Bank Perkeriditan Rakyat Landasan Teori
masyarakat di daerah pedesaan. Bentuk hukum BPR dapat berupa perseroan terbatas, perusahaan daerah, atau koperasi Siamat, 2005.
Perbedaan utama antara Bank Umum dengan BPR terletak pada ruang lingkup usaha yang dijalankannya. Pada Bank Umum, kegiatan
usaha selain memberikan jasa intermediasi keuangan juga mencakup pemberian jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sedangakan BPR dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Di samping itu, BPR memiliki kekhususan yakni melayani keperluan
masyarakat di wilayah pedesaan dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM. BPR tidak dapat menerbitkan cek dan bilyet giro seperti bank
umum. Wilayah operasional BPR pun terbatas hanya dalam lingkup satu provinsi.
Ruang lingkup usaha BPR lebih terfokus pada fungsi intermediasi keuangan yaitu dengan memanfaatkan dana yang berhasil dihimpun dari
masyarakat kemudian disalurkan ke masyarakat untuk tujuan kredit. Adapun usaha-usaha BPR telah diatur dalam UU Nomor 10 Tahun 1998
pasal 13 adalah sebagai berikut : a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa
deposito berjangka, tabungan, atau bentuk lainya yang dipersamakan dengan itu.
b. Memberikan kredit.
c. Menyediaakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan
pemerintah. d. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia SBI,
deposito berjangka, sertifikat deposito, atau tabungan pada bank lain. Adapun beberapa jenis usaha seperti yang dilakukan Bank Umum,
tetapi tidak boleh dilakukan BPR yang disebutkan dalam UU No 10 Tahun 1998 antara lain :
a. Menerima simpanan berupa giro. b. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing.
c. Melakukan penyertaan modal dengan prinsip prudential banking dan concern terhadap layanan kebutuhan masyarakat menengah ke bawah.
d. Melakukan usaha perasuransian. e. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana yang
dimaksud dalam usaha BPR. Kebijakan dan strategi pengembangan BPR diarahkan sesuai
dengan karakteristik BPR yaitu BPR sebagai community bank yang sehat, kuat, produktif serta menyebar di seluruh Indonesia. Dalam praktiknya,
BPR lebih mudah menjangkau pengusaha mikro dan kecil serta masyarakat berpenghasilan rendah di daerah-daerah karena lebih
memiliki kedekatan dengan lingkungannya daripada bank-bank umum sehingga fokus dalam penyediaan pelayanan jasa keuangan BPR
diarahkan kepada UMKM dan masyarakat setempat khususnya di daerah-daerah.
Karakteristik umum yang dimiliki oleh BPR dibandingkan dengan lembaga keuangan bank adalah jumlahnya yang banyak dan kecil-kecil.
Ditinjau dari segi permodalan dan SDM, BPR masih lemah dibandingkan dengan bank umum. Namun demikian, perkembangan BPR ditinjau dari
sisi kelembagaan memperlihatkan adanya kemajuan. Hal ini dapat dilihat dari adanya kenaikan jaringan kantor cabang BPR dari 4.172 kantor di
tahun 2011 menjadi 4,425 di tahun 2012 atau tumbuh sebesar 6,06 persen. Keunggulan BPR dibandingkan dengan bank umum, diantarnya
adalah lokasi yang dapat ditinjau oleh masyarakat secara lebih luas, pemahaman budaya masyarakat setempat dan fleksibelitas dalam
melakukan transaksi dengan masyarakat yang nonbankable.