Studi Kondisi Vegetasi dan Kondisi Fisik Kawasan Pesisir serta Upaya Konservasi di Nanggroe Aceh Darussalam
STUDI KONDISI VEGETASI DAN KONDISI FISIK
KAWASAN PESISIR SERTA UPAYA KONSERVASI
DI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
FERI SURYAWAN
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007
PENYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis: Studi Kondisi Vegetasi dan
Kondisi Fisik Kawasan Pesisir serta Upaya Konservasi di Nanggroe Aceh
Darussalam adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Bogor, Agustus 2007
Feri Suryawan
NIM G 351020051
ABSTRACT
FERI SURYAWAN. Study On Condition Of Vegetation And Physical Condition
Of Coastal Area To Support Conservation Effort In Nanggroe Aceh
Darussalam. Under direction of DR. IR. IBNUL QAYIM and DR. HC.
SUKRISTIJONO SUKARDJO, B.S.c, D.S.c, APU.
The aims of the study were to explain amount of species and diversity of vegetation
in coastal area, to explain physical condition in coastal area and also re-mapping of
coastal area which is preserve coastal area to support conservation effort. This
research used Square method and Survey method. Amount of species of herb group
which were found along the beach of West Aceh consist of 17 species, the highest
important value index was Ipomoea pes-caprae (73.04%), diversity index ( H =2.31).
Amount of species seedling group was consisted of 5 species. Pandanus tectorius was
the highest important value index (226.49%), diversity index ( H =0.88). Sapling
group was consist of 5 species, Casuarina equisetifolia was the highest important
value index (106.94%), diversity index ( H =1.48). Tree group was consist of 9
species, the highest important value index was Cocos nucifera (140.56%), diversity
index ( H =1.58). Mangrove species which was found in coastal area of West Coastal
consist of 5 species, Rhizophora mucronata was the highest important value index
(174.61%), diversity index ( H =1.23), amount of species 47 / hectare. Amount of
mangrove species of tree group which was found in coastal area of East Coastal
(Pidie) consist of 9 species, Rhizophora mucronata was highest important value index
(118.62%), amount of species 118 / hectare, diversity index ( H =1.67). Amount of
mangrove species of sapling group which was found consist of 10 species,
Rhizophora mucronata was the highest important value index (138.28 %), amount of
species 633 / hectare, diversity index ( H =1.78). Amount of mangrove species of
seedling group was consist of 10 species of Rhizophora mucronata was the highest
important value index (50.92%), amount of species 4925 / hectare, diversity index
( H =2.13). West Coastal area was occured abrasion and coastal damage was hard
damage to be compared to East Coastal area. Formation of vegetation which is
function as preserved of coastal area have to planted immediately and correct
assessment to build a physical protector in environment of coastal.
Keyword: Condition of vegetation, physical condition, conservation, coastal, Aceh.
RINGKASAN
FERI SURYAWAN. Studi Kondisi Vegetasi dan Kondisi Fisik Kawasan Pesisir
serta Upaya Konservasi di Nanggroe Aceh Darussalam. Dibimbing oleh
DR. IR. IBNUL QAYIM dan DR. HC. SUKRISTIJONO SUKARDJO, B.S.c,
D.S.c, APU.
Studi ini bertujuan untuk menerangkan jenis-jenis tumbuhan dan keragaman
vegetasi pelindung kawasan pesisir, kondisi fisik lingkungan pesisir serta memetakan
kembali kawasan pelindung lingkungan pesisir untuk mendukung upaya konservasi.
Penelitian ini menggunakan metode Kuadrat dan metode Survey. Kelompok herba
yang terdapat di pantai Aceh Barat terdiri atas 17 jenis, indeks nilai penting tertinggi
Ipomoea pescaprae (73.04%), indeks keragaman ( H =2.31). Kelompok semai terdiri
atas 5 jenis. Pandanus tectorius mempunyai indeks nilai penting tertinggi (226.49%),
indeks keragaman ( H =0.88). Kelompok pancang terdiri atas 5 jenis, Casuarina
equisetifolia mempunyai indeks nilai penting tertinggi (106.94%), indeks keragaman
( H =1.48). Kelompok pohon terdiri atas 9 jenis. Indeks nilai penting tertinggi Cocos
nucifera (140.56%), indeks keragaman ( H =1.58).
Mangrove yang terdapat di kawasan pesisir Pantai Barat terdiri atas 5 jenis,
Rizophora mucronata mempunyai indeks nilai penting tertinggi (174.61%), indeks
keragaman ( H =1.23), kerapatan individu 47 individu / hektar. Kelompok pohon yang
terdapat di mangrove kawasan pesisir Pantai Timur (Pidie) terdiri atas 9 jenis,
Rhizophora mucronata mempunyai indeks nilai penting tertinggi (118.62 %).
Kerapatan individu 118 individu / hektar, indeks keragaman ( H =1.67). Kelompok
pancang yang terdapat di mangrove kawasan Pantai Timur terdiri atas 10 jenis,
Rhizophora mucronata mempunyai indeks nilai penting tertinggi (138.28 %).
Kerapatan individu 633 individu / hektar, indeks keragaman ( H =1.78). Kelompok
semai terdiri atas 10 jenis Rhizophora mucronata mempunyai indeks nilai penting
tertinggi (50.92%), kerapatan individu 4925 individu / hektar indeks keragaman
( H =2.13). kawasan pesisir Pantai Barat mengalami abrasi dan tingkat kerusakan
kawasan pesisir yang lebih berat dibandingkan dengan kawasan pesisir Pantai Timur.
Formasi vegetasi pelindung kawasan pesisir harus ditanami kembali dan penilaian
yang tepat untuk membangun pelindung fisik di kawasan pesisir.
Kata kunci: Kondisi vegetasi, kondisi fisik, konservasi, kawasan pesisir, Aceh.
@ Hak cipta milik IPB, tahun 2007
Hak cipta dilindungi undang-undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumber.
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan
karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau peninjauan
suatu masalah.
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruhnya karya
tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.
STUDI KONDISI VEGETASI DAN KONDISI FISIK
KAWASAN PESISIR SERTA UPAYA KONSERVASI
DI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
FERI SURYAWAN
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Biologi
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007
Judul Tesis
Nama
: STUDI KONDISI VEGETASI DAN KONDISI FISIK
KAWASAN PESISIR SERTA UPAYA KONSERVASI
DI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
: Feri Suryawan
NIM
: G 351020051
Disetujui
Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Ibnul Qayim
Ketua
Dr. Hc. Sukristijono S., B.Sc, D.Sc, APU
Anggota
Diketahui
Ketua program Studi Biologi
Dr. Ir. Dedy Duryadi, DEA
Dekan Sekolah Pascasarjana
Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, MS
Tanggal Ujian: 10 Agustus 2007
Tanggal Lulus:
3 September 2007
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, berkat rahmat
dan karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang terpilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan September 2004 sampai dengan
Agustus 2007 ini dengan judul. STUDI KONDISI VEGETASI DAN KONDISI
FISIK KAWASAN PESISIR SERTA UPAYA KONSERVASI DI NANGGROE
ACEH DARUSSALAM
Atas selesainya karya ilmiah ini, penulis menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1.
Dr.Ir. Ibnul Qayim, selaku Ketua Komisi Pembimbing, yang telah banyak
memberikan bimbingan, bantuan moril dan nasehat dari mulai persiapan
penelitian sampai tersusunnnya karya ilmiah ini.
2.
Dr. HC. Sukristijono Sukardjo, B.S.c, D.S.c, APU, selaku Anggota Komisi
Pembimbing, atas pengarahan, saran dan bimbingan yang diberikan kepada
penulis.
3.
Kepada Dikti yang telah memberikan beasiswa BPPS kepada penulis.
4.
Ketua Program Studi Biologi IPB yang telah banyak memberikan dukungan
moril kepada penulis.
5.
Seluruh Staf Pengajar di IPB yang telah memberikan kuliah kepada peneliti
saat mengikuti kuliah.
6.
Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, MS, selaku Dekan Sekolah Pascasarjana
IPB yang dengan otoritasnya bisa menerima penulis untuk melanjutkan
pendidikan di IPB.
7.
Dr. Ir. Dedy Duryadi DEA, selaku Ketua Program Studi Biologi yang telah
banyak memberikan, bantuan moril dan nasehat kepada penulis.
8.
Kepda Pemerintah Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang telah
memberi bantuan dana pendidikan kepada penulis.
9.
Kepada teman-teman di Program Studi Biologi atas kekompakan dan
kerjasamanya.
10.
Kedua orang tua yang telah memberikan dorongan dan nasehat kepada penulis
serta kepada saudara-saudara yang telah banyak memnbantu penulis pada saat
suka maupun duka.
11.
Istri dan ananda tercinta Harish Ghulaman dan Syafa Amirah dengan
kesabarannya selalu mendorong penulis untuk terus belajar dengan giat dan
tekun dalam menyelesaikan tugas yang mulia ini.
12.
Kepada kawan-kawan yang telah membantu: Wahyu Budiman, S.Pt, Dahlan,
M.Si, Hasanuddin, SP. dan M. Sayuthi, M.Si.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi penulis maupun yang berminat
dalam konservasi vegetasi mangrove dan perlindungan kawasan pesisir khususnya di
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan di Indonesia pada umumya. Kritik dan
saran yang bersifat konstruktif sangat penulis harapkan.
Bogor, Agustus 2007
Feri Suryawan
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Aceh Utara, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam pada
tanggal 30 Desember 1971 sebagai anak ke tiga dari pasangan Nyak Ben Hasan dan
Cut Maryam. Pendidikan sarjana ditempuh di Jurusan Biologi Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, lulus pada tahun
1997. Pada tahun 1998 penulis diangkat menjadi staf pengajar di Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Syiah Kuala Banda
Aceh. Pada tahun 2002 penulis mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan
pendidikan pada Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor pada Program Studi
Biologi. Biaya pendidikan Pascasarjana Program Magister Sains diperoleh dari
BPPS-Dikti mulai tahun 2002-2004.
STUDI KONDISI VEGETASI DAN KONDISI FISIK
KAWASAN PESISIR SERTA UPAYA KONSERVASI
DI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
FERI SURYAWAN
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007
PENYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis: Studi Kondisi Vegetasi dan
Kondisi Fisik Kawasan Pesisir serta Upaya Konservasi di Nanggroe Aceh
Darussalam adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Bogor, Agustus 2007
Feri Suryawan
NIM G 351020051
ABSTRACT
FERI SURYAWAN. Study On Condition Of Vegetation And Physical Condition
Of Coastal Area To Support Conservation Effort In Nanggroe Aceh
Darussalam. Under direction of DR. IR. IBNUL QAYIM and DR. HC.
SUKRISTIJONO SUKARDJO, B.S.c, D.S.c, APU.
The aims of the study were to explain amount of species and diversity of vegetation
in coastal area, to explain physical condition in coastal area and also re-mapping of
coastal area which is preserve coastal area to support conservation effort. This
research used Square method and Survey method. Amount of species of herb group
which were found along the beach of West Aceh consist of 17 species, the highest
important value index was Ipomoea pes-caprae (73.04%), diversity index ( H =2.31).
Amount of species seedling group was consisted of 5 species. Pandanus tectorius was
the highest important value index (226.49%), diversity index ( H =0.88). Sapling
group was consist of 5 species, Casuarina equisetifolia was the highest important
value index (106.94%), diversity index ( H =1.48). Tree group was consist of 9
species, the highest important value index was Cocos nucifera (140.56%), diversity
index ( H =1.58). Mangrove species which was found in coastal area of West Coastal
consist of 5 species, Rhizophora mucronata was the highest important value index
(174.61%), diversity index ( H =1.23), amount of species 47 / hectare. Amount of
mangrove species of tree group which was found in coastal area of East Coastal
(Pidie) consist of 9 species, Rhizophora mucronata was highest important value index
(118.62%), amount of species 118 / hectare, diversity index ( H =1.67). Amount of
mangrove species of sapling group which was found consist of 10 species,
Rhizophora mucronata was the highest important value index (138.28 %), amount of
species 633 / hectare, diversity index ( H =1.78). Amount of mangrove species of
seedling group was consist of 10 species of Rhizophora mucronata was the highest
important value index (50.92%), amount of species 4925 / hectare, diversity index
( H =2.13). West Coastal area was occured abrasion and coastal damage was hard
damage to be compared to East Coastal area. Formation of vegetation which is
function as preserved of coastal area have to planted immediately and correct
assessment to build a physical protector in environment of coastal.
Keyword: Condition of vegetation, physical condition, conservation, coastal, Aceh.
RINGKASAN
FERI SURYAWAN. Studi Kondisi Vegetasi dan Kondisi Fisik Kawasan Pesisir
serta Upaya Konservasi di Nanggroe Aceh Darussalam. Dibimbing oleh
DR. IR. IBNUL QAYIM dan DR. HC. SUKRISTIJONO SUKARDJO, B.S.c,
D.S.c, APU.
Studi ini bertujuan untuk menerangkan jenis-jenis tumbuhan dan keragaman
vegetasi pelindung kawasan pesisir, kondisi fisik lingkungan pesisir serta memetakan
kembali kawasan pelindung lingkungan pesisir untuk mendukung upaya konservasi.
Penelitian ini menggunakan metode Kuadrat dan metode Survey. Kelompok herba
yang terdapat di pantai Aceh Barat terdiri atas 17 jenis, indeks nilai penting tertinggi
Ipomoea pescaprae (73.04%), indeks keragaman ( H =2.31). Kelompok semai terdiri
atas 5 jenis. Pandanus tectorius mempunyai indeks nilai penting tertinggi (226.49%),
indeks keragaman ( H =0.88). Kelompok pancang terdiri atas 5 jenis, Casuarina
equisetifolia mempunyai indeks nilai penting tertinggi (106.94%), indeks keragaman
( H =1.48). Kelompok pohon terdiri atas 9 jenis. Indeks nilai penting tertinggi Cocos
nucifera (140.56%), indeks keragaman ( H =1.58).
Mangrove yang terdapat di kawasan pesisir Pantai Barat terdiri atas 5 jenis,
Rizophora mucronata mempunyai indeks nilai penting tertinggi (174.61%), indeks
keragaman ( H =1.23), kerapatan individu 47 individu / hektar. Kelompok pohon yang
terdapat di mangrove kawasan pesisir Pantai Timur (Pidie) terdiri atas 9 jenis,
Rhizophora mucronata mempunyai indeks nilai penting tertinggi (118.62 %).
Kerapatan individu 118 individu / hektar, indeks keragaman ( H =1.67). Kelompok
pancang yang terdapat di mangrove kawasan Pantai Timur terdiri atas 10 jenis,
Rhizophora mucronata mempunyai indeks nilai penting tertinggi (138.28 %).
Kerapatan individu 633 individu / hektar, indeks keragaman ( H =1.78). Kelompok
semai terdiri atas 10 jenis Rhizophora mucronata mempunyai indeks nilai penting
tertinggi (50.92%), kerapatan individu 4925 individu / hektar indeks keragaman
( H =2.13). kawasan pesisir Pantai Barat mengalami abrasi dan tingkat kerusakan
kawasan pesisir yang lebih berat dibandingkan dengan kawasan pesisir Pantai Timur.
Formasi vegetasi pelindung kawasan pesisir harus ditanami kembali dan penilaian
yang tepat untuk membangun pelindung fisik di kawasan pesisir.
Kata kunci: Kondisi vegetasi, kondisi fisik, konservasi, kawasan pesisir, Aceh.
@ Hak cipta milik IPB, tahun 2007
Hak cipta dilindungi undang-undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumber.
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan
karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau peninjauan
suatu masalah.
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruhnya karya
tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.
STUDI KONDISI VEGETASI DAN KONDISI FISIK
KAWASAN PESISIR SERTA UPAYA KONSERVASI
DI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
FERI SURYAWAN
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Biologi
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007
Judul Tesis
Nama
: STUDI KONDISI VEGETASI DAN KONDISI FISIK
KAWASAN PESISIR SERTA UPAYA KONSERVASI
DI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
: Feri Suryawan
NIM
: G 351020051
Disetujui
Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Ibnul Qayim
Ketua
Dr. Hc. Sukristijono S., B.Sc, D.Sc, APU
Anggota
Diketahui
Ketua program Studi Biologi
Dr. Ir. Dedy Duryadi, DEA
Dekan Sekolah Pascasarjana
Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, MS
Tanggal Ujian: 10 Agustus 2007
Tanggal Lulus:
3 September 2007
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, berkat rahmat
dan karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang terpilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan September 2004 sampai dengan
Agustus 2007 ini dengan judul. STUDI KONDISI VEGETASI DAN KONDISI
FISIK KAWASAN PESISIR SERTA UPAYA KONSERVASI DI NANGGROE
ACEH DARUSSALAM
Atas selesainya karya ilmiah ini, penulis menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1.
Dr.Ir. Ibnul Qayim, selaku Ketua Komisi Pembimbing, yang telah banyak
memberikan bimbingan, bantuan moril dan nasehat dari mulai persiapan
penelitian sampai tersusunnnya karya ilmiah ini.
2.
Dr. HC. Sukristijono Sukardjo, B.S.c, D.S.c, APU, selaku Anggota Komisi
Pembimbing, atas pengarahan, saran dan bimbingan yang diberikan kepada
penulis.
3.
Kepada Dikti yang telah memberikan beasiswa BPPS kepada penulis.
4.
Ketua Program Studi Biologi IPB yang telah banyak memberikan dukungan
moril kepada penulis.
5.
Seluruh Staf Pengajar di IPB yang telah memberikan kuliah kepada peneliti
saat mengikuti kuliah.
6.
Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, MS, selaku Dekan Sekolah Pascasarjana
IPB yang dengan otoritasnya bisa menerima penulis untuk melanjutkan
pendidikan di IPB.
7.
Dr. Ir. Dedy Duryadi DEA, selaku Ketua Program Studi Biologi yang telah
banyak memberikan, bantuan moril dan nasehat kepada penulis.
8.
Kepda Pemerintah Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang telah
memberi bantuan dana pendidikan kepada penulis.
9.
Kepada teman-teman di Program Studi Biologi atas kekompakan dan
kerjasamanya.
10.
Kedua orang tua yang telah memberikan dorongan dan nasehat kepada penulis
serta kepada saudara-saudara yang telah banyak memnbantu penulis pada saat
suka maupun duka.
11.
Istri dan ananda tercinta Harish Ghulaman dan Syafa Amirah dengan
kesabarannya selalu mendorong penulis untuk terus belajar dengan giat dan
tekun dalam menyelesaikan tugas yang mulia ini.
12.
Kepada kawan-kawan yang telah membantu: Wahyu Budiman, S.Pt, Dahlan,
M.Si, Hasanuddin, SP. dan M. Sayuthi, M.Si.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi penulis maupun yang berminat
dalam konservasi vegetasi mangrove dan perlindungan kawasan pesisir khususnya di
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan di Indonesia pada umumya. Kritik dan
saran yang bersifat konstruktif sangat penulis harapkan.
Bogor, Agustus 2007
Feri Suryawan
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Aceh Utara, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam pada
tanggal 30 Desember 1971 sebagai anak ke tiga dari pasangan Nyak Ben Hasan dan
Cut Maryam. Pendidikan sarjana ditempuh di Jurusan Biologi Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, lulus pada tahun
1997. Pada tahun 1998 penulis diangkat menjadi staf pengajar di Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Syiah Kuala Banda
Aceh. Pada tahun 2002 penulis mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan
pendidikan pada Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor pada Program Studi
Biologi. Biaya pendidikan Pascasarjana Program Magister Sains diperoleh dari
BPPS-Dikti mulai tahun 2002-2004.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .............................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................
xvi
PENDAHULUAN...............................................................................................
Latar Belakang ..............................................................................................
Tujuan ..........................................................................................................
1
1
3
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................
Vegetasi Pantai...............................................................................................
Peranan Vegetasi Pantai Terhadap Keadaan Fisik Pantai.............................
4
4
5
Komunitas Tumbuhan...................................................................................
Deskripsi Wilayah Pesisir ............................................................................
Faktor-faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Vegetasi Pantai..............................................................................................
Iklim..............................................................................................................
Cahaya.....................................................................................................
Curah hujan .............................................................................................
Suhu ........................................................................................................
Pasang surut ..................................................................................................
Gelombang ....................................................................................................
Arus...............................................................................................................
Sedimen atau Pasir Pantai .............................................................................
Keragaman Jenis dalam Komunitas..............................................................
6
7
8
8
8
9
9
9
10
11
12
13
BAHAN DAN METODE..................................................................................
Tempat dan Waktu ........................................................................................
Bahan dan Alat..............................................................................................
Metode Penelitian .........................................................................................
15
15
15
15
HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................
Kawasan Pesisir Nanggroe Aceh Darussalam ..............................................
Kawasan Pesisir Wilayah Pantai Barat .........................................................
Kawasan Aceh Barat dan Aceh Jaya.............................................................
Tingkat Kerapatan, Penyebaran, Penguasaan dan Keragaman
Jenis Vegetasi di Pantai Barat Aceh Barat Sebelum Tsunami................
Profil Vegetasi Pantai Barat.....................................................................
Vegetasi Pelindung Pantai Dominan Sebelum Tsunami.........................
Kondisi Lingkungan Fisik Pantai Barat Aceh Barat
Sebelum Tsunami....................................................................................
Beberapa Permasalahan Baru di Pesisir Pantai Barat Aceh Barat ..........
20
20
20
20
25
33
36
38
42
Pantai Padang Seurahet.................................................................................
Vegetasi Mangrove Setelah Tsunami di kawasan Pantai Barat ....................
Upaya Rehabilitasi Kawasan Pesisir Kota Banda Aceh ...............................
Kondisi lingkungan fisik........................................................................
Vegetasi pelindung kawasan pesisir .......................................................
Kawasan Pesisir Aceh Besar.........................................................................
Kawasan Pesisir Wilayah Pantai Timur........................................................
Kawasan Pesisir Pidie ...................................................................................
Kondisi Mangrove Setelah Tsunami.............................................................
Kawasan Pantai Bireuen, Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara ...................
Pantai Ujong Blang .......................................................................................
Pantai Ulee Jalan...........................................................................................
Pantai Hagu Barat Laut .................................................................................
43
46
50
53
54
56
60
60
67
75
75
79
81
SIMPULAN DAN SARAN................................................................................
SIMPULAN .......................................................................................................
SARAN...............................................................................................................
86
86
86
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
87
LAMPIRAN.......................................................................................................
92
DAFTAR TABEL
Halaman
1
Kawasan pesisir yang rusak dan harus direhabilitasi di
Kabupaten Aceh Barat dan Aceh Jaya....................................
2
Jumlah jenis herba yang di temukan lokasi penelitian pantai
Aceh Barat sebelum tsunami.................................................
25
Jumlah jenis semai yang di temukan lokasi penelitian pantai
Aceh Barat sebelum tsunami...................................................
27
Jumlah jenis kelompok pancang yang di temukan lokasi
penelitian pantai Aceh Barat sebelum tsunami …………......
29
Jumlah jenis kelompok pohon yang di temukan lokasi
penelitian pantai Aceh Barat sebelum tsunami …………......
31
Jumlah jenis mangrove kelompok pohon yang di temukan di
Kawasan Pesisir Pantai Barat …………………..……….….
46
Kawasan pesisir yang rusak di Banda Aceh dan Kabupaten
Aceh Besar akibat tsunami......................................................
59
Kawasan pesisir yang di Kabupaten Pidie akibat
tsunami....................................................................................
62
Jumlah jenis mangrove kelompok pohon yang di temukan di
kawasan Pantai Timur ………………………...…………...
67
10 Jumlah jenis mangrove kelompok pancang yang di temukan
kawasan Pantai Timur………………………………………
69
11 Jumlah jenis mangrove kelompok semai yang di temukan di
kawasan Pantai Timur ……………………..……………....
71
13 Kawasan pesisir yang rusak dan harus direhabilitasi di
Kabupaten Bireuen, Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara ….
76
3
4
5
6
7
8
9
23
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Peta area studi di kawasan Pantai Timur dan Pantai Barat
Nanggroe Aceh Darussalam........................................................
16
Plot pengamatan untuk tiap-tiap kelompok vegetasi yang
dibuat pada garis transek.
17
Peta kerusakan kawasan pesisir akibat tsunami di Kabupaten
Aceh Barat .................................................................................
21
Peta kerusakan kawasan pesisir akibat tsunami di Kabupaten
Aceh Jaya....................................................................................
23
Indeks nilai penting jenis herba dari keseluruhan jenis yang
ditemukan di kawasan pantai Aceh Barat ….......……………...
26
Indeks nilai penting jenis semai dari keseluruhan jenis yang
ditemukan di pantai Aceh Barat………………………………..
28
Indeks nilai penting jenis pancang dari keseluruhan jenis yang
ditemukan di pantai Aceh Barat………………………………..
30
Indeks nilai penting jenis pohon dari keseluruhan jenis yang
ditemukan di pantai Aceh Barat……………………………….
32
Indeks keragaman tiap kelompok pertumbuhan vegetasi di
kawasan pantai Aceh Barat.........................................................
33
Profil vegetasi kawasan pantai Barat Aceh Barat pada kawasan
pantai yang masih stabil sebelum tsunami.................................
34
Profil vegetasi kawasan pantai Barat Aceh Barat pada kawasan
pantai yang telah mengalami abrasi sebelum tsunami................
34
Profil vegetasi kawasan pantai Barat Aceh Barat setelah
tsunami........................................................................................
35
Pandanus tectorius merupakan salah satu jenis sebagai
vegetasi pantai yang dominan di pantai Aceh Barat …………..
37
Ipomoea pes-caprae penjalarannya mengarah ke arah laut akan
menutup hamparan pasir di pantai Aceh Barat..........................
38
Gelombang yang datang silih berganti yang menghantam
pantai Aceh Barat.......................................................................
40
16
Pantai Aceh Barat terancam abrasi, terlihat hanya satu formasi
vegetasi pantai kondisi tanah sudah sangat terbuka....................
41
Perbedaan tingkat abrasi antara daerah pantai yang mempunyai
vegetasi jarang dengan vegetasi yang rapat................................
45
Indeks nilai penting jenis-jenis mangrove di Kawasan Pesisir
Pantai Barat ………………………………………………..….
47
Profil vegetasi mangrove di kawasan pesisir pantai Barat
setelah tsunami............................................................................
49
20
Garfik pasang surut kawasan pesisir pantai Barat.......................
50
21
Peta kerusakan kawasan pesisir akibat tsunami di Banda Aceh.
51
22
Kondisi kawasan pesisir kota Banda Aceh sudah sangat
terbuka dan tidak ada vegetasi pelindung kawasan pesisir.........
53
Peta kerusakan kawasan pesisir yang terkena tsunami di
Kabupaten Aceh Besar................................................................
58
Peta kerusakan kawasan pesisir akibat tsunami di Kabupaten
Pidie............................................................................................
62
Bangunan Fisik yang sudah hancur dihantam tsunami di pantai
Mantak Tari Kabupaten Pidie ……………………………..….
64
Upaya Penanaman kembali vegetasi mangrove di Kecamatan
Simpang Tiga Pidie...................................................................
65
Indeks nilai penting jenis-jenis mangrove kelompok pohon di
kawasan Pantai Timur ………………………………………..
68
Indeks nilai penting jenis-jenis mangrove kelompok pancang
di kawasan Pantai Timur ………………………………..……
70
Indeks nilai penting jenis-jenis mangrove kelompok semai di
kawasan Pantai Timur ………………………………………..
72
Profil vegetasi mangrove di kawasan pesisir pantai Timur
setelah tsunami...........................................................................
73
Indeks keragaman tiga kelompok pertumbuhan mangrove,
pohon, pancang dan semai di Kawasan Pantai Timur (Pidie)....
74
Grafik pasang surut kawasan pesisir pantai Timur.....................
75
17
18
19
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Peta kerusakan kawasan pesisir akibat tsunami di Kabupaten
Bireuen, Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara..........................
76
Vegetasi mangrove di pantai Ujong Blang yang sudah mulai
tergusur oleh pemukiman penduduk ………………………….
77
35
Tanggul pemecah gelombang yang dibangun oleh PT. Arun...
78
36
Sekolah yang sudah rusak akibat dampak dari intensitas abrasi
yang terus meningkat di kawasan pantai Ulee Jalan ………….
79
Tanggul pemecah gelombang yang telah rusak dan tidak
mampu lagi melindungi pantai ……………………………......
81
Vegetasi yang tertinggal di pinggir jalan yaitu Hibiscus
tiliaceus dan Cocos nucifera akibat pengubahan lahan ……....
82
Vegetasi pantai yang mengalami penggusuran
kibat
pembangunan tempat wisata.…………………………………..
83
Tanggul pemecah gelombang yang telah rusak diterjang
ombak di kawasan pantai Hagu Barat Laut................................
85
34
37
38
39
40
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1
Titik koodinat daerah penelitian
93
2
Jumlah jenis herba yang di temukan di Pantai Barat Aceh Barat
sebelum tsunami……………………………………………………
94
Jumlah jenis semai yang di temukan di Pantai Barat Aceh Barat
sebelum tsunami................................................................................
94
Jumlah jenis kelompok pancang yang di temukan di Pantai Barat
Aceh Barat sebelum tsunami …………………………..…………..
94
Jumlah jenis kelompok pohon yang di temukan di Pantai Barat
Aceh Barat ……………………………………………………..…..
95
Kerapatan setiap tingkat pertumbuhan vegetasi di pantai Barat
Aceh Barat.........................................................................................
95
Jumlah jenis mangrove kelompok pohon yang di temukan di
kawasan pesisir Pantai Barat............................................................
95
Jumlah jenis mangrove kelompok pohon yang di temukan di
kawasan Pantai Timur......................................................................
96
Jumlah jenis mangrove kelompok pancang yang di temukan
kawasan Pantai Timur......................................................................
96
Jumlah jenis mangrove kelompok semai yang di temukan di
kawasan Pantai Timur ………………………………….………..
96
Kehadiran jenis vegetasi mangrove pada tiga tingkat pertumbuhan
di kawasan Pantai Timur (Pidie)………………………………..….
97
Kerapatan setiap tingkat pertumbuhan vegetasi mangrove di
kawasan pantai Timur.....................................................................
97
Pemanfaatan Pantai Barat Aceh Barat sebagai daerah wisata
sebelum tsunami................................................................................
98
Pembangunan perumahan akan mengalihan fungsi habitat vegetasi
pantai dan akan menurunkan kualitas lingkungan ….......................
98
Sisa-sisa bangunan penahan ombak yang sudah roboh diterjang
ombak di Pantai Padang Seurahet Aceh Barat sebelum
tsunami..............................................................................................
99
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Kondisi kawasan pesisir yang sudah terbuka dan kawasan tambak
tidak ada lagi vegetasi mangrove di Pidie …………………………
99
Kondisi pantai Ujong Blang Kota Lhokseumawe yang sudah
tandus tanpa ditutupi tumbuhan penutup tanah................................
100
Kondisi Mangrove di kawasan pesisir Panai Barat setelah
tsunami..............................................................................................
100
Rehabilitasi kawasan pantai dengan menanam kembali Casuarina
equisetifolia.......................................................................................
101
Vegetasi mangrove yang sudah mati akibat tsunami dan kawasan
mangrove sudah berada di dalam laut ………………………..........
101
21
Vegetasi pantai mati akibat penggenangan air asin di Aceh Jaya….
102
22
Badan pantai telah menjadi laut terlihat dari sisa-sisa yang telah
mati (Cocos nucifera) di Kawasan pesisir Pantai Barat …………...
102
Pembibitan mangrove untuk rehabilitasi kawasan pesisir di
Kecamatan Simpang Tiga Pidie yang dibangun oleh peneliti..........
103
Penanaman dan perawatan mangrove yang dilakukan oleh
kelompok masyarakat sekitar kawasan Simpang Tiga Pidie ……...
103
17
18
19
20
23
24
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Vegetasi yang ada di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam meliputi
kawasan hutan hujan tropis dataran tinggi sampai hutan hujan tropis dataran
rendah. Vegetasi hutan hujan tropis dataran rendah di daerah pesisir secara umum
dibagi ke dalam dua kelompok hutan yaitu hutan mangrove dan hutan pantai.
Hutan hujan tropis dataran rendah memegang peranan penting terhadap
perlindungan kawasan pesisir yaitu memberikan perlindungan terhadap faktor
biotik dan abiotik. Di sekitar pantai terdapat bermacam-macam tipe vegetasi,
antara lain vegetasi pantai yang sedang mengalami peninggian (formasi
pescaprae), vegetasi pantai yang sedang mengalami pengikisan, vegetasi pantai
yang berbatu dan vegetasi pantai berbatu karang. Vegetasi pantai dengan formasi
pescaprae ditandai dengan adanya endapan atau timbunan pasir baru yang terus
meninggi. Di samping itu juga dijumpai beberapa jenis pohon seperti Casuarina
equisetifolia, Terminalia catappa, Hibiscus tiliaceus, Pandanus tectorius dan
berbagai jenis rumput-rumputan.
Di kawasan vegetasi pesisir merupakan salah satu sumberdaya
alam yang sangat potensial, sebagai penahan erosi maupun tempat hidup
berbagai biota laut dan organisme lainnya. Oleh karena itu sumberdaya ini
harus
dikelola
dan
dimanfaatkan
secara
lestari
agar
keberadaannya
berkelanjutan. Sehingga akan memberikan manfaat yang besar bagi pembangunan
dan
kesejahteraan
rakyat,
sesuai
dengan
fungsi
dan
peran
vegetasi
pada umumnya.
Kawasan pesisir setelah tsunami mengalami perubahan (degradasi),
hampir semua vegetasinya hancur sehingga kawasan pesisir tidak lagi
berfungsi
sebagaimana
mestinya,
khususnya
kawasan
yang
berbatasan
langsung Samudera Hindia. Di daerah pesisir vegetasi yang rusak meliputi
vegetasi mangrove, vegetasi pantai dan vegetasi hujan tropis dataran
rendah. Akibatnya, vegetasi kawasan pesisir yang rusak tersebut secara
alami juga akan mengalami perubahan (suksesi) yaitu kehadiran jenis-jenis
baru atau jenis pionir baik herba, semak, dan anakan pohon.
2
Manfaat utama vegetasi mangrove di kawasan pesisir dan estuaria
adalah untuk mencegah erosi, penahan ombak, penahan angin, perangkap
sedimen dan penahan intrusi air asin dari laut. Peranan vegetasi mangrove
di dalam lingkungan biologi adalah sebagai tempat pemijahan dan sebagai
tempat asuhan bagi ikan dan biota laut serta habitat berbagai jenis burung
(Sukardjo dan Frey 1982). Secara ekonomi ada dua jenis mangrove yang
sangat penting yaitu Rhizophora sp dan Bruguiera sp. Kedua spesies ini
dieksploitasi dan digunakan oleh masyarakat untuk pembuatan arang dan
kayu bakar (Sukardjo 1978).
Kawasan pesisir Nanggroe Aceh Darussalam dari tahun ke tahun
mengalami abrasi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, faktor pertama
hilangnya vegetasi pantai, faktor kedua naiknya permukaan air laut, faktor
yang kedua ini akibat pemanasan global. Penahan erosi pantai yang
sangat potensial antara lain adalah dengan menanam kawasan pesisir dengan
tumbuhan dan menjaga kelestarian vegetasi pantai sepanjang garis pantai. Setelah
tsunami kondisi vegetasi dan kondisi fisik pantai mengalami perubahan
yang sangat
drastis
yaitu banyak vegetasi pendukung lingkungan pesisir
mati akibat hantaman tsunami. Maka upaya rehabilitasi di kawasan pesisir harus
dilakukan
segera
yang
didahului
dengan
pemetaan
kembali
kawasan
pesisir yang rusak, dan selanjutnya dilakukan penanaman kembali vegetasi
pelindung pantai.
Data tentang vegetasi di kawasan pesisir dan kondisi fisik pantai
dapat digunakan sebagai acuan untuk program rehabilitasi kawasan pesisir
di Nanggroe Aceh Darussalam pasca tsunami. Data tersebut antara lain
indeks keragaman jenis vegetasi dan jenis-jenis penyusun lingkungan pesisir, tipe
vegetasi pelindung di kawasan pesisir dan kondisi fisik kawasan pesisir.
Berdasarkan data tersebut di atas maka permasalahan keragaman jenis
vegetasi pantai dan faktor-faktor yang mempengaruhi kerusakan pantai dapat
diketahui. Pemetaan kembali kawasan pesisir juga diperlukan untuk menyusun
rencana perlindungan dan menentukan upaya prioritas yang tepat untuk
perlindungan kawasan pesisir.
3
Tujuan Penelitian
1. Menerangkan jenis-jenis dan keragaman vegetasi penyusun lingkungan pesisir
serta menerangkan kondisi fisik lingkungan pesisir.
2. Memetakan kembali kawasan pelindung daerah pesisir pasca tsunami di
Nanggroe Aceh Darussalam untuk mendukung upaya konservasi di
lingkungan pesisir.
4
TINJAUAN PUSTAKA
Vegetasi Pantai
Pantai sebagai bagian dari wilayah pesisir adalah wilayah pertemuan
antara ekosistem laut dan daratan. Daerah batasannya adalah ke arah darat
meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang masih
dipengaruhi oleh sifat-sifat laut, seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan
air laut yang dicirikan oleh vegetasi yang khas, sedangkan ke arah laut meliputi
daerah paparan benua dan mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi
oleh proses alami yang terjadi di darat, seperti sedimentasi, aliran air
tawar dan aktivitas manusia, seperti penggundulan vegetasi dan pencemaran
(Dahuri et al. 2001).
Pantai mempunyai bermacam tipe vegetasi, antara lain formasi pescaprae,
formasi Barringtonia, vegetasi rawa air payau, vegetasi mangrove,
vegetasi
pantai berbatu dan vegetasi pantai berbatu karang. Formasi pescaprae ditandai
dengan adanya tumpukan pasir-pasir yang baru dan terus meninggi. Istilah
pescaprae dihubungkan dengan tumbuhan Ipomoea pescaprae, yaitu sejenis
tumbuhan menjalar dan dominan di habitat pesisir. Tumbuhan ini merupakan
salah satu dari tumbuhan herba yang akarnya dapat mengikat pasir, termasuk
famili Convolvulaceae yang mempunyai akar yang memanjang yang dapat
mengikat permukaan pasir. Selain sistem perakaran yang memanjang tumbuhan
ini dapat menyesuaikan diri dengan keadaan habitat batu pasir yang sangat kering,
labil dan toleran terhadap air asin, angin, miskin unsur hara, dan menghasilkan biji
yang kecil yang dapat mengapung di air. Tumbuhan koloni lainnya adalah Vigna,
Spinifex littoreus (rumput angin), Canavalia maritime dan Euphorbia atoto.
Crinum asiaticum (bakung) dan Scaevola taccada (babakoan) adalah jenis yang
umum di tempat-tempat transisi dengan formasi Barringtonia, yaitu vegetasi yang
didominasi pohon Bariingtonia asiatica (butun) atau oleh Calophyllum
inophyllum (nyamplung) sehingga juga dikatakan sebagai formasi Calophyllum.
Tumbuhan lainnya adalah Erythrina sp , Hernandia peltata, Hibiscus tiliaceus
(waru laut) dan Terminalia catappa (ketapang) sebagai jenis-jenis penghuni.
5
Mangrove adalah tumbuhan yang dapat bertahan hidup pada lingkungan
bergaram, jenuh air dan intensitas sinar matahari penuh. Kondisi ini merupakan
karakteristik ideal bagi vegetasi tropis (Lugo dan Snedaker 1974). Pasang surut
berpengaruh terhadap penyebaran jenis-jenis mangrove.
Komposisi vegetasi
mangrove ditentukan oleh beberapa faktor seperti kondisi tanah dan genangan
pasang surut (Tjardhana dan Purwanto 1995).
Cemara laut (Casuarina equisetifolia) kadang-kadang tumbuh menyebar
ke dalam formasi pescaprae sebagai pohon invasi dalam proses suksesi. Cemara
laut dapat tumbuh dengan baik membentuk tegakan murni, akan tetapi semaian
tumbuhan tersebut tidak bisa tumbuh di dalam tegakan tersebut atau bahkan di
atas tumpukan ranting cemara yang mati (Corner 1952).
Vegetasi mangrove pada umumnya mendominasi zona-zona pantai
berlumpur dan delta estuaria pasang surut. Pada zona pasang surut yang luas
mangrove berbentuk hutan yang lebat, misalnya kawasan delta yang luas dan
kelas-kelas lokasi penggenangan pasang surutnya, pendangkalan (sedimentasi),
dan daerah payau di muara sungai besar (Field 1995).
Peranan Vegetasi Terhadap Keadaan Fisik Pantai
Salah satu fungsi vegetasi pantai adalah meredam energi gelombang
dengan sistem perakaran yang dimilikinya. Sistem perakaran vegetasi akan
menstabilkan dan mengikat sedimen atau pasir pantai. Jika sedimen atau pasir
pantai tidak stabil maka energi gelombang yang menghempas di pantai tidak dapat
terbendung, sehingga akan berdampak pada makin cepatnya proses abrasi di
daerah pesisir.
Mangrove dapat memecahkan gelombang sehingga garis pantai terlindungi
dari bahaya erosi yang disebabkan oleh pasang surut, gelombang dan arus. Sistem
perakaran mangrove juga dapat mengikat substrat atau pasir sehingga badan
pantai akan terlindungi dari abrasi. Vegetasi mangrove akan mendukung proses
perlindungan alami dan lebih murah dibandingkan dengan pembangunan
pelindung fisik atau tanggul penahan gelombang (Gilman et al. 2006).
Abrasi adalah peristiwa pengikisan lapisan permukaan bumi/daratan pantai
oleh angin dan air. Faktor penyebab abrasi antara lain iklim, topografi pantai,
6
sifat sedimen atau pasir pantai dan kondisi vegetasi. Sebagian besar kerusakan
pantai terjadi karena vegetasi pantai tidak berfungsi untuk mencegah
pengikisan pantai.
Komunitas Tumbuhan
Komunitas tumbuhan merupakan produser primer di berbagai ekosistem
yang menentukan keragaman jenis di dalamnya. Komunitas tumbuhan merupakan
sumber daya yang
sangat erat hubungannya dengan manusia, hewan dan
mikroorganisme. Untuk mempertahankan kondisi lingkungan, tumbuhan harus
tetap dominan di semua tempat. Menurut Dumbois dan Ellenberg (1974),
komunitas tumbuhan mengintegrasikan semua pengaruh dan beraksi dengan peka
terhadap berbagai pengaruh perubahan lingkungan baik pengaruh faktor biotik
maupun abiotik.
Vegetasi merupakan masyarakat tumbuhan yang hidup di suatu tempat
pada suatu ekosistem. Bentuk vegetasi merupakan hasil intreraksi faktor-faktor
lingkungan seperti iklim, topografi dan organisme yang berinteraksi dengan
ekosistem tersebut (Setiadi dan Tjondronegoro 1989). Komunitas tumbuhan yang
belum terganggu biasanya mempunyai beberapa bentuk pertumbuhan antara lain
berupa pohon, semak, rumput-rumputan dan tumbuhan lumut. Pohon merupakan
tumbuhan berkayu dengan batang tunggal, biasanya dibedakan dengan tiang
berdasarkan tingginya, pohon umumnya lebih tinggi dari delapan meter. Tiang
memiliki beberapa cabang dan umumnya tingginya kurang dari delapan meter.
Sedangkan vegetasi rumput-rumputan biasanya tidak berkayu. (Michael 1994).
Vegetasi mangrove adalah suatu tipe vegetasi yang khusus terdapat di
sepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut laut.
Ekosistem mangrove terdapat di pantai yang datar dan berair tenang. Biasanya di
pantai-pantai yang jauh dari muara sungai jalur pertumbuhan tegakan mangrove
tidak terlalu lebar. Tempat tumbuh ideal vegetasi mangrove adalah di sekitar
pantai yang lebar muara sungainya, delta dan tempat muara sungainya banyak
mengandung lumpur dan pasir. Perakaran mangrove yang kuat mampu meredam
gerak pasang surut, dan mampu terendam dalam air yang kadar garamnya
bervariasi. Perakaran mangrove juga
mampu mengendalikan lumpur. Daun
7
mangrove merupakan sumber bahan organik penting dalam rantai makanan
akuatik, setiap hektarnya mampu menghasilkan bahan organik dari serasah daun.
Masukan bahan organik ini merupakan kunci kesuburan mangrove (Tjardhana dan
Purwanto 1995).
Deskripsi Wilayah Pesisir
Wilayah pesisir adalah daerah pertemuan antara darat dan laut, dengan
batas ke arah darat meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air
yang masih mendapat pengaruh sifat-sifat laut seperti angin laut, pasang surut dan
perembesan air laut yang dicirikan oleh tipe vegetasi yang khas. Wilayah pesisir
juga merupakan suatu wilayah peralihan antara daratan dan lautan.
Apabila ditinjau dari garis pantai (coastline) maka suatu wilayah pesisir
memiliki dua macam batas (boundaries), yaitu batas sejajar garis pantai
(longshore) dan batas tegak lurus terhadap garis pantai (crosshore).
Batas
wilayah pesisir ke arah laut mencakup bagian atau batas terluar dari daerah
paparan benua (continental shelf) dengan ciri-ciri perairan dipengaruhi oleh proses
alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun proses
yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan vegetasi
dan pencemaran (Nontji 2005).
Wilayah pesisir merupakan suatu wilayah yang unik karena merupakan
tempat dan pencampuran pengaruh antara darat, laut dan udara (iklim). Pada
umumnya wilayah pesisir dan khususnya perairan estuaria mempunyai tingkat
kesuburan yang tinggi, kaya akan unsur hara dan menjadi sumber zat organik
yang penting dalam rantai makanan di laut. Namun demikian, perlu dipahami
bahwa sebagai tempat peralihan antara darat dan laut, wilayah pesisir ditandai
oleh adanya gradient perubahan sifat ekologi yang tajam dan karenanya
merupakan wilayah yang peka terhadap gangguan akibat adanya perubahan
lingkungan dengan fluktuasi di luar batas kewajaran.
Dari segi fungsinya,
wilayah pesisir merupakan zone penyangga (buffer zone) bagi hewan-hewan
migrasi. Menurut Cruz (1981), setiap spesies sepanjang gradient lingkungan
memiliki keunggulan kompetitif yang menjadikan faktor pengendali pola zonasi.
Faktor yang mempengaruhi zonasi spesies vegetasi pantai, yaitu tanah, salinitas
8
air tanah, drainase, aliran arus gelombang, kelembaban tanah dan frekuensi
penggenangan.
Faktor-faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Pertumbuhan Vegetasi
Pantai
Iklim
Cahaya, suhu, curah hujan dan angin berpengaruh kuat terhadap ekosistem
pantai, juga dapat mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Perubahan iklim dapat
menyebabkan kerusakan dan penyusutan keanekaragaman hayati. Perubahan
iklim disebabkan antara lain oleh pemanasan global dan akan berpengaruh
terhadap sistem hidrologi bumi, yang pada akhirnya akan berdampak pada
struktur dan fungsi ekosistem alami. Beberapa tahun terakhir ini, perubahan iklim
telah berdampak terhadap hutan alami, pertanian, ketahanan pangan, kesehatan,
lingkungan, termasuk sumberdaya air dan keanekaragaman hayati. Dampak yang
mudah terlihat akibat perubahan iklim adalah musim kering yang panjang,
frekuensi dan skala banjir yang tinggi di banyak bagian dunia, termasuk
Indonesia. Kebakaran hutan secara besar-besaran yang terjadi tahun 1997 hingga
1998 yang disebabkan oleh aktivit
KAWASAN PESISIR SERTA UPAYA KONSERVASI
DI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
FERI SURYAWAN
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007
PENYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis: Studi Kondisi Vegetasi dan
Kondisi Fisik Kawasan Pesisir serta Upaya Konservasi di Nanggroe Aceh
Darussalam adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Bogor, Agustus 2007
Feri Suryawan
NIM G 351020051
ABSTRACT
FERI SURYAWAN. Study On Condition Of Vegetation And Physical Condition
Of Coastal Area To Support Conservation Effort In Nanggroe Aceh
Darussalam. Under direction of DR. IR. IBNUL QAYIM and DR. HC.
SUKRISTIJONO SUKARDJO, B.S.c, D.S.c, APU.
The aims of the study were to explain amount of species and diversity of vegetation
in coastal area, to explain physical condition in coastal area and also re-mapping of
coastal area which is preserve coastal area to support conservation effort. This
research used Square method and Survey method. Amount of species of herb group
which were found along the beach of West Aceh consist of 17 species, the highest
important value index was Ipomoea pes-caprae (73.04%), diversity index ( H =2.31).
Amount of species seedling group was consisted of 5 species. Pandanus tectorius was
the highest important value index (226.49%), diversity index ( H =0.88). Sapling
group was consist of 5 species, Casuarina equisetifolia was the highest important
value index (106.94%), diversity index ( H =1.48). Tree group was consist of 9
species, the highest important value index was Cocos nucifera (140.56%), diversity
index ( H =1.58). Mangrove species which was found in coastal area of West Coastal
consist of 5 species, Rhizophora mucronata was the highest important value index
(174.61%), diversity index ( H =1.23), amount of species 47 / hectare. Amount of
mangrove species of tree group which was found in coastal area of East Coastal
(Pidie) consist of 9 species, Rhizophora mucronata was highest important value index
(118.62%), amount of species 118 / hectare, diversity index ( H =1.67). Amount of
mangrove species of sapling group which was found consist of 10 species,
Rhizophora mucronata was the highest important value index (138.28 %), amount of
species 633 / hectare, diversity index ( H =1.78). Amount of mangrove species of
seedling group was consist of 10 species of Rhizophora mucronata was the highest
important value index (50.92%), amount of species 4925 / hectare, diversity index
( H =2.13). West Coastal area was occured abrasion and coastal damage was hard
damage to be compared to East Coastal area. Formation of vegetation which is
function as preserved of coastal area have to planted immediately and correct
assessment to build a physical protector in environment of coastal.
Keyword: Condition of vegetation, physical condition, conservation, coastal, Aceh.
RINGKASAN
FERI SURYAWAN. Studi Kondisi Vegetasi dan Kondisi Fisik Kawasan Pesisir
serta Upaya Konservasi di Nanggroe Aceh Darussalam. Dibimbing oleh
DR. IR. IBNUL QAYIM dan DR. HC. SUKRISTIJONO SUKARDJO, B.S.c,
D.S.c, APU.
Studi ini bertujuan untuk menerangkan jenis-jenis tumbuhan dan keragaman
vegetasi pelindung kawasan pesisir, kondisi fisik lingkungan pesisir serta memetakan
kembali kawasan pelindung lingkungan pesisir untuk mendukung upaya konservasi.
Penelitian ini menggunakan metode Kuadrat dan metode Survey. Kelompok herba
yang terdapat di pantai Aceh Barat terdiri atas 17 jenis, indeks nilai penting tertinggi
Ipomoea pescaprae (73.04%), indeks keragaman ( H =2.31). Kelompok semai terdiri
atas 5 jenis. Pandanus tectorius mempunyai indeks nilai penting tertinggi (226.49%),
indeks keragaman ( H =0.88). Kelompok pancang terdiri atas 5 jenis, Casuarina
equisetifolia mempunyai indeks nilai penting tertinggi (106.94%), indeks keragaman
( H =1.48). Kelompok pohon terdiri atas 9 jenis. Indeks nilai penting tertinggi Cocos
nucifera (140.56%), indeks keragaman ( H =1.58).
Mangrove yang terdapat di kawasan pesisir Pantai Barat terdiri atas 5 jenis,
Rizophora mucronata mempunyai indeks nilai penting tertinggi (174.61%), indeks
keragaman ( H =1.23), kerapatan individu 47 individu / hektar. Kelompok pohon yang
terdapat di mangrove kawasan pesisir Pantai Timur (Pidie) terdiri atas 9 jenis,
Rhizophora mucronata mempunyai indeks nilai penting tertinggi (118.62 %).
Kerapatan individu 118 individu / hektar, indeks keragaman ( H =1.67). Kelompok
pancang yang terdapat di mangrove kawasan Pantai Timur terdiri atas 10 jenis,
Rhizophora mucronata mempunyai indeks nilai penting tertinggi (138.28 %).
Kerapatan individu 633 individu / hektar, indeks keragaman ( H =1.78). Kelompok
semai terdiri atas 10 jenis Rhizophora mucronata mempunyai indeks nilai penting
tertinggi (50.92%), kerapatan individu 4925 individu / hektar indeks keragaman
( H =2.13). kawasan pesisir Pantai Barat mengalami abrasi dan tingkat kerusakan
kawasan pesisir yang lebih berat dibandingkan dengan kawasan pesisir Pantai Timur.
Formasi vegetasi pelindung kawasan pesisir harus ditanami kembali dan penilaian
yang tepat untuk membangun pelindung fisik di kawasan pesisir.
Kata kunci: Kondisi vegetasi, kondisi fisik, konservasi, kawasan pesisir, Aceh.
@ Hak cipta milik IPB, tahun 2007
Hak cipta dilindungi undang-undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumber.
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan
karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau peninjauan
suatu masalah.
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruhnya karya
tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.
STUDI KONDISI VEGETASI DAN KONDISI FISIK
KAWASAN PESISIR SERTA UPAYA KONSERVASI
DI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
FERI SURYAWAN
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Biologi
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007
Judul Tesis
Nama
: STUDI KONDISI VEGETASI DAN KONDISI FISIK
KAWASAN PESISIR SERTA UPAYA KONSERVASI
DI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
: Feri Suryawan
NIM
: G 351020051
Disetujui
Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Ibnul Qayim
Ketua
Dr. Hc. Sukristijono S., B.Sc, D.Sc, APU
Anggota
Diketahui
Ketua program Studi Biologi
Dr. Ir. Dedy Duryadi, DEA
Dekan Sekolah Pascasarjana
Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, MS
Tanggal Ujian: 10 Agustus 2007
Tanggal Lulus:
3 September 2007
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, berkat rahmat
dan karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang terpilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan September 2004 sampai dengan
Agustus 2007 ini dengan judul. STUDI KONDISI VEGETASI DAN KONDISI
FISIK KAWASAN PESISIR SERTA UPAYA KONSERVASI DI NANGGROE
ACEH DARUSSALAM
Atas selesainya karya ilmiah ini, penulis menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1.
Dr.Ir. Ibnul Qayim, selaku Ketua Komisi Pembimbing, yang telah banyak
memberikan bimbingan, bantuan moril dan nasehat dari mulai persiapan
penelitian sampai tersusunnnya karya ilmiah ini.
2.
Dr. HC. Sukristijono Sukardjo, B.S.c, D.S.c, APU, selaku Anggota Komisi
Pembimbing, atas pengarahan, saran dan bimbingan yang diberikan kepada
penulis.
3.
Kepada Dikti yang telah memberikan beasiswa BPPS kepada penulis.
4.
Ketua Program Studi Biologi IPB yang telah banyak memberikan dukungan
moril kepada penulis.
5.
Seluruh Staf Pengajar di IPB yang telah memberikan kuliah kepada peneliti
saat mengikuti kuliah.
6.
Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, MS, selaku Dekan Sekolah Pascasarjana
IPB yang dengan otoritasnya bisa menerima penulis untuk melanjutkan
pendidikan di IPB.
7.
Dr. Ir. Dedy Duryadi DEA, selaku Ketua Program Studi Biologi yang telah
banyak memberikan, bantuan moril dan nasehat kepada penulis.
8.
Kepda Pemerintah Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang telah
memberi bantuan dana pendidikan kepada penulis.
9.
Kepada teman-teman di Program Studi Biologi atas kekompakan dan
kerjasamanya.
10.
Kedua orang tua yang telah memberikan dorongan dan nasehat kepada penulis
serta kepada saudara-saudara yang telah banyak memnbantu penulis pada saat
suka maupun duka.
11.
Istri dan ananda tercinta Harish Ghulaman dan Syafa Amirah dengan
kesabarannya selalu mendorong penulis untuk terus belajar dengan giat dan
tekun dalam menyelesaikan tugas yang mulia ini.
12.
Kepada kawan-kawan yang telah membantu: Wahyu Budiman, S.Pt, Dahlan,
M.Si, Hasanuddin, SP. dan M. Sayuthi, M.Si.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi penulis maupun yang berminat
dalam konservasi vegetasi mangrove dan perlindungan kawasan pesisir khususnya di
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan di Indonesia pada umumya. Kritik dan
saran yang bersifat konstruktif sangat penulis harapkan.
Bogor, Agustus 2007
Feri Suryawan
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Aceh Utara, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam pada
tanggal 30 Desember 1971 sebagai anak ke tiga dari pasangan Nyak Ben Hasan dan
Cut Maryam. Pendidikan sarjana ditempuh di Jurusan Biologi Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, lulus pada tahun
1997. Pada tahun 1998 penulis diangkat menjadi staf pengajar di Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Syiah Kuala Banda
Aceh. Pada tahun 2002 penulis mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan
pendidikan pada Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor pada Program Studi
Biologi. Biaya pendidikan Pascasarjana Program Magister Sains diperoleh dari
BPPS-Dikti mulai tahun 2002-2004.
STUDI KONDISI VEGETASI DAN KONDISI FISIK
KAWASAN PESISIR SERTA UPAYA KONSERVASI
DI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
FERI SURYAWAN
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007
PENYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis: Studi Kondisi Vegetasi dan
Kondisi Fisik Kawasan Pesisir serta Upaya Konservasi di Nanggroe Aceh
Darussalam adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Bogor, Agustus 2007
Feri Suryawan
NIM G 351020051
ABSTRACT
FERI SURYAWAN. Study On Condition Of Vegetation And Physical Condition
Of Coastal Area To Support Conservation Effort In Nanggroe Aceh
Darussalam. Under direction of DR. IR. IBNUL QAYIM and DR. HC.
SUKRISTIJONO SUKARDJO, B.S.c, D.S.c, APU.
The aims of the study were to explain amount of species and diversity of vegetation
in coastal area, to explain physical condition in coastal area and also re-mapping of
coastal area which is preserve coastal area to support conservation effort. This
research used Square method and Survey method. Amount of species of herb group
which were found along the beach of West Aceh consist of 17 species, the highest
important value index was Ipomoea pes-caprae (73.04%), diversity index ( H =2.31).
Amount of species seedling group was consisted of 5 species. Pandanus tectorius was
the highest important value index (226.49%), diversity index ( H =0.88). Sapling
group was consist of 5 species, Casuarina equisetifolia was the highest important
value index (106.94%), diversity index ( H =1.48). Tree group was consist of 9
species, the highest important value index was Cocos nucifera (140.56%), diversity
index ( H =1.58). Mangrove species which was found in coastal area of West Coastal
consist of 5 species, Rhizophora mucronata was the highest important value index
(174.61%), diversity index ( H =1.23), amount of species 47 / hectare. Amount of
mangrove species of tree group which was found in coastal area of East Coastal
(Pidie) consist of 9 species, Rhizophora mucronata was highest important value index
(118.62%), amount of species 118 / hectare, diversity index ( H =1.67). Amount of
mangrove species of sapling group which was found consist of 10 species,
Rhizophora mucronata was the highest important value index (138.28 %), amount of
species 633 / hectare, diversity index ( H =1.78). Amount of mangrove species of
seedling group was consist of 10 species of Rhizophora mucronata was the highest
important value index (50.92%), amount of species 4925 / hectare, diversity index
( H =2.13). West Coastal area was occured abrasion and coastal damage was hard
damage to be compared to East Coastal area. Formation of vegetation which is
function as preserved of coastal area have to planted immediately and correct
assessment to build a physical protector in environment of coastal.
Keyword: Condition of vegetation, physical condition, conservation, coastal, Aceh.
RINGKASAN
FERI SURYAWAN. Studi Kondisi Vegetasi dan Kondisi Fisik Kawasan Pesisir
serta Upaya Konservasi di Nanggroe Aceh Darussalam. Dibimbing oleh
DR. IR. IBNUL QAYIM dan DR. HC. SUKRISTIJONO SUKARDJO, B.S.c,
D.S.c, APU.
Studi ini bertujuan untuk menerangkan jenis-jenis tumbuhan dan keragaman
vegetasi pelindung kawasan pesisir, kondisi fisik lingkungan pesisir serta memetakan
kembali kawasan pelindung lingkungan pesisir untuk mendukung upaya konservasi.
Penelitian ini menggunakan metode Kuadrat dan metode Survey. Kelompok herba
yang terdapat di pantai Aceh Barat terdiri atas 17 jenis, indeks nilai penting tertinggi
Ipomoea pescaprae (73.04%), indeks keragaman ( H =2.31). Kelompok semai terdiri
atas 5 jenis. Pandanus tectorius mempunyai indeks nilai penting tertinggi (226.49%),
indeks keragaman ( H =0.88). Kelompok pancang terdiri atas 5 jenis, Casuarina
equisetifolia mempunyai indeks nilai penting tertinggi (106.94%), indeks keragaman
( H =1.48). Kelompok pohon terdiri atas 9 jenis. Indeks nilai penting tertinggi Cocos
nucifera (140.56%), indeks keragaman ( H =1.58).
Mangrove yang terdapat di kawasan pesisir Pantai Barat terdiri atas 5 jenis,
Rizophora mucronata mempunyai indeks nilai penting tertinggi (174.61%), indeks
keragaman ( H =1.23), kerapatan individu 47 individu / hektar. Kelompok pohon yang
terdapat di mangrove kawasan pesisir Pantai Timur (Pidie) terdiri atas 9 jenis,
Rhizophora mucronata mempunyai indeks nilai penting tertinggi (118.62 %).
Kerapatan individu 118 individu / hektar, indeks keragaman ( H =1.67). Kelompok
pancang yang terdapat di mangrove kawasan Pantai Timur terdiri atas 10 jenis,
Rhizophora mucronata mempunyai indeks nilai penting tertinggi (138.28 %).
Kerapatan individu 633 individu / hektar, indeks keragaman ( H =1.78). Kelompok
semai terdiri atas 10 jenis Rhizophora mucronata mempunyai indeks nilai penting
tertinggi (50.92%), kerapatan individu 4925 individu / hektar indeks keragaman
( H =2.13). kawasan pesisir Pantai Barat mengalami abrasi dan tingkat kerusakan
kawasan pesisir yang lebih berat dibandingkan dengan kawasan pesisir Pantai Timur.
Formasi vegetasi pelindung kawasan pesisir harus ditanami kembali dan penilaian
yang tepat untuk membangun pelindung fisik di kawasan pesisir.
Kata kunci: Kondisi vegetasi, kondisi fisik, konservasi, kawasan pesisir, Aceh.
@ Hak cipta milik IPB, tahun 2007
Hak cipta dilindungi undang-undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumber.
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan
karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau peninjauan
suatu masalah.
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruhnya karya
tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.
STUDI KONDISI VEGETASI DAN KONDISI FISIK
KAWASAN PESISIR SERTA UPAYA KONSERVASI
DI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
FERI SURYAWAN
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Biologi
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007
Judul Tesis
Nama
: STUDI KONDISI VEGETASI DAN KONDISI FISIK
KAWASAN PESISIR SERTA UPAYA KONSERVASI
DI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
: Feri Suryawan
NIM
: G 351020051
Disetujui
Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Ibnul Qayim
Ketua
Dr. Hc. Sukristijono S., B.Sc, D.Sc, APU
Anggota
Diketahui
Ketua program Studi Biologi
Dr. Ir. Dedy Duryadi, DEA
Dekan Sekolah Pascasarjana
Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, MS
Tanggal Ujian: 10 Agustus 2007
Tanggal Lulus:
3 September 2007
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, berkat rahmat
dan karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang terpilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan September 2004 sampai dengan
Agustus 2007 ini dengan judul. STUDI KONDISI VEGETASI DAN KONDISI
FISIK KAWASAN PESISIR SERTA UPAYA KONSERVASI DI NANGGROE
ACEH DARUSSALAM
Atas selesainya karya ilmiah ini, penulis menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1.
Dr.Ir. Ibnul Qayim, selaku Ketua Komisi Pembimbing, yang telah banyak
memberikan bimbingan, bantuan moril dan nasehat dari mulai persiapan
penelitian sampai tersusunnnya karya ilmiah ini.
2.
Dr. HC. Sukristijono Sukardjo, B.S.c, D.S.c, APU, selaku Anggota Komisi
Pembimbing, atas pengarahan, saran dan bimbingan yang diberikan kepada
penulis.
3.
Kepada Dikti yang telah memberikan beasiswa BPPS kepada penulis.
4.
Ketua Program Studi Biologi IPB yang telah banyak memberikan dukungan
moril kepada penulis.
5.
Seluruh Staf Pengajar di IPB yang telah memberikan kuliah kepada peneliti
saat mengikuti kuliah.
6.
Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, MS, selaku Dekan Sekolah Pascasarjana
IPB yang dengan otoritasnya bisa menerima penulis untuk melanjutkan
pendidikan di IPB.
7.
Dr. Ir. Dedy Duryadi DEA, selaku Ketua Program Studi Biologi yang telah
banyak memberikan, bantuan moril dan nasehat kepada penulis.
8.
Kepda Pemerintah Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang telah
memberi bantuan dana pendidikan kepada penulis.
9.
Kepada teman-teman di Program Studi Biologi atas kekompakan dan
kerjasamanya.
10.
Kedua orang tua yang telah memberikan dorongan dan nasehat kepada penulis
serta kepada saudara-saudara yang telah banyak memnbantu penulis pada saat
suka maupun duka.
11.
Istri dan ananda tercinta Harish Ghulaman dan Syafa Amirah dengan
kesabarannya selalu mendorong penulis untuk terus belajar dengan giat dan
tekun dalam menyelesaikan tugas yang mulia ini.
12.
Kepada kawan-kawan yang telah membantu: Wahyu Budiman, S.Pt, Dahlan,
M.Si, Hasanuddin, SP. dan M. Sayuthi, M.Si.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi penulis maupun yang berminat
dalam konservasi vegetasi mangrove dan perlindungan kawasan pesisir khususnya di
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan di Indonesia pada umumya. Kritik dan
saran yang bersifat konstruktif sangat penulis harapkan.
Bogor, Agustus 2007
Feri Suryawan
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Aceh Utara, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam pada
tanggal 30 Desember 1971 sebagai anak ke tiga dari pasangan Nyak Ben Hasan dan
Cut Maryam. Pendidikan sarjana ditempuh di Jurusan Biologi Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, lulus pada tahun
1997. Pada tahun 1998 penulis diangkat menjadi staf pengajar di Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Syiah Kuala Banda
Aceh. Pada tahun 2002 penulis mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan
pendidikan pada Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor pada Program Studi
Biologi. Biaya pendidikan Pascasarjana Program Magister Sains diperoleh dari
BPPS-Dikti mulai tahun 2002-2004.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .............................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................
xvi
PENDAHULUAN...............................................................................................
Latar Belakang ..............................................................................................
Tujuan ..........................................................................................................
1
1
3
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................
Vegetasi Pantai...............................................................................................
Peranan Vegetasi Pantai Terhadap Keadaan Fisik Pantai.............................
4
4
5
Komunitas Tumbuhan...................................................................................
Deskripsi Wilayah Pesisir ............................................................................
Faktor-faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Vegetasi Pantai..............................................................................................
Iklim..............................................................................................................
Cahaya.....................................................................................................
Curah hujan .............................................................................................
Suhu ........................................................................................................
Pasang surut ..................................................................................................
Gelombang ....................................................................................................
Arus...............................................................................................................
Sedimen atau Pasir Pantai .............................................................................
Keragaman Jenis dalam Komunitas..............................................................
6
7
8
8
8
9
9
9
10
11
12
13
BAHAN DAN METODE..................................................................................
Tempat dan Waktu ........................................................................................
Bahan dan Alat..............................................................................................
Metode Penelitian .........................................................................................
15
15
15
15
HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................
Kawasan Pesisir Nanggroe Aceh Darussalam ..............................................
Kawasan Pesisir Wilayah Pantai Barat .........................................................
Kawasan Aceh Barat dan Aceh Jaya.............................................................
Tingkat Kerapatan, Penyebaran, Penguasaan dan Keragaman
Jenis Vegetasi di Pantai Barat Aceh Barat Sebelum Tsunami................
Profil Vegetasi Pantai Barat.....................................................................
Vegetasi Pelindung Pantai Dominan Sebelum Tsunami.........................
Kondisi Lingkungan Fisik Pantai Barat Aceh Barat
Sebelum Tsunami....................................................................................
Beberapa Permasalahan Baru di Pesisir Pantai Barat Aceh Barat ..........
20
20
20
20
25
33
36
38
42
Pantai Padang Seurahet.................................................................................
Vegetasi Mangrove Setelah Tsunami di kawasan Pantai Barat ....................
Upaya Rehabilitasi Kawasan Pesisir Kota Banda Aceh ...............................
Kondisi lingkungan fisik........................................................................
Vegetasi pelindung kawasan pesisir .......................................................
Kawasan Pesisir Aceh Besar.........................................................................
Kawasan Pesisir Wilayah Pantai Timur........................................................
Kawasan Pesisir Pidie ...................................................................................
Kondisi Mangrove Setelah Tsunami.............................................................
Kawasan Pantai Bireuen, Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara ...................
Pantai Ujong Blang .......................................................................................
Pantai Ulee Jalan...........................................................................................
Pantai Hagu Barat Laut .................................................................................
43
46
50
53
54
56
60
60
67
75
75
79
81
SIMPULAN DAN SARAN................................................................................
SIMPULAN .......................................................................................................
SARAN...............................................................................................................
86
86
86
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
87
LAMPIRAN.......................................................................................................
92
DAFTAR TABEL
Halaman
1
Kawasan pesisir yang rusak dan harus direhabilitasi di
Kabupaten Aceh Barat dan Aceh Jaya....................................
2
Jumlah jenis herba yang di temukan lokasi penelitian pantai
Aceh Barat sebelum tsunami.................................................
25
Jumlah jenis semai yang di temukan lokasi penelitian pantai
Aceh Barat sebelum tsunami...................................................
27
Jumlah jenis kelompok pancang yang di temukan lokasi
penelitian pantai Aceh Barat sebelum tsunami …………......
29
Jumlah jenis kelompok pohon yang di temukan lokasi
penelitian pantai Aceh Barat sebelum tsunami …………......
31
Jumlah jenis mangrove kelompok pohon yang di temukan di
Kawasan Pesisir Pantai Barat …………………..……….….
46
Kawasan pesisir yang rusak di Banda Aceh dan Kabupaten
Aceh Besar akibat tsunami......................................................
59
Kawasan pesisir yang di Kabupaten Pidie akibat
tsunami....................................................................................
62
Jumlah jenis mangrove kelompok pohon yang di temukan di
kawasan Pantai Timur ………………………...…………...
67
10 Jumlah jenis mangrove kelompok pancang yang di temukan
kawasan Pantai Timur………………………………………
69
11 Jumlah jenis mangrove kelompok semai yang di temukan di
kawasan Pantai Timur ……………………..……………....
71
13 Kawasan pesisir yang rusak dan harus direhabilitasi di
Kabupaten Bireuen, Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara ….
76
3
4
5
6
7
8
9
23
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Peta area studi di kawasan Pantai Timur dan Pantai Barat
Nanggroe Aceh Darussalam........................................................
16
Plot pengamatan untuk tiap-tiap kelompok vegetasi yang
dibuat pada garis transek.
17
Peta kerusakan kawasan pesisir akibat tsunami di Kabupaten
Aceh Barat .................................................................................
21
Peta kerusakan kawasan pesisir akibat tsunami di Kabupaten
Aceh Jaya....................................................................................
23
Indeks nilai penting jenis herba dari keseluruhan jenis yang
ditemukan di kawasan pantai Aceh Barat ….......……………...
26
Indeks nilai penting jenis semai dari keseluruhan jenis yang
ditemukan di pantai Aceh Barat………………………………..
28
Indeks nilai penting jenis pancang dari keseluruhan jenis yang
ditemukan di pantai Aceh Barat………………………………..
30
Indeks nilai penting jenis pohon dari keseluruhan jenis yang
ditemukan di pantai Aceh Barat……………………………….
32
Indeks keragaman tiap kelompok pertumbuhan vegetasi di
kawasan pantai Aceh Barat.........................................................
33
Profil vegetasi kawasan pantai Barat Aceh Barat pada kawasan
pantai yang masih stabil sebelum tsunami.................................
34
Profil vegetasi kawasan pantai Barat Aceh Barat pada kawasan
pantai yang telah mengalami abrasi sebelum tsunami................
34
Profil vegetasi kawasan pantai Barat Aceh Barat setelah
tsunami........................................................................................
35
Pandanus tectorius merupakan salah satu jenis sebagai
vegetasi pantai yang dominan di pantai Aceh Barat …………..
37
Ipomoea pes-caprae penjalarannya mengarah ke arah laut akan
menutup hamparan pasir di pantai Aceh Barat..........................
38
Gelombang yang datang silih berganti yang menghantam
pantai Aceh Barat.......................................................................
40
16
Pantai Aceh Barat terancam abrasi, terlihat hanya satu formasi
vegetasi pantai kondisi tanah sudah sangat terbuka....................
41
Perbedaan tingkat abrasi antara daerah pantai yang mempunyai
vegetasi jarang dengan vegetasi yang rapat................................
45
Indeks nilai penting jenis-jenis mangrove di Kawasan Pesisir
Pantai Barat ………………………………………………..….
47
Profil vegetasi mangrove di kawasan pesisir pantai Barat
setelah tsunami............................................................................
49
20
Garfik pasang surut kawasan pesisir pantai Barat.......................
50
21
Peta kerusakan kawasan pesisir akibat tsunami di Banda Aceh.
51
22
Kondisi kawasan pesisir kota Banda Aceh sudah sangat
terbuka dan tidak ada vegetasi pelindung kawasan pesisir.........
53
Peta kerusakan kawasan pesisir yang terkena tsunami di
Kabupaten Aceh Besar................................................................
58
Peta kerusakan kawasan pesisir akibat tsunami di Kabupaten
Pidie............................................................................................
62
Bangunan Fisik yang sudah hancur dihantam tsunami di pantai
Mantak Tari Kabupaten Pidie ……………………………..….
64
Upaya Penanaman kembali vegetasi mangrove di Kecamatan
Simpang Tiga Pidie...................................................................
65
Indeks nilai penting jenis-jenis mangrove kelompok pohon di
kawasan Pantai Timur ………………………………………..
68
Indeks nilai penting jenis-jenis mangrove kelompok pancang
di kawasan Pantai Timur ………………………………..……
70
Indeks nilai penting jenis-jenis mangrove kelompok semai di
kawasan Pantai Timur ………………………………………..
72
Profil vegetasi mangrove di kawasan pesisir pantai Timur
setelah tsunami...........................................................................
73
Indeks keragaman tiga kelompok pertumbuhan mangrove,
pohon, pancang dan semai di Kawasan Pantai Timur (Pidie)....
74
Grafik pasang surut kawasan pesisir pantai Timur.....................
75
17
18
19
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Peta kerusakan kawasan pesisir akibat tsunami di Kabupaten
Bireuen, Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara..........................
76
Vegetasi mangrove di pantai Ujong Blang yang sudah mulai
tergusur oleh pemukiman penduduk ………………………….
77
35
Tanggul pemecah gelombang yang dibangun oleh PT. Arun...
78
36
Sekolah yang sudah rusak akibat dampak dari intensitas abrasi
yang terus meningkat di kawasan pantai Ulee Jalan ………….
79
Tanggul pemecah gelombang yang telah rusak dan tidak
mampu lagi melindungi pantai ……………………………......
81
Vegetasi yang tertinggal di pinggir jalan yaitu Hibiscus
tiliaceus dan Cocos nucifera akibat pengubahan lahan ……....
82
Vegetasi pantai yang mengalami penggusuran
kibat
pembangunan tempat wisata.…………………………………..
83
Tanggul pemecah gelombang yang telah rusak diterjang
ombak di kawasan pantai Hagu Barat Laut................................
85
34
37
38
39
40
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1
Titik koodinat daerah penelitian
93
2
Jumlah jenis herba yang di temukan di Pantai Barat Aceh Barat
sebelum tsunami……………………………………………………
94
Jumlah jenis semai yang di temukan di Pantai Barat Aceh Barat
sebelum tsunami................................................................................
94
Jumlah jenis kelompok pancang yang di temukan di Pantai Barat
Aceh Barat sebelum tsunami …………………………..…………..
94
Jumlah jenis kelompok pohon yang di temukan di Pantai Barat
Aceh Barat ……………………………………………………..…..
95
Kerapatan setiap tingkat pertumbuhan vegetasi di pantai Barat
Aceh Barat.........................................................................................
95
Jumlah jenis mangrove kelompok pohon yang di temukan di
kawasan pesisir Pantai Barat............................................................
95
Jumlah jenis mangrove kelompok pohon yang di temukan di
kawasan Pantai Timur......................................................................
96
Jumlah jenis mangrove kelompok pancang yang di temukan
kawasan Pantai Timur......................................................................
96
Jumlah jenis mangrove kelompok semai yang di temukan di
kawasan Pantai Timur ………………………………….………..
96
Kehadiran jenis vegetasi mangrove pada tiga tingkat pertumbuhan
di kawasan Pantai Timur (Pidie)………………………………..….
97
Kerapatan setiap tingkat pertumbuhan vegetasi mangrove di
kawasan pantai Timur.....................................................................
97
Pemanfaatan Pantai Barat Aceh Barat sebagai daerah wisata
sebelum tsunami................................................................................
98
Pembangunan perumahan akan mengalihan fungsi habitat vegetasi
pantai dan akan menurunkan kualitas lingkungan ….......................
98
Sisa-sisa bangunan penahan ombak yang sudah roboh diterjang
ombak di Pantai Padang Seurahet Aceh Barat sebelum
tsunami..............................................................................................
99
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Kondisi kawasan pesisir yang sudah terbuka dan kawasan tambak
tidak ada lagi vegetasi mangrove di Pidie …………………………
99
Kondisi pantai Ujong Blang Kota Lhokseumawe yang sudah
tandus tanpa ditutupi tumbuhan penutup tanah................................
100
Kondisi Mangrove di kawasan pesisir Panai Barat setelah
tsunami..............................................................................................
100
Rehabilitasi kawasan pantai dengan menanam kembali Casuarina
equisetifolia.......................................................................................
101
Vegetasi mangrove yang sudah mati akibat tsunami dan kawasan
mangrove sudah berada di dalam laut ………………………..........
101
21
Vegetasi pantai mati akibat penggenangan air asin di Aceh Jaya….
102
22
Badan pantai telah menjadi laut terlihat dari sisa-sisa yang telah
mati (Cocos nucifera) di Kawasan pesisir Pantai Barat …………...
102
Pembibitan mangrove untuk rehabilitasi kawasan pesisir di
Kecamatan Simpang Tiga Pidie yang dibangun oleh peneliti..........
103
Penanaman dan perawatan mangrove yang dilakukan oleh
kelompok masyarakat sekitar kawasan Simpang Tiga Pidie ……...
103
17
18
19
20
23
24
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Vegetasi yang ada di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam meliputi
kawasan hutan hujan tropis dataran tinggi sampai hutan hujan tropis dataran
rendah. Vegetasi hutan hujan tropis dataran rendah di daerah pesisir secara umum
dibagi ke dalam dua kelompok hutan yaitu hutan mangrove dan hutan pantai.
Hutan hujan tropis dataran rendah memegang peranan penting terhadap
perlindungan kawasan pesisir yaitu memberikan perlindungan terhadap faktor
biotik dan abiotik. Di sekitar pantai terdapat bermacam-macam tipe vegetasi,
antara lain vegetasi pantai yang sedang mengalami peninggian (formasi
pescaprae), vegetasi pantai yang sedang mengalami pengikisan, vegetasi pantai
yang berbatu dan vegetasi pantai berbatu karang. Vegetasi pantai dengan formasi
pescaprae ditandai dengan adanya endapan atau timbunan pasir baru yang terus
meninggi. Di samping itu juga dijumpai beberapa jenis pohon seperti Casuarina
equisetifolia, Terminalia catappa, Hibiscus tiliaceus, Pandanus tectorius dan
berbagai jenis rumput-rumputan.
Di kawasan vegetasi pesisir merupakan salah satu sumberdaya
alam yang sangat potensial, sebagai penahan erosi maupun tempat hidup
berbagai biota laut dan organisme lainnya. Oleh karena itu sumberdaya ini
harus
dikelola
dan
dimanfaatkan
secara
lestari
agar
keberadaannya
berkelanjutan. Sehingga akan memberikan manfaat yang besar bagi pembangunan
dan
kesejahteraan
rakyat,
sesuai
dengan
fungsi
dan
peran
vegetasi
pada umumnya.
Kawasan pesisir setelah tsunami mengalami perubahan (degradasi),
hampir semua vegetasinya hancur sehingga kawasan pesisir tidak lagi
berfungsi
sebagaimana
mestinya,
khususnya
kawasan
yang
berbatasan
langsung Samudera Hindia. Di daerah pesisir vegetasi yang rusak meliputi
vegetasi mangrove, vegetasi pantai dan vegetasi hujan tropis dataran
rendah. Akibatnya, vegetasi kawasan pesisir yang rusak tersebut secara
alami juga akan mengalami perubahan (suksesi) yaitu kehadiran jenis-jenis
baru atau jenis pionir baik herba, semak, dan anakan pohon.
2
Manfaat utama vegetasi mangrove di kawasan pesisir dan estuaria
adalah untuk mencegah erosi, penahan ombak, penahan angin, perangkap
sedimen dan penahan intrusi air asin dari laut. Peranan vegetasi mangrove
di dalam lingkungan biologi adalah sebagai tempat pemijahan dan sebagai
tempat asuhan bagi ikan dan biota laut serta habitat berbagai jenis burung
(Sukardjo dan Frey 1982). Secara ekonomi ada dua jenis mangrove yang
sangat penting yaitu Rhizophora sp dan Bruguiera sp. Kedua spesies ini
dieksploitasi dan digunakan oleh masyarakat untuk pembuatan arang dan
kayu bakar (Sukardjo 1978).
Kawasan pesisir Nanggroe Aceh Darussalam dari tahun ke tahun
mengalami abrasi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, faktor pertama
hilangnya vegetasi pantai, faktor kedua naiknya permukaan air laut, faktor
yang kedua ini akibat pemanasan global. Penahan erosi pantai yang
sangat potensial antara lain adalah dengan menanam kawasan pesisir dengan
tumbuhan dan menjaga kelestarian vegetasi pantai sepanjang garis pantai. Setelah
tsunami kondisi vegetasi dan kondisi fisik pantai mengalami perubahan
yang sangat
drastis
yaitu banyak vegetasi pendukung lingkungan pesisir
mati akibat hantaman tsunami. Maka upaya rehabilitasi di kawasan pesisir harus
dilakukan
segera
yang
didahului
dengan
pemetaan
kembali
kawasan
pesisir yang rusak, dan selanjutnya dilakukan penanaman kembali vegetasi
pelindung pantai.
Data tentang vegetasi di kawasan pesisir dan kondisi fisik pantai
dapat digunakan sebagai acuan untuk program rehabilitasi kawasan pesisir
di Nanggroe Aceh Darussalam pasca tsunami. Data tersebut antara lain
indeks keragaman jenis vegetasi dan jenis-jenis penyusun lingkungan pesisir, tipe
vegetasi pelindung di kawasan pesisir dan kondisi fisik kawasan pesisir.
Berdasarkan data tersebut di atas maka permasalahan keragaman jenis
vegetasi pantai dan faktor-faktor yang mempengaruhi kerusakan pantai dapat
diketahui. Pemetaan kembali kawasan pesisir juga diperlukan untuk menyusun
rencana perlindungan dan menentukan upaya prioritas yang tepat untuk
perlindungan kawasan pesisir.
3
Tujuan Penelitian
1. Menerangkan jenis-jenis dan keragaman vegetasi penyusun lingkungan pesisir
serta menerangkan kondisi fisik lingkungan pesisir.
2. Memetakan kembali kawasan pelindung daerah pesisir pasca tsunami di
Nanggroe Aceh Darussalam untuk mendukung upaya konservasi di
lingkungan pesisir.
4
TINJAUAN PUSTAKA
Vegetasi Pantai
Pantai sebagai bagian dari wilayah pesisir adalah wilayah pertemuan
antara ekosistem laut dan daratan. Daerah batasannya adalah ke arah darat
meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang masih
dipengaruhi oleh sifat-sifat laut, seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan
air laut yang dicirikan oleh vegetasi yang khas, sedangkan ke arah laut meliputi
daerah paparan benua dan mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi
oleh proses alami yang terjadi di darat, seperti sedimentasi, aliran air
tawar dan aktivitas manusia, seperti penggundulan vegetasi dan pencemaran
(Dahuri et al. 2001).
Pantai mempunyai bermacam tipe vegetasi, antara lain formasi pescaprae,
formasi Barringtonia, vegetasi rawa air payau, vegetasi mangrove,
vegetasi
pantai berbatu dan vegetasi pantai berbatu karang. Formasi pescaprae ditandai
dengan adanya tumpukan pasir-pasir yang baru dan terus meninggi. Istilah
pescaprae dihubungkan dengan tumbuhan Ipomoea pescaprae, yaitu sejenis
tumbuhan menjalar dan dominan di habitat pesisir. Tumbuhan ini merupakan
salah satu dari tumbuhan herba yang akarnya dapat mengikat pasir, termasuk
famili Convolvulaceae yang mempunyai akar yang memanjang yang dapat
mengikat permukaan pasir. Selain sistem perakaran yang memanjang tumbuhan
ini dapat menyesuaikan diri dengan keadaan habitat batu pasir yang sangat kering,
labil dan toleran terhadap air asin, angin, miskin unsur hara, dan menghasilkan biji
yang kecil yang dapat mengapung di air. Tumbuhan koloni lainnya adalah Vigna,
Spinifex littoreus (rumput angin), Canavalia maritime dan Euphorbia atoto.
Crinum asiaticum (bakung) dan Scaevola taccada (babakoan) adalah jenis yang
umum di tempat-tempat transisi dengan formasi Barringtonia, yaitu vegetasi yang
didominasi pohon Bariingtonia asiatica (butun) atau oleh Calophyllum
inophyllum (nyamplung) sehingga juga dikatakan sebagai formasi Calophyllum.
Tumbuhan lainnya adalah Erythrina sp , Hernandia peltata, Hibiscus tiliaceus
(waru laut) dan Terminalia catappa (ketapang) sebagai jenis-jenis penghuni.
5
Mangrove adalah tumbuhan yang dapat bertahan hidup pada lingkungan
bergaram, jenuh air dan intensitas sinar matahari penuh. Kondisi ini merupakan
karakteristik ideal bagi vegetasi tropis (Lugo dan Snedaker 1974). Pasang surut
berpengaruh terhadap penyebaran jenis-jenis mangrove.
Komposisi vegetasi
mangrove ditentukan oleh beberapa faktor seperti kondisi tanah dan genangan
pasang surut (Tjardhana dan Purwanto 1995).
Cemara laut (Casuarina equisetifolia) kadang-kadang tumbuh menyebar
ke dalam formasi pescaprae sebagai pohon invasi dalam proses suksesi. Cemara
laut dapat tumbuh dengan baik membentuk tegakan murni, akan tetapi semaian
tumbuhan tersebut tidak bisa tumbuh di dalam tegakan tersebut atau bahkan di
atas tumpukan ranting cemara yang mati (Corner 1952).
Vegetasi mangrove pada umumnya mendominasi zona-zona pantai
berlumpur dan delta estuaria pasang surut. Pada zona pasang surut yang luas
mangrove berbentuk hutan yang lebat, misalnya kawasan delta yang luas dan
kelas-kelas lokasi penggenangan pasang surutnya, pendangkalan (sedimentasi),
dan daerah payau di muara sungai besar (Field 1995).
Peranan Vegetasi Terhadap Keadaan Fisik Pantai
Salah satu fungsi vegetasi pantai adalah meredam energi gelombang
dengan sistem perakaran yang dimilikinya. Sistem perakaran vegetasi akan
menstabilkan dan mengikat sedimen atau pasir pantai. Jika sedimen atau pasir
pantai tidak stabil maka energi gelombang yang menghempas di pantai tidak dapat
terbendung, sehingga akan berdampak pada makin cepatnya proses abrasi di
daerah pesisir.
Mangrove dapat memecahkan gelombang sehingga garis pantai terlindungi
dari bahaya erosi yang disebabkan oleh pasang surut, gelombang dan arus. Sistem
perakaran mangrove juga dapat mengikat substrat atau pasir sehingga badan
pantai akan terlindungi dari abrasi. Vegetasi mangrove akan mendukung proses
perlindungan alami dan lebih murah dibandingkan dengan pembangunan
pelindung fisik atau tanggul penahan gelombang (Gilman et al. 2006).
Abrasi adalah peristiwa pengikisan lapisan permukaan bumi/daratan pantai
oleh angin dan air. Faktor penyebab abrasi antara lain iklim, topografi pantai,
6
sifat sedimen atau pasir pantai dan kondisi vegetasi. Sebagian besar kerusakan
pantai terjadi karena vegetasi pantai tidak berfungsi untuk mencegah
pengikisan pantai.
Komunitas Tumbuhan
Komunitas tumbuhan merupakan produser primer di berbagai ekosistem
yang menentukan keragaman jenis di dalamnya. Komunitas tumbuhan merupakan
sumber daya yang
sangat erat hubungannya dengan manusia, hewan dan
mikroorganisme. Untuk mempertahankan kondisi lingkungan, tumbuhan harus
tetap dominan di semua tempat. Menurut Dumbois dan Ellenberg (1974),
komunitas tumbuhan mengintegrasikan semua pengaruh dan beraksi dengan peka
terhadap berbagai pengaruh perubahan lingkungan baik pengaruh faktor biotik
maupun abiotik.
Vegetasi merupakan masyarakat tumbuhan yang hidup di suatu tempat
pada suatu ekosistem. Bentuk vegetasi merupakan hasil intreraksi faktor-faktor
lingkungan seperti iklim, topografi dan organisme yang berinteraksi dengan
ekosistem tersebut (Setiadi dan Tjondronegoro 1989). Komunitas tumbuhan yang
belum terganggu biasanya mempunyai beberapa bentuk pertumbuhan antara lain
berupa pohon, semak, rumput-rumputan dan tumbuhan lumut. Pohon merupakan
tumbuhan berkayu dengan batang tunggal, biasanya dibedakan dengan tiang
berdasarkan tingginya, pohon umumnya lebih tinggi dari delapan meter. Tiang
memiliki beberapa cabang dan umumnya tingginya kurang dari delapan meter.
Sedangkan vegetasi rumput-rumputan biasanya tidak berkayu. (Michael 1994).
Vegetasi mangrove adalah suatu tipe vegetasi yang khusus terdapat di
sepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut laut.
Ekosistem mangrove terdapat di pantai yang datar dan berair tenang. Biasanya di
pantai-pantai yang jauh dari muara sungai jalur pertumbuhan tegakan mangrove
tidak terlalu lebar. Tempat tumbuh ideal vegetasi mangrove adalah di sekitar
pantai yang lebar muara sungainya, delta dan tempat muara sungainya banyak
mengandung lumpur dan pasir. Perakaran mangrove yang kuat mampu meredam
gerak pasang surut, dan mampu terendam dalam air yang kadar garamnya
bervariasi. Perakaran mangrove juga
mampu mengendalikan lumpur. Daun
7
mangrove merupakan sumber bahan organik penting dalam rantai makanan
akuatik, setiap hektarnya mampu menghasilkan bahan organik dari serasah daun.
Masukan bahan organik ini merupakan kunci kesuburan mangrove (Tjardhana dan
Purwanto 1995).
Deskripsi Wilayah Pesisir
Wilayah pesisir adalah daerah pertemuan antara darat dan laut, dengan
batas ke arah darat meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air
yang masih mendapat pengaruh sifat-sifat laut seperti angin laut, pasang surut dan
perembesan air laut yang dicirikan oleh tipe vegetasi yang khas. Wilayah pesisir
juga merupakan suatu wilayah peralihan antara daratan dan lautan.
Apabila ditinjau dari garis pantai (coastline) maka suatu wilayah pesisir
memiliki dua macam batas (boundaries), yaitu batas sejajar garis pantai
(longshore) dan batas tegak lurus terhadap garis pantai (crosshore).
Batas
wilayah pesisir ke arah laut mencakup bagian atau batas terluar dari daerah
paparan benua (continental shelf) dengan ciri-ciri perairan dipengaruhi oleh proses
alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun proses
yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan vegetasi
dan pencemaran (Nontji 2005).
Wilayah pesisir merupakan suatu wilayah yang unik karena merupakan
tempat dan pencampuran pengaruh antara darat, laut dan udara (iklim). Pada
umumnya wilayah pesisir dan khususnya perairan estuaria mempunyai tingkat
kesuburan yang tinggi, kaya akan unsur hara dan menjadi sumber zat organik
yang penting dalam rantai makanan di laut. Namun demikian, perlu dipahami
bahwa sebagai tempat peralihan antara darat dan laut, wilayah pesisir ditandai
oleh adanya gradient perubahan sifat ekologi yang tajam dan karenanya
merupakan wilayah yang peka terhadap gangguan akibat adanya perubahan
lingkungan dengan fluktuasi di luar batas kewajaran.
Dari segi fungsinya,
wilayah pesisir merupakan zone penyangga (buffer zone) bagi hewan-hewan
migrasi. Menurut Cruz (1981), setiap spesies sepanjang gradient lingkungan
memiliki keunggulan kompetitif yang menjadikan faktor pengendali pola zonasi.
Faktor yang mempengaruhi zonasi spesies vegetasi pantai, yaitu tanah, salinitas
8
air tanah, drainase, aliran arus gelombang, kelembaban tanah dan frekuensi
penggenangan.
Faktor-faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Pertumbuhan Vegetasi
Pantai
Iklim
Cahaya, suhu, curah hujan dan angin berpengaruh kuat terhadap ekosistem
pantai, juga dapat mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Perubahan iklim dapat
menyebabkan kerusakan dan penyusutan keanekaragaman hayati. Perubahan
iklim disebabkan antara lain oleh pemanasan global dan akan berpengaruh
terhadap sistem hidrologi bumi, yang pada akhirnya akan berdampak pada
struktur dan fungsi ekosistem alami. Beberapa tahun terakhir ini, perubahan iklim
telah berdampak terhadap hutan alami, pertanian, ketahanan pangan, kesehatan,
lingkungan, termasuk sumberdaya air dan keanekaragaman hayati. Dampak yang
mudah terlihat akibat perubahan iklim adalah musim kering yang panjang,
frekuensi dan skala banjir yang tinggi di banyak bagian dunia, termasuk
Indonesia. Kebakaran hutan secara besar-besaran yang terjadi tahun 1997 hingga
1998 yang disebabkan oleh aktivit