EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO

Nofita I. S. et. al., Efektivitas Pelaksanaan Pemberdayaan Usaha Mikro Oleh Koperasi Wanita Wetan Kantor Kelurahan Jember
lor

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO
OLEH KOPERASI WANITA WETAN KANTOR
KELURAHAN JEMBER LOR
The Effectiveness Of Microbusiness Empowerment By Women Cooperative “Wetan Kantor”
Administrative Village Of Jember Lor
Nofita Indah S, Anwar, Inti Wasiati
Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Jember
Jln. Kalimantan 37, Jember 68121 E-mail:[email protected]
Abstract

This research aimed to describe the effectiveness of of Microbusiness Empowerment by
Women Cooperative “Wetan Kantor” Admininistrative Village of Jember Lor. The
research used qualitative paradigm with descriptiveresearch type. The research was
conducted based on SOP (standard operating procedure) in Women Cooperative “Wetan
Village” Administrative Village of Jember Lor ranging from loan segmentation to
settlement in order to obtain answers to wether the implementation was in accordance
with the SOP (standard operating procedure) at women cooperative “Wetan Kantor”
Administrative Village of Jember Lor. Meanwhile, the sample information was taken by

purposive sampling . The results showed that the effectiveness of the empowerment made
by Women Cooperative “Wetan Kantor” Sdministrative Village of Jember Lor was by
providing access to capital for microbusiness owners, especially for women in the form
savings and loans. Microfinance function functions to provide capital support for
microbusiness owners to improve their business, so their business run more smoothly and
bigger after gaining the initial capital support; in this case, the funding need is higher
and higher. Therefore, it is necessary to establish microfinance institutions that can
continuously serve their needs. Access to capital for women microentrepreneurs becomes
very important because they have no access to any of the financial institutions;
microfinance institutions enable them to gain easier access to finance.

Keywords: implementation, effectiveness, empowerment, microbusiness

JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015, I (1): 1-13

1

Nofita I. S. et. al., Efektivitas Pelaksanaan Pemberdayaan Usaha Mikro Oleh Koperasi Wanita Wetan Kantor Kelurahan Jember
lor


2

Kaum perempuan merupakan salah satu segmen

PENDAHULUAN
yang

penduduk dalam pembangunan yang memiliki

hanya

jumlah yang seimbang dengan laki-laki. Hal

menyangkut masalah ekonomi saja, akan tetapi

tersebut merupakan potensi atau modal besar yang

juga terkait dengan masalah politik, sosial, hingga

dimiliki perempuan untuk meningkatkan kualitas


budaya.

sumber daya manusia atau posisinya sejajar dengan

Kemiskinan
bersifat

merupakan

masalah

multidimensional.

Begitu

Tidak

kompleksnya


dihadapi masyarakat

miskin

masalah

yang

tersebut sehingga

laki-laki.

Konsep

pembangunan

tidak memungkinkan mereka untuk berupaya

peranan


sendiri. Kemiskinan tidak lagi dipahami hanya

berkembang menjadi pemberdayaan perempuan

sebatas ketidak mampuan ekonomi, tetapi juga

yang berarti meningkatkan kualitas dan peran

kegagalan memenuhi hak-hak dasar dan perbedaan

perempuan pada semua aspek kehidupan baik

perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang

secara langsung atau tidak langsung melalui

dalam menjalani kehidupan secara bermartabat.

penciptaan situasi-situasi yang kondusif sebagai


Kemiskinan didefinisikan sebagai kondisi di

perempuan

yang

kemampuan
dipergunakan

motivator dan akslerasi proses pembangunan.

mana seseorang atau sekelompok orang, laki-

Saat ini berwirausaha menjadi pilihan perempuan

laki dan perempuan, tidak terpenuhi hak-hak

untuk dapat bekerja membantu perekonomian

dasarnya


dan

keluarganya, namun untuk mendapatkan modal

mengembangkan kehidupan yang layak. Hak-

usaha menjadi kendala bagi mereka untuk memulai

hak dasar terdiri dari hak-hak yang dipahami

usaha. Koperasi Wanita Wetan Kantor yang

masyarakat miskin sebagai hak mereka untuk

terletak di Jalan ciliwung 1 nomor 58 kelurahan

dapat menikmati kehidupan yang layak dan hak

jember lor Kabupaten Jember merupakan salah


yang

satu

untuk

diakui

mempertahankan

dalam peraturan perundang-

koperasi wanita

yang

menjadi pilihan

perempuan khususnya pemilik usaha mikro untuk


undangan.
Upaya penanggulangan kemiskinan perlu
diimbangi dengan program penyadaran masyarakat

mendapatkan modal usaha.
Usaha mikro memiliki peran penting dalam hal

yang

penyerapan tenaga kerja karena bersifat padat

seringkali terlupakan adalah dimensi feminis dan

karya, dapat menanggulani kemiskinan, serta

ketimpangan

Dimanapun, kemiskinan


berperan dalam penyediaan barang dan jasa yang

selalu menampilkan wajah perempuan di depan.

terjangkau. Sejalan dengan hal tersebut dalam

Banyak

peneliti kontemporer

mengungkapkan,

perekonomian indonesia, pelaku usaha terbesar

dalam

sebuah keluarga miskin, perempuan

berasal dari sektor usaha mikro. Sebagai salah satu


(public

awareness).

senantiasa

Apalagi

gender.

sebagai

katup

perekonomian keluarga.

satu hal

penyelamat

bagi

komponen utama dalam pengembangan ekonomi
lokal, pemberdayaan usaha mikro memang masih

JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015, I (1): 1-13

Nofita I. S. et. al., Efektivitas Pelaksanaan Pemberdayaan Usaha Mikro Oleh Koperasi Wanita Wetan Kantor Kelurahan Jember
lor

3

menjumpai adanya kesulitan untuk memperoleh

lapisan masyarakat terutama lapisan bawah. Selain

akses pembiayaan melalui lembaga keuangan. Hasil

itu

observasi

banyak

Lembaga Keuangan Mikro yang dapat secara

dijumpai berbagai macam lembanga keuangan yang

khusus melayani segmen tertentu yaitu kaum

menyediakan layanan permodalan, seperti bank

perempuan. Fungsi ini didasarkan pada Surat

Konvensional dan adanya Rentenir.

Keputusan

di

lapangan

menunjukkan

koperasi

memfungsikan

Menteri

dirinya

Keuangan

sebagai

Nomor

Dalam rangka mengatasi masalah permodalan

351.1/KMK.010/2009, Menteri Dalam Negeri

usaha mikro khusunya untuk kaum perempuan

Nomor 900-693A Tahun 2009, Menteri Negara

pemilik usaha mikro, maka dibutuhkan suatu

Koperasi Dan Usaha Kecil Menengah Nomor

lembaga keuangan alternatif yang memungkinkan

01/SKB/M.KUKM/1X/2009 Dan Gubenur Bank

sumber permodalan yang lebih mudah diakses.

Indonesia Nomor 11/43A/KEP.GBI/2009 tentang

Kebutuhan akses permodalan inilah yang pada

Strategi

akhirnya mendasari Pemerintah Propensi Jawa

Mikro. Kebijakan Dinas Koperasi UMKM Provinsi

Timur untuk mengeluarkan kebijakan yang terkait

Jawa Timur tentang Lembaga Keuangan Mikro

dengan pemberdayaan usaha mikro perempuan.

Melalui Koperasi Wanita tersebut dilaksanakan

Sebagaimana tertulis pada

diseluruh

Timur Nomor

surat Gubenur Jawa

518/9961/103.2/2009 tanggal 09

Pengembangan

Wilayah

Lembaga

Jawa

Timur

Keuangan

termasuk

Kabupaten Jember.

Desember 2009 tentang pembentukan Koperasi

`Berdasarkan data dari Dinas Koperasi UMKM

Wanita Tingkat Kabupaten / Kota, kemudian

Kabupaten Jember posisi per 31 Mei 2014 Jumblah

untuk menindak lanjuti keputusan tersebut Bupati

Koperasi Wanita yang ada di Kabupaten Jember

Kabupaten Jember mengeluarkan surat keputusan

seluruhnya mencapai 270 Koperasi Wanita tetapi

Bupati

tentang

yang masih aktif 261 dengan seluruh jumblah

alokasi dana kelompok wanita Desa/Kelurahan

anggotanya 6.811 dan salah satunya adalah

penerima belanja hibah bantuan modal kabupaten.

Koperasi wanita Wetan Kantor yang terletak di

Pemerintah

para

Jalan Ciliwung 1 nomor 58 Kelurahan Jember Lor

perempuan yang bergerak dalam usaha mikro

Kecamatan Patrang Kabupaten Jember yang

untuk menghimpun dan membentuk organisasi

berbadan

ekonomi agar mereka akan lebih mudah dalam

518/713.BH/XVI.7/410/2009. Koperasi Wanita ini

mengakses sumber permodalan.

menjadi sangat menarik karena mampu memberika

Nomor

188.45/522/012/2009

memberikan

wadah

bagi

hukum

Nomor

Koperasi dipilih sebagai sarana pemberdayaan

dampak yang positif bagi para anggotanya yang

usaha mikro karena koperasi merupakan salah satu

diataranya adalah :ada peningkatan pendapatan,

lembanga keuangan yang berasaskan kekeluargaan

penyedian akses modal yang mudah bagi mereka,

sehingga dapat dengan mudah diterima di berbagai

dan timbunya kreatifitas dan inisiatif.

JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015, I (1): 1-13

Nofita I. S. et. al., Efektivitas Pelaksanaan Pemberdayaan Usaha Mikro Oleh Koperasi Wanita Wetan Kantor Kelurahan Jember
lor

Dapat diketahui bahwa pendapatan usaha mikro

4

pemberdayaan tidak berfokus pada peningkatan

anggota mengalami peningkatan dibandingkan

ekonomi namun juga kapasitas diri.

sebelum

dari

Oleh karena itu pelaksanaan yang tepat dan suatu

pendapatan

rencana yang baik akan menjadikan salah satu

mereka adalah sebesar 58%. Adapun usaha yang

indikator dalam sebuah pelaksanaan yang telah

digeluti oleh perempuan pemilik usaha mikro

direncanakan. Berdasarkan uraian di atas yang

tersebut antara lain adalah usaha Pracangan

melatar belakangi dalam penelitian ini, peneliti

digeluti

mendapatkan

koperasi.

Rata-rata

bantuan

modal

peningkatan

yang

mengalami

ingin mengetahui tentang Efektivitas Pelaksanaan

Ibu

Sulasmina

Pemberdayaan Usaha Mikro Oleh Koperasi

mengalami peningkatan sebesar 50% usaha yang di

Wanita Wetan Kantor Kelurahan Jember Lor yang

geluti beliau Laundry, Ibu Sumila usaha beliau

di lakukan pada saat pelaksanaan pinjaman dengan

berjualan bakso mengalami peningkatan sebesar

perencanaan pinjaman yang telah ditentukan pada

46%, Ibu Misnatun usaha beliau adalah membuat

Petunjuk Teknik Operasional. Dalam penelitian ini

Aksesoris

akan

oleh

peningkatan

Ibu

Kapti

sebesar

(sovenir)

77%,

mengalami

peningkatan

mengkaji

bagaimanakan

Efektivitas

sebesar 40%, Ibu Iva usaha beliau adalah makanan

Pelaksanaan mekanisme simpan pinjam dari tahap

ringan mengalami peningkatan sebesar 45%, usaha

pengajuan

Ibu Yuni sulastri usaha beliau adalah nasi kotak

pinjaman di Koperasi Wanita Wetan Kantor

mengalami peningkatan 71% , usaha Ibu nurjiatin

Kelurahan Jember Lor. Sehingga dengan demikian

usaha

mengalami

penulis mengambil judul “Efektivitas Pelaksanaan

peningkatan sebesar 57%, selanjutnya yaitu usaha

Pemberdayaan Usaha Mikro Oleh Koperasi Wanita

ibu Legiwati usaha beliau adalah kois rokok

Wetan Kantor Kelurahan Jember lor”.

beliau

adalah

minuman

sampai

dengan

tahap

pelunasan

mengalami peningkatan sebesar 88%, ibu siti

Rumusan masalah penelitian kualitatif pada

khusnul usaha beliau adalah seorang penjahit usaha

hampir semua hal tidak jauh beda dengan apa yang

beliau mengalami peningkatan sebesar 44%,

dirumuskan dalam berbagai desain penelitian sosial

sedangkan untuk usaha Mlijo yang digeluti oleh

termasuk desain penelitian kuantitatif. Namun,

ibu mina mengalami peningkatan sebesar 61%.

apabila rumusan masalah ditujukan bagi desain

tersebut

penelitian kualitatif, maka fenomena penelitian

diatas dapat dipahami bahwa permodalan dapat

diformulasikan agar dapat memenuhi persyaratan

menjadi kekuatan besar dalam mendukung jalanya

sebagai masalah kualitatif. Jadi, rumusan masalah

pembangunan bila mampu dikelolah dengan baik

kualitatif

dari

bila

substansi struktur, dan substansi model dalam

diakumulasi maka dapat menjadikan pondasi

suatu permasalahan penelitian. perumusan masalah

perekonomian

dalam

Berdasarkan

penjelasan-penjelasan

potensi-potensi

negara

kecil

seperti

yang

kuat

ini

karena

merumuskan

penelitian

ini

JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015, I (1): 1-13

substansi

adalah

kategorisasi,

bagaimanakah

Nofita I. S. et. al., Efektivitas Pelaksanaan Pemberdayaan Usaha Mikro Oleh Koperasi Wanita Wetan Kantor Kelurahan Jember
lor

5

Efektivitas Pelaksanaan Pemberdayaan Usaha

Konsep kemiskinan

Mikro Oleh Koperasi Wanita Wetan Kantor

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi

Kelurahan Jember Lor?.

ketidakmampuan untuk

memenuhi kebutuhan

dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung,
pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat

TINJAUAN PUSTAKA

disebabkan

oleh

kelangkaan

alat

pemenuh

kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap

Konsep pembangunan
Kata pembangunan berasal dari kata “bangun”

pendidikan

dan

yang berarti sadar, siuman, bangkit, dan juga

pekerjaan(diaksesdarihttp://www.sigana.web.id/ind

berarti bentuk. Dalam kata kerja “bangun” juga

ex.php/kemiskinanabsolut.html. pada tanggal 06

berarti membuat, mendirikan, atau membina.

november 2014). Kemiskinan senangtiasa menarik

Dengan

bahwa

perhatian berbagai kalangan, baik para akademisi

(anatomis),

maupun praktisi. Dalam konteks masyarakat

kehidupan (isologis) dan perilaku (behavioral).

indonesia, masalah kemiskinan juga merupakan

Lebih dari itu, kata “pembangunan” telah menjadi

masalah sosial yang senang tiasa relevan untuk

bahasa dunia. Keinginan bangsa-bangsa untuk

dikaji secara terus-menerus. Ini bukan saja karena

mengejar bahwa memburu masa depan yang lebih

masalah kemiskinan telah ada sejak lama melainkan

baik menurut kondisi dan cara masing-masing

pula karena masalah ini masih hadir ditengah-

melahirkan berbagai konsep pembangunan. Antara,

tengah masyarakat Indonesia dan bahkan kini

lain,

gejalanya semakin meningkat sejalan dengan krisis

demikian

pembangunan

meliputi

pertubuhan

(recontruction),

dapat

dikatakan
bentuk

(growth),

modernisasi

westernisasi

(westernization),

(innavation),

pembangunan

rekontruksi

(modernization),
pembaharuan

Konsep Efektivitas

(nation

Efektivitas adalah unsur pokok untuk mencapai

(national

tujuan atau sasaran yang telah ditentukan di dalam

(development),

setiap kegiatan ataupun program. Disebut efektif

pembangunan dan pembinaan. Ndara (dalam

apabila tercapai tujuan ataupun sasaran seperti

Surjono dan Nugroho 2008:1).

yang telah ditentukan. Hal ini sesuai dengan

building),

pembangunan

development),

bangsa

multidimensional yang dihadapi oleh bangsa ini.

nasional

pembangunan

Menurut Siagian (dalam surjono dan Nugroho

pendapat H. Emerson yang dikutip Soewarno

2008:2), pembangunan merupakan suatu arah atau

Handayaningrat S. (1994:16) yang menyatakan

rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang

bahwa “Efektivitas adalah pengukuran dalam arti

berencana dan dilakukan oleh suatu bangsa, negara

tercapainya

dan pemerintah secara sadar menuju modernitas

sebelumnya.” Tingkat efektivitas juga dapat diukur

dalam rangka pembinaan bangsa (nation building).

dengan membandingkan antara rencana yang telah

tujuan

JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015, I (1): 1-13

yang

telah

ditentukan

Nofita I. S. et. al., Efektivitas Pelaksanaan Pemberdayaan Usaha Mikro Oleh Koperasi Wanita Wetan Kantor Kelurahan Jember
lor

ditentukan

dengan

hasil

nyata

yang

telah

diwujudkan.

Hal

tersebut

dikarenakan

organisasi memungkinkan perempuan memperoleh
akses informasi serta memberikan kesempatan bagi

Pemberdayaan Perempuan
Pemberdayaan perempuan merupakan usaha
pengalokasian

pemberdayaan.

6

kembali

kekuasaan

melalui

perempuan untuk terlibat secara langsung dalam
berbagai kegiatan.

pengubahan struktur sosial. Posisi perempuan

Konsep Usaha Mikro

hanya membaik ketika perempuan dapat mandiri

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20

dan mampu menguasai atas keputusan-keputusan

Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan

yang berkaitan dengan kehidupannya. Adapun

Menengah (UMKM), pengertian usaha mikro

pemberdayaan terhadap perempuan adalah salah

adalah usaha produktif milik orang perorangan dan

satu cara strategis untuk meningkatkan potensi

atau badan usaha perorangan yang memenuhi

perempuan dan meningkatkan peran perempuan

kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam

baik didomain publik maupun domistik.(diakses

Undang-Undang.

darihttp//www.fifensulistyyowati.blogspot.com/20

mikro yang membedakannya dengan usaha kecil

13/07/pemberdayaan-perempuan.html?m=1. pada

dan menengah menurut undang-undang dapat

tanggal 5 september 2014).

dilihat berdasarkan besaran aset dan omset yang

Dalam

meningkatkan

karakteristik

usaha

daya

dimiliki usaha tersebut. Aset maksimal usaha yang

perempuan Krisnawaty (dalam Ridjal, 1993:165)

digolongkan mikro adalah sebesar lima pulu juta

berpendapat bahwa, memperkuat posisi perempuan

dengan jumblah omset maksimal sebesar tiga ratus

miskin antara lain dengan mendekatkan akses

juta. Usaha mikro tergolong jenis usaha marginal,

informasi (pendidikan, keterampilan, dan hak

ditandai dengan penggunaan teknologi yang relatif

asasi) serta memfasilitasi pembentukan organisasi

sederhana, tingkat modal dan akses terhadap kredit

perempuan yang berorientasi pada kepentingan

yang rendah, serta cenderung berorientasi pada

dasar...”.

pasar

penguatan

rangka

Adapun

(empowerment)

juga

dapat

lokal

(diakses

http://smeru.or.id/report/fied/usahamikro2Buku

dilakukan dengan cara mobilisasi sumber daya

%202%20Usaha20Mikro%20Edited.pdf

lokal. Ridjal(1993:137)juga menyatakan,

tanggal 06 September 2014).

“sumber daya lokal ini hendaknya tidak
diartikan sebagai sumber daya finansial saja
tetapi juga sumber daya lain seperti tenaga,
pengetahuan akanling percaya dan saling
menghargai, dan solidarit sejarah komunitas,
intelektualitas, rasa saas”.

dari

pada

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui
bahwa secara garis besar usaha yang termasuk
dalam kriteria usaha mikro itu jika usaha tersebut
bersifat informal, modal yang digunakan terbatas,
tidak memerlukan keterampilan dan keahlian

Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami
bahwa

organisasi

sangatlah

penting

khusus serta teknologi yang dipergunakan masih

dalam

JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015, I (1): 1-13

Nofita I. S. et. al., Efektivitas Pelaksanaan Pemberdayaan Usaha Mikro Oleh Koperasi Wanita Wetan Kantor Kelurahan Jember
lor

7

berdasarkan

modal awal, biasanya kebutuhan dana akan

pengertian dan karakteristik di atas bahwa usaha

semakin meningkat. Karena itu di butuhkan suatu

mikro merupakan usaha yang sederhana. Baik dari

lembaga keuangan mikro yang dapat secara terus-

sisi modal, pengelolaannya maupun sarana dan

menerus melayani kebutuhan mereka.

sederhana.

Dapat

disimpulkan

prasarana yang dipergunakan. Selain itu, keahlian
dan teknologi yang digunakan dalam menjalankan

METODE PENELITIAN

usaha ini cukup relatif rendah. Namun ciri yang

Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada

menonjol dari usaha mikro adalah permodalan

Efektivitas Pelaksanaan Pemberdayaan Usaha

yang digunakan itu tergolong kecil dan minim.

Mikro Oleh Koperasi Wanita Wetan Kantor

Kemudian jenis usahanya juga tidak memerlukan

Kelurahan Jember Lor. Penelitan Ini dilakukan

perijinan formal layaknya usaha kecil, menengah,

dengan

maupun besar. Maka wajar jika sektor informal

operasional prosedur) yang ada di Koperasi

seperti usaha mikro ini banyak dipilih masyarakat

Wanita Wetan Kantor. Oleh karena itu, peneliti

sebagai pilihan usaha mereka khususnya kaum

akan mengkaji bagaimanakah pelaksanaan simpan

perempuan.

pinjam yang ada pada Koperasi Wanita Wetan

berpedoman

pada

SOP

(stadart

Kantor Kelurahan Jember Lor mulai dengan
Konsep Pemberdayaan Usaha Mikro Melalui

segmentasi peminjaman sampai dengan pelunasan

Koperasi Wanita

apakah

Program Pemberdayaan LKM Melalui Koperasi

Standart Operasional Prosedur yang ada di

Wanita

merupakan

UMKM

Provinsi

program

dinas

koperasi

Jawa

Timur

untuk

memberdayaan usaha mikro yang dilaksanakan

pelaksanaanya

sudah

sesuai

dengan

Koperasi Wanita Wetan Kantor Kelurahan Jember
Lor.
Tipe Penelitian

Kabupaten

Adapun paradigma penelitian ini adalah kualitatif.

Jember.Program pemberdayaan LKM Melalui

Bogda dan Taylor (dalam Moleong, 2006:4)

Koperasi Wanita ini,mengacu pada hasil dari Surat

mendefinisikan

Keputusan Menteri Keuangan, Menteri dalam

“prosedur penelitian yang menghasilkan data

negeri, Menteri Negara Koperasi UMKM dan

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

Gubenur

oleh

Dinas

Koperasi

Bank

Pengembangan

UMKM

Indonesia
Lembaga

metodologi

kualitatif

sebagai

tentang

Strategi

orang-orang dan prilaku yang dapat diamati”.

Keuangan

Mikro.

Selanjutnya menurut Moleong (2006:6) bahwa

Keuangan mikro berfungsi memberikan dukungan

penelitian kualitatif adalah sebagai berikut.

modal bagi pemilik mikro untuk meningkatkan

Penelitian yang bermaksud untuk memahami

usahanya agar usaha mereka berjalan lebih lancar

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

dan lebih ‘besar’ setelah mendapat dukungan

penelitian misalnya prilaku, persepsi, motivasi,

JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015, I (1): 1-13

Nofita I. S. et. al., Efektivitas Pelaksanaan Pemberdayaan Usaha Mikro Oleh Koperasi Wanita Wetan Kantor Kelurahan Jember
lor

tindakan,dll [sic]., secara holistik, dan dengan cara

8

1.Wawancara

deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada

Wawancara dalam penelitia mempuyai tujuan

suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

untuk mengumpulkan data berupa keterangan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Jenis

tentang kehidupan manusia atau dalam suatu

penelitian ini adalah deskriptif.

masyarakat. Dalam metode ini peneliti akan

Penentuan Lokasi Penelitian

melakukan tanya jawab yang dilakukan berdasar

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana

tujuan penelitian. Peneliti dalam hal ini akan

peneliti melakukan kegiatan penelitian untuk

bertindak

sebagai

pewawancara

yang

akan

memperoleh data yang diperlukan guna menjawab

megajukan pertayaan kepada informasi sebanyak

permasalahan yang ditetapkan. Dalam hal ini

mungkin yang berkaitan dengan tujuan penelitian.

peneliti mengambil lokasi penelitian di Koperasi

Alat yang digunakan dalam pengumpulan data

Wanita Wetan Kantor Kelurahan Jember Lor

melalui teknik wawancara ini yaitu bolpoin sebagai

Kabupaten Jember.

alat menulis serta mencatat dalam media berupa

Teknik Penentuan Informan

kertas, selanjutnya yaitu alat perekam (recorder)

Informan adalah orang-orang tertentu yang

dalam bentuk handpdhone.

dapat dijadikan sebagai informasi yang diperlukan

2. Dokumentasi

penelitiannya.

Menurut Usman dan Akbar (2003:73), “teknik

Sedangkan metode pengambilan sampel informan

pengumpulan data dengan dokumentasi ialah

yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

pengambilan

menggunakan

sampling.

dokumen-dokumen.” Dalam penelitian ini penulis

Pengertian purposive sampling menurut Sugiyono

akan menggunakan dokumen resmi yang terbagi

(2008:53-54) yaitu:

atas dokumen internal yang berupa norma dan

“teknik pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut
yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita
harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa
sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi
objek atau situasi sosial yang diteliti.”

aturan lembaga masyarakat. Dokumen eksternal

oleh

peneliti

didalam

metode

proses

purposive

data

yang

diperoleh

melalui

dapat diperoleh data tambahan yang dapat
membantu untuk mendapatkan informasi.

3. Observasi
Teknik Pengumpulan Data

Usman dan Akbar (2004:54), “Observasi ialah

Pengumpulan data mempuyai tujuan untuk
memperoleh

data

yang

dibutuhkan

dalam

penelitian. Data dipergunakan oleh peneliti untuk
memudahkan dalam menganalisa serta memahami

pengamatan dan pencatatan sistematis terhadap
gejala-gejala yang diteliti. Observasi merupakan
proses yang komplek, yang tersusun dari proses
biologis dan psikologis.” Dalam menggunakan

masalah yang menjadi objek penelitian. Adapun
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015, I (1): 1-13

Nofita I. S. et. al., Efektivitas Pelaksanaan Pemberdayaan Usaha Mikro Oleh Koperasi Wanita Wetan Kantor Kelurahan Jember
lor

teknik

observasi

yang

terpenting

ialah

9

mengembangkan usahanya karena dengan adanya

mengandalkan pengamatan dan ingatan si peneliti.

koperasi

wanita

mereka

dengan

mudah

4. Studi kepustakaan

memperoleh akses permodalan. Mereka dapat
dengan

meminjam tampa perlu memusingkan agunan

mempelajari buku-buku dan referensi lainnya serta

layaknya bank-bank konvensional, dan tidak perlu

literatur-literatur

dengan

meminjam dana dari bank harian atau rentenir

penelitian. Penulis berusaha mencari buku-buku,

karena biaya jasa di koperasi lebih rendah. Ada

jurnal dan lain-lain yang dapat dijadikan acuan,

beberapa

referensi data tambahan yang dapat membantu

laksanakan dalam mendapatkan modal di Koperasi

untuk mendapatkan informasi.

Wanita Wetan Kantor yaitu terdiri dari :

Yaitu

metode

pengumpulan

yang

data

berhubungan

tahap

pelaksanaan yang harus di

1. Proses Peminjaman

Metode Analisis Data
Adapun data yang digunakan dalam menganalisis

Ada beberapa tahap dalam melakukan pinjaman

masalah penelitian ini dengan menggunakan

pada koperasi wanita wetan kantor seperti yang

metode analisis interaktif. Dalam model analisis ini

terulis pada SOP (Standart Operasional Prosedur).

terdapat tiga komponen, yaitu: reduksi data,

ini

penyajian data dan penarikan kesimpulan.

memberikan pinjaman kepada anggotanya,

merupakan

tahap

awal

koperasi

untuk

Pinjaman akan dicairkan jika telah memenuhi
kriteria usaha yang ditentukan oleh koperasi yaitu
HASIL DAN PEMBAHASAN

usaha produktif. Pemilihan usaha sebagai dasar

Pelaksanaaan Pemberdayaan yang dilakukan

pengambilan keputusan dalam pencairan kredit

oleh Koperasi Wanita Wetan Kantor Kelurahan

berkaitan dengan kemampuan peminjam adalah

Jember Lor adalah dengan cara memberikan akses

mengembalikan

permodalan bagi pemilik usaha mikro khususnya

pinjamannya.

untuk kaum perempuan dalam bentuk simpan

atau

mengangsur

modal

Koperasi Wanita wetan kantor memberikan

perempuan

bantuan permodalan melalui pinjaman kepada para

pengusaha mikro menjadi sangat penting karena

anggotanya baik perorangan atau kelompok. jika

tidak satupun lembaga keuangan yang bisa mereka

kelompok maka koperasi menerapkan sistem

akses, lembaga keuangan mikro memungkinkan

tanggung renteng, sistem ini dinilai efektif dalam

mereka dapat memperoleh akses keuangan yang

meminimalisir angka kejadian pinjaman macet.

mudah.

Besarnya pinjaman awal para pelaku usaha sangat

Koperasi Wanita Wetan Kantor Kelurahan Jember

beragam tergantung jenis usahnya.

Lor dapat melihat banyaknya manfaat yang

2. Limit Pinjaman

pinjam.

Akses

permodalan

bagi

diperoleh para perempuan pengusaha mikro dalam

JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015, I (1): 1-13

Nofita I. S. et. al., Efektivitas Pelaksanaan Pemberdayaan Usaha Mikro Oleh Koperasi Wanita Wetan Kantor Kelurahan Jember
lor

Limit

pinjaman

maksimal

Suatu kegiatan pemeriksaan, penelitian, dan analisa

kepada

terhadap kelengkapan, keabsahan, dan kelayakan

Setiap lembaga memiliki kebijakan

berkas/surat/data permohonan pinjaman calon

pengeluaran
anggota.

kas

merupakan

10

terhadap

pinjaman

masing-masing dalam memberikan batas maksimal

peminjaman

pinjaman. Hal ini sangat tergantung kondisi

keputusan apakah pinjaman tersebut diterima atau

kesehatan

ditolak.

lembaga

tersebut.

koperasi

yang

dominan sumber modalnya dari anggota yang

hingga

dikeluarkannya

suatu

Di Koperasi wanita Wetan Kantor dalam

relative kecil memungkinkan akan berbeda batasan

pelaksanaan

pinjaman maksimal kepada peminjam.

mempertimbangkan berbagai hal yang terkait, agar

3. Biaya Pinjaman

pinjaman yang akan dipinjamkan dapat memiliki

Administrasi
mendukung

pinjaman

bertujuan

langkah-langkah

pembinaan

untuk
atau

pemberian

pinjaman

selalu

manfaat dan tidak merugikan bank maupun debitur
di

masa

depan.

Koperasi

wetan

kantor

penilaian atas perkembangan pinjaman yang telah

memeperhatikan baberapa hal dalam memberikan

diberikan atau perkembangan usaha anggota atau

pinjman

dan pengawas, sehingga kepentingan koperasi

terarahnya tujuan penggunaan kredit (suitability),

terlindungi.

proses

dan menguntungkan (profitable). Analisis pinjaman

pemberian pinjaman harus diadministrasikan secara

diperlukan agar Koperasi Wanita Wetan Kantor

tertib, mulai dari tahap permohonan, tahap

memperoleh keyakinan bahwa pinjaman yang

prakarsa dan analisis pinjaman, tahap rekomendasi

diberikan dapat dikembalikan oleh debiturnya,

pinjaman, tahap putusan pinjaman, tahap pencairan

menguntungkan koperasi untuk kesejahteraan

pinjaman,

tahap

pembinaan pinjaman,

tahap

anggota.

angsuran

sampai pelunasan pinjaman,

tahap

5. Pembinaan Terhadap Pinjaman

Setiap

tahapan

dalam

penyelamatan pinjaman bermasalah sampai tahap
penghapus

bukuan

pinjaman

macet

seperti

keamanan

kredit

(safety),

Pembinaan pinjaman adalah upaya pembinaan

harus

yang berkesinambungan dan dilakukan koperasi

diadministrasikan secara tertib dalam registernya

yang berwenang terhadap fasilitas pinjaman yang

masing-masing. Biaya administrasi diperuntukkan

menyangkut

sebagai biaya ganti rugi atas adanya transaksi

peminjam,

pinjaman. Biaya ini pemotogannya di awal pada

perlindungan kepentingan koperasi baik yang

saat melakukan pinjaman.

dilakukan secara administratif maupun lapangan.

4. Analisis Pinjaman

Tujuan dilakukan pembinaan pinjaman adalah

Penilaian atau analisis pinjaman adalah semacam

untuk

penilaian

perkembangan

penggunaan

pinjaman

menjaga
sesuai

agar

pelaksanaan

dengan

usaha
maupun

pencairan

studi kelayakan (feasibility Study) atas perusahaan

pinjaman

pemohon pinjaman. Penilaian pinjaman adalah

ditetapkan, penggunaan pinjaman sesuai dengan

JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015, I (1): 1-13

persyaratan

yang

Nofita I. S. et. al., Efektivitas Pelaksanaan Pemberdayaan Usaha Mikro Oleh Koperasi Wanita Wetan Kantor Kelurahan Jember
lor

11

rencana atau tujuan pinjaman, pengeluaraan dan

bukti kepemilikan barang agunan serta dokumen-

pendapatan peminjam benar-benar dipergunakan

dokumen perkreditan lainnya yang merupakan

untuk membayar kembali pinjamannya, dan untuk

perbuatan hukum atau mempunyai akibat hukum.

mengikuti perkembangan usaha anggota dan

Dokumentasi adalah

membantu memecahkan permasalahannya serta

pencatatan aktivitas keuangan dan pinjaman dalam

untuk mengamankan pinjaman sehingga dapat

koperasi. Dokumentasi diperlukan sebagai alat

menghindarkan terjadi nya penurunan pinjaman

pemantauan perkiraan pinjaman dan bukti adanya

macet.

transaksi.

Selanjutnya pembinaan kredit dapat dilakukan
melalui

pembinaan

pembinaan

secara

secara

administratif

langsung

di

dan

lapangan.

kegiatan

yang

meliputi

Dikoperasi Wetan kantor dokumen terdiri dari
dua jenis yanitu penerimaan kas dan pengeluaraan
kas.

Setiap

transaksi

akan

dicatat

pada

Pembinaan secara administratif dilakukan di

pengeluaran kas jika ada transaksi pinjaman

belakang

sementara transaksi untuk penerimaan kas meliptui

meja

berdasarkan

laporan/surat-menyurat

dari

pada

laporan-

peminjam,

yang

simpanan, angsuran dan sebagainya. Pemberian

mencakup analisis laporan yang diterima dari

dokumen dalam setiap transaksi untuk menghindari

peminjam,

untuk

adanya pencacatan ganda antara pihak koperasi

bahan kegiatan di lapangan, memberikan informasi

dengan peminjam/penabung. Menurut Ibu Kapti

perkembangan pinjamannya dan meminta tindakan

jenis usaha adalah prancangan (wawancara tanggal

segera.

29-03-2015) mengtakan bahwa:

mengambil langkah-langkah

Sedangkan

pembinaan

di

lapangan

dilakukan dengan mengadakan kunjungan ke
tempat usaha peminjam, yang meliputi penelitian
apakah

pinjaman

yang

diberikan

telah

dipergunakan sesuai dengan syarat dan tujuan yang
telah disepakati, mengadakan pengamatan apakah
manajemen perusahaan terpelihara dengan baik,
meneliti sampai seberapa
pengembangan

perkreditan

jauh kemungkinan
di

sektor

usaha

anggota yang bersangkutan.
6. Dokumentasi
Dokumentasi pinjaman atau kredit adalah seluruh
dokumen yang diperlukan dalam rangka pemberian
kredit yang merupakan bukti perjanjian/ikatan
hukum antara bank dengan nasabah kredit dan

“saya setiap melakukan pinjaman atau tabungan
selalu mendapatkan bukti transaksi dari koperasi
Wetan kantor, hal ini mungkin untuk menandakan
saya telah melakukan pembayaran”
7. Pelunasan Pinjaman
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam
pemberdayaan dalam bentuk pemberian pinjaman,
tidak hanya terletak pada keputusan penerimaan
dan pengeluaran uang saja, melainkan juga terletak
pada perkembangan pelaku usaha yang telah
dibantu dengan kredit dan lancarnya pengembalian
pinjaman sesuai dengan perjanjian yang telah
disepakati. Dalam mengidentifikasi kredit, pihak
pemberi kredit (koperasi) perlu menentukan
parameter yang akan digunakan dalam penilaian

JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015, I (1): 1-13

Nofita I. S. et. al., Efektivitas Pelaksanaan Pemberdayaan Usaha Mikro Oleh Koperasi Wanita Wetan Kantor Kelurahan Jember
lor

kelayakan

calon

anggota

maupun

untuk

12

Analisis Pinjaman

mengevaluasi kemampuan membayar anggota yang

Hal ini bertujuan untuk mengurangi resiko

sudah ada yaitu dengan menggunakan sistem

pinjaman yang macet,tetapi ada beberapa anggota

penilaian kredit untuk sektor usaha kecil dan

yang sudah memijam dia malah pergi keluar

menengah. pengamatan terhadap profil debitur

kota,mungkin karna sistem yang ada di Koperasi

sangat diperlukan karena hal ini akan menjadi

Wanita Wetan Kantor hanya sistem kepercayaan

faktor lain yang dapat mendorong terjadinya kredit

yang dilakukan,sehingga hal ini kadang terjadi

bermasalah.

seharusnya pihak Koperasi harus lebih berhati-hati
dalam memilih calon anggota.
PENUTUP

Pembinaan Terhadap Pinjaman

Kesimpulan

Upaya yang dilakukan pihak koperasi terhadap

Segmentasi Pinjaman

fasilitas

pinjaman

yang

menyakut

penilaian

Ini merupakan tahap awal yang perlu diperhatikan

perkembangan usaha peminjam,pembinaan ini ada

oleh Pengurus Koperasi Wanita Wetan Kantor,di

dua cara yaitu dengan cara administratif dan

dalam segmentasi pinjaman ada kriteria-kriteria

dengan cara di lapangan,hal ini sangat perlu di

untuk calon anggota atau peminjam,kriteria-

lakukan untuk pihak koperasi agar si anggota bisa

kriteria untuk mengetahui apakah calon anggota

berhati-hati juga dalam menerima calon anggota

layak atau tidak untuk memperoleh pinjaman yang

karena masih banyak calon anggota yang nakal.

ada di Koperasi Wanita Wetan Kantor.

Dokumentasi

Tata Cara Permohonan Pinjaman

Di

Koperasi

Wanita

Wetan

kantor

ada

Hal ini diawali dengan mengajukan permohonan

dokumentasitasi terdiri dari dua jenis yaitu

pinjaman kepada bagian Unit Simpan pinjam,ada

penerimaan kas dan pengeluaran kas,dokumen ini

beberapa hal-hal yang perlu diperhatikan petugas

sangat penting untuk menunjukkan adanya sebuah

dan calon peminjam pada saat pengajuan dan

transaksi bagi anggota

pelayanan permohonan pinjaman,hal-hal tersebut

koperasi.

sesuai yang tertulis pada Standart Operasional
Prosedur.

koperasi dan pihak

Pelunasan Pinjaman
Pada tahap pelunasan pinjaman tidak berjalan

Biaya Pinjaman

lancar,karena dari beberapa tahapan-tahapan diatas

Dalam hal ini biaya administrasi cukup tinggi

tidak

dijalankan

sebagaimana

mestinya,ada

yang dikenakan kepada calon peminjam anggota

beberapa

sehingga

selalu

menjalankan tahapan-tahapan yang seharusnya

perlu

dilakukan.

kepentinggan

terlindungi,seharusnya

pihak

koperasi
koperasi

anggota

memperhitungkan kembali mengenai biaya yang
akan dikenakan atas pinjaman.
JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015, I (1): 1-13

yang

nakal

dan

tidak

Nofita I. S. et. al., Efektivitas Pelaksanaan Pemberdayaan Usaha Mikro Oleh Koperasi Wanita Wetan Kantor Kelurahan Jember
lor

DAFTAR PUSTAKA
Buku
Moleong, L. J. 2006. Metodologi Penelitian
Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2008.
Metode Penelitian Survai. Jakarta: Pustaka
LP3ES Indonesia.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif
Kuaalitatif dan R & D. Bandung: PT.
Alfabeta.
Surjono, A. dan Nugroho, T. 2008. Paradigma,
Model, Pendekatan Pembangunan, dan
Pemberdayaan Masyarakat Di Era
Otonomi Daerah. Malang: Bayu Media
Publishing Lembaga Penerbitan dan
Dokumentasi FIA- Unibraw.
Usman, H dan Akbar, PS. 2004. Metodelogi
Penelitian Sosial. Jakarta: PT. Bumi

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang
Usaha Mikro Kecil Dan Menengah
(UMKM)
Surat Keputusan
Surat Keputusan Gubenur Jawa Timur Nomor
518/9961/103.2/2009 tanggal 09 Desember
2009 tentang pembentukan Koperasi
Wanita Tingkat Kabupaten Kota.
Surat Keputusan Bupati Kabupaten Jember Nomor
188.45/522 / 012 / 2009 Tentang Alokasi
dana kelompok wanita desa atau kelurahan
penerima belanja hibah bantuan modal
kabupaten jember Tahun 2009
Surat

Keputusan
Mentri
Nomor
351.1/KMK.010/2009, Menteri Dalam
Negeri Nomor 900-693A Tahun 2009,
Menteri Dalam Negara Koperasi Dan
Usaha
Kecil
Menengah
Nomor
11/43A/KEP.GBI/2009 tentang Srategi
Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro.

Aksara.
Usman, H dan Akbar, PS 2004 Metodologi
Penelitian Sosial. Jakarta : PT. Bumi
Aksara .
Universitas Jember.2012. Pedoman Penulisan
Karya Ilmiyah Edisi Ketiga. Jember:Jember
University Press.

Dokumen dan Peraturan perundang-undangan
Dinas

13

Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah Kabupaten Jember. 2010
Petunjuk Teknis Pemberdayaan Keuangan
Mikro Melalui Koperasi Wanita

Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Kabupaten Jember 2009 Akta Pendirian
Koperasi “Koperasi Wanita Wetan
Kantor”
Koperasi Wanita Wetan Kantor Kelurahan Jember
Lor Tentang Standart Operasional
Prosedur
JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015, I (1): 1-13