Berat Kering Akar Pertumbuhan Perakaran Tanaman Padi Segreng Handayani
Gambar 10. Berat kering akar tanaman padi segreng Handayani yang diinokulasi Rhizobacteri indegenous Merapi dengan berbagai perlakuan
kombinasi NPK. Keterangan:
A: NPK 100 dosis anjuran
Urea=250 kgh, SP-36=150 kgh dan KCl=150 kgh
B: NPK75 dosis anjuran + Kompazolla 19,62 gpolybag C: NPK 75 dosis anjuran + Mikoriza 40 g crudepolybag
D: NPK 75 dosis anjuran + Kompazolla 19,62 g + Mikoriza 40 g crude.
Berdasarkan gambar 10 menunjukkan bahwa berat kering akar mengalami pertambahan berat kering yang hampir sama pada semua perlakuan dari minggu
ke-2 hingga minggu ke-5, namun pada minggu ke-8 berat kering tanaman pada perlakuan yang diinokulasi azolla dan mikoriza cenderung lebih tinggi
dibandingkan dengan perlakuan NPK 100 dosis anjuran. Hal ini disebabkan penambahan azolla dan mikoriza pada tanaman padi Segreng Handayani yang
diinokulasi Rhizobacteri osmotoleran indegenous Merapi selain sebagai penyedia N, P dan K juga mampu memberikan ketersediaan air yang cukup bagi akar
tanaman pada saat kekeringan. Menurut Dewi 2007 kehadiran Plant Growth Promotor Rhizobacteria
meningkatkan kemampuan akar dalam memfiksasi Nitrogen, menyerap Fosfor
0,00 5,00
10,00 15,00
20,00
25,00
2 5
8
Be r
at g
Minggu ke-
A B
C D
dalam kondisi ketersediaan terbatas, dan sebagainya. PGR yang dapat memperbaiki proses fisiologi tanaman melalui akar biasanya bersifat eksogen
atau berasal dari luar tanaman. Plant Growth Promotor Rhizobacteria berasal dari dalam tanah, khususnya dari interaksi akar tanaman dengan organisme
yang ada dalam tanah. Hasil penelitian Elisabeth 2013, bahwa pelapukan bahan organik yang berasal dari azolla, fosfat alam dan abu sekam dapat memberikan
unsur N, P, K dalam tanah yang dibutuhkan tanaman, memperbaiki struktur tanah melalui agregasi, aerasi tanah, memperbaiki sifat fisika tanah dalamhubungannya
dengan kapasitas menahan air. Peningkatan berat kering akar yang terjadi seiring dengan besarnya berat
segar tanaman. Akar memiliki jaringan pengangkut berupa berupa floem dan xylem dan jaringan lainnya yang berperan dalam proses pengangkutan dan
penyerapan hara dalam tanah, sehingga berat kering akar dapat menjadi indikasi kelancaran transport dan penyerapan hara bagi tanaman. Berat kering akar selain
berkaitan dengan berat segar akar juga berkaitan dengan panjang akar dan polifirasi akar.