Pengaruh Aplikasi Kalsium terhadap Getah Kuning pada Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

PENGARUH APLIKASI KALSIUM TERHADAP
GETAH KUNING PADA BUAH MANGGIS
(Garcinia mangostana L.)

Oleh:
Indah Wulandari
A34304032

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009

PENGARUH APLIKASI KALSIUM TERHADAP
GETAH KUNING PADA BUAH MANGGIS
(Garcinia mangostana L.)

Skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor


Oleh:
Indah Wulandari
A34304032

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009

RINGKASAN

INDAH WULANDARI. Pengaruh Aplikasi Kalsium terhadap Getah Kuning
pada Buah Manggis (Garcinia mangostana L.), dibimbing oleh ROEDHY
POERWANTO.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh aplikasi kalsium
terhadap getah kuning, penampilan, tekstur dan rasa pada buah manggis. Adapun
sumber kalsium yang digunakan dalam percobaan ini adalah dolomit. Penelitian
dilakukan di kebun manggis, Leuwiliang, Laboratorium Pusat Kajian Buah
Tropika (PKBT) IPB dan Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Departemen
Manajemen Sumberdaya Lahan, IPB, Bogor pada bulan November 2007 sampai

April 2008.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Kelompok
Lengkap Teracak (RKLT) satu faktor, yaitu dosis kalsium. Faktor tersebut terdiri
dari 4 taraf percobaan, yaitu 0 ton Ca2+/ha (kontrol/0 ton dolomit/ha),
2.5 ton Ca2+/ha (12.5 ton dolomit/ha), 3.0 ton Ca2+/ha (15.0 ton dolomit/ha) dan
3.5 Ca2+ ton/ha (17.5 ton dolomit/ha), dan diulang sebanyak tiga kali.
Dosis kalsium yang diaplikasikan ke tanaman manggis pada penelitian ini
diperoleh dari hasil pengukuran pH tanah pada awal penelitian dengan
menggunakan metode SMP (Schoemaker, McLean, dan Pratt). Kalsium
diaplikasikan di bawah proyeksi tajuk pada daerah perakaran tanaman manggis
dan dilakukan sebelum tanaman berbunga.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi kalsium berpengaruh nyata
terhadap penurunan getah kuning pada kulit buah manggis jika dibandingkan
kontrol. Hal yang sama juga terjadi pada peubah lainnya dimana pH tanah,
kandungan kalsium dalam tanah dan daun akan semakin meningkat seiring
dengan peningkatan dosis kalsium yang diaplikasikan. Meskipun demikian,
pemberian kalsium tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap penurunan getah
kuning pada aril dan komponen kualitas buah manggis lainnya (diameter, bobot,
dan kekerasan buah, serta padatan terlarut total, asam tertitrasi total dan nisbah
antara keduanya).


LEMBAR PENGESAHAN
Judul : PENGARUH APLIKASI KALSIUM TERHADAP GETAH
KUNING PADA BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.).
Nama : Indah Wulandari
NRP

: A34304032

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Roedhy Poerwanto, MSc.
NIP: 131 284 818

Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr
NIP: 131 124 019


Tanggal Lulus:

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 26 Januari 1986 di Teluk Jambe,
Karawang, Provinsi Jawa Barat. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan
Bapak Sunardi dan Ibu Wahyu Tunggorowati. Penulis memiliki seorang adik lakilaki yang bernama Bayu Sri Ananto.
Tahun 1992 penulis memulai studi di SD Negeri Pinayungan I Teluk
Jambe, Karawang, lalu melanjutkan studi di SLTP Negeri I Karawang pada tahun
1998. Tiga tahun kemudian, penulis menyelesaikan studi di SMA Negeri I
Karawang. Pada tahun 2004, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi
Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI.
Selama menempuh pendidikan di SD, SLTP dan SMA, penulis aktif di
kegiatan ekstrakulikuler PRAMUKA dan Palang Merah Remaja (PMR). Setelah
menjadi mahasiswa, penulis pernah aktif di Organisasi Mahasiswa Daerah
(OMDA) Karawang dan mengikuti kepanitiaan penyambutan mahasiswa baru
Departemen Agronomi dan Hortikultura pada tahun 2006. Tahun 2007, penulis
diberi kesempatan oleh pihak kampus, yaitu melalui Kantor Jasa dan
Ketenagakerjaan (KJK) IPB, untuk menjadi salah satu peserta Program Early
Recruitment yang diadakan oleh Bank Nasional Indonesia (BNI).

Tahun 2008, penulis menjadi asisten praktikum Biologi Dasar untuk
mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (TPB) IPB. Pada tahun yang sama, penulis
juga berkesempatan memperoleh beasiswa dari program Peningkatan Prestasi
Akademik (PPA) selama satu tahun. Selain itu, di tahun 2008 juga penulis
mengikuti magang kerja di Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT) IPB.

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. atas segala kekuatan
dan kemudahan yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian yang berjudul “Pengaruh Aplikasi Kalsium terhadap Getah Kuning
pada Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)”. Penelitian ini merupakan salah
satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.
Manggis merupakan salah satu komoditi buah unggulan Indonesia tetapi
jumlah ekspornya masih terbatas karena kualitas yang dimilikinya tergolong
rendah. Keadaan ini sebagian besar diakibatkan oleh getah kuning yang terdapat
pada buah tersebut. Hal inilah yang mendorong penulis untuk meneliti bagaimana
cara mengurangi getah kuning pada buah manggis.
Laporan penelitian (skripsi) ini penulis persembahkan khusus kepada
kedua orang tua, bapa dan mama, sebagai hadiah untuk semua doa, kasih sayang

dan pengorbanan yang telah mereka lakukan sehingga penulis masih dapat tegak
berdiri sampai saat ini. Meskipun hal ini tidak dapat membayar setiap tetes
keringat dan air mata yang mengiringi langkah mereka, tetapi penulis yakin
persembahan ini dapat membuat mereka tersenyum bahagia.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Roedhy Poerwanto, MSc. atas bimbingan dan arahan yang
telah diberikan kepada penulis mulai dari awal penelitian hingga laporan
penelitian ini selesai.
2. Dr. Ir. Sobir, Msi. dan Juang Gema Kartika, SP selaku dosen penguji atas
koreksi dan saran yang telah diberikan kepada penulis untuk perbaikan
penulisan laporan penelitian ini.
3. Prof. Dr. Ir. Slamet Susanto, MSc. atas bimbingan yang diberikan kepada
penulis selama menyelesaikan studi di program sarjana Institut Pertanian
Bogor.
4. Ir. Dorly, MSc untuk semua bantuan yang telah diberikan selama
penelitian ini berlangsung. Terima kasih banyak, Bu!

5. RUSNAS Buah dan Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT) IPB atas bantuan
yang telah diberikan demi kelancaran penelitian ini.
6. Pak Nanang yang telah bersedia menjadikan kebun manggisnya sebagai

bahan percobaan oleh penulis.
7. Keluarga NJ (Mput, Santi, Nia, Indah, Purna, Nopy, Aci, Idha, Mba Ii,
Ratna, Fru, Fuji, Dede, April, Rizka dan Gita), terima kasih untuk bantuan,
dukungan dan doanya. Kalian bukan hanya sahabatku tetapi juga
keluargaku. I will miss you, all.
8. Teman-teman seperjuangku, Putri, Yanti dan Abdi, terima kasih untuk
bantuannya. Maaf, sudah banyak merepotkan kalian.
9. Hortiers 41, terima kasih untuk setiap pengalaman seru dan moment
berharga yang telah kita lalui bersama selama 4 tahun. Semoga kesuksesan
dapat kita raih bersama. Amin. Semangat!!!
10. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
banyak membantu selama penelitian maupun penyelesaian laporan
penelitian ini.
Penulis berharap semoga laporan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan pihak-pihak yang memerlukannya.

Bogor, Januari 2009

Penulis


DAFTAR ISI
Halaman
PENDAHULUAN
Latar Belakang .................................................................................... 1
Tujuan................................................................................................. 2
Hipotesis.............................................................................................. 2
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Umum Tanaman Manggis ..................................................... 3
Botani.................................................................................................. 4
Syarat Tumbuh .................................................................................... 5
Budidaya ............................................................................................. 6
Getah Kuning ...................................................................................... 7
Kalsium ............................................................................................... 8
Pengapuran .......................................................................................... 9
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat ................................................................................ 11
Bahan dan Alat..................................................................................... 11
Rancangan Percobaan .......................................................................... 11
Pelaksanaan.......................................................................................... 12
Pengamatan.......................................................................................... 13

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum .................................................................................... 18
Derajat Keasaman Tanah dan Kandungan Kalsium Tanah ................... 19
Skoring Getah Kuning ......................................................................... 20
Kandungan Kalsium Kulit Buah dan Daun Manggis ............................ 24
Komponen Kualitas Buah Manggis...................................................... 25
Kekerasan, Diameter dan Bobot Buah Manggis............................ 25
Cita Rasa Buah Manggis .............................................................. 26
Korelasi ............................................................................................... 27

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan.......................................................................................... 28
Saran ................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 29
LAMPIRAN ................................................................................................ 32

DAFTAR TABEL
Nomor

Halaman

Teks

1. Pengaruh Pemberian Berbagai Dosis Kalsium terhadap pH Tanah
dan Kandungan Kalsium Tanah................................................................ 20
2. Pengaruh Pemberian Berbagai Dosis Kalsium terhadap Skor Getah
Kuning Buah Manggis.............................................................................. 21
3. Pengaruh Pemberian Berbagai Dosis Kalsium terhadap Kandungan
Kalsium Kulit Buah dan Daun Manggis ................................................... 25
4. Nilai Rataan Pengaruh Pemberian Berbagai Dosis Kalsium terhadap
Kekerasan, Diamater dan Bobot Buah Manggis........................................ 25
5. Nilai Rataan Pengaruh Pemberian Berbagai Dosis Kalsium terhadap
Padatan Terlarut Total (PTT), Asam Tertitrasi Total (ATT) dan
Nisbah PTT/ATT ..................................................................................... 26

Lampiran
1. Korelasi Setiap Peubah yang Diamati....................................................... 33
2. Sidik Ragam Derajat Keasaman Tanah sebelum Aplikasi Pengapuran...... 34
3. Sidik Ragam Derajat Keasaman Tanah setelah Aplikasi Pengapuran........ 34
4. Sidik Ragam Kandungan Kalsium dalam Tanah....................................... 34
5. Sidik Ragam Skoring Getah Kuning pada Kulit Buah Manggis ................ 34

6. Sidik Ragam Skoring Getah Kuning pada Aril Buah Manggis.................. 35
7. Sidik Ragam Kandungan Kalsium dalam Kulit Buah Manggis ................. 35
8. Sidik Ragam Kandungan Kalsium dalam Daun Tanaman Manggis .......... 35
9. Sidik Ragam Kekerasan Kulit Buah Manggis........................................... 35
10.Sidik Ragam Diameter Buah Manggis...................................................... 36
11.Sidik Ragam Bobot Total Buah Manggis ................................................. 36
12.Sidik Ragam Bobot Kulit Buah Manggis.................................................. 36
13.Sidik Ragam Bobot Aril Buah dan Biji Manggis ...................................... 36

PENGARUH APLIKASI KALSIUM TERHADAP
GETAH KUNING PADA BUAH MANGGIS
(Garcinia mangostana L.)

Oleh:
Indah Wulandari
A34304032

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009

PENGARUH APLIKASI KALSIUM TERHADAP
GETAH KUNING PADA BUAH MANGGIS
(Garcinia mangostana L.)

Skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh:
Indah Wulandari
A34304032

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009

RINGKASAN

INDAH WULANDARI. Pengaruh Aplikasi Kalsium terhadap Getah Kuning
pada Buah Manggis (Garcinia mangostana L.), dibimbing oleh ROEDHY
POERWANTO.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh aplikasi kalsium
terhadap getah kuning, penampilan, tekstur dan rasa pada buah manggis. Adapun
sumber kalsium yang digunakan dalam percobaan ini adalah dolomit. Penelitian
dilakukan di kebun manggis, Leuwiliang, Laboratorium Pusat Kajian Buah
Tropika (PKBT) IPB dan Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Departemen
Manajemen Sumberdaya Lahan, IPB, Bogor pada bulan November 2007 sampai
April 2008.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Kelompok
Lengkap Teracak (RKLT) satu faktor, yaitu dosis kalsium. Faktor tersebut terdiri
dari 4 taraf percobaan, yaitu 0 ton Ca2+/ha (kontrol/0 ton dolomit/ha),
2.5 ton Ca2+/ha (12.5 ton dolomit/ha), 3.0 ton Ca2+/ha (15.0 ton dolomit/ha) dan
3.5 Ca2+ ton/ha (17.5 ton dolomit/ha), dan diulang sebanyak tiga kali.
Dosis kalsium yang diaplikasikan ke tanaman manggis pada penelitian ini
diperoleh dari hasil pengukuran pH tanah pada awal penelitian dengan
menggunakan metode SMP (Schoemaker, McLean, dan Pratt). Kalsium
diaplikasikan di bawah proyeksi tajuk pada daerah perakaran tanaman manggis
dan dilakukan sebelum tanaman berbunga.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi kalsium berpengaruh nyata
terhadap penurunan getah kuning pada kulit buah manggis jika dibandingkan
kontrol. Hal yang sama juga terjadi pada peubah lainnya dimana pH tanah,
kandungan kalsium dalam tanah dan daun akan semakin meningkat seiring
dengan peningkatan dosis kalsium yang diaplikasikan. Meskipun demikian,
pemberian kalsium tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap penurunan getah
kuning pada aril dan komponen kualitas buah manggis lainnya (diameter, bobot,
dan kekerasan buah, serta padatan terlarut total, asam tertitrasi total dan nisbah
antara keduanya).

LEMBAR PENGESAHAN
Judul : PENGARUH APLIKASI KALSIUM TERHADAP GETAH
KUNING PADA BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.).
Nama : Indah Wulandari
NRP

: A34304032

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Roedhy Poerwanto, MSc.
NIP: 131 284 818

Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr
NIP: 131 124 019

Tanggal Lulus:

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 26 Januari 1986 di Teluk Jambe,
Karawang, Provinsi Jawa Barat. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan
Bapak Sunardi dan Ibu Wahyu Tunggorowati. Penulis memiliki seorang adik lakilaki yang bernama Bayu Sri Ananto.
Tahun 1992 penulis memulai studi di SD Negeri Pinayungan I Teluk
Jambe, Karawang, lalu melanjutkan studi di SLTP Negeri I Karawang pada tahun
1998. Tiga tahun kemudian, penulis menyelesaikan studi di SMA Negeri I
Karawang. Pada tahun 2004, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi
Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI.
Selama menempuh pendidikan di SD, SLTP dan SMA, penulis aktif di
kegiatan ekstrakulikuler PRAMUKA dan Palang Merah Remaja (PMR). Setelah
menjadi mahasiswa, penulis pernah aktif di Organisasi Mahasiswa Daerah
(OMDA) Karawang dan mengikuti kepanitiaan penyambutan mahasiswa baru
Departemen Agronomi dan Hortikultura pada tahun 2006. Tahun 2007, penulis
diberi kesempatan oleh pihak kampus, yaitu melalui Kantor Jasa dan
Ketenagakerjaan (KJK) IPB, untuk menjadi salah satu peserta Program Early
Recruitment yang diadakan oleh Bank Nasional Indonesia (BNI).
Tahun 2008, penulis menjadi asisten praktikum Biologi Dasar untuk
mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (TPB) IPB. Pada tahun yang sama, penulis
juga berkesempatan memperoleh beasiswa dari program Peningkatan Prestasi
Akademik (PPA) selama satu tahun. Selain itu, di tahun 2008 juga penulis
mengikuti magang kerja di Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT) IPB.

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. atas segala kekuatan
dan kemudahan yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian yang berjudul “Pengaruh Aplikasi Kalsium terhadap Getah Kuning
pada Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)”. Penelitian ini merupakan salah
satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.
Manggis merupakan salah satu komoditi buah unggulan Indonesia tetapi
jumlah ekspornya masih terbatas karena kualitas yang dimilikinya tergolong
rendah. Keadaan ini sebagian besar diakibatkan oleh getah kuning yang terdapat
pada buah tersebut. Hal inilah yang mendorong penulis untuk meneliti bagaimana
cara mengurangi getah kuning pada buah manggis.
Laporan penelitian (skripsi) ini penulis persembahkan khusus kepada
kedua orang tua, bapa dan mama, sebagai hadiah untuk semua doa, kasih sayang
dan pengorbanan yang telah mereka lakukan sehingga penulis masih dapat tegak
berdiri sampai saat ini. Meskipun hal ini tidak dapat membayar setiap tetes
keringat dan air mata yang mengiringi langkah mereka, tetapi penulis yakin
persembahan ini dapat membuat mereka tersenyum bahagia.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Roedhy Poerwanto, MSc. atas bimbingan dan arahan yang
telah diberikan kepada penulis mulai dari awal penelitian hingga laporan
penelitian ini selesai.
2. Dr. Ir. Sobir, Msi. dan Juang Gema Kartika, SP selaku dosen penguji atas
koreksi dan saran yang telah diberikan kepada penulis untuk perbaikan
penulisan laporan penelitian ini.
3. Prof. Dr. Ir. Slamet Susanto, MSc. atas bimbingan yang diberikan kepada
penulis selama menyelesaikan studi di program sarjana Institut Pertanian
Bogor.
4. Ir. Dorly, MSc untuk semua bantuan yang telah diberikan selama
penelitian ini berlangsung. Terima kasih banyak, Bu!

5. RUSNAS Buah dan Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT) IPB atas bantuan
yang telah diberikan demi kelancaran penelitian ini.
6. Pak Nanang yang telah bersedia menjadikan kebun manggisnya sebagai
bahan percobaan oleh penulis.
7. Keluarga NJ (Mput, Santi, Nia, Indah, Purna, Nopy, Aci, Idha, Mba Ii,
Ratna, Fru, Fuji, Dede, April, Rizka dan Gita), terima kasih untuk bantuan,
dukungan dan doanya. Kalian bukan hanya sahabatku tetapi juga
keluargaku. I will miss you, all.
8. Teman-teman seperjuangku, Putri, Yanti dan Abdi, terima kasih untuk
bantuannya. Maaf, sudah banyak merepotkan kalian.
9. Hortiers 41, terima kasih untuk setiap pengalaman seru dan moment
berharga yang telah kita lalui bersama selama 4 tahun. Semoga kesuksesan
dapat kita raih bersama. Amin. Semangat!!!
10. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
banyak membantu selama penelitian maupun penyelesaian laporan
penelitian ini.
Penulis berharap semoga laporan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan pihak-pihak yang memerlukannya.

Bogor, Januari 2009

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
PENDAHULUAN
Latar Belakang .................................................................................... 1
Tujuan................................................................................................. 2
Hipotesis.............................................................................................. 2
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Umum Tanaman Manggis ..................................................... 3
Botani.................................................................................................. 4
Syarat Tumbuh .................................................................................... 5
Budidaya ............................................................................................. 6
Getah Kuning ...................................................................................... 7
Kalsium ............................................................................................... 8
Pengapuran .......................................................................................... 9
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat ................................................................................ 11
Bahan dan Alat..................................................................................... 11
Rancangan Percobaan .......................................................................... 11
Pelaksanaan.......................................................................................... 12
Pengamatan.......................................................................................... 13
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum .................................................................................... 18
Derajat Keasaman Tanah dan Kandungan Kalsium Tanah ................... 19
Skoring Getah Kuning ......................................................................... 20
Kandungan Kalsium Kulit Buah dan Daun Manggis ............................ 24
Komponen Kualitas Buah Manggis...................................................... 25
Kekerasan, Diameter dan Bobot Buah Manggis............................ 25
Cita Rasa Buah Manggis .............................................................. 26
Korelasi ............................................................................................... 27

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan.......................................................................................... 28
Saran ................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 29
LAMPIRAN ................................................................................................ 32

DAFTAR TABEL
Nomor

Halaman
Teks

1. Pengaruh Pemberian Berbagai Dosis Kalsium terhadap pH Tanah
dan Kandungan Kalsium Tanah................................................................ 20
2. Pengaruh Pemberian Berbagai Dosis Kalsium terhadap Skor Getah
Kuning Buah Manggis.............................................................................. 21
3. Pengaruh Pemberian Berbagai Dosis Kalsium terhadap Kandungan
Kalsium Kulit Buah dan Daun Manggis ................................................... 25
4. Nilai Rataan Pengaruh Pemberian Berbagai Dosis Kalsium terhadap
Kekerasan, Diamater dan Bobot Buah Manggis........................................ 25
5. Nilai Rataan Pengaruh Pemberian Berbagai Dosis Kalsium terhadap
Padatan Terlarut Total (PTT), Asam Tertitrasi Total (ATT) dan
Nisbah PTT/ATT ..................................................................................... 26

Lampiran
1. Korelasi Setiap Peubah yang Diamati....................................................... 33
2. Sidik Ragam Derajat Keasaman Tanah sebelum Aplikasi Pengapuran...... 34
3. Sidik Ragam Derajat Keasaman Tanah setelah Aplikasi Pengapuran........ 34
4. Sidik Ragam Kandungan Kalsium dalam Tanah....................................... 34
5. Sidik Ragam Skoring Getah Kuning pada Kulit Buah Manggis ................ 34
6. Sidik Ragam Skoring Getah Kuning pada Aril Buah Manggis.................. 35
7. Sidik Ragam Kandungan Kalsium dalam Kulit Buah Manggis ................. 35
8. Sidik Ragam Kandungan Kalsium dalam Daun Tanaman Manggis .......... 35
9. Sidik Ragam Kekerasan Kulit Buah Manggis........................................... 35
10.Sidik Ragam Diameter Buah Manggis...................................................... 36
11.Sidik Ragam Bobot Total Buah Manggis ................................................. 36
12.Sidik Ragam Bobot Kulit Buah Manggis.................................................. 36
13.Sidik Ragam Bobot Aril Buah dan Biji Manggis ...................................... 36

14.Sidik Ragam Padatan Terlarut Total (PTT) Buah Manggis ...................... 37
15.Sidik Ragam Asam Terlarut Total (ATT) Buah Manggis......................... 37
16.Sidik Ragam Nisbah PTT/ATT Buah Manggis........................................ 37
17.Data Cuaca di Desa Karacak, Leuwiliang, Bogor ..................................... 38
18.Kriteria Standar Mutu Buah Manggis ....................................................... 39

DAFTAR GAMBAR
Nomor

Halaman
Teks

1. Tanaman manggis yang digunakan sebagai bahan percobaan .................... 18
2. Daun manggis yang terserang penyakit bercak cokelat oleh cendawan
Helminthosporium sp. (A) dan bunga manggis yang telah mekar (B) ........ 19
3. Persentase Layak Tidaknya Buah Manggis untuk Tujuan Ekspor
Berdasarkan Skor Getah Kuning pada Kulit Buah ..................................... 21
4. Persentase Layak Tidaknya Buah Manggis untuk Tujuan Ekspor
Berdasarkan Skor Getah Kuning pada Aril Buah ...................................... 22
5. Getah kuning membentuk jalur (A) dan gumpalan (B) pada bagian
kulit buah manggis.................................................................................... 23
6. Aril buah bersih dari getah kuning (A) dan aril buah terkena
getah kuning (B) ....................................................................................... 23

Lampiran
1. Indeks Panen Buah Manggis Berdasarkan Tingkat Kematangan Buah...... 40

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Manggis merupakan salah satu jenis tanaman buah tropis. Buah ini banyak
ditemukan di hutan belantara Indonesia sehingga mendapat julukan “Mutiara
Hutan Belantara”. Buah manggis juga dikenal sebagai “Queen of Tropical Fruits”
karena buahnya memiliki bentuk, ukuran, dan warna yang menarik serta rasa buah
yang sangat eksotik (Fatmawati, 2006).
Buah manggis saat ini belum menjadi buah primadona Indonesia jika
dilihat dari aspek ekonomi karena pertumbuhan dan perkembangannya yang
sangat lama, yaitu 8-12 tahun untuk mulai berbuah. Faktor inilah yang mendorong
para ahli pomology untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manggis
sehingga menjadi buah unggulan nusantara. Berdasarkan data yang diperoleh dari
Departemen Pertanian (2007), produksi buah manggis mengalami peningkatan
sebesar 7 923 ton pada tahun 2006, yaitu dari 64 711 ton di tahun 2005 menjadi
72 634 ton di tahun 2006. Jumlah permintaan konsumen, baik domestik maupun
internasional, terhadap buah manggis juga semakin meningkat dari tahun ke
tahun. Tahun 2007 total konsumsi buah manggis di Indonesia sebanyak 0.74
kg/kapita/tahun

sedangkan

pada

tahun

2008

meningkat

menjadi

0.83

kg/kapita/tahun. Volume ekspor manggis Indonesia hingga bulan Mei tahun 2007
juga telah mencapai 7 411 418 kg dengan tujuan ekspor utama adalah Cina dan
Hongkong.
Tanaman manggis sebagian besar dibudidayakan dalam sistem pekarangan
dengan menggunakan metode yang sangat sederhana. Sistem budidaya ini hanya
mengandalkan faktor alam dan pemeliharaannya tidak dilakukan secara intensif.
Keadaan inilah yang menyebabkan sebagian besar buah manggis yang dihasilkan
memiliki kualitas rendah dimana ukuran, warna dan rasa buahnya tidak seragam
serta banyak mengandung getah kuning (Poerwanto, 2007). Menurut Suyanti et al.
(1997), buah manggis yang tidak memenuhi persyaratan mutu ekspor mencapai
50% dari total produksinya.
Getah kuning yang biasa disebut gamboge merupakan lateks yang
dihasilkan di seluruh bagian tanaman manggis. Getah ini dapat menyebar ke

daging dan kulit buah apabila saluran getah kuning pecah akibat perubahan
ketersediaan air dan kelembaban tanah yang ekstrim. Pecahnya saluran getah
tersebut dapat mempengaruhi penampilan, rasa dan kualitas buah manggis itu
sendiri.
Kalsium merupakan salah satu unsur penting yang menyusun dinding sel.
Ion kalsium dapat memperkuat dinding sel, permukaan pektin dan lamela tengah
sehingga struktur dalam sel menjadi lebih kuat. Hal inilah yang menjadi pedoman
untuk mengurangi getah kuning pada buah manggis yang disebabkan oleh
pecahnya saluran getah kuning akibat struktur dinding sel yang lemah. Menurut
Huang et al (2005), pemberian kalsium juga dapat mengurangi pecah buah pada
tanaman leci.
Penelitian ini dilakukan untuk mengurangi getah kuning pada buah
manggis sehingga diperoleh mutu buah yang baik. Pengurangan getah kuning
dilakukan dengan cara menambahkan unsur kalsium pada tanaman melalui proses
pengapuran dengan dosis tertentu. Kapur yang digunakan sebagai sumber unsur
kalsium adalah dolomit. Penambahan kalsium ini diharapkan dapat memperkokoh
struktur dinding sel sehingga dapat mengurangi jumlah saluran getah kuning yang
pecah jika terjadi perubahan kondisi lingkungan yang sangat ekstrim. Penelitian
ini dilakukan dengan cara mengamati pengaruh aplikasi penambahan kalsium
terhadap getah kuning yang terdapat pada buah manggis.

Tujuan
Mempelajari pengaruh aplikasi penambahan kalsium terhadap getah
kuning, penampilan, tekstur dan rasa pada buah manggis.

Hipotesis
Aplikasi penambahan kalsium pada tanaman manggis dapat mengurangi
getah kuning serta memperbaiki penampilan, tekstur dan
manggis.

rasa pada

buah

TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Umum Tanaman Manggis
Manggis (Garcinia mangostana) merupakan salah satu anggota dari famili
Gutiferae yang paling banyak dibudidayakan di daerah tropis. Genus Garcinia ini
merupakan hasil silangan allotetraploid dari tanaman liar yang biasa tumbuh di
hutan-hutan belantara Malaysia, yaitu Garcinia hombroniana dan G. malaccensis.
Menurut Verheij (1997), buah yang diperkirakan berasal dari Malaysia ini
memiliki nama lokal yang berbeda-beda, seperti Mangosteen (Inggris),
Mangoustan

(Perancis),

Manggis

(Indonesia

dan

Malaysia),

Mongkhut

(Kamboja), Mangkhud (Laos), Mangkhut (Thailand) dan Cay Mang Cut
(Vietnam).
Pembudidayaan tanaman manggis tergolong lama sehingga daerah
penyebarannya terbatas di Asia Tenggara, yaitu Indonesia sampai New Guinea
dan Kepulauan Mindano (Filipina), kemudian ke utara melalui Semenanjung
Malaysia ke bagian selatan Thailand, Myanmar, Vietnam dan Kamboja. Dalam
dua abad terakhir, tanaman manggis telah menyebar ke Srilanka, India Selatam,
Amerika Tengah, Brazil dan Queensland (Australia) namun pengembangannya
masih berskala kecil (Verheij, 1997).
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil buah manggis dengan
sentra penanaman tersebar di daerah Tasikmalaya, Purwakarta, Bogor, Sukabumi,
Lampung, Kampar, Purwerejo, Blitung, Lahat, Tapanuli Selatan, Limapuluh Kota,
Padang Pariaman, Trenggalek, Blitar, dan Banyuwangi. Produksi buah manggis
mengalami peningkatan sebesar 7 923 ton pada tahun 2006, yaitu dari 64 711 ton
di tahun 2005 menjadi 72 634 ton di tahun 2006. Volume ekspor manggis
Indonesia juga mengalami peningkatan yang sangat besar. Tahun 2006, volume
ekspor buah manggis Indonesia hanya berkisar 5 697 879 kg dengan nilai ekspor
sebesar US$ 3 611 995. Tahun 2007 (hingga bulan Mei), volume dan nilai ekspor
manggis Indonesia meningkat menjadi 7 411 418 kg dan US$ 3 805 437 (Deptan,
2007). Adapun negara-negara tujuan ekspor utama manggis Indonesia adalah Cina
dan Hongkong. Negara-negara lain yang juga turut mengimpor manggis Indonesia
adalah Singapura, Taiwan, Saudi Arabia, Belanda dan Perancis.

Buah manggis dapat dimakan segar atau berupa produk olahan. Buah ini
juga dimanfaatkan sebagai bahan baku obat, pewarna makanan atau tekstil, bahan
bangunan, kerajinan tangan atau kayu bakar. Dalam 100 g daging buah, buah
manggis mengandung air sebanyak 79.2 g, protein 0.5 g, karbohidrat 19.8 g, serat
0.3 g, kalsium 11 g, fosfor 17 mg, besi 0,6 mg, vitamin A 14 IU, vitamin C 66 mg,
dan energi 349 kJ. Buah ini juga tidak mengandung lemak dan kaya akan zat
pektin, tanin, dan rosin (Ashari, 2006).

Botani
Manggis tergolong dalam tanaman evergreen (pohon) yang tingginya
dapat mencapai 6-25 meter. Tanaman ini sebagian besar diperbanyak melalui biji.
Pada awal perkecambahan, akar pertama muncul dari satu sisi biji sedangkan
calon daun muncul dari sisi lainnya. Perkecambahan dan pertumbuhan semaian
tanaman manggis berlangsung sangat lambat. Menurut Verheij (1997), hal ini
dikarenakan lemahnya sistem perakaran yang ditandai oleh tidak adanya bulubulu akar pada bibit tanaman manggis dan perkembangan akar lateral yang buruk.
Keadaan ini menyulitkan penyerapan air dan nutrisi yang dibutuhkan oleh
tanaman (Ashari, 2006).
Tanaman manggis memiliki batang lurus, percabangan simetris, tajuk yang
berbentuk piramid dan seluruh bagian tanamannya mengeluarkan getah berwarna
kuning apabila terluka. Daun manggis terletak berlawanan dengan tangkai daun
yang pendek. Bentuk daunnya oblong atau elips, tebal, lebar dan berwarna hijau
kekuningan pada waktu muda dan berwarna hijau tua ketika telah dewasa (tua)
serta memiliki pertulangan daun yang jelas (Nakasone and Paul, 1998).
Menurut Ashari (2006), bunga manggis berada pada bagian terminal
cabang, berkelompok atau terpisah dengan sepal berjumlah 4 helai yang tersusun
secara berpasangan. Benang sari pada manggis tidak dapat berkembang sempurna
(rudimenter) sehingga pembentukkan dan perkembangan buahnya terjadi secara
apomiksis. Putik pada bunga manggis akan terus melekat pada ujung buah
meskipun buah telah terbentuk.
Buah manggis tergolong buah buni, berbentuk bulat dan berkulit licin.
Kulit buah manggis terdiri dari tiga bagian, yaitu eksokarp (bagian terluar),

mesokarp (tengah) dan endokarp (bagian dalam). Menurut Verheij (1997), buah
manggis pada umumnya berdiameter 4-7 cm dan berwarna lembayung tua ketika
matang. Dalam satu buah manggis, paling banyak terdapat 3 biji yang dapat
berkembang sempurna. Biji tersebut terbungkus oleh aril yang berwarna putih.

Syarat Tumbuh
Tanaman manggis merupakan tanaman yang cocok hidup di daerah tropik
basah. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada daerah panas namun memiliki
kelembaban yang tinggi. Musim panas yang kering dan pendek serta ketersediaan
air yang kontinyu berguna untuk mendorong inisiasi pembungaan pada tanaman
manggis (Ashari, 2006). Menurut Sidik (2004), tanaman manggis dapat tumbuh
dan berkembang dengan baik pada kelembaban udara sekitar 80% dan kondisi
curah hujan tahunan 1 500 – 2 500 mm/tahun (www.ristek.go.id). Pertumbuhan
tanaman manggis lambat pada suhu di bawah 200C, sedangkan batas suhu
tertinggi adalah 38 – 400C. Adapun suhu optimum yang dibutuhkan oleh tanaman
manggis berkisar antara 270C – 360C dengan naungan 20 – 50% (Nakasone,
1998).
Tanah yang subur, gembur, dan banyak mengandung bahan organik
dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman manggis.
Adapun derajat keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman manggis
berkisar antara 5-7 (www.ristek.go.id). Menurut Nakasone (1998), tanaman
manggis masih dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang berat meskipun sistem
perakarannya lemah. Tanaman tersebut tidak mampu beradaptasi terhadap tanah
berkapur, aluvial berpasir atau tanah pasir yang hanya mengandung sedikit
humus. Tanaman manggis juga dapat bertahan hidup pada kondisi kekurangan air.
Pohon manggis dapat tumbuh di daerah dataran rendah sampai di
ketinggian di bawah 1 000 meter di atas permukaan laut (m dpl), namun
pertumbuhannya menjadi lebih lambat. Pertumbuhan terbaik dapat dicapai pada
daerah dengan ketinggian di bawah 500-600 m dpl (Ashari, 2006).

Budidaya
Penanaman manggis dapat dilakukan dengan cara menanam benih pada
media tanam yang telah dipersiapkan sebelumnya atau secara langsung
mengunakan bibit sambungan. Menurut Ashari (2006), perbanyakan dengan
menggunakan biji ini akan menghasilkan turunan yang sifatnya serupa dengan
induk (true-to-type). Hal ini diakibatkan oleh sifat biji manggis yang apomiksis di
mana pembentukkannya terjadi tanpa melalui penyerbukan antara gamet jantan
(serbuk sari) dan gamet betina (putik). Biji yang akan dijadikan benih sebaiknya
berukuran besar dan berasal dari panen buah utama pada tanaman induk (Verheij,
1997).
Daya kecambah benih manggis sangat lambat sehingga memerlukan
pemeliharaan yang intensif. Media tanam yang digunakan dalam pembibitan
manggis harus remah dan subur serta mengandung air yang cukup banyak namun
tidak tergenang. Menurut Verheij (1997), benih manggis sebaiknya disemaikan di
dalam pot (polybag) kemudian dipindahkan ke pot yang lebih besar jika tingginya
telah mencapai 60 cm dan memiliki satu atau dua pasang ranting lateral.
Pada awal pertumbuhan, tanaman manggis memerlukan naungan dan
pengairan yang cukup. Pemberian naungan dapat dilakukan dengan menanam
pohon lain di sekitarnya, seperti pohon pisang. Naungan ini berfungsi sebagai
pengontrol cahaya yang akan diterima oleh pohon manggis sehingga dapat
tumbuh dengan baik. Naungan terus dipertahankan sampai pohon berumur empat
tahun kemudian naungan dikurangi secara bertahap (Ashari, 2006).
Pemupukan manggis diperlukan untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas buah manggis yang dihasilkan. Menurut Poerwanto (2004), pemupukan
manggis dilakukan secara dua tahap, yaitu pemupukan untuk fase juvenil dan
tanaman yang sudah menghasilkan buah. Pupuk yang diberikan kepada tanaman
terdiri dari pupuk organik (pupuk kandang) dan pupuk anorganik (Urea, SP-36,
dan KCl). Tanaman manggis yang masih berumur 4-6 tahun sebaiknya diberikan
pupuk urea 200 gram/pohon, SP-36 100 gram/pohon dan KCl 100 gram/pohon.
Pupuk kandang juga diberikan dengan dosis 36 - 40 liter/pohon. Pemupukan pada
tanaman manggis yang telah memasuki masa produktif (> 10 tahun) memiliki
dosis sepuluh kali lebih besar dibandingkan tanaman pada masa juvenil. Dosis

pupuk yang diberikan tersebut adalah 1 000 gram urea/pohon, 2 500 gram SP-36
dan 1 500 gram KCl/pohon.
Pemanenan dilakukan ketika buah mencapai umur 104 – 110 hari setelah
bunga mekar. Pemanenan buah manggis masih dilakukan secara konvensional
dengan peralatan yang sederhana, yaitu menggunakan songgok bambu yang diberi
keranjang di bagian atasnya (Ashari, 2006). Teknik lain yang biasa digunakan
untuk pemanenan buah manggis adalah dengan cara memanjat pohon. Menurut
Standar Prosedur Operasional (SPO) komoditi manggis (2004), terdapat 7 tingkat
kematangan buah manggis berdasarkan indeks atau tahapannya (tahap 0 – tahap
6). Buah yang akan diekspor biasanya dipanen ketika kulit buah masih berwarna
merah kecokelatan atau keunguan (tahap 3 dan 4). Hal ini dimaksudkan agar buah
tersebut masih layak jual dan dapat dikonsumsi ketika sampai di negara tujuan.
Pemanenan buah yang ditujukan untuk pasar domestik dilakukan ketika kulit buah
sudah berwarna ungu kemerahan atau ungu kehitaman (tahap 5 dan tahap 6).

Getah Kuning
Getah kuning atau biasa disebut gamboge merupakan salah satu masalah
utama yang terdapat pada buah manggis. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Dorly dkk, getah ini dihasilkan di seluruh bagian tanaman manggis
yaitu mulai dari akar, batang, daun, bunga, buah dan tangkai buahnya. Pada buah,
saluran getah kuning tersebar di eksokarp mesokarp dan endokarp. Getah kuning
merupakan panyakit fisiologis yang berkaitan dengan turgoritas dinding sel.
Perubahan tekanan turgor tersebut dapat terjadi akibat perubahan lingkungan yang
ekstrim sehingga menyebabkan pecahnya dinding sel saluran getah kuning (Syah,
2007). Getah kuning juga dapat muncul akibat proses pemanenan dan penanganan
pasca panen yang kurang baik serta tusukan atau gigitan serangga (Ashari, 2006).
Menurut Dorly (2008), struktur sekretori getah kuning pada buah manggis
berbentuk saluran memanjang dan bercabang yang dikelilingi oleh sel-sel
epitelium yang khas. Saluran getah kuning tersebut lebih dikenal dengan sebutan
kanal bercabang. Struktur saluran getah kuning yang terdapat pada tangkai buah
menyatu dengan saluran yang terdapat pada bagian buahnya.

Menurut Syah (2007), kerusakan yang ditimbulkan oleh getah kuning pada
endokarp lebih serius daripada perikarp. Gamboge yang mengotori buah dan
masuk ke dalam segmen daging buah akan menyebabkan perubahan warna pada
daging buah menjadi transparan (bening) dan memiliki rasa yang pahit. Getah ini
juga seringkali menempel pada kulit buah dan membentuk bintik-bintik berwarna
kuning (Ashari, 2006). Buah yang telah terkena penyakit fisiologis ini akan
menurun kualitasnya sehingga tidak layak untuk diekspor.

Kalsium
Kalsium merupakan salah satu unsur hara makro yang diperlukan oleh
tanaman dan bersifat immobil. Kalsium tersedia pada tanah humid dalam bentuk
karbonat, kalsium silikat, dan bahan organik. Menurut Hanafiah (2006),
ketersediaan kalsium terkait dengan kapasitas tukar kation (KTK) dan kejenuhan
basa (KB). Pada umumnya kadar kalsium dalam tanah lebih tinggi dibandingkan
dengan ketersediaan magnesium. Penyerapan unsur kalsium oleh tanaman dalam
bentuk ion Ca2+ (Hardjowigeno, 2003).
Kalsium diperlukan oleh tanaman untuk membentuk struktur dinding sel
yang kuat (Collings, 1955) dan mempertahankan integritas sel-sel karena
perannya dalam sintesis kalsium pektat yang merupakan penyusun lamela tengah.
Kalsium juga berperan dalam mempertahankan permeabilitas membran,
pembentukan dan peningkatan kandungan protein dalam mitokondria serta
menghambat pengguguran atau proses penuaan daun (Hanafiah, 2006). Pemberian
kalsium juga dapat berpengaruh terhadap pembelahan sel, kekompakan buah,
pertumbuhan tanaman (pemanjangan), laju respirasi dan daya simpan buah
(Ashari, 2006). Kerusakan yang terjadi pada buah, seperti pecah buah, juga dapat
dikurangi dengan memberikan tambahan kalsium pada tanaman.
Menurut Hardjowigeno (2003), ketersediaan unsur Ca (kalsium) dalam
tanah dapat ditingkatkan dengan memberikan kapur atau pupuk kalsium dengan
waktu dan konsentrasi tertentu. Pupuk kalsium yang diberikan pada umumnya
berasosiasi dengan unsur lain. Salah satu sumber unsur kalsium adalah dolomit
(CaMg(CO3)2) yang mengandung MgO 18-22%, CaO 40% dan sedikit unsur Fe,

Mn, dan P. Sumber lain yang juga biasa digunakan adalah kapur kalsit (CaCO3)
dan kapur bakar (CaO).

Pengapuran
Pengapuran

merupakan

usaha

yang

dilakukan

dalam

rangka

meningkatkan pH tanah sampai batas tertentu (Manik, 2003). Menurut Soepardi
(1983), pengapuran dapat didefinisikan sebagai upaya penambahan bahan
amelioran yang mengandung Ca dan Mg ke dalam tanah guna meningkatkan pH
sehingga kondisinya optimum untuk pertanaman. Pengapuran juga berpengaruh
terhadap sifat fisik (meningkatkan granulasi), kimia (menurunkan kelarutan Fe
dan Al serta meningkatkan KB) dan biologi tanah (merangsang aktivitas
mikroorganisme)

serta

memperbaiki

pembentukan

bintil-bintil

akar

(Hardjowigeno, 2003).
Derajat keasaman yang rendah menyebabkan tanah menjadi tidak subur
dan pertumbuhan akar tanaman terganggu sehingga penyerapan hara oleh tanaman
tersebut terhambat (Sanchez, 1992). Ketersediaan unsur hara optimum pada pH
tanah 6-6,5 (netral). Menurut Hanafiah (2005), pengapuran harus dilakukan
dengan empat tepat, yaitu tepat dosis, cara, waktu dan kondisi. Pengapuran yang
dilakukan dengan tepat dapat meningkatkan ketersediaan P, Ca, Mg, dan Mo serta
mengurangi keracunan yang diakibatkan oleh Fe, Mn, dan Al (Hardjowigeno,
2003). Pengapuran juga sebaiknya dilakukan berulang-ulang terutama di daerah
yang mempunyai curah hujan tinggi.
Jumlah kapur yang diperlukan atau ditambahkan ke dalam tanah
ditentukan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pH tanah. Jika nilai pH
rendah, maka tanah tersebut memerlukan lebih banyak kapur. Menurut
Hardjowigeno (2003), tekstur dan kadar bahan organik tanah menentukan
kapasitas adsorpsi dan besarnya daya penyangga tanah. Semakin halus tanah dan
banyaknya kandungan bahan organik, maka daya penyangganya akan semakin
besar sehingga diperlukan lebih banyak kapur. Mutu kapur dan jenis tanaman juga
menentukan jumlah kapur yang diperlukan untuk proses pengapuran.

Proses pengapuran terdiri dari tiga tahapan. Tahap pertama kapur melarut
karena hidrolisis, kemudian larutan kapur tersebut mengalami disosiasi. Tahap
terakhir, ion Ca+ beraksi menggantikan ion H+ (Ashari, 2006).
Tahap I

: CaO (kapur) + H2O

Tahap II

: Ca(OH)2

Ca(OH)2

2+

Ca + 2OH-

H
Ca
Ca2+ + Misel

2H+ + Misel
Ca

H
Tahap III

: 2H+ + 2OH-

2H2O

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2007 sampai April
2008 yang bertempat di kebun manggis, Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang.
Analisis kuantitatif dan kualitatif dilakukan di Laboratorium Pusat Kajian Buah
Tropika (PKBT) IPB, sedangkan analisis pH tanah dan kandungan kalsium dalam
tanah, daun dan kulit buah dilakukan di Laboratorium Kimia dan Kesuburan
Tanah, Departemen Manajemen Sumberdaya Lahan, IPB, Bogor.

Bahan dan Alat Penelitian
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah buah manggis yang
berasal dari Desa Karacak, Leuwiliang, Bogor. Bahan lainnya adalah kapur
dolomit yang diperoleh dari toko S.K. Tani, Leuwiliang, Bogor, larutan natrium
hidroksida (NaOH) 0.1 N, asam oksalat, indikator penalphtalein (PP) dan akuades.
Alat yang digunakan terdiri dari cangkul, timbangan, ember, pisau, jangka
sorong, hand penetrometer, hand refraktometer, pipet, spatula, labu takar,
erlenmeyer, corong, kertas saring, buret dan gelas piala.

Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Kelompok
Lengkap Teracak (RKLT) satu faktor, yaitu dosis kalsium. Faktor tersebut terdiri
dari 4 taraf percobaan, yaitu 0 ton Ca2+/ha (kontrol/0 ton dolomit/ha), 2.5 ton
Ca2+/ha (12.5 ton dolomit/ha), 3.0 ton Ca2+/ha (15.0 ton dolomit/ha) dan 3.5 Ca2+
ton/ha (17.5 ton dolomit/ha). Taraf percobaan tersebut diperoleh dari hasil
pengukuran pH tanah menggunakan metode SMP (Schoemaker, McLean, dan
Pratt) pada awal percobaan, kemudian dikonversikan ke dalam satuan ion Ca2+
yang terkandung pada dolomit yang akan digunakan (ion Ca2+ = 20%). Penelitian
ini dilakukan dengan 3 ulangan dan setiap ulangannya terdiri dari 3 pohon. Jadi,
jumlah keseluruhan tanaman manggis yang dibutuhkan adalah 36 pohon. Adapun
pengambilan contoh pada penelitian ini dilakukan secara acak (random).

Model matematika yang digunakan sebagai analisis statistik dalam penelitian ini
adalah:
Yij = µ +

i

+

j+

ij

Keterangan:
Yij = Nilai pengamatan pada perlakuan aplikasi dolomit ke-i terhadap ulangan
ke-j
µ

i

= Nilai rataan umum
i

= Pengaruh perlakuan aplikasi dolomit ke-i

j

= Pengaruh kelompok ke-j

ij

= Pengaruh galat pada perlakuan aplikasi dolomit ke-i terhadap kelompok ke-j
= 1, 2, 3 ; j = 1, 2, 3
Data dianalisis menggunakan uji F jika hasilnya berbeda nyata akan
dilakukan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%.

Pelaksanaan
1. Persiapan tanaman
Tanaman yang digunakan pada penelitian ini adalah tanaman yang akan
memasuki musim berbuah. Jumlah tanaman yang dibutuhkan dalam penelitian
ini adalah 36 unit tanaman.
2. Pembersihan gulma
Gulma yang terdapat di sekitar tanaman dibersihkan untuk menghindari
penggunaan dolomit oleh gulma tersebut (tidak tepat sasaran). Jika hal ini tidak
dilakukan, maka dapat menyebabkan berkurangnya ketersediaan unsur kalsium
yang berasal dari kapur dolomit yang akan diaplikasikan ke tanaman.
3. Aplikasi kalsium
Aplikasi kalsium pada penelitian ini dilakukan melalui proses pengapuran
dengan menggunakan kapur dolomit. Pengapuran tersebut dilakukan di seluruh
permukaan tanah di bawah proyeksi tajuk tanaman manggis. Dolomit yang
diaplikasikan sebagai sumber kalsium tersebut kemudian dibalik posisinya
menggunakan cangkul (dolomit tertutup tanah). Hal ini dimaksudkan agar
tanaman lebih mudah menyerap unsur kalsium dari tanah dan menghindari

pencucian dolomit oleh air hujan. Aplikasi dolomit ini dilakukan sebelum
tanaman berbunga.
4. Pelabelan buah
Pelabelan dilakukan terhadap bunga yang baru muncul setelah aplikasi
pengapuran tanaman. Pelabelan ini bertujuan untuk menentukan buah yang
akan digunakan untuk pengamatan.
5. Pemanenan buah
Buah dipanen ketika telah memenuhi syarat umur pemanenan. Buah yang
dipanen umumnya berumur 105-114 hari setelah anthesis (bunga mekar).

Pengamatan


Pengamatan Kuantitatif

1. Diameter buah (cm)
Diameter buah diukur pada awal pengamatan, yaitu sesudah buah
dipanen. Pengukuran ini dilakukan menggunakan jangka sorong dengan arah
horizontal melingkari buah (diameter transversal).
2. Bobot buah (gram)
Bobot buah diukur dengan menggunakan timbangan digital. Pengukuran
ini meliputi bobot buah secara keseluruhan, bobot kulit dan bobot aril (daging
buah) manggis beserta bijinya.
3. Kekerasan kulit buah (kg/det)
Kekerasan kulit buah diukur dengan menggunakan hand penetrometer.
Pengukuran tersebut meliputi bagian ujung, tengah, dan pangkal buah.
Pengukuran kekerasan kulit buah dilakukan dengan menusukkan jarum hand
penetromeneter pada kulit buah manggis. Kekerasan buah kemudian dapat
dilihat pada skala yang tertera dalam alat hand penetrometer.
4. Padatan terlarut total (% brix)
Beberapa sampel buah diambil dari masing-masing perlakuan kemudian
daging buah dari sampel tersebut diukur padatan terlarut totalnya (PTT)
dengan menggunakan alat hand refraktometer. Pengukuran PTT ini dilakukan
dengan cara memberikan 1 tetes cairan buah manggis pada lensa pembaca
hand refraktometer. Setiap akan melakukan pengukuran, lensa tersebut

terlebih dahulu dikalibrasi menggunakan akuades kemudian dikeringkan
dengan tisu. Angka yang muncul pada layar hand refraktometer merupakan
PTT yang terdapat di dalam buah manggis.
5. Asam tertitrasi total (%)
Kandungan asam tertitrasi total (ATT) dalam buah manggis diukur
dengan menggunakan metode titrasi NaOH. Adapun langkah-langkah yang
dilakukan untuk menentukan kadar ATT buah yaitu:

Daging buah manggis

Haluskan

Timbang 10 gram pasta buah

Masukkan ke dalam labu takar 100 ml

Tambahkan akuades sampai volume larutan 100 ml

Saring

Ambil 25 ml hasil filtrasi

Masukkan ke dalam erlenmeyer

Tambahkan 2 tetes indikator phenalptalein (PP)

Titrasi menggunakan NaOH 0.1 N

Catat volume NaOH yang terpakai untuk titrasi

Berdasarkan metode tersebut, asam tertitrasi total dalam buah dapat
diketahui