Patofisiologi Gejala klinis dan diagnosis

2.3.4 Patofisiologi

Fungsi ventilasi dan drainase sangat penting untuk menjaga kondisi sinus tetap normal. Hal ini sangat ditentukan oleh keadaan kompleks osteomeatal. Ostium harus terbuka, silia harus berfungsi secara efektif, dan pengeluaran sekret harus normal. Obstruksi ostium sinus menyebabkan retensi lendir dan menurunkan kandungan oksigen, peningkatan pCO2, menurunkan pH, mengurangi aliran darah mukosa. Pembengkakan membran mukosa juga akan menyempitkan ostium dan menurunkan fungsi pembersihan mukosiliar. Menurut fisiologisnya, kelainan sinus yang utama yang mengakibatkan rinosinusitis adalah karena terjadinya edema mukosa atau penghalang mekanis yang mengakibatkan tertutupnya kompleks osteomeatal. 33,35 Variasi faktor lokal, regional atau sistemik bisa menimbulkan obstruksi kompleks osteomeatal. Faktor regional dan lokal meliputi deviasi septum, nasal polip, variasi anatomis seperti konka bullosa, benda asing, edema yang berhubungan dengan infeksi peradangan karena virus, alergi dan radang selaputlendir hidung non alergi. Faktor sistemik meliputi ciliary dyskinesia syndrome, cystic fibrosis, dan defisiensi imunologis. Pada keadaan infeksi dan inflamasi dilepaskan berbagai mediator vasoaktive amin, protease, metabolik asam arakidonat, kompleks imun, lipopolisakarida yang menyebabkan kerusakan mukosa dan hipersekresi. Ostium sinus mengalami obstruksi, pertukaran gas menjadi terganggu ke dalam sinus normal, sehingga memicu tumbuhnya bakteri, akibatnya timbul infeksi. Gerakan silia pada mukosa sinus menjadi sangat terganggu, sehingga menimbulkan penumpukan sekret dan penebalan mukosa sinus. 33,35,36 Ostium Ostium tertutup Gangguan ventilasi dan drainase Stagnasi Sekret Perubahan Komposisi Sekret dan pH Pertukaran metabolisme Gas dari mukosa Kerusakan silia dan epithelium Perubahan dari bakteri saprofit menjadi pathogen Peningkatan ketebalan dari mukosa eksudatif produktif Gambar 5 Skema siklus Perkembangan Sinusitis Kronis 36

2.3.5 Gejala klinis dan diagnosis

Menurut The American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery AAO- HNS 1997, gejala rinosinusitis kronik dapat dibagi menjadi gejala mayor dan gejala minor. Gejala mayor terdiri dari obstruksi hidunghidung tersumbat, sekret hidung purulen, nyerirasa tertekan pada wajah, gangguan penciuman hyposmiaanosmia, dan iribilitasrewel pada anak. Gejala minor terdiri dari sakit kepala, sakit gigi, batuk, nyerirasa penuh ditelinga, demam dan halitosisbau mulut. 51 Rinosinusitis kronis didiagnosis apabila riwayat gejala yang diderita sudah lebih dari 12 minggu dan dijumpai 2 gejala mayor atau 1 gejala mayor dan 2 gejala minor. Jika hanya 1 gejala mayor atau 2 atau lebih gejala minor yang dijumpai, maka diperkirakan sebagai persangkaan rinosinusitis yang harus termasuk sebagai diagnosis banding. 51

2.3.6 Penatalaksanaan