Tujuan Khusus Urgensi Keutamaan Penelitian

5 Hasil penelitian Pelembagaan Diplomasi Bencana Alam Untuk Mengkapitalisasi Bencana Alam Sebagai Moda Kerjasama Internasional Untuk Mengantisipasi dan Mengurangi Dampak Bencana Alam di Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta ini diharapkan dapat diterapkan untuk memecahkan masalah strategis; Pertama, terlembaganya konsep dan praktik diplomasi bencana alam dalam produk perundang-undangan yang terkait dengan bencana alam, sehingga akan mendukung produktivitas dan efektivitas managemen bencana alam yang dilakukan oleh pemerintah pusat maupun daerah. Penelitian dapat digunakan sebegai referensi dasar bagi upaya revisi UU No 24 Tahun 2007 yang tidak mengatur secara sistematis tentang arti penting diplomasi bencana alam. Kedua, meningkatnya kerjasama internasional yang dibangun oleh pemerintah pusat maupun daerah untuk mengantisipasi dan mengurangi dampak dari bencana alam. Penelitian ini diharapkan akan dapat mensitumuli inisiatif untuk melakukan serangkaian kerjasama internasional antara pemerintah pusat dan daerah dengan fihak negara asing, organisasi internasional berbasis pemerintah, organisasi internasional berbasis non pemerintah, maupun perusahaan multi nasional untuk mengantisipasi dan mengurangi dampak bencana alam. Riset tentang penatalaksanaan diplomasi bencana di tingkat pemerintah daerah akan memperkuat kapasitas diplomasi Indonesia secara umum dalam memperjuangkan kepentingan nasional yang berhubungan dengan isu bencana alam. Ketiga, meningkatnya pelembagaan strategi diplomasi bencana alam untuk mengkapitalisasi issue bencana alam sebagai intrumen kerjasama internasional baik di tingkat pusat dan daerah. Pelembagan strategi diplomasi bencana terhadap birokrasi di daerah akan meningkatkan inisitaif dan profesionalitas birokrasi di daerah dalam menjalankan praktik diplomasi bencana alam secara produktif dan efisien. Keberhasilan birokrasi daerah menjalankan praktik diplomasi bencana alam yang efektif dan efisien yang bersinergi dengan pemerintah pusat, akan mampu mengakumulasi lebih banyak sumberdaya terutama dari luar negeri untuk mengurangi dampak negatif dari bencana alam.

I.2. Tujuan Khusus

Penelitian ini memiliki tujuan khusus sebagai berikut; 6 1. Menyusun buku peningkatan kapasitas diplomasi bencana alam bagi birokrasi pemerintah daerah Propinsi DIY. 2. Menulis artikel Jurnal untuk dipublikasikan dalam Jurnal Nasional terakreditasi

I.3. Urgensi Keutamaan Penelitian

Penelitian tentang pelembagaan diplomasi bencana alam untuk mengkapitalisasi bencana alam sebagai moda kerjasama internasional untuk mengantisipasi dan mengurangi dampak bencana alam di Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki arti penting dalam beberapa hal sebagai berikut : Pertama, masihnya rendahnya political will dari pemerintah Indonesia dalam melakukan kapitalisasi isue bencana alam sebagai intrumen penting dalam membangun kerjasama internasional untuk mengantisipasi dan mengurangi dampak bencana alam. Hal ini ditandai dengan tidak diaturnya konsep dan praktik diplomasi bencana alam dalam produk perundang-undangan tentang bencana alam baik di level pusat maupun daerah. Kondisi ini kemudian mengakibatkan terjadi persoalan ketidakjelasan mekanisme pengaturan kebijakan terkait dengan penatalaksanaan praktik diplomasi bencana alam sehingga mengakibatkan berbagai kebijakan pusat dan daerah yang terkait dengan kerjasama internasional untuk mengantisipasi dan mengurangi dampak bencana alam saling tunggu-menunggu. Upaya untuk mengkapitalisasi issue bencana alam dalam membangun kerjasama internasional sebagai kebijakan yang strategis, karena memungkinkan proses transfer pengetahuan, tehnologi, pengalaman maupun good practices secara komprehensif dan sistematis dengan negara yang memiliki potensi kebencanaan yang sama. Proses transformasi ini akan memungkinkan kapasitas pemerintah dalam mengantisipasi dan mengurangi dampak bencana alam akan semakin tinggi sehingga proses managemen bencana alam yang dilakukan oleh pemerintah pusat maupun daerah akan menjadi lebih baik. Kedua, masihnya rendahnya kerjasama internasional yang dibangun oleh pemerintah pusat maupun daerah dalam upaya mengantisipasi dan mengurangi dampak dari bencana alam. Selama ini kerjasama yang dibangun lebih menfokuskan diri kepada kerjasama dalam hal rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana dibandingkan dengan kerjasama yang bersifat mempersiapkan sistem kebijakan dan infra-struktur untuk menanggulangi bencana alam. Pilihan kebijakan ini mengakibatkan managemen bencana alam yang dilakukan pemerintah cenderung 7 bersifat reaksioner, tidak fokus, dan parsial. Pengaruh kebijakan pemerintah dalam membangun kerjasama internatif yang tidak komperehensif tersebut mengakibatkan investasi sosial, ekonomi, tehnologi untuk mengantisipasi bencana alam menjadi sangat rendah. Penelitian ini diharapkan akan dapat mensitumuli serangkaian kerjasama internasional antara pemerintah pusat dan daerah untuk mengantisipasi dan mengurangi dampak bencana alam. Ketiga, masih rendahnya pelembagaan strategi diplomasi bencana alam untuk mengkapitalisasi issue bencana alam sebagai intrumen kerjasama internasional. Diplomasi pada dasarnya merupakan praktik untuk melakukan negosiasi dengan stakeholder internasional, seperti negara, organisasi internasional yang berbasis pemerintah international-govermental organization, organisasi internasional yang berbasis non pemerintah international non govermental organization, maupun perusahaan-perusahaan international multi national corporation untuk memperjuangkan pencapaian kepentingan nasional. Praktik diplomasi dengan aktor tersebut membutuhkan seperangkat pengetahuan, skill, maupun etika diplomasi yang memadai agar praktik diplomasi tersebut dapat berjalan secara efektif dan efisien., egaraPenelitian tentang Rendahnya pelembagaan strategi diplomasi bencana alam dalam mengkapitalisasi bencana alam sebagai moda kerjasama internasional mengakibatkan kapasitas birokrasi daerah dalam menjalankan praktik diplomasi bencana alam menjadi angat tidak memadai. Kondisi ini kemudian berakibat kepada rendahnya inisiatif birokrasi di pemerintah daerah baik di level eksekutif dan yudikatif untuk mengartikulasikan kerjasama internasional sebagai instrumen strategi untuk mengantisipasi dan mengurangi dampak bencana alam. 8

BAB II STUDI PUSTAKA