Kepastian Tepat - Lokasi, Tepat - Prosedur, Tepat Pasien Bedah Minor.

4. Kepastian Tepat - Lokasi, Tepat - Prosedur, Tepat Pasien Bedah Minor.

Puskesmas Ciruas mengembangkan suatu pendekatan untuk memastikan tepat lokasi, tepat - prosedur, dan tepat - pasien.  Maksud dan Tujuan Sasaran IV Salah lokasi, salah - prosedur, pasien - salah pada tindakan bedah minor adalah sesuatu yang mengkhawatirkan dan tidak mungkin dapat terjadi di Puskesmas Ciruas. Kesalahan ini adalah akibat dari komunikasi yang tidak efektif atau yang tidak adekuat antara anggota tim kerja, kurangtidak melibatkan pasien di dalam penandaan lokasi site marking, dan tidak ada prosedur untuk verifikasi lokasi bedah minor. Disamping itu, assesmen pasien yang tidak adekuat, penelaahan ulang catatan medis tidak adekuat, budaya yang tidak mendukung komunikasi terbuka antar anggota tim, permasalahan yang berhubungan dengan tulisan tangan yang tidak terbaca illegible handwritting dan pemakaian singkatan adalah faktor-faktor kontribusi yang sering terjadi. Puskesmas Ciruas perlu untuk secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan danatau prosedur yang efektif di dalam mengeliminasi masalah yang mengkhawatirkan ini. Untuk menghindari terjadinya kekeliruan dalam penanganan bedah minor di puskesmas maka perlu di lakukan : 1. Puskesmas Ciruas menggunakan suatu tanda yang jelas dan dimengerti untuk identifikasi lokasi bedah minor dan melibatkan pasien di dalam proses penandaan. 2. Puskesmas Ciruas menggunakan suatu checklist atau proses lain untuk memverifikasi saat prebedah minor tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia, tepat, dan fungsional. 3. Tim yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur “sebelum insisitime-out” tepat sebelum dimulainya suatu prosedurtindakan bedah minor. 4. Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung proses yang seragam untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien, termasuk prosedur medis dan dental yang dilaksanakan di luar ruang tindakan.

5. Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan