Analisis Laporan Keuangan Analisis Rasio keuangan

2. Infromasi harus dapat dipahami dengan jelas. 3. Informasi dapat digunakan sebagai proses pengambilan keputusan. 4. Relevansi informasi harus jelas. 5. Dapat diyakini kebenarannya. 6. Dapat digunakan untuk tujuan prediksi. 7. Dapat memberikan umpan balik. 8. Penyajian yang jujur dan benar. 9. Tepat waktu. 10. Konsisten dan dapat diperbandingkan. 11. Netral di atas berbagai kepentingan dan berbagai pemakai laporan. 12. Hanya material saja yang dimuat disajikan.

B. Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan menurut Subramanyam 2005:3 adalah aplikasi dari alat dan teknik analisis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis. Analisis laporan keuangan mencakup penerapan metode dan teknik analisis untuk laporan keuangan data-data lainnya untuk melihat dari laporan itu ukuran-ukuran dan hubungan tertentu yang sangat berguna dalam pengambilan keputusan. Tujuan dari analisis laporan keuangan adalah: 1. Penyaringan Screening Analisis dilakukan dengan melihat secara analistis untuk laporan keuangan dengan tujuan beberapa analisis bisnis seperti investasi, merger, dan lain-lain. Dalam hal Screening setelah membaca dan memahami analisis keuangan diharapkan dapat menyaring aktifitas bisnis yang dapat menguntungkan dimasa depan. 2. Peramalan Forecasting Analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan dimasa sekarang dan yang akan datang. 3. Diagnosa Diagnosis Analisis dilakuakan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah dalam manajemen khususnya dibidang operasi dan keuangan. 4. Penilaian Evaluation Analisis digunakan untuk menilai prestasi manajemen, operasi, keuangan dan lain-lain.

C. Analisis Rasio keuangan

Menurut Syahyunan 2013:91,Analisis rasio merupakan salah satu analisis paling populer dan banyak digunakan karena sangat sederhana yang menggunakan operasi aritmatika, namun interpretasinya sangat kompleks. Analisis rasio sangat bermakna untuk investigasi lebih lanjut karena angka rasio yang diperoleh dari pos yang saling terkait dan berhubungan secara ekonomis. Sebagai contoh, terdapat hubungan antara harga jual produk terhadap biaya produk tersebut. Sebaliknya tidak ada hubungan yang jelas antara biaya angkut dengan efek atas surat berharga. jenis rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi: 1. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Rasio yang biasa digunakan yaitu: a. Current Ratio Current rati rasio lancar yaitu perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dibayar dengan memakai hutang lancar. Rasio lancar yang ideal adalah 200 atau 2:1. Artinya, jumlah aktiva lancar adalah dua kali dari hutang lancar atau setiap satu rupiah hutang lancar harus dapat dijamin sedikitnya dengan dua rupiah aktiva lancar. Rasio Lancar = b. Quick Ratio Dengan rasio cepat berarti likuiditas perusahaan diukur dengan menggunakan unsur-unsur aktiva lancar yang likuid, dengan cara tidak mempertimbangkan yang kurang likuid seperti persediaan. Rasio cepat yang ideal adalah 100, yaitu dianggap cukup memuaskan di dalam perusahaan, apabila kurang dari 100 maka dianggap kurang baik dalam tingkat likuiditasnya. Formula: c. Cash Ratio Cash ratio digunakan untuk menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan surat berharga yang segera dapat diuangkan. Rasio ini menunjukkan porsi jumlah kas dibandingkan dengan total utang lancar. Tidak terdapat standar khusus pada rasio kas sehingga penilaiannya tergantung kebijakan perusahaan. Formula: 2. Rasio Laverage Rasio Laverage digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh hutang-hutangnya dan dapat pula untuk mengetahui bagaimana perusahaan mendanai kegiatan usahanya apakah lebih baik menggunakan hutang atau ekuitas. Ukuran umum yang dipakai dalam rasio ini adalah 200 atau 2:1 yang berarti dua kali dari total hutang perusahaan dikatakan solvable bila rasionya kurang dari 200.Rasio yang umumnya dipakai yaitu: a. Debt Ratio Debt ratio digunakan untuk mengukur jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh hutang atau modal yang berasal dari kreditur. Formula: b. Debt to Equity Ratio Rasio hutang terhadap modal sendiri digunakan untuk perbandingan hutang dan ekuitas dalam pendaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Formula: c. Time Interest Earned Kemampuan perusahaan membayar bunga digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi beban tetapnya berupa bunga. Formula: 3. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas digunakan untuk mengetahui seberapa efektif manajemen perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya dalam melaksanakan kegiatan perusahaan. Rasio aktivitas yang umumnya dipakai yaitu: a. Total Assets Turnover Merupakan perbandingan antara pendapatan dengan jumlah aktiva. Kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam satu periode tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan revenue. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa semakin efisien dana yang tertanam dalam perusahaan. Formula: b. Inventory Turnover Perputaran persediaan digunakan untuk mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagangan. Formula: c. Fixed Assets Turnover Perputaran aktiva tetap digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada aktiva tetap seperti pabrik dan peralatan, dalam menghasilkan penjualan. Formula: 4. Rasio Profitabilitas Rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen. Rasio yang umumnya digunakan yaitu: a. Gross Profit Margin Margin laba kotor digunakan untuk mengukur efisiensi pengendalian harga pokok, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien. Formula: b. Operating Profit Margin Margin laba operasi digunakan untuk mengukur tingkat laba operasi dibandingkan dengan volume penjualan. Formula: c. Net Profit Margin Margin laba bersih digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dibandingkan dengan volume penjualan. Formula: d. Return on Equity Tingkat pengembalian modal sendiri digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Formula: e. Return on Investment Tingkat pengembalian Invesment REI digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Formula:

D. Analisis Rasio Keuangan pada PT. Ace Hardware Indonesia Tbk