Algoritma Manber Kesimpulan Dan Saran

2.4 Text Mining Text Mining diartikan sebagai penambangan data berupa teks yang bersumber dari dokumen untuk mencari kata-kata yang merupakan perwakilan isi atau pembentuk dokumen teks sehingga penganalisisan dapat dilakukan. Berikut ini merupakan tahapan umum pada proses Text Mining , yaitu Nugroho, 2011: 1. Text P reprocessing , yaitu pemrosesan awal yang ditujukan untuk membentuk teks menjadi data siap olah pada proses selanjutnya. a. Case F olding , yaitu pengubahan seluruh karakter yang merupakan huruf kapital menjadi huruf kecil. b. F iltering , yaitu pengambilan kata-kata yang penting sesuai dengan kondisi yang diinginkan. c. Tokenizing , yaitu tahap pemecahan kalimat yang di- input berdasarkan kata yang menyusunnya, biasanya dipisah oleh karakter whitespace . 2. Text Transformation , yaitu pembentukan teks yang mengacu pada proses untuk mendapatkan representasi dokumen yang sesuai. a. Stemming , yaitu pencarian kata dasar dari setiap kata hasil tokenizing . b. Synonym Recognition , yaitu pengubahan kata yang memiliki makna yang sama dengan penulisan berbeda. 3. F eature Selection , yaitu pengurangan dimensi teks sehingga nantinya akan dihasilkan kata-kata yang merupakan dasar dari isi teks. 4. P attern Discovery , yaitu penemuan pola atau pengetahuan dari keseluruhan teks.

2.5 Algoritma Manber

Algoritma Manber merupakan salah satu dari tiga algoritma yang menggunakan fingerprint dalam proses penyelesaian permasalahannya, selain algoritma Winnowing dan Rabin-Karp . Penggunaan fingerprint ini ditujukan agar dapat mengidentifikasi penjiplakan termasuk bagian-bagian kecil yang mirip dalam dokumen pada dokumen dengan jumlah kata yang cukup banyak Purwitasari, et al. 2009. Universitas Sumatera Utara Setiap algoritma memiliki penyelesaian permasalahan yang berbeda, namun algoritma Manber dan Winnowing memiliki langkah penyelesaian yang hampir sama. Adapun perbedaan algoritma Manber dari algoritma Winnowing adalah sebagai berikut Kurniawati Wicaksana, 2008: 1. Jumlah langkah yang lebih sedikit sehingga waktu pemrosesan dokumen menjadi lebih cepat. 2. Tidak memberikan informasi dimana posisi fingerprint berada. 3. Pemilihan fingerprint yang berbeda. Pada Algoritma Manber , f ingerprint dipilih dari setiap nilai hash yang memenuhi persyaratan H mod P = 0, di mana H adalah nilai hash dan P adalah nilai pembagi yang digunakan, sementara pada Algoritma Winnowing dipilih nilai hash minimum dalam setiap window . Adapun secara singkat, konsep dasar algoritma Manber dimulai dari tahap awal baik penghapusan noise dan whitespace hingga hasil akhirnya berupa persentase adalah : 1. Penghapusan noise dan whitespace . 2. Pembentukan rangkaian gram dengan panjang N karakter. 3. Penghitungan nilai hash dari setiap gram menggunakan fungsi hash . 4. Pemilihan beberapa nilai hash menjadi fingerprint dokumen. 5. Menentukan persentase kemiripan antar dokumen menggunakan persamaan Jaccard Coefficient . 2.5.1 P enghapusan Noise Whitespace Banyak algoritma atau metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi kemiripan dokumen teks. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh algoritma pendeteksi kemiripan dokumen teks Pratama, 2012, yaitu: 1. Whitespace Insensitivity , artinya dalam melakukan pendeteksian terhadap dokumen teks, algoritma tidak boleh dipengaruhi oleh spasi, jenis huruf kapital atau normal, tanda baca dan sebagainya. Oleh sebab itu, dilakukan penghapusan terhadap karakter yang tidak relevan tersebut sehingga nantinya hanya akan tersisa satu rangkaian yang terdiri atas huruf dan angka. Universitas Sumatera Utara 2. Noise Surpression , artinya dalam melakukan pendeteksian, algoritma harus dapat menghindari adanya kata yang tidak penting, misal: “di”, “ke”, dan sebagainya. Panjang kata yang ditengarai harus cukup untuk membuktikan bahwa kata-kata tersebut telah dijiplak dan bukan merupakan kata yang umum digunakan. 3. P osition Independence , artinya pendeteksian tidak boleh bergantung pada posisi kata sehingga apabila posisi kata berbeda maka pendeteksian tetap dapat dilakukan. 2.5.2 Metode N-Gram Algoritma yang menggunakan fingerprint seperti algoritma Manber memiliki satu metode utama yaitu metode N-Gram. Metode N-Gram merupakan metode yang berfungsi untuk memecah kata ataupun kalimat menjadi sebuah rangkaian dengan panjang N karakter. Sebagai contoh : “KEMEJA” Dengan menggunakan nilai N = 2, maka akan dihasilkan : “KE”, “EM”, “ME”, “EJ”, “JA” Metode N-Gram memunyai peran yang cukup penting karena merupakan langkah awal dalam proses pembentukan fingerprint . Dengan kata lain, metode N- Gram memiliki pengaruh terbesar pertama pada hasil akhir yang dikeluarkan. Pengaruh dari nilai N pada metode N-Gram yaitu semakin kecil nilai N yang digunakan akan semakin besar pula persentase yang dihasilkan nantinya. Namun, tidak selalu dengan menggunakan nilai N = 1, hasil yang didapatkan lebih baik. Alasannya adalah jika kalimat terdiri dari huruf yang sama dengan kalimat bandingnya, maka akan menghasilkan persentase kemiripan sebesar 100. Sebagai contoh : “RAMAH” : “R”,”A”,”M”,”H” “MARAH” : “M”,”A”,”R”,”H” Didapatkan 4 huruf yang sama, sehingga menghasilkan persentase sebesar 100. Oleh karena itu, penggunaan N-Gram harus disesuaikan dengan kondisi dari teks yang akan diuji. Universitas Sumatera Utara 2.5.3 Hash Hash merupakan teknik untuk mengubah sebuah string menjadi nilai unik dengan panjang tertentu yang nantinya akan berfungsi sebagai penanda string tersebut Pratama, et al. 2012 Hash terdiri dari dua elemen, yaitu fungsi hash dan nilai hash . Hubungan kedua elemen tersebut adalah rangkaian gram yang dihasilkan dari proses N-Gram kemudian diolah menggunakan fungsi hash sehingga terbentuklah rangkaian nilai hash yang nantinya akan dipilih menjadi fingerprint dokumen Purwitasari, et al. 2009. Fungsi hash yang digunakan pada algoritma Manber adalah fungsi hash yang mengubah setiap karakter pada rangkaian string ke dalam bentuk kode ASCII dan memrosesnya ke dalam persamaan 2.1 berikut : k k k k c c c b c b c b c H k         ... 1 2 2 1 1 ... 1 1 2.1 Keterangan: H : nilai hash c : nilai ASCII karakter b : basis bilangan prima k : banyak karakter 2.5.4 F ingerprint Dokumen F ingerprint dokumen adalah ciri khas yang terdapat pada sebuah dokumen teks. Ciri ini dapat dikatakan pula sebagai rangkaian pembentuk atau dasar dari dokumen tersebut. F ingerprint berasal dari rangkaian nilai hash yang sudah memenuhi persyaratan. F ingerprint merupakan tujuan pertama dari algoritma yang menggunakan fingerprint sebagai langkah penyelesaiannya. Masing-masing algoritma memiliki cara yang berbeda dalam memilih fingerprint . Pada algoritma Manber , pemilihan fingerprint dilakukan dengan cara mengecek apakah nilai hash memenuhi persamaan 2.2 berikut: Universitas Sumatera Utara H Mod P = 0 2.2 Keterangan: H : Nilai Hash , Mod : Modulo pembagian sisa, P : Nilai Pembagi, : Hasil pembagian sisa harus bernilai 0. Ada tiga faktor yang mempengaruhi pemilihan fingerprint , yaitu : 1. Nilai N pada metode N-Gram, perubahan panjang karakter yang terbentuk akan mengubah fingerprint yang dipilih. 2. Basis pada fungsi hash , tentunya perubahan basis akan mengubah nilai hash yang dihasilkan serta fingerprint yang dipilih. 3. Nilai pembagi pada persamaan 2.2. Perubahan pada nilai pembagi akan mengubah nilai hash yang akan dipilih menjadi fingerprint . Penggunaan nilai pembagi ini harus disesuaikan dengan kondisi dokumen teks. 2.5.5 P ersamaan Jaccard Coefficient Persamaan Jaccard Coefficient merupakan persamaan yang digunakan untuk mengukur nilai similaritas atau kemiripan. Banyak hal yang dapat diukur nilai similaritasnya, seperti similaritas dokumen teks. Oleh karena itu, persamaan ini diimplementasikan ke dalam algoritma Manber sebagai pengukur persentase similaritas dokumen teks. Persamaan Jaccard Coefficient dapat ditulis sesuai dengan persamaan 2.3 berikut: Similaritas d i ,d j = 100 | | | | x d w d w d w d w j i j i   2.3 Keterangan: 1. | | j i d w d w  : Irisan fingerprint teks uji dengan teks banding, 2. | | j i d w d w  : Gabungan fingerprint teks uji dan teks banding, dan 3. Similaritas d i ,d j : Hasil bagi irisan dengan gabungan fingerprint yang dikalikan 100. Universitas Sumatera Utara 2.6 Stemming Stemming adalah teknik pencarian kata dasar dari setiap kata hasil tokenizing . Di dalam bahasa Indonesia, stemming digunakan untuk menghilangkan bubuhan yang melekat pada kata dasar baik imbuhan awalan, akhiran, sisipan, partikel, dan kata ganti orang. Sebagai contoh : “mempermainkannya” = “mem” + ”per” + “main” + “kan” + “nya” Kata “mempermainkannya” merupakan hasil gabungan dari : 1. Satu kata dasar root word : “main” 2. Dua imbuhan awal prefiks : “mem” dan “per” 3. Satu imbuhan akhir sufiks : “kan” 4. Satu kata ganti orang possessive pronoun : “nya” Stemming lebih susah diimplementasikan ke dalam teks berbahasa Indonesia karena bahasa Indonesia tidak memiliki rumus bentuk baku yang permanen Triawati, 2009. Banyak penelitian mengenai teknik stemming , salah satunya adalah Stemming P orter yang akan digunakan pada penelitian ini. Secara singkat langkah penyelesaian pada Stemming P orter adalah sebagai berikut: 1. Menghapus partikel, 2. Menghapus kata ganti possessive pronoun , 3. Menghapus awalan pertama. Jika tidak ditemukan, maka lanjut ke langkah 4a, dan jika ada, maka lanjut ke langkah 4b, 4. a. Menghapus awalan kedua, dan dilanjutkan pada langkah 5a, b. Menghapus akhiran, jika tidak ditemukan, maka kata diasumsikan sebagai kata dasar. Jika ditemukan lanjut ke langkah 5b, 5. a. Menghapus akhiran dan kata akhir diasumsikan sebagai kata dasar. b. Menghapus awalan kedua dan kata akhir diasumsikan sebagai kata dasar. Pendeteksian kemiripan dokumen sangat bergantung pada proses stemming , artinya jika proses stemming tidak berjalan dengan baik, maka hasil yang didapatkan juga tidak akan sesuai. Oleh karena itu, stemming menjadi salah satu kunci untuk mendapatkan hasil deteksi kemiripan dokumen teks yang akurat. Universitas Sumatera Utara 2.7 Synonym Recognition Synonym Recognition atau pengenalan kata bersinonim adalah teknik yang digunakan untuk mengenali kata dengan penulisan berbeda namun memiliki makna yang sama. Teknik penjiplakan dokumen teks tidak lepas dari penggunaan kata bersinonim sehingga dokumen teks hasil penjiplakan berbeda secara penulisan dari dokumen teks aslinya meskipun makna yang dihasilkan tetaplah sama. Jenis penjiplakan tersebut dapat digolongkan ke dalam Disguised P lagiarism dan Technical Disguise . Jenis penjiplakan ini sangat sulit dideteksi oleh sistem yang tidak mengimplementasikan teknik Synonym Recognition . Di dalam bahasa Indonesia, hampir setiap kata memiliki sinonim, tentu hal ini semakin menyulitkan pendeteksian. Apabila sistem penyimpan kata hanya memiliki sedikit kata bersinonim, maka semakin kecil pula keakuratan pendeteksian. Hal ini juga dipersulit dengan adanya penulisan kata bersinonim yang sama meskipun maknanya berbeda, serta sinonim kata yang menggunakan imbuhan. Synonym Recognition merupakan kunci kedua terpenting setelah stemming . Hal ini diakibatkan karena banyaknya kata sinonim yang berasal dari kata dasar, meskipun beberapa sinonim kata memang memiliki imbuhan. Apabila proses stemming tidak berjalan dengan baik, maka pengenalan kata bersinonim juga menjadi tidak sesuai, dan berdampak pada berkurangnya keakuratan pendeteksian.

2.8 Penelitian Terdahulu