Khairiah : Pengujian Efisiensi Pasar Modal Atas Peristiwa Pengumuman Stock Split Periode Tahun 2007-2008 Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
nilai sekarang dan tidak dapat dipergunakan untuk memprediksi pergerakan harga.
2. Efisiensi Bentuk Setengah Kuat Semi-Strong form
Hipotesis bentuk setengah kuat menyebutkan bahwa seluruh informasi yang tersedia untuk public tentang prospek suatu
perusahaan seharusnya tercermin pada harga saham. Informasi tersebut meliputi, selain harga masa lalu, data fundamental
tentang lini produk perusahaan, serta praktik akuntansi Bodie 2006:480.
Jika pasar efisien dalam bentuk setengah kuat, maka tidak ada investor atau grup dari investor yang dapat menggunakan
informasi yang dipublikasikan untuk mendapatkan keuntungan abnormal dalam jangka waktu yang lama.
3. Efisiensi Bentuk Kuat Strong form
Hipotesis bentuk kuat menyebutkan harga pasar mencerminkan seluruh informasi yang relevan bagi perusahaan, termasuk
informasi yang hanya tersedia bagi orang dalam perusahaan Bodie 2006:480.
Jika pasar efisien dalam bentuk kuat, maka tidak ada individual investor atau institutional investor yang dapat memperoleh
keuntungan abnormal karena mempunyai informasi privat.
c. Syarat-Syarat Pasar yang Efisien
Syarat-syarat untuk pasar yang efisien a Tandelilin 2001:143 yaitu:
Khairiah : Pengujian Efisiensi Pasar Modal Atas Peristiwa Pengumuman Stock Split Periode Tahun 2007-2008 Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
1. Harga sekuritas ditentukan oleh demand dan supply dari banyak
investor. Artinya bahwa seorang pelaku pasar tidak dapat mempengaruhi harga sekuritas. Investor adalah penerima harga
price taker. 2.
Informasi tersedia secara luas untuk semua pelaku pasar pada saat yang bersamaan dan harga untuk memperoleh informasi
tersebut murah. 3.
Informasi dihasilkan secara acak random dan tiap-tiap pengumuman informasi sifatnya random satu dengan yang
lainnya. Informasi dihasilkan secara random artinya bahwa investor tidak dapat memprediksi kapan emiten akan
mengumumkan informasi yang baru. 4.
Investor bereaksi dengan menggunakan informasi secara penuh dan cepat, sehingga harga sekuritas berubah dengan semestinya.
Mencerminkan informasi tersebut untuk mencapai keseimbangan baru. Kondisi ini terjadi karena pelaku pasar merupakan
individu-individu yang canggih sehingga mampu memahami dan
menginterpretasikan informasi dengan cepat dan baik. d. Implikasi Efisiensi Pasar Terhadap Pengambilan Keputusan
Implikasi dari hipotesis pasar efisien terhadap pengambilan keputusan oleh investor Ahmad 1996:206, yaitu:
1. Jika pasar efisien, memberikan kesempatan manajer untuk
mengamati harga saham perusahaan mereka dan bagaimana reaksi
pasar terhadap keputusan yang telah diambil.
Khairiah : Pengujian Efisiensi Pasar Modal Atas Peristiwa Pengumuman Stock Split Periode Tahun 2007-2008 Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
2. Cepatnya penyesuaian harga-harga surat berharga, dapat pula
memberi implikasi-implikasi:
a. Semua surat berharga adalah subtitusi sempuna.
b. Penanam modal dapat mengambil berbagai keputusan
manajemen.
c. Perubahan kecil tidak berpengaruh pada resiko suatu
perusahaan atau arus kas yang diharapkan dan atas surat
berharga yang beredar di pasar.
d. Harga-harga surat berharga sekarang adalah alat estimasi yang
terbaik atas harga-harga surat berharga yang akan datang.
Khairiah : Pengujian Efisiensi Pasar Modal Atas Peristiwa Pengumuman Stock Split Periode Tahun 2007-2008 Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Ringkas Bursa Efek Indonesia
Pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun
1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah
ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal
mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada
pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya.
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan