Ketersediaan pangan Sumber Vitamin A pada Keluarga di Pedesaan dan Perkotaan (Studi Kasus di Desa Sukasari, Kecamatan Cilaku, dan Kelurahan Bojong Herang, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat)

KETERSEDIAAN PANGAN SUMBER VITAMIN A PADA KELUAR6A
Dl PEDESAAN DAM PERKQTAAN
(Studi Kasus di Desa Sukasari. Kecamatan Cilaku, dan Kelurahan Bojong
Herang, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat)

Oleh

TRI LESTARI

JURUSAN GlZl MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

RINGKASAN
T ~ LESTARI.
I
Tingkat Ketersediaan Pangan sumber Vitamin A
pada Keluarga di Pedesaan dan Perkotaan (Studi Kasus di
Desa Sukasari, Kecamatan Cilaku, Kelurahan Bojong Herang,
Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat)
(Dibawah bimbingan ALI KHOMSAN dan MELLY LATIFAH).

Tujuan ~enelitianini adalah untuk mengetahui ketersediaan pangan sumber vitamin A dan hubungannya dengan
faktor sosial ekonomi di daerah pedesaan dan perkotaan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi
kepada pemerintah daerah setempat tentang ketersediaan dan
konsumsi pangan sumber vitamin A keluarga di Desa Sukasari
dan Kelurahan Bojong Herang.
Penelitian dilakukan di Desa Sukasari, Kecamatan Cilaku,
dan Kelurahan ~ojongHerang, Kecamatan Cianjur, Kabupaten
~ianjurpada bulan September sampai November 1992. Populasi contoh dari penelitian ini adalah keluarga yang mempunyai anak usia prasekolah. Contoh diambil secara acak
sederhana sebanyak 70 keluarga yang terdiri dari 35 keluarga yang tinggal di desa dan 35 keluarga yang tinggal
di kota.
Data primer yang dikumpulkan terdiri dari data identitas keluarga, pengeluaran keluarga, kebiasaan makan,
pengetahuan dan sikap gizi ibu, data jumlah pangan yang
tersedia selama 7 hari, dan data konsumsi makan selama 2
hari berturut-turut. Data sekunder meliputi data potensi
daerah dan data lain yang berkaitan dengan penelitian.
Untuk mengetahui hubungan ketersediaaan vitamin A dengan konsumsi vitamin A dan faktor sosial ekonomi keluarga, digunakan uji korelasi Pearson. Ada tidaknya perbedaan ketersediaan vitamin A, konsumsi vitamin A, dan
faktor sosial ekonomi keluarga di pedesaan dan perkotaan
diketahui dengan menggunakan uji beda (uji t).
Di daerah pedesaan rata-rata pengeluaran pangan per

kapita per bulan lebih besar (57,40% atau Rp 30.111,90)
daripada non pangan (42,60% atau Rp 22.340,OO). Sebaliknya di daerah perkotaan rata-rata pengeluaran pangan lebih rendah (47,30% atau Rp 36.729,40) daripada non pangan
(52,70% atau Rp 40.922,60). Skor pengetahuan gizi ibu di
desa dan kota hampir sama (16,O di desa dan 16,6 di kota),
namun demikian skor sikap gizi ibu di kota lebih tinggi
[32,1) daripada di desa (29,4). Besar keluarga di kedua
daerah hampir sama (4,9 orang di desa dan 4,4 orang di
kota) .
Frekuensi makan anak dan keluarga di desa pada umumnya 2 kali sehari sedangkan di kota 3 kali sehari. Di
desa, ayah lebih diu
dalam pembagian makan daripada
anak dan wanita. Di
erdapat keluarga yang pantang
makan buah nenas dan
ambon serta minum susu sedangkan di kota pantang
kan laut dan minum susu.

Sebagian besar anak usia prasekolah menyukai menqkonsumsi
makanan jajanan yang rendah vitamin A-nya daripada sayuran.
Rata-rata ketersediaan pangan sumber vitamin A dalam

bentuk pangan di daerah pedesaan lebih tinggi (716,3
gram/kapita/hari) daripada di perkotaan (456,3 gram/kapita/hari). Dalam ha1 ini kelompok pangan sayuran merupakan
penyumbang terbesar di kedua daerah (24,68% dan 24,98%).
Menurut asal pangan, sebagian besar ketersediaan pangan
sumber vitamin A diperoleh keluarga dari pembelian. Hal
in2 karena terbatasnya lahan pekarangan terutama di daerah
perkotaan.
Rata-rata ketersediaan vitamin A per kapita per hari
di desa lebih tinggi (1818 RE) daripada di kota (1315 RE),
begitu pula dengan tingkat ketersediaanya (340% di desa
dan 243% di kota). Di desa kelompok pangan sayuran kontribusinya paling besar (45,10%) daripada kelompok pangan
lain sedangkan di kota disumbang oleh pangan hewani
(58,40%). Hal ini karena di desa sayuran dapat diperoleh
dengan mudah dari lahan pekarangan dan diduga keluarga di
desa kurang mampu membeli pangan hewani yang kaya viatmin
A karena harganya yang relatif mahal.
Rata-rata konsumsi vitamin A anak usia prasekolah di
kota lebih tinggi (621 RE/kapita/hari) daripada di desa
(442 RE/kapita/hari), begitu pula dengan tingkat konsumsinya (199,04% di kota dan 150,83% di desa). Hal ini karena perbedaan frekuensi makan dan distribusi pangan pada
masing-masing keluarga. Sementara itu konsumsi vitamin A

keluarga di desa lebih tinggi (1427 RE/kapita/hari) daripada di kota (927 RE/kapita/hari), demikian pula dengan
tingkat konsumsinya (282% di desa dan 188% di kota). Hal
ini karena ketersediaan pangan sumber vitamin A di desa
lebih tinggi daripada di kota.
Secara umum terdapat hubungan yang positif antara ketersediaan dan konsumsi vitamin A dengan pengetahuan gizi
ibu, dan cenderung negatif dengan besar keluarga. Sementara itu dengan pengeluaran tidak ada hubungan. Di masing-masing daerah ketersediaan dan konsumsi Vitamin A tidak ada hubungan dengan besar keluarga dan pengeluaran keluarga. Namun dengan pengetahuan gizi ibu di kota ada hubungan yang positif sedangkan di desa tidak ada hubungan.
Ketersediaan vitamin A berhubungan positif dengan konsumsi
vitamin A keluarga di kedua daerah. Ketersediaan vitamin
A juga tidak menunjukkan adanya hubungan dengan konsumsi
vitamin A anak usia prasekolah di kota.
Dari hasil uji beda menunjukkan bahwa besar keluargaga, pengetahuan ibu, tingkat pendidikan ayah dan ibu pada
keluarga di desa dan di kota tidak berbeda nyata. Sementara itu pengeluaran keluarga, sikap gizi ibu, ketersediaan vitamin A keluarga dan anak usia prasekolah di desa

KETERSEDIAAN PANGAN SUMBER VITAMIN A PADA KELUARGA
DI PEDESAAN DAN PERKOTAAN
(Studi Kasus di Desa Sukasari, Kecamatan Cilaku, dan Kelurahan Bojong
Herang, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat)

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperpoleh geiar

Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor

Oleh
TRI LESTARI
A 25.1000

JURUSAN GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

: KETERSEDIAAN I'ANGAN SUMBEK VITAMIN A PADA

KELUARGA Dl PEDESAAN DAN PEKKOTAAN (Studi Kasus di Desa Sukasari, Kecamatan Cilaku dari Kelurahan Bojong
Herang, Kecamatan Ciatijur, Kabupaten Ciarijur, I'ropinsi Jawa
Barat)
Narna Mahasiswa : TRI LESTARI
NomorPokok

: A25.1000


Menyetujui

Dosen Pembimbing I

Dr. Ir. Ali Khomsan
NIP. 131404218

Tanggal Lulus : 11 September 1993

Dosen Pembirnbing [ I

-

Ir. ~ e latifah
d ~
NIP. 13 1879327

RIWAYAT HIDUP


Penulis dilahirkan di Surabaya, pada tanggal 1 Oktober 1969.

Penulis adalah anak kedua dari tiga bersaudara

dari keluarga Bapak Suprapto dan Ibu Mursaidah.
Pendidikan SD ditempuh dari tahun 1976 sampai 1979 di
SD Negeri Tempe1 Sukorejo I1 Surabaya dan tahun 1979 sampai 1982 di SD Negeri Penjaringan Sari I Surabaya. Tahun
1982 penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri XI11 Surabaya hingga lulus pada tahun 1985. Kemudian melanjutkan di
SMA Negeri XVI Surabaya dan lulus pada tahun 1988.

Penulis diterima sebagai mahasiswa IPB pada tahun
1988 melalui Jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK).
Pada tahun 1989 penulis masuk di Jurusan Gizi Masyarakat
dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, IPB.

KETERSEDIAAN PANGAN SUMBER VITAMIN A PADA KELUAR6A
Dl PEDESAAN DAM PERKQTAAN
(Studi Kasus di Desa Sukasari. Kecamatan Cilaku, dan Kelurahan Bojong
Herang, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat)


Oleh

TRI LESTARI

JURUSAN GlZl MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

RINGKASAN
T ~ LESTARI.
I
Tingkat Ketersediaan Pangan sumber Vitamin A
pada Keluarga di Pedesaan dan Perkotaan (Studi Kasus di
Desa Sukasari, Kecamatan Cilaku, Kelurahan Bojong Herang,
Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat)
(Dibawah bimbingan ALI KHOMSAN dan MELLY LATIFAH).
Tujuan ~enelitianini adalah untuk mengetahui ketersediaan pangan sumber vitamin A dan hubungannya dengan
faktor sosial ekonomi di daerah pedesaan dan perkotaan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi
kepada pemerintah daerah setempat tentang ketersediaan dan

konsumsi pangan sumber vitamin A keluarga di Desa Sukasari
dan Kelurahan Bojong Herang.
Penelitian dilakukan di Desa Sukasari, Kecamatan Cilaku,
dan Kelurahan ~ojongHerang, Kecamatan Cianjur, Kabupaten
~ianjurpada bulan September sampai November 1992. Populasi contoh dari penelitian ini adalah keluarga yang mempunyai anak usia prasekolah. Contoh diambil secara acak
sederhana sebanyak 70 keluarga yang terdiri dari 35 keluarga yang tinggal di desa dan 35 keluarga yang tinggal
di kota.
Data primer yang dikumpulkan terdiri dari data identitas keluarga, pengeluaran keluarga, kebiasaan makan,
pengetahuan dan sikap gizi ibu, data jumlah pangan yang
tersedia selama 7 hari, dan data konsumsi makan selama 2
hari berturut-turut. Data sekunder meliputi data potensi
daerah dan data lain yang berkaitan dengan penelitian.
Untuk mengetahui hubungan ketersediaaan vitamin A dengan konsumsi vitamin A dan faktor sosial ekonomi keluarga, digunakan uji korelasi Pearson. Ada tidaknya perbedaan ketersediaan vitamin A, konsumsi vitamin A, dan
faktor sosial ekonomi keluarga di pedesaan dan perkotaan
diketahui dengan menggunakan uji beda (uji t).
Di daerah pedesaan rata-rata pengeluaran pangan per
kapita per bulan lebih besar (57,40% atau Rp 30.111,90)
daripada non pangan (42,60% atau Rp 22.340,OO). Sebaliknya di daerah perkotaan rata-rata pengeluaran pangan lebih rendah (47,30% atau Rp 36.729,40) daripada non pangan
(52,70% atau Rp 40.922,60). Skor pengetahuan gizi ibu di
desa dan kota hampir sama (16,O di desa dan 16,6 di kota),

namun demikian skor sikap gizi ibu di kota lebih tinggi
[32,1) daripada di desa (29,4). Besar keluarga di kedua
daerah hampir sama (4,9 orang di desa dan 4,4 orang di
kota) .
Frekuensi makan anak dan keluarga di desa pada umumnya 2 kali sehari sedangkan di kota 3 kali sehari. Di
desa, ayah lebih diu
dalam pembagian makan daripada
anak dan wanita. Di
erdapat keluarga yang pantang
makan buah nenas dan
ambon serta minum susu sedangkan di kota pantang
kan laut dan minum susu.

Sebagian besar anak usia prasekolah menyukai menqkonsumsi
makanan jajanan yang rendah vitamin A-nya daripada sayuran.
Rata-rata ketersediaan pangan sumber vitamin A dalam
bentuk pangan di daerah pedesaan lebih tinggi (716,3
gram/kapita/hari) daripada di perkotaan (456,3 gram/kapita/hari). Dalam ha1 ini kelompok pangan sayuran merupakan
penyumbang terbesar di kedua daerah (24,68% dan 24,98%).
Menurut asal pangan, sebagian besar ketersediaan pangan

sumber vitamin A diperoleh keluarga dari pembelian. Hal
in2 karena terbatasnya lahan pekarangan terutama di daerah
perkotaan.
Rata-rata ketersediaan vitamin A per kapita per hari
di desa lebih tinggi (1818 RE) daripada di kota (1315 RE),
begitu pula dengan tingkat ketersediaanya (340% di desa
dan 243% di kota). Di desa kelompok pangan sayuran kontribusinya paling besar (45,10%) daripada kelompok pangan
lain sedangkan di kota disumbang oleh pangan hewani
(58,40%). Hal ini karena di desa sayuran dapat diperoleh
dengan mudah dari lahan pekarangan dan diduga keluarga di
desa kurang mampu membeli pangan hewani yang kaya viatmin
A karena harganya yang relatif mahal.
Rata-rata konsumsi vitamin A anak usia prasekolah di
kota lebih tinggi (621 RE/kapita/hari) daripada di desa
(442 RE/kapita/hari), begitu pula dengan tingkat konsumsinya (199,04% di kota dan 150,83% di desa). Hal ini karena perbedaan frekuensi makan dan distribusi pangan pada
masing-masing keluarga. Sementara itu konsumsi vitamin A
keluarga di desa lebih tinggi (1427 RE/kapita/hari) daripada di kota (927 RE/kapita/hari), demikian pula dengan
tingkat konsumsinya (282% di desa dan 188% di kota). Hal
ini karena ketersediaan pangan sumber vitamin A di desa
lebih tinggi daripada di kota.
Secara umum terdapat hubungan yang positif antara ketersediaan dan konsumsi vitamin A dengan pengetahuan gizi
ibu, dan cenderung negatif dengan besar keluarga. Sementara itu dengan pengeluaran tidak ada hubungan. Di masing-masing daerah ketersediaan dan konsumsi Vitamin A tidak ada hubungan dengan besar keluarga dan pengeluaran keluarga. Namun dengan pengetahuan gizi ibu di kota ada hubungan yang positif sedangkan di desa tidak ada hubungan.
Ketersediaan vitamin A berhubungan positif dengan konsumsi
vitamin A keluarga di kedua daerah. Ketersediaan vitamin
A juga tidak menunjukkan adanya hubungan dengan konsumsi
vitamin A anak usia prasekolah di kota.
Dari hasil uji beda menunjukkan bahwa besar keluargaga, pengetahuan ibu, tingkat pendidikan ayah dan ibu pada
keluarga di desa dan di kota tidak berbeda nyata. Sementara itu pengeluaran keluarga, sikap gizi ibu, ketersediaan vitamin A keluarga dan anak usia prasekolah di desa

KETERSEDIAAN PANGAN SUMBER VITAMIN A PADA KELUARGA
DI PEDESAAN DAN PERKOTAAN
(Studi Kasus di Desa Sukasari, Kecamatan Cilaku, dan Kelurahan Bojong
Herang, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat)

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperpoleh geiar
Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor

Oleh
TRI LESTARI
A 25.1000

JURUSAN GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

: KETERSEDIAAN I'ANGAN SUMBEK VITAMIN A PADA

KELUARGA Dl PEDESAAN DAN PEKKOTAAN (Studi Kasus di Desa Sukasari, Kecamatan Cilaku dari Kelurahan Bojong
Herang, Kecamatan Ciatijur, Kabupaten Ciarijur, I'ropinsi Jawa
Barat)
Narna Mahasiswa : TRI LESTARI
NomorPokok

: A25.1000

Menyetujui

Dosen Pembimbing I

Dr. Ir. Ali Khomsan
NIP. 131404218

Tanggal Lulus : 11 September 1993

Dosen Pembirnbing [ I

-

Ir. ~ e latifah
d ~
NIP. 13 1879327

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Surabaya, pada tanggal 1 Oktober 1969.

Penulis adalah anak kedua dari tiga bersaudara

dari keluarga Bapak Suprapto dan Ibu Mursaidah.
Pendidikan SD ditempuh dari tahun 1976 sampai 1979 di
SD Negeri Tempe1 Sukorejo I1 Surabaya dan tahun 1979 sampai 1982 di SD Negeri Penjaringan Sari I Surabaya. Tahun
1982 penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri XI11 Surabaya hingga lulus pada tahun 1985. Kemudian melanjutkan di
SMA Negeri XVI Surabaya dan lulus pada tahun 1988.

Penulis diterima sebagai mahasiswa IPB pada tahun
1988 melalui Jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK).
Pada tahun 1989 penulis masuk di Jurusan Gizi Masyarakat
dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, IPB.