1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 meletakan dasar-dasar kehidupan berbangsa dan bernegara
dengan kedaulatan di tangan rakyat yang diwujudkan melalui pengembangan format politik dalam negeri dan pengembangan sistem
penyelenggaraan pemerintahan
daerah ke
arah yang
lebih demokratis.Sebagai konsekuensi dari negara hukum, perubahan format
politik dan sistem pemerintahan harus ditidaklanjuti dengan perubahan peraturan perundang-undangan di bidang politik dan pemerintahan.
Dengan ditetapkanya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
mempunyai peran yang sangat strategis dalam rangka pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan, pemerataan kesejahteraan masyarakat,
pemeliharaan hubungan serasi antara pemerintah pusat dan daerah serta antar daerah untuk manjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, sehingga diperlukan figur Kepala Daerah yang mampu melakukan inovasi, berwawasan ke depan dan siap melakukan perubahan
kearah yang lebih baik.
2
Keberadaan pemimpin lokal sangat strategis baik sebagai wujud entitas lokal, tetapi juga menjadi jembatan kepentingan-kepentingan
nasional terhadap daerah.
1
Secara konseptual, kajian terhadap rekruitmen pemimpin lokal menjadi penting, karena proses pemilihan pemimpin lokal memiliki
implikasi terhadap demokrasi, desentralisasi dan good governance. Menurut tradisi liberal, demokrasi prosedural diukur dengan bekerjanya
tiga nilai penting yaitu : kompetisi, liberalisasi dan partisipasi.Secara prosedural, kompetisi, liberalisasi dan partisipasi dilembagakan dalam
pemilihan lembaga perwakilan melalui mekanisme yang menekankan pengutamaan hak-hak pribadi, demokrasi prosedural mewujudkan
dukungan rakyat secara kuantitatif. Dalam dua model sistem pemilihan, baik melalui Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 1999 maupun Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, peranan partai politik sangat dominan.Dalam sistem pemilihan umum
kepala daerah menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, peran badan legisllatif daerah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah-DPRD
ditempatkan sebagai pemain utama dalam pemilihan kepala daearah, sedangkan dalam sistem pemilihan menurut Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004, pemilihan dilakukan secara langsung.
1
Musni Umar,2013, Tanggung Jawab Pemimpin dan Tokoh Masyarakat terhadap Rakyat dan Pembangunan, PT Rafika Aditama, Bandung, hlm
132.
3
Pada prinsipnya, pemilu dalam demokrasi lebih bermakna sebagai: pertama, kegiatan partisispasi politik dalam menuju kesempurnaan oleh
berbagai pihak. Kedua, sistem perwakilan bukan partisipasi langsung dalam bahasa politik yang berhak duduk mewakili masyarakat, sehingga
mengakibatkan munculnya perlombaan untuk mendapatkan simpati sebagai wujud representasi masyarakkat luas. Ketiga, sirkulasi pada elit
politik yang
berujung pada
perbaikan performance
pelaksana eksekutifnya
2
. Sejalan dengan pengembangan sarana demokrasi kedaulatan rakyat
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih secara langsung oleh rakyat
yang dilaksanakan secara demokratis berdasarkan azas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil melalui pemungutan suara.
Proses pemilihan umum kepala daerah dilaksanakan melalui beberapa tahapan yang dimulai dari masa persiapan dan tahap pelaksanaan
meliputi: persiapan pemilihan, penyelenggara pemilih, penetapan pemilih, pendaftaran pemilih, dan penetapan pasangan calon, kampanye
2
Damang ,2013,Demokrasi dan Pemilu, Pustaka Salafiyah, Bandung, hlm 73
4
pemungutan dan perhitungan suara serta penetapan pasangan calon terpilih dan pelantikan
3
. Pemilihan umum kepala daerah Pemilukada Kabupaten Maluku
Tenggara dalam menentukan kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih secara langsung yang telah dilaksanakan pada tanggal 17 Juni 2013,
menampilkan 6 enam pasangan calon.Enam pasangan calon yang telah ditetapkan untuk mengikuti Pemilukada Kabupaten Maluku Tenggara
diijinkan membuka rekening sumbangan partisipasi dari masyarakat untuk keperluan kampanye calon.Rekening ini nantinya juga akan dilacak dari
mana sumber danpenggunaan dananya. Sumbangan dibatasi maksimal Rp.350.000.000 tiga ratus lima
puluh juta bila berasal dari badan hukum dan Rp.50.000.000 lima puluh juta bila berasal dari perorangan. Rekening ini juga terbuka bagi
masyarakat yang ingin berpartisispasi turut menyumbang, yang nantinya akan digunakan untukkeperluan kampanye
4
. Pemilukada ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintah Daerah, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 Tentang Pemilihan, Pengesahan,
Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala
3
H.Arusharg az,2010,Buku panduan KPPS Pemilukada, Komisi Pemilihan dan Australian ElectoralCommision, Jakarta, hlm 51.
4
Wawancara dengan Bapak. Robertus Tadubun, 24 Juli 2014, Kantor KPUD Kabupaten Maluku Tenggara.
5
Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2005 Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005, Perppu
Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, Wali Kota, Perppu Nomor 2 Tahun 2014 tentangPemerintahan Daerah.
Dalam konteks ini, pemilihan umum kepala daerah secara langsung merupakan model dari teori demokrasi yang diharapkan akan
dapatmenghasilkan pimpinan daerah yang lebih bermutu, kredibel dan akseptabel di mata masyarakat, namun demikian pemilukada langsung
berpotensi untuk terjadinya korupsi pemilu maupun gangguan pemilukada. Setidaknya ada tiga hal yang menunjukan potensi gangguan pilkada: 1.
praktik politik uang, 2. persaingan yang tidak sehat unfaircompetition atau fairelection dan 3.kesadaran, keikutsertaan partisipasi masyarakat
yangrendah
5
. Terhadap potensi gangguan pemilukada di atas, kiranya solusi yang
paling cepat dilakukan adalah pentingnya gerakan pemantauan oleh masyarakat yang lebih memiliki kesadaran dibanding masyarakat lainya.
Pengorganisasian masyarakatmelalui berbagai macam bentuk, misalnya melalui lembaga swadaya masyarakatataupun civil society organization
lainya, harus terus dilakukan. Lembaga ini bertugas melakukan pendampingan dalam pendidikan
anggota masyarakat untuk menjadi pemilih yang cerdas, menigkatkan partisipasi aktif warga dalam segenap tahapan proses pemilihan umum
5
www. Maureneenlicious.com, Permasalahan yang Timbul dari Pilkada, Diunduh 25 Februari 2014.
6
kepala daerah. Seharusnya rakyat paham bahwa pemilukada dilaksanakan dengan anggaran yang bersumber dari rakyat, sehingga pengawasan
terhadap manfaat suatu realisasi anggaran harus dijadikan ukuran supaya tidak mengeluarkan banyak anggaran untuk mendapatkan pemimpin yang
tidak sesuai. Pemilukada langsung memberikan pemahaman kepada masyarakat
tentang sistem seleksi calon, dan pentingnya program kerja, kebijakan, perencanaan dan anggaran dalam suatu sistem demokrasi.Tujuan yang
dicapai adalah rakyat semakin rasional baik dalam memilih calon maupun menyikapi pemilukada. Pemilih yang rasional akan menghindari memilih
calon yang sama sekali tidak kompeten bahkan tidak bermoral. Mereka juga tidak mudah dimobilisasi dalam kegiatan-kegiatan kampanye.
Pemilukada akan menyediakan kesempatan bagi warga masyarakat untuk berpartisipasi secara politik, baik dalam rangka memilih atau
kemungkinan dipilih untuk suatu jabatan politik dan secara tidak langsung ikut serta membentuk kebijakan publik.
Pemilukada memberikan peluang dan kesempatan kepada warga untuk berpartisipasi dalam politik, baikdalam rangka memilih atau dipilih
untuk jabatan kepala daerah. Dengan kehendak melakukan partisipasi politik, masyarakat akan melakukan usaha untuk mengakses informasi
yang cukup tentang berbagai hal. Mereka akan tahu syarat menjadi calon,
7
bagaimana kapasitas dan latar belakangnya, apakah calon pemimpin daerah pantas didukung atau tidak
6
. Dengan demikian, jelas bahwa partisipasi masyarakat sangat
berpengaruh pada hasil pemungutan suara. Tingkat kehadiran dan hak untuk memilih dalam menentukan perolehan suara calon pemimpin daerah
sangat berpengaruh kepada siapa yang akan terpilih menjadi kepala daerah dan wakil kepala daerah.
Mengingat partisipasi masyarakat Desa Langgur Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara mempunyai nilai penting dalam
pelaksanaan pemilihan kepala daerah tahun 2013, maka penulis merasa
tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul PARTISIPASI MASYARAKAT DESA LANGGUR KECAMATAN KEI KECIL
KABUPATEN MALUKU TENGGARA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH TAHUN 2013.
B. Rumusan Masalah