Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 2014 17
V. PERAMALAN KEJADIAN BENCANA ALAM
5.1. Banjir
Kejadian bencana alam seperti banjir untuk komoditi pangan diramalkan terjadi pada daerah - daerah dataran rendah sampai tinggi. Daerah dataran rendah 0 - ≤ 2 0 m
dpl berpeluang terjadi banjir antara lain di Kabupaten Agam : Tanjung Mutiara, Lubuk Basung Nopember, Desember, Kabupaten Pasaman Barat : Kinali, Luhak Nan Duo,
Sasak Ranah Pasisie, Ranah Batahan, Sungai Beremas, Pasaman, Talamau, Gunung
Tuleh Oktober, Nopember, Kabupaten Padang Pariaman : Batang Anai, Lubuk Alung, Sungai Limau Batang Gasan, VII Koto Padang Sago Nopember, Desember, Kabupaten
Pesisir Selatan : Koto XI Tarusan, Bayang Utara, IV Jurai, Batang Kapas, Sutera,
Lengayang, Ranah Pesisir, Linggo Sari Baganti, Pancung Soal, Basa IV Balai dan Lunang
Silaut Oktober, Nopember, Desember, Kabupaten Sijunjung : IV Nagari, Lubuk Tarok, Tanjung Gadang Oktober, Nopember, Desember, Kabupaten Dharmasraya : Sitiung,
Koto Baru, Pulau Punjung Oktober, Nopember, Desember, Kota Pariaman : Pariaman Utara Oktober, Nopember, Desember.
Banjir juga berpeluang terjadi pada daerah sedang 250 - ≤ 0 m dpl yaitu di
Kabupaten Agam : Palembayan Nopember, Desember, Kabupaten Pasaman : Rao dan Bonjol Nopember, Desember, Kabupaten Limapuluh Kota : Akabiluru, Harau,
Luak, Lareh Sago Halaban, Suliki, Payakumbuh Oktober, Nopemberr, Kabupaten Solok : X koto Singkarak, IX Koto Sungai Lasi, Bukit Sundi, Kubung, Junjung Sirih
Oktober, Nopember, Desember, Kota Solok : Lubuk Sikarah Oktober, Nopember, Desember, Kota Sawahlunto : Talawi Oktober, Nopember, Desember, Kota
Payakumbuh : Payakumbuh Utara, Payakumbuh Barat Oktober, Nopember.
Adapun peluang banjir pada daerah dataran tinggi 650 m dpl yaitu di
Kabupaten Agam : Baso Nopember dan Desember, Kabupaten Solok : Pantai Cermin
Oktober, Nopember, Desember.
5.2. Kekeringan
Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 2014 18
Peramalan kejadian bencana alam seperti kekeringan untuk komoditi pangan diramalkan terjadi juga pada daerah dataran rendah sd tinggi. Untuk daerah dataran
rendah 0 - ≤ 2 0 m dpl di Kabupaten Pesisir Selatan : Koto XI Tarusan, IV Jurai, Sutera, Batang Kapas Juli, Agustus, Kabupaten Sijunjung : IV Nagari, Sijunjung, Sumpur
Kudus, Lubuk Tarok dan Koto VII Juli, Agustus, Kabupaten Dharmasraya : Pulau
Punjung, Koto Baru Juli, Agustus. Untuk daerah dataran sedang 250 - ≤
0 m dpl antara lain di Kabupaten Pasaman : Rao, Panti, Bonjol, Lubuk Sikaping Juli, Agustus, Kabupaten Limapuluh
Kota : Bukit Barisan, Luak, Lareh Sago Halaban, Suliki, Mungka, Akabiluru, Kapur Sembilan, Payakumbuh Juli, Agustus, Kabupaten Tanah Datar : Pariangan, Rambatan,
Lima Kaum, Padang Ganting, Tanjung Ameh Juli, Agustus, Kabupaten Solok : Bukit Sundi, Kubung, X Koto Singkarak, Bukit Sundi Juli, Agustus, Kota Solok : Lubuk Sikarah
Juli, Agustus, Kota Sawahlunto : Talawi Juli, Agustus.
Adapun peluang kekeringan yang terjadi pada daerah dataran tinggi 650 m dpl
yaitu di Kabupaten Agam : Baso, IV Angkat, Matur Juli, Agustus, Kabupaten Tanah Datar : Lintau Buo, Lintau Buo Utara Juli, Agustus, Kabupaten Solok : X Koto Diateh
Juli, Agustus. Peramalan ini dibuat berdasarkan peluang curah hujan yang akan terjadi dan kejadian runtun waktu di wilayah pengamatan bersangkutan.
Bencana alam banjir dan kekeringan pada tanaman pangan ini diramalkan terjadi pada 53 wilayah pengamatan di 12 kabupatenkota banjir dan 41 wilayah pengamatan
di 10 kabupatenkota kekeringan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Lampiran 10.
Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 2014 19
VI. PENGENDALIAN OPT
Langkah pengendalian serangan OPT tetap berpedoman pada kebijakan pemerintah dalam perlindungan tanaman dengan konsep Pengendalian Hama Terpadu
PHT. PHT merupakan suatu teknologi pengendalian hama yang memanfaatkan berbagai cabang ilmu dalam satu kesatuan yang serasi yang saling memperkuat satu
sama lain. Prinsip utama pada konsep PHT adalah budidaya tanaman sehat, pelestarian dan
pendayagunaan musuh alami, pengamatan berkala dan petani yang mampu mengambil keputusan sendiri dalam tindakan pengendalian ahli PHT. Oleh karena itu usaha
pengendalian OPT seharusnya dilakukan tidak terlepas dari kaitannya dan keterpaduannya dengan usaha-usaha produksi tanaman lainnya seperti penentuan
varietas, penggunaan bibit unggul, pemupukan, pengairan, pemasaran dan teknis budidaya tanaman lainnya.
Teknologi yang digunakan dalam pengendalian OPT mengacu pada pemanfaatan sumber daya alam sebagai sarana pengendalian untuk peningkatan ketahanan serta
keseimbangan agroekosistem, yang salah satunya dengan pemanfaatan agens hayati dan ramuan nabati. Disamping itu penambahan bahan organik kedalam tanah dapat
juga meningkatkan ketahanan dan kesuburan dari tanaman itu sendiri.
Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Juli - Desember 2014 20
VII. ANTISIPASI BENCANA ALAM
Untuk mengurangi meminimalkan dampak bencana alam seperti kejadian banjir dan kekeringan serta bencana alam lainnya terhadap tanaman pangan, maka perlu
dilakukan beberapa langkah antisipasi antara lain:
7.1. Daerah Banjir