Kajian keterkaitan perkotaan - pedesaan di Jawa Barat

KAJIAN KETERKAITAN PERKOTAAN - P E R D E S U
DI JAWA BARAT

KEN MARTWA KASKOEN

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi ini dengan judul:

KAJIAN KETERKAITAN PERKOTAAN - P E R D E S M
DI JAWA BAWT
adalah karya saya sendiri dan belurn diajukan Mam bentuk apapun k e p h
perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang krasal dan dikutip dari karya
yang diterbitkan mupun tidak d i t e r b i h dari penulis lain tehh disebutkm dalam
teks d m dimdalarn Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.
Bogor, April 2005

Ken Martina K a s i k n

N M 9951 18


ABSTRAK
KEN MARTINA KASIKOEN, Kajian KeterlEaitan Perkotaan - Perdesaan di Jawa
Barat. Dibimbing oleh AFFENDI ANWAR, SUNSUN SAEFULHAKIM, HERMANTO
SIREGAR clan HERRY DARWANTO.
Penelitian ini bertujuan melakuhn kajian keterkaitan perkotaan - perdesaan di
w ilayah Jawa Barat untuk digunakan sebagai hndasan dab memecahkan pernasalahan
di wilayah perkotaan dan wilayah perdesaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, penulis
melakukan sejumiah analisis secara kuantitatif dan kulitatif, berdolsarkan datadata
sekunder maupun data primer yang penulis kumpuUcan dari lapangan.
Anatisis tipologi wilayah dilakukan b e r d m h n hasil perhilungan h a t i o n
Quotient (LQ) dan analisis multivariate. Diketahui bahwa kegiatan industri pengolahan
dao kegiatan lain yang pada umumnya berada di wiiayah perkotaan mendominasi
sebagian besar wilayah kabupatenlkota, W ilayah penelitian dibagi atas 5 (lima) gerombol
(clzuter), yaitu: (i) perdesaan den* konsentrasi lahan sawah, (ii) perdesaan dengan
konsentmsi Man tegalan, (iii) wilayah trmsisi perkotaan - perdesam, (iv) wilayah sub
urban dan (v) perkotaa utama.
Untuk mengetahui kekrkaitan perkohan - perdesaan
keperekoaomian utama, digunakan analisis terhadap data Sistem Neracn Sosial l h n o m i
(SNSE) di Jawa Barat. Dishpulkan bahwa aliran dana khesar krhadap kegiatan indusiri
pengolahan yang pada umumnya b a d a di wilayah pekolaan, sehhgga dapat diduga

aliran dam meouju wilayah perkotaan kbih besar. Di stunping itu sektor industri dapat
mempengarubi perkembangan sektor lain dm demikian pula sebaliknya. Sektor mgkutan
dan k o m u b i b e r p e m bessr Wh&p perkembangan sektor lain, tetapi tidak
berlaku sebdhya, Ternyata selctor ini r n e m k k m dampak penggaada relatif kecl
terpenduduk perdesaan
Keterkaitan antar lokasi di wilayah peaelitian d i u h krdmulm analisis t e h d a p
data asal - trljuan perjalanan h a n g dan penurnpang. Hasilnya menunjukkan ketdaitm
yang kuat terjadi antara Kota J a h h , Kob Bandung d e w wilayah b e l a h g n y a
Memodel entropi inferuhi spatial, d i k d u i di wilayah penelitiiln
mernpunyai tingkat aksesibilitas tinggi dm frrktor jarak bukan merupakan hambatan,
karena serrmkin jauh jamk antar wihyah internitas
barang d m penurnpang
hampir tidak berubah. Apabila pembangunan d i h h m a h n pada wilayah d e q m
peqgmla M g e bangkitan dan tarikan pejahm h a n g terbem, akan memperhas
interaksi s p d dan mem-an
p e n m h signifiksn t&&p
perkembangan wilayah
penelitian =cam keseIuruhan.
Selanjutnya analisis keterkaitan perkotaan - perdesmn pada d m &
-pel

dilakukan b e d a d a n h i 1 survei pada bedesa di wilayah p e n e l i h
Menggunakan analisis model Iogit, hasilnya diketahui bahwa kekrkaitan perkotaan perdesaan jarak dekat yang kuat adalah untuk kegiatan sekolah dengan fkkuensi
pergerakan secara harian. Sedang untuk jarak lebih jaub keterkaitan perkotaan perdesaan dengan maksud pejalanan bekej a relatif h a t .
Dari sintest terhdap seluruh analisis tersebut stradi ini rnenyimpuhn bahwa
apabila pemerintab befieinginan rnenmghtkan kesejahteraan masyarttkat di wilayah
penelitian m a h konsenlrasi pernbltngunan perh dilakukan dengan meqamhkm
kegiatan rnendekati wihyah perdesaan, antara lain dengan melaksanakan program
agropolitm

~~

K a h kunci : W ilayah Perkotaan, W ilayah Perdesaan, Keterkaitan Perkotaan - Perdesaan,
Location Quotient, Sistem Nmca Sosial Ekonomi, Model Ewopi lnteraksi
Spasial.

ABSTRACT
KEN MARTINA KASIKOEN. "Study on Rural-Urban Lmkages in West
Java", under the guidance of AFFEWI ANWAR, SUNSUN SAEFULHAKTM,
HERMANTO SLREGAFt and HERRY DARWANTO,
This research studies rural-urban Linkages in West Java region, the results of

which will k useful as a basic knowledge in solving problems within rural and
urban areas in the region. The research itself includes qualitative and quantitative
analyses, taiung into account secondary and primary data gathered from the
W e d areas.
Location quotient (LQ) and multivariate analyses are used to analyze
regional typology. Tbe muh of LQ analysis shows that sectors indicating urban
activities are occurring in most kabupaten in the study area. Multivariate d y s i s
result shows that the study area can be divided into five regions i.e. (i) rural with
wet cultivation, (ii) rural with dry cultivation, ($1 rural - urban transition area,
(iv) sub - u r h area, and (v) urhan area
Social accounting matrix in West Java is used to analyze rural-urban
linkages for economic basis. The highest financial flow accrues to industrial
sector which is commonly located in urban area. Industrial activities are affecting
the development of other sectors and vice versa, as well as transport and
communication sector. However the effect to the transport and communication
sector is negligible. The effect of the transport and communication sector to rural
population is relatively low.
The movements of goods and passengers are used to identify spatial
linkages. Strong l~nkagesare identified ktween cities of Jakarta and Bandung
with their hinterlands. Using entropy analysis, estimated accessibility in the region

is very good and distance is not an obstruction, since the movement intensity of
goods and passengers almost did rmt change as distance increases. If regional
development concentrates to region with the highest Lagrange multiplier for trip
generation aod trip attraction for goods movement, s p h d intawtion will be
expanded, and thus may affect regional development of t
k study area.
Survey of some villages in the study area was conducted to a n a l p rural dm linkages from within local level. Using a logit model, the result shows that
the most Ikquent activity, i.e. going to school, causes strong rural - urban
linkages within local level, while for farther travel distance, working is the
purpose of journey that causes strong linkages.
This research shows that if government is willing to enhance welfare of the
people in the study area, it can do so by promoting activities closer to rural region,
as conceptualized in agropolitan development model.
Keywords: Rural, Urban, Rural - wbm linkages, Location quotient, Multivariate
d y s i s , Social accounting matrix, Entropy analysis.

W A N KETERKAITAN PERKOTAAN - PEDESAAN
DI JAWA BARAT

KEN -TINA


KASIKOEN

Disertasi
sebqp salah satu syamt unalk memperoleh gelar

hktorpada
Program Studi h u Pmcanaan Pembangunan Wilayah dm Pedesaan

SEKOLAH PASCASARJANA
riYSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2005

Judul Disertasi : Kajian Keterkaitan Perkotaan - P e r d m di J a w Barat
Narna
: KenMartiaahikoen
NIM
: 995118


Disetujui

Komisi Pembimbing

kan Sekolah Pascasarjana

.Syafnda Manuwoto, M.Sc.

PRAKATA
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkah

dan h a t - N y a pada akhirnya disertasi sebagai salah satu pmyarat memperoleh
gelar Doktor pada Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor dapat kami

selesaikan.
Disertasi ini merupakan hasil penelitian -tang

keterkaitan pe&o&an-

perdesam di Pulau Jam bagian barat meliputi Pmvinsi Jawa Barat, Provinsi

Banten dm Provinsi DKI Jakarta

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan

yang sebesar-besarnya kepada bapak Prof Dr. Ir. H. mendi Anwar, M.Sc.,

s e k Ketua Komisi Pembimbing yang dengan tuius teLah membimbing kami

baik selama masa kuliah maupun dalam menyusun diirtasi hi.Kepada bapak Dr.

Ir. H.R Sunmu Saellhakim selaku anggota Komisi Pembimbing yang dengan
sabar telah membimbing penulis mulai dari pemmusau &ah,

rnembangun

model, pengolahan data, aualisji datadan penyajh hasil penelitian, kepada b@

Dr. Ir. Hermanto Siregar, M.Sc. selaku auggota Komisi Pembimbing yang telah
memberikan masuh-maahm drtn d h g m terutama dalam p e n b di-i,
penyajhn dm pembahasan hasil peneliliaa, kqada bqak Dr. Ir. Dm. Heny


Darwanb. MA., Msoc.Sc., sehku anggota Komisi Pembimbing yang telab
mernbedm masukan-mafllkan dalam pyajian dan pernbahaslm hasil penelitian
dm dukungm dalam penuhan disertasi hi.

Ucapan terima kasih juga kami sampakm kepada bqak Prof Dr. It. Isang
Gonarsyah selaku Ketua Program Studi llmu Perencaman P
C-

Wilayab

dan Pedesaan VWD) Program Pascasarjana - M t u t Perkmian Bogor WB), dm
kepada bapak Dr. Ir. Eman Rustiadi, M-Agr. selaku penguji pada ujian tertutup
pada bulan November 2004. Juga kepada Dr. Er. Hemanto Dakdak (Staf Ahli

Menteri Bidang Otonomi dan Keterpaduan Pembangunan Daerah, Departemen

Pekejaan Umun Rl) dan Dr. Ir. Kawik Sugiana, M.Eng. (Ketua Program Studi
Magister Perencanam Kota dan Daerah, Program Pascasarjana UGM)


atas

kesediaannya rnenjadi penguji luar komisi pembimbing pada ujim terbuka
tanggal 24 FebIuari 2005.

Ucapan terirnakasihj uga kami sampaikan kepada bapak Prof. Dr. Ir. Suyono

Dikun,bapak Prof. Dr. Muhamrnadi, ibu Ir. Betty Marclanus, M.Sc.,

Prof.

Dr. Ir. Ofyar Z Tamim, M.Sc., bapak Ir. Harrnein, ibu I?. Utami, Ir. Arifin, Ir.
Wijayanto, Lia ST.,Ailan ST., Ir. Rinella MPA., Ir. Mia, bapak h. M Napitupulu

M.Sc., yang telah memberikan duhgan, informasi

dan data yang sangat

berguna, serta membantu dalam penyelesaian disertasi hi. Serta kepada dosen-


dosen Program Studi Ilrnu Perencaman Pernbangunan Wilayah dan Pedesaan
(PWD), utrunanya bapak Dr. Ir. Akhmad Fauzi, M-Sc., bapak Dr.SIamet Sutomo

dan bapak Dr. Ir. Bambang Juanda, dm kepada rekan-rekan rnahasiswa PWD
terutama bu Reti, Dian Rahim, pak Jab, pak Heri, pak Zefi, bu Yanti, pak Pino,

bu Luh, pak Elan
Ucapan terimakasih juga penulis berikan kepada selunrh saudara-sadam

dan ternan-teman penulis

yang telah memberi dorongan

dan ikut berdoa

melampui prjuaugan penulis menyelesaikan studi hi, smta semua pihak yang

telah banyak membantu yang tidak dapat kami seb*

satu p e m i u

Terakbir tetapi teramat p t i n g , terimakih pada suami terkssih k. Agus
Triwiyono atas kerelannya memberi kesempatan kepada penulis menye1aailm
studi, serEa kepda anak-makh Wahid Marditama ST.B.Eng., Ahmad Muhtar
Wiratama dm Baskara Aditam, kasih sayang, cinta, do'a clan pengorbanan yang
telah diberikan serta k e r e h terabaikan selama ibunya menyelesaihn studi.

Akhir h a , meskipun jauh dari mpuma, tetapi p u l i s k h r a p -a

disertasi ini dapt bermanfaat bagi semua pihak yang tetkait.
Bogor, April 2005
Ken M a r C i ~K a s i h n
NRP. 9951 18

RIWAYAT HIDUP
Penulis d i l a h i b di Cilacap tanggal 4 Juni 1956, dari pasangan Bapak Ir.
Kasikoen mdarsono (Alm) dm Ibu Suprapti (Alrn), sebagai anak ketiga dari

sembilan bersaudara

Pada tahun 1969 penulis menamatkan pendidikan Sekolah Dasar di SD
Rawamangun Pagi I Jakarta, tahun 1972 menamatkan pendidikan Sekolah
Menengah Pertama di S M P Lab School KIP Jakarta dm tahun 1975 me-

pdidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri VII Jakarta.

P A tahun 1981 penulis menyelesaikan studi S-1 di &parkmen Planologi
(Perencanam Wilayah dm Kota) btitut Teknologi Bandung. Tahun 1994
melanjutkan studi S-2 di Program Studi Teknik Sipil - Universitas
Indonesia, dan lulus tahun 1997. Sejak tahun 1999 Alhamdulillah penulis diterima
s
e
w &swa
Program Studi Ilmu Perencanaaa Pembangman Wilayah dan
Pedesaan (PWD)Program Doktor (S-31,Sekolah P a s a w j a m - Wtut Pertanian
Bogor.

Pada tahun 1982 penulis bekerja di Kantor WaMcomnaciya Pekanharu,
p d a tahun 1986 p d i s bekerja dqpi Dosen Ko@s

Whyah I diperkerjakan

di Universitas Islam Riau - Fakultas Telmik - Jurusan T e W Sipil, dan q-ak
tahun 1992 penulis bekerja sebagai Dosen Kopertis Wilayah III diperkerjakm di

Universitas Kridwipayaaa - Fakdtas Telmik - Program Siudi P~~
Wilayah dan Kota.

Pada tshun 1981 penulis menikah dengan Ir. Agus Triwiyom, dm

..

d i h n m m tiga orang p m Wiratama dan Baskara Aditma.

Wabid Marditama ST.B.Eng,, Ahmad Mubtar

DAFTAR IS1
Haiaman
DAFTAR TABEL .........................................................

DAFTAR GAMBAR .....................................................
DAFTAR LAMPIRAN .................................................

L

PENDAHULUAN

...............................................

2.1. PerloembanganPemikm Kete*tan

k h t a a n-

Perde...................................................
2 2 . Kebijakan Panbangunandm Kodisi ymg
BerpengaruhTerhadap KeterkaitaohkaaanPerdesaan.....................................................
22.1. Pemhgunm Ekommi dan Perhunbuhau
Ekonqmi.............................................
2.2.2. Aglomemi E k o m i ...............................
2.2.3. T
i
t
& Perhrmbuhm (Growth Poinf)dart Kutub
2.2.4.
2.2.5.
22.6.
2.2.7.

.

III

Pertumbuhan ( W h Pole)......................
Bias Perkotaan (Urban Biarr) dm Pro Jaw
Sentralisasi ..........................................
Desentralisasi Fiskal
Urbanisasi dan Pergerakan Penduduk ...........

....
.........................................

K E W G K A PEMIIURAN TEORITIS DAN
HIPOTESIS .....................................
,
.
,..............
3.1. Pengertian W ilayah, Wilayah Perkotaan dan Wilayah
Perdesaan.......................................................
3.1 .1. Pengeman W ilayah ................................
3.1.2. W ilayah Perkotaan .................................

3.1.3. W ilayah Perdesaan .................................

3 .2 . Keterkaitan Perkotaan - Perdesaan ......................
3.2.1. Pengertian Keterkaitan Perkotaan - Perdesaan
3.2.2. Konsep Keterkaitan Perkotaan - Perdesaan....

xv

3.2.3. Struktur Keterkaitan Perkotaan Perdesaan......
3.2.4, Tipe-t ipe Keterkaitan Perkotaan - Perdesaan..
3 -2.5, Keterkaitan Perkotaan - Perdesaan Sektor
Transportasi.........................................
3.3. Kerangka Teori Keterkaitan Perkotaan - Perdesaan ..
3.3.1. Perrnintaan dan Wilayah Pasar .....................
3.3.2. Sistem Hirarki Kotahta ..........................
3.3.3. AglomerasiEkonomi ...............................
3.3.4. Model Pengembangan Spasial ....................
3.3.5 . Game Theory.....................................................
3.4. Konsepsi Pemikiran.........................................
3.5. Pad& an Model M i i s Keterkaitan PerkotaanPerdesaan ...................................................

4.1. Penenturn Lokasi dan Waktu Penelitiaa .....................
4.2. Metode Pengumpulan Data, Jenis dan Sumber Data ...
4.3. Metode Analisis.................................................
4.3.1. Analisis Sistem Neraca Sosial Ekomtti ......
4.3 2 Daya Penyebaran clan Derajat K e p e h ......
4.3.3. Analisis Enttopi I n t d i Spasial
4.3.4. Location Quotient (LQ)

.

.

V

...............
................................
4.3.5. Analisis Multivariat...............................
4.3.6. Analisis MuItinomial b g i t ........................
4.3.7. Analisis Teori Pennahm (Game i%eory) .......
4.4. D e G i Operasional Variabel..............................
GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELlTIAN......
..
di Wilayah Penelitian................................

5.1. G a m h r a n U m u mi ~dan Kependudukan
5.1.1. Batss Admmstxasi di Wihyah Penelith ........
5.1.2. Kepndudukan ................................................
-

0

5.2. G a m b 7Jmu.m Perekoraomian di Wilayah

.

PenelIhm................................................................
5.2.1. Produk Domestik Bruto..............................
5.2.2. PDRB Perlapita...........................................
5.2.3. Gamharan Umum Desentralisasi Fiskal di
Wilayah Penelitian ............................................
5.3. Gainbaran Umum Kondisi Jaringan Jalan dan
Pergerakan di Wihyah Penelitian..............
......
5.3.1 . Kondisi Jaringan Jalan ...................................
5 .3.2. Pergerakan Bamq dan Penurnpang.................
5.4. Penggmaan Lahan dan Kondisi Tanah di Wihyah
..
Penelalan.........
. , . ......................................................
5.4.1. Penggutmn tahan ............................................
5.4.2. Kondisi Tan& ..................................................
5.5. Sistem Hirarki Kota-kota di Wilayah Penelitian.......
*

.
.
.
.

VI.

. . . .....................

TIPOLOCI WILAYAH.. .......... ... . .

6.1. Tipobgi Wilayah Berdasarkan Kegiatan Ekonomi
U t m .................................... ...--.
--.-.-..-..........-..
6.2. Pemilihan Variabel-variabel Penentu Pembentukan
Zona Perkotaan dan Pdesaan..................................
6.3. Analisa Sidik Gerombol (Cluster Analysis) mtuk
Menentukan Wilayah Perdesaan dan Perkotaan.. ....
6
Perwilayahan Perkotaan dan Perdesaan..
. .....
*

.
....... .

VII.

KETERKAITAN ANTAR SEKTOR DI JAWA
BARAT.......................... ...........- - .-....- ...

.

7.1. Keterkaitan Antar Sektor .................................
7.1.1 .Kontrihi Sektor Tehadap Pembentukan

Pengeluaran dan Penerimaan...........................

. . ... .
.........
.........
........ . .
7.1.4. Sektor Produksi.. ..................................
7.1.5. Neraca Lainnya.. ..................................
Daya Penyebaran dan Derajat K e p e b dalam
Perekonomian di Wilayah Jawa Barat.. .................
Dampak Pengganda (Mult@lier)ddam
Perekonomian di Jawa Barat.,,............................

7.1.2. Faktor Produksi.. .... . , .. ...........
. .
7.1.3. Instltusl.. .
...............
. ....... .

7.2.
7.3.

7.4. Aspek Institusi yang Mendukung Keterkaitan
Perkotaan-Perdm Sektor Transportasi,............

VIU. KETERKAITAN ANTAR WILAYAH PENELITIAN..

...
Model Entropy Interaksi Spasial............-...........

8.1. Kajian KetmkaitanAntar Wilayah di Jawa Barat..
8.2. Pendugan Keterkaitan Antar Wlyrth d e w

8.2.1. Keterlcaitan Antar Whyah ditinjau
B t m b a h n Asal -Tujuan Perjaban Barang.
8.2.2. Keterkaitan Antar Wilayah ditiijau

Ber&sa&an Asal - Tujuan Perjalanan
Penurnpang............... ............... ....... ..
8.2.3. Sektor-sektor yang Berpenganrh Terhadap
8.2.4. Terjadinya Keterkaitan antar Wilayah ............

.

.

.

-

KETERKAITAN PERKOTAAN PERDESAAN DI
JAWA BARAT.. ........ ........ , ....... .....
...

....

9.1.
9.2.

.. .. ... ......
Pendahuluan ................................................
Garnbaran Umum Wilayah Penehian ..................

9.2.1. Wilayah Perdesaan di Kabupaten Sukabumi
9.2.2. Wilayah Perdesam di Kabupaten Cirebon.....
9.3. Keterkaitan Perkotaan-Perdesaandi Wilayah
..
Penelltlan.................................................- .

9.3.1. G m h Umum Keterkaitan PerkotaanPerdesaan di Wilayah Penelitian.. .. .
...
9 -3.2. Pernodelan Keterkaitan Perkotaan-Perdesaan
di Wilayah Peneiitian .................. .
9.4. Desentralisasi Fiskal dan Game Theory di Wilayah
Penelltm ..................
..,....................
--..
9.4.1. Gaming Interaksi Pemerintah dan Daerah
dalarn Alokasi DAU ...... .................... ..
9.4.2. Gaming Pemerintah dan Pemerintah Daerah
Kabupaten Cirebon &lam Penentuan DAU
&lam Kaitan dengan Desentralisasi Fiskal....
9 -5. Implikasi Ket erkaitan Perkotaan-Perdesaan di
Wilayah Penelitian ...
............... . ....
9.5.1. Implikasi Penyedietan Jaringan Jalan
terhadap Produktivitas Masyarakat di
WiIayah Penelitian.. ......
.............
9.5.2. Implikasi Keterkaitan Perkotaan - Perdesaan

. . .....
. .......

* *

..........
. .

...........

9.6.

X

. ........

. .....

.....
......
terhadap Lahan...................................
Pemlxntukm Agropolitan Sehagai Wujud
Keterkaitan Perkotartn - Perdewan ......................

RINGKASAN HASIL PEMBAHASAN
MENYELURUH MENGENAI KETERKAITAN
PERKOTAAN - PERDESAAN DI WILAY A H
PENELITIAN...,....
. .....................
.. ...

.

+
..

............................................
Perdesaan di Wilayah Penebb. ..............,.........
KESIMPULAN DAN IMPLMASI.. ,........................
XI
1 I. I. Kesirnpulan.. ................................................
1 1.2. Implikasi Kebijakan........................................
11.3. Saran untuk Penelitian Lanjutan..........................
DAFTAR PUSTAKA..................
.
.
............................................
10.1. RingkasanHasit
10.2. Pernbahasan Menyeluruh K e t e r k a h Perkotaan -

DAFTAR TABEL

1. Perkemhangan PDB di Indonesia Tahun 1970 sampai dengan
Tahun 2000..
.........
...........

.......

........,..

..........,............

2. S h r e S e b r pada Set& Wilayah terlladap Rata-mta GDP
Riil Tahun 1993-1995 ..........,
.
.
.......

............... ............

3. Sumbw-sumber Penerimaan Daemh Menurut UU No,25
T&un 1999 dan UU No.32 Tahun 2004..
. ...,.. .........

..... . .

Penduduk di P a b t a n d m
Perdesaan di Indonesia Tahun 1975 sld 200 1.....................

4. Jumlah knduduk doln Persen-

5. P e r k M n h g m Jumlah Penduduk pda Bebaapa Kota
Terbesar di Indonesia Tahun 1980-2000..
. . ........
6.

........ ... .
Keterkaitan Utma dalam Pembangunan S p i a l . . .......,,,...

. ............
Stmktw dari SNSE............,.....................................

9. S ~ - S e d SNSE.
~ a ........................ ...
10.

11. Perloembangan Jurnlah Penduduk di Whyah Peaeliitian
Tahun 1971 dd Tahun 2002
. .... .. . ....... ...

......... .. . . .

. ....

12. Rata-rah P m t a s e Perkembangan Penduduk Tahun 197 1

s/d 2002 dm Kepadatan Penduduk Tahun 2002 di Wilayah
Peneliiian............................................................
1 3. Jum lah dan Persentase Jumlah Penduduk Perkotaan dan

Perdesaan di Wilayah Penelitian Tahun 1971-2000...........

14. Perkembangan PDRB (Temasuk Minyak dan Gas Bumi) d i
W ilayah Penelith Tahun 2000-2002. ...... . ...............

..... .

1 5. PDRB Perhpita Atas Dasar Harga Konstan Tahun 1W3 di
Wilayah Penelitian Tahun 2002 (dalam Rupiah)..............

16. Total Penerimaan APBD, DAU dan Persentase DAU
Terhadap Total Penerimaan d i W ilayah Penelitian Tahun
2003 (claim Juta Rupiah)............
.......
..............................

17. Persentase DAU Terhadap Total Penerirmtan APBD Tahun
2003, Jumlah Penduduk, PDRB, PDRBlKapita Tahun 2002,
dm Dominasi Keghbn Ebnomi Utama (Berdrmsarlran Nilainilai LQ Tahun 2001) pada Masing-masing Bierah di
W ilayah penelalan. ................................................................

..

18. Panjang J a h KabupatenKota Menurut Kondisi Jalan di
h v h i Jawa Barat dan Provinsi Banten Tahun 2002 (Km)..

19. Kondisi Jalan dikategorikan Baik dan Sedom& Rusak dan
Rwak Berat Di Fbvinsi Jam Barat dan Provinsi Banten
Tahun 2002 (Km) ....................................
.....................

...,.

20. Perkembangrrn Total Asd-Tujuan Perjalanan &rang di
W i i hnelitian Tahun 1996 dan 2001

........................

2 1. Perkembangan Total Asal-Tujuan P e r j a b Pemnpang
T h i n 1996 dan 2001

..............................

22.

Unrtan Kota-Jooa di Wihyah Penelitian B ~ & ~ QJumlah
w
PendudukT a b m..

...............................................

23. Dominasi KegbtmEkommi Utama B d a d m Hilai LQ
Pada Masmg-masing KabKota di Wilayah P e n e l K i , . ....

25. Akar Ciri Provinsi di Wihyah Penelitian Tahun 2000..

....

26. Factor Loading Hasil Sidik Komponen Utama dari 16
Variabel Ymg Diplih..............................................
27. Karakteristik Wilayah pada Masing-masing Gerombol pada

Kelompok yang Dipilih.. ............................................

28. Jumlah Kecmatan Pada Masing-masing Gerombol

.........

29. Persentase-Fknerimaan clan Pengelharan Neraca Sosial
Ekonomi d i Jawa Barat Tahun 1999. ...........................

30. Persen- dan Ranking Kontribusi setiap Sektor Produksi
Terfiadap Penerirnaan Secara Keseluruhan (Termasuk
Neraca Lainnya) ...................................................

xvi

3 1. Indeks D a p Penyebarn dan Indeks Derajat Kepekaan
Sek-sektor Ekonomi d i J a w Barat Tahun 1999..............

Dampak lnjeksi Berbagai S e b r temadap Komoditi
Domestik S e h r lndustri Pengolahan &ngan Nilai
Pengganda Iebih dari 1 ..............................................

Dampak Injeksi Berbagai S e h r krhadap Sektor m y a
den@ Nilai Pengpnda lebih dari 1 .............................
Dampak Injeksi S e b r Transpodasi dan Komunikasi 1
(satu)Unit t d d a p Sektor-sebr Lainnya di Provinsi Jawa
Barat Tahun 1999. .............................................................

Asal-Tujuan Perjalanan Tkmg dan Penumpng di Wilayah
Peraelitiao Tahun 2001.................................................
Perjalanan AsaC Tujuan Barang Bri dm Menuju Bebaapa
Kota di Wihyah Penelitian yang Mempunyai Intensitas
Be= ..................................................................
.,.*.
P e r j a h Asab Tujuan Penurnpang Dari dan Menuju
Beberapa Kota di Wilayah Penelith yang Mempunyai
I n k m b & s a r .................. --................................

h i 1 P e n d u p TddapAsal=TujuanPeqiahmm Barafi&
Penumpnng, Kendaraan Bamng dan Keadaraan Penurnpang
di Wilayah Penelitian ...................................................
Hasii Pendugaan T*

Gemmtkm Powr dm Trip A m t i o n

P ~ H WP e r j a b Kendaman Baraug Pada KabuptenKota

di Wilayah Penelitian .....................................................
Hasil Pendugam Pengganda Lagrange Trip Gemration
Power dan Trip A m t i o n Power Perjalanan Kenbraan
Barang di W ilayah Penelitian ......................................

Hasil Pendugaan Trip Generation Power dan Trip Attraction
Power Ferjalam Penumpang Pada Kabupatefiota di
Wilayah Penelitian ..........................................................
Hasil Pendugaan Pengganda &range Trip Generution
Power dan Trip Attraction Power Perjalanan Penurnpang di
Wilayah Penelitian ......................................................
Rangkuman Hasil Pendugaan atas Perjalanan Kendaraan
Barang dan Penurnpang di Wilayah Penelitian...................

1 70

xvii

45. Keterkaitan Perkotaan - Pedesaan Untuk Desa Cibuntu
Tahun 2004.. .... .......... ........ .... .....
. . . . ...

..,.

..

.......

46. K M t s l n Perkotaan - Pedesaan Untuk D e s ~
Girijaya
Tahun 2004
.................. .................... ..............
47. K d i t a n Perkotaan - Pedesaan Untuk Desa H e g a m a d
Tahun 2004
........
..

................
..
....
............................
.
.
. ...............................

48. Keteddtan Perkotaan - Pedesclan Untuk Desa Kamn&anyar

Tahun 2004 ............................... ........................+.+-...-...

49. Keterkaitaa Perkotaan - FedT a n 2004

Untuk Iksa T m b e b g

.....................................................-----.
-...............----

SO. -tan

P d t a a n - Pedessan Untuk b s a Bungko

Tahun 2004......... .......,..

...........

.++.

-. .................-....- .......
+.

.+

52. P d t u n U
~
S
of FitP
Perjalan Bekerja Bagi Kepala

Kelumga ...,,..............,..........................................

53. Penaksiran Pengaruh Jarak ke Tempat Kqia Melahhm

Perjahan 3ekerja .............................................+.
....

54. Perhitungan U
sqf Fit -Pejdmm-Bekerja
3erdwadm Jarak ke Tempat-Kerja.............

55.

................
Penaksiran P e n m Usia Melakukan Perjalanan Bekerja ...

56. PaMungan Gwthem of Fit Perjalanan Bekerja
B e d a d a n Usia

...................................................

57. Penaksiran Keterkaitan Pedesaan- Perkotaan untuk Kegiatan

Belanja ............................................................,.......

58. Perhitungan Gtmhess of Fit Kegiatan Belanja

...............

59. Penaksiran Pengamh T i p Desa dalam Melakukan Perjalanan

Belanjzt

.............................................-.....................

60. Perhitungan m e s s of Fit Perjalanan Belanja B e r b k a n

Tipe Desa ............. ......... ... .... ..... ...... ....-.....................

xviii

6 1. Rumusan Puy Whteraksi Pemerintah Pusat dengan

Pemerintah Kabupaten Cirebon ...................................

62. Rumusan Puy WIntembi Pcmerintah Pusat den*
Pemerintah Kabupaten Cirebon...

................................

xix

DAFTAR GAMBAR

Distribusi Total Tenaga Kerja Industri di Indonesia
tahun 19% ............................................................

Model KonQurasi Hipotesis Mega Urban di Asia.............
Hubunp Perkom-Perdesaan d m Elemenelernemya......
Smkwr Ke-i&m

Ambang dan Lm&p

.

Perk~taan~Perdesaan
.........................

Pssar ............... .
.
.......................

Hirarki Tempt Sentral................................................
Dktri'busi Spasial Kota-kota ...........................
.
.
........

Biaya-biayaTransport-dan Konsentmsidari-Mdivitas
Ekonomi...................................................................................

Alur Kemngh Penelitian.............................................

Roses O r t o g o n a ~di m Penyedehman
Variabel .................................................................

Perbandingan Besarnya Total Penerimaan dan Dana Alokasi
Urn urn......................................................................................
Peta Jaringan Jalan di Wilayah Penelitian..........................
Peta Sebaran Endapan Kuarter di Indonesia.......................

Ilustrasi Scree Test....................................................
Peta Gerombal ........................................................

2 1.

Eagan Sistem Pemerintahan Desa.. .................................

22. Asal - Tujurtn Perjalanan Barang Terbesar dari Kabupaten
/Kota di W ihyah Peneliti n ke Koha Tangazing Tahun 200 1

23. Asal - Tujuan Perjalanan Barang Terbesar darince Kabupaten
/Kota di Wilayah Penelitian menujuldari Kota Bogor
Tahun 2001..............................................................................

-

24. Asal Tujuan Perjalanan Bmmg T e d dari K a b w n
Kota di W i y & penelitian rnenuju Kota S u b h m i
Tahun 2001

.....................
...................,................-...-+..-...-....-.*

25. Asal - Tujuan Pe@amm Barang Terbesar M m e n u j u
bbupaten Kota di Wilayah Penelitianmenujuldari Kota
Bandung Tahun 2001....................................

.

..ungung

**.*ungung*ung*.ung*

......

26. Asal - Tujuan Perjalanan Fenumpat~gTerbesar darilmenuju

Kabupten /Kota di Wilayah Penelit- menujuldari Kota
.................................
Bogor Tahun 2001..................................

27. Asal - Tujuan Perjalanan Panunpang Terbesar Wmenuju
W p a t e n lKota di Wilayah Penelitii dari/ke Kota Depok
Tahun 200t

.............................................................

29. Asal - Tujuan Pej a h m Penumpg Terbesar darihnenuju

Kabupaten Kota di Wilayah Penelitian menujuldari Kofa
Bandung Tahun 2001 ................................................

30. Desa Cibuntu..........................................................

32. Desa Hegarmanah.. ..................................................
3 3. Desa Karanganyar....................................................
34.

Desa Tambelang.. ......................................................

35. Desa Bungko ..........................................................

36. Diagram Asal-Tujuan Bekerja Kepala Keluarga di Desa
Cibuntu h i 1 Survei Tahun 2004 .................................

Digram Ad-Tujuan Bekerja Anggota Keluarga di Desa
Cibuntu Hasil Survei Tahun 2004. .................................

Diagram AsabTujuan Bekerja Kepala K e l q di Desa
Girijaya Hasil Survei Tahun 2004.. .................................
Diagram hl-Tujuan BeAnggota Keluarga di Desa
G i a y a h i 1 Survei Ttthun 2004. ....................................
Diagram Ad-Tujuan Bekerja Kepala Keluarga di Desa
H e w Hasil Survei Tahun 2004.. ..........................

Diagram AsaLTujuan Bekerja K@
Keluarga di Desa
H e m h i 1 S m i Tahun 2004.. ..........................
Diagcam Asal-Tujuan Bekeja Kepala Keluarga di Desa
Hasil Sutvei Tahun 2004............................

Diagram Asal-Tujuan B e r n K@a Keluarga di Desa
K a r a n ~ y a rHas3 S w e i T a b 2004.. ..........................
Diagram Asat-'hjuan Bekerja Kepala Keldi Desa
Tambebg h i 1 S m i T & u 2004.. .............................

Diagram hl-Tujuan Bekerja Anggota Keluargadi Desa
Tmbelang b i l S w e i Tahun 2004.. ..............................

Digram Ad-Tujuan Bekeaja Anggota Keluarga di Desa
Bungko Hasid S w e i T&un 2004.. ..................................
Pemolm l(Punerintaah h r a h Kabupteo Cirebon)
Pay
dan Pay -ah
2 (Pernerintah Pusat). ...........................

Pay

Pemain 1(Pemerintaah Daerah Kabupaten Cirebon)

dan Pay Off Pemain 2 (Pemerintah Pusat)............................

Pay OSf Pemain 1(Pemerintah Daerah Kabupaten Cirebon),
Pay WPemain 2 (Pemerintah Pusat), Pay m e m a i n 3,. ..,n
(Kabkota Lam dalam W ilayah Penelitian.. .........................

Hubungan Keterkaiitan Perkotaan - Perdesaan dengan
Kepemilikan Lahan....................................................
Hubungan Keterkaitan Perkotaan - Perdesaan dengan
Konversi Lahan.. ......................................................

53. Hubungan Keterkaitan Perkotaan .
krdesaan dengan
Fragmentasi Lahan ...................................................

54. Kemungkinan Rantai industri P e n g o b Perikanan di
Kabupaten Chbon

55

.

...................................................

Kemungkhan Wtai industri PengoMan Singkong di
Kabupaten Sddumi.................................................

DAFTAR LAMPIRAN

2. Persentase Luas Penggunaan Tanah Menurut
KabupatenKotaDi Jawa Barat Tahun 2002.. ..........

........

3. LQ Gabmgan Ropinsi DKI JProphi Banten dan
Rppinsi Jam
Menurut Harga Konstan Tahun 2001
4. Jenis V a d x l yang Digunalran dalam Peaentuan Zom

Perdesaan dau Rxkotaau di Jawa Barat.. .................. ....

.....,.........
SNSE Jawa Barat Tahun1999,........,............................

14. Peha Tipologi Wilayah Untuk 5 ( h a ) gembol..
15.

17. Ma&

Asal Tujwn Pejalanan Barang&hda Gabun-)

Antar KabupatenflCota di Wilayah Penelitian Tahun
200 1(dalam Ton).......... ..
*.
...........

... ................. ..............

I 8. Mafrik Asal Tujuan Perjalanan Penumpang ( M d a
Gabunp) Antar KabupatenKota di Wilayah Penelhian
Tahun 2001 (WOrang).....................................................

I. PENDAHULUAN
1.1. Latsr Belakang

Sistem pemerintahan sentralistik yang diterapkan sejak zaman penjajahan

pada berbagai negara di Asia Ten-

d a b menciprl.n kota pimu' (Anwar

2000, Yeung & Lo, 1976, Gilbert & Gugler, 1996, Desmond 1971). Sistem

pemerintahan sentralistik yang beriangsung lama dab mendomng pmttmbuhan

kota primat menjadi semakin besar dan sulit dibatasi. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Henderson (1988 dalam Mills 1994) bahwa negara-negara dengan

sistem pemerintahan sentrdistik atau unircay mempunyai distribusi ulnrran primat

dari wilayah urban yang lebih banyak daripada ncgara-qara dengan sistem
pemerintahanwral.

Lebih jauh Mills (1994) menyatakan pada pemerirrtabaa seatralist*
pemerintah provinsi dm pemerintah iokd mendapat instrulrsi clan penciapatan dari

negara dan mdalaikan pusat-pusat pkotaan lainnya. Sehingga ibukota negara
rnempunyai be&@

hilitas terbaik di negam tersebut, misalnya fasilitas

pdidikan, f k i l h kesebatan dan lain-lain. Perbedaan kesejahteraan antma kota

primat dm wilayah bdakangny8 mmpkibatkan tefjdnya dqmitlts wilayah.
Fenornena seperti ini terjadi pula di Indonesia. Jalcarta sebagai ibukota

NKRI menjadi semaldn besar dari taharn ke tahun Perkembangan jumlah
penduduk Jakarta selama kwun walrtu 41 tahun sejak &n

1961 s/d 2002

meningkat r a t a m sebesar 4,59% per tahun, y a h dari 2-9 juta jiwa (l%l)
menjadi 8,4 juta jiwa pada tahun 2002- Pada tabun 2002 tersebut jumlah
p & d & Jalcarta mencapai 3,95% dari penduduk Indonesia Besamya

jumlah penduduk ini juga diikuti oleh besarnya persentase pendapat. PDRB
DKI Jakarta mencapai 15% dari PDB Indonesia pada t a h yang sams. Hal ini
menunjukkan kota Jakatta merupakan kota primat terbesar di Indonesia, yang juga
I

M a r u n d M i l l s ( 1 9 9 4 ) p n o g r e n i a n p r i m a s i ~ A a r p l l n ~ ~ ~ ~

u h r n m a y a ~ f i d a r i ~ a , M k a t a ~ i t a n ~ ~ s u a t u ~ ~ S e d a n g
a a b m N U D S ( ~ )d i r r y a t a l c a o s i s t e m ~ p i m a c y , ~ k o r a p a d s p e r i a g 3 r a t ~
adalah minimal 3 kali lcbih besar dari barn W a pad4 paingkae khd e n p xistud
~
Wwa
jumlah pendwluk mmcerminkan perekonomian kota, maka hal ini n m a d a i jwdammian
yang telah be-

berhgsungpada tingkat yang tidak seimbang.

mengalami perlakuan seperti kota-kota primat lainnya di dunia.

Perkembangan kota menjadi kota primat pada wilayah perkotaan di
Indonesia tidak hanya didominasi oleh Kota Jdmta, Magai kota lain juga
berkembang menjadi kota primat, seperti Kota Medan di Provinsi Sumatera Utara
clan

Kota Surabaya di Provinsi Jawa Timur (NUIDS,2000).
Kondisi alarniah wilayah NIUU yang mempunyai factor embvment

h s r i a s i dan peroln pembangunan wilayah yang d i t n y a selama ini khususnya

pada masa orde baru sangat berpengaruh tesfiadap pesatnya perkembangan sistem
perkotaan di Indonesia.

Pada awalnya, kegiatan pertanian merupakan kegiatan dominan di

Indonesia. Mengingat kegiatan pertanian sangat bergarrtung pada kesuburan tanah,
clan wilayah yang mempunyai kwburan tanah sesuai unhrk kegiatan pertanian
utatnanya terkonsentrasi di Pula Iawa dan Pulau sumatera2. (Dept. Energi dan

Sumbeadaya Mineral RI, 2002), sehingga konsentrasi penduduk dm kegiatannya

berawal di Pulau Jawa kemudian diikuti Pulau Sumatera clan pulau-pulau lain.
Menhghtnya jumlah peaduduk di hhi Jaws, pada akhirnya diihrti oleh
m a m g h a y a berbegai -atan,

seperti kegiatan in-

perdagangan dan lain-

lain. Bagi kegktan industri dengan berlokasi secara memusaf (

~

~

r

a h membeaikan keuatufigan ehnorni y a q lebih besar &bat berhlmpulnya
industri y m g menghasilkan inteme&ate
dan fimI geodF, karena dapat
dihematnya bkya tmspurt dan mendapatlran tenaga lreja yang lebih baik

Oleh h e m a itu dalam rangka meadapatkan keuntmgan ekonomi t m e h t ,

meskipun tidak tesjadi c a m p tangan pemesintah, secara alamiah kegiatan
industri d m stmakin tcrdorong untuk memusat. N m m pada kenyataamya

kebijakan pembangunan wilayah di Indonesia, u-ya

psrda masa o d e bary

mendukung pernusatan industri tersebut, sehingga pernusatan industri semakin

besar clan tejadi pada wilayah tertentu, utamanya di kota-kota primat di Pulau
Jam.

Hal ini dibuktikan oleh Henderson dan Kuncoro (1996), bahwa antara tahun
I980 - 1985 terjadi peningkatan konsentrasi penduduk dan sentralisasi industri di
Pulau Jawa, pada 4 (empat) kota metropolitan (Jakarta, Bandung, Surabaya, dan
2

D,dentrMrasi
' .
dari &am formasi geologi pada zaman quarter wlkanik.

~

m

)

Semarang) jumlah penduduk bertambah sekitar 32%, dan teaaga keja &or

industri naik sebesar 5 1%.
Dari segi ekonomi, pembangunan wilayah dalam jangka panjang bertujuan

meningkatkm kesejahteraan masyarakat. Memrrut Tambunan (2001)

tujwn

tersebut padit mass orde banr diwujudlcan d a m proses industrialisasi ddam M a

be=, y m g pada mt itu dianggap sebagai satu-satunya cara yaag paling tepat dm
madah-tmsdah ekonomi-

efektif untuk me-langi

Ini terbukti *n

terjadinya kenailcan PDB di sektor industri manufahr antara tahun 1976 dd

-

1998, ysritu

drui 1 1,4% menjadi 25,3%, ini ktolalr belakang dengan PDB Actor

pertanian yang mengalami penunman dari 36,1% menjadi 16,9!! pada tahun
Yang

(Tambunat5 2001)

Lebih jauh Garcia - Garcia (2000) juga membuhilcsn fcebijakan
pemerintah Inddaesia pada masa orde htebih bepihak pada Pulm Jaw (pro
J w ) , setelah melihat &or primer di Pula Iawa dan Bali hanya menyumbang
Inrraag dari 25%, sedafig di PuIau-pdau Sumrrtcra, Kalimaatan, Maluku-frian

Jaya mayurnbang kira-kira 50% dsri PDB Indonesia. Iadusb.i dan i d b t m h r
modemjugs 8ebagb bemr terkamtrasi di Jaw. Salaar i n d u d di Jam Barat,

Jakarta dm J a w Timur menyudmg kira-kh 60034 PDB htkmsii dari sektor

industri gas dan non migas .
Anwar et al., (2000)menyathn pembqpnan perelsouomian di Indonesia
y m g lebih meoekaolcaa pada ptmdmhm

~~ ddam "wngn

diimplementa&m pada poIarisasi spatsiaI saar1 geo@n,

ynag lebih d i k e d

deogan kansep kutubkutub perhunbuban ~ r ; h ~ ) Lebih
3 . jauh Anwar
(1998) menyatakau kebijakmmn yang cendenxqg memeatiqgkm perhmbuh

ekonomi d d u i pembaoguoaa htubkutub pertumbub.n semvla
bakal terjadi penetesan (WcKle h n e#ct) dari kutub pusat pertumbuhan ke
wilayah hinier-nya

temyata Mctanya tidak pernah terjadi.

B&an

kenyatwmya, dalam donomi telah tejadi kansfw net& ymg negatif terhadap

sumberdaya dari wilayah hinterlami ke kutub dan dari dcsa ke perkotaan secara

besar-beman yang oleh Lipton ( 1997)disebut urban bias.
Adel l ( 1999) bahkan menyatakan konsep growth poles telah menimbulkan
penyapuan sumberdaya (backwash eflect) di sekitar kota-kota pusat pertumbuhan
t&.

Kondisi ini mendukung tejadinya ketimpangan (ineqwJi@) antara

wilayah perkotaan dan perdesaan. Sehingga kebijakm yang slah arah ini tehh
mendukung bequta-juta orang sengsara clan mederita (Riyanto, 2003).
M p a n awal dari penerapan konsep growth pole terhambat oleh berbapi

di antaranya merurrut Nasution (1999) proses pe-

yang tidak

bedangsung, menyebabkan pertumbuhan ekonorni yang tinggi selalu d i m i oleh
meningkatnya kesenjangan di mtara golongan masyardat, antar wilayah dan
antar kota clan des.

Sebagian besar penduduk desa -nr

hidupnya pada Ador

peataim, petemakan, perilman dan uda-usaha lainnya, yang sangat berkait

dengorn keadaan dam dan musim. Nasution (1999) menyatakan picembangan
penduduk yang sangat tin& dm rata-rats luas tanah y m g dikwvai oleh rumah
tangga pelsni telah meoufiln seam terus meaents. Pmwmm kepemilihn tanah
terns meraerus ini m y a slkan berpengaruh terhadap mmbm pendapatan
pdu& pmham yang &@an begar bekerja di sektor p t a n h
Anwar clan W a d i (2001) menggambdm rnasdah kerniskinan adalah ciri
umum wbgian besar penduduk pdtsaan. & d m q p y a

dan

sumber p d a p m penduduk perdaaan tentunysl akm menarnbah judah
bluarga miskin di perdesaan. Menghadapi hid ini penduduk
memju ke wilayah perkd h t n y a banyak

akan

yang t d i a lebih banyak lapangan pekerjq

penduduk perdewan me-

m
i
m
i ke perk-.

Utamanya di P u b Jawa dan Jawa Barat, ditunjukkan oleh meningkatnya jumlah

penduduk perk-

di PuIau Jawa yang pada tahun 1971 baru b s a r 18,04%

telah meningkat menjadi 49??pada tahun 2000 dari totJ penduduk pulm Jawa
dm di Jaw Barat 1342% pada tahun 1971 menjadi 5 1% tdm 2000.

Ini

m e m b u k t h telrth tujadi k e t d t a n perkotaan - perdesaan di Pulau Jawa dalam
bentuk migrasi dan utamnya di Jawa B m .

T d m (1 999) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

seseorang untuk melakukan migrasi sangat beragam dm rumit tetapi pada

dasamya add& faktor-f&or ekonomi. Sedang menurut Short (1984 dalam

Widhiantoro, 2001) W o r penyebab terjadinya urbanisasi dari desa ke kota p d a
dasamya dapat ddikelompokkan menjadi dua firktor utama, yaitu faktm penarik

(par// factor) dan faktor pendorong

factor). Faktor p a a r k penduduk desa

pimiah ke kota antara lain adalah ti-

upah di kota yang lebih tinggi,

melanjutkan sekolah, hiburan lebih banyak keamman lebih tejamin dan
sebagainya. S t x h n g b faktor peradorong addab proses kerniskinan di desa,
Iapangan kerjrt yang terbatas, pendapatan yang rendah dm h n g n y a fasilitas

pendidikan di desa.

Sebagai mgm y q kaya dm

lutrs,

Indonesia merniliki kernekqpman

potmi sumberdaya dm dm sumberdaya mamsia. Terdapat wiiayah yang maju
dm wilayah tmbgga14. Dikaitkan dengan k e b i j a b pembaqman yang

diterapkan selama ini, fafor e h m e n t dan kebijakan pembaqpnan telah

menciptakan dispitas wilayah. Sebagai akibatnya, penduduk di d a y a h
hthggal d a b waha memenuhi k h t u h m hidupnya a h mermju ke wilayah

lebih maju yang b h y a merupkan wilayah perkdaan.
P a m a i d a h umum yang sering tejadi sebgai akibat k h d a h n y a

jumhah peaduduk di perkotaan anma lab b d m w g n y a kemampuan pemerintah
kota menyediakan fasilitas kehidupm di -.

oleh Anwar dan Rust&

Hal ini seperti d i n y d m n

(1999) yaitu membmghhya kota-kota telah

menimbulkan biaya mial tin& yang magarah p d a itaefisiensi clan menghambat

prhmbuhan ekonomi disamping mengbambat pememtaan pernbangunan
(equiw). Konsentrasi keghtan yang semula menimbulkan ecwswrry of&

yang

mempunyai daya tarik kepada kegiatan swasta, narnun karem kota-kota besar

bertumbuh

tidak terkendali pada d d h y a mengalami dseammy O ~ S C L I ~ ~ .

Kotst-kota k w ham menanggung biaya sosial w p t i untuk ke-

1Ju

lintas, pencemaran lingkungan, pemdurnan kumuh, peningkatm kriminalitas,
pengangguran, penduduk miskm, dll.
Di samping wilayah perdesaan yang kgantung pada wilayah perkohan,

sebdiknya wilayah perkotaan juga memerlukan hasil produksi dari wilayah
belakangnya

(wilayah per-),

sebingga Wadi p e r g d n barang dan

manusia antar wilayah perkotaan - perdesaan. Inter*

yang tejadi merupakan

bentuk dari kewhitan antar wilayah perkotaan - p e r d ~ .

Fu (1 98 I), menyaakan bahwa pennasalahan yang mum1 baik di wilayah
perkotaan maupun di wilayah perdesaan, munjjuldran bahwa #ahan
wilayah perkotaan dm perdesaan tidak ciapat dipisahkan dan diperlakukan sectua

terpisah. Pencarian alternatif pembangunan mau tidak tnau hams didasarb padti
pefigertian yang lebih baik dari hubungan perkotaan-prdesaan baik

konteks d a y a h maupun lokal. Sejalan dengan p

permadahan perk-

i

- perdesaan yang d

i dengm dukungan p d a m m -tan

d

h Fu M

t

ddam

, pemecahan

n meluaq hanya &pat
perkotaan- perdeam.

Keterkaitan pkotaan - perdeam sangat dipenpuhi oleh tersedianya
jaringan tramporhi. P e r g d m peaduduk dan bmng yang meglbentuk
ketdcaitan tersebut dapat tejadi bila diddang oleh ketersedim p m m n a dan
sarma tmnsportasi yang memdahkm a k s

hub-

antar

dttn intra wiIayah

tersebut.

Hamid (19%) m e l d d a n penelitian keterkaitan antar whyah di perbatasan
Mimantan - Sarawak. Ia berkesirnph perhhm kesejahtaaan yang relatif

mencob4 dan kemdahm perhubmgm di antam kedua wilayah tetsetwt,
membuat terjadhya prom intemksi antar wilayah tersebut.
Peran perrting k e t a l d m srntar d a y a h s e b r tramp&
perekonomian juga

terhadap

dinyatakan oleh RietveId dan Nijkamp (2000), bahwa

hubungan atau jmingm yang hilang pada suatu w h y &

mempunyai arti

pengurangan &lam prodddvitas yang potmial dari suatu wilayah sltm -1.

Bahkan Hanu, (2000) Iebih spesifik menjelaskan pentingnya perm tmmprtrtsi
pada n e g m - n w a dunia ketiga, yaitu pembangunan pada sum wilayah sangat
betgantung pada aksessibilitas jdan ke koh-kota besar.

BiIa ditinjau dari penyedim infrastnrktur utamanya fasilitas transportasi

jaringan jalan darat di Jawa Barat, terlihat sangat tidak seimbang antma bagian

utara dm selatan. Jaringan jalan, utamanya jalm tuteri dan jdan

kolektor lebi h

terkonsentrasi di bagian Utara. Dikaitkan dengan tingkat k m b u m tanah di Jawa
Barat, dimana bagian Utara Jawa Barat lebih subur daripada di bagian Selatan,
konsentrasi ketersediaan fasilitas transportasi dapat dirnaklumi .

Jelaslah selain sektor ekonomi, keterkaitan perkohm - perd-

&tor

transportasi sangat besar pengaruhnya tmhadap pmbangunan wiiayah, dan lebih

jauh terfiadap kesejahteraan r n a s y m . Oleh karena itu kajian ketdaitan
perkotaan - pdesaan &tor transportasi sangat penting.
1.2. Perurnusan Misahh

Saefblhakim (2004) menyatakan Marn ran&

mencapai

tujuan

pembangunan wilayah s e m optimal, maka kebijabn yang ditenzpkan hams

d i s e s u b dengan sifat, ciri maupun fungsi dari wilayah perkotmm dan wilayah

padesaan, rserta kaerkaitan p d m a n - perdesaan.
Persoah perkotaan dan perdaaan tidak dapat dipecahktur secara terpisah,
kaJian k e t t h i t a n perkotam - perdesaan antar &tur dan kajian k e t d t a n
perkotaan

-

perdemn antar dan intra wilttyab, dip*

untuk melandasi

---@--=I
-Ketehitan perkohan

-

pwdesaan antar &tor

dapt menunjukkan

k e t e r b palmaan - perdaaan secara agregat, selstqjutnya asal - tujuan

pergaakan penurnpang dan barang menggambarh keterkaitan perkotaan

-

perdesaan secara spasial.

Sehingga pennasalahan pokok &lam penelitian ini &pat dimuskan
sebagai berilrut :
1)

Bagaimana tipologi wiIayah da1am kategori wilaytih perk-

dan

wilayah perdesaan di wilayah penelitian ?
2)

Bagaimana keterkaitan perkotaan

- perdesaan

ditinjau bedasarkan

basis p k o n o m i a n penduduk clan aspek k e l e m b di wilayah
penelitian ?
3)

Bagaimma keterkaitan perkohm - p e r d m ditinjau dari segi fisik tramportasi di wilayah peneIitian ?

4)

Bagaimana keterkaitan perkotaan

-

perdesaan dikaitkan dengan

ketersediaan hilitas transportasi pada beberapa desa sampel di
wilayah penelitkin?
1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bwtujuan untuk memberikan gambaran
ketehitan perkotaan - perdesaan di wilayah penelitian. Secara busus,

penelitian ini bertujuan untuk :
1)

Menentukan tipologi wilayah perkotaan clan perdesaan di wilayah

penelitian.

2)

Mengkaji dan menganttlisis keterkaitan perkotaan - perdesaan

kdasarkan basis perekonomian dan kelembagaan di wilayah
penelitian.

3)

Mengkaji clan mengaaaliis keterkah antar wilayah di wilayah
penelitian.

4)

Mengkaji keterkaitan kota - desa (in-

whyah) pada b
e
r
m desa

dikaitkan dengm ketersediaan Wi trarrsportasi Ciaringan jalan) di
wilayah penelhian
1.4. Batasan Penelitian

Kata kllllCi terpentiag dalam pen