 Kondisi pertemuan antar lapisan
Universitas Sumatera Utara
Kriteria Desain Overlay
Dalam mendesain overlay, yang digunakan sebagai kriteria perencanaan adalah kriteria kegagalan perkerasan. Ada dua jenis kegagalan perkerasan yaitu
kegagalan fungsional dan kegagalan struktural
[2]
. Kegagalan fungsional terjadi saat perkerasan suatu jalan raya tidak lagi mampu menampung lalu lintas dengan
keamanan dan kenyamanan seperti yang direncanakan. Sementara kegagalan struktural merupakan petunjuk kerusakan pada satu atau lebih komponen dalam
struktur perkerasan. Program Everpave adalah program penutup sekaligus penentu dalam
perencanaan overlay perkerasan lentur berdasarkan analisis mekanistik. Proses analisis mekanistik yang dimaksud adalah perencanaan overlay yang
menggunakan kriteria kegagalan struktur. Kegagalan struktur yang terdapat dalam program Everpave ini didasarkan pada dua jenis yaitu; kriteria kegagalan
deformasi rutting dan kriteria kegagalan retak fatig cracking. Program komputer dengan analisis lapisan elastis akan membantu
menghitung besar tegangan, regangan dan defleksi secara teoritis setiap tempat dalam struktur perkerasan. Dan terdapat beberapa titik kritis yang sering
digunakan untuk analisis perkerasan, sebagai berikut: Tabel 3.1 Analisis Titik Kritis di dalam Struktur Perkerasan
[17]
LokasiTitik Respon
Kegunaannya
Permukaan Perkerasan Defleksi
Berguna untuk menjatuhkan beban
yang dibatasi selama desain overlay
Di bawah lapisan HMA Regangan Tarik
Horizontal Berguna untuk prediksi
kegagalan Retak Fatig pada HMA
Di atas lapisan tengah Regangan Tekan Vertikal Berguna untuk prediksi
Universitas Sumatera Utara
Base atau Subbase kegagalan rutting pada
base atau subbase
Di atas Subgrade Regangan Tekan Vertikal
Berguna untuk prediksi kegagalan rutting pada
subgrade
Untuk penggambaran letak dari setiap titik kritis dalam struktur perkerasan lentur diberikan pada Gambar 3.3 berikut ini:
Keterangan Gambar 3.3: 1.
Defleksi Permukaan Perkerasan 2.
Regangan tarik horizontal di bawah lapisan berbitumen 3.
Regangan tekan vertikal di atas lapisan Base 4.
Regangan tekan vertikal di atas lapisan Subgrade
Catatan: kriteria kerusakan diperiksa di bawah satu roda dan di antara kedua roda Gambar 3.3 Titik kriteria kerusakan - Program Everpave
[16]
Beban tiap roda = 4,500 lb
Retak Lelah – Di bawah overlay AC
baru
Rutting – Di atas Lapisan Tanah
Dasar
Retak Lelah – Di bawah overlay AC
lama
Universitas Sumatera Utara
Kriteria Deformasi Rutting
Alur tapak roda wheel-track rutting dikontrol dengan membatasi regangan tekan arah vertikal dan deformasi permanent pada tanah dasar. Agensi
internasional Asphalt Institute 1982 memberikan batasan kegagalanfailure akibat deformasi tanah dasar sebesar 13 mm
[8]
. Pada Asphalt Institute MS-1 edisi ke-9, kriteria rutting yang digunakan
adalah diperoleh dari analisa perencanaan perkerasan dengan prosedur California dan metode Chevron. Besarnya nilai rutting tidak boleh melampaui 13mm0.5 in,
dengan anggapan bahwa komponen dari struktur perkerasan direncanakan dengan baik
[8]
.
Gambar 3.4 Tampilan kegagalan rutting pada perkerasan jalan Kriteria rutting pada program Everpave ini diambil dari Asphalt Institute
[16]
:
4843 .
4 2
10 05
. 1
=
− v
f
e x
N 3.2
Universitas Sumatera Utara
Dimana: N
f
= angka ijin dari single axle 8000 lb 80 kN agar rutting pada permukaan perkerasan tidak lebih dari 0.5 inchi 12.7 mm
e
v
= regangan vertikal tekan di atas lapisan tanah dasar
Gambar 3.5 Limitasi kriteria regangan rutting pada tanah dasar
[17]
Persamaan konstanta rutting untuk program Everpave diberikan sebagai berikut:
b V
r
a N
ε
=
3.3 atau
V r
b a
N ε
log log
log +
= 3.4
keterangan: Nr
= Beban yang menyebabkan kerusakan rutting, jumlah beban untuk kerusakan rutting pada tanah dasar mencapai 0,5 inchi. 13mm.
ε
v
= Tegangan vertical tekan vertical compressive strain di bagian atas subgrade micron = 10
-3
mm a
= Konstanta b
= nilai eksponen untuk tegangan
Universitas Sumatera Utara
Nilai a dan b adalah negatif dan tanda negatif tersebut harus disertakan pada saat memasukkan nilai ke dalam persamaan.
Nilai konstanta untuk a dan b adalah 1.077E+18 dan -4.4843, sehingga:
V r
E N
ε log
4843 .
4 18
077 .
1 log
log −
= 3.5
Kriteria Retak Fatigue Cracking
Banyak persamaan yang telah dikembangkan untuk menghubungkan jumlah repetisi beban terhadap kerusakan retak pada perkerasan lentur dengan
lapis permukaan aspal beton ACHMA
[17]
. Dan kebanyakan nilainya tergantung pada besarnya regangan tekan horizontal di bawah lapisan HMA
ε
t
dan modulus elastis dari HMA
[17]
. Mekanisme yang digunakan untuk kerusakan pada permukaan
perkerasan yang berupa retak adalah dengan mengontrol regangan tekan arah vertikal pada permukaan tanah dasarsubgrade
[8]
.
Gambar 3.6 Tampilan kegagalan retak di permukaan perkerasan
[17]
Kriteria kerusakan retak lelah berdasarkan laboratorium Monishmith, yaitu berdasarkan model dan yang berikutnya merupakan karya Finn dan Mahoney
[16]
. Retak Lelah: N
field
= N
lab
SF 3.6
Dimana:
Universitas Sumatera Utara
N
field
= beban yang diaplikasikan pada tegangan konstan untuk menghasilkan jumlah retak lelah
N
lab
= berkaitan dengan data laboratorium
−
− =
− 3
6
10 log
8854 .
10 log
291 .
3 82
. 14
10 Eac
et 3.7
SF = Shift faktor yang berkisar antara 4 sampai 10, tergantung tebal HMA
Hasil aplikasi N
field
diperkirakan sekitar 10 persen atau kurang dengan retak lelah di sekitar lokasi jalan roda. Model Finn berdasarkan kerja laboratorium
Monismith dan hasil pengujian AASHTO adalah:
−
− =
− 3
6
10 log
854 .
10 log
291 .
3 947
. 15
10 Eac
et N
f
3.8 Dimana:
N
f
= angka yang menunjukkan as untuk menghasilkan retak fatigue kurang dari 10 persen di daerah roda
ε
t
= regangan tarik horizontal di bawah lapisan aspal Eac = Modulus lapisan aspal psi
dengan rumus,
[ ]
2
000147362 .
47210 .
6
10
T AC
E
−
=
T = temperature
o
F
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.7 Pembatasan regangan horizontal kriteria retak
[17]
Dan persamaan konstanta fatig cracking dalam Everpave adalah:
=
c AC
b t
fv
essure c
Atmospheri E
a SF
N Pr
ε 3.9
atau
+
+ +
= essure
c Atmospheri
E c
b a
SF N
AC t
f
Pr log
log log
log log
ε 3.10
Keterangan: N
f
= Beban yang menyebabkan kerusakan fatigue, jumlah beban untuk perkerasan mencapai 10 persen alligator cracking.
SF = Faktor peubah
ε
t
= Nilai tangensial regangan dibagian bawah lapisan HMA micron, 10
-6
E
HMA
= Modulus HMA Hot Mix Asphalt a
= Konstanta b
= nilai eksponen pangkat untuk regangan c
= nilai eksponen pangkat untuk modulus
Universitas Sumatera Utara
Nilai b dan c adalah negatif dan tanda negatif ini harus disertakan pada saat memasukkan nilai. Tekanan Atmosfer dalam satuan yang sama dengan tegangan
14.696 psi atau 101.4 kPa.
Nilai yang sudah ada untuk a, b, dan c adalah 2.428E+16, -3.291, dan -0.854, mengacu dari persamaan yang asli:
− −
= 1000
log 854
. log
29 .
3 82
. 14
AC t
f
E LogN
ε 3.11
Dan berikut ketentuan untuk shift factor pada Everpave: Tabel 3.2 Klasifikasi Shift Faktor
[16]
Shift Faktor Keterangan
4 Tebal HMA 200mm 8 in
7 Tebal HMA antara 100 - 200 mm 4 - 8 in
10 Tebal HMA 100 mm 4 in
Data Masukan Input Program
Banyaknya parameter yang diperlukan sebagai masukan dalam program Everpave menyebabkan diperlukannya pengelompokan parameter tersebut secara
garis besar. Secara umum, masukan program ini terdiri dari tiga bagian, antara lain; data umum, data lalin lalu lintas, dan data perkerasan.
Setiap tiga parameter umum tersebut memiliki beberapa data bagian yang masing-masing akan disebutkan di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Input Data
Properti Material Variasi Musiman
Lalu Lintas
Asumsi Tebal Perkerasan
Menghitung volume lalu lintas musiman
Menentukan properti material
musiman
Analisis Struktur Perkerasan
Ev, Ee
Menghitung masa layan
Nf, Nr Menentukan ratio
kerusakan Menghitung jumlah rasio
kerusakan Sum of Damage Ratio, SDR
Tambah tebal overlay
SDR1 Menghasilkan
desain overlay No
Yes
Gambar 3.8 Alur Program Everpave
[16]
Data Umum
Data umum ini terdiri dari parameter-parameter yang berkaitan dengan alat pengukur lendutan dilapangan, antara lain; beban roda rencana, tekanan roda
rencana, jarak roda ganda, shift faktor untuk AC eksisting dan AC overlay dan variasi musiman.
Universitas Sumatera Utara
Khusus untuk variasi musiman, Everpave memberikan standar musiman sesuai dengan keadaan musim di Washington, USA atau sebagian besar negara-
negara Eropa dimana terdapat 4 musim yaitu semi spring, panas summer, gugur fall, dan dingin winter. Tetapi hal ini tidak menghambat perhitungan
Everpave bagi daerah dengan 2 musim saja, karena faktor musiman bisa disesuaikan dengan memasukkan angka satu 1 apabila tidak ada salah satu atau
lebih variasi musiman diantara keempat musim tersebut diatas.
Data Lalu Lintas
Data lalu lintas pada Everpave memberikan pilihan tipe perhitungan lalu lintas rencana yang akan digunakan. Pengguna dapat memilih satu dari tiga data
lalu lintas yang disediakan program ini. Pilihan tersebut antara lain; 18KESALs untuk periode rencana tertentu, 18KESALs per tahun, atau Lalu Lintas Harian
Rata-Rata average daily traffic. Setiap pilihan tersebut membutuhkan masukkan yang umumnya berupa distribusi lajur jalan raya, pertumbuhan lalu lintas per
tahun, dan umur rencana design period. Khusus penggunaan data lalu lintas LHR diperlukan data faktor truk dan persentase truk.
Data Struktur Perkerasan
Pada data struktur perkerasan diperlukan beberapa asumsi dari pengguna Everpave, seperti tebal overlay perkiraan awal, modulus AC overlay dalam
keadaaan temperatur standar, nilai poisson lapisan overlay yang direncanakan dan penambahan tebal overlay untuk proses iterasi.
Sedangkan data lainnya adalah data perkerasan eksisting yang terdiri dari; identitas tiap lapisan, nilai poisson tiap lapisan pada struktur perkerasan
Universitas Sumatera Utara
eksisting, tebal tiap lapisan eksisting cm, dan modulus tiap lapisan yang diperoleh dari proses backcalculation MPa, dimana untuk lapisan permukaan
modulus yang dipakai adalah modulus dalam keadaan temperatur standar, dan modulus lapisan lainnya sesuai dengan nilai keluaran program evercalc.
Data Keluaran Output Program
Setelah semua data yang diperlukan terpenuhi, maka proses iterasi akan berjalan sesuai perintah pengguna program Everpave dan menjalankan analisis
perkerasan. Ada empat jenis keluaran dari program ini. Pertama, petunjuk nilai modulus yang digunakan setelah dikoreksi terhadap variasi musiman.
Kedua, angka kritis dari regangan tarik di AC baru dan AC lama, regangan tekan pada subgrade dan defleksi permukaan maksimal yang dihitung
tiap musim. Faktor musiman yang diberikan mengacu pada musim yang ada di Washington D.C yaitu sebanyak 4 musim. Tetapi hal ini tidak menghalangi proses
perhitungan pada daerah dengan 2 musim. Ketiga, tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh regangan-regangan di
titik-titik kritis dalam struktur perkerasan, yaitu kerusakan retak di permukaan AC baru dan AC lama, dan deformasi rutting pada subgrade. Nilai kerusakan ini
dihitung dari asumsi tebal overlay yang diperkirakan diawal, lalu proses iterasi terjadi, guna mengurangi nilai kerusakan yang terjadi tersebut.
Dan yang terakhir adalah besarnya tebal overlay yang dibutuhkan, didapat dengan melakukan penambahan tebal dari tebal overlay perkiraan diawal
yang mengakibatkan nilai kerusakan kurang atau mendekati satu 1. Apabila perkiraan awal tebal overlay sudah menghasilkan kerusakan yang kurang atau
Universitas Sumatera Utara
mendekati satu 1, maka tebal overlay yang dibutuhkan adalah sama dengan tebal overlay perkiraan awal yang dimasukkan oleh pengguna.
Tahapan Perhitungan Everpave
Proses perhitungan tebal overlay pada program Everpave dilakukan melalui beberapa tahapan, sebagai berikut
[18]
: −
Proses backcalculation dari data FWD yang menghasilkan modulus tiap lapisan
− Analisis dan tentukan hasil dua parameter kriteria kegagalan.
• Fatigue cracking :
log 854
. log
291 .
3 82
. 14
log
ac t
f
E N
− −
=
ε •
Rutting :
4843 .
4 18
10 077
. 1
log
−
=
v f
x N
ε −
Menghitung beban repetisi batas ijin untuk kegagalan struktur pada tiap musim
− Menghitung kerusakan yang terjadi tiap musim dan nilai total kerusakan
musiman −
Menentukan tebal overlay berdasarkan nilai total kerusakan musiman yang kurang dari atau sama dengan satu
≤ 1.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV APLIKASI PERHITUNGAN DENGAN