Ramdhani, 2012 Hubungan Minat Berolahraga Rekreasi Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Remaja Desa Serang
Unive rsitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
semua aspek atau fungsi untuk memasuki dewasa 12 – 21 tahun untuk wanita
dan 13 – 22 tahun bagi pria . Adapun pengelompokan umur yaitu:
1. 12 – 15 Awal
2. 15 – 18 Pertengahan
3. 18 – 21 Akhir
Penentuan sampel yang diambil berdasarkan kriteria sebagai berikut: 1.
Usia remaja berkisar antara 18 – 21 tahun. 2.
Remaja yang melakukan olahraga di Desa Serang. 3.
Olahraga yang dilakukannya yaitu olahraga rekreasi bukan untuk prestasi. Untuk pengambilan sampel, penulis mengacu pada pendapat Syaodih
2008:261 yang menjelaskan bahwa: …secara umum, untuk penelitian korelasional jumlah sampel n sebanyak
30 individu telah dipandang cukup besar, sedang dalam penelitian Kausal- Komparatif dan eksperimental 15 individu untuk setiap kelompok yang
dibandingkan dipandang sudah cukup memadai, sedang untuk kelompok- kelompok sampel berkisar antara 20 sampai 50 individu.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka penulis menentukan jumlah sampel yang diambil sebanyak 30 orang.
C. Desain Penelitian
Dalam suatu penelitian perlu adanya desain, yang gunanya untuk memudahkan dan menunjang penelitian supaya lebih terarah. Penulis
menggunakan desain penelitian ini dengan mengelompokkan variabel penelitian sebagai berikut:
Ramdhani, 2012 Hubungan Minat Berolahraga Rekreasi Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Remaja Desa Serang
Unive rsitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
a. Variabel Bebas X adalah Minat Berolahraga Rekreasi.
b. Variabel Terikat Y adalah Tingkat Kebugaran Jasmani Remaja.
Adapun rancangan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1 Desain Penelitian Minat Berolahraga Rekreasi dengan
Tingkat Kebugaran Jasmani Remaja
Keterangan : X adalah Minat Berolahraga Rekreasi.
Y adalah Tingkat Kebugaran Jasmani Remaja.
D. Instrumen Penelitian
Dalam melakukan sebuah penelitian tentunya diperlukan sebuah alat untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Untuk mengumpulkan data
yang diperoleh dalam penelitian ini perlu menggunakan alat ukur seperti yang dikemukakan oleh Nurhasan 2000:2 sebagai berikut: “Dalam proses pengukuran
membutuhkan alat ukur, dengan alat ini kita akan mendapat data yang merupakan hasil pengukuran”. Adapun alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan angket untuk mengukur Minat Berolahraga Rekreasi, dan tes lari 2,4 KM untuk mengukur Tingkat Kebugaran Jasmani Remaja.
X Y
X Y
Ramdhani, 2012 Hubungan Minat Berolahraga Rekreasi Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Remaja Desa Serang
Unive rsitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
1. Instrumen untuk Mengukur Minat Berolahraga Rekreasi
Alat untuk mengukur minat berolahraga rekreasi remaja di desa Serang adalah dengan menggunakan tes angket atau kuesioner. Mengenai angket atau
kuesioner ini Arikunto 1997:128 menjelaskan sebagai berikut: “Kuesioner
adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia
ketahui”. Angket dalam penelitian ini terdiri dari komponen atau variabel yang
dijabarkan melalui komponen, sub komponen, indikator-indikator dan pernyataan. Pembuatan angket ini, penulis mengacu kepada pendapat Karthwohl 1975:251
yang menjelaskan tentang komponen-komponen tentang minat. Indikator- indikator yang telah dirumuskan ke dalam bentuk kisi-kisi mengenai komponen-
komponen yang membentuk minat yaitu Penerimaan
receiving
yang terdiri dari kesadaran
a wa renes
, kehendak untuk menerima
wish to receive
, pengendalian atau pemilihan perhatian
controlled or selective attention
; Penanggapan
responding
yang terdiri dari menerima tanggapan
acquisme in responding
, kehendak untuk menerima
willingnes to response
, kepuasan dan menanggapi
satifaction in response
; Penilaian yang terdiri dari menerima nilai
acceptence of a value
, menyadari suatu nilai
preference for a value
. Dengan demikian angket ini penulis rasa cocok untuk dipergunakan
sebagai instrumen untuk mengukur minat para remaja untuk melakukan olahraga rekreasi di Desa Serang. Dalam pembuatan instrumen ini, butir-butir pernyataan
Ramdhani, 2012 Hubungan Minat Berolahraga Rekreasi Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Remaja Desa Serang
Unive rsitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
itu merupakan gambaran tentang hubungan minat berolahraga rekreasi dengan tingkat kebugaran jasmani remaja desa Serang.
Alasan penulis menggunakan angket sebagai alat untuk mengumpulkan data adalah sebagai benkut:
a. Angket dapat dipergunakan untuk memperoleh data dari responden yang dijadikan sampel.
b. Pengumpulan data relatif lebih efisien, baik ditinjau dari segi waktu, biaya maupun tenaga.
c. Informasi atau data terkumpul lebih mudah. d. Responden dapat menjawab lebih leluasa dalam pengisian angket karena tidak
dipengaruhi oleh sesuatu yang mengikat. Jenis angket yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah angket
tertutup, yakni angket tersebut telah tersusun atas pernyataan yang tegas, teratur, kongkrit, lengkap dan responden menjawab hanya sesuai dengan alternatif
jawaban yang telah tersedia. Penulis berkonsultasi dengan ahli psikologi untuk angket minat ini,
untuk membahas apaakah materi atau isi angket yang dibuat ini sudah mencakup tentang isi keseluruhan komponen minat, serta apakah kata-kata yangdibuat
berupa pernyataan angket ini mudah dipahami oleh responden. Setelah berkonsultasi akhirnya angket minat ini sudah disetujui oleh ahli psikologi.
Dalam penyusunan angket ini, penulis melakukan penilaian terhadap butir pertanyaan dengan menggunakan skala likert. Skala Likert dikembangkan
pada tahun 1932 dan mengalami perbaikan yang dilakukan oleh Requist dan
Ramdhani, 2012 Hubungan Minat Berolahraga Rekreasi Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Remaja Desa Serang
Unive rsitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Sletto pada tahun 1936. Skala Sikap Likert ini terdiri dari satu set pertanyaan atau pernyataan, individu yang akan diukur sikapnya diharapkan memberi suatu respon
terhadap setiap pertanyaan dengan menjawab salah satu dari lima alternatif jawaban. Sebagian dari pernyataan itu ada yang menyenangkan positif
responden tentang objek minat dan sebagian lagi bersifat tidak menyenangkan negatif. Kemungkinan jawaban berupa Sangat Setuju SS, Setuju S, Ragu-
ragu R, Tidak Setuju TS, dan Sangat Tidak Setuju STS. Setiap jawaban memiliki nilai yang berbeda sesuai dengan arah pertanyaan, lengkapnya setiap
kemungkinan jawaban ini dapat dilihat pada table 3.1.
Tabel 3.1 Ketentuan Pemberian Skor pada Angket Minat Berolahraga Rekreasi
Melalui Model Skala Sikap Likert Alternatif Jawaban
Skor Alternatif Jawaban Positif
Negatif
Sangat setuju Setuju
Ragu-ragu Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju 5
4 3
2 1
1 2
3 4
5
Pada table 3.1 tentang ketentuan pemberian skor pada angket minat berolahraga rekreasi melalui model skala sikap Likert, yaitu skor dalam setiap
pernyataan atau pertanyaan, skor bergerak dari nilai tertinggi lima dan terendah satu. Skor tersebut tidak disajikan dalam pernyataan untuk responden hanya milik
peneliti.
Ramdhani, 2012 Hubungan Minat Berolahraga Rekreasi Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Remaja Desa Serang
Unive rsitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Selanjutnya penulis melakukan langkah-langkah penyusunan angket yaitu dengan melakukan spesifikasi data. Maksudnya untuk menjabarkan ruang lingkup
masalah yang akan diukur. Untuk lebih jelas dan memudahkan penyusunan spesifikasi data tersebut, maka penulis tuangkan dalam bentuk kisi-kisi yang
tampak dalam Tabel 3.1.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Minat Berolahraga Rekreasi Remaja Desa Serang
Variabel Sub Variabel
Indikator No Soal
+ -
Minat 1. Penerimaan
receiving a.
Kesadaran awarenes b.
Kehendak untuk menerima wish to receive
c. Pengendalian atau
pemilihan perhatian controlled or selective
attention 6,15
11,20
1,9 10,21
2,13
30,16
2. Penanggapan
responding a.
Menerima tanggapan acquisme in responding
b. Kehendak untuk menerima
willingnes to response c.
Kepuasan dan menanggapi satifaction in response
12,4
29,17
3,23 27,22
24,32
14,5 3. Penilaian
a. Menerima nilai acceptence
of a value 31,18
26,8
Ramdhani, 2012 Hubungan Minat Berolahraga Rekreasi Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Remaja Desa Serang
Unive rsitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
b. Menyadari suatu nilai
preference for a value 7,25
19,28
Dari komponen-komponen tersebut, selanjutnya dijadikan bahan penyusunan butir-butir pemyataan atau soal dalam angket. Butir-butir pernyataan
atau soal tersebut dibuat dalam bentuk pemyataan-pemyataan dengan kemungkinan jawaban yang tersedia.
Dalam perumusan pernyataan penulis senantiasa berpedoman kepada sifat pernyataan yang sederhana yaitu penyusunan dalam perumusan suatu pernyataan
makin jelas dan tegas sifatnya
,
oleh karena itu hendaknya diusahakan agar pernyataan tidak berbelit-belit. Mengenai pembuatan pernyataan angket
Surakhmad 1990:184-185 menjelaskan sebagai berikut:
a. Rumusan setiap pernyataan sejelas-jelasnya dan seringkas-ringkasnya.
b. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang memang dapat dijawab oleh
responden, pertanyaan mana yang tidak menimbulkan agresif. c.
Sifat pertanyaan hams netral dan objektif.
d. Mengajukan pertanyaan yang jawabannya tidak diperoleh dari sumber
lain. e.
Keseluruhan pertanyaan dalam angket harus sanggup menyimpulkan kebulatan untuk masalah yang dihadapi
Dari pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwaa pembuatan pernyataan angket harus jelas dan mudah dibaca sehingga tidak menimbulkan
kebingungan bagi pembaca, serta keseluruhan pernyaataannya dapat mencakup permasalaahan yang sedang diteliti.
Ramdhani, 2012 Hubungan Minat Berolahraga Rekreasi Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Remaja Desa Serang
Unive rsitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
2. Instrumen untuk Mengukur Tingkat Kebugaran Jasmani
Alat untuk mengukur tingkat kebugaran jasmani yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah tes kebugaran jasmani yang berhubungan dengan daya tahan
umum Tes Cardiovascular. Adapun alasan yang mendukung mengapa penulis hanya mengukur daya tahan umum, karena penulis berpegang kepada pendapat
Giniwijoyo 1992:5 1 y aitu “...setiap orang yang tidak teratur berolahraga akan
memiliki ka pasitas aerobik yang rendah.” Tes kebugaran jasmani ini sudah
menjadi baku yang telah ditetapkan. Penulis berpegang pada pendapat Giriwijoyo 1992:59-60 yaitu:
Sasaran utama
olahraga kesehatan
yaitu memelihara
danatau meningkatkan kapasitas aerobik. Setiap orang yang tidak teratur berolahraga
akan memiliki kapasitas aerobik yang rendah. Nilai kapasitas aerobik mencerminkan derajat sehat seseorang. Karena itu tujuan yang ingin dicapai
dalam pembinaan olahraga kesehatan pada dasarnya ialah kapasitas aerobik yang menunjukkan derajat kebugaran seseorang.
Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dari variabel tingkat kebugaran jasmani adalah tes kebugaran jasmani untuk kesehatan. Tes tersebut
sudah menjadi tes baku sebagai alat parameter untuk mengukur kesehatan seseorang.
Adapun prosedur pelaksanaan penelitian ini dikemukakan sebagai berikut : a Lari 2,4 km
b Alat dan perlengkapan
Ramdhani, 2012 Hubungan Minat Berolahraga Rekreasi Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Remaja Desa Serang
Unive rsitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Lintasan lari yang datar, stopwatch, bendera start, pluit, nomor dada, formulir dan alat tulis, pengetes tester, pengawas, pengambil waktu, pembantu,
pencatat. c Ketentuan Umum
1 Seluruh tes dilakukan dalam satu hari, dengan urutan sebagaimana yang dikemukakan pada petunjuk pelaksanaan.
2 Orang yang akan melakukan tes harus dalam keadaan sehat, siap dalam melakukan tes.
3 Pengetes tester harus paham betul mengenai pelaksanaan tes. 4 Pada waktu melakukan tes harus memakai pakaian olahraga.
5 Sebelum melakukan tes naracoba harus paham betul tentang tes yang
akan dilakukan. d Petunjuk Pelaksanaan
1 Tujuan. Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan jantung, peredaran darah dan pernapasan.
2 Alat dan perlengkapan. Stopwatch, lintasan datar, bendera start, pluit, nomor dada, fonnulir dan alat tulis.
3 Pengetes tester. Starter satu orang, pengambilan waktu selama 12 memt, pengawasan menurut keperluan, pencatat menurut keperluan,
pembantu. 4 Pelaksanaan tes.
a Star dilakukan dengan start berdiri b Naracoba berdiri di belakang garis start
Ramdhani, 2012 Hubungan Minat Berolahraga Rekreasi Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Remaja Desa Serang
Unive rsitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
c Pada saat aba-aba “siap” diberikan, dan pada aba-aba “ya” naracoba
segera berlari sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan yaitu melakukan lan sejauh 2,4 Km. Alun-alun Cimalaka merupakan
sarana dimana para remaja Cimalaka melakukan berbagai macam kegiatan olahraga. Penulis melakukan tes menggunakan lintasan lari
yang mengelilingi alun-alun yang berukuran 400m. Maka, naracoba melakukan tes sebanyak 6 kali keliling lintasan alun-alun.
5 Pencatat hasil
Hasil yang telah dicatat adalah waktu yang dicapai oleh teste sejauh 2,4 Km.
Sedangkan untuk menentukan kategori sampel baik tidaknya, tertera pada tabel tentang kategori kebugaran jasmani dengan tes menempuh jarak 2,4 Km
menurut Nurhasan dalam Lutan dkk 1992:228 sebagai berikut:
Tabel 3.3 Kategori Kebugaran Jasmani dengan Jarak Tempuh 2,4 Km
Umur Kategori
Kebugaran Hasil menempuh waktu dalam jarak 2,4 km
Pria Wanita
di bawah 30 tahun
SK K
S B
BS 18.00’
14.30’ – 18.00’ 12.05’ - 14.24’
10.20’ - 12’ 10.17
’ 18.57’
15.47’ - 18.57’ 13.26’ - 15.39’
10.59’ - 13.20’ 10.65’
30 sampai 39 tahun
SK K
S B
BS 18.57’
15.47’ - 18.57’ 12.57’ - 15.39’
10.59’ - 12.51’ 10.55’
21.11’ 17.18’ - 21.11’
14.30’ - 17.09’ 11.41’ - 14.24’
11.37’
Ramdhani, 2012 Hubungan Minat Berolahraga Rekreasi Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Remaja Desa Serang
Unive rsitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
40 sampai 49 tahun
SK K
S B
BS 21.11’
17.18’ - 21.11’ 13.57’ - 17.09’
11.41’ - 13.51’ 11’
24.00’ 19.09’ – 24.00’
15.47’ - 18.57’ 12.30’ - 15.39’
12.25’
50 tahun ke atas
SK K
S B
BS 22.30’
18.11’ - 22.30’ 14.30’ – 18.00’
12.85’ - 14.24’ 12.00’
25.43’ 21.26’ - 25.43’
17.18’ - 21.11’ 13.26’ - 17.09’
13.20’
Keterangan: SK
: Sangat Kurang K
: Kurang S
: Sedang B
: Bagus BS
: Bagus Sekali
E. Uji Coba Angket
Untuk mengetahui apakah butir-butir pertanyaan yang telah dibuat dari kisi-kisi angket telah memadai atau tidak terhadap aspek-aspek yang akan diteliti,
terlebih dahulu penulis melakukan uji coba instrumen tersebut. Untuk hal tersebut Surakhmad 1990:181, menyatakan bahwa
Setelah angket selesai disusun kini kita mengadakan percobaan
try out.
Dalam fase ini kita dapat meminta pertimbangan para ahli, atau menyampaikan bentuk yang selesai pada beberapa orang yang dapat
digolongkan dalam kategori responden, untuk di isi dan segera diperbincangkan
dengan mereka
mengenal kelemahan-kelemahan
pertanyaan, misalnya mengenai kemungkinan adanya yang mengandung lebih dari satu pengertian, perumusan yang kurang jelas, petunjuk yang
membingungkan, pertanyaan yang kurang disenangi, yang dijawab sepintas, serta penerimaan umum dan pihak responden.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, angket yang telah disusun dikonsultasikan atau dikontruksi dengan ahli yang sesuai bidangnya. Angket ini
Ramdhani, 2012 Hubungan Minat Berolahraga Rekreasi Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Remaja Desa Serang
Unive rsitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
membahas mengenai minat sehingga penulis mengkonsultasikan dengan ahli psikologi, untuk mengetahui apakah angket tersebut sudah sesuai dengan isi
mengenai komponen minat. Setelah angket tersebut dikonsultasikan, selanjutnya penulis memberikan angket tersebut kepada beberapa orang untuk mengetahui
apakah pernyataan yang tertera dalam angket ini sulit atau mudah dipahami. Selanjutnya penulis melakukan konsultasi dengan ahli mengenai hasil dari
bewberapa orang tadi. Setelah hal tersebut di atas dilakukan, selanjutnya penulis melakukan uji
coba angket untuk mengetahui apakah angket yang penulis susun memiliki tingkat validitas dan reliabilitas. Dengan demikian akan diperoleh sebuah instrument yang
memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini.
Tingkat validitas menunjukkan sejauh mana skor atau nilai atau ukuran yang diperoleh benar-benar menyatakan hasil pengukuran atau pengamatan yang
ingin diukur. Validitas isi disebut juga validitas kurikuler. Oleh karena itu, validitas ini erat kaitannya dengan materi yang akan diukur dalam tes. Tentu saja
materi yang dimaksud adalah materi yang sesuai dengan komponen-komponen minat. Validitas isi mencerminkan sejauh mana butir-butir dalam tes
mencerminkan materi yang disajikan dalam komponen minat. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi jika butir-butir tes bersifat representatif atau
sesuai dengan isi materi tersebut. Pengujian validitas isi tidak melalui prosedur pengujian secara statistik, melainkan melalui analisis secara rasional. Cara yang
praktis untuk melakukan analisis validitas isi adalah dengan melihat apakah butir-
Ramdhani, 2012 Hubungan Minat Berolahraga Rekreasi Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Remaja Desa Serang
Unive rsitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
butir tes telah disusun sesuai dengan blue-print kisi-kisi yang sudah dirancang sebelumnya. Blue print menjadi acuan dalam menuangkan domain atau ranah dan
indikator yang akan diukur dalam tes. Sedangkan Validitas konstruk adalah validitas yang menyangkut bangunan teoretik variabel yang akan diukur. Sebuah
tes dikatakan mempunyai validitas konstruk apabila butir-butir soal yang disusun dalam tes mengukur setiap aspek berpikir dari sebuah variabel yang akan diukur
melalui tes tersebut. Seperti halnya validitas isi, untuk mempertinggi validitas konstruk dapat dilakukan dengan cara memerinci dan memasangkan setiap butir
soal dengan setiap aspek. Sedangkan objektivitas merupakan sebuah alat ukur yang menyatakan derajat untuk pemberi skor kompeten yang sama mendapatkan
hasil yang sama. Sebagian besar tes bakat dan tes prestasi standar mempunyai objektivitas yang tinggi. Butir-butir skor tes objektif seperti pilihan ganda dan
skor yang dihasilkan tidak dipengaruhi oleh keputusan dan pendapat pemberi skor.
Setelah beberapa langkah yang telah dikemukakan di atas dapat dilakukan, selanjutnya penulis melakukan uji coba angket minat ini. Uji coba angket ini
dilakukan di Lapangan Gasibu pada tanggal 20 Maret 2011. Angket tersebut diberikan kepada 20 orang remaja yang melakukan olahraga rekreasi.
F. Uji Validitas Instrumen