SISTEM PENYELENGGARAAN PENYULUHAN Pedum Sistem Laku Susi

7 PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM KERJA LATIHAN, KUNJUNGAN DAN SUPERVISI LAKU SUSI

BAB II SISTEM PENYELENGGARAAN PENYULUHAN

Penyuluhan pertanian diselenggarakan untuk kepeningan sasaran, yaitu pelaku usahapetani dan pelaku usaha yang bergabung dalam poktan maupun gapoktan, agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produkivitas, eisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Penyuluh pertanian yang bertugas di desakelurahan merupakan pelaksana utama penyuluhan pertanian. Penyelenggaraan penyuluhan melipui 4 empat hal, yaitu: 1 Penyusunan programa penyuluhan; 2 Mekanisme kerja dan metode penyuluhan; 3 Materi penyuluhan; dan 4 Peran serta dan kerjasama penyuluhan. Penyelenggaraan penyuluhan pertanian akan efekif dan berhasil guna bagi pelaku utamapetani dan pelaku usaha, apabila seiap tahun dilakukan penyusunan rencana kegiatan dimulai dari penyusunan programa penyuluhan pertanian desakelurahan, kecamatan, kabupatenkota, provinsi, dan nasional. Selanjutnya penyuluh pertanian yang bertugas di desakelurahan menyusun dan melaksanakan rencana kerja tahunan berdasarkan programa penyuluhan pertanian desakelurahan. Penyuluhan pertanian dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan parisipaif melalui mekanisme kerja dan metode penyuluhan pertanian Permentan No. 52Permentan OT.140122009 yang disesuaikan dengan kebutuhan serta kondisi pelaku utama petani dan pelaku usaha. Adapun materi penyuluhan pertanian dibuat berdasarkan kebutuhan dan kepeningan pelaku utamapetani dan pelaku usaha yang berisi unsur- unsur: pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan modal sosial, ilmu pengetahuan, teknologi, informasi, ekonomi, manajemen, hukum, dan pelestarian lingkungan. Materi bersifat spesiik lokalita, sederhana, penyajiannya dapat 8 PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM KERJA LATIHAN, KUNJUNGAN DAN SUPERVISI LAKU SUSI menimbulkan minat dan memoivasi petani untuk menerapkan. Materi teknologi pertanian yang bukan bersifat tradisional harus ada rekomendasi dari Menteri Pertanian. Penyuluhan pertanian diselenggarakan oleh kelembagaan penyuluhan pemerintah, mulai dari pusat, provinsi, kabupatenkota, sampai dengan kecamatan. Dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian difasilitasi oleh Pemerintah dan pemerintah daerah dan dapat bekerjasama antar kelembagaan penyuluhan maupun lintas sektoral. Selain itu, penyuluhan pertanian juga dapat diselenggarakan oleh pihak swasta melalui penyuluh swastapelaku usaha yang dibentuk oleh pelaku usaha dengan memperhaikan kepeningan pelaku utama serta pembangunan pertanian atau kelembagaan penyuluhan swadaya, yang dibentuk atas dasar kesepakatan antar pelaku utama dan pelaku usaha. Sistem penyelenggaraan penyuluhan pertanian dapat digambarkan seperi pada gambar 1 berikut. Gambar 1: Sistem Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian 9 PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM KERJA LATIHAN, KUNJUNGAN DAN SUPERVISI LAKU SUSI Dalam gambar 1, Sistem Penyelenggaraan Penyuluhan dimulai dari poktangapoktan dikunjungi oleh penyuluh pertanian yang bertugas di desakelurahan seiap dua minggu sekali dan disupervisi oleh Pimpinan BP3KPenyuluh Urusan Supervisi Supervisor agar kunjungan dilakukan sesuai jadwal dan berjalan secara efekif dan eisien. Dalam rangka meningkatkan kinerjanya, penyuluh pertanian tersebut dilaih di BP3K seiap dua minggu sekali dan dilakukan supervisi teknis dari kabupaten kota, provinsi dan pusat oleh penyuluh senior kelembagaan penyuluhan, Dinas Teknis Lingkup Pertanian, Penelii Pendamping, BPTP, UPT lingkup BPPSDMP, Ditjen teknis, Badan Litbangtan, Perguruan Tinggi, dan Profesional. Di BP3K dan Pusdain dikembangkan sistem informasi manual maupun elektronik termasuk SMS Gateway tentang perkembangan produksi komoditas strategis di seiap desakelurahan. Sistem penyelenggaraan penyuluhan pertanian di lapangan ini disebut Sistem Kerja LAKU SUSI, yaitu laihan, kunjungan dan supervisi. 10 PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM KERJA LATIHAN, KUNJUNGAN DAN SUPERVISI LAKU SUSI 11 PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM KERJA LATIHAN, KUNJUNGAN DAN SUPERVISI LAKU SUSI