Tinjauan Atas prosedur Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran Pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat

(1)

1 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek

Anggaran ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit satuan moneter dan berlaku untuk jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang. (Munandar, 2001 : 1).

Dalam tahap proses penyediaan anggaran, prosedur penyusunan anggaran pun berpengaruh penting untuk menyelenggarakan suatu kegiatan yang sudah direncanakan sebelumnya. Prosedur merupakan suatu urutan-urutan seri tugas yang saling berhubungan yang diadakan untuk menjamin pelaksanaan kerja yang seragam. (M. Nafarin, 2007 : 9).

Laporan realisasi anggaran adalah laporan yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu pelaporan. Dasar hokum pelaporan keuangan menurut Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Nomor 24 Tahun 2005 pemerintah yang diselenggarakan agar dapat disusun sebuah pelaporan keuangan yang sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku. (Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Nomor 24 Tahun 2005).

Kendala yang terjadi pada tahun 2010 dalam pelaksanaan laporan realisasi anggaran adalah terjadi kesalahan dalam menginput data laporan realisasi


(2)

2

anggaran, dikarenakan kurang teliti pegawai dalam penyusunan laporan realisasi anggaran. (Ilham Nugraha, Kepala Sub Bagian Keuangan).

Berdasarkan informasi dari Kepala Sub Bagian Keuangan masalah yang terjadi adalah kesalahan dalam menginput data laporan realisasi anggaran yang menmyebabkan pemberian gaji pegawai atau belanja pegawai tertunda.

Oleh karenaitu, berdasarkan permasalahan tersebut penulis memutuskan untuk menggunakan judul “Tinjauan Atas Prosedur Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran Pada Bandan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat”.

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek 1.2.1 Maksud Kerja Praktek

Maksud diadakannya kerja praktek adalah untuk meninjau atas prosedur penyusunan laporan realisasi anggaran di Kantor Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat

1.2.2 Tujuan Kerja Praktek

Adapun tujuan kerja praktek ini adalah untuk mengetahui secara langsung bagaimana keadaan dilapangan mengenai:

1. Untuk mengetahui prosedur penyusunan Laporan Realisasi Anggaran (LRA) di Kantor Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat. 2. Untuk mengetahui pelaksanaan penyusunan Laporan Realisasi Anggaran


(3)

1.3 Kegunaan Kerja Praktek

Melalui Kuliah Kerja Praktek ini, penulis berharap dapat memberikan manfaat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat tersebut bias dijabarkan lebih lanjut sebagai berikut :

a. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan bagi penulis mengenai prosedur penyusunan laporan realisasi anggaran pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat.

b. Bagi Akademis

Untuk memberikan gambaran dan literature mengenai prosedur penyusunan laporan realisasi anggaran pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat. c. Bagi Instansi

Dapat menjadi masukan yang berarti bagi Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat agar dapat menjadi salah satu pertimbangan untuk Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat dalam mengefektifkan laporan realisasi anngaran.

1.4 Metode Kerja Praktek

Metode kuliah Kerja Praktek yang penulis laksanakan menggunakanBlock Release Method, yaitu pelaksanaan kerja praktek dalam satu periode kuliah Kerja Praktek tertentu, yaitu selama 25 hari kerja pada setiap hari kerja. Adapun pelaksanaannya dimulai tanggal 4 Agustus s/d 4 September 2011.

Selain itu, untuk melengkapi data-data yang diperlukan, penulis melakukan studi kepustakaan dimana bermanfaat untuk membandingkan data dan


(4)

4

informasi yang diperoleh dengan landasan teori yang didapat dari literatur-literatur dan bahan-bahan perkuliahan.

1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek

Dalam menyusun laporan ini, penulis mengumpulkan data yang diperlukan baikin formasi secara lisan maupun tulisan dengan cara melakukan Kerja Praktek pada Kantor Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat. Jl. Ternate No. 2 Bandung..Kerja Praktek dilaksanakan mulai tanggal 4 Juli sampai dengan 12 Agustus 2011. Hari efektif kerja per minggunya adalah dari hari Senin hingga Jumat, pukul 08.00 WIB sampai dengan 16.00 WIB


(5)

Berikut ini adalah table waktu pelaksanaan kegiatan kerja praktek : Tabel 1.1

Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek

NO KEGIATAN

BULAN

JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 MengajukanPermohonan KP

2 MencariTempat KKP 3 Pelaksanaan KKP 4 Mengajukanjudul 5 Mencari Data Laporan KP 6 Pengelolaan Data Laporan KP 7 MembuatLaporan KP 8 BimbinganLaporan KP

a. Judul b. BAB I c. BAB II d. BAB III e. BAB IV


(6)

6 BAB II

GAMBARAN UMUM INSTANSI

2.1 Sejarah singkat Badan Kepegawaian Daerah (BKD)

Reformasi birokrasi Pemerintah daerah merupakan kebutuhan dalam upaya mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance). Reformasi birokrasi di bidang organisasi perangkat daerah diarahkan untuk terciptanya organisasi yang efisien, efektif, rasional dan proporsional sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan serta adanya koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi serta komunikasi kelembagaan antara pusat dan daerah. Sejalan dengan polingan ditetapkannya PP 41 tahun 2007 tentang organisasi Perangkat Daerah dan guna mendorong tercapainya visi dan misi di bidang aparatur dalam penyelenggaraan Pemerintah Daerah telah dibentuk Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Jawa Barat yang ditetapkan dengan Perda No.22 Tahun 2008 tentang organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah merupakan Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat. Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat merupakan Lembaga Teknis Daerah yang mempunyai Tugas Pokok melaksanakan Penyusunan dan Pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik serta berkedudukan dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.


(7)

2.2 Stuktur Organisasi Pada Badan Kepegawaian Derah (BKD)

Stuktur organisasi pada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) pada Povinsi Jawa Barat terdiri dari :

a) Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat b) Sekretariat Badan Kepegawaian Daerah, membawahkan :

1. Sub Bagian Perencanaan dan Program 2. Sub Bagian Keuangan

3. Sub bagian kepegawaian dan umum

c) Bidang mutasi dan administrasi kepegawaian ,membawahkan: 1. Sub bidang kepangkatan dan pensiun

2. Sub bidang perpindahan dan administrasi kepegawaian d) Bidang pengembangan karir,membawahkan :

1. Sub bagian kompetensi dan kinerja 2. Sub bagian penempatan dan jabatan

e) Bidang kesejahteraan dan disiplin ,membawahkan : 1. Sub bidang kesejahteraan pegawai

2. Sub bidang disiplin dan penghargaan

2.3 Deskripsi Jabatan Pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi tersebut , Badan Kepegawaian

Daerah mempunyai susunan organisasi sebagai berikut : a) Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat


(8)

8

Kepala Badan mempunyai tugas pokok merumuskan, menetapkan, memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan tugas pokok Badan Kepegawaian Daerah

b) Sekretariat Badan Kepegawaian Daerah

Sekretariat mempunyai tugas pokok penyelenggarakan koordinasi perencanaan dan program Badan, pengkajian perencanaan dan program ,pengelolaan keuangan kepegawaian , dan umum . Sekretariat mempunyai fungsi :

1. Menyelenggarakan koordinasi perencanaan dan program badan 2. Menyelenggarakan pengkajian perencanaan dan program kesekretariatan

3. Menyelenggarakan pengelolaan urusan perencanaan dan program, keuangan, kepegawaian dan umum

4. Sekretariat membawahkan :

a. Sub bagian Perencanaan dan Program b. Sub bagian Keuangan

c. Sub bagian Kepegawaian dan Umum c) Bidang Mutasi dan Administrasi Kepegawaian

Bidang Mutasi dan Administrasi Kepegawaian mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan fasilitasi mutasi dan administrasi kepegawaian . Dalam menyelenggarakan tugas pokok dan


(9)

fungsi tersebut, Bidang Mutasi dan Administrasi Kepegawaian mempunyai fungsi :

1. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis mutasi dan administrasi kepegawaian

2. Penyelenggaraaan pengkajian bahan fasilitasi mutasi dan administrasi kepegawaian

3. Penyelenggaraan fasilitasi bidang mutasi dan administrasi kepegawaian ,yang membawahi :

a. Bidang Mutasi dan Administrasi

b. Sub bidang Perpindahan dan Administrasi Kepegawaian d) Bidang Pengembangan Karier

Bidang Pengembangan Karier mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan fasilitasi pengembangan karier PNS . Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut , Bidang Pengembangan Karier mempunyai fungsi :

1. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis pengembangan karier 2. Penyelenggaraan pengkajian bahan fasilitasi pengembangan karier

3. Penyelenggaraan fasilitasi bidang pengembangan karier 4. Bidang Pengembangan Karir membawahkan :

a. Sub bidang Kompetensi dan Kinerja b. Sub bidang Penempatan Dalam Jabatan. e) Bidang Kesejahteraan dan Disiplin


(10)

10

Bidang Kesejahteraan dan Disiplin mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan fasilitasi kesejahteraan dan disiplin. Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Bidang Kesejahteraan dan Disiplin mempunyai fungsi :

1. Penyelenggaraan pengkajian bahab kebijakan teknis kesejahteraan dan disiplin

2. Penyelenggaraan pengkajian bahan fasilitasi bidang kesejahteraan dan disiplin

3. Penyelenggaraan fasilitasi bidang kesejahteraan dan disiplin : a. Sub bidang Kesejahteraan Pegawai

b. Sub bidang Disiplin dan Penghargaan

Untuk menjalankan tugas pokok dan fungsi tersebut di atas , Badan Kepegawaian Daerah dilengkapi dengan personil PNS dan tenaga Honorer sebanyak 156 orang .

2.4 Aspek Dan Kegiatan Pada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) A. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur

1. Penerimaan Praja IPDN tahun 2008

2. Pengangkatan Tenaga Honorer menjadi CPNS yang merupakan bentuk penghargaan kepada para tenaga honorer yang telah mengabdikan dirinyab kepada nusa dan bangsa

3. Penerimaan CPNS dari pelamar umum dimana didasarkan padam formasi kebutuhan pegawai pada lingkup Pemda Provinsi Jawa Barat


(11)

B. Program Prestasi

1. Terselenggaranya rekrutmen CPNS dari pelamar umum dan tenaga honorer tanpa ada gejolak dari masyarakat

2. Terlaksananya peningkatan status CPNS menjadi PNS sebanyak 1446 orang dan pengambilan Sumpah dan Janji diikuti oleh 1446 orang

3. Pelaksanaan penempatan dalam jabatan sesuai dengan kompetensi dalam rangka mengaplikasikan PP nomor 41 tahun 2007

4. Meningkatnya jaringan scholarship baik dalam negeri maupun luar negeri 5. Kenaikan pangkat tepat waktu

6. Dibukanya kelas khusus pendidikan D4 Akuntansi Pemerintahan Sedangkan kegiatan unggulan BKD yakni :

1. Pemberian Uang pembinaan kepada 1160 pensiun 2. Uji terap pengukuran kinerja

3. Pengiriman PNS/CPNS eks tenaga honorer dalam pendidikan gelar ke Universitas baik dalam maupun luar negeri dalam rangka peningkatan kapasitas dan kualitas aparatur.


(12)

12 BAB III

PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

Adapun bidang pelaksanaan kerja praktek di Badan Kepegawaian Daerah

Provinsi Jawa Barat, penulis ditempatkan pada bagian keuangan. Dari

pelaksanaan Kerja Praktek ini, penulis mendapat berbagai ilmu dan pengalaman

baru yang sangat berharga. Adapun ilmu yang penulis peroleh selama pelaksanaan

kerja praktek di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat, salah satunya

adalah pengetahuan mengenai prosedur penyusunan laporan realisasi anggaran

pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat

3.1.1 Definisi Prosedur

Menurut Azhar Susanto:

“Prosedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukansecara berulang-ulang dengan cara yang sama”.

(2007:195)

Sedangkan menurut Mulyadi:

“Prosedur adalah suatu kegiatan yang melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang”.

(2001: 5)

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa prosedur adalah urutan

kegiatan atau aktivitas yang melibatkan beberapa orang dalam satu departemen

atau lebih yang dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama.

3.1.2 Definisi Laporan Realisasi Anggaran


(13)

“Laporan realisasi anggaran adalah laporan akuntansi terhadap operasi keuangan pemerintah pusat akan mencakup tingkat-tingkat pertanggung jawaban anggaran”.

Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Nomor 24 Tahun 2005:

“Laporan realisasi anggaran adalah laporan yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu pelaporan”.

Dari kedua pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Laporan

Realisasi Anggaran merupakan suatu laporan akuntansi terhadap operasi

keuangan pemerintah yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian

sumber daya ekonomi, yang menggambarkan perbandingan anggaran dan

realisasinya dalam satu pelaporan.

3.1.3 Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran

Penyusunan laporan realisasi anggaran bersumber pada data kas daerah

berdasarkan data di bagian keuangan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa

Barat, menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, kas

umum daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh

kepala daerah untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan digunakanuntuk

membayar seluruh pengeluaran daerah.

Berdasarkan kedua data tersebut akan dibuatkan laporan realisasi

anggaransebagai bentuk pertanggungjawaban atas anggaran yang sudah diajukan

sebelumnya. Laporan realisasi anggaran pun disusun berdasarkan peraturan yang

berlaku umum di Indonesia salah satunya dalam Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Laporan Realisasi Semester Pertama


(14)

14

1. Kepala SKPD menyusun laporan realisasi semester pertama anggaran

pendapatan dan belanja SKPD sebagai hasil pelaksanaan anggaranya yang

menjadi tanggungjawabnya.

2. Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai dengan prognosis

untuk 6 (enam) bulan berikutnya.

3. Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), disiapkan oleh PPK-SKPD

dan disampaikan kepada pejabat pengguna anggaran untuk ditetapkan

sebagai Laporan realisasi semester pertama anggaran pendapatan dan

belanja SKPDserta prognosis untuk 6 (enam) bulan berikutnya paling lama

7 (tujuh) harikerja setelah semester pertama tahun anggaran berkenaan

berakhir.

4. Pejabat pengguna anggaran menyampaikan laporan realisasi semester

pertama anggaran pendapatan dan belanja SKPD serta prognosis untuk 6

(enam) bulan berikutnya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) kepada

PPKD sebagai dasar penyusunan laporan realisasi semester pertama

APBD paling lama 10 (sepuluh) hari kerja setelah semester pertama tahun

anggaran berkenaan berakhir.

5. Format laporan realisasi semester pertama anggaran pendapatan dan

belanja SKPD dan prognosis untuk 6 (enam) bulan berikutnya.

3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek

Pada saat penulis melakukan kerja praktek di Badan Kepegawaian Daerah

Provinsi Jawa Barat bagian keuangan bidang akuntansi dan pelaporan, penulis


(15)

penyusunan laporan realisasi anggaran pendapatan, kegiatan yang dilakukan

penulis antara lain :

1. Data yang telah diperoleh penulis dari instansi kemudian disusun dan

dicermati secara sistematis guna melancarkan proses penyusunan laporan

realisasi anggaran pendapatan.

2. Seluruh data yang telah berhasil dikumpulkan kemudian dibandingkan dengan

teori yang sudah dipelajari di perkuliahan dan selajutnya ditarik dari

kesimpulan atas data tersebut.

Penulis melaksanakan kerja praktek di bagian keuangan Badan

Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat pada bidang akuntansi dan pelaporan.

Bagian akuntansi dan pelaporan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan

pengkajian bahan kebijakan umum dan koordinasi, fisilitasi, pelaporan serta

evaluasi akuntansi dan pelaporan, akuntansi dan inventarisasi, evaluasi dan

pembinaan.

3.2.1 Prosedur Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran

Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Nomor 24 Tahun 2005

Laporan realisasi anggaran adalah laporan yang menyajikan ikhtisar sumber,

alokasi, dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah

pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan

realisasinya dalam satu pelaporan. pembuatan laporan realisasi anggaran pun

harus berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006


(16)

16

1. Kepala SKPD menyusun laporan realisasi semester pertama anggaran

pendapatan dan belanja SKPD sebagai hasil pelaksanaan anggaran yang

menjadi tanggung jawabnya.

2. Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diserta dengan prognosis untuk

6 (enam) bulan berikutnya.

3. Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), disiapkan oleh PPK-SKPD dan

disampaikan kepada pejabat pengguna anggaran untuk ditetapkan sebagai

Laporan realisasi semester pertama anggaran pendapatan dan belanja SKPD

serta prognosis untuk 6 (enam) bulan berikutnya paling lama7 (tujuh) hari

kerja setelah semester pertama tahun anggaran berkenaan berakhir.

Laporan realisasi anggaran menyediakan informasi yang berguna dalam

memprediksi sumber daya ekonomi yang akan diterima untuk mendanai kegiatan

pemerintah pusat dan daerah dalam periode mendatang dengan cara menyajikan

laporan secara komparatif. Laporan Realisasi Anggaran dapat menyediakan

informasi kepada para pengguna laporan tentang indikasi perolehan dan

penggunaan sumber daya ekonomi dengan ketentuan yang sudah ditetapkan.

Selain itu laporan realisasi anggaran pun menyajikan informasi realisasi

mengenai pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit dan pembiayaan, yang

masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode.

APBD pun sudah diatur asas umum dan struktur APBD yang sudah

ditentukan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

diantaranya yaitu :


(17)

1. APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan

kemampuan pendapatan daerah.

2. Penyusunan APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpedoman kepada

RKPD dalam rangka mewujudkan pelayanan kepada masyarakat untuk

tercapainya tujuan bernegara.

3. APBD mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi,

distribusi, dan stabilisasi.

4. APBD, perubahan APBD, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD setiap

tahun ditetapkan dengan peraturan daerah.

Struktur APBD Pasal 22

1. Struktur APBD merupakan satu kesatuan terdiri dari:

a. pendapatan daerah;

b. belanja daerah; dan

c. pembiayaan daerah.

2. Struktur APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diklasifikasikan menurut

urusan pemerintahan daerah dan organisasi yang bertanggung jawab

melaksanakan urusan pemerintahan tersebut sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

3. Klasifikasi APBD menurut urusan pemerintahan dan organisasi sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) dapat disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan


(18)

18

3.2.2 Pelaksanaan Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran

Dalam pelaksanaan penyusunan laporan realisasi anggaran Badan

Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat yang terjadi ini diharuskan adanya

dokumen pendapatan yang bersumber dari OPD yang ada di Provinsi Jawa Barat

itu sendiri. Dalam penyusunan laporan realisasi anggaran melalui tahapan yaitu :

1. Perencanaan anggaran

Anggaran merupakan alat perencanaan manajemen untuk mencapai tujuan

yang ingin dicapai, anggaran dibuat untuk merencanakan tindakan apa yang

akan dilakukan oleh pemerintah, berapa biaya yang dibutuhkan, dan berapa

hasil yang diperoleh dari belanja pemerintah tersebut. Anggaran sebagai alat

perencanaan digunakan untuk :

a. Merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan agar sesuai dengan visi dan

misi yang ditetapkan;

b. Merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk mencapai tujuan

organisasi serta merencanakan alternatif sumber pembiayaannya;

c. Mengalokasikan dana pada berbagai program dan kegiatan yang telah

disusun;

d. Menentukan indikator kinerja dan tingkat pencapaian strategi.

2. Penatausahaan

Penatausahaan berperan dalam pencairan dana dan tempat penyediaan dana

seperti yang sudah ditentukan dalam Permendgri No. 13 Tahun 2006 pasal


(19)

a. Setelah penetapan anggaran kas, PPKD dalam rangka manajemen kas

menerbitkan SPD

b. SPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disiapkan oleh kuasa BUD

untuk ditandatangani oleh PPKD.

c. Pelaporan pertanggungjawaban. Dalam tahap pelaporan laporan realisasi

anggaran, sebelum pembuatan laporan realisasi anggaran harus dibuatkan

terlebih dahulu surat pengesahan pertanggungjawaban.

3.3 Pembahasan Hasil Kerja Praktek

Pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat khususnya di

Bagian Keuangan dan Pelaporan pelaksanaan pelaporan laporan realisasi

anggaran sering terjadi keterlambatan data yang bersumber dari SKPD dan

kekeliruan yang dilakukan pada saat menginput data sehingga sering terjadi

koreksi pada laporan realisasi anggaran.

3.3.1 Analisis Prosedur Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran

Laporan realisasi anggaran dibuat agar Pemerintah mengetahui seberapa besar

penyerapan dana yang sudah dicairkan untuk kegiatan dan dari laporan realisasi

anggaran akan diketahui surplus atau defisit yang didapat dalam kegiatan tersebut.

Diketahuinya surplus atau defisitnya APBD suatu data dari laporan realisasi

anggaran tersebut pun sudah diatur dalam undang-undang, salah satunya dalam

Permendagri No. 13 Tahun 2006 pasal 56 dan pasal 57 tentang perbedaan antara

surplus dan defisit suatu dana yang sudah dikeluarkan dan tertuang dalam laporan


(20)

20

Pasal 56 (1) Surplus APBD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 terjadi

apabila anggaran pendapatan daerah diperkirakan lebih besar dari anggaran

belanja daerah. (2) Dalam hal APBD diperkirakan surplus, diutamakan untuk

pembayaran pokok utang, penyertaan modal (investasi) daerah, pemberian

pinjaman kepada pemerintah pusat/pemerintah daerah lain dan/atau pendanaan

belanja. (3) Pendanaan belanja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diwujudkan

dalam bentuk program dan kegiatan pelayanan dasar masyarakat yang

dianggarkan pada SKPD yang secara fungsional terkait dengan tugasnya

melaksanakan program dan kegiatan tersebut.

Pasal 57(1) Defisit anggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 terjadi

apabila anggaran pendapatan daerah diperkirakan lebih kecil dari anggaran

belanja daerah. (2) Batas maksimal defisit APBD untuk setiap tahun anggaran

berpedoman pada Penetapan batas maksimal defisit APBD oleh Menteri

keuangan. (3) Dalam hal APBD diperkirakan defisit ditetapkan pembiayaan untuk

menutup defisit tersebut yang diantaranya dapat bersumber dari sisa lebih

perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya pencairan dana cadangan hasil

peniualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman, dan

penerimaan kembali pemberian pinjaman atau penerimaan piutang.

Pada prosedur penyusunan laporan realisasi anggaran pada Badan

Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat khususnya di Bagian Keuangan dapat

dicontohkan pelaporan realisasi anggaran belanja operasi Badan Kepegawaian


(21)

1. Kelengkapan dokumen sebagai langkah awal penyusunan laporan realisasi

anggaran Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat yang diolah di

Pemerintahan Provinsi Jawa Barat khususnya di Bagian Keuangan.

2. Pembuatan Surat pengesahan Pertanggungjawaban Surat pengesahan

pertanggungjawaban dibuat oleh Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa

Barat yang berisikan mengenai jumlah dana yang harus dicairkan untuk

kegiatan belanja opersi yang akan dilaksanakan. Setelah surat pengesahan

pertanggungjawaban selesai disusun secara rinci, maka surat pengesahan

tersebut diserahkan pada bagian penatausahaan keuangan SOPD.

3. Pelaporan Dokumen Badan Kepegawaian Daerah Jawa Barat Surat pengesahan

yang sudah disetujui oleh pihak penatausahaan SOPD dilaporkan pada

Pemerintahan Provinsi Jawa Barat Khususnya di Bagian Akuntansi dan

Pelaporan untuk dikoreksi berapa penyerapan dana yang sudah dipakai oleh

pihak Badan Kepegawaian Daerah Jawa Barat dalam kegiatan belanja operasi

yang sudah berjalan sebelumnya.

4. Kelengkapan Dokumen-2 Petugas penyusun laporan realisasi anggaran Badan

Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat di Bagian Keuangan Pemerintah

Provinsi Jawa Barat memeriksa ulang kelengkapan dokumen yang diterima

dari petugas Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat dan dokumen

yang diterima dari Kas Daerah. Pada kelengkapan dokumen-2 harus

memperhatikan sistem pelaporan keuangan sudah sesuai dengan peraturan

yang sudah dibuat oleh pemerintah pusat dan undang-undang yang berlaku


(22)

22

Kelebihan yang terjadi apabila prosedur diatas telah berjalan sesuai aturan

yang berlaku dan sesuai dengan bagiannya mulai dari tahap kelengkapan

dokumen sampai pemeriksaan kembali dokumen sebelum dibuatkan laporan

realisasinya maka akan mendapat hasil pelaporan yang sesuai dengan peraturan

yang berlaku dan sesuai dengan tujuan yang dimaksud mengetahui berapa

penyerapan dana yang sudah terpakai dan terdapat pada pencatatan secara historis

(terus menerus) sehingga dapat diketahui perubahan siklus belanja setiap

semesternya dan sistem pembuatan laporan yang berpedoman pada

undang-undang yang berlaku saat ini dan Peraturan Menteri Dalam pelaksanaan prosedur

laporan realisasi anggaran ini juga Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 sehingga

dapat menyusun laporan secara sistematis.

Sedangkan pada kelemahan yang terjadi pada prosedur penyusunan laporan

realisasi anggaran adalah keterlambatan SKPD dalam melakukan penyetoran

dokumen dan catatan, yang membuat penyusunan laporan realisasi anggaran

terhambat, dan kesalahan dalam menginput data, yang seharusnya subbagian

akuntansi dan pelaporan tetapi diberikan ke sub bagian evaluasi dan pembinaan.

3.3.2 Analisis Pelaksanaan Prosedur Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran

Pelaksanaan prosedur penyusunan realisasi anggaran pada Badan

Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat khususnya pada Bagian Keuangan

sudah sesuai dengan ketentuan undang-undang dan PERMENDGRI No.13 Tahun

2006. Dalam pelaksanaan penyusunan laporan realisasi anggaran ini dibutuhkan,


(23)

Dengan kelengkapan data inilah, pegawai instansi yag sudah bertanggung jawab

dalam penyusunan laporan

realisasi anggaran akan menjalankan penyusunan dengan baik dan lancar agar

tercapai sasaran yang ditentukan dan pelaporan realisasi anggaran ini

dilaksanakan setiap semester secara manual serta pembuatannya pun

berkesinambungan. Sebelum laporan realisasi anggaran dibuat sebelumnya harus

dibuatkan terlebih dahulu surat pengesahan pertanggungjawaban sebagai bukti

bahwa anggaran telah dicairkan.

Setelah surat pengesahan pertanggungjawaban telah mendapat pengesahan

lalu laporan realisasi anggaran mengenai kegiatan belanja operasi pun dibuat

untuk diketahui berapa penyerapan dana yang sudah terjadi pada kegiatan tersebut

dengan dicatat dalam laporan realisasi anggaran yang bepedoman apa pada dua

dokumen yaitu dokumen yang diterima dari Kas Daerah dan dari Badan

Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat.

Kelebihan yang terjadi dalam pelaksanaan laporan realisasi anggaran

adalah dapat diketahui penyerapan dana yang terjadi saat sudah dicairkannya

dana. Sehingga dapat diketahui surplus atau defisit saat kegiatan sedang berjalan

ataupun sudah berjalan.

Kelemahan yang terjadi dalam pelaksanaan pelaporan realisasi anggaran

Badan Kepegawaian Daerah Jawa Barat khususnya di Bagian Keuangan adalah

dalam proses penyusunan laporan realisasi anggaran terjasi kesalahan dalam

menginput data yang mengakibatkan pemberian gaji pegawai atau belanja


(24)

(25)

24

4.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek tersebut dan setelah penulis menganalisis, memahami, dan mempelajari serta menguraikan masalah tentang Prosedur Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran (LRA) pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat, maka penulis mencoba menyimpulkan beberapa hasil kegiatan beberapa diantaranya yaitu :

1. Prosedur penyusunan laporan realisasi anggaran pada Bagian Keuangan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat sudah cukup baik karena telah sesuai dengan aturan yang berlaku, dan berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006.

2. Dalam Pelaksanaan Prosedur Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran, Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat sudah cukup baik, karena dapat diketahui penyerapan dana yang terjadi sudah dicairkannya dana, dapat diketahui surplus atau defisit saat kegiatan sedang berjalan ataupun sudah berjalan.

4.2 Saran

Berdasarkan uraian yang telah dibahas diatas, maka penulis mengajukan beberapa saran untuk peningkatan serta kelancaran dalam prosedur Bagian akuntansi dan pelaporan di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat, diantaranya :


(26)

25

1. Prosedur Laporan Realisasi Anggaran Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat Bagian keuangan sudah cukup baik dan konsisten dengan prosedur yang sudah ada. Namun, sebaiknya SKPD dapat meminimalisir keterlambatan penyetoran dokumen dan catatan sehingga penyusunan pembuatan laporan realisasi anggaran dapat berjalan denagan lebih efektif.

2. Dalam Pelaksanaan Prosedur Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran, Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat dengan adanya kesalahan dalam menginput data laporan realisasi anggaran, maka penulis menyarankan agar ditingkatkan lagi ketelitian dalam menginput data realisasi anggaran agar tidak terjadi kesalahan lagi dalam memproses data.


(27)

Laporan Kerja Praktek

Diajukan untuk memenuhi sebagai salah satu syarat dalam menempuh Mata Kuliah Kerja Praktek jenjang studi Strata I

Oleh:

ALMANDA PRIMADONA 21108147

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

2011


(28)

26

DAFTAR PUSTAKA

Halim, Abdul. 2007. Akuntansi Keuangan Daerah. Buku Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.

Undang – Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat da Daerah.

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. 2009. Bandung : Fokusmedia.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang pelaksanaan prosedur laporan realisasi anggaran.

Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 29 Tahun 2009 tentang Tugas pokok, Fungsi, Rinciann Tugas Unit dan Tata Kerja Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Barat.

Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 108 Tahun 2009 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Jawa Barat

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah.

http://www.bkd.jabarprov.go.id. www.bpk.go.id.


(29)

44 DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Almanda Primadona Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 6 April 1989 Agama : Kristen

Jenis Kelamin : Laki-laki Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Jati Luhur IV No. 136 RT. 04 / RW. 11 Bandung

DATA PENDIDIKAN

 Tahun 1994 – 1995 : TK Santo Yusup Bandung

 Tahun 1996 – 2002 : SD Negeri Griya Bumi Antapani Bandung  Tahun 2002 – 2005 : SMP Santa Maria Bandung

 Tahun 2005 – 2008 : SMA Sumatra 40 Bandung

 Tahun 2008- Sekarang : Kuliah di Universitas Komputer Indonesia Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi


(30)

i

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan kekuasaan dan pertolongan-NYA penulis dapat menyelesaikan laporan Kerja Praktek yang berjudul “Tinjauan Atas Prosedur Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran Pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat”

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kerja praktek ini masih banyak terdapat kekurangan, baik dari segi pembahasan maupun dari segi penyusunannya. Hal ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman, serta kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatn ya membangun sehingga dapat memberikan dorongan bagi peningkatan kemampuan penulis dimasa yang akan datang.

Begitu banyak bimbingan, bantuan, maupun dorongan yang penulis peroleh selama masa penyusunan laporan kerja praktek ini. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Umi Narimawati, dra. SE. M. Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Rektor Universitas Komputer Indonesia.

3. Sri Dewi Anggadini, SE. M. Si., Ak., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia .


(31)

ii

5. Ilham Nugraga, SE, Selaku pembimbing penulis selama di Instansi Sub bagian keuangan di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat.

6. Rina Puspita Nurhayati, S.AP, selaku Selaku Kepala Bagian Keuangan penentuan judul serta pengumpulan data laporan kerja praktek yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk melaksanakan Kerja Praktek

7. Papah dan Mamah yang selalu mendoakan untuk kemudahan penyelesaian Laporan Kerja Praktek.

8. Kakak tersayang yang selalu memberikan doa, motivasi dan semangat.

9. Seluruh Staff Dosen Pengajar UNIKOM yang telah membekali penulis dengan pengetahuan.

10.Staff Kesekretariatan Program Studi Akuntansi (Ibu Dona dan Ibu Senny), terima kasih untuk pelayanan dan informasinya.

11. Seluruh Staff dan karyawan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat yang turut membantu terlaksananya Kerja Praktek ini.

12. Sahabat-sahabat AK 4, Saeful Anwar, Asep Santosa, Aldino Gumilar Rahayu, Irvan Saefulloh, A Bassit Fauzi dan semua teman – teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas persahabatan, dukungan dan bantuannya. 13. Untuk teman-teman akuntansi angkatan 2008 khususnya kelas AK-4, terimakasih


(32)

iii

14. Untuk teman-teman scooterist independent, terimakasih atas dukungan dan suportnya.

15. Serta seluruh pihak yang telah memberikan dukungan dan dorongan baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini, Penulis menyadari bahwa laporan kerja praktek ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis bersedia menerima segala kritik dan saran dari semua pihak untuk peningkatan mutu laporan kerja praktek ini.

Akhir kata penulis berharap semoga laporan kerja praktek ini dapat bermanfaat dan menjadi suatu motivasi untuk lebih maju serta semangat berbuat yang terbaik untuk diri sendiri dan orang lain.

Terimakasih.

Bandung, Desember 2011


(1)

TINJAUAN ATAS PROSEDUR PENYUSUNAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PADA BADAN

KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Kerja Praktek

Diajukan untuk memenuhi sebagai salah satu syarat dalam menempuh Mata Kuliah Kerja Praktek jenjang studi Strata I

Oleh:

ALMANDA PRIMADONA 21108147

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

2011


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Halim, Abdul. 2007. Akuntansi Keuangan Daerah. Buku Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.

Undang – Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat da Daerah.

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. 2009. Bandung : Fokusmedia.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang pelaksanaan prosedur laporan realisasi anggaran.

Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 29 Tahun 2009 tentang Tugas pokok, Fungsi, Rinciann Tugas Unit dan Tata Kerja Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Barat.

Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 108 Tahun 2009 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Jawa Barat

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah.

http://www.bkd.jabarprov.go.id. www.bpk.go.id.


(3)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Almanda Primadona Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 6 April 1989 Agama : Kristen

Jenis Kelamin : Laki-laki Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Jati Luhur IV No. 136 RT. 04 / RW. 11 Bandung

DATA PENDIDIKAN

 Tahun 1994 – 1995 : TK Santo Yusup Bandung

 Tahun 1996 – 2002 : SD Negeri Griya Bumi Antapani Bandung  Tahun 2002 – 2005 : SMP Santa Maria Bandung

 Tahun 2005 – 2008 : SMA Sumatra 40 Bandung

 Tahun 2008- Sekarang : Kuliah di Universitas Komputer Indonesia Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi


(4)

i

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan kekuasaan dan pertolongan-NYA penulis dapat menyelesaikan laporan Kerja Praktek yang berjudul “Tinjauan Atas Prosedur Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran Pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat”

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kerja praktek ini masih banyak terdapat kekurangan, baik dari segi pembahasan maupun dari segi penyusunannya. Hal ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman, serta kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatn ya membangun sehingga dapat memberikan dorongan bagi peningkatan kemampuan penulis dimasa yang akan datang.

Begitu banyak bimbingan, bantuan, maupun dorongan yang penulis peroleh selama masa penyusunan laporan kerja praktek ini. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Umi Narimawati, dra. SE. M. Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Rektor Universitas Komputer Indonesia.

3. Sri Dewi Anggadini, SE. M. Si., Ak., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia .


(5)

4. Surtikanti, SE. M. Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu guna membimbing, mengarahkan, dan memberikan petunjuk yang sangat berharga demi selesainya laporan Kerja Praktek ini.

5. Ilham Nugraga, SE, Selaku pembimbing penulis selama di Instansi Sub bagian keuangan di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat.

6. Rina Puspita Nurhayati, S.AP, selaku Selaku Kepala Bagian Keuangan penentuan judul serta pengumpulan data laporan kerja praktek yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk melaksanakan Kerja Praktek

7. Papah dan Mamah yang selalu mendoakan untuk kemudahan penyelesaian Laporan Kerja Praktek.

8. Kakak tersayang yang selalu memberikan doa, motivasi dan semangat.

9. Seluruh Staff Dosen Pengajar UNIKOM yang telah membekali penulis dengan pengetahuan.

10.Staff Kesekretariatan Program Studi Akuntansi (Ibu Dona dan Ibu Senny), terima kasih untuk pelayanan dan informasinya.

11. Seluruh Staff dan karyawan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat yang turut membantu terlaksananya Kerja Praktek ini.

12. Sahabat-sahabat AK 4, Saeful Anwar, Asep Santosa, Aldino Gumilar Rahayu, Irvan Saefulloh, A Bassit Fauzi dan semua teman – teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas persahabatan, dukungan dan bantuannya. 13. Untuk teman-teman akuntansi angkatan 2008 khususnya kelas AK-4, terimakasih


(6)

iii

14. Untuk teman-teman scooterist independent, terimakasih atas dukungan dan suportnya.

15. Serta seluruh pihak yang telah memberikan dukungan dan dorongan baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini, Penulis menyadari bahwa laporan kerja praktek ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis bersedia menerima segala kritik dan saran dari semua pihak untuk peningkatan mutu laporan kerja praktek ini.

Akhir kata penulis berharap semoga laporan kerja praktek ini dapat bermanfaat dan menjadi suatu motivasi untuk lebih maju serta semangat berbuat yang terbaik untuk diri sendiri dan orang lain.

Terimakasih.

Bandung, Desember 2011