Sistem informasi penggajian di Badan Pelaksanaan Penyuluh Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Kuningan

(1)

RIWAYAT HIDUP

DATA DIRI

Nama : Kharisma Nurhadi

Tempat & Tanggal Lahir : Kuningan, 10 Maret 1989

Alamat : Jl. RE. Martadinata No 96 Ciporang-Kuningan

No. Kontak : 085659893202

Email : kharisma.mi13@gmail.com

: kharismanurhadi@hotmail.com Jenis Kelamin : Laki-laki

Status : Belum Nikah

Kewarganegaraan : Indonesia

PENDIDIKAN FORMAL

2007 – 2012 : Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM Bandung) Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Jurusan Sistem Informasi

2004 – 2007 : SMA Negeri 1 Kadugede Kuningan 2001 – 2004 : SMP Negeri 4 Kuningan


(2)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Pada Program Studi Sistem Informasi Jenjang Sarjana

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

Oleh :

KHARISMA NURHADI 1.05.07.597

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(3)

iii

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan atas

kehadirat Allah SWT yang mana atas kehendak Rahmat dan Ridha-Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi ini sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Strata 1 Jurusan Manajemen Informatika di Universitas Komputer Indonesia.

Untuk memenuhi syarat tersebut diatas, penulis menyusun skripsi ini dengan judul “Sistem Informasi Penggajian Di Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan Dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Kuningan“.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan Skripsi ini. Oleh karena itu penulis dengan segala kerendahan hati siap menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan yang lain penulis dapat membuat laporan-laporan yang lebih baik dari yang dapat penulis hasilkan pada saat ini.

Dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini, penulis mendapatkan banyak bantuan, bimbingan serta masukan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia

2. Prof. Dr. H. Denny Kurniadie., Ir., M,Sc., Selaku Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.


(4)

iv

telah banyak membantu selama perkuliahan.

5. Ibu Citra Noviyasari, S.Si.,M.T, selaku Dosen pembimbing yang telah memberikan bantuan dan meluangkan waktunya pada Penulis dalam menyusun Skripsi ini.

6. Seluruh Staf Tata Usaha serta para Asisten Dosen pada Jurusan Manajemen Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia Bandung.

7. Ir. H. Dodi Nurochmatuddin, MP, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian guna penyusunan skripsi di instansinya.

8. Seluruh Staf Pegawai Badan Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Bandung yang dengan terbuka menerima dan membimbing penyusun melakukan penelitian, juga membantu kelancaran penulis.

9. Orang tua dan seluruh anggota keluarga penulis tercinta yang menjadi kekuatan bagi penulis, yang dengan ketabahan hatinya telah memberikan dukungan, semangat dan doa, dorongan spiritual, mental serta materi kepada penulis dalam penyelesaian Skripsi ini.

10.Teman-teman mahasiswa UNIKOM Bandung khususnya kelas MI-13 angkatan 2007 yang telah banyak membantu, memberikan kritik dan


(5)

v dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis berharap apa yang penulis sajikan dalam Laporan Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, Februari 2012


(6)

vi PERNYATAAN KEASLIAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR SIMBOL ... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 3

1.2.1. Identifikasi Masalah ... 4

1.2.2. Rumusan Masalah ... 4

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 5

1.3.1. Maksud Penelitian ... 5

1.3.2. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Kegunaan Penelitian ... 5

1.4.1. Kegunaan Praktis ... 5


(7)

vii

1.6.2. Jadwal Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem ... 9

2.1.1 Elemen Sistem ... 9

2.1.2 Karakteristik Sistem ... 10

2.1.3 Klasifikasi Sistem ... 13

2.2 Konsep Dasar Informasi ... 13

2.2.1 Siklus Informasi ... 14

2.2.2 Kualitas Informasi ... 15

2.2.3 Nilai Informasi ... 16

2.3 Konsep Dasar Sistem Infromasi ... 16

2.4 Pengertian Penggajian ... 18

2.4.1 Sistem Penggajian ... 19

2.4.2 Prinsip-prinsip Pemberian Gaji ... 20

2.4.3 Peminjaman ... 21

2.4.4 Absensi ... 21

2.5 Konsep Dasar Analisis Sistem ... 21

2.5.1 Flow Map ... 22


(8)

viii

2.6 Perangkat Lunak Pendukung ... 27

2.6.1 Visual Basic 6.0 ... 27

2.6.2 Microsoft SQL Server 2000 ... 28

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian ... 30

3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 30

3.1.2. Visi dan Misi Perusahaan ... 38

3.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan ... 39

3.1.4. Deskripsi Tugas ... 40

3.2 Metode Penelitian ... 42

3.2.1 Desain Penelitian ... 42

3.2.2 Jenis dan Metoda Pengumpulan Data ... 43

3.2.2.1. Sumber Data Primer ... 43

3.2.2.2. Sumber Data Skunder ... 43

3.2.3 Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem ... 44

3.2.3.1 Metode Pendekatan Sistem ... 44

3.2.3.2 Metode Pengembangan Sistem ... 44

3.2.3.3 Alat Bantu Analisis dan Perancangan Sistem ... 47


(9)

ix

5. Perancangan Basis Data ... 50

a. Normalisasi ... 50

b. Tabel Relasi ... 51

c. Entity Relationship Diagram ... 51

3.2.4 Pengujian Software ... 53

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Yang Berjalan ... 54

4.1.1 Analisis Dokumen ... 54

4.1.2 Analisis Prosedur yang sedang Berjalan ... 56

4.1.2.1 Flow Map ... 56

4.1.2.2 Diagram Kontek ... 59

4.1.2.3 Data Flow Diagram ... 59

4.1.3 Evaluasi Sistem yang sedang Berjalan ... 60

4.2 Perancangan Sistem ... 62

4.2.1 Tujuan Perancangan Sistem ... 62

4.2.2 Gambaran Umum Sistem yang Diusulkan ... 63

4.2.3 Perancangan Prosedur yang Diusulkan ... 63

4.2.3.1 Flow Map ... 63


(10)

x

4.2.4.1 Normalisasi ... 71

4.2.4.2 Relasi Tabel ... 77

4.2.4.3 Entity Relationship Diagram ... 78

4.2.4.4 Struktur File ... 78

4.2.4.5 Kodefikasi ... 84

4.2.5 Perancangan Antar Muka ... 85

4.2.5.1 Struktur Menu ... 85

4.2.5.2 Perancangan Input ... 86

4.2.5.3 Perancangan Output ... 92

4.2.6 Perancangan Arsitektur Jaringan ... 95

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 5.1 Implementasi ... 97

5.1.1 Batasan Implementasi ... 97

5.1.2 Implementasi Perangkat Lunak ... 98

5.1.3 Implementasi Perangkat Keras ... 99

5.1.4 Implementasi Basis Data ... 99

5.1.5 Implementasi Antar Muka ... 105

5.1.6 Implementasi Instalasi Program ... 122


(11)

xi

5.2.3 Kesimpulan Hasil Pengujian ... 153

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ... 154 6.2 Saran ... 155

DAFTAR PUSTAKA ... 156 LAMPIRAN


(12)

154

DAFTAR PUSTAKA

Abdul kadir. 2007. Pengenalan Sistem Informasi. Andi. Yogyakarta

Jogiyanto, HM. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta. ANDI Yogyakarta.

Jogiyanto, HM. 2005. Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta. ANDI Yogyakarta.

Andri Kristanto. 2008. Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya. Gava Media. Yogyakarta

http://www.didiksetiyadi.com / Pengenalan SQL Server 2000 / 08 Agustus 2011 (http//mithaalonehere.blogspot.com/2009/11/pengertian-gaji-dalam

akuntansi.html)


(13)

1 1.1. Latar Belakang

Berkembangnya teknologi diberbagai sektor industri yang semakin meningkat, menyebabkan semakin banyak perusahaan yang didirikan dan menjadikan iklim persaingan diantara perusahaan-perusahaan tersebut semakin tajam. Oleh karena itu organisasi-organisasi atau manajemen dari badan usaha yang bersangkutan harus dapat mengelola perusahaannya dengan lebih efektif agar dapat mengembangkan usahanya atau minimal dapat menjaga kesinambungan usahanya. Efektivitas sebagai dasar dari keberhasilan dan efisiensi sebagai syarat minimal untuk melangsungkan hidup perusahaan dalam melaksanakan misinya akan dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern, yang pada umumnya diluar jangkauan manajemen. Kondisi ini menuntut pimpinan perusahaan untuk melimpahkan sebagian wewenang, tugas, dan tanggung jawabnya kepada bawahan secara sistematis.

Salah satu penentu keberhasilan pengelolaan aktivitas perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya adalah tenaga kerja atau pegawai. Untuk itu pihak manajemen berusaha agar menjaga hubungan yang baik dengan semua pihak karyawan, diantaranya yaitu dengan diberikannya balas jasa kepada karyawan dalam bentuk gaji yang memuaskan bagi karyawan. Penggajian adalah hal yang sangat penting dalam melaksanakan aktivitas operasi perusahaan, dimana hal ini


(14)

perusahaan yaitu pihak manajemen dan pihak individu karyawan.

Penggajian merupakan unsur biaya yang cukup besar dikeluarkan perusahaan jika dibandingkan dengan unsur-unsur biaya lainnya. Pengeluaran gaji juga merupakan salah satu unsur yang mudah menjadi sasaran kecurangan dan penggelapan dengan menggunakan berbagai cara, misalnya memperbesar pengeluaran kas, membuat kwitansi fiktif, dan sebagainya.

Salah satu kegiatan yang ada di Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Pertanian dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Kuningan adalah mengolah gaji pegawai. Sistem gaji di BP4K Kabupaten Kuningan sendiri dilakukan secara tetap yaitu setiap bulan sekali dan biasanya di berikan setiap awal bulan. Penggajian di BP4K Kabupaten Kuningan menyangkut beberapa hal yaitu seperti gaji pokok yang diberikan kepada pegawai berdasarkan ketentuan golongan dan jabatan. Tunjangan yang diberikan di BP4K Kabupaten Kuningan seperti tunjangan anak istri, tunjangan jabatan, tunjangan kerja dan tunjangan beras. Sedangkan potongan gaji yang ada BP4K yaitu seperti potongan beras, PFK, PPh dan potongan pinjaman yang berdasarkan hitungan pinjaman pegawai yang melakukan pinjaman seperti pinjaman ke koperasi atau BPD.

Pengolahan gaji di BP4K Kabupaten Kuningan ini belum terkomputerisasi dengan baik, terkadang terjadi keterlambatan dalam memperoleh data pegawai, sistem yang berjalan masih menggunakan Microsoft Excel, dalam proses perhitungan gaji masih mengintegrasikan beberapa file terpisah dalam bentuk Excel menjadi


(15)

lebih efektif dan efisien dalam menangani sistem penggajian pegawai.

Disisi lain sistem informasi yang dibutuhkan untuk mengetahui data penggajian adalah sistem informasi yang cepat, tepat dan akurat, maka dari itu dibutuhkan sistem informasi yang baik agar dapat menghasilkan informasi yang cepat, tepat dan akurat.

Berdasarkan permasalahan diatas maka perlu digunakan suatu perancangan sistem informasi penggajian yang terkomputerisasi, dimana perancangan sistem informasi pengggajian yang akan penulis lakukan diharapkan dapat menghasilkan informasi yang bersifat akurat dan tepat guna untuk meningkatkan sistem penggajian di BP4K Kabupaten Kuningan.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, penulis tertarik untuk melakukan perancangan sistem di BP4K Kabupaten Kuningan pada bagian

keuangan dengan mengambil judul “ SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN DI BADAN

PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP4K) KABUPATEN KUNINGAN “.

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penyusun mengidentifikasi masalah dan rumusan masalah sebagai berikut :


(16)

Identifikasi dari latar belakang masalah di atas adalah sebagai berikut :

1. Sistem penggajian di BP4K Kabupaten Kuningan belum terkomputerisasi dengan baik.

2. Pengolahan data gaji masih menggunakan Microsoft Excel, yang menyebabkan perhitungan gaji pegawai membutuhkan waktu yang lebih lama.

3. Dalam proses penghitungan gaji masih mengintegrasikan beberapa file terpisah dalam bentuk Excel menjadi sebuah laporan.

4. Seiring meningkatnya jumlah pegawai, maka dibutuhkan sistem yang lebih

efektif dan efisien dalam menangani sistem penggajian pegawai.

1.2.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana sistem informasi penggajian yang sedang berjalan di BP4K Kabupaten Kuningan.

2. Bagaimana perancangan sistem informasi yang dapat mengelola gaji pegawai pada BP4K Kabupaten Kuningan.

3. Bagaimana implementasi sistem informasi penggajian pegawai yang dibangun di BP4K Kabupaten Kuningan.


(17)

Dalam penelitian terdapat maksud dan tujuan dari penelitian itu sendiri, diantaranya ialah sebagai berikut :

1.3.1. Maksud Penelitian

Adapun maksud dari penelitian penulis adalah untuk membangun sistem informasi penggajian di BP4K Kabupaten Kuningan sehingga dapat membantu pihak terkait dalam mendapatkan informasi yang cepat, tepat dan akurat.

1.3.2. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui sistem informasi penggajian yang sedang berjalan di BP4K Kabupaten Kuningan.

2. Untuk merancangan sistem informasi penggajian pada BP4K Kabupaten Kuningan.

3. Untuk mengimplementasi sistem informasi penggajian pegawai yang dibangun di BP4K Kabupaten Kuningan.

1.4. Kegunaan Penelitian

Dalam penyusunan usulan penelitian ini penulis berharap apa yang telah ditulis dapat bermanfaat bagi banyak pihak diantaranya adalah sebagai berikut: 1.4.1. Kegunaan Praktis

a. Bagi Perusahaan

Dapat dijadikan sebagai bahan pemikiran dalam upaya meningkatkan kinerja proses penggajian.


(18)

Mempermudah dan mempercepat pihak bagian keuangan dalam pengolahan data dan gaji pegawai.

1.4.2. Kegunaan Akademis

a. Bagi Pengembangan Ilmu

Dapat menambah informasi bagi pengembangan ilmu manajemen informatika, terutama pada proses penggajian.

b. Bagi Peneliti Lain

Membantu peneliti lain yang akan mengambil penilitian dibidang yang sama dengan penulis. Selain itu dijadikan bahan referensi untuk perbaikan dan pengembangan ilmu.

c. Bagi Penulis

Agar dapat menambah wawasan dan dapat meningkatkan pengetahuan sekaligus memahami pentingnya teori yang didapat dalam perkuliahan serta dapat mengaplikasikan teori tersebut ke dalam perusahaan atau instansi.

1.5. Batasan Masalah

Mengingat sangat luasnya masalah, maka penulis perlu memberikan batasan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini diantaranya adalah :

1. Laporan yang akan dibuat adalah laporan penggajian per periode.

2. Laporan penggajian hanya penggajian gaji, tunjangan, potongan serta pinjaman dengan pihak lain tetapi hanya yang sudah terdaftar di BP4K.


(19)

4. Aplikasi yang dibangun menggunakan bahasa pemograman Microsoft Visual Basic 6.0 dan didukung dengan database dengan menggunakan SQL Server 2000.

1.6. Lokasi dan Jadwal Penelitian 1.6.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di BP4K Kabupaten Kuningan pada bagian keuangan yang beralamat di Jl. Bhakti Pemuda No. 270 Kuningan.


(20)

Adapun jadwal yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut : Tabel 1.1 Jadwal Penelitian

N

O KEGIATAN

WAKTU

Agustus September Oktober November Desember

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengumpulan Data

a. Observasi b. Wawancara c. Studi Pustaka 2 Analisis Kebutuhan

Sistem 3 Perancangan Sistem

a. Perancangan

Prosedur

b. Perancangan

Flowmap

c. Perancangan DFD

d. Perancangan

Kamus Data

4 Pembuatan

Perangkat Lunak a. Struktur Program b. Struktur Menu c. Pengkodean 5 Pengujian Perangkat


(21)

9 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Sistem

Dalam suatu perusahaan atau lembaga sistem sangatlah dibutuhkan, karena sistem dapat menunjang terhadap kinerja perusahaan atau lembaga, baik yang berskala kecil maupun besar. Supaya dapat berjalan dengan baik diperlukan kerjasama diantara unsur-unsur yang terkait dalam sistem tersebut.

Ada berbagai pendapat yang mendefinisikan pengertian sistem, seperti dibawah ini :

Menurut Jogiyanto “Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur -prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan

suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu”. (Jogiyanto, 2005 : 1).

Masih menurut Jogiyanto “Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”. (Jogiyanto, 2005 : 2).

2.1.1 Elemen Sistem

Semua sistem meliputi tiga elemen utama yaitu input, transformasi dan output. Sebagian sistem dapat mengendalikan operasi mereka sendiri yang disebut sebagai sistem lingkaran tertutup (closed-loop system). Sistem lingkaran tertutup mencakup suatu mekanisme kontrol, tujuan dan lingkaran umpan balik (feedbackloop)


(22)

disebut sistem lingkaran terbuka (open-loop system), dalam arti mereka berhubungan dengan lingkungan mereka. Perusahaan adalah suatu contoh sistem terbuka dan sistem lingkaran tertutup.

2.1.2 Karakteristik Sistem

Suatu sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu memiliki komponen-komponen (components), batas sistem (boundary), lingkungan luar sistem

(environment), penghubung (interprest), masukan (input), keluaran (output), pengolah (process) dan sasaran (objective) dan tujuan (goal).

1. Komponen Sistem (System Components)

Komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem baik besar maupun kecil, selalu mengandung komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

2. Batas Sistem (System Boundary)

Batas sistem merupakan daerah-daerah yang membatasi antara satu sistem dengan sistem lainnya dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batas suatu sistem menujukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.


(23)

3. Lingkungan Luar Sistem (System Environment)

Lingkungan luar sistem dari suatu sistem adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem yang dapat bersifat menguntungkan dan dapat pula merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem yang harus dijaga dan dipelihara. Sedangkan yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, karena akan mengganggu kelangsungan hidup sistem.

4. Penghubung Sistem

Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya. Dengan penghubung akan terjadi interaksi antar subsistem, sehingga membentuk satu kesatuan.

5. Masukan Sistem (System Input)

Masukan adalah suatu energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Contoh maintenance input di dalam sistem komputer adalah program, yang digunakan untuk mengoperasikan komputer. Sedangkan signal input adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran. Contoh signal input di dalam sistem komputer adalah data, yang dapat diolah menjadi Informasi.


(24)

6. Keluaran Sistem (System Output)

Keluaran (Output) merupakan hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna.

7. Pengolah Sistem (System Process)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya, yang bertugas untuk merubah masukan menjadi keluaran.

8. Sasaran Sistem (System Objective)

Suatu sistem pasti memiliki tujuan (goal) atau sasaran (objective). Suatu operasi sistem akan berguna dan berhasil apabila mencapai sasaran atau tujuannya. Sasaran sistem sangat menentukan masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.

Penghubung

Boundary Boundary

Gambar 2.1 Karakteristik Suatu Sistem

(Sumber : Jogiyanto Hartono, 2005, Analisis Dan Desain, Penerbit: Andi, Yogyakarta)

Sub Sistem Sub

Sistem

Sub Sistem

Sub Sistem Sub

Sistem


(25)

2.1.3 Klasifikasi Sistem

Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak (abstract system) dan sistem pisik (phsyikal system).

2. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah (natural system) dan sistem buatan manusia (human made system).

3. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu (deterministic system) dan sistem tidak tentu (probabilistic system).

4. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (closed system)dan sistem terbuka (open system).

2.2 Konsep Dasar Informasi

Informasi adalah data yang telah diproses dan memiliki arti atau manfaat bagi penggunanya. Informasi sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu organisasi sangatlah penting karena informasi merupakan landasan untuk mengambil suatu keputusan dan data merupakan sumber dari informasi.

Konsep dasar informasi menurut Jogiyanto (2005 : 8) adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan penting bagi yang menerimanya.

Dari pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa informasi merupakan suatu hasil (output) dari suatu data yang diolah dengan metode pendekatan dan pengembangan tertentu.


(26)

Proses (model)

Output

Penerima

Keputusan tindakan Hasil tindakan

Data ditangkap Input (data)

Dasar Data 2.2.1 Siklus Informasi

Data merupakan fakta atau kejadian yang belum berguna bagi penerimanya, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui dengan suatu metode pendekatan dan pengembangan tertentu untuk dihasilkan suatu informasi.

Data diolah sehingga menghasilkan informasi, kemudian penerima menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat suatu data kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat sebuah model dan seterusnya membentuk suatu siklus. Siklus ini oleh John Burch disebut dengan siklus informasi (information cycle), siklus ini disebut juga dengan siklus pengolahan data (data processing cycle).

Gambar 2.2 Siklus Informasi

(Sumber : Jogiyanto Hartono, 2005, Analisis Dan Desain, Penerbit: Andi, Yogyakarta)


(27)

2.2.2 Kualitas Informasi

Baik buruknya kualitas suatu informasi dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain :

1. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut.

2. Tepat pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi harus sesuai dengan keadaan saat itu, karena informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi. Informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal untuk organisasi. Dewasa ini mahalnya informasi disebabkan harus cepatnya informasi tersebut didapat, sehingga diperlukan teknologi-teknologi mutakhir untuk mendapatkan, mengolah dan mengirimkannya.

3. Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan lainnya berbeda. Misalnya informasi mengenai sebab-musabab kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relevan bila ditujukan kepada ahli teknik perusahaan. Sebaliknya informasi mengenai harga pokok produksi untuk ahli teknik merupakan informasi yang kurang relevan, tetapi relevan untuk akuntan.


(28)

2.2.3 Nilai Informasi

Menurut Jogiyanto (2005 : 11), nilai dari informasi (value of information) ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai apabila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Kegunaan informasi adalah untuk mengurangi hal ketidakpastian di dalam proses pengambilan keputusan tentang suatu keadaan. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan didalam suatu informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan. Sehingga tidak memungkinkan dan sulit untuk menghubungkan suatu bagian informasi pada suatu masalah yang tertentu dengan biaya untuk memperolehnya. Sebagian besar informasi tidak dapat persis ditaksir keuntungannya dengan suatu nilai uang, tetapi dapat ditaksir dari nilai efektifitasnya.

2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi

Informasi diperoleh dari sistem informasi (information system) atau

processing system. Sistem informasi menurut Robert A Letch dan K. Roscoe Davis, disadur oleh Jogiyanto (2005 : 11)

“Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”.

Dari pengertian diatas, sistem informasi dapat didefinisikan pula sebagai suatu kesatuan dari berbagai bagian atau elemen-elemen atau subsistem-subsistem yang


(29)

saling berkaitan dan berinteraksi satu sama lainnya untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan istilah blok bangunan (building block) yaitu :

1. Blok Masukan (Input Block)

Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi, input disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

2. Blok Model (Model Block)

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan dibasis data dengan cara yang sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

3. Blok Keluaran (Output Block)

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

4. Blok Teknologi (Technology Block)

Teknologi merupakan Toolbox dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi (brainware), perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).


(30)

5. Blok Basis Data (Database Block)

Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan didalam basis data untuk keperluan penyedian informasi lebih lanjut.

6. Blok Kendali (Controls Block)

Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti misalnya bencana alam, api, temperature, air, debu, kecurangan-kecerangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan, ketidak efisienan, sabotase dan sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

2.4 Pengertian Pengggajian

Gaji adalah suatu bentuk balas jasa ataupun penghargaan yang diberikan secara teratur kepada seorang pegawai atas jasa dan hasil kerjanya. Gaji sering juga disebut upah, dimana keduanya merupakan suatu bentuk kompensasi, yakni imbalan jasa yang diberikan secara teratur atas prestasi kerja yang diberikan kepada seorang pegawai.

Perbedaan gaji dan upah hanya terletak pada kuatnya ikatan kerja dan jangka waktu penerimaannya. Seseorang menerima gaji apabila ikatan kerjanya kuat, sedang seseorang menerima upah apabila ikatan kerjanya kurang kuat. Dilihat dari jangka


(31)

waktu penerimaannya, gaji pada umumnya diberikan pada setiap akhir bulan atau awal bulan, sedang upah diberikan pada setiap hari ataupun minggu. Dalam hal ini, pengertian gaji untuk seterusnya disebut sebagai gaji pokok. Besarnya gaji pokok yang diberikan kepada seorang karyawan, biasanya sangat tergantung dengan latar belakang pendidikan yang dimiliki, kemampuan maupun pengalaman kerjanya.

(http//mithaalonehere.blogspot.com/2009/11/pengertian-gaji-dalam akuntansi.html) 2.4.1. Sistem Penggajian

Sistem penggajian terbagi tiga jenis yaitu : 1. Sistem Skala Tunggal

Sistem skala tunggal adalah pemberian gaji pokok yang sama kepada pegawai yang berpangkat dengan tidak memperhatikan sifat pekerjaan yang dilakukan dan beratnya tanggung jawab yang dipikul dalam melaksanakan pekerjaan itu.

2. Sistem Skala Ganda

Sistem sekala ganda adalah sistem penggajian yang menentukan besarnya gaji yang didasarkan pada pangkat, tetapi juga didasarkan pada sistem pekerjaan yang dilakukan, presatasi kerja yang dicapai dan beratnya tanggung jawab yang dipikul dalm melaksanakan pekerjaan itu.

3. Sistem Skala Gabungan

Sistem sekala gabungan adalah sistem penggajian yang merupakan perpaduan antara sistem sekala tunggal dan sistem sekala ganda, dimana pegawai yang berpangkat dan masa kerja diberi gaji pokok yang sama disamping itu diberikan tunjangan kepada pegawai yang memikul tanggung jawab yang berat.


(32)

2.4.2. Prinsip-prinsip Pemberian Gaji

Agar pegawai yang menerima gaji merasa puas, maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip pemberian gaji sebagi berikut :

1. Gaji yang diberikan harus cukup untuk hidup pegawai dan keluarganya, dengan kata lain besarnya gaji harus memenuhi kebutuhan pokok minimum.

2. Pemberian gaji harus adil, artinya besar kecilnya tergantung pada berat ringannya kewajiban dan tanggung jawab yang dibebankan kepada pegawai yang bersangkutan.

3. Gaji harus diberikan tepat pada waktunya, gaji yang terlambat diberikan dapat menggakibatkan kemarahaan dan rasa tidak puas pegawai yang pada akhirnya akan merugikan produktifitas pegawai.

4. Besar kecilnya gaji harus mengikuti perkembangan harga pasar. Hal ini perlu diperhatikan, karena yang penting bagi para pegawai besar banyaknya uang yang diterima, tetapi berapa banyak barang atau jasa yang diperoleh dengan gaji tersebut.

5. Sistem pembayaran gaji harus mudah dipahami atau dilaksanakan, sehingga pembayaran dapat dilakukan dengan relative sangat singkat.

6. Perbedaan dalam tingkat gaji harus berdasarkan atas evaluasi jabatan yang objektif.

7. Struktur gaji harus di tinjau kembali dan mungkin harus diperbaiki apabila kondisi berubah.


(33)

2.4.3. Pinjaman

Pinjaman adalah suatu jenis hutang yang dapat melibatkan semua jenis benda berwujud walaupun biasanya lebih sering diidentikkan dengan pinjaman moneter. Seperti halnya instrumen hutang lainnya, suatu pinjaman memerlukan distribusi ulang aset keuangan seiring waktu antara peminjam (terhutang) dan penghutang (pemberi hutang).

Peminjam awalnya menerima sejumlah uang dari pemberi hutang yang akan dibayar kembali, seringkali dalam bentuk angsuran berkala, kepada pemberi hutang. Jasa ini biasanya diberikan dengan biaya tertentu yang disebut sebagai bunga terhadap hutang. Pihak peminjam dapat juga memperoleh batasan-batasan yang diberikan dalam bentuk syarat pinjaman.

(Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Pinjaman) 2.4.4. Absensi

Menurut kamus Bahasa Indonesia, absensi adalah ketidakhadiran. Maka dapat disimpulkan absensi merupakan ketidakhadiran pegawai ditempat kerjanya pada saat dia harus bekerja. Pegawai yang disiplin adalah pegawai yang mematuhi peraturan yang dibuat oleh perusahaan sesuai dengan persetujuan yang telah ditetapkan sebelum dia bekerja.

2.5 Konsep Dasar Analisis Sistem

Analisis data masukan adalah suatu analisis yang dilakukan terhadap data-data dari entitas luar yang dimasukkan kedalam sistem. Dengan tujuan untuk mendapatkan


(34)

pemahaman sistem secara keseluruhan, tentang sistem yang berjalan sekarang sehingga permasalahan dapat dipecahkan dan kebutuhan pemakai sistem dapat diindentifikasi dengan benar.

Pada tahapan analisis ini menggunakan beberapa alat bantu untuk dapat menggambarkan sistem secara keseluruhan. Alat bantu yang digunakan adalah : Flow Map, Diagram Konteks yang dilanjutkan dengan Data Flow Diagram (DFD) beserta diagram rincinya. Informasi yang disajikan dengan penggambaran flow map ini lebih menekankan pada urutan aktivitas disetiap entitas yang berada dalam sistem. Sedangkan Diagram Konteks menggambarkan aliran data yang mengalir dari setiap entitas ke sistem, dan Data Flow Diagram merupakan penjelasan atau pemecahan dari Diagram Konteks yang menggambarkan aliran data, spesifikasi proses serta penyimpanan data hasil proses.

2.5.1 Flow Map

Flow map merupakan suatu diagram untuk menggambarkan aliran

data/informasi antar bagian-bagian yang terkait dalam sistem. Informasi yang disajikan dengan penggambaran flow map ini lebih menekankan pada urutan aktivitas disetiap entitas yang berada dalam sistem. Flow map mempunyai fungsi sebagai mendefinisikan hubungan antara bagian (pelaku proses), proses (manual/berbasis komputer) dan aliran data (dalam bentuk dokumen keluaran dan masukan).

2.5.2 Diagram Kontek

Diagram konteks adalah model atau grafik yang menggambarkan hubungan sistem dengan lingkungan sistem. Untuk dapat menggambarkan diagram konteks,


(35)

terlebih dahulu data dideskripsikan sehingga data apa saja yang akan dibutuhkan oleh sistem dan dari mana sumber data, serta informasi apa saja yang akan dihasilkan oleh sistem tersebut dan kemana informasi tersebut akan diberikan.

Jenis pertama context diagram, adalah data flow diagram tingkat atas (DFD Top Level), yaitu diagram yang paling tidak detail, dari sebuah sistem informasi yang menggambarkan aliran-aliran data ke dalam dan ke luar sistem dan ke dalam dan ke luar entitas-entitas eksternal. Dalam diagram konteks ini yang dibutuhkan adalah : 1. Siapa saja pihak yang akan memberikan data ke sistem.

2. Data apa saja yang diberikannya ke sistem

3. Kepada siapa sistem harus memberikan informasi atau laporan 4. Apa saja isi atau jenis laporan yang harus dihasilkan sistem. 2.5.3 Data Flow Diagram

Data Flow Diagram (DFD) yaitu alat bantu yang dapat menggambarkan sistem secara lengkap dan jelas, baik sistem yang sudah ada maupun sistem yang masih dalam rancangan. Dalam DFD dijelaskan mengenai aliran data, informasi proses, basis data dan sumber tujuan data yang dilakukan oleh sistem.

Tingkatan atau level DFD dimulai dari diagram konteks yang menjelaskan dan menggambarkan sistem secara umum, terdiri dari beberapa elemen-elemen di luar sistem yang memberikan input ke dalam sistem. Diagram konteks tersebut akan dirinci ke dalam beberapa proses yang ada dalam sistem sehingga menghasilkan uraian sistem dalam level yang lebih rinci.


(36)

2.5.4 Kamus Data

Menurut Fathansyah “Kamus data dapat berisi daftar atribut yang diapit kurung

kurawal („{„dan‟}‟). Atribut yang berfungsi sebagai key juga dibedakan dengan yang

bukan key dengan menggarisbawahi atribut tersebut.” (Fathansyah, 2004 : 88).

Kamus Data (KD) atau Data Dictionary (DD) atau disebut juga dengan system data dictionary adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Dengan menggunakan KD, analisis sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir di sistem dengan lengkap.

Kamus data menggambarkan data yang mengalir dari suatu proses ke proses lainnya, dari entitas luar ke proses atau dari proses ke entitas luar. Arus data entitas luar ke dalam proses atau sistem lainnya berupa dokumen atau bukti pencatatan. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas biasanya menggunakan kode. Arus data dari proses ke entitas luar biasanya berbentuk data atau informasi yang dibutukan sistem.

2.5.5 Perancangan Basis Data 1. Normalisasi

Menurut Fathansyah, normalisasi merupakan “Suatu upaya untuk memperoleh sebuah basis data dengan struktur yang baik dan ruang penyimpanan yang efisien

dengan menerapkan aturan pada setiap skema relasi”. (Fathansyah, 2004 : 16).

Selain itu normalisasi adalah proses yang berkaitan dengan model data relasional untuk mengorganisasikan himpunan data dengan ketergantungan dan keterkaitan yang tinggi atau erat.


(37)

Langkah pertama dalam melakukan normalisasi data adalah dengan membentuk

unnormalisasi data, dengan cara mencantumkan semua atribut data yang ada pada struktur data pada kamus data.

Bentuk normalisasi adalah suatu aturan yang dikenakan pada tabel-tabel dalam basis data dan harus dipenuhi oleh tabel-tabel tersebut pada level-level normalisasi. Aturan-aturan dalam masing-masing bentuk normalisasi tersebut menurut Abdul Kadir :

a. Bentuk tidak normal

Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan disimpan, tidak ada keharusan mengikuti suatu format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau terduplikasi dan data dikumpulkan apa adanya.

b.Bentuk normal pertama

Suatu tabel dikatakan dalam bentuk normal pertama (1NF) bila setiap kolom bernilai tunggal untuk setiap baris. Ini berarti bahwa nama kolom yang berulang cukup diwakili oleh sebuah nama kolom (tidak perlu ada indeks dalam memberi nama kolom).

c. Bentuk normal kedua

Suatu tabel berada dalam bentuk normal kedua (2NF) jika tabel berada dalam bentuk normal pertama, semua kolom bukan kunci primer tergantung sepenuhnya terhadap kunci primer. Suatu kolom disebut tergantung sepenuhnya terhadap kunci primer jika nilai padasuatu kolom selalu bernilai sama untuk suatu nilai kunci primer yang sama.


(38)

d.Bentuk normal ketiga

Suatu tabel berada dalam bentuk normal ketiga (3NF) jika tabel berada dalam bentuk normal kedua, setiap kolom bukan kunci primer tidak memiliki ketergantungan secara transitif terhadap kunci primer. (Abdul Kadir, 2005 : 52). 2. Tabel Relasi

Menurut Fathansyah “Data yang menggambarkan hubungan antara table yang

satu dengan table yang lainnya”.(Fathansyah, 2004 : 23).

Model basis data relational sering pula disebut sebagai model Relasional atau Basis Data Relasional. Model Basis Data ini ditemukan atau diperkenalkan pertama kalinya oleh E.F Codd. Model basis data menunjukan suatu cara atau mekanisme yang digunakan untuk mengelola atau mengorganisasi data secara fisik dalam memori sekunder yang berdampak pula pada bagaimana kita mengelompokan dan membentuk keseluruhan data yang terkait dalam sistem yang sedang ditinjau.

Tabel relasi digunakan untuk menggambarkan representasi struktur dan data dari hubungan antar table secara fisik atau nyata. Macam-Macam Relasi antar tabel :

a. One-to-many

Satu record pada tabel X boleh berelasi dengan Y banyak record. Namun satu

record pada tabel Y hanya boleh berelasi dengan satu record saja pada tabel Y.

b. One-to-one

Jika dua tabel berelasi one-to-one artinya setiap record di entitas pertama hanya akan berhubungan dengan satu record di entitas kedua begitu pula sebaliknya.


(39)

c. Many-to-many

Ada banyak record di entitas satu dan entitas dua yang saling berhubungan satu sama lain.

2.6 Perangkat Lunak Pendukung

Perangkat lunak yang penulis gunakan dalam membuat program aplikasi ini adalah SQL Server 2000 sebagai pengolah database dan pembuatan program aplikasi dengan menggunakan Visual Basic 6.0.

2.6.1 Visual Basic 6.0

Pemograman Visual Basic 6.0 merupakan bahasa pemrograman yang berbasiskan windows. Bahasa pemrograman pada saat ini banyak sekali jumlahnya dimana-mana, kebanyakan berbasis windows. Program aplikasi berbasis windows lebih efisien dan mudah dimengerti serta tampilannya lebih menarik daripada program berbasis DOS.

Sejarah perkembangan Visual Basic berasal dari pengembangan bahasa basic di Dortmouth Collige, Amerika Serikat (1960), selanjutnya pada tahun 1982 bahasa pemrograman Visual Basic dibuat dengan basic MS-DOS yang pada waktu itu dikenal dengan bahasa Quick Basic. Visual Basic biasa digunakan untuk pembuatan aplikasi grafis yang dapat menampilkan tampilan grafis yang sangat bagus dan menarik minat pemakai.


(40)

Visual Basic 6.0 juga merupakan salah satu pemograman OOP (Object Oriented Programming) yaitu pemograman berorientasi objek yang sangat kuat, berguna dan mudah dipakai.

2.6.2 Microsoft SQL Server 2000

Microsoft SQL Server 2000 adalah sistem manajemen basis data yang memakai perintah-perintah Transact-SQL untuk mengirim perintah dari komputer

client ke komputer server. Transact-SQL adalah bahasa SQL yang dikembangkan Microsoft. Microsoft SQL Server 2000 berisi database, mesin database, dan aplikasi yang diperlukan untuk mengelola data dan komponen-komponennya.

Microsoft SQL Server 2000 mendukung syntak standar SQL seperti select, insert, update, delete, operator join, union, dan sebagainya. Selain itu Microsoft SQL Server 2000 juga mendukung pendefinisian view, trigger, rollback dan lock transaksi, dan sebagainya. Microsoft SQL Server 2000 mendukung sekuritas protokol jaringan dengan menyediakan utilitas Server Network Utility untuk mengaktifkan enskripsi data yang dikirimkan client ke server. Selain itu disediakan group dan role untuk pengelolaan hak-hak user, autentikasi dalam dua modus yakni Windows Authentication dan SQL Server Authentication, dan penyataan autorisasi untuk memberikan hak akses user ke sebuah tabel. Tipe backup yang dimiliki SQL Server adalah : Backup Database, Backup Database Differential, Backup File, Backup Transaction Log.

Menurut Bunafit Nugroho dan Indah Indriyanna (2007:1) SQL Server 2000 merupakan salah satu produk DBMS (Database Management System) yang dibuat


(41)

oleh Microsoft. SQL Server 2000 menawarkan beberapa fitur didalam mengelola database, ada dua fitur biasa digunakan untuk mengelola database di dalam SQL Server 2000, yaitu :

1. Menggunakan Enterprise Manager

Fitur ini relatif mudah digunakan karena mode pengelolaannya berbasis GUI (Graphical User Interface). Oleh karena itu, cukup dengan metode click dan

drag. Anda dapat membuat database dan tabel serta manajemen database yang lain dengan mudah.

2. Menggunakan SQL Query Analizer

Fitur ini menggunakan Transact SQL (perintah-perintah SQL) untuk mengelola database di dalam SQL Server 2000. Perintah-perintah transact SQL merupakan pengembangan dari perintah-perintah SQL standard yang disesuaikan dengan manajemen database pada SQL server. Transact SQL memungkinkan anda untuk dapat membuat database, membuat tabel, mengubah struktur tabel, menghapus database, menyisipkan data, mengubah data dan lain-lain.


(42)

30 3.1. Obejek Penelitian

Objek penelitian yang penulis pilih adalah Sistem Informasi Penggajian Di Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan Dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Kuningan yang beralamat di Jl. Bhakti Pemuda No. 270 Kuningan.

3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan

Penyuluhan Pertanian itu sendiri menurut Departemen Pertanian (2002) diartikan sebagai pemberdayaan (empowerment) para petani-nelayan dan keluarganya beserta masyarakat pelaku agribisnis lainnya melalui kegiatan pendidikan nonformal dibidang pertanian, agar mereka mampu menolong dirinya sendiri, baik dibidang ekonomi, sosial maupun politik sehingga peningkatan pendapatan dan kesejahteraan mereka dapat dicapai. Sedangkan sistem dan usaha

agribisnis dapat diartikan sebagai pembangunan pertanian yang dilakukan secara terpadu, tidak saja dalam usaha budidaya (onfarm) tetapi juga meliputi pembangunan agribisnis hulu (penyediaan sarana pertanian), agribisnis hilir (pemprosesan dan pemasaran hasil pertanian) serta jasa-jasa pendukung lainnya (Deptan, 2002).

Adapun ruang lingkup kegiatan penyuluhan pertanian antara lain : 1. Memfasilitasi proses pembelajaran para petani dan keluarganya beserta


(43)

2. Memberikan rekomendasi dan mengikhtiarkan akses para petani dan keluarganya beserta masyarakat pelaku agribisnis lainnya kepada sumber-sumber informasi dan sumberdaya yang akan membantu mereka dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

3. Membantu menciptakan iklim usaha yang menguntungkan.

4. Mengembangkan organisasi petani menjadi organisasi sosial ekonomi yang tangguh.

5. Menjadikan kelembagaan penyuluhan sebagai lembaga mediasi dan intermediasi, terutama yang menyangkut teknologi dan kepentingan para petani dan keluarganya beserta masyarakat pelaku agribisnis lainnya.

Melihat batasan dan ruang lingkup kegiatan penyuluhan pertanian yang begitu luas dan kompleks, maka kelembagaan penyuluhan pertanian pada tataran birokrasi sangat perlu untuk ditata kembali. Apalagi jika melihat jumlah penduduk Kabupaten Kuningan yang pada tahun 2005 berjumlah 1.036.166 jiwa (246.626 KK), yang bermata pencaharian dibidang pertanian meliputi 200.937 KK. Artinya adalah bahwa mayoritas masyarakat Kuningan hidupnya bergantung pada bidang pertanian (secara luas).

Dalam menyusun rancangan pembangunan disuatu wilayah, banyak orang yang beranggapan bahwa dimensi rasional dianggap lebih penting ketimbang dimensi moral, dimensi material lebih penting ketimbang dimensi kelembagaan, dan dimensi ekonomi lebih penting ketimbang dimensi sosial. Padahal sebenarnya dimensi moral,


(44)

dimensi kelembagaan dan dimensi sosial sama pentingnya dan perlu dibangun dan dikembangkan secara simultan.

Perubahan lingkungan strategis memasuki abad 21 dengan isu

globalisasi/liberalisasi perdagangan di wilayah Asia Pasifik akan berlaku pada tahun 2010/2020, sebagaimana disepakati di Bogor pada tahun 1994.

Pada tanggal 11 Juni 2005 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mencanangkan Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan sebagai ikon Kabinet Indonesia Bersatu. Presiden paham betul apa yang mesti dilakukan di negara yang mayoritas penduduknya bekerja dibidang pertanian. Setelah itu pada tanggal 3 Desember 2005 Menteri Pertanian mencanangkan Revitalisasi Penyuluhan Pertanian. Kebijakan tersebut merupakan awal tugas yang tepat dan perlu diimplementasikan didalam kerangka otonomi daerah.

Penyuluhan Pertanian merupakan ruhnya pembangunan pertanian. Tidak akan ada pembangunan pertanian tanpa adanya penyuluhan pertanian. Sebab penyuluhan pertanian merupakan inti dari kegiatan pembagunan pertanian. Oleh karena itu dalam kajian ini PERHIPTANI (Perhimpunan Penyuluhan Pertanian Indonesia) Cabang Kabupaten Kuningan berkesimpulan bahwa kelembagaan penyuluhan pertanian perlu ditata kembali dalam bentuk Badan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. Dengan demikian para penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan, berada pada satu komando/satmingkal secara professional sehingga dalam memantapkan ketahanan pangan akan terdapat satu kesatuan pengertian, satu kesatuan langkah dan satu kesatuan korps.


(45)

Sebelum euforia reformasi, kelembagaan penyuluhan pertanian di Kabupaten Kuningan ditetapkan dalam bentuk Balai Informasi Penyuluhan Pertanian (BIPP) dan dilengkapi dengan sebuah gedung/kantor megah bantuan pemerintah pusat. Sejalan dengan diberlakukannya SOTK baru, maka melalui SK Bupati, kelembagaan penyuluhan pertanian di tingkat Kabupaten (BIPP) ditiadakan dan sampai dengan sekarang satminkal penyuluh berada pada Dinas Pertanian Pasca pembubaran BIPP kegiatan penyuluhan dirasakan kehilangan semangat dan terasa ada pengerdilan. Kegiatan penyuluhan yang notabene sebagai inti dari kegiatan pembangunan pertanian iklimnya tidak kondusif lagi seiring banyaknya kontaminasi dari lingkungan sekitar, yang cara pandang dan paradigmanya kadang-kadang berbeda.

Undang-Undang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan saat ini hampir final dibahas Panja DPR dan tahun ini juga akan diundangkan. Salah satu pasal diantaranya mengatur tentang kelembagaan penyuluhan ditingkat Kabupaten yang mengharuskan dibentuknya kelembagaan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan dalam bentuk Badan. Kedepan, Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan harus lebih efektif dan efisien dengan lebih banyak memerankan para pelaku utama dan pelaku usaha itu sendiri. Pendekatan, metode dan teknik penyuluhan harus bersifat partisipatif dengan memaduserasikan antara penyuluh pertanian pemerintah, penyuluh pertanian swakarsa, dan swasta dalam kerangka semangat otonomi daerah.

Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 disebutkan bahwa tugas dan fungsi Pemerintah Derah meliputi tiga hal pokok, yaitu pengaturan, perlindungan dan


(46)

pelayanan masyarakat. Oleh karena itu pemberdayaan (empowerment) masyarakat di era otonomi daerah harus dilakukan agar masyarakat lebih berperan aktif dalam semua sektor pembangunan.

Visi Kabupaten Kuningan adalah Terbangunnya Perekonomian Rakyat Yang Berbasis Kemitraan Dalam Suasana Tentram, Agamis dan Dinamis. Visi ini mengandung makna bahwa selain membangun perekonomian, juga sekaligus ingin membangun mental spiritual dan moral. Untuk mengimplementasikan Visi tersebut misi utamanya adalah bagaimana memberdayakan msyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi (termasuk yang bersifat makro) dapat bergerak secara simultan agar terjadi pertumbuhan ekonomi sebagaimana yang diharapkan.

Dalam perekonomian, secara umum terdapat empat bidang mata pencaharian masyarakat :

1. Bidang Pertanian (mayoritas mata pencaharian penduduk Kabupaten Kuningan).

2. Bidang Industri (di Kuningan tidak ada industri besar, yang ada Usaha Mikro Kecil Menengah/UMKM).

3. Bidang Jasa (Jasa perdagangan, transfortasi, pertukangan dan lain-lain jasa). 4. Bidang Ekstraktif (termasuk pertambangan, nelayan, dan lain-lain yang

mendapatkan manfaat bukan dari hasil sitem budidaya).

Dalam membangun perekonomian, semua ini perlu dikembangkan guna mewujudkan visi yang telah disepakati bersama antara eksekutif dan legislatif. Dalam hal ini sudah semestinya semua program dinas/instansi/lembaga/LSM dan


(47)

masyarakat, secara simultan menuju kepada satu titik, yaitu visi Kabupaten. Sehingga visi tersebut bukan hanya kata-kata yang sering disebut-sebut oleh para pejabat dalam setiap pidato. Perkembangan dan dinamika setiap bidang mata pencaharian masyarakat, dalam konteks perekonomian setiap akhir tahun semestinya dievaluasi. Evaluasi ini dimulai dari tingkat Desa, Kecamatan dan Kabupaten, sehingga diberbagai tingkatan kita punya data. Hasil dari evaluasi ini akan menghasilkan apa yang disebut Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yaitu jumlah seluruh nilai uang yang beredar ditangan masyarakat pada wilayah yang bersangkutan. Angka tersebut bandingkan dengan tahun lalu, apakah terdapat perkembangan atau malah bergerak minus. Kalau terdapat perkembangan, itu namanya pertumbuhan ekonomi yang lazim dinyatakan dalam porsentase (%).

Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai berkembangnya kegiatan perekonomian didalam masyarakat, yang menyebabkan jumlah barang dan jasa yang diproduksikan masyarakat bertambah, dan kesejahteraan masyarakat meningkat (Sadono Sakirno, 1994). Untuk mengetahui rata-rata pendapatan masyarakat per orang per tahun, angka PDRB tersebut dibagi dengan jumlah penduduk pada tahun yang bersangkutan, maka akan menghasilkan angka nominal dengan satuan rupiah.

Di era otonomi daerah setiap lembaga beserta aparaturnya harus dianggap sebagai asset daerah dan bukan dianggap sebagai beban daerah (termasuk para penyuluh). Dilihat dari sisi tupoksi, peranan para penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan sangat strategis, sebab mereka dituntut untuk dapat mengembangkan perekonomian yang digeluti oleh mayoritas penduduk.


(48)

Pengalaman masa lalu membuktikan bahwa pembangunan yang berorientasi pada subsektor, dimana para penyuluh pertanian dipecah-pecah kepada masing-masing subsektor, ternyata mengalami kegagalan. Pada era otonomi daerah, pembangunan harus berorientasi kepada pembangunan wilayah, bukan subsektor dan bukan pula sektor/bidang.

A. Tujuan BP4K

Tujuan dibentuknya kelembagaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan secara tersendiri adalah :

1) Membantu Pemerintah Daerah untuk lebih memberdayakan masyarakat dalam mengelola segala sumberdaya (keunggulan komparatif), sehingga Indek Pembangunan Manusia (IPM) khususnya aspek ekonomi yang berkaitan dengan daya beli dapat meningkat lebih cepat.

2) Membantu Pemerintah Daerah dalam menciptakan iklim ketahanan pangan yang kondusif, sehingga akan terwujud Kuningan yang benar-benar Aman, Sehat, Rindang dan Indah ( ASRI ).

3) Membantu Pemerintah Daerah untuk membangun perekonomian yang berkeunggulan kompetitif datas dasar keunggulan komparatif yang tersedia. 4) Membantu Pemerintah Daerah untuk membangun system ekonomi kerakyatan

yang bertumpu kepada mekanisme pasar yang berkeadilan.

5) Membantu Pemerintah Daerah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi Daerah, dengan lebih mengutamakan kepada potensi dan pelaku eknomi daerah itu sendiri.


(49)

B. Dasar Hukum BP4K

Yang dijadikan sebagai Dasar hukum dalam Kajian Pembentukan Badan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan ini adalah :

1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 Tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten Kuningan Dalam Lingkungan Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950.

2) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 Tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4262.

3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. 4) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan

Pusat dan Daerah.

5) Undang-undang Nomor 12 Tahun 1992 Tentang Sistem Budidaya Tanaman. 6) Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pertanian Nomor 54

Tahun 1996 dan Nomor 301/KPTS/LP.1220/4/1996 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian.

7) Keeputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 1999 Tentang Pedoman Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Balai Informasi dan Penyuluhan Pertanian Kabupaten/Kota Madya.

8) Keputusan Menteri Pertanian Nomor 93/KPTS/OT.210/3/1997 Tentang Pedoman Pembinaan Kelompok Tani-Nelayan.


(50)

9) Keputusan Menteri Pertanian Nomor 633/KPTS/KP.4330/2/1997 Tentang Penanggungjawab Pengelolaan Administerasi Kepegawaian Tenaga Penyuluh Pertanian.

10)Keputusan Menteri Pertanian Nomor 206/KPTS/OT.210/4/2001 Tentang Pedoman Penetapan Standar Pelayanan Minimal Bidang Pertanian.

3.1.2. Visi dan Misi Perusahaan

Visi BP4K adalah “Terwujudnya Sumberdaya Manusia Pertanian, Perikanan

dan Kehutanan yang Kreatif, Inovatif dan Berwawasan Lingkungan“. Untuk mendukung pencapaian visi tersebut maka BP4K memiliki Misi sebagai berikut :

1. Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas penyuluhan.

2. Meningkatkan mutu sumberdaya manusia pertanian, perikanan dan kehutanan.

3. Meningkatkan jaring kerjasama, kemitraan sinergis antara pelaku utama dan pelaku usaha pertanian, perikanan dan kehutanan.

4. Meningkatkan sarana atau prasarana penyuluhan

Secara visioner BP4K mempunyai cara pandang dalam membangun pertanian, perikanan dan kehutanan yang berwawasan agribisnis guna mendukung terbangunnya perekonomian rakyat yang berbasis kemitraan.


(51)

Struktur organisasi Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Kuningan sesuai dengan Peraturan Bupati Kuningan Nomor 75 Tahun 2008 ialah sebagai berikut :

KEPALA

UPT

SEKRETARIS KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

SUB BAGIAN

KEUANGAN SUB BAGIAN UMUM SUB BAGIAN

KEPEGAWAIAN

BIDANG PROGRAM

SUB BIDANG MONITORING DAN EVALUASI SUB BIDANG

PERENCANAAN

BIDANG PENGEMBANGAN MATERI, METODA DAN

SISTEM PENYULUHAN

SUB BIDANG PENGEMBANGAN SISTEM PENYULUHAN SUB BIDANG PENGEMBANGAN

MATERI, METODA DAN SISTEM PENYULUHAN

BIDANG PENGEMBANGAN SUMBERDAYA

SUB BIDANG PEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN PETANI SUB BIDANG PENGEMBANGAN

SUMBERDAYA PENYULUH


(52)

3.1.4. Deskripsi Tugas

Job description atau deskripsi kerja merupakan serangkaian tugas yang dilakasanakan pada tiap-tiap bagian sesuai dengan wewenang yang diberikan. Deskripsi kerja di BP4K Kabupaten Kuningan adalah sebagai berikut :

1. Kepala Badan mempunyai tugas memimpin, mengoordinasikan dan mengendalikan Badan dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan. 2. Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan dan pembinaan

administrasi umum, keuangan dan kepegawaian serta pengorganisasian pelaksanaan tugas unit organisasi di lingkungan Badan.

3. Sub Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan dan pelayanan administrasi ketatausahaan, kearsipan, perlengkapan dan rumah tangga di lingkungan Badan.

4. Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan dan pelayanan administrasi keuangan di lingkungan Badan.

5. Sub Bagian Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan dan pelayanan administrasi kepegawaian di lingkungan Badan.

6. Bidang Program mempunyai tugas pokok melaksanakan perencanaan kebijakan dibidang penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan, perencanaan kebijakan penataan kelembagaan dan melaksanakan monitoring, evaluasi, pengolahan data statistik dan pelaporan di bidang pertanian, perikanan dan kehutanan serta menganalisis program pelaksanaan penyuluh.


(53)

7. Sub Bidang Perencanaan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyiapan bahan, penyusunan rencana kegiatan dan melakukan pengndalian program kegiatan Badan.

8. Sub Bidang Monitoring dan Evaluasi mempunyai tugas pokok melaksanakan penganalisaan, pengkajian, penilaian, monitoring dan evaluasi serta penyiapan bahan laporan kegiatan di bidang pelaksanaan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan.

9. Bidang Pengembangan Materi, Metoda dan Sistem Penyuluhan mempunyai tugas pokok melaksanakan pengembangan materi, metoda dan sistem penyuluhan.

10.Sub Bidang Pengembangan Materi dan Metoda Penyuluhan mempunyai tugas pokok melaksanakan pengembangan materi dan metoda penyuluhan. 11.Sub Bidang Pengembangan Sistem Penyuluhan mempunyai tugas pokok

melaksanakan pengembangan sistem penyuluhan.

12.Bidang Pengembangan Sumberdaya mempunyai tugas pokok melaksanakan pengmbangan sumberdaya penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan.

13.Sub Bidang Pengembangan Sumberdaya Penyuluh mempunyai tugas pokok melaksanakan pengembangan sumberdaya penyuluh.

14.Sub Bidang Pemberdayaan Kelembagaan Petani mempunyai tugas pokok melaksanakan pemberdayaan kelembagaan petani.


(54)

15.UPT BP4K mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas BP4K dalam menyelenggarakan program di bidang pelaksana penyuluhan pertanian. Perikanan dan kehutanan di wilayah kerjanya.

16.Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas menunjang tugas pokok Badan sesuai dengan keahliannya masing-masing.

3.2. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Jenis metode penelitian yang digunakan penulis dalam perancangan Sistem Informasi Penggajian di BP4K Kabupaten Kuningan adalah metode deskriptif.

3.2.1. Desain Penelitian

Jenis metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode deskriptif (descriptive reasearch) . Metode deskriptif (descriptive reasearch) yaitu metode dalam penelitian suatu kasus dengan cara menuturkan pemecahan masalah dan mengumpulkan data sebagai gambaran keadaan objek yang diteliti berdasarkan fakta-fakta yang ada. Metode deskriptif mempunyai kriteria sebagai berikut :

1. Data yang digunakan didasarkan pada fakta yang terpecaya, bukan opini. 2. Ada deskripsi yang jelas tentang tempat dan waktu penelitian.

3. Dijelaskan tentang teknik pengumpulan dan analisis data, maupun pustaka yang digunakan.


(55)

4. Prinsip, fakta dapat dinyatakan sebagai sebuah nilai dan gambaran suatu kondisi tertentu.

3.2.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini yaitu menggunakan sumber data primer dan sumber data sekunder, berikut penjelasannya : 3.2.2.1. Sumber Data Primer

Data primer adalah data yang menggunakan metode Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mendatangi langsung tempat yang dijadikan objek penelitian. Dalam hal ini penulis melakukan pengumpulan data dengan cara :

a. Pengamatan (Observasi) yaitu cara mengumpulkan data dan informasi, dengan cara mengamati langsung ke objek penelitian.

b. Wawancara (Interview) yaitu cara mengumpulkan data dengan mengajukan tanya jawab secara lisan dengan Sub Bag Keuangan BP4K Kabupaten Kuningan.

3.2.2.2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan cara pengumpulan data dengan cara mempelajari data yang telah tersedia atau diberikan oleh pihak yang bersangkutan (pihak BP4K) kepada penulis. Cara yang digunakan untuk mengumpulkan data sekunder adalah metode dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dari sumber-sumber kebanyakan dari materi sejenis dokumen yang


(56)

berkenaan dengan masalah yang diteliti. Metode ini digunakan untuk pengumpulan data yang berhubungan dengan sejarah, tujuan, kegiatan dan struktur organisasi. 3.2.3. Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem

3.2.3.1. Metode Pendekatan Sistem

Metode pendekatan system yang digunakan adalah perancangan terstruktur. Dimana perancangan terstruktur adalah pengembangan sebuah model dari hasil analisa pemecahan permasalahan dengan menggunakan sebuah system komputer yang memiliki komponen-komponen dan hubungan yang sama atau serupa dengan permasalahan aslinya.

3.2.3.2. Metode Pengembangan Sistem

Proses Prototype merupakan suatu metode dalam pengembangan sistem yang menggunakan pendekatan terstruktur untuk membuat sesuatu program dengan cepat dan bertahap sehingga dapat segera dievaluasi oleh pemakai (user). Metode yang digunakan untuk Sistem Informasi Penggajian di Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Kuningan adalah prototype.

Alasan penulis memakai metode prototype adalah karena metode ini terdiri dari tahap-tahap yang memberikan kemudahan jika pada satu tahap tidak sesuai maka dapat kembali ke tahap sebelumnya, sehingga cukup efektif dalam mendapatkan kebutuhan dan aturan yang jelas yang disetujui oleh user ataupun pembuat perangkat lunak itu sendiri. Dengan prototype ini juga, user bisa langsung merasakan seakan-akan itu adalah sistem yang sebenarnya. Selain itu pengujiannya dilakukan oleh pembuat sistem atau programmer itu sendiri.


(57)

Gambar 3.2Aktivitas Prototype

[sumber : Abdul kadir. 2007. Pengenalan Sistem Informasi. Andi. Yogyakarta] Tahapan-tahapan prototype adalah sebagai berikut :

1. Pengumpulan Kebutuhan

Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan dan garis besar sistem yang akan dibuat.

2. Membangun Prototype

Membangun prototype dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format output).

Identifikasi kebutuhan pemakai

Memperbaiki prototipe Membuat prototipe

Menguji prototipe

Mengembangkan versi produksi

C. Pengembang mulai membuat prototipe A. Pengembang dan pemakai bertemu B. Pemakai menjelaskan kebutuhan sistem

D. Pemakai menguji prototipe dan memberikan kritikan atau saran

E. Pengembang melakukan modofikasi sesuai dengan masukan pemakai

F. Pengembang merampungkan sistem sesuai dengan masukan terakhir dari pemakai


(58)

3. Evaluasi Prototype

Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototype yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginan pelanggan. Jika sudah maka langkah 4 akan diambil. Jika tidak prototype direvisi dengan mengulang langkah 1, 2 dan 3.

4. Mengkodekan Sistem

Dalam tahap ini prototype yang sudah disepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.

5. Menguji Sistem

Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan white box, black box, basis path, pengujian arsitektur dan lain-lain.

6. Evaluasi Sistem

Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sesuai dengan yang diharapkan. Jika sesuai langkah selanjutnya dapat dilakukan, jika tidak ulangi langkah 4 dan 5.

7. Menggunakan Sistem

Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap digunakan.


(59)

3.2.3.3. Alat Bantu Analisis dan Perancangan Sistem

Berbagai alat bantu (tools) yang digunakan dalam perancangan adalah sebagai berikut :

1. Flow Map

Menurut pendapat Andri Kristanto (2008:60) Flow Map adalah aliran data berbentuk dokumen atau formulir didalam suatu sistem informasi yang merupakan suatu aktifitas yang terkait dalam hubungannya dengan kebutuhan data dan informasi. Proses aliran dokumen ini terjadi dengan entitas diluar sistem.

2. Diagram Kontek

Menurut Andri Kristanto (2008:70) Diagram konteks (Context Diagram)

adalah sebuah diagram sederhana yang menggambarkan hubungan antara entitas luar, masukan dan keluaran dari sistem. Diagram konteks direpresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan system

Diagram konteks adalah diagram yang menggambarkan sistem penggajian secara keseluruhan dengan entitas-entitas yang terlibat didalamnya.

3. Data Flow Diagram

Menurut Andri Kristanto (2008:61) DFD adalah suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan darimana asal data dan kemana tujuan data yang keluar dari sistem, dimana data disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut dan interaksi antara data yang tersimpan dan proses yang dikenakan pada data tersebut. DFD menggambarkan penyimpanan data dan proses yang


(60)

mentransformasikan data. DFD menunjukkan hubungan antara data pada sistem dan proses pada sistem.

Adapun Larangan dalam Pembuatan DFD (Data Flow Diagram) adalah sebagai berikut :

Arus data tidak boleh dari entitas luar langsung menuju entitas luarlainnya, tanpa melalui suatu proses.

Arus data tidak boleh dari simpanan data langsung menuju ke entitas luar, tanpa melalui suatu proses.

Arus data tidak boleh dari simpanan data langsung ke simpanan data lainnya, tanpa melalui suatu proses

Arus data dari suatu proses langsung menuju proses lainnya tanpa melaluisuatu simpanan data, sebaiknya/sebisa mungkin dihindari. 4. Kamus Data

Menurut Andri Kristanto (2008:72) Kamus Data adalah kumpulan elemen-elemen atau simbol-simbol yang digunakan untuk membantu dalam penggambaran atau pengidentifikasian setiap field atau file di dalam sistem.

Pada tahap analisis, kamus data dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara analisis sistem dengan pemakai sistem dan data yang mengalir disistem isi kamus data antara lain :


(61)

1. Nama Arus Data

Nama arus data harus dicatat pada kamus data, sehingga mereka yang membaca DAD memerlukan penjelasan lebih lanjut tentang suatu arus data tertentu dan dapat langsung mencarinya dengan mudah di kamus data.

2. Alias atau Nama Lain

Alias atau nama lain dari data dapat ditulis bila ada. Untuk menyatakan nama lain dari suatu elemen atau simpanan data yang sebenarnya sama dengan data elemen atau simpanan data yang telah ada.

3. Bentuk Data

Dapat berupa dokumen, laporan, tampilan layar monitor, variabel, parameter, field. Bentuk data perlu di catat di kamus data, karena dapat di pergunakan untuk mengelompokkan kamus data kedalam kegunaannya sewaktu perancangan sistem.

4. Arus Data

Dimana dan kemana data mengalir, arus data menunjukkan dari mana data mengalir dan kemana data menuju. Keterangan arus data ini perlu di catat di kamus data untuk memudahkan mencari arus data di DAD.

5. Penjelasan, tentang makna dari makna arus data yang di catat di kamus data. Untuk memperjelas tentang makna dari arus data yang di catat di kamus data, maka sebagai penjelasan dapat diisi dengan keterangan-keterangan tentang arus data tersebut.


(62)

7. Volume, tentang volume rata-rata dan volume puncak dari arus data.

8. Struktur Data, berisi tentang item-item data apa saja yang di butuhkan dalam file 5. Perancangan Basis Data

a. Normalisasi

Normalisasi merupakan cara pendekatan dalam membangun desain lojik basis data relasional dengan menerapkan sejumlah aturan dan kriteria standar untuk menghasilkan struktur tabel yang normal.

Aturan normalisasi dinyatakan dalam istilah bentuk normal. Bentuk normal adalah suatu aturan yang dikenakan pada relasi-relasi dalam baris data dan harus dipenuhi oleh relasi-relasi tersebut pada level normalisasi.

Beberapa level yang biasa digunakan pada normalisasi adalah :

a. Bentuk UnNormal

Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada keharusan mengikuti suatu format tertentu.

b. Bentuk normal tahap pertama (1NF)

Bentuk normal tahap pertama terpenuhi jika sebuah tabel tidak memiliki atribut bernilai banyak atau lebih dari satu atribut dengan domain nilai yang sama.

c. Bentuk normal tahap kedua (2NF)

Bentuk normal tahap kedua terpenuhi jika telah memenuhi kriteria bentuk normal tahap pertama dan pada sebuah tabel semua atribut yang tidak termasuk dalam key primer memiliki ketergantungan fungsional pada key primer secara utuh.


(63)

d. Bentuk normal tahap ketiga (3NF)

Bentuk normal tahap ketiga terpenuhi jika telah memenuhi kriteria bentuk normal tahap kedua dan setiap atribut bukan kunci tidak memiliki ketergantungan transitif terhadap kunci primer.

b. Tabel Relasi

Proses relasi antar tabel merupakan pengelompokan data menjadi tabel-tabel yang merupakan entity dan relasinya, berfungsi mengakses data dan item sedemikian rupa sehingga database tersebut mudah dimodifikasi.

c. Entity-Relationship Diagram

Entity-Relationship Diagram (ERD) merupakan bentuk bagan yang

menggunakan relasi dan entitas suatu informasi. Entitas relasi dibuat untuk menggunakan persepsi yang terdiri dari sekumpulan objek dasar yaitu entitas dan hubungan antar entitas.

ERD dapat juga dikatakan suatu model jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan dalam sistem secara abstrak.

Komponen-komponen ERD diantaranya :

a. Entitas (Entity) dan Himpunan Entitas (Entity Sets)

Entitas sangat serupa dengan objek pada pemodelan berorientasi objek kecuali bahwa entitas tidak mempunyai operasi-operasi sendiri. Entitas dapat berupa objek kongkret di dunia nyata seperti mahasiswa, pekerja, mobil dan lain-lain.


(64)

entitas yang sejenis dan berada dalam lingkup yang sama membentuk sebuah Himpunan Entitas (Entity Sets).

b. Atribut (Atributes).

Setiap Entitas pasti memiliki Atribut yang mendeskripsikan karakteristik

(property) dari entitas tersebut. Sebagai mana telah disebutkan sebelumnya, penentuan/pemilihan atribut-atrubut yang relevan bagi sebuah entitas merupakan hal penting lainnya dalam pembentukan model data penetapan atribut bagi sebuah entitas umumnya memang didasarkan pada fakta yang ada. c. Relasi (Relationship)

Relasi adalah hubungan antara dua entitas atau lebih. Sebagaimana dengan entitas,

kita mengumpulkan relasi-relasi serupa menjadi himpunan relasi (relationship

set).

Kardinalitas relasi yang terjadi diantara himpunan entitas dapat berupa: 1. Relationship one to one (satu ke satu)

Yang berarti bahwa setiap entitas pada himpunan entitas yang satu berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas yang lainnya, begitu juga sebaliknya, entitas yang terhubung hanya memiliki satu hubungan dengan entitas yang menghubungi.

2. Relationship one to many (satu ke banyak)

Yang berarti bahwa setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan lebih dari saru entitas pada himpunan entitas B, tetap


(65)

tidak berlaku untuk kebalikannya, dimana entitas B hanya dapat berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan A.

3. Relationship many to many (banyak ke banyak)

Yang berarti bahwa setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan lebih dari satu. Satu entitas pada himpunan entitas B, begitu juga sebaliknya, bahwa himpunan entitas B dapat berhubungan dengan lebih dari satu entitas pada himpunan entitas A.

3.2.4. Pengujian Software

Pengujian software adalah teknik untuk menguji perangkat lunak, mempunyai mekanisme untuk menentukan data uji yang dapat menguji perangkat lunak secara lengkap dan mempunyai kemungkinan tinggi untuk menemukan kesalahan.

Pengujian Black Box adalah pengujian aspek fundamental sistem tanpa memperhatikan struktur logika internal perangka lunak. Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah perangkat lunak berfungsi dengan benar. Pengujian Black Box

merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak. Data uji dibangkitkan, dieksekusi pada perangkat lunak dan kemudian keluaran dari perangkat lunak dicek apakah telah sesuai dengan yang diharapkan.

Metode pengujian yang digunakan dalam perancangan Sistem Informasi Penggajian di BP4K Kabupaten Kuningan adalah menggunakan metode black box.


(1)

dahulu

Klik tombol batal Data yang telah di inputkan pada kolom textbook menjadi kosong

Tombol batal sesuai dengan yang diharapkan

[ x ] Diterima [ ] Ditolak

Klik tombol keluar Dapat keluar dari form pemabayaran

Tombol keluar sesuai yang diharapkan

[ x ] Diterima [ ] Ditolak

Kasus dan Hasil Uji (Data Salah) Isi data pemabayaran

dengan tidak klik tombol tambah terlebih dahulu

Tidak dapat masuk ke form isian data pemabayaran

Data tidak bisa terisi

[ x ] Diterima [ ] Ditolak

Hapus data

pemabayaran dengan tidak klik listview terlebih dahulu

Tidak dapat menghapus data pemabayarab

Data tidak bisa terisi

[ x ] Diterima [ ] Ditolak

Salah satu textfield tidak terisi

Tidak dapat mengisikan data pemabayaran muncul msgbox harap isi data

Data tidak bisa terisi

[ x ] Diterima [ ] Ditolak

9. Pengujian Input Perhitungan Gaji Pegawai

Tabel 5.26 Pengujian Input Perhitungan Gaji Pegawai Kasus dan Hasil Uji (Data Normal)


(2)

151 Isi form perhitungan gaji pegawai dengan klik tombol tambah terlebih dahulu

Dapat masuk ke form isian data perhitungan gaji pegawai

Pengisian sesuai dengan yang diharapkan

[ x ] Diterima [ ] Ditolak

Klik tombol cari pada pinggir yaitu input nip

Dapat memasukan ke tombol …

id_golongan sebagai acuan pegawai mana yang akan dihitung gaji nya terlebih dahulu.

Pengisian sesuai dengan yang diharapkan

[ x ] Diterima [ ] Ditolak

Klik Tombol Hitung

Dapat menjumlahkan keseluruhn dari gaji yang akan diterima

Pengisian sesuai dengan yang diharapkan

[ x ] Diterima [ ] Ditolak

Klik Tombol simpan

Data tersimpan ke dalam database setelah perhitungan

Tombol simpan sesuai dengan yang diharapkan

[ x ] Diterima [ ] Ditolak

Klik tombol batal

Data yang telah di inputkan pada kolom textbook menjadi kosong

Tombol batal sesuai dengan yang

diharapkan

[ x ] Diterima [ ] Ditolak

Klik tombol keluar

Dapat keluar dari form perhitungan gaji pegawai

Tombol keluar sesuai yang diharapkan

[ x ] Diterima [ ] Ditolak


(3)

Klik tombol cari tanpa klik tambah

Data tidak muncul Data-data di fild tidak muncul

[ x ] Diterima [ ] Ditolak

Klik Tombol simpan 2 kali

NIP tersebut telah melakukan

penggajian

Data tidak disimpan [ x ] Diterima [ ] Ditolak

10. Pengujian Input Kehadiran

Tabel 5.27 Pengujian Input Kehadiran Kasus dan Hasil Uji (Data Normal)

Data Masukan Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan Klik tombol cari nip

muncul data pegawai yang ada di database

Dapat masuk ke form cari nip

Pengisian sesuai dengan yang diharapkan

[ x ] Diterima [ ] Ditolak

Klik tombol absen dengan klik tombol

Data tersimpan ke dalam database

Tombol simpan sesuai dengan yang diharapkan

[ x ] Diterima [ ] Ditolak

Klik tombol batal Data yang telah di inputkan pada kolom textbook menjadi kosong

Tombol batal sesuai dengan yang diharapkan

[ x ] Diterima [ ] Ditolak

Klik tombol keluar Dapat keluar dari form pemabayaran

Tombol keluar sesuai yang diharapkan

[ x ] Diterima [ ] Ditolak

Kasus dan Hasil Uji (Data Salah) Tidak memasukan

nip

Tidak dapat menyimpan data

Data tidak bisa terisi

[ x ] Diterima [ ] Ditolak


(4)

153

muncul msgbox harap isi nip Tidak memilih

combo kehadiran

Data tidak tersimpan muncul msgbox harap isi kehadiran

Data tidak bisa terisi

[ x ] Diterima [ ] Ditolak

5.2.3. Kesimpulan Hasil Pengujian

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perangkat lunak sistem informasi penggajian di BP4K Kabupaten Kuningan bebas dari kesalahan sintak dan secara fungsional mengeluarkan hasil sesuai dengan yang diharapkan.


(5)

154 5.1. Kesimpulan

Dari uraian bab-bab sebelumnya, penulis dapat menyimpulkan bahwa permasalahan yang terjadi di Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikan dan Kehutanan (BP4K) di Kabupaten Kuningan ini adalah pengolahan data penggajian masih dilakukan secara manual. Adapun kesimpulan yang dapat dibuat yaitu :

1. Dengan adanya aplikasi yang penulis rancang ini diharapkan dapat mempercepat proses pengolahan data seperti proses penggajian pegawai, pencatatan data pegawai, data golongan, data jabatan, data pinjaman, data pembayaran, data pinjaman, data bagian dan proses kehadiran.

2. Dengan adanya sistem informasi penggajian yang terkomputerisasi maka penyimpanan data disimpan di dalam data base yang memungkinkan keamanan data lebih terjamin.

3. Dengan adanya aplikasi sistem informasi penggajian diharapkan dapat mempermudah dan mempercepat proses penggajian dan mengefektifkan proses penggajian pegawai.

4. Dengan sistem informasi penggajian yang terkomputerisasi maka diharapkan dapat mengatasi semakin meningkatnya jumlah pegawai.


(6)

155

5.2. Saran

Beberapa saran yang dipertimbangkan dalam memanfaatkan program aplikasi yang penulis buat, yaitu:

1. Untuk peneliti berikutnya harus memberikan sesuatu yang baru pada sistem penggajian pegawai BP4K Kabupaten Bandung serta memanfaatkan fasilitas yang ada agar pegawai merasa puas dengan hasil penggajian yang akurat.

2. Untuk pengamanan dalam penyimpanan database pegawai, absensi dan penggajian pegawai terhadap virus ataupun kerusakan hardware sebaiknya pembackupan database dilakukan secara berkala.

3. Melakukan pengembangan lebih lanjut dari sistem penggajian pegawai yang penulis buat dengan menambahkan surat peringatan bagi pegawai yang melanggar peraturan.

4. Melakukan pengembangan lanjut dengan menambahkan proses kenaikan pangkat ataupun jabatan yang pegawai dapatkan secara berkala apabila telah sesuai dengan point-point yang ada.