Tinjauan Atas Prosedur Penyusunan Laporan Pertanggung Jawaban SPJ Belanja Pengeluaran Pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat

(1)

i

karunia dan RidhoNya, serta shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW , akhirnya penulis dapat menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini dengan baik .

Penulisan Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) yang berjudul “Tinjauan Atas Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan pada Badan Kepegawaian Daerah Prov.Jabar” ini disusun sebagai salah satu syarat mata kuliah dan kelulusan .

Dalam penyusunan Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini, penulis menyadarui masih banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan ,kemampuan , serta pengalaman penulis. Namun penulis mengharapkan semoga Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini dapat member manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pihak yang memerlukan.

Atas segala petunjuk dan bimbingan yang telah penulis dapatkan maka dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr.Ir.Eddy Suryanto Soegoto,Msc,Selaku Rektor Univeritas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra.,SE.,M.si, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Ibu Sri Dewi Anggadini, SE,.M.si, Selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.


(2)

ii

4. Ibu Lilis Puspitawati, SE.,M.si, Selaku Dosen Pembimbing yang penuh keikhlasan berkenan memberikan bimbingan , membina dan mengarahkan penulis sehingga laporan ini dapat selesai .

5. Ibu Elly Suhayati, SE.,M.si ,Ak, Selaku Dosen Wali kelas AK-1.

6. Bapak Ahmad Ade Hadeansyah ,Selaku Kepala Bagian Sub.Keuangan Badan Kepegawaian Daerah Prov.Jabar dan Pembimbing selama KKP berlangsung

7. Bapak H.Yudin Wahyudin ,(Pamanku) ,Selaku Sek.Pri Badan Kepegawaian Daerah Prov.Jabar

8. Bapak H.Diding Abidin,M.si ,Selaku Kepala Sub.Bagian Kepegawaian dan umum

9. Keluargaku tercinta yang telah memberikan do’a dan dukungannya baik secara moril maupun materil serta cinta kasih yang tiada henti yang diberikan kepada penulis untuk keberhasilan penulis .

10.Fachrozi Jusuf Olii “My Ndut”,terima kasih atas waktu nya ,tumpangannya ,candaan ,dan kasih sayang yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan ini .

11.Bapak dan Ibu para Staf Sub.Bagian Keuangan, Pak Fanny, Pak Dede kosmara, Pak Asep, Pak Dede Kusyana, Pak H.Dadang,Ibu Ernawati, Ibu Dewi Sri, Ibu Nila, Ibu Widi, Ibu Dian, Ibu Evi yang telah meluangkan waktunya untuk membantu penulisan dalam memberikan data informasi ,serta pengarahan dalam penyusunan Laporan ini .

12.Teman-temanku khususnya kelas AK-1, serta teman-teman Akuntansi Angkatan 2007


(3)

iii

Akhir kata ,semoga kebaikan mereka yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT , Amien .

Bandung , Desember 2010

Penulis

Dina Mardiana


(4)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kuliah Kerja Praktek

Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia yang didasari UU Nomer 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, sejak tahun 2001 berimplikasi pada perubahan dalam sistem pembuatan keputusan terkait dengan pengalokasian sumberdaya dalam anggaran pemerintah daerah Sebelumnya pendekatan penentuan alokasi lebih mengacu pada realisasi anggaran tahun sebelumnya dengan sedikit peningkatan (incremental) tanpa merubah jenis atau pos belanja (line-item). Pendekatan atau sistem tersebut disebut sebagai sistem anggaran tradisional (line-item and incremental budgeting). Setelah otonomi daerah, tepatnya pada tahun 2003, pendekatan anggaran yang digunakan adalah anggaran berbasis kinerja (performance-based budgeting).

Sejalan perubahan peraturan perundangan yang mendasari pengelolaan keuangan daerah yakni dengan diamandemennya UU No. 22/1999 dengan UU No. 32/2004 yang diikuti dengan amandemen atas PP No. 105/2000 dengan PP No. 58/2005 maka Kepmendagri No. 29/2002 juga diamandemen dengan Permendagri No. 13/2006. Terlepas dari perubahan peraturan perundangan tersebut pengalokasian sumberdaya ke dalam anggaran belanja proyek pembangunan atau belanja modal (capital expenditure) merupakan sebuah proses yang sarat dengan kepentingan-kepentingan politis. Anggaran ini sebenarnya dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan publik akan sarana dan prasarana


(5)

umum yang disediakan oleh pemerintah daerah. Namun, adanya kepentingan politik dari lembaga legislatif yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran menyebabkan alokasi belanja modal terdistorsi dan sering tidak efektif dalam memecahkan permasalahan di masyarakat (Keefer dan Khemani, 2003; Ablo dan Reinikka, 1998).

Pertanggungjawaban atas pengelolaan keuangan keuangan daerah diatur dalam undang-undang no.17/2003 tentang keuangan Negara dan undang-undang no.1/2004 tentang Perbendaharaan ,Laporan keuangan yang dimaksud mencakup :

1. Neraca

2. Laporan Realisasi Anggaran 3. Laporan Arus Kas

4. Catatan Atas Laporan Keuangan

Laporan Realisasi Anggaran tidak hanya menyajikan perbandingan antara realisasi terhadap anggarannya tetapi juga menyajikan prestasi kerja(Kinerja)yang dicapai dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa penyusunan dan penyajian Laporan keuangan dilaksanakan berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan. Standar Akuntansi Pemerintahan telah diatur dengan PP no.24/2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Pelaporan keuangan dan kinerja ini lebih lanjut diatur dengan Peraturan Pemerintah no.8/2006 tentang pelaporan keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. Implementasi SAP di lingkungan pemerintah tidaklah mudah, demikian pula yang terjadi di pemerintah daerah. Selain kesiapan pemerintah daerah yang masih kurang juga disebabkan adanya peraturan di tingkat operasional.yang mengatur pelaporan keuangan yang


(6)

3

belum sepenuhnya sesuai SAP. Di lingkungan Pemerintah Pusat, penyusunan dan penyajian laporan keuangan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri Keuangan, sedangkan untuk pemerintah daerah diatur dengan peraturan daerah. Selama ini pengelolaan keuangan daerah didasarkan pada PP No. 105/2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah, yang lebih lanjut diatur dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri. Dewasa ini pada umumnya pengelolaan keuangan daerah didasarkan pada Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 29/2002 tentang Pedoman Penyusunan Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Tata cara penyusunan dan pertanggungjawaban APBD dalam ketentuan tersebut belum sepenuhnya sesuai dengan SAP .

Sejalan dengan kewenangan tersebut, pemerintah daerah dapat mampu mengkaji pengeluaran keuangan untuk memperlancar pembangunan di daerahnya ,maka diperlukan suatu pengeluaran dana yang berasal dari anggaran pemerintah daerah ,karena anggaran dipergunakan sebagai penyelenggaraan pemerintah daerah dan hasilnya diperoleh untuk membiayai kebutuhan suatu daerah tertentu,sehingga tercukupinya kebutuhan di wilayah tersebut. Dengan demikian suatu penyusunan laporan pertangungjawaban pengeluaran anggaran perlu dibuat secara rinci dan jelas agar mempermudah para pengguna laporan tersebut.

Untuk menjaga keuangan tersebut khususnya dalam mengelola dana Anggaran diperlukan adanya suatu prosedur penyusunan laporan


(7)

pertanggungjawaban tentang anggaran belanja agar dapat mempermudah dalam pengelolaan pengangaran keuangan dalam pencatatan, penggolongan dan pengklasifikasian transaksi penganngaran beserta prosedurnya serta agar terhindar dari penyelewengan atau penyalahgunaan dana Anggaran sehingga tidak mudah disalahgunakan, ketidak ketepatan waktu dan kesalahan pemasukan data dalam proses penyusunan pelaporan anggaran belanja menjadi faktor penghambat dalam prosedur penyusunan laporan tersebut, sehingga dapat menghambat penyampaian laporan .

Melihat kondisi penyusunan Laporan pertanggungjawaban belanja pengeluaran yang belum optimal ,maka sangat penting untuk dibuatkan suatu prosedur dalam penyusunan Laporan tersebut.Untuk menghindari penyelewengan dana Alokasi tersebut, maka dibutuhkan prosedur penyusunan Anggaran yang tepat dan terarah.

Penyusunan Laporan pertanggungjawaban Belanja pengeluaran di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat merupakan bentuk implementasi akuntabilitas sebagai perwujudan pelaksanaan keputusan Mendagri tentang pengelolaan keuangan daerah yang diawali dengan penyiapan bahan (dana) anggaran untuk merinci sasaran program yang akan dicapai guna pencapaian suatu sasaran program yang hendak dicapai oleh perusahaan tersebut .

Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul “Tinjauan Prosedur Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban(SPJ) Belanja pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat “.


(8)

5

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar Belakang yang dikemukakan diatas penulis mengidentifikasi masalah hanya sebagai berikut :

1. Bagaimana proses penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Belanja pengeluaran pada Badan Kepegawaian Derah Provinsi Jawa Barat.

2. Bagaimana Kebijakan-kebijakan dalam membuat prosedur laporan SPJ Belanja pada Badan Kepegawaian Daerah Jawa Barat.

3. Hambatan - hambatan yang dialami dalam proses penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Belanja pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat.

1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan 1.3.1 Maksud penulisan

Maksud penulis melakukan penulisan adalah untuk memenuhi salah satu syarat tugas akhir pada Program S1 Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Komputer Indonesia .

1.3.2 Tujuan penulisan

Berdasarkan identifikasi pengamatan yang telah penulis uraikan di atas , ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam kuliah kerja praktek diantaranya :

1. Untuk mengetahui proses penyusunan laporan pertanggungjawaban belanja pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat


(9)

2. Untuk mengetahui Kebijakan-kebijakan dalam membuat prosedur laporan SPJ Belanja pada Badan Kepegawaian Daerah Jawa Barat

3. Untuk mengetahui hambatan apa saja yang dihadapi dalam proses penyusunan laporan pertanggungjawaban pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat

1.4 Kegunaan Penulisan a. Bagi Penulis

Hasil kegiatan ini bermanfaat bagi penulis dalam yaitu kesempatan untuk menguji kemampuan diri dalam mengaplikasikan dan menganalisa ilmu serta kemampuan yang telah dimiliki. Dengan demikian dapat memberikan pengetahuan dan kemampuan yang terbentuk baik dari ilmu yang dipelajari sebelumnya maupun ilmu yang diperoleh dari kegiatan kuliah kerja praktek .

b. Bagi Perusahaan

Dapat dijadikan masukan dan bahan untuk mengevaluasi bagi pengembangan perusahaan dan sumbangan bagi manajemen perusahaan dalam menetapkan kebijakan mengenai prosedur pelaporan penyusunan Laporan keuangan pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat.

c. Bagi Pembaca

Dari segi keilmuan, kegiatan ini dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam ilmu pengetahuan khususnya kegiatan akuntansi. Kegiatan ini sangat bermanfaat karena memberikan informasi mengenai kegiatan-kegiatan akuntansi


(10)

7

khususnya mengenai prosedur pelaporan penyusunan Laporan keuangan pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat .

1.5 Metode Kerja Praktek

Metode yang digunakan oleh penulis dalam pelaksanaan laporan ini adalah metode BlockRelease, yaitu metode pelaksanaan kuliah kerja praktek dalam satu periode tertentu . Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah sebagai berikut :

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam menyusun laporan kerja praktek ini adalah sebagai berikut :

1. Studi Lapangan (Field Research)

a. Praktek Langsung (Observasi), yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap data yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas.

b. Wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan cara tanya jawab langsung dengan pihak-pihak yang berkompeten di biro sub bagian keuangan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat .

2. Studi Pustaka (Library Research), yaitu penelitian sumber-sumber data dari informasi dari perpustakaan yang meliputi literatur yang ada, baik berasal dari peraturan mengenai kegiatan pelaporan keuangan, karangan maupun tulisan, hasil kuliah dan bahan lainnya yang mempunyai hubungan dengan objek penelitian penulis.


(11)

a. Lokasi dan Waktu Kuliah Kerja Praktek

Lokasi Pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek yang dilakukan penulis untuk mengumpulkan data dan informasi sebagai bahan laporan ini bertempat di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat yang beralamat di JL .Ternate no. 2, Bandung, Telp (022)4235026, fax (022)4203960 Waktu yang ditempuh penulis dalam melaksanakan kuliah kerja praktek yaitu selama 1 bulan terhitung mulai tanggal 12 juli 2010 sampai dengan 12 Agustus 2010 . Hari dan jam praktek disesuaikan pada jam kerja pegawai yang berlaku di kantor Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat adalah hari Senin sampai Jumat dari pukul 07:30 sampai pukul 15:30 WIB .


(12)

10 BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah singkat perusahaan

Reformasi birokrasi Pemerintah daerah merupakan kebutuhan dalam upaya mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance). Reformasi birokrasi di bidang organisasi perangkat daerah diarahkan untuk terciptanya organisasi yang efisien , efektif, rasional dan proporsional sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan serta adanya koordinasi, integrasi,sinkronisasi dan simplifikasi serta komunikasi kelembagaan antara pusat dan daerah. Sejalan dengan polingan ditetapkannya PP 41 tahun 2007 tentang organisasi Perangkat Daerah dan guna mendorong tercapainya visi dan misi di bidang aparatur dalam penyelenggaraan Pemerintah Daerah telah dibentuk Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Jawa Barat yang ditetapkan dengan Perda No.22 Tahun 2008 tentang organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah merupakan Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat. Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat merupakan Lembaga Teknis Daerah yang mempunyai Tugas Pokok melaksanakan Penyusunan dan Pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik serta berkedudukan dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.


(13)

A. Visi Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat

Terdapat beberapa isu nasional yang perlu dipertimbangkan dalam menyelesaikan isu yang bersifat lokal dan berimplikasi terhadap kinerja pemerintahan daerah . Masalah kualifikasi aparatur yang belum sesuai dengan kebutuhan ,pelayanan publik yang kurang optimal ,opini masyarakat terhadap kinerja pemerintah daerah ,mental dan disiplin pegawai,jumlah pegawai serta masalah-masalah lainnya yang berpangkal pada kualitas dan kuantitas sumber daya aparatur .Berdasarkan pokok-pokok pikiran tersebut , maka dirumuskan Visi Badan Kepegawaian Daerah yang hendak dicapai dalam periode 2008-2013 adalah :

“Tercapainya Pegawai Negeri Sipil Daerah yang Profesional,Akuntabel dan Amanah tahun 2013”

Penjabaran makna Visi Badan Kepegawaian Daerah adalah sebagai berikut :

a. Profesional : artinya memiliki wawasan yang luas ,kreatif,inovatif dan dapat memandang ke masa depan,memiliki kompetensi di bidangnya ,memiliki daya saing secara jujur dan sportif serta menjunjung tinggi etika profesi .

b. Akuntabel : perwujudan pertanggung jawaban seseorang atau unit organisasi dalam mengelola sumber daya yang telah diberikan dalam rangka pencapaian suatu tujuan melalui suatu media berupa laporan secara periodik. Sumber daya dalam hal ini merupakan sarana pendukung yang diberikan kepada seseorang


(14)

12

atau unit organisasi dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas yang telah dibebankan kepadanya.

c. Amanah : Jujur dan terpercaya dalam melaksanakan tugas yang diembannya, memperlihatkan sikap,perilaku dan keteladanan serta menjadi komitmennya untuk seluruh pegawai.

B. Misi Badan Kepegawaian Daerah

a. Misi pertama , meningkatkan kompetensi dan kinerja aparatur .

Tujuan : Mengembangkan kompetensi dan kinerja Aparatur

Sasaran:.

1. Meningkatnya kuantitas aparatur yang berkualifikasi sesuai kebutuhan organisasi

2. Meningkatnya aparatur yang berbasis kompetensi dan profesional

3. .Meningkatnya kinerja aparatur yang akuntabel

4. .Terwujudnya penerapan penghasilan berdasarkan kinerja

b. Misi kedua ,meningkatkan sinergitas Manajemen Kepegawaian yang Partisipasif dan Akuntabel


(15)

Tujuan :

1. Meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi dalam pengelolaan administrasi kepegawaian secara terintegrasi

2. Meningkatkan kualitas pelayanan administrasi kepegawaian yang tepat waktu dan sasaran

Sasaran :

a. Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi kepegawaian yang tepat waktu dan sasaran

b. Meningkatnya akurasi data sumber daya aparatur melalui pengembangan sistem informasi manajemen kepegawaian

c. Meningkatnya jaringan sistem informasi kepegawaian lingkup Provinsi Jawa Barat

c. Misi ketiga , Meningkatkan Kesejahteraan dan Kedisiplinan Pegawai

Tujuan :

1. Meningkatkan penerapan sistem reward dan punishment dalam pembinaan pegawai


(16)

14

Sasaran :

1. Meningkatnya moral dan etika PNS dalam bekerja

2. Menurunnya jumlah kasus kedisiplinan

3. Meningkatnya kualitas pelayanan pegawai di bidang kesehatan jasmani dan rohani

4. .Meningkatnya produktifitas dan kinerja pegawai

Dalam menyelenggarakan tugas pokoknya Badan Kepegawaian Daerah mempunyai fungsi :

a. penyelenggaraan perumusan dan penetapan kebijakan teknis kepegawaian

b. penyelenggaraan kepegawaian daerah meliputi kesekretariatan,pengadaan dan informasi pegawai , mutasi dan administrasi kepegawaian ,pengembangan karir ,kesejahteraan dan disiplin

c. penyelenggaraan pengkoordinasian dan pembinaan UPTB


(17)

2.2 Organisasi Badan Kepegawaian Derah

1. Kepala

2. Sekretariat,membawahkan :

a. Sub Bagian Perencanaan dan Program

b. Sub Bagian Keuangan

c. Sub bagian kepegawaian dan umum

3. Bidang pengadaan dan informasi Kepegawaian ,membawahkan:

d. Sub Bidang Pengadaan dan Formasi Pegawai

e. Sub Bidang Sistem Informasi Kepegawaian

4. Bidang mutasi dan administrasi kepegawaian ,membawahkan:

a. Sub bidang kepangkatan dan pensiun

b. Sub bidang perpindahan dan administrasi kepegawaian

5. Bidang pengembangan karir,membawahkan :

a. Sub bagian kompetensi dan kinerja


(18)

16

6. Bidang kesejahteraan dan disiplin ,membawahkan :

a. Sub bidang kesejahteraan pegawai

b. Sub bidang disiplin dan penghargaan

2.3 Deskripsi Jabatan Badan Kepegawaian Daerah Privinsi Jawa Barat

Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi tersebut , Badan Kepegawaian Daerah mempunyai susunan organisasi sebagai berikut :

a) Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat

Kepala Badan mempunyai tugas pokok merumuskan , menetapkan ,memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan tugas pokok Badan Kepegawaian Daerah

b) Sekretariat Badan Kepegawaian Daerah

Sekretariat mempunyai tugas pokok penyelenggarakan koordinasi perencanaan dan program Badan, pengkajian perencanaan dan program ,pengelolaan keuangan kepegawaian , dan umum . Sekretariat mempunyai fungsi :


(19)

2. Menyelenggarakan pengkajian perencanaan dan program kesekretariatan

3. Menyelenggarakan pengelolaan urusan perencanaan dan program , keuangan ,kepegawaian dan umum

4. Sekretariat membawahkan :

a. Sub bagian Perencanaan dan Program

b. Sub bagian Keuangan

c. Sub bagian Kepegawaian dan Umum

c) Bidang Mutasi Kepegawaian

Bidang Mutasi dan Administrasi Kepegawaian mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan fasilitasi mutasi dan administrasi kepegawaian . Dalam menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi tersebut, Bidang Mutasi dan Administrasi

Kepegawaian mempunyai fungsi :

1) Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis mutasi dan administrasi kepegawaian

2) Penyelenggaraaan pengkajian bahan fasilitasi mutasi dan administrasi kepegawaian


(20)

18

3) Penyelenggaraan fasilitasi bidang mutasi dan administrasi kepegawaian ,yang membawahi :

a. Bidang Mutasi dan Administrasi

b. Sub bidang Perpindahan dan Administrasi Kepegawaian

d) Bidang Pengembangan Karier

Bidang Pengembangan Karier mempunyai tugas pokok

menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan fasilitasi pengembangan karier PNS . Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut , Bidang Pengembangan Karier mempunyai fungsi :

1. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis pengembangan karier

2. Penyelenggaraan pengkajian bahan fasilitasi pengembangan karier

3. Penyelenggaraan fasilitasi bidang pengembangan karier

4. Bidang Pengembangan Karir membawahkan :

a. Sub bidang Kompetensi dan Kinerja


(21)

e) Bidang Pengadaan dan Informasi Kepegawaian

Bidang Pengadaan dan Informasi Kepegawaian mempunyai tugas pokok menyusun bahan petunjuk teknis pengadaan dan formasi PNSD ,

kedudukan hukum serta pengelolaan data dan informasi kepegawaian . Dalam menyelenggarakan tugas pokoknya , Bidang Pengadaan dan Informasi Kepegawaian mempunyai fungsi :

1. Penyelenggara pengkajian bahan kebijakan teknis pengadaan dan informasi kepegawaian

2. Penyelenggaraan pengkajian bahan fasilitasi pengadaan dan informasi kepegawaian

3. Penyelenggaraan fasilitasi bidang pengadaan dan informasi kepegawaian

4. Bidang Pengadaan dan informasi kepegawaian membawahkan :

a. Sub bidang Pengadaan dan Formasi Pegawai

b. Sub bidang Sistem Informasi Kepegawaian

f) BidangKesejahteraan dan Disiplin

Bidang Kesejahteraan dan Disiplin mempunyai tugas pokok


(22)

20

kesejahteraan dan disiplin . Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut , Bidang Kesejahteraan dan Disiplin mempunyai fungsi :

1. Penyelenggaraan pengkajian bahab kebijakan teknis kesejahteraan dan disiplin

2. Penyelenggaraan pengkajian bahan fasilitasi bidang kesejahteraan dan disiplin

3. Penyelenggaraan fasilitasi bidang kesejahteraan dan disiplin

4. Bidang Kesejahteraan dan Disiplin membawahkan :

a. Sub bidang Kesejahteraan Pegawai

b. Sub bidang Disiplin dan Penghargaan

Untuk menjalankan tugas pokok dan fungsi tersebut di atas , Badan

Kepegawaian Daerah dilengkapi dengan personil PNS dan tenaga Honorer sebanyak 156 orang .

2.4 Aspek Dan Kegiatan Perusahaan

A. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur 1. Penerimaan Praja IPDN tahun 2008


(23)

2. Pengangkatan Tenaga Honorer menjadi CPNS yang merupakan bentuk penghargaan kepada para tenaga honorer yang telah mengabdikan dirinya kepada nusa dan bangsa

3. Penerimaan CPNS dari pelamar umum dimana didasarkan pada formasi kebutuhan pegawai pada lingkup Pemda Provinsi Jawa Barat

B. Program Prestasi

1. Terselenggaranya rekrutmen CPNS dari pelamar umum dan tenaga honorer tanpa ada gejolak dari masyarakat

2. Terlaksananya peningkatan status CPNS menjadi PNS sebanyak 1446 orang dan pengambilan Sumpah dan Janji diikuti oleh 1446 orang

3. Pelaksanaan penempatan dalam jabatan sesuai dengan kompetensi dalam rangka mengaplikasikan PP nomor 41 tahun 2007

4. Meningkatnya jaringan scholarship baik dalam negeri maupun luar negeri

5. Kenaikan pangkat tepat waktu

6. Dibukanya kelas khusus pendidikan D4 Akuntansi Pemerintahan

Sedangkan kegiatan unggulan BKD yakni :

1. Pemberian Uang pembinaan kepada 1160 pensiun


(24)

22

3. Pengiriman PNS/CPNS eks tenaga honorer dalam pendidikan gelar ke Universitas baik dalam maupun luar negeri dalam rangka peningkatan kapasitas dan kualitas aparatur.


(25)

23 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek.

Bidang kajian kuliah kerja praktek yang dilaksanakan selama sebulan yaitu penulis ditempatkan di sub bagian keuangan Badan Kepegawaian Daerah Jawa Barat. Dalam pelaksanaan tersebut bidang kajian yang diambil penulis adalah Prosedur Penyusunan Laporan pertanggung jawaban SPJ Belanja, karena prosedur penyusunan Laporan Pertanggungjawaban sangat penting dalam proses kegiatano perasional perusahaan sehari-hari yang dapat membantu perusahaan dalam hal pelaporan kegiatan pengalokasian dana belanja untuk membiayai kebutuhan –kebutuhan perusahaan tersebut sehingga tercukupi terhadap kegiatan tersebut dapat mempermudah perusahaan dalam pengalokasian dana belanja, sehingga terarah dalam cara pengerjaannya sehingga perusahaan dapat mengelola dana tersebut secara baik dan efisien. Pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek pada bagian sub keuangan, penulis dibimbing oleh Bapak Ahmad Ade Hadeansyah S.T , M.si sertastaf sub bagian keuangan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat .

3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek.

Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek pada bagian sub keuangan yang dilakukan oleh penulis adalah mengamati bagaimana prosedur penyusunan SPJ belanja mulai dari penerimaan dana sampai ketika perusahaan melakukan penyusunan dan


(26)

24

pengalokasian dana tersebut .Adapun yang dilakukan penulis selama melakukan Kuliah Kerja Praktek yaitu :

 Membaca buku-buku literature tentang prosedur dan tentang keuangan daerah

 Mengamati bagaimana prosedur SPJ tersebut dibuat

 Melihat-lihat koleksi buku yang ada di perusahaan guna sebagai referen si penulis

 Melakukan wawancara bersama petugas / pegawai guna memperoleh data tentang pokok bahasan yang diambil oleh penulis

 Menganalisa bagaimana laporan SPJ tersebut dibuat dan untuk siapa laporan tersebut dibuat

 Perkenalan dengan seluruh staff sub bagian keuangan Badan Kepegawaian Daerah Jawa Barat

 Melakukan pemintaan data dengan cara memfotocopy data-data yang dibutuhkan oleh penulis.

3.3 Pembahasan Hasil Kuliah Kerja Praktek.

Salah satu tujuan Kuliah Kerja Praktek adalah membahas hasil-hasil kuliah kerja praktek berdasarkan data-data yang diperoleh pada saat melakukan kuliah kerja praktek di Badan Kepegawaian Daerah Jawa Barat, maka penulis memberi kan penjelasan tentang judul yang telah diajukan .


(27)

3.3.1 Prosedur Penyusunan laporan SPJ Belanja.

Menurut Inggrian liem (2008) dalam catatanya yang berjudul “ catatan kuliah alogaritma dan informasi” :

“Prosedur adalah sederetan intruksi yang diberi nama, dan akan menghasilkan efek netto yang terdefinisi”

Sedangkan definisi lain yang dikemukakan oleh Azhar Susanto (2008 : 264) dalam bukunya yang berjudul “Sistem Informasi Akuntansi”, mendefinisikan :

“Prosedur adalah rangkaian aktifitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama.”

Anggaran menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri (1989 : 6), adalah sebagai berikut :

“Suatu pendekatan yang formal dan sistematis daripada pelaksanaan tanggung jawab manajemen di dalam perencanaan, koordinasi, dan pengawasan”.

Munandar (2001 : 1), mengungkapkan pengertian anggaran adalah sebagai berikut :

“Suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan dating.”

Menurut National Committee on Governmental Accounting (NCGA), saat ini Governmental Accounting Standarts Board (GASB), definisi anggaran (budget) sebagai berikut:


(28)

26

“…. Rencana operasi keuangan, yang mencakup estimasi pengeluaran yang diusulkan, dan sumber pendapatan yang diharapkan untuk membiayainya dalam periode waktu tertentu.”

Belanja daerah meliputi semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah yang mengurangi ekuitas dana yang merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak akan diper oleh pembayarannya kembali oleh daerah. Belanja Daerah ,meliputi Belanja Langsung, yaitu belanja yang terkait langsung dengan pelaksanaan program ,Belanja Tidak Langsung yaitu belanja tugas pokok dan fungsi yang tidak dikaitkan dengan pelaksanaan program

Laporan Pertanggungjawaban adalah suatu dokumen tertulis yang disusun dengan tujuan memberikan laporan tentang pelaksanaan kegiatan dari suatu unit organisasi kepada unit organisasi yang lebih tinggi atau sederajat.

Pada tahap awal penyusunan pertanggung jawaban penggunaan dana menjadi dasar untuk membuat laporan pertanggungjawaban yaitu bendahara pengeluaran secara administrative wajib mempertanggungjawabkan penggunaan uang persediaan / ganti uang persediaan / tambah uang persediaan kepada kepala SKPD melalui PPK-SKPD paling lambat 8 bulan berikutnya. Selanjutnya dibutuhkan dokumen yang digunakan dalam menatausahakan pertanggungjawaban pengeluaran yang mencakup :

 Register penerimaan laporan pertanggungjawaban pengeluaran (SPJ)


(29)

 Surat penolakan laporan pertanggungjawaban pengeluaran (SPJ)

 Register penolakan laporan pertamggungjawaban pengeluaran (SPJ) dan

 Register penutupan kas

Format dokumen dan pengisian dokumen penatausahaan Bendahara Pengeluaran dapat menggunakan aplikasi komputer ,dalam mempertanggungjawabkan pengelolaan yang digunakan dalam dokumen laporan pertanggungjawaban yang meliputi :

 Surat pengantar laporan pertanggungjawaban,

 Buku kas umum,

 Ringkasan pengeluaran per rincian objek yang disertai dengan bukti-bukti pengeluaran yang sah atas pengeluaran dari setiap rincian objek yang tercantum dalam ringkasan pengeluaran per rincian objek dimaksud,

 Buktiatas penyetoran PPN/PPh ke kas Negara, dan

 Register penutupan kas.

A. Penyusunan Bahan dan Persiapan Anggaran

Dalam proses ini terdapat beberapa uraian kegiatan beserta pelaksananya yang dijelaskan sebagai berikut :

1. Melalui bidang – bidang terkait bagian pelaksana membuat Rencana Kerja Anggaran (RKA) guna mengetahui apa saja rencana kegiatan


(30)

28

dan dana yang dibutuhkan dari setiap sekbid yang ada untuk disampaikan ke sekbid perencanaan dan program anggaran.

2. Lalu RKA yang diterima dari bidang – bidang terkait disusun dan di proses hingga menghasilkan draf DPA yang dikirimkan ke pada sekretaris atau subbag keuangan pada Badan Kepegawaian Daerah. 3. Draf yang telah diproses di sekbid perencanaan dan program

disampaikan ke subbag keuangan untuk di teruskan kepada Kepala BKD untuk diketahui sebagai pengguna anggaran.

4. Setelah diketahui dan disetujui oleh kepala BKD, draf tersebut lalu diserahkan ke PPKD untuk disyahkan menjadi bahan persiapan anggaran bidang terkait.

Setelah dilakukan persiapan bahan dan perencanaan anggaran, pihak terkait sebagai penyusun anggaran melakukan pengadministrasian dan pembukuan anggaran.

B. Pengadministrasian dan Pembukuan Anggaran

Sebagai realisasi dari penyusunan bahan dan persiapan anggaran, bidang dan sekbid terkait lalu melakukan administrasi dan pembukuan anggaran, yang dilakukan dengan prosedur dibawah ini :

1. Bendahara Pengeluaran Pembantu membuat bukti – bukti transaksi pembelanjaan dan penggunaan dana anggaran sebagai bahan awal kegiatan. Dari dokumen dokumen yang ada, Bendahara Pengeluaran


(31)

Pembantu membuat SPJ pengeluaran yang meliputi BKPP, Buku Pembantu Pajak dan Buku Panjar Pembantu.

2. Setelah pembuatan SPJ dan dokumen – dokumen diatas, BPP wajib menyerahkan dan mengeluarkan SPJ pengeluaran pembantu kepada Bendahara Pengeluaran paling lambat 5 bulan berikutnya untuk di dilakukan verifikasi, evaluasi dan analisa atas SPJ tersebut.

3. Setelah SPJ tersebut disetujui, BP akan menggunakan SPJ Pengeluaran Pembantu dalam proses pembuatan SPJ.

3.3.2 Kebijakan-kebijakan dalam membuat prosedur laporan SPJ Belanja pada Badan Kepegawaian Daerah Jawa Barat

Kebijakan adalah aturan tertulis yang merupakan keputusan formal organisasi, yang bersifat mengikat, yang mengatur perilaku dengan tujuan untuk menciptakan tata nilai baru dalam masyarakat, Kebijakan akan menjadi rujukan utama para anggota organisasi atau anggota masyarakat dalam berperilaku. Kebijakan pada umumnya bersifat problem solving dan proaktif. Berbeda dengan Hukum (Law) dan Peraturan (Regulation), kebijakan lebih bersifat adaptif dan intepratatif, meskipun kebijakan juga mengatur “apa yang boleh, danapa yang tidak boleh”. Kebijakan juga diharapkan dapat bersifat umum tetapi tanpa menghilangkan cirri lokal yang spesifik. Kebijakan harus member peluang diintepretasikan sesuai kondisi spesifik yang ada dan tidak ada .(Widodo J. Pudjirahardjo,2009)


(32)

30

Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak (tentang perintah ,organisasi,dsb), pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip, atau maksud sebagai garis pedoman manajemen dalam usaha mencapai sasaran,garis haluan.”(2008:190)

Pada dasarnya Dalam pengelolaan keuangan daerah, penatausahaan dan laporan pertanggungjawaban adalah kegiatan yang penting untuk pedoman manajemen dalam usaha mencapai sasaran ,dikelola dengan tepat demi terwujudnya akuntabilitas dan transparansi. Penata usahaan keuangan daerah terdiri atas penatausahaan penerimaan pendapatan yang dilakukan bendahara penerimaan dan penatausahaan pengeluaran/ belanja yang dilakukan oleh bendahara pengeluaran.

Bendahara pengeluaran SKPD bertuga smenerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan untuk keperluan belanja daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD.Untuk melaksanakan tugas tersebut bendahara pengeluaran SKPD berwenang dalam beberapa hal yaitu :

a. Mengajukan permintaan pembayaran menggunakan SPP UP / GU / TU dan SPP LS.

b. Menerima dan menyimpan uang persediaan.

c. Melaksanakan pembayaran dari uangp ersediaan yang dikelolanya d. Menolak perintah bayar dari PenggunaAngaran / Kuasa Pengguna e. Anggaran yang tidak sesuai dengan ketentuanperaturan.


(33)

f. Meneliti kelengkapan dokumen pendukung SPP LS yang diberikan oleh PPTK.

g. Mengembalikan dokumen pendukung SPP LS yang diberikan oleh PPTK apabila dokumen tersebut tidak memenuhi syarat dan/atau tidak lengkap

Dalam menentukan kebijakannya Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat dalam hal penulisan laporan dilandasi oleh landasan hukum yang melatarbelakangi penyusunan laporan keuangan bagi Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat adalahsebagaiberikut :

a. Undang – Undang Dasar Republik Indonesia 1945, khususnya bagian yang mengatur keuangan Negara,

b. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara c. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

d. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

e. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

f. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

g. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

h. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah


(34)

32

i. Peraturan PemerintahNomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerjadan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga

j. Peraturan PemerintahNomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah

k. Peraturan PemerintahNomor 54 Tahun 2005tentangPinjaman Daerah l. Peraturan PemerintahNomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan m. Peraturan PemerintahNomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi

Keuangan Daerah

n. Peraturan PemerintahNomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah o. Peraturan PemerintahNomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah

p. Peraturan Menteri Dalam NegeriNomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

q. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2009

r. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah


(35)

3.3.3 Hambatan yang dialami dalam proses penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Belanja Pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat

a. Ketidaksesuaian Waktu Penyampaian SPJ Belanja.

Adanya ketidaksesuaian penyampaian SPJ belanja dalam 1 periode dapat menghambat kegiatan yang ada di dalam dinas, oleh karena itu solusi untuk meminimalisir adanya keterlambatan waktu penyampaian yang ada dapat dilakukan dengan cara memaksimalkan tenaga pegawai yang ada agar dalam melakukan penyusunan SPJ dapat dilakukan secara tepat waktu.

b. Data Yang Tidak Lengkap

Data yang tidak lengkap dalam melakukan penyusunan laporan pertanggungjawaban dapat menghambat penyusunan SPJ. Hambatan ini dikarenakan dalam melakukan penyusunan SPJ diperlukan data – data yang lengkap dan akurat, sehingga apabila terjadi ketidaklengkapan data maka data – data yang seharusnya diiputkan kedalam SPJ akan menjadi tidak lengkap. Untuk mengatasi hal ini, dinas mencoba untuk memaksimalkan waktu yang ada dalam melengkapi data – data yang dibutuhkan di dalam penyusunan laporan pertanggung jawab tersebut.


(36)

34 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis pada Badan Kepegawaian Daerah mengenai prosedur penyusunan laporan pertanggungjawaban SPJ Belanja pengeluaran dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Penyusunan dana pengeluaran dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran terhadap uang

persediaan yang akan dibelanjakan sesuai dengan kebutuhan atau program perusahaan .

2. Kebijakan –kebijakan dalam hal prosedur pembuatan SPJ Belanja diatur dalam

Perundang-undangan .

3. Pelaksanaan Prosedur Penyusunan laporan pertanggungjawaban SPJ Belanja di

Badan Kepegawaian Daerah Jawa Barat belum cukup memadai .Hal ini terlihat bahwa dalam penyampaian masih ada hambatan yang terjadi di dalam proses penyusunannya .

4.2 Saran

Berdasarkan hasi lpenelitian yang dilakukan penulis pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat ,penulisakan memberikan saran yang diharapkan dapat berguna sebagai pertimbangan dan masukan bagi Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat pada masa yang akan dating ,yaitu :


(37)

1. Diharapkan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat lebih bias menngali sumber-sumber potensi perusahaan dalam penyusuna Laporan pertanggung jawaban SPJ tersebut .

2. Kebijakan –kebijakan perundang-undangan hendaknya diikuti dengan cara kebijakan

pada perusahaan agar pelaporan dapat terpenuhi sampai tepat waktu .

3. Prosedur Penyusunan laporan Pertanggung jawaban SPJ belanja pada Badan

Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat harus benar-benar dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan fungsi dan tanggungjawabnya agar tidak terjadi kesalahan pada proses penyusunan .


(38)

TINJAUAN ATAS PROSEDUR PENYUSUNAN LAPORAN

PERTANGGUNGJAWABAN SPJ BELANJA PENGELUARAN PADA

BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk Memenuhi Syarat

Memenuhi Mata Kuliah Kerja Praktek Jenjang Studi Strata I Program Studi Akuntansi

Disusun oleh :

NAMA : DINA MARDIANA

NIM : 211070004

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(39)

79 www.google.com

www.dahlanforum.wordpress.com www.yahoo.com


(40)

Riwayat Hidup

Nama :Dina Mardiana

Nama Panggilan : Dina

Nim : 21107004

Jenis Kelamin : Wanita

Agama : Islam

Tempat / Tanggal Lahir : Bandung, 16 Maret 1989

Alamat :Jalan H. Sapari, Gg Cinta Asih, No 233

Kota : Bandung

Kode Pos : 40241

Pendidikan (Formal) : - SDN Pajagalan 1995 - 2001 - SMPN 25 Bandung 2001 - 2004 - SMAN Pasundan 1 Bandung 2004 - 2007 - Unikom Bandung 2007- Sekarang


(1)

33

3.3.3

Hambatan

yang

dialami

dalam

proses

penyusunan

Laporan

Pertanggungjawaban Belanja Pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi

Jawa Barat

a.

Ketidaksesuaian Waktu Penyampaian SPJ Belanja.

Adanya ketidaksesuaian penyampaian SPJ belanja dalam 1 periode dapat

menghambat kegiatan yang ada di dalam dinas, oleh karena itu solusi untuk

meminimalisir adanya keterlambatan waktu penyampaian yang ada dapat

dilakukan dengan cara memaksimalkan tenaga pegawai yang ada agar dalam

melakukan penyusunan SPJ dapat dilakukan secara tepat waktu.

b.

Data Yang Tidak Lengkap

Data yang tidak lengkap dalam melakukan penyusunan laporan

pertanggungjawaban dapat menghambat penyusunan SPJ. Hambatan ini

dikarenakan dalam melakukan penyusunan SPJ diperlukan data

data yang

lengkap dan akurat, sehingga apabila terjadi ketidaklengkapan data maka data

data yang seharusnya diiputkan kedalam SPJ akan menjadi tidak lengkap.

Untuk mengatasi hal ini, dinas mencoba untuk memaksimalkan waktu yang

ada dalam melengkapi data

data yang dibutuhkan di dalam penyusunan

laporan pertanggung jawab tersebut.


(2)

34 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis pada Badan Kepegawaian Daerah mengenai prosedur penyusunan laporan pertanggungjawaban SPJ Belanja pengeluaran dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Penyusunan dana pengeluaran dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran terhadap uang persediaan yang akan dibelanjakan sesuai dengan kebutuhan atau program perusahaan .

2. Kebijakan –kebijakan dalam hal prosedur pembuatan SPJ Belanja diatur dalam Perundang-undangan .

3. Pelaksanaan Prosedur Penyusunan laporan pertanggungjawaban SPJ Belanja di Badan Kepegawaian Daerah Jawa Barat belum cukup memadai .Hal ini terlihat bahwa dalam penyampaian masih ada hambatan yang terjadi di dalam proses penyusunannya .

4.2 Saran

Berdasarkan hasi lpenelitian yang dilakukan penulis pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat ,penulisakan memberikan saran yang diharapkan dapat berguna sebagai pertimbangan dan masukan bagi Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat pada masa yang akan dating ,yaitu :


(3)

35

1. Diharapkan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat lebih bias menngali sumber-sumber potensi perusahaan dalam penyusuna Laporan pertanggung jawaban SPJ tersebut .

2. Kebijakan –kebijakan perundang-undangan hendaknya diikuti dengan cara kebijakan pada perusahaan agar pelaporan dapat terpenuhi sampai tepat waktu .

3. Prosedur Penyusunan laporan Pertanggung jawaban SPJ belanja pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat harus benar-benar dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan fungsi dan tanggungjawabnya agar tidak terjadi kesalahan pada proses penyusunan .


(4)

TINJAUAN ATAS PROSEDUR PENYUSUNAN LAPORAN

PERTANGGUNGJAWABAN SPJ BELANJA PENGELUARAN PADA

BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk Memenuhi Syarat

Memenuhi Mata Kuliah Kerja Praktek Jenjang Studi Strata I Program Studi Akuntansi

Disusun oleh :

NAMA

: DINA MARDIANA

NIM

: 211070004

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(5)

79

DAFTAR PUSTAKA

Ardiyos. “Kamus Besar Akuntansi”. Citra Harta Prima, 2004

Susanto, Azhar. “

Konsep Dasar Sistem

”.

Lembaga Ilmu Administrasi, Bandung. 2008

www.google.com

www.dahlanforum.wordpress.com

www.yahoo.com


(6)

Riwayat Hidup

Nama

:Dina Mardiana

Nama Panggilan

: Dina

Nim

: 21107004

Jenis Kelamin

: Wanita

Agama

: Islam

Tempat / Tanggal Lahir

: Bandung, 16 Maret 1989

Alamat

:Jalan H. Sapari, Gg Cinta Asih, No 233

Kota

: Bandung

Kode Pos

: 40241

Pendidikan (Formal)

: - SDN Pajagalan

1995 - 2001

- SMPN 25 Bandung

2001 - 2004

- SMAN Pasundan 1 Bandung

2004 - 2007

- Unikom Bandung

2007- Sekarang