Analisis kelayakan finansial wortel secara monokultur dan tumpangsari (Studi kasus di Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat)

RINGKASAN
ELYUPIAL PERSANSA DIEN. Analisis Kelayaltan Finansial W o l k l secara
Monolcultur Da11 Tumpa~gsari(Studi Icasus di PT Pusaka Tani, Desa Ciherang,
Kecamatah Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat). (Di bawah bimbinga~lANNA
FARIYANTI).
Produksi hortikultura di I~ldonesiaM~ususnyasayuran terus me~lgalanli
peningkatan. Walaupun telah tejadi pe~lingkatan produltsi sayurall yang culcup
berarti, tetapi peningkatan tersebut belull1 opti~ualmengingat masih tersedianya
potensi sunlberdaya lahan yang cukup luas dan teknologi yaug diterapkan.
Salah satu komoditas hortiltultura yang saat ini cukup banyak nlendapat
perhatian dari pemerintah Indonesia adalah ta11,aman sayuran. Selama Pelita V ,
produltsi sayuran meningltat sebesar 3;97 persen per tahun. Salah satu komoditas
tana~llansayuran yang pote~lsialadalah wortel.
hortiltultura dari ltelom~~olt
Daerah sentra l~rodultsi wortel yang terbesar di Indonesia tahun 1998
adalah Jawa Barat (79.076 ton) dengan luas areal pallell wortel 4.187 hellar yang
tersebar di beberapa kabupaten. Produlcsi wortel terting~~~terdaliat
di Kabupaten
Cianjur sebesar 23,49 ton per helttanlya yang mencapai 63,16 persell dari total
seluruh Jawa Barat (BPS, 1999).
Worlel


dapat

ditanam

secara tunlpangsari

~ ~ ~ a u p umonokultur.
n

Penanaman wortel secara tulnpangsari lnempunyai kelebihan diba~ldingkal
monokultur. Turnpangsari lebih m e ~ ~ j a mkeberhasilan
in
usahatani lmrena memiliki
tanaman sisipan sebagai penu~ljang apabila salah salu mengalami kegagalan
panen. Bagi PT Pusalta Tani pellallalllal wortel secara rno~lokulturdimaksudkan
untuk menjadi pelnasok terbesar di Jawa Barat. Untuk itu usahatani ini perlu
dinilai sejauh

maria


titlgkat efisiensi penanaman wortel baik secaa monokultur

rllaupun turnpangsari. Serta dinilai pula dellgan kriteria-kiteria investasi, karnia
melihat prospek ke depan konloditi wortel ini menunjukkan perlni~ltaan yang
meningkat.
Penelitiau ini berlujuan untuk melihat keragaan usahatani wortel di PT
Pusaka Tani, menganalisis tingkat pendapatan usahatani wortel baik secara
~no~~oltultur
maupun tu~upangsarisel-ta mengallalisis fi~lansialusahatani wortel di
PT Pusaka Tani. Urltult itu digunakan analisis pendapatan usahatani, a~lalisis

kelayakan serta analisis sensitivitas dengall

pengg~~naandata primer dan

sekunder.
Keragaan usahatani woitel di PT Pusaka Tani ine~niliki lahan seluas
16.000 in2 terbagi atas lahan ~nonokulturdan tumpangsari. Tetlaga kerja tetap
yailg diiniliki 20 orang berasal dari luar keluarga. Usaha ini diballgull dengall

lnodal pribadi sebesar Rp 35.000.000.
Hasil analisis petldapatatl dapat dilihat bahwa total peuerilnaan usahatani
wortel tuinpangsari (Rp 28.237.500lhektar) lebih kecil dari inoilokultur (Rp
34.830.000/hektar). IHal ini disebablcan jumlah wortel kelas A yailg inenllilci
kualitas dan harga lebih baik daripada kelas B, pada usahatani ~nonoki~ltur
lebih
bailyak dibaildiilg pada usal~atanitumpangsari. Sedangkan biaya total usahatani
t~~lnpailgsari
(Rp 16.129.633) lebih kecil dibanding ~nollokultur(Rp 20.551.472).
Tingkat

pendapatan

atau

keulltungan

yaug

diperoleh


usahatani

tu~nl~angsari
(Rp 12.107.867) Iebih ltecil dibanding monokultur (Rp 14.273.528).
Dari hasil bagi antara penerimaan total dengan biaya total , maka didapatkan nilai

N C ratio ~~sahatani
wortel pada usahatani lno~~okultur
mau1Iun tunlpangsari
adalah lebih besar dari satu. Nilai N C yang lebih besar dari satu ini nlenunjukkan
bahwa kedua usahatani wortel di PT Pusaka Tani menguntungkan. Dikatakan
delnilcian karena dengan ine~lgeluarkan satu rupiah akan menghasilkan
penerimaan sebesar l,69 rupiah pada usahatani inonokultur dan 1,75 rupiah pada
t~~mpangsari.
Titik inlpas produksi total pada usahatani wortel monokultur tercapai saat
voluiue produksi (QTI) berju~nlah8.673,70 kg atau saat penjualaidpenerin~aal~
total mencapai Rp 8.983.223,53.

Produksi total monokultur yang sebanyak


27.000 kg dengan penerimaan total Rp 34.830.000,00 ternyata telah melampaui
titik impas. Berarti usahatani monokultur telah meinperoleh keuiltungan. Pada
usahatani tuinpangsari titik impas produksi tercapai saat volume produksi (QTI)
berjumlah 5.81 1,90 kg atau pada saat penjualanlpenerimaan total mencapai Rp
6.683.635,OO

Produksi total usahatani tumpangsari yang sebesar 22.500 kg

dengan peneriinaan total Rp 28.237.500, ternyata telah inelampaui titik impas.
Dengall den~ikianusahatani wortel tumpangsari PT Pusaka Tani dikatakan telah
memperoleh keuntungan.

Pada analisis finansial untuk 1 hektar lahan dengall tingkat diskonto 20 O/o
nilai NPV yang diperoleh untuk turnpangsari adalah Rp. -965.723,23, ha1 ini
berarti bahwa usaha tani wortel secara tunlpangsari yang dilakukan menurut nilai
sekarang tidak layak untuk dilaksai~akankare~lanilainya'negatif atau NPV < 0.
Untuk nilai IRR yang diperoleh adalah sebesar 18,56% yang berarti tidak layak
juga untuk dilaltsanaltan karena berada di bawah tingltat bunga yang berlaku.
Sedangltan net B/C diperoleh nilai 0,92 yang berarti i~lvestasiusahatani wortel

turnpangsari untuk setiap satu rupiah nlenghasilkan nlanfaat sebesar 0,92. Dari
perolehan NPV