S JKR 1006277 Chapter3

(1)

Dito Dwi Cahyo, 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat yang ditentukan untuk melakukan penelitian. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Bandung yang beralamat di Jalan Wastukancana No. 3 Kota Bandung.

2. Populasi

Sebuah penelitian harus didasarkan dengan adanya populasi yang akan diteliti, menurut Sugiyono (2013:117): “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Berdasarkan pengertian diatas, maka peneliti menetapkan seluruh siswa kelas X SMK Negeri 1 Bandung sebagai populasi penelitian yang berjumlah 432 siswa. Berikut rincian jumlah siswa di SMK Negeri 1 Bandung:

Tabel 3.1

Jumlah siswa kelas X di SMK Negeri 1 Bandung

No Kelas Jumlah Siswa

1 X AK 1 36

2 X AK 2 36

3 X AK 3 36

4 X AK 4 36

5 X AP 1 36

6 X AP 2 36

7 X AP 3 36

8 X PS 1 36

9 X PS 2 36

10 X PS 3 36

11 X UPW 1 36


(2)

Dito Dwi Cahyo, 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 38


(3)

Dito Dwi Cahyo, 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 38

3. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang karakteristiknya mampu mewakili dari populasi. Sampel baik digunakan apabila populasi yang akan kita teliti terlalu banyak atau terlalu luas, dan agar proses penelitian dapat lebih mendalam. Seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono (2013:118) bahwa:

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambi dari populasi itu.

Teknik pengambilan sampel yang terdapat dalam penelitian ini adalah

simple random sampling. Menurut Sugiyono (2013:120): “Dikatakan simple

(sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu”.

Adapun pengambilan sample menurut Suharsimi Arikunto (2010:112) “jika subjeknya kurang dari 100 orang sebaiknya diambil semuanya, jika subjeknya besar atau lebih dari 100 orang dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih”.

Jumlah siswa kelas X SMK Negeri 1 Bandung adalah 432 siswa yang terdiri atas 12 kelas, serta terbagi 4 jurusan, yaitu jurusan Akuntansi, Administrasi perkantoran, Pemasaran dan Usaha Perjalanan Wisata.

Berdasarkan teori diatas ditentukan sample sebesar 15% dari jumlah populasi 432 siswa, yaitu 66 siswa yang selanjutnya akan dibentuk menjadi dua kelompok, masing-masing kelompok tersebut akan mendapat treatment dengan model pembelajaran inkuiri sebanyak 33 siswa dan dengan model pembelajaran konvensional sebanyak 33 siswa.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan pedoman peneliti dalam melakukan langkah-langkah penelitiannya. Menurut Arikunto (2010:90) menjelaskan bahwa:


(4)

Dito Dwi Cahyo, 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 39

“Terdapat macam-macam bentuk desain dalam penelitian eksperimen, desain penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti, sebagai ancer-ancer kegiatan, yang akan dilaksankan”.

Adapun desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Pretest-Posttest Control Group Design dengan dua kelompok penerima treatment.

Adapun bentuk desain penelitiannya adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Desain Penelitian Keterangan:

R : Sampel kelompok penelitian

O : Nilai pre-test kelompok model pembelajaran inkuiri

O : Nilai post-test kelompok model pembelajaran inkuiri

O : Nilai pre-test kelompok model pembelajaran konvensional

O : Nilai post-test kelompok model pembelajaran konvensional

X1: Treatment model pembelajaran inkuiri

X: Treatment model pembelajaran konvensional

Desain ini menunjukan adanya dua kelompok yang dipilih secara acak, kemudian diberikan tes awal atau pretest untuk mengetahui kemampuan awal tiap kelompok, adakah perbedaan antara kelompok pembelajaran inkuiri dengan kelompok pembelajaran konvensional. Pengaruh perlakuan dalam desain ini adalah O2 – O1, O4 – O3.

Untuk mempermudah proses penelitian, berikut adalah langkah-langkah penelitian yang harus ditempuh oleh peneltiti agar penelitian yang dilakukan terstruktur dan mendapatkan data atau hasil yang baik. Adapun langkah–langkah penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

R O XO


(5)

Dito Dwi Cahyo, 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 40

a. Menentukan populasi dan sampel.

b. Melakukan tes awal (pre-test) kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. c. Memberikan perlakuan atau treatment kepada sampel, kelompok A diberikan perlakuan model pembelajaran inkuiri, kelompok B diberikan perlakuan model pembelajaran konvensional.

d. Melakukan tes akhir (post-test) kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor.

e. Menghitung perbedaan perubahan hasil antara kelompok A dan kelompok B.

f. Menggunakan pengujian hipotesis apakah hasil penelitian tersebut cukup signifikan atau tidak.

Adapun langkah–langkah penelitian tersebut sebagai berikut:

Kelompok EksperimenModel Pembelajaran Inkuiri

Kelompok KontrolModel Pembelajaran Konvensional

Analisis Data

Kesimpulan Tes Akhir Kemampuan Afektif Tes Akhir Kemampuan

Kognitif

Tes Akhir Kemampuan Psikomotor Populasi

Sampel

Kelompok A Kelompok B

Tes Awal Kemampuan Afektif Tes Awal Kemampuan

Kognitif

Tes Awal Kemampuan Psikomotor


(6)

Dito Dwi Cahyo, 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 41

Gambar 3.2

Langkah-Langkah Penelitian

Bagan 3.1 menjelaskan langkah-langkah penelitian sebagai berikut: a. Menentukan populasi dan sampel

b. Melakukan tes awal (pre-test) hasil belajar aktivitas senam terhadap kelompok model pembelajaran konvensional dengan kelompok model pembelajaran inkuiri.

c. Memberikan perlakuan atau treatment kepada kelompok model pembelajaran konvensional dengan kelompok model pembelajaran inkuiri.

d. Melakukan tes akhir (post-test) hasil belajar aktivitas senam terhadap kelompok model pembelajaran konvensional dengan kelompok model pembelajaran inkuiri.

e. Menghitung perbedaan pengaruh sebelum dan setelah diberikan

treatment.

f. Melakukan pengujian hipotesis apakah perbedaan tersebut cukup signifikan terhadap hasil hasil belajar aktivitas senam.

Dari populasi tersebut dipilihlah sampel penelitian, sampel tersebut kemudian diberikan perlakuan atau treatment yaitu dengan model pembelajaran inkuiri dan dengan model pembelajaran konvensional selama 12 kali pertemuan (satu minggu tiga kali). Setelah masa treatment selesai diberikan dan seluruh data yang diperoleh telah diperoleh, maka selanjutnya data tersebut akan di olah.

Penelitian ini dimulai dengan menentukan populasi yang akan diteliti, selanjutnya dipilih sampel yang mewakili dengan sistem random, setelah itu sampel dibagi kedalam ke dua kelompok, satu kelompok dengan model pembelajaran inkuiri dan satu kelompok dengan model pembelajaran konvensional, setelah itu dilakukan tes awal kepada ke dua kelompok, selanjutnya perlakuan diberikan yaitu mempelajari materi aktivitas senam, setelah masa perlakuan selesai, dilakukanlah tes akhir untuk mengetahui pengaruh yang


(7)

Dito Dwi Cahyo, 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 42

diberikan oleh masing-masing model pembelajran terhadap hasil belajar aktivitas senam.

C. Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian mutlak diperlukan metode agar penelitian tersebut dapat berlangsung dengan baik dan terarah. Sugiyono (2013:3) dalam bukunya Metode Penelitian Pendidikan mengemukakan secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen, Fathoni (2006:99) menjelaskan: “Metode eksperimen berarti metode percobaan untuk mempelajari pengaruh dari variabel tertentu terhadap variabel lain, melalui uji coba dalam kondisi khusus yang sengaja diciptakan”. Pada penelitian ini terdapat variabel independen dan variabel dependen. Adapun pengertiannya sebagai berikut :

1. Variabel independen : Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

2. Variabel dependen : Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013:61). Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel independent yaitu model pembelajaran inkuiri dengan model pembelajaran konvensional serta 1 variabel dependen yaitu hasil belajar aktivitas senam.

Pertimbangan yang digunakan dalam pemilihan metode penelitian eksperimen ini adalah karena mengujicobakan suatu model pembelajaran untuk mengetahui pengaruhnya terhadap hasil belajar, dalam hal ini akibat dari pengaplikasian model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran aktivitas senam,


(8)

Dito Dwi Cahyo, 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 43

yang selanjutnya akan dibandingkan dengan pengaplikasian model pembelajaran konvensional, yang selama ini sering digunakan oleh guru-guru di sekolah.

D. Definisi Operasional

Dalam memandang sesuatu seseorang dapat menafsirkan secara berbeda. Untuk menghindari kesalahan pengertian tentang istilah-istilah dalam penelitian, untuk itu akan dijelaskan istilah-istilah dalam penelitian ini, diantaranya sebagai berikut:

1. Perbandingan

Perbedaan (selisih) kesamaan (http://kbbi.web.id/banding). 2. Model Pembelajaran

Knirk dan Gustafon (dalam Juliantine, 2013:9) mengemukakan bahwa: “Model pembelajaran adalah rancangan yang dibuat oleh guru untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai baru dalam suatu proses yang sistematis melalui tahap rencana, pelaksanaan, dan evaluasi dalam konteks kegiatan belajar mengajar”.

3. Model pembelajaran Inkuiri

Model pembelajaran inkuiri diciptakan oleh Suchman pada tahun 1962, dengan alasan ingin memberikan perhatian dalam membantu siswa menyelidiki secara independen, namun dalam satu cara yang teratur (Juliantine, 2013:9).

4. Model Pembelajaran Konvensional

Konvensional menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (http:kbbi.web.id/konvensional) memiliki pengertian tradisional. Selanjutnya Djamarah dan Zein (2010:97) menyebutkan bahwa: “metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional,...”. 5. Aktivitas senam


(9)

Dito Dwi Cahyo, 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 44

Peter H. Werner (dalam Mahendra, 2001:3) mengatakan: „senam dapat diartikan sebagai bentuk latihan tubuh pada lantai, atau pada alat, yang dirancang untuk meningkatkan daya tahan, kekuatan, kelenturan, kelincahan, koordinasi serta kontrol tubuh‟.

6. Senam lantai

Senam lantai adalah bagian dari senam artistik, sesuai dengan pendapat Mahendra yang menyatakan bahwa senam artistik sebagai senam yang menggabungkan aspek tumbling dan akrobatik untuk mendapatkan efek-efek artistik dari gerakan-gerakan yang dilakukan (Mahendra, 2001:5). Salah satu alat yang terdapat dalam senam artistik adalah lantai, sehingga dapat dikatakan senam lantai.

7. Senam umum

Senam umum adalah segala jenis senam, di luar kelima jenis senam di atas, dengan demikian, senam-senam seperti senam aerobik, senam pagi, SKJ, senam wanita, dsb., termasuk ke dalam senam umum (Mahendra, 2009: 11).

8. Hasil belajar

Sudjana (2009:3) mengemukakan bahwa hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil tersebut sebagai cerminan dari proses belajar mengajar (PBM) disekolah.

E. Instrumen Penelitian

Sebuah instrumen dalam sebuah penelitian harus memenuhi syarat valid dan reliabel, dan penggunaan instrumen harus sesuai dengan peruntukannya. Arikunto (2010:203) mengemukakan :

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya


(10)

Dito Dwi Cahyo, 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 45

lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis, sehingga mudah diolah.

Bentuk tes atau instrumen yang akan digunakan dalam mengukur keterampilan guling depan, guling belakang dan baling-baling ini mengacu pada Pedoman Penilaian Praktik Penjas dalam Modul Didaktik Metodik Pembelajaran Senam oleh Uhamisastra, dkk. Suntoda (2013:1) menjelaskan bahwa “Tes adalah suatu alat ukur atau instrumen yang digunakan untuk memperoleh informasi/data tentang seseorang atau objek tertentu”.

Untuk penilaian psikomotor, dalam pedoman tersebutdijelaskan setiap satu aspek dalam rangkaian gerak memiliki skor yang menjadi patokan penilaian, penilaian dilihat dari hasil gerakan dengan aspek-aspek gerak yang terdapat dalam rangkaian gerak tersebut. Untuk penilaian kognitif, penulis akan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa dalam bentuk pertanyaan tertulis. Selanjutnya untuk penilaian afektif penulis akan memperhatikan penilaian sikap yang tertuang dalam standar kompetensi kurikulum 2013 (Permendikbud No 70/2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMK-MAK).

Dalam hal ini instrumen penelitian yang digunakan adalah tes kemampuan kognitif, tes kemampuan afektifserta tes kemampuan psikomotor guling depan, guling belakang, baling-baling, dan senam aerobik. Berikut adalah kisi-kisi instrumen pengukuran kognitif, afektif dan psikomtor yang akan digunakan dalam penelitian ini:

1. Instrumen Pengukuran Kognitif

Instrumen pengukuran kemampuan kognitif ini disusun untuk menguji kemampuan siswa dalam menguasai materi yang disampaikan oleh guru, pertanyaan yang diajukan disesuaikan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun oleh guru. Berikut adalah kisi-kisi instrumen pengukuran kognitif dalam penelitian ini :

Tabel 3.2


(11)

Dito Dwi Cahyo, 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 46

Variabel Sub Kognitif Indikator Kode

soal No soal Dalam konteks

pendidikan, Bloom dan kawan-kawan(dalam Makmun. 2007:26) telah merinci dan

sistematikanya secara meningkat. Secara garis besarThe Cognitive

Domain (Kawasan

Kognitif) adalah sebagai berikut: Knowledge

(pengetahuan),

Comprehension

(pemahaman),

Application (penerapan),

Analysis (penguraian),

synthesis (memadukan),

Pengetahuan Siswa mengetahui keterampilan senam lantai guling depan, guling belakang dan baling-baling serta senam ritmik.

C 1

1, 2, 3, 19, 25, 32, 35, 36, 37, 38.

Pemahaman Siswa paham keterampilan senam lantai guling depan, guling belakang dan baling-baling serta senam ritmik. C 2 4, 5, 18, 20, 28, 31, 33, 34, 40, 41, Penerapan Siswa mampu

menerapkan C 3

6, 7, 8, 12, 17,

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrumen Pengukuran Kognitif (Lanjutan)

Evaluation (penilaian). keterampilan senam

lantai guling depan, guling belakang dan baling-baling serta senam ritmik.

29, 42, 43, 49, 54.

Penguraian Siswa mampu menguraikan

keterampilan senam lantai guling depan, guling belakang dan baling-baling serta senam ritmik. C 4 9, 13, 14, 22, 39, 44, 52, 53, 57, 58, 60. Memadukan Siswa mampu

mengintegrasi informasi keterampilan senam C 5 10, 11, 26, 27, 30, 46, 47, 56,


(12)

Dito Dwi Cahyo, 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 47

lantai guling depan, guling belakang dan baling-baling serta senam ritmik.

59.

Evaluasi Siswa mampu menilai kemampuan dalam keterampilan senam lantai guling depan, guling belakang dan baling-baling serta senam ritmik.

C 6

15, 16, 21, 23, 24, 45, 48, 50, 51.

Berdasarkan kisi-kisi yang telah penulis susun diatas, maka disusunlah sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang akan diujikan kepada sampel penelitian. Jenis kuesioner tertutup dengan empat alternatif jawaban adalah yang akan diberikan. Arikunto (2006:152) menjelaskan: “kuesioner tertutup adalah kuesioner yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih”.

2. Instrumen Pengukuran Afektif

Instrumen pengukuran kemampuan afektif ini disusun untuk mengukur perilaku yang ditampilkan siswa selama proses belajar mengajar. Berikut adalah kisi-kisi instrumen pengukuran afektif dalam penelitian ini :

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Pengukuran Afektif

Variabel Sub Afektif Indikator

Dalam konteks pendidikan, Bloom dan kawan-kawan (Makmun. 2007:27) telah merinci dan sistematikanya secara meningkat. Secara garis

Tekun 1. Menyukai tantangan

2. Giat dalam belajar dan bekerja 3. Tidak mudah menyerah

menghadapi kesulitan 4. Berusaha menjadi lebih baik


(13)

Dito Dwi Cahyo, 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 48

besarThe Affective Domain

(Kawasan Afektif) adalah :

Receiving (penerimaan),

Responding (sambutan),

Valuing (penghargaan),

Organization

(pengorganisasian),

Characterization by Value or Value Complex (karakterisasi, internalisasi, penjelmaan).

Kerjasama 1. Terlibat aktif dalam bekerja kelompok

2. Kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan

3. Bersedia membantu orang lain dalam satu kelompok yang mengalami kesulitan

4. Rela berkorban untuk teman lain

Tanggung jawab

1. Melaksanakan tugas individu dengan baik

2. Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan

3. Mengembalikan barang yang dipinjam

4. Meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan

Toleran 1. Tidak mengganggu teman yang berbeda pendapat

2. Menghormati teman yang berbeda suku, agama, ras, budaya, dan gender

3. Menerima kesepakatan meskipun berbeda dengan pendapatnya

4. Dapat mememaafkan kesalahan/kekurangan orang lain

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Pengukuran Afektif (Lanjutan) Kreativitas 1. Dapat menyatakan

pendapat dengan jelas (ideational fluency) 2. Dapat menemukan ide

baru yang belum dijelaskan guru (originality)

3. Mengenali masalah yang perlu dipecahkan dan tahu bagaimana

memecahkannya (critical thinking)


(14)

Dito Dwi Cahyo, 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 49

4. Senang terhadap materi pelajaran dan berusaha mempelajarinya (enjoyment)

5. Mempunyai rasa seni dalam memecahkan masalah (aesthetics) 6. Berani mengambil risiko

untuk menemukan hal-hal yang baru (risk-taking) 7. Mencoba berulang-ulang

untuk menemukan ide yang terbaik

8. (cyclical procedure) Kejujuran 1. Tidak menyontek dalam

mengerjakan ujian/ulangan 2. Tidak menjadi plagiat

(mengambil/menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan sumber) dalam mengerjakan setiap tugas

3. Mengemukakan perasaan terhadap sesuatu apa adanya

4. Melaporkan barang yang ditemukan

5. Melaporkan data atau informasi apa adanya 6. Mengakui kesalahan atau

kekurangan yang dimiliki Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Pengukuran Afektif (Lanjutan)

Kecermatan 1. Mengerjakan tugas dengan teliti

2. Berhati-hati dalam menggunakan peralatan 3. Memperhatikan

keselamatan diri 4. Memperhatikan

keselamatan lingkungan Santun 1. Baik budi bahasanya


(15)

Dito Dwi Cahyo, 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 50

2. Menggunakan ungkapan yang tepat

3. Mengekspresikan wajah yang cerah

4. Berperilaku sopan Responsif 1. acuh (tidak merespon)

2. ragu-ragu/bimbang dalam merespon

3. lamban memberikan respon/tanggapan 4. cepat

merespon/menanggapi Proaktif 1. berinisiatif dalam

bertindak

2. mampu menggunakan kesempatan

3. memiliki prinsip dalam bertindak (tidak ikut-ikutan)

4. bertindak dengan penuh tanggung jawab

Taat

menjalankan agama

1. Disiplin (selalu tepat waktu) dalam menjalankan agamanya

2. Teratur dalam

menjalankan agamanya 3. Bersungguh-sungguh

menjalankan ajaran agama 4. Berakhlak/berperilaku

santun dan menghargai orang lain

3. Instrumen Pengukuran Psikomotor

Instrumen pengukuran kemampuan psikomotor ini disusun untuk mengukur penampilan siswa saat mempraktikan keterampilan senam lantai, yaitu gerakan guling depan, guling belakang, baling-baling dan senam aerobik. Berikut adalah kisi-kisi instrumen pengukuran psikomotor dalam penelitian ini :

Tabel 3.4


(16)

Dito Dwi Cahyo, 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 51

Variabel Sub Psikomotor Indikator

Peter H. Werner (1994) (dalam Mahendra, 2001:3) mengatakan : senam dapat diartikan sebagai bentuk latihan tubuh pada lantai, atau pada alat, yang dirancang untuk meningkatkan daya tahan, kekuatan, kelenturan, kelincahan, koordinasi, serta kontrol tubuh.

Guling depan 1. Kekuatan dorongan 2. Lurusnya tungkai 3. Kebulatan badan 4. Urutan berguling

5. Kaki rapat dan kedua lengan memeluk lutut

6. Berdiri tanpa bantuan lengan dan seimbang saat berdiri Guling belakang 1. Telapak tangan terbuka

2. Dagu ditarik ke arah dada 3. Kebulatan badan

4. Urutan berguling

5. Kaki rapat dan kedua lengan lurus ke depan

6. Berdiri tanpa bantuan lengan dan seimbang saat berdiri Baling-baling 1. Kekuatan tangan tumpuan

2. Posisi kedua tangan tumpuan 3. Kaki lurus dan membuka 4. Mendarat tangan dan kaki

secara berurutan

5. Berdiri seimbang saat berdiri Senam Aerobik 1. Digerakan dengan memberi

tenaga.

2. Digerakan sesuai dengan urutan.

3. Digerakan dengan memberi tenaga.

4. Digerakan sesuai dengan urutan.

5. Gerakan sesuai dengan urutan gerak.

6. Gerakan sesuai dengan irama musik.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Sebelum sebuah instrumen digunakan dalam sebuah penelitian, instrumen terlebih dahulu di uji dan harus memenuhi dua syarat yaitu valid dan reliabel. Sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Sugiyono (2013:173): “... instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian


(17)

Dito Dwi Cahyo, 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 52

yang valid dan reliabel”. Oleh sebab itu peneliti harus mampu menyusun instrumen penelitian dan mampu untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen tersebut.

Valid sering diartikan dengan tepat guna atau sesuai dengan peruntukannya, Sugiyono (2013:173) menjelaskan bahwa : “valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. Selanjutnya Suntoda (2013:9) menjelaskan: “sebuah instrumen dikatakan valid apabila tes tersebut mampu mengukur secara tepat terhadap apa yang semestinya diukur”.

Selanjutnya reliabilitas dapat dikatakan keajegan, yaitu hasil yang diperoleh dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama atau dapat dikatakan hasil yang diperoleh stabil, Sugiyono (2013:173) menjelaskan: “instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”.

a. Uji Coba Angket

Angket yang telah peneliti susun, selanjutnya diuji cobakan untuk mengukur validitas dan reliabilitas dari setiap butir-butir pertanyaannya. Dari hasil pengujian tersebut akan diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai instrumen pengumpul data dalam penelitian.

Uji coba angket dilaksanakan pada tanggal 23 April 2014 di SMK Negeri 1 Bandung, Kota bandung. Angket tersebut di uji cobakan kepada 29 siswa. Berikut adalah langkah-langkah pengujian validitas dan reliabilitas instrumen penelitian:

1. Analisis validitas instrumen

Sugiyono (2013:172) menjelaskan: “Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti”. Pengujian validitas sangat penting dilakukan, dengan hasil validitas yang tinggi dapat mengukur apa yang hendak diukur dalam penelitian ini.


(18)

Dito Dwi Cahyo, 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 53

Langkah-langkah yang dilakukan untuk analisis validitas instrumen dalam penelitian ini merujuk pada pendapat Arikunto (1992:136) yaitu sebagai berikut:

a. Memberi skor pada masing-masing pertanyaan sesuai jawaban.

b. Menjumlahkan seluruh skor yang merupakan skor total setiap responden. c. Menyusun skor dari skor yang didapat secara keseluruhan dari yang

tertinggi sampai yang terendah dari setiap responden.

d. Membagi dua responden kedalam kelompok yaitu 27% kelompok atas dan 27% kelompok bawah.

e. Mencari nilai rata-rata setiap butir pertanyaan, baik kelompok ganjil maupun kelompok genap dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

x = rata-rata suatu kelompok n = jumlah sampel

xі = nilai data

∑xі = jumlah sampel suatu kelompok

f. Mencari simpangan baku (S) tiap butir pertanyaan, baik kelompok atas maupun kelompok bawah dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

S = simpangan baku yang dicari n = banyaknya sampel

∑(x- )² = jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata g. Mencari varians (S²) melalui rumus:


(19)

Dito Dwi Cahyo, 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 54

Keterangan :

S² = varians yang dicari N = jumlah sampel

x = skor yang diperoleh seseorang

h. Mencari t-hitung setiap butir pertanyaan, baik kelompok atas maupun kelompok bawah dengan rumus :

√ ₁

Keterangan :

t = nilai hitung yang dicari x₁ = rata-rata kelompok atas x₂ = rata-rata kelompok bawah S²₁ = varians kelompok atas S²₂ = varians kelompok bawah n = jumlah sampel

i. Menentukan nilai t tabel pada tingkat kepercayaan (α) = 0,05 atau 95% dan derajat kebebasan (dk) = n-2

j. Mengkonsultasikan nilai t-hitung dengan nilai t-tabel. Jika nilai t-hitung lebih

besar dari t-tabel maka butir pertanyaan tersebut valid, artinya butir

pertanyaan dapat digunakan sebagai pengumpul data. Jika sebaliknya nilai t-hitung lebih kecildari t-tabel maka butir pertanyaan tersebut tidak valid

artinya pertanyaan tersebut tidak dapat dijadikan sebagai alat pengumpul data.

2. Analisis Reliabilitas Instrumen

Dalam penelitian ini pengujian reliabilitas instrumen yang digunakan adalah Internal Consistency dengan metode tes belah dua (Split Half Test).


(20)

Dito Dwi Cahyo, 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 55

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Membagi butir pertanyaan yang valid menjadi dua bagian berdasarkan jumlah skor ganjil dan skor genap. Kelompok jumlah skor ganjil sebagai variabel X dan jumlah skor genap sebagai variabel Y

b. Mengkorelasikan skor total variabel X dengan skor total variabel Y dengan rumus teknik korelasi Product Moment, yaitu sebagai berikut:

( )

Keterangan :

r xy = koefisien korelasi antara variabel x dan y ∑xy = jumlah dari hasil perkalian antara x dan y x² = nilai x yang dikuadratkan

y² = nilai y yang dikuadratkan n = jumlah sampel

c. Menggunakan teknik belah dua Spearman Brown (Split Half) ₁₁

b. Hasil Uji Instrumen Penelitian

Berdasarkan hasil uji coba angket kognitif di SMK Negeri 1 Bandung dengan jumlah responden 29 siswa, dimana 16 siswa ditentukan sebagai kelompok atas dan kelompok bawah, didapat nilai thitung dengan taraf nyata 0,05%

dan derajat kebebasan n1 + n2 -2 yaitu 8 + 8 - 2 = 14, didapat nilai ttabel 1,761.

Hasil uji validitas yang dilakukan menunjukkan dari 60 butir soal, terdapat 35 butir soal yang valid dan 25 butir soal yang tidak valid. Yang akan dijelaskan sebagai berikut.


(21)

Dito Dwi Cahyo, 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 56

1) Hasil uji validitas instrumen kognitif Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Instrumen Kognitif

No T-Hitung T-Tabel Validitas No T-Hitung T-Tabel Validitas 1 0 1,761 Tidak Valid 31 0 1,761 Tidak Valid 2 3,622 1,761 Valid 32 #DIV/0! 1,761 Tidak Valid 3 -1,62019 1,761 Tidak Valid 33 #DIV/0! 1,761 Tidak Valid 4 4,860 1,761 Valid 34 0,643796 1,761 Tidak Valid 5 0 1,761 Tidak Valid 35 4,861 1,761 Valid 6 0 1,761 Tidak Valid 36 3,623 1,761 Valid

7 2,806 1,761 Valid 37 4,861 1,761 Valid

8 0 1,761 Tidak Valid 38 3,219 1,761 Valid

9 2,806 1,761 Valid 39 3,623 1,761 Valid

10 4,500 1,761 Valid 40 0 1,761 Tidak Valid

11 3,623 1,761 Valid 41 4,861 1,761 Valid

12 3,623 1,761 Valid 42 7,425 1,761 Valid

13 0,504016 1,761 Tidak Valid 43 4,861 1,761 Valid 14 -0,6438 1,761 Tidak Valid 44 0,643796 1,761 Tidak Valid 15 0,504016 1,761 Tidak Valid 45 2,806 1,761 Valid

16 7,425 1,761 Valid 46 2,393 1,761 Valid

17 3,623 1,761 Valid 47 2,173707 1,761 Valid 18 1,06066 1,761 Tidak Valid 48 0 1,761 Tidak Valid

19 4,500 1,761 Valid 49 0 1,761 Tidak Valid

20 3,623 1,761 Valid 50 3,623 1,761 Valid

21 3,623 1,761 Valid 51 3,623 1,761 Valid

22 -1,06066 1,761 Tidak Valid 52 0,643796 1,761 Tidak Valid 23 -0,54006 1,761 Tidak Valid 53 3,623 1,761 Valid

24 3,219 1,761 Valid 54 3,219 1,761 Valid

25 3,623 1,761 Valid 55 3,219 1,761 Valid

26 4,500 1,761 Valid 56 4,861 1,761 Valid

27 0 1,761 Tidak Valid 57 #DIV/0! 1,761 Tidak Valid 28 0,504016 1,761 Tidak Valid 58 3,623 1,761 Valid 29 0,643796 1,761 Tidak Valid 59 4,500 1,761 Valid 30 -0,54006 1,761 Tidak Valid 60 4,500 1,761 Valid


(22)

Dito Dwi Cahyo, 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 57

Dari tabel 3.5 di atas dapat dilihat bahwa tidak semua instrumen yang di ujikan itu valid, dari 60 soal yang di ujikan terdapat 35 soal yang valid dan 15 soal yang tidak valid, berdasarkan data tersebut peneliti menarik kesimpulan bahwa 35 soal yang dikatakan valid tersebut akan dipergunakan dalam penelitian ini, sedangkan 15 soal yang tidak valid tidak akan dipergunakan.

2) Hasil uji reliabilitas instrumen kognitif

Dikorelasikan ke dalam rumus Spearman Brown

Tabel 3.6

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kognitif

r hitung r tabel Keterangan

0,899 0,367 Reliabel

Sedangkan dari hasil uji reliabilitas dengan menggunakan rumus korelasi

Pearson Product Moment dan dilanjutkan dengan rumus Spearman Brown

didapat nilai rhitung 0,899 dan rtabel Product Moment diketahui bahwa dengan n = 29

dengan taraf signifikan 5% = 0,367. Dengan demikian maka rhitung lebih besar

daripada rtabel, hal ini menunjukkan bahwa instrumen penelitian dapat dipercaya


(23)

Dito Dwi Cahyo, 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 58

G. Teknik Pengumpulan Data

Terdapat dua hal yang mempengaruhi kualitas data suatu penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengambilan data. Kualitas instrumen berkaitan dengan validitas dan reliabilitas instrumen. Sedangkan kualitas pengambilan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan dalam pengambilan data. Oleh karena itu instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya juga belum tentu dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel, apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan datanya.

Terdapat berbagai cara untuk mengumpulkan data penelitian. Sugiyono (2013:193) menjelaskan “Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai

setting, berbagai sumber dan berbagai cara”. Dilihat dari segi cara atau teknik

pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), angket (kuesioner) dan observasi.

Berdasarkan jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melalui alat pengumpulan data, alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan observasi/pengmatan.

Tes adalah instrumen atau alat yang berfungsi untuk mengumpulkan data yang berfungsi untuk mengumpulkan data yang berupa pengetahuan atau ketrampilan yang dimiliki siswa. Mengenai tes, Suntoda (2013:1) menjelaskan, “Tes adalah suatu alat ukur atau instrumen yang digunakan untuk memperoleh informasi/data tentang seseorang atau objek tertentu”.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes Kognitif untuk mengukur penguasaan materi siswa, dan tes Psikomotor untuk mengukur kualitas gerakan siswa dalam menguasai suatu keterampilan. Tes tersebut merupakan suatu tolak ukur untuk mengukur kemampuan siswa yang berbentuk tes kognitif


(24)

Dito Dwi Cahyo, 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 59

dengan jenis soal pilihan ganda, dan tes psikomotor dengan mempraktikan gerakan guling depan, guling belakang, baling-baling dan senam aerobik.

Selanjutnya Observasi atau pengmatan menurut wikipedia adalah :

Pengamatan atau observasi adalah aktivitas yang dilakukan makhluk cerdas, terhadap suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian (http://id.m.wikipedia.org/wiki/pengamatan).

Pengamatan atau observasi ini dilaksanakan untuk mengukur kemampuan afektif siswa, atau dengan mengamati dan menyaksikan apa yang ditampilkan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

H. Teknik Analisis Data

Setelah seluruh data tes terkumpul, selanjutnya akan dilakukan langkah- langkah sebagai berikut:

1. Menghitung rata-rata dari simpangan baku

a. Mencari nilai rata-rata (x ) dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

x = rata-rata yang dicari ∑x = jumlah nilai

n = jumlah sampel b. Mencari simpangan baku

keterangan :


(25)

Dito Dwi Cahyo, 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 60

∑ = jumlah

x1 = nilai data mentah

x = rata-rata yang dicari n = jumlah sampel

2. Menguji homogenitas dua variansi

a. Menentukan F dari tabel denga taraf nyata 0,05 b. Menentukan homogenitasnya dengan kriteria :

Apabila F hitung < F tabel, maka kedua varians homogen Apabila F hitung > F tabel, maka kedua varians tidak homogen 3. Menguji normalitas data dengan menggunakan uji kenormalan liliefors.

Prosedurnya adalah sebagai berikut :

a. Pengamatan x1, x2, x3,...xn dijadikan bilangan baku z1, z2, z3,...zn

dengan menggunakan rumus :

₁ ₁

( dan s masing-masing adalah rata-rata dan simpangan baku dari

sampel)

b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F=(Z1) = P(ZZ1).

c. Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, ... zn yang lebih kecil atau sama

dengan z1. Jika proporsi ini dinyatakan S(zi), maka :

d. Menghitung selisih F(z1) – S(zi) kemudian tentukan harga

mutlaknya.

e. Ambil harga paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut, harga terbesar ini disebut Lo.


(26)

Dito Dwi Cahyo, 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 61

f. Dengan bantuan nilai kritis L tersebut dengan Lo untuk mengetahui diterima atau ditolaknya hipotesis dengan kriteria:

Terima Ho, jika Lo < Lα = Normal Tolak Ho, jika Lo > Lα = Tidak normal 4. Z-skor untuk menyetarakan berbagai jenis skor

Keterangan :

z = nilai z yang dicari x = nilai yang diperoleh = rata-rata dalam kelompok s = simpangan baku

5. Menguji kesamaan rata – rata

Pengujian signifikansi peningkatan hasil belajar menggunakan uji t dengan rumus sebagai berikut :

Sebelum uji t, terlebih dahulu mencari variansi gabungan (S²) melalui rumus sebagai berikut:

₁ ₁ t = nilai yang dicari thitung

S² = simpangan baku gabungan n1 = jumlah sampel kelompok 1 n2 = jumlah sampel kelompok 2 1 = rata-rata kelompok 1 2 = rata-rata kelompok 2


(27)

Dito Dwi Cahyo, 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 62

s1² = variansi kelompok 1 s2² = variansi kelompok 2

Adapun kriteria pengujian adalah terima hipotesis nol (Ho) jika t < t1 –α, dalam hal lain hipotesis nol (Ho), dengan peluang (1 –α ) pada (α =

0,95) dengan dk = n1 + n2– 2 dari daftar distribusi t.

I. Pelaksanaan penelitian 1. Pelaksanaan tes awal

Tes awal dilaksankan pada awal pertemuan sebelum siswa mendapatkan treatment. Tes ini diawali dengan mengumpulkan seluruh sampel sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan, yaitu kelompok A dengan perlakuan model pembelajaran inkuiri dan kelompok B dengan perlakuan model pembelajaran konvensional. Tes yang pertama dilaksanakan adalah tes kognitf, tes ini dilaksanakan di awal dengan harapan kondisi siswa yang masih fokus. Setelah dilaksanakan tes kognitif selanjutnya sampel mendapatkan tes awal psikomotor yaitu guling depan, guling belakang serta serta baling-baling serta senam aerobik.

2. Pemberian perlakuan

Pemberian perlakuan pada sampel dilaksanakan 3 kali dalam seminggu selama 1 bulan, dilaksanakan pada hari senin, selasa, kamis dan sabtu.

Pemberian perlakuan terhadap kelompok A dan kelompok B dilakukan terpisah. Langkah-langkah pemberian perlakuan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Kelompok Model Pembelajaran Inkuiri Tabel 3.7

Rencana Pelaksanaan Perlakuan Model Pembelajaran Inkuiri Pertemuan

ke hari Kegiatan Waktu

1-4 (minggu ke 1 dan ke 2)

Selasa, Kamis, dan Sabtu

1. Guru memberi rangsangan agar siswa dapat mempersiapkan dirinya untuk beraktivitas.

2. Siswa melakukan pemanasan : statis dan dinamis

3. Inti : Materi guling depan dan guling


(28)

Dito Dwi Cahyo, 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 63

belakang

a. Guru memberi rangsangan agar siswa aktif dan bergairah berfikir. b. Siswa berpikir dan menjawab

pertanyaan yang diajukan guru. c. Guru memberikan jalan keluar jika

siswa mengalami kesulitan.

d. Siswa mencoba mempraktikan keterampilan sesuai hipotesis.

e. Guru menegur siswa dari kekeliruan. f. Guru bertanggung jawab terhadap

seluruh kegiatan kelas.

g. Guru mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan. h. Siswa merumuskan kesimpulan

materi yang dipelajari.

i. Guru mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas.

j. Memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai siswa.

4. Penutup : pendinginan dan evaluasi

65 menit

15 menit

Tabel 3.7

Rencana Pelaksanaan Perlakuan Model Pembelajaran Inkuiri (Lanjutan)

5-8 (minggu ke

3 dan ke 4)

Selasa, Kamis, dan Sabtu

1. Guru memberi rangsangan agar siswa dapat mempersiapkan dirinya untuk beraktifitas.

2. Siswa melakukan pemanasan : statis dan dinamis

3. Inti : Materi baling-baling

a. Guru memberi rangsangan agar siswa aktif dan bergairah berfikir. b. Siswa berpikir dan menjawab

pertanyaan yang diajukan guru. c. Guru memberikan jalan keluar jika

siswa mengalami kesulitan.

d. Siswa mencoba mempraktikan keterampilan sesuai hipotesis.

e. Guru menegur siswa dari kekeliruan. f. Guru bertanggung jawab terhadap

seluruh kegiatan kelas.

10 menit


(29)

Dito Dwi Cahyo, 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 64

g. Guru mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan. h. Siswa merumuskan kesimpulan

materi yang dipelajari.

i. Guru mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas.

j. Memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai siswa.

4. Penutup : pendinginan dan evaluasi

15 menit

9-12 (minggu ke 5 dan ke 6)

Selasa, Kamis, dan Sabtu

1. Guru memberi rangsangan agar siswa dapat mempersiapkan dirinya untuk beraktifitas.

2. Siswa melakukan pemanasan : statis dan dinamis

3. Inti : Senam Aerobik

a. Guru memberi rangsangan agar siswa aktif dan bergairah berfikir. b. Siswa berpikir dan menjawab

pertanyaan yang diajukan guru. c. Guru memberikan jalan keluar jika

siswa mengalami kesulitan.

d. Siswa mencoba mempraktikan keterampilan sesuai hipotesis.

e. Guru menegur siswa dari kekeliruan.

10 menit

70 menit

Tabel 3.7

Rencana Pelaksanaan Perlakuan Model Pembelajaran Inkuiri (Lanjutan) f. Guru bertanggung jawab terhadap

seluruh kegiatan kelas.

g. Guru mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan. h. Siswa merumuskan kesimpulan

materi yang dipelajari.

i. Guru mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas.

j. Memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai siswa.

4. Penutup : pendinginan dan evaluasi 10 menit b. Kelompok Model Pembelajaran Konvensional


(30)

Dito Dwi Cahyo, 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 65

Rencana Pelaksanaan Perlakuan Model Pembelajaran Konvensional

Pertemuan

ke Hari Kegiatan Waktu

1-4 (minggu ke

1 dan ke 2)

Senin, Rabu

dan Jum‟at

1. Guru dan siswa melakukan pemanasan : statis dan dinamis

2. inti : Guru menyampaikan materi tentang aktivitas senam, keterampilan guling depan dan guling belakang serta cara mempraktikannya, selanjutnya siswa melakukan latihan guling depan dan guling belakang sesuai dengan instruksi dari guru.

3. Penutup : pendinginan dan evaluasi

10 menit

70 menit

10 menit

5-8 (minggu ke

3 dan ke 4)

Senin, Rabu

dan Jum‟at

1. Guru dan siswa melakukan pemanasan : statis dan dinamis

2. inti : Guru menyampaikan materi tentang aktivitas senam, keterampilan baling-balingserta cara mempraktikannya, selanjutnya siswa melakukan latihan baling-baling sesuai dengan instruksi dari guru.

3. Penutup : pendinginan dan evaluasi

10 menit

70 menit

10 menit 9-12 Senin, 1. Guru dan siswa melakukan pemanasan :

statis dan dinamis

10 menit

Tabel 3.8

Rencana Pelaksanaan Perlakuan Model Pembelajaran Konvensional (Lanjutan)

3. Pelaksanaan Tes akhir

(minggu ke 5 dan ke 6)

Rabu dan Jum‟at

2. inti : Guru menyampaikan materi tentang aktivitas senam, keterampilan senam aerobik serta cara mempraktikannya, selanjutnya siswa melakukan latihan aerobik sesuai dengan instruksi dari guru.

3. Penutup : pendinginan dan evaluasi

70 menit


(31)

Dito Dwi Cahyo, 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 66

Setelah kedua kelompok mendapatkan perlakuan selama masing-masing 12 pertemuan, setelah itu dilaksanakan tes akhir untuk mengetahui hasil perlakuan. Tes yang diberikan sama dengan tes yang diberikan pada tes awal.


(1)

Dito Dwi Cahyo, 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 61

f. Dengan bantuan nilai kritis L tersebut dengan Lo untuk mengetahui diterima atau ditolaknya hipotesis dengan kriteria:

Terima Ho, jika Lo < Lα = Normal Tolak Ho, jika Lo > Lα = Tidak normal 4. Z-skor untuk menyetarakan berbagai jenis skor

Keterangan :

z = nilai z yang dicari

x = nilai yang diperoleh

= rata-rata dalam kelompok

s = simpangan baku

5. Menguji kesamaan rata – rata

Pengujian signifikansi peningkatan hasil belajar menggunakan uji t

dengan rumus sebagai berikut :

Sebelum uji t, terlebih dahulu mencari variansi gabungan (S²) melalui rumus sebagai berikut:

₁ ₁

t = nilai yang dicari thitung

S² = simpangan baku gabungan

n1 = jumlah sampel kelompok 1

n2 = jumlah sampel kelompok 2

1 = rata-rata kelompok 1


(2)

Dito Dwi Cahyo, 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 62

s1² = variansi kelompok 1

s2² = variansi kelompok 2

Adapun kriteria pengujian adalah terima hipotesis nol (Ho) jika t < t1 –α, dalam hal lain hipotesis nol (Ho), dengan peluang (1 –α ) pada (α =

0,95) dengan dk = n1 + n2– 2 dari daftar distribusi t.

I. Pelaksanaan penelitian 1. Pelaksanaan tes awal

Tes awal dilaksankan pada awal pertemuan sebelum siswa mendapatkan treatment. Tes ini diawali dengan mengumpulkan seluruh sampel sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan, yaitu kelompok A dengan perlakuan model pembelajaran inkuiri dan kelompok B dengan perlakuan model pembelajaran konvensional. Tes yang pertama dilaksanakan adalah tes kognitf, tes ini dilaksanakan di awal dengan harapan kondisi siswa yang masih fokus. Setelah dilaksanakan tes kognitif selanjutnya sampel mendapatkan tes awal psikomotor yaitu guling depan, guling belakang serta serta baling-baling serta senam aerobik.

2. Pemberian perlakuan

Pemberian perlakuan pada sampel dilaksanakan 3 kali dalam seminggu selama 1 bulan, dilaksanakan pada hari senin, selasa, kamis dan sabtu.

Pemberian perlakuan terhadap kelompok A dan kelompok B dilakukan terpisah. Langkah-langkah pemberian perlakuan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Kelompok Model Pembelajaran Inkuiri

Tabel 3.7

Rencana Pelaksanaan Perlakuan Model Pembelajaran Inkuiri Pertemuan

ke hari Kegiatan Waktu

1-4 (minggu ke 1 dan ke 2)

Selasa, Kamis, dan Sabtu

1. Guru memberi rangsangan agar siswa

dapat mempersiapkan dirinya untuk beraktivitas.

2. Siswa melakukan pemanasan : statis dan dinamis

3. Inti : Materi guling depan dan guling


(3)

Dito Dwi Cahyo, 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 63

belakang

a. Guru memberi rangsangan agar

siswa aktif dan bergairah berfikir.

b. Siswa berpikir dan menjawab

pertanyaan yang diajukan guru. c. Guru memberikan jalan keluar jika

siswa mengalami kesulitan.

d. Siswa mencoba mempraktikan

keterampilan sesuai hipotesis.

e. Guru menegur siswa dari kekeliruan.

f. Guru bertanggung jawab terhadap

seluruh kegiatan kelas.

g. Guru mengarahkan siswa untuk

mencapai tujuan yang diharapkan.

h. Siswa merumuskan kesimpulan

materi yang dipelajari.

i. Guru mengelola sumber belajar,

waktu, dan organisasi kelas.

j. Memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai siswa.

4. Penutup : pendinginan dan evaluasi

65 menit

15 menit

Tabel 3.7

Rencana Pelaksanaan Perlakuan Model Pembelajaran Inkuiri (Lanjutan)

5-8 (minggu ke

3 dan ke 4)

Selasa, Kamis, dan Sabtu

1. Guru memberi rangsangan agar siswa

dapat mempersiapkan dirinya untuk beraktifitas.

2. Siswa melakukan pemanasan : statis dan dinamis

3. Inti : Materi baling-baling

a. Guru memberi rangsangan agar

siswa aktif dan bergairah berfikir.

b. Siswa berpikir dan menjawab

pertanyaan yang diajukan guru. c. Guru memberikan jalan keluar jika

siswa mengalami kesulitan.

d. Siswa mencoba mempraktikan

keterampilan sesuai hipotesis.

e. Guru menegur siswa dari kekeliruan.

f. Guru bertanggung jawab terhadap

seluruh kegiatan kelas.

10 menit


(4)

Dito Dwi Cahyo, 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 64

g. Guru mengarahkan siswa untuk

mencapai tujuan yang diharapkan.

h. Siswa merumuskan kesimpulan

materi yang dipelajari.

i. Guru mengelola sumber belajar,

waktu, dan organisasi kelas.

j. Memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai siswa.

4. Penutup : pendinginan dan evaluasi

15 menit

9-12 (minggu ke 5 dan ke 6)

Selasa, Kamis, dan Sabtu

1. Guru memberi rangsangan agar siswa

dapat mempersiapkan dirinya untuk beraktifitas.

2. Siswa melakukan pemanasan : statis dan dinamis

3. Inti : Senam Aerobik

a. Guru memberi rangsangan agar

siswa aktif dan bergairah berfikir.

b. Siswa berpikir dan menjawab

pertanyaan yang diajukan guru. c. Guru memberikan jalan keluar jika

siswa mengalami kesulitan.

d. Siswa mencoba mempraktikan

keterampilan sesuai hipotesis.

e. Guru menegur siswa dari kekeliruan.

10 menit

70 menit

Tabel 3.7

Rencana Pelaksanaan Perlakuan Model Pembelajaran Inkuiri (Lanjutan) f. Guru bertanggung jawab terhadap

seluruh kegiatan kelas.

g. Guru mengarahkan siswa untuk

mencapai tujuan yang diharapkan.

h. Siswa merumuskan kesimpulan

materi yang dipelajari.

i. Guru mengelola sumber belajar,

waktu, dan organisasi kelas.

j. Memberi penghargaan pada

prestasi yang dicapai siswa.

4. Penutup : pendinginan dan evaluasi 10 menit

b. Kelompok Model Pembelajaran Konvensional


(5)

Dito Dwi Cahyo, 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 65

Rencana Pelaksanaan Perlakuan Model Pembelajaran Konvensional

Pertemuan

ke Hari Kegiatan Waktu

1-4 (minggu ke

1 dan ke 2)

Senin, Rabu

dan Jum‟at

1. Guru dan siswa melakukan pemanasan :

statis dan dinamis

2. inti : Guru menyampaikan materi

tentang aktivitas senam, keterampilan guling depan dan guling belakang serta

cara mempraktikannya, selanjutnya

siswa melakukan latihan guling depan dan guling belakang sesuai dengan instruksi dari guru.

3. Penutup : pendinginan dan evaluasi

10 menit

70 menit

10 menit

5-8 (minggu ke

3 dan ke 4)

Senin, Rabu

dan Jum‟at

1. Guru dan siswa melakukan pemanasan :

statis dan dinamis

2. inti : Guru menyampaikan materi

tentang aktivitas senam, keterampilan

baling-balingserta cara

mempraktikannya, selanjutnya siswa melakukan latihan baling-baling sesuai dengan instruksi dari guru.

3. Penutup : pendinginan dan evaluasi

10 menit

70 menit

10 menit

9-12 Senin, 1. Guru dan siswa melakukan pemanasan :

statis dan dinamis

10 menit

Tabel 3.8

Rencana Pelaksanaan Perlakuan Model Pembelajaran Konvensional (Lanjutan)

3. Pelaksanaan Tes akhir (minggu ke

5 dan ke 6)

Rabu dan Jum‟at

2. inti : Guru menyampaikan materi

tentang aktivitas senam, keterampilan

senam aerobik serta cara

mempraktikannya, selanjutnya siswa melakukan latihan aerobik sesuai dengan instruksi dari guru.

3. Penutup : pendinginan dan evaluasi

70 menit


(6)

Dito Dwi Cahyo, 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 66

Setelah kedua kelompok mendapatkan perlakuan selama masing-masing 12 pertemuan, setelah itu dilaksanakan tes akhir untuk mengetahui hasil perlakuan. Tes yang diberikan sama dengan tes yang diberikan pada tes awal.