26 dan penghantar berarus pada bagian bergerak, yang selanjutnya diteruskan ke inti
kutub menuju ke gandar stator, dan akhirnya tiba di pondasi mesin.
Gandar Stator
Berlawanan dengan gandar rotor, gandar stator bersama-sama dengan inti kutub membentuk hantaran magnet diam. Pada permukaan gandar stator ini dibuat parit
untuk menempatkan inti-inti kutub mesin arus searah, agar inti-inti tersebut dapat terpegang pada tempatnya dengan baik dalam jarak kutub
τ yang telah ditetapkan. Selain sebagai jembatan bagi arus-gaya-magnet antara kutub yang
bertetangga, maka gandar stator juga menerima gaya dan punter yang diteruskan oleh seluruh inti-inti kutub mesin. Gaya dan punter ini kemudian diteruskan ke
fondasi mesin arus searah oeh gandar stator
2.3.3 Bahan Hantaran Magnet
Dari bahasan diatas jelas terlihat bahwa untuk membuat hantaran magnet diperlukan bahan yang memenuhi persyaratan tertentu. Salah satu ketentuan yang
harus dipenuhi oleh bahan adalah bersifat mudah menghantarkan arus-gaya- magnet, ditandai dengan rendahnya hambatan terhadap pengaliran arus-gaya-
magnet. Gambar 2.16 memperlihatkan bahan yang berada dalam lintasan magnet tertutup ke dalam rangkaian yang diberi tegangan magnet.
Arus-gaya-magnet yang mengalir dalam lintasan yang ditinjau dapat diperoleh melalui persamaan :
Φ = Rm
F [Wb]
Dengan
Atmaja Novianto Sembiring : Studi Penggunaan Ferrofluid Untuk Meningkatkan Efisiensi Motor Arus Searah, 2008 USU Repository © 2008
27 Φ = arus-gaya-magnet Wb
F = tegangan magnet atau ggm yang ditempakan dalam rangkaian magnet
mesin dan menurut Hukum I Maxwell besarnya : F =
∫
H
l
dl [AB]
dengan H
l
= kuat medan magnet pada sepanjang arah garis singgung lintasan ABm
dl = panjang elemen lintasan m
R
m
= hambatan reluktansi arus-gaya-magnet mengalir melalui bahan ABWb.
Setiap benda padat, cair, dan gas yang terdapat di alam dapat bertindak sebagai hantaran magnet yang ditempatkan dalam rangkaian magnet tertutup, lihat
Gambar 2.16b. Hasil pengukuran nilai induksi B yang diperoleh dari kuat medan H yang diberikan pada berbagai macam benda atau medium dilukiskan dalam
hubungan fungsi yang ditampilkan dalam bidang kordinat B = fH, lihat Gambar
2.16a.
Gambar 2.16 Lengkung B=fH untuk alur dan gigi bagian bergerak mesin arus
searah
Atmaja Novianto Sembiring : Studi Penggunaan Ferrofluid Untuk Meningkatkan Efisiensi Motor Arus Searah, 2008 USU Repository © 2008
28 Karena kuat medan H adalah tegangan magnet yang diberikan persatuan
panjang lintasan medium percobaan yang dilalui dan diinduksi B adalah besar arus-gaya-magnet per satuan luas penampang bahan percobaan tersebut, maka
akan sangat menarik untuk mengetahui hubungan antara kedua besaran ini. Apabila bahan-bahan yang ditempatkan memperlihatkan hubungan tidak garis-
lurus linear, maka dapat diturunkan hubungan : B =
µ H [T]
dengan B = induksi yang diperoleh dalam medium percobaan T =
Wbm
2
, T adalah singkatan tesla H
= kuat mean magnet yang ditempatkan ABm µ = permeabilitas atau sifat dapat ditembus arus-gaya-magnet atau
bahan hantaran magnet yang digunakan. Apabila diambil
µ sebagai besaran rata-rata yang harganya tetap bagi medium dalam daerah pengamatan fungsi B = fH yang terletak antara H = -
H
maks
dan H = + H
maks
, maka lengkung-lengkung yang diperoleh bagi berbagai jenis bahan percobaan ditunjukkan dalam garis-garis lurus yang menempati
kuadran pertama dan keempat µ adalah besaran posistif dari nol ampai tak
berhingga.
1.3.4 Bahan Feromagnet