Bank Perkreditan Rakyat Sebagai Sumber Pembiayaan Usaha Menengah Kecil Di PT BPR Tridana Percut Medan

(1)

SKRIPSI

BANK PERKREDITAN RAKYAT SEBAGAI SUMBER PEMBIAYAAN USAHA MENENGAH KECIL

DI PT BPR TRIDANA PERCUT MEDAN

OLEH:

EMMAWATY SIJABAT 090523018

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2012


(2)

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine how much influence the rural bank to finance small medium businesses in PT Bank Kredit Publik (BPR) Tridana Percut Medan. The variabels used are how many requests, the amount of disbursed, saving, interest rates credit.

This research uses descriptive analysis method, data were processed using frequency tables, cross tabulation tables (crosstabs) are processed through the SPSS program. The data used in this study is the primary data and secondary data.

The results of this research is that of a rural bank as a source of financing for small medium enterprises in Bank (BPR) that where the result shows the bank that prospect in financing on small medium enterprise is related to the number for funding which is distributed by 41,9%, interest rates offered by 48,8%, to prospective borrowers receiving financing requests.


(3)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui seberapa besar pengaruh Bank Perkreditan Rakyat sebagai sumber pembiayaan Usaha Menengah Kecil di PT BPR Tridana Percut Medan. Variabel-variabel yang digunakan adalah banyak permintaan, jumlah yang disalurkan, tabungan, suku bunga kredit.

Penelitian ini menggunakan metode anlysis deskriptif, data diolah dengan menggunakan tabel frekuensi, tabel tabulasi silang (crosstabs) yang diproses melalui program SPSS. Data ini digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Bank Perkreditan Rakyat sebagai sumber pembiayaan usaha menengah kecil di PT BPR Tridana Percut Medan sangat berkaitan dengan variabel yang diberikan oleh pihak Bank dimana jumlah pembiayaan yang disalurkan sebesar 41.9%, suku bunga yang ditawarkan sebesar 48.8% dan jangka waktu pengembalian sebesar 48.8% kepada calon debitur yang menerima permintaan kredit.


(4)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih karuniaNya yang senantiasa menyertai penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jurusan Ekonomi Pembangunan Konsentrasi Perbankan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dengan judul “Bank Perkreditan Rakyat Sebagai Sumber Pembiayaan Usaha Menegah Kecil Di PT BPR Tridana Percut Medan”.

Penulis mengucapkan terimakasih selama proses penyelesaian skripsi ini dan juga selama mengikuti pendidikan di Fakultas Universitas Sumatera Utara, yang mana penulis banyak menerima tuntutan, bantuan dan petunjuk serta motivasi dari berbagai pihak. Kepada keluarga terkhususnya Ayahanda M. Sijabat dan Ibunda R.J br. Tampubolon yang selalu memberikan semangat dukungan, doa dan materi bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik serta kakak Erni Johana, SE, Spd. dan Abang Ipar B.Sitorus, SE. Kakak Meryana Elisabeth Sijabat, Amd, SE. dan Abang Ipar Serma (TNI) P.A. Sigiro. Abang saya Briptu Edward Sahala Raja Sijabat dan adik saya Emmy Sondang Margareta br. Sijabat. yang selalu memberikan semangat dukungan kepada saya dan tidak henti-hentinya mendorong serta memanjatkan doa untuk keselamatan dan keberhasilan saya dan tidak lupa buat keponakan saya Giovan dan Gracia Sitorus yang selalu membuat saya tertawa, I love u all.


(5)

Disamping itu, bantuan dari berbagai pihak sangat berperan dalam proses penyusunan skripsi. Oleh karena itu, dengan rasa penuh hormat, tulus dan ikhlas penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Wahyu Ariyo Pratomo, S.E., M.Ec selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Irsyad Lubis, S.E, M.Soc.Sc, Ph.D selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Paidi Hidayat, S.E, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak Haroni Doli Hamoraon Ritonga, S.E, M.si selaku Dosen Pembimbing. 7. Bapak Irsyad Lubis, S.E, M.Soc.Sc, Ph.D selaku Dosen Pembaca saya.

8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen yang memberikan ilmunya kepada penulis di Universitas Sumatera Utara.

9. Bapak Pantas J.A Sihombing selaku Direktur PT BPR Tridana Percut Medan yang memberikan saya ijin untuk dapat meriset.

10.Seluruh Staff dan Pegawai PT BPR Tridana Percut Medan yang membantu saya dalam menyelesaikan skripsi.


(6)

11.Seluruh teman-teman saya anak Departemen Ekonomi Pembangunan di Universitas Sumatera Utara stambuk’09 makasih buat dukungan kalian semua sobat-sobat saya.

12.Teman-teman yang nyambung dari D III Polmed ke S1 USU yang berkumpul balik makasih buat dukungan kalian semua.

Kiranya Tuhan Yesus Kristus senantiasa menyertai dan memberikan berkat-berkatNya buat kalian semua, Amin. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang membaca.

Medan, Juli 2012

Penulis,


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

DAFTAR SINGKATAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan dan Manfaat penelitian... 5

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 5

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bank Perkreditan Rakyat ... 7

2.1.1. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat ... 8

2.1.2. Fungsi Bank Perkreditan Rakyat ... 10

2.1.3. Kegiatan Bank Perkreditan Rakyat ... 10

2.1.4. Tujuan Pendirian Bank Perkreditan Rakyat ... 12

2.2 Kredit ... 12

2.2.1. Pengertian Kredit ... 12

2.2.2. Faktor-Faktor Penentu Dalam Pemberian Kredit ... 16

2.2.3. Analisis Kelayakan Kredit ... 18

2.3 Pembiayaan ... 22

2.3.1. Pengertian Pembiayaan ... 22

2.3.2. Jenis-jenis Pembiayaan ... 24

2.4 Teori Tingkat Bunga ... 25

2.4.1. Pengertian Tingkat Bunga ... 25

2.4.2. Komponen-Komponen Dalam Menentukan Bunga Kredit ... 26

2.4.3. Jenis-jenis Pembebanan Suku Bunga ... 28

2.5 Defenisi janminan/Agunan Kredit ... 29

2.5.1. Tujuan Jaminan / Agunan ... 29


(8)

2.6 Usaha Menengah Kecil ... 30

2.7 Kerangka Konseptual ... 32

2.8 Hipotesis ... 33

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 34

3.2 Tempat dan Waktu ... 34

3.3 Batasan Operasional ... 34

3.4 Defenisi Operasional ... 35

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 35

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ... 36

3.7. Jenis Data ... 36

3.8. Metode Pengumpulan Data ... 37

3.9. Teknik Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Berdirinya BPR Tridana Percut ... 38

4.1.1 Kegiatan Usaha BPR Tridana Percut ... 38

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 39

4.1.3 Tugas dan Tanggung Jawab Bidang ... 40

4.1.4 Ketentuan Umum Penyalur Pembiayaan ... 43

4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 45

4.3 Prospek BPR Sebagai Sumber Pembiayaan ... 55

4.3.1 Pembiayaan yang Disalurkan ... 56

4.3.2 Tabungan ... 57

4.3.3 Jangka Waktu ... 58

4.4 Analisis Deskriptif Menggunakan Crosstabulation ... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 62

5.2 Saran-Saran ... 63 DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

4.1 Karakteristik Jenis Kelamin Responden ... 46

4.2 Karakteristik Usia Responden ... 47

4.3 Karakteristik Tingkat Pendidikan Responden ... 48

4.4 Karakteristik Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 50

4.5 Karakteristik Tingkat Pendapatan Responden ... 51

4.6 Karakteristik Lama Menabung Responden ... 53

4.7 Karakteristik Tingkat Jumlah Pinjaman Responden ... 54

4.8 Jumlah yang disalurkan melalui Program SPSS ... 56

4.9 Jumlah Bunga Kredit Bank Melalui Program SPSS ... 57

4.10 Jangka Waktu Pemgembalian Kredit SPSS ... 58

4.11 Besarnya Jumlah Kredit dengan Persyaratan yang Ditetapkan Melalui Crosstabs ... 59

4.12 Besarnya Bunga Bank dengan Persyaratan yang Ditetapkan Melalui Crosstabs ... 60

4.13 Lama Pengembalian Kredit dengan Persyaratan yang Ditetapkan Melalui Crosstabs ... 61


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.7 Kerangka Konseptual ... 33

4.1 Gambar Lingkaran Berdasarkan Jenis Kelamin ... 46

4.2 Gambar Lingkaran Berdasarkan Karakteristik Usia ... 47

4.3 Gambar Lingkaran Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 49

4.4 Gambar Lingkaran Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 50

4.5 Gambar Lingkaran Berdasarkan Tingkat Pendapatan ... 52

4.6 Gambar Lingkaran Berdasarkan Lama Menabung ... 53


(11)

DAFTAR SINGKATAN

1. SID = Sistem Informasi Debitur 2. RUPS = Rapat Umum Pemegang Saham 3. LKBB = Lembaga Keuangan Bukan Bank 4. SBI = Sertifikat Bank Indonesia

5. KUK = Kredit Usaha Kecil 6. BPR = Bank Perkreditan Rakyat


(12)

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine how much influence the rural bank to finance small medium businesses in PT Bank Kredit Publik (BPR) Tridana Percut Medan. The variabels used are how many requests, the amount of disbursed, saving, interest rates credit.

This research uses descriptive analysis method, data were processed using frequency tables, cross tabulation tables (crosstabs) are processed through the SPSS program. The data used in this study is the primary data and secondary data.

The results of this research is that of a rural bank as a source of financing for small medium enterprises in Bank (BPR) that where the result shows the bank that prospect in financing on small medium enterprise is related to the number for funding which is distributed by 41,9%, interest rates offered by 48,8%, to prospective borrowers receiving financing requests.


(13)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui seberapa besar pengaruh Bank Perkreditan Rakyat sebagai sumber pembiayaan Usaha Menengah Kecil di PT BPR Tridana Percut Medan. Variabel-variabel yang digunakan adalah banyak permintaan, jumlah yang disalurkan, tabungan, suku bunga kredit.

Penelitian ini menggunakan metode anlysis deskriptif, data diolah dengan menggunakan tabel frekuensi, tabel tabulasi silang (crosstabs) yang diproses melalui program SPSS. Data ini digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Bank Perkreditan Rakyat sebagai sumber pembiayaan usaha menengah kecil di PT BPR Tridana Percut Medan sangat berkaitan dengan variabel yang diberikan oleh pihak Bank dimana jumlah pembiayaan yang disalurkan sebesar 41.9%, suku bunga yang ditawarkan sebesar 48.8% dan jangka waktu pengembalian sebesar 48.8% kepada calon debitur yang menerima permintaan kredit.


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Perbankan merupakan suatu lembaga keuangan yang ada di Indonesia yang memiliki peranan penting bagi kelangsungan perekonomian Indonesia. Pertumbuhan ekonomi harus diarahkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat serta mengatasi ketimpangan ekonomi dengan kesenjangan sosial. Pertumbuhan ekonomi guna meningkatkan pendapatan masyarakat, perlu diberikan perhatian bagi usaha-usaha untuk membina dan melindungi usaha kecil dan tradisional serta golongan ekonomi lemah.

Majunya perekonomian di Indonesia tidak lepas dari peran masyarakat yang melakukan usaha di bidang perekonomian atau bisnis baik itu usaha dengan ruang lingkup yang besar, menengah maupun kecil. Salah satu sektor yang berperan vital bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara adalah sektor perbankan. Bank di kenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

Peran perbankan tersebut pada umumnya terbagi atas dua. Pertama, sebagi penyedia mekanisme dan alat pembayaran yang efisien bagi nasabah. Untuk ini bank menyediakan uang tunai, tabungan, dan kartu kredit. Kedua, dengan menerima tabungan atau simpanan dari nasabah dan meminjamkannya kepada pihak yang membutuhkan dana meningkatkan arus dana untuk investasi dan


(15)

pemanfaatan yang lebih produktif. Bila peran ini berjalan dengan baik, perekonomian suatu negara akan meningkat. Tanpa adanya arus dana ini, uang hanya berdiam di saku masing-masing individu, sehingga masyarakat yang lainnya tidak dapat dibangunkan karena mereka tidak memiliki dana pinjaman.

Keuangan mikro di Indonesia telah ada sejak akhir abad ke-19 dengan berdirinya Bank Kredit Rakyat dan Lumbung Desa. Kedua lembaga ini dibentuk untuk membantu petani, pegawai, dan buruh melepaskan diri dari lintah darat. Pada 1905 Bank Kredit Rakyat ditingkatkan menjadi Bank Desa yang cakupan pelayanannya diperluas meliputi kegiatan usaha di luar bidang pertanian.

Hal tersebut dikarenakan belum diikutsertakannya Bank Perkreditan Rakyat dalam Sistem Informasi Debitur (SID) yang dikelola oleh BI. Bank Perkreditan Rakyat mulai tahun 2006 diikutsertakan dalam SID, berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.7/8/PBI/3005 tanggal 24 Januari 2005 tentang Sistem Informasi Debitur. SID menjadikan Bank Perkreditan Rakyat bertindak sebagai pelapor dan wajib bagi Bank Perkreditan Rakyat dengan total asset Rp10 miliar keatas, sedangkan Bank Perkreditan Rakyat dengan total asset dibawah Rp10 miliar tidak wajib, namun diperkenankan untuk menjadi pelapor sepanjang memiliki infrastruktur yang memadai

Perkreditan bukanlah masalah yang asing, baik dalam kehidupan kota maupun dalam pedesaan. Kredit merupakan salah satu pembiayaan sebagian besar dari kegiatan ekonomi. Perkreditan merupakan kegiatan yang penting bagi perbankan, karena kredit juga merupakan salah satu sumber dana yang penting untuk setiap jenis usaha. Sebelumnya dimulainya kegiatan pemberian kredit


(16)

diperlukan suatu analisis yang baik dan seksama terhadap semua aspek perkreditan yang dapat menunjang proses pemberian kredit, guna mencegah timbulnya suatu resiko kredit.

Beberapa perbankan nasional guna meningkatkan kinerja yang baik dengan melakukan perencanaan yang baik dalam menentukan strategi penyaluran kredit. Strategi yang dilakukan mereka yaitu dengan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik, selain itu dengan melakukan analisis kredit yang komprehensif dan pengawasan kredit yang melekat serta sikap kehati-hatian.

Bank juga langsung melakukan penanganan atas permohonan kredit yang di terima dengan melakukan survei ke tempat usaha dan survei jaminan setelah dilakukan wawancara pendahuluan.

Bank lebih cenderung memberikan pinjaman jangka pendek kepada debiturnya, karena pinjaman tersebut mempunyai batas pelunasan yang relatif cepat dan dana yang diberikan juga minim. Bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan misalnya debitur ingkar janji terhadap kewajibannya maka risiko yang ditanggung oleh pihak bank relatif kecil. Keuntungan yang lainnya yaitu dapat memberikan kesempatan kepada debitur yang lain untuk penyaluran kredit.

Lembaga perkreditan baik formal maupun non formal keberadaanya saat ini sangat membantu para industri kecil dalam memenuhi kekurangan modal untuk usahanya. Pada umumnya suatu usaha memanfaatkan dana yang tidak kecil jumlahnya dan manfaat dari dari usaha tersebut baru akan diterima pada masa yang akan datang. Waktu yang akan datang penuh dengan ketidakpastian, sehingga diperlukan suatu penilaian dalam suatu usaha, dimana seorang nasabah


(17)

apakah mampu dalam mengembalikan suatu pinjaman yang telah dipinjam untuk menjalankan usahanya.

Pihak bank dalam mengambil keputusan untuk memberikan kredit, terlebih dahulu harus diperoleh data bahwa, kredit yang diberikan mampu dikembalikan oleh debitur sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Upaya yang dilakukan oleh bank untuk memperoleh data tersebut antara lain dengan cara melakukan analisis terhadap debitur. Analisis ini sangat perlu dilakukan karena hal ini merupakan sebagai suatu bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan pemberian kredit.

Pemberian kredit yang tidak memperhatikan kebijaksanaan dan prosedur yang ada akan mengundang timbulnya penyimpangan-penyimpangan yang lain, semakin jauh pemberian kredit dari pedoman yang telah disusun maka akan semakin besar persentase kredit macet. Salah satu hal yang paling penting dalam pemberian kredit yaitu dengan melakukan deteksi dini (evaluasi kembali) atas kredit yang diduga akan bermasalah, sehingga kredit tersebut dapat diselamatkan dan terhindar dari kemacetan.

Dengan adanya latar belakang yang telah terpaparkan diatas, maka menarik penulis untuk mengevaluasi kelayakan pemberian kredit yang disalurkan oleh bank untuk para nasabah yang membutuhkan tambahan modal dalam rangka memajukan usahanya. Hal ini didasarkan pada perencanaan kredit yang baik akan menghasilkan kinerja perusahaan yang baik pula. Faktor ini sangatlah penting bagi pihak bank karena hal ini akan menunjukkan bahwa kelayakan pemberian


(18)

kredit oleh pihak bank yang diberikankepada debiturnya dalam rangka untuk memajukan usahanya.

Berdasarkan uraian di atas maka mendorong penulis untuk mempelajari kelayakan pemberian kredit yang disalurkan oleh bank. Penulis dalam hal ini lebih memperhatikan pada ”BANK PERKREDITAN RAKYAT Sebagai Sumber Pembiayaan Usaha Menengah Kecil di PT. BPR Tridana Percut Medan.”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana PT Bank Perkreditan Rakyat Tridana Percut sebagai sumber pembiayaan UMK?

2. Bagaimana kelayakan pembiayaan yang dilakukan oleh pihak PT Bank Perkreditan Rakyat Tridana Percut kepada pengusaha UMK?

1.3 Tujuan dan ManfaatPenelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Bank Perkreditan Rakyat Tridana Percut sebagai sumber pembiayaan UMK.

2. Untuk mengetahui kelayakan pembiayaan yang dilakukan oleh pihak PT Bank Perkreditan Rakyat Tridana Percut kepada pengusaha UMK.


(19)

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut:

1. Sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi pihak Bank Perkreditan Rakyat dalam memperbaiki pembiayaan yang diberikan kepada nasabah.

2. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis khususnya mengenai permintaan pembiayaan usaha menengah kecil pada Bank Perkreditan Rakyat Tridana Percut Medan

3. Sebagi referensi, informasi dan bahan masukan bagi peneliti-peneliti selanjutnya khususnya bagi mahasiswa Departemen Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Bank Perkreditan Rakyat 2.1.1. Pengertian Bank Perkredita Rakyat

Secara garis besar, lembaga keuangan dapat dikelompokkan menjadi lembaga keuangan bank atau seringkali hanya disebut bank, dan lembaga keuangan bukan bank. Lembaga keuangan bukan bank terdiri dari lembaga-lembaga keuangan yang berfungsi dan kegiatan pokoknya berbeda dengan bank, misalnya: asuransi, dana pensiun, pegadaian, leasing (sewa guna usaha). Perbedaannya dengan bank adalah, bahwa lembaga-lembaga keuangan bukan bank tersebut tidak menerima simpanan masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, dan deposito, melainkan memperoleh sumber pendanaannya dari modal, pinjaman, iuran, atau premi yang dibayar nasabahnya, dan penerbitan surat-surat berharga baik berjangka pendek maupun berjangka panjang. Sementara itu, penyaluran dana kepada dunia usaha dan pelayanan jasa keuangan lainnya yang diberikan lembaga keuangan bukan bank bergantung pada jenis kegiatan dan operasinya.

Menurut J.D Parera (2004 : 137), defenisi bank adalah sebagai berikut : Di Indonesia, sebagaimana diatur dalam undang-undang yang dimaksud dengan bank adalah : badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dana tersebut kembali kepada masyarakat dalam


(21)

bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Definisi bank yang dapat diberlakukan di Negara kita adalah sesuai dengan aturan yang ada yaitu tercantum dalam undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan dan merupakan perubahan atas undang-undang Nomor 7 Tahun 1992. Pengertian bank memberi tekanan bahwa bank dalam mengajukan usahanya terutama menghimpun dana dalam bentuk simpanan yang merupakan sumber dana bank, kegiatan bank juga harus pula diarahkan pada peningkatan taraf hidup rakyat banyak.

Sektor perbankan memiliki posisi strategis sebagai lembaga intermediasi dan penunjang system pembayaran. Peran perbankan perlu ditingkatkan sesuai dengan fungsinya dalam menghimpun dan menyalurkan dana dari masyarakat dengan lebih memperhatikan pembiayaan kegiatan sektor perekonomian nasional dengan prioritas pada koperasi, pengusaha kecil dan menengah, serta akan memperkuat struktur perekonomian nasional.

Bank atau perbankan adalah salah satu lembaga keuangan di Indonesia. Lembaga keuangan lainnya adalah lembaga keuangan bukan bank (LKBB). Definisi lembaga keuangan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor 792 tahun 1990, yaitu semua badan yang memiliki kegiatan di bidang keuangan berupa penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama untuk membiayai investasi perusahaan.


(22)

Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dan serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. (kasmir:2008)

Berdasarkan undang-undang RI No.7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan undang-undang RI No.10 tahun 1998 tentang perbankan, maka bank dapat dibedakan menjadi:

a. Bank Umum

Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Menurut Afiff dan Rekan (1996 : 11), ”Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank yang fungsinya menerima simpanan dalam bentuk uang dan memberikan kredit jangka pendek untuk masyarakat pedesaan”.

BPR tergolong bank sekunder, dengan wilayah usahanya terbatas pada lingkungan kecamatan dan beberapa desa tertentu. Maksud bank sekunder, yaitu bank yang tidak dapat menciptakan uang karena tidak memberikan pinjaman melebihi dana yang dihimpun.


(23)

Menurut Susilo, Triandaru, dan Santoso (2000 : 59), “BPR hanya dapat didirikan dan dimiliki oleh warga negara Indonesia, berdasarkan hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya warga negara Indonesia, pemerintah daerah atau dapat dimiliki bersama diatas ketiganya”.

2.1.2. Fungsi Badan Perkreditan Rakyat

Adapun fungsi BPR adalah sebagai berikut (Manurung Rahardjo,2004) :

1. Memberi pelayanan perbankan kepada masyarakat yang sulit atau tidak memiliki akses ke bank umum.

2. Membantu pemerintah mendidik masyarakat dalam memahami pola nasional agar ekselarasi. Pembangunan disektor pedesaan dpt lebih dipercepat.

3. Menciptakan pemerataan kesempatan berusaha terutama bagi masyarakat pedesaan

4. Mendidik dan mempercepat pemahaman masyarakat terhadap pemanfaatan lembaga keuangan formal sehingga terhindar dari jeritan rentenir

2.1.3. Kegiatan Bank Perkreditan Rakyat

a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito, berjangka, tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

Kegiatan-kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh Bank Perkreditan Rakyat secara lengkap adalah sebagai berikut.


(24)

b. Memberikan kredit.

c. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariat sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

d. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka dan/atau tabungan pada bank lain.

Disamping kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh Bank Perkreditan Rakyat diatas, terdapat juga kegiatan-kegiatan yang merupakan larangan bagi Bank Perkreditan Rakyat sebagai berikut:

a. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran,

b. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing, c. Melakukan penyertaan modal,

d. Melakukan perasuransian,

e. Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha sebagaimana dimaksud diatas. Berdasarkan kegiatan usaha dan larangan-larangan diatas, maka secara umum Bank Perkreditan Rakyat mempunyai kegiatan yang lebih terbatas dibandingkan Bank umum. Bank umum dapat menghimpun dana dalam bentuk simpanan dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan dan deposito, sedangkan Bank Perkreditan Rakyat tidak boleh menghimpun dana dalam bentuk giro, dan juga tidak boleh ikut serta dalam lalu lintas pembayaran. Bank umum dapat melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing, sedangkan Bank Perkreditan Rakyat tidak diperbolehkan. Bank umum dapat melakukan penyertaan modal pada lembaga keuangan dan untuk mengatasi kredit macet, sedangkan Bank


(25)

Perkreditan Rakyat sama sekali tidak boleh melakukan penyertaan modal. Dalam hal melakukan usaha perasuransian, Bank Perkreditan Rakyat dan bank umum sama-sama tidak diperbolehkan.

2.1.4. Tujuan Pendirian BPR

Tujuan Pendirian Badan Perkreditan Rakyat : (Irmayanto, dkk, 2004)

1. Diarahkan untuk memenuhi kebutuhan jasa pelayanan perbankan bagi masyarakat pedesaan

2. Menunjang pertumbuhan dan modernisasi ekonomi pedesaan sehingga para petani, nelayan dan para pedagang kecil didesa dapat terhindar dari lintah darat dan pelepas uang.

3. Melayani kebutuhan modal dengan prosedur pemberian kredit yang mudah dan sederhana mungkin sebab yang dilayani adalah orang – orang relatif rendah pendidikannya

4. Ikut serta memobilisasi modal untuk keperluan pembangunan dan turut membantu rakyat dalam berhemat dan menabung dengan menyediakan tempat yang dekat, aman, dan mudah untuk menyimpan uang bagi pemodal kecil.

2.2. KREDIT

2.2.1. Pengertian Kredit

Kata ‘kredit’ berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘credere’ yang artinya ‘percaya’. Dalam arti luas, kredit diartikan sebagai kepercayaan, maksudnya yaitu


(26)

kepercayaan dari kreditur bahwa debiturnya akan mengembalikan pinjaman beserta bunganya sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak.

Pengertian kredit menurut undang-undang perbankan No. 10 tahun 1998 pada dasarnya merupakan pemberian pinjaman oleh bank kepada nasabahnya untuk pembiayaan kegiatan usahanya dalam jumlah tertentu dalam jangka waktu yang disepakati bersama antara bank sebagai kreditor dan nasabah sebagai debitur, dengan ketentuan-ketentuan yang disepakati bersama yang dituangkan dalam suatu perjanjian kredit yang berisi antara lain kesediaan debitur untuk membayar kembali kreditnya, termasuk beban bunganya.

Tujuan utama pemberian suatu kredit bagi bank antara lain (Siamat, 1995 : 97):

a. Kredit komersil merupakan kredit yang diberikan untuk memperlancar kegiatan usaha nasabah dibidang perdagangan.

b. Kredit konsumtif merupakan kredit yang diberikan oleh bank untuk memenuhi kebutuhan debitur yang bersifat konsumtif.

c. Kredit produktif merupakan kredit yang diberikan oleh bank dalam rangka membiayai kebutuhan modal kerja debitur sehingga dapa memperlancar produksi.

Fungsi dari suatu kredit bagi masyarakat yaitu (Kasmir, 2002: 106-108):

a. Menjadi motivator peningkatan kegiatan perdagangan dan perekonomian. b. Memperluas lapangan kerja bagi masyarakat.


(27)

d. Meningkatkan produktivitas yang ada.

e. Meningkatkan kegairahan berusaha masyarakat. f. Memperbesar modal kerja perusahaan.

Adapun unsur-unsur kredit yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut (Kasmir, 2004: 103-105):

a. Kepercayaan

Kepercayaan merupakan suatu keyakinan pemberian kredit bahwa kredit yang diberikan akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu dimasa yang akan datang.

b. Kesepakatan

Kesepakatan merupakan suatu kesepakatan yang dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing.

c. Jangka waktu

Jangka waktu merupakan masa pengembalian kredit yang telah disepakati.

d. Risiko

Risiko merupakan suatu kemungkinan tidak tertagihnya pinjaman atau macetnya pengembalian kredit.

e. Balas jasa

Balas jasa merupakan suatu keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa, yang kita kenal dengan nama bunga.


(28)

Secara teoritis terdapat bermacam-macam kredit, tetapi dalam pembahasan ini kita batasi pada kredit yang umumnya disalurkan kepada usaha menengah dan kecil (UMK):

a. Jenis kredit berdasarkan tujuan penggunaannya 1) Kredit investasi

Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun usaha baru.

2) Kredit modal kerja

Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.

3) Kredit konsumtif

Kredit konsumtif merupakan kredit yang dipergunakan untuk kebutuhan sendiri bersama keluarga.

b. Jenis kredit berdasarkan jangka waktu

1) Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang berjangka waktu selama-lamanya 1 tahun (kurang dari 1 tahun).

2) Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang berjangka waktu antara 1 sampai 3 tahun.

3) Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang jangka waktunya lebih dari 3 tahun.


(29)

c. Jenis kredit berdasarkan cara pemakaiannya

1) Kredit rekening koran bebas, yaitu nasabah diperbolehkan untuk melakukan penarikan uang sekaligus asal tidak melebihi jumlah maksimum yang disetujui.

2) Kredit rekening terbatas, yaitu nasabah tidak diperbolehkan untuk melakukan penarikan uang sekaligus, tetapi secara teratur disesuaikan dengan kebutuhan.

3) Installment credit, yaitu penarikan tidak diijinkan sekaligus, akan tetapi untuk penarikannya diatur sesuai dengan schedule tertentu. 2.2.2 Faktor-Faktor Penentu Dalam Pemberian Kredit

Pinjaman usaha kecil lebih kompleks karena bank seringkali diminta mengambil resiko kredit. Dalam pemberian kredit membutuhkan suatu analisis terhadap usaha yang dilakukan debitur untuk menentukan suatu keputusan dalam pemberian kredit. Salah satu cara menilai kegiatan usaha debitur adalah dengan menggunakan prinsip-prinsip kredit pada aspek-aspek usaha debitur. Adapun prinsip-prinsip yang digunakan adalah berupa analisis 6C dan 7P. Adapun 6C menurut Gup and Kolari (2005; 263) tersebut adalah:

a. Character, sifat dan watak dari nasabah (kejujuran, tanggungjawab, integritas dan konsisten). Sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, tercermi dari latar belakang debitur baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi.


(30)

b. Capacity, kemampuan seseorang untuk menjalankan bisnis. Debitur perlu dianalisis apakah dia mampu memimpin dengan baik dan benar usahanya. Jika dia mampu memimpin usahanya, maka dia juga akan mampu untuk mengembalikan pinjamam sesuai dengan perjanjian dan perusahaannya tetap berjalan.

c. Capital, kondisi keuangan dari nasabah (pendapatan bersihnya). Modal yang besar maka menunjukkan besarnya kemampuan debitur untuk melunasi kewajiban-kewajibannya.

d. Colleteral, kekayaan yang dijanjikan untuk keamanan dalam transaksi kredit/anggunan. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jika terjadi kredit macet, maka agunan inilah yang digunakan untuk membayar kredit tersebut.

e. Condition, faktor luar (kondisi ekonomi) yang mengontrol perusahaan. Menilai kredit hendakya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan dimasa yang akan datang sesuai sektor masing-masing, serta prospek usaha dari sektor yang ia (peminjam) jalankan.

f. Compliance, kepatuhan terhadap hukum dan undang-undang yang berlaku itu sangatlah penting. Hal ini menyangkut atas kepatuhan kreditur dan debitur dengan perjanjian yang telah disepakati bersama.


(31)

Penilaian dengan menggunakan analisis 7P adalah sebagai berikut menurut Kasmir (2004; 106) :

a. Personality, menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Sifat, kepribadian calon debitur dipergunakan sebagai dasar pertimbangan pemberian kredit.

b. Party, mengklasifikasikan nasabah kedalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakter.

c. Purpose, untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah.

d. Prospect, untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya.

e. Payment, merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit.

f. Profitability, untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.

g. Protection, tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindunngan. Perlindungan dapat berupa barang atau orang atau jaminan asuransi.


(32)

2.2.3 Analisis Kelayakan Kredit

Disamping menggunakan 6C, dalam penilaian suatu kredit guna menilai layak atau tidak untuk diberikan kredit dapat dilakukan juga dengan menggunakan beberapa aspek, yaitu (Siamat, 2004 :107-110):

a. Aspek yuridis/hukum

Aspek ini menyangkut masalah legalitas badan usaha serta ijin-ijin yang dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit.

b. Aspek pemasaran

Aspek ini menyangkut kemampuan daya beli masyarakat, keadaan kompetisi, kualitas produksi.

c. Aspek keuangan

Aspek ini menyangkut sumber-sumber dana yang dimiliki untuk membiayai usahanya dan bagaimana penggunaan dana tersebut. d. Aspek teknis/operasi

Aspek ini menyangkut kelancaran produksi, kapasitas produksi, mesin-mesin dan peralatan, ketersediaan dan kontinuitas bahan baku, lokasi, lay out ruangan.

e. Aspek manajemen

Aspek ini menyangkut struktur organisasi, sumber daya manusia yang dimiliki serta latar belakang pengalaman sumber daya manusianya.


(33)

f. Aspek sosial ekonomi

Aspek ini menganalisis dampaknya terhadap perekonomian dan masyarakat.

Kredit yang diberikan oleh bank merupakan penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan, menurut Taswan (1997; 173).

Pemberian kredit harus berdasarkan atas kebijaksanaan kredit yang berlaku. Kebijaksanaan perkreditan meliputi penetapan standar kredit dan analisis kredit. Kebijaksanaan perkreditan bank harus diprogram dengan baik dan benar. Program perkreditan harus didasarkan pada asas yuridis, ekonomis dan kehati-hatian.

Nilai kredit merupakan dasar kinerja keuangan yang lalu pada perusahaan peminjam yang sama untuk sebuah nilai. Kewajiban pembayaran yang lalu, beban hutang yang relatif dengan pendapatan, dan jabatan merupakan contoh faktor yang berhubungan dengan kredit konsumen dan pinjaman hipotik perusahaan. Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menilai suatu kelayakan kredit, yaitu menurut Gup and Kolari (2005; 218) :

a. Kredit konsumen, menggunakan model variabel dimana pembayaran historis (bobotnya 35%); berapa banyak hutang (bobotnya 30%); panjang kredit historis (bobotnya 15%); kredit baru (bobotnya 10%);


(34)

tipe kredit yang dipakai (bobotnya 10%). Nilai kredit yang tinggi merupakan tanda resiko kredit yang rendah.

b. Bisnis kecil, menggunakan model nilai kredit untuk pinjaman hingga 500 juta. walaupun banyak bank yang masih menggunakan pinjaman hingga 1 Miliar. Pinjaman dengan resiko tinggi berarti biaya bunga yang ditanggung juga tinggi. Model ini sangat efisien, karena dengan model ini akan taat pada peraturan dibanding kebijakan ketika membuat pinjaman.

Kunci sukses dari bisnis kredit adalah analisis kredit yang sistematis. Bila analisis kurang cermat maka membuat kredit tersebut menjadi kredit yang berbahaya, bisa menimbulkan resiko kredit. Analisis kredit selalu mengutamakan jaminan, dimana jaminan dan karakter dari debitur dianggap sebagai determinan utama resiko kredit.

Tujuan dari adanya analisis kredit adalah untuk menentukan kesanggupan dan kesungguhan seorang peminjam untuk membayar kembali pinjaman sesuai dengan persyaratan yang terdapat dalam perjanjian pinjaman. Analisis dan evaluasi kredit sekurang-kurangnya meliputi informasi sebagai berikut (Kuncoro, 2002 : 251-252):

a. Identitas pemohon

Identitas tersebut mencakup nama pemohon, dimisili, bentuk usaha, jenis usaha, susunan pengurus, legalitas usaha.


(35)

b. Tujuan permohonan kredit

Tujuan tersebut mencakup jumlah kredit, obyek yang dibiayai, jangka waktu kredit, kebutuhan kredit.

c. Riwayat hubungan bisnis dengan bank

Hal tersebut mencakup saat mulai, bidang hubungan bisnis, nilai transaksi bisnis, kualitas hubungan bisnis, jumlah total nilai hubungan bisnis.

d. Analisis 6C kredit

Analisis ini mencakup analisis watak, analisis kemampuan, analisis modal, analisis kondisi/prospek usaha, analisis agunan kredit.

2.3. Pembiayaan

2.3.1. Pengertian Pembiayaan

Kegiatan utama sebuah bank adalah menghimun dana dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Pengalokasian dana tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk pinjaman atau yang lebih dikenal dengan kredit atau pembiayaan. Pengalokasian dana dapat pula dilakukan dengan membeli berbagai aset yang dianggap menguntungkan bank. Namun, kegiatan pengalokasian dana yang paling penting dalam perbankan adalah pemberiaan pinjaman pada nasabah atau lebih dikenal dengan istilah kredit pada bank konvensional. “Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu


(36)

pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit” (Syafii antonio, 2001:160).

Menurut undang-undang pokok perbankan No. 10 tahun 1998 pasal 1 ayat 12, pengertian pembiayaan dapat di defenisikan sebagai berikut:

“pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

Kredit berasal dari bahasa latin yaitu “credere” yang artinya terpercaya. Hal ini berarti bahwa bahwa si pemberi kredit percaya kepada si penerima kredit, bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi si penerima kredit berarti menerima kepercayaan, sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar kembali pinjaman tersebut sesuai jangka waktunya. Menurut Undang-Undang No.10 tahun 1998 pasal 1 ayat 11 tentang perbankan, bahwa kredit didefenisikan sebagai berikut:

“kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.

Dari pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kredit dan Pembiayaan merupakan pemberian pinjaman atau penyediaan dana yang di berikan kepada peminjam, dan peminjam tersebut wajib untuk membayar atau


(37)

mengembalikan tagihan tersebut pada jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan dan dengan imbalan yang telah disepakati.

2.4.1. Jenis-jenis Pembiayaan

Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat di bagi menjadi:

1. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk meningkatkan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun investasi.

Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat di bagi menjadi: a. Pembiayaaan modal kerja

Yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan:

1. Peningkatan produksi, baik secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil produksi, maupun secara kualitatif, yaitu peningkatan kaulitas atau mutu hasil produksi.

2. Untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang.

b. Pembiayaan investasi

Pembiayaan investasi diberikan kepada para nasabah untuk keperluan investasi, yaitu keperluan penambahan modal guna mengadakan rehabilitasi, perluasan usaha, ataupun pendirian proyek baru. Ciri-ciri pembiayaan investasi adalah:

1. Untuk pengadaan barang-barang modal

2. Mempunyai perencanaan alokasi dana yang matang dan terarah 3. Berjangka waktu menengah dan panjang


(38)

2. Pembiayaan Konsumtif, yaitu pembiayaaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk dipakai memenuhi kebutuhan. Pembiayaaan konsumtif di perlukan oleh pengguna dana untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kebutuhan konsumsi dapat dibedakan atas kebutuhan primer (pokok atau dasar) dan kebutuhan sekunder.

Sedangkan untuk pemenuhan kebutuhan jasa, bank meminta jaminan berupa barang lain yang dapat diikat sebagai jaminan.

2.4. Teori Tingkat Bunga 2.4.1. Pengertian tingkat bunga

Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan yang dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman) (kasmir, 2008:131)

Dalam kegiatan sehari-hari ada dua macam bunga yang diberikan kepada nasabah yaitu:

a. Bunga simpanan

Yaitu bunga yang di berikan sebagai ransangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya. Contoh jasa giro, bunga tabungan, dan bunga deposito.


(39)

b. Bungan Pinjaman atau Kredit

Bungan pinjaman adalah bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus oleh nasabah peminjam kepada bank. Sebagai contohnya adalah bunga kredit.

2.4.2. Komponen-komponen dalam menentukan Bunga Kredit

Khusus untuk menetukan besar kecilnya suku bunga kredit yang akan diberikan kepadapara debitur terdapat beberapa komponen yang mempengaruhi. Adapun Komponen tersebut adalah sebagai berikut (kasmir,2008:135)

a. Total Biaya Dana (Cost of Fund)

Merupakan total bunga yang dikeluarkan oleh bank untuk memperoleh dana simpanan baik dalam bentuk simpanan giro, tabungan maupun deposito. Total biaya dana tergantung dari seberapa besar bunga yang ditetapkan untuk memperoleh dana yang diinginkan. Semakin besar bunga yang dibebankan terhadap bunga simpanan, semakin tinggi pula biaya dananya demikian pula sebaliknya. Total biaya dana ini harus dikurangi dengan cadangan wajib atau Reserve Requirement (RR) yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

b. Biaya Operasi

Dalam melakukan setiap kegiatan, setiap bank membutuhkan berbagai saran dan prasarana baik berupa manusia maupun alat. Penggunaan sarana dan prasarana ini memerlukan sejumlah biaya yang harus ditanggung bank sebagai biaya operasi. Biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam melaksanakan operasinya. Biaya ini terdiri dari biaya


(40)

gaji pegawai, biaya administrasi, biaya pemeliharaan, dan biaya-biaya lainnya.

c. Cadangan Risiko Kredit Macet

Merupakan cadangan terhadap macetnya kredit yang akan diberikan, hal ini disebabkan setiap kredit yang diberikan pasti mengandung suatu resiko tidak terbayar. Risiko ini dapat timbul baik disengaja maupun tidak disengaja. Oleh karena itu, pihak bank perlu mencadangkannya sebagai sikap bersiaga mengahadapinya dengan cara membebankan sejumlah persentase tertentu terhadap kredit yang disalurkan.

d. Laba yang Diinginkan

Setiap kali melakukan transaksi bank selalu ingin memperoleh laba yang maksimal. Penentuan ini ditentukan oleh beberapa pertimbangan penting, mengingat penentuan besarnya laba sangat mempengaruhi besarnya bunga kredit. Dalam hal ini, biasanya bank disamping melihat kondisi pesaing juga melihat kondisi nasabah apakah nasabah atau bukan dan juga melihat sektor-sektor yang dibiayainnya.

e. Pajak

Pajak merupakan kewajiban yang dibebankan pamerintah kepada bank yang memberikan fasilitas kredit kepada nasabahnya.

2.4.3. Jenis-jenis Pembebanan Suku Bunga Kredit

Metode pembebanan bunga yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Sliding Rate


(41)

Pembebanan bunga setiap bulan dihitung dari sisa pinjamannya sehingga jumlah bunga yang harus dibayar nasabah setiap bulan menurun seiring dengan turunnya pokok pinjaman. Akan tetapi, pembayaran pokok pinjaman setiap bulan sama. Cicilan nasabah (pokok pinjaman ditambah bunga) otomatis dari bulan ke bulan semakin menurun. Jenis slinding rate ini biasanya diberikan kepada sektor produktif, dengan maksud si nasabah merasa tidak terbebani terhadap pinjamannya.

2. Flat Rate

Pembebanan bunga setiap bulan tetap dari jumlah pinjamannya, demikian pula pokok pinjaman setiap bulan juga dibayar sama sehingga cicilan setiap bulan sama sampai kredit tersebut lunas. Jenis Flat Rate ini diberikan kepada kredit yang bersifat konsumtif.

3. Floating Rate

Jenis ini membebankan bunga dikaitkan dengan bunga yang ada di pasar uang sehingga bunga yang dibayar setiap bulan sangat tergantung dari bunga pasar uang pada bulan tersebut

2.5. Defenisi Jaminan / Agunan Kredit

Sesuai dengan Undang – Undang Perbankan No. 7 tahun 1992, sebagaimana telah diperbaharui dengan Undang – Undang Perbankan No. 10 tahun 1998, agunan disebut sebagai keyakinan/kemampuan/kesanggupan nasabah untuk melunasi kewajibannya sesuai dengan yang diperjanjikan. Agunan pokok kredit adalah usaha debitur itu sendiri yang data berupa


(42)

antara lain persediaan barang (bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi), piutang / tagihan – tagihan, mesin – mesin, kendaraan, tanah dan bangunan, yang dipergunakan secara langsung untuk kegiatan usahanya.

2.5.1 Tujuan Jaminan / Agunan

Tujuan dari jamian / agunan adalah untuk menutupi resiko kerugian bagi bank akibat dari kegagalan kredit yang di berikan dalam arti bahwa dana yang telah di keluarkan untuk kredit kemudian kredit tersebut mengalami kemacetan, akan dapat kembali dengan cara menjual jaminan / agunan sebagai sumber pelunasan kredit.

2.5.2 Hal – hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Agunan / Jaminan

Sebelum bank menerima asset sebagai jaminan, agar tidak terjadi kegagalan dalam mengeksekusi atau membuat agunan tersebut karena adanya klaim dari pihak lain yang mengakui bahwa asset yg digunakan adalah sah miliknya, maka bank minimal harus memperhatikan aspek – aspek sebagai berikut:

a. Melakukan cek dokumen (keabsahan dokumen asset) b. Melakukan cek fisik ( keabsahan dan keberadaan agunan) c. Melakukan cek lingkungan ( status pengguna )


(43)

2.6 Usaha Menengah dan Kecil (UMK)

Pengertian dan ciri – ciri Usaha Menengah Kecil (UMK)

Adapun pegertian dan ciri – ciri Usaha Kecil dan Menengah (UMK) menurut beberapa narasumber adalah sebagai berikut:

a. Pengertian usaha kecil berdasarkan surat edaran Bank Indonesia No. 26/I/UKK tanggal 29 Mei 1993 perihal Kredit Usaha Kecil (KUK) adalah usaha yang memiliki total asset Rp. 600 juta ( enam ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah atau rumah yang ditempati. Pengertian usaha kecil ini meliputi usaha perorangan, badan usaha swasta dan koperasi, sepanjang asset yang dimiliki tidak melebihi nilai Rp. 600 juta.

b. Menurut Departemen Perindustrian dan perdagangan, pengusaha kecil dan menengah adalah kelompok industri modern, industri tradisional, dan industri kerajinan, yang mempunyai investasi, modal untuk mesin-mesin dan peralatan sebesar Rp 70 juta (tujuh puluh juta rupiah) kebawah dengan resiko investasi modal/tenaga kerja Rp. 625 juta ke bawah dan usahanya dimiliki warga Negara Indonesia, namun saat ini diperoleh informasi bahwa kriteria usaha kecil sama dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.

c. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) usaha kecil dan menengah: i. Usaha Rumah Tangga : 1-5 tenaga kerja ii. Usaha Kecil Menengah : 6-19 tenaga kerja iii. Usaha Menengah : 20-29 tenaga kerja


(44)

iv. Usaha Besar : lebih dari 100 tenaga kerja d. Sedangkan dalam konsep Inpres UKM, yang dimaksud UKM adalah

kegiatan ekonomi dengan kriteria:

i. Asset Rp. 50 milyar, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

ii. Omset Rp 250 milyar

e. Menurut kementerian Negara Koperasi dan UMK,

• Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50 juta tidak termasuk tanah dan bangunan dan memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300 juta

• Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menegah atau usaha besar. Memiliki kekayaaan bersih lebih dari Rp. 50 juta sampai dengan paling banyak Rp. 500 juta tidak termasuk tanah dan bangunan atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300 juta sampai dengan paling banyak Rp. 2,5 miliar.


(45)

• Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakuakan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaaan yang dimiliki, dikuasai, baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500 juta sampai dengan paling banyak Rp. 10 miliyar tidak termasuk tanah dan bangunan atau memiliki hasil penjualan tahuanan lebih dari Rp. 2,5 miliyar sampai dengan paling banyak Rp. 50 miliyar

2.7 Kerangka Konseptual

Beberepa variabel yang dapat mempengaruhi prospek pembiayaan (permintaan) kredit, namun dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah besarnya jumlah pembiayaan, suku bunga kredit dan jangka waktu pengembalian kredit.

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukankan, maka model kerangka konseptual yang digunakan dapat digambarkan sebagai berikut:


(46)

Gambar 2.7 Kerangka konseptual

2.8 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu permasalahan yang dihadapi dimana kebenarannya masih harus dibuktikan sehingga dapat diterima atau ditolak. Berdasarkan kerangka konseptual diatas maka dikemukakan hipotesis “Nasabah sangat puas atas pembiayaan yang di berikan oleh pihak Bank Perkreditan Rakyat dalam Usaha Menengah dan Kecil.

Permintaan Pembiayaan Kredit

1. Besarnya Jumlah Pembiayaan 2. Suku Bunga Kredit 3. Jangka waktu


(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi dan bagaimana memecahkan masalah tersebut. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan cara sebagai berikut.

3.1. Tempat dan Waktu

Daerah penelitian dilaksanakan di Kantor Badan Perkreditan Rakyat di PT BPR Tridana Percut Jl. Mandala by Pass No. 2a Medan.

3.2. Batasan Operasional

Batasan Operasional ini adalah mengamati dan menganalisa variabel-variabel permintaan pembiayaan Usaha Menengah Kecil pada Bank Perkreditan Rakyat Tridana Percut Medan, terhadap permintaan pembiayaan Usaha Menengah Kecil.

3.3. Defenisi Operasional

1. Bank Perkreditan Rakyat adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka,


(48)

tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dan menyalurkan dana sebagai usaha Bank Perkreditan Rakyat. 2. Pembiayaan adalah jual beli barang pada harga asal dengan

tambahan keuntungan (margin) yang disepakati dan dinyatakan dalam satuan rupiah.

3. Kredit diartikan sebagai kepercayaan, maksudnya yaitu kepercayaan dari kreditur bahwa debiturnya akan mengembalikan pinjaman beserta bunganya sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak.

3.5. Skala Pengukuran Variabel

Instrumen dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan skala Likert. Di mana dalam skala Likert, responden akan diberikan pertanyaan-pertanyaan dengan beberapa alternatif jawaban yang dianggap oleh responden sangat tepat. Menurut Kinnear (dalamUmar 2009), Skala Likert ini berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu, misalnya setuju– tidak setuju, senang–tidak senang, dan baik-tidak baik. Penentuan pengukuran menurut skala Likert dilakukan dengan menggunakan deviasi normal yang bergerak dari angka 1 sampai dengan 5 yaitu, sangat setuju (5), setuju (4), ragu-ragu (3), tidak setuju (2), sangat tidak setuju (1).


(49)

3.6. Populasi dan Sample Penelitian

Dalam penelitian yang dimaksud dengan polpulasi adalah Nasabah pada Bank Perkreditan Rakyat Tridana Percut Kota Medan. Dari populasi ditarik sejumlah sampel, yaitu sebagian populasi yang akan diteliti dan dianggap reprensentatif untuk mewakili populasi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling, dimana pemilihan sampel bertitik tolak pada penilaian pribadi peneliti yang menyatakan bahwa sampel yang dipilih benar-benar representatif (Sugiarto, dkk,2003:40). Dalam penelitian sosial, dikenal dengan hukum kemungkinan (hukum probabilitas) yaitu kesimpulan yang dapat ditarik dari populasi dapat menggambarkan kepada seluruh populasi.

Oleh karena itu, peneliti mengambil jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 43 responden nasabah pada PT BPR Tridana Percut Medan. Dengan asumsi responden adalah nasabah PT BPR Tridana Percut Medan.

3.7. Jenis Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan penyebaran kuisioner pada responden, wawancara dan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi literatur baik dari data dan dokumen yang ada di perusahaan, studi pustaka, majalah, internet, dan sumber-sumber lainnya.


(50)

3.8. Metode pengumpulan data

Dalam teknik pengambilan data dilakukan penyebaran kuisioner dan wawancara untuk mendapatkan data primer, dan studi pustaka untuk mendapatkan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1) Wawancara adalah penelitian yang dilakukan secara langsung dengan proses tanya jawab yang berkaitan dengan topik yang dibahas oleh penulis kepada pihak debitur dan masyarakat sekitarnya.

2) Kuesioner adalah penelitian yang dilakukan secara langsung dengan proses memberikan pertanyaan serta jawaban secara tertulis kepada debitur yang berkaitan dengan topik yang dibahas oleh penulis.

3.9. Teknik Analisis Data

Sesuai dengan hipotesis yang telah ditentukan dalam penelitian ini, maka alat analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis deskriptif. Dalam penelitian ini penulis akan menganalisis Bank Perkreditan Rakyat sebagai sumber pembiayaanUsaha Menengah Kecil di PT BPR Tridana Percut Medan secara deskriptif.

Analisis deskriptif yaitu metode analisis dengan pendeskripsian variable-variabel yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti sebagai gambaran yang menunjukan Bank Perkreditan Rakyat sebagai sumber pembiayaan di PT BPR Tridana Percut Medan. Disamping itu, dilakukan analisis lain seperti tabulasi silang (cross tab), tabel frekuensi dan Gambar.


(51)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Berdirinya BPR Tridana Percut Medan

Bank Perkreditan Rakyat Tridana Percut adalah Perseroan Terbatas yang bergerak dibidang Bank Perkreditan Rakyat yang bertujuan untuk menghimpun dana dan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam menunjang proses pertumbuhan perekonomian dan memberikan pelayanan bagi usaha menengah dan kecil. Berdirinya PT. BPR Tridana Percut secara akusisi, pertama kali berdirinya perusahaan di Perumnas Mandala Jl. Garuda I No. 3 pada tahun 1992 sampai 2009, pada tahun 2009 terjadi pemindahan gedung / penyewaan gedung di Jl. Mandala By Pass No. 2AA Medan.

Pada tahun 2010 bulan Maret dibuat / penyewaan izin surat berdiri dari Bank Indonesia.PT Bank Perkreditan Rakyat Tridana Percut disahkan oleh notaris, awal berdirinya sejarah perusahaan pada bulan Juli 2009

Dasar didirikan dengan akta tertanggal 13 Januari 1992, nomor. 215 diperbuat dihadapan Notaris pengganti pada tanggal 2 Juni 1992. Dan anggaran dasar perseroan tersebut telah mendapat pengesahaan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia.

4.1.1. Kegiatan Usaha BPR Tridana Percut

Sesuai dengan surat izin usaha yang diterbitkan oleh Menteri Keuangan, maka kegiatan usaha PT. Bank Perkreditan Rakyat Tridana Percut yang terutama adalah memberikan kredit kepada masyarakat khususnya golongan menengah ke


(52)

bawah, disamping usaha penarikan dana dari pihak ketiga yang digunakan untuk membiayai kredit sendiri.

Adapun produk perbankan dari PT. Bank Perkreditan Rakyat Tridana Percut antara lain adalah, tabungan dimana kemudahan yang ditawarkan pihak BPR disesuaikan dengan lingkungan tempat tinggal, misalnya setoran awal yang cukup rendah, penarikan dan penyetoran dapat dilakukan setiap hari kerja, dan suku bunga dihitung berdasarkan saldo harian.

Kredit usaha kecil yang selanjutnya disebut sebagai kredit modal kerja diberikan kepada debitur yang membutuhkan dana bagi pengembangan usahanya, dalam hal ini industri kecil.

4.1.2. Struktur Organisasi Perusahaan

Organisasi merupakan suatu bentuk kerjasama antara beberapa orang dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan suatu kerangka kerja uraian yang secara jelas / tegas guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Struktur organisasi mewujudkan susunan pola tetap hubungan antara fungsi bagian atau posisi dengan tugasnya dan wewenang, serta tanggung jawab yang berbeda-beda. Dimana pembentukan struktur organisasi akan diikuti oleh penyusunan analisa jabatan serta uraian jabatan yang akan mempertegas pembagian pekerjaan anggota perusahaan sesuai fungsinya.


(53)

4.1.3 Tugas dan Tanggung Jawab Bidang

Tugas dan tanggung jawab masing-masing bidang

• Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

RUPS terdiri dari orang – orang / perusahaan yang memiliki saham dari perusahaan ( PT. BPR Tridana Percut)

• Dewan Komisaris

Dewan Komisaris terdiri dari komisaris utama dan anggota komisaris. Tugas Dewan komisaris secara umum memiliki tugas dalam melakukan pengawasan terhadap kebijakan Direksi serta pengawasan pelaksanaan atas kebijakan tersebut. Tugas komisaris utama secara spesifik memberikan arahan mengenai kebijakan dan pelaksanaan Tugas direksi, memberikan persetujuan atas rencana kerja dasar (Master Plan) dan anggaran (Budgeting) yang telah di susun oleh direksi serta melaksanakan pengawasaan atas realisasi rencana kerja dan anggaran tersebut.

• Dewan Direksi

Dewan Direksi terdiri dari Direktur utama dan Direktur Operasional. Tugas direksi utama adalah bertanggung jawab secara keseluruhan dalam tingkat Top Management, melakukan rancangan bidang marketing dan anggaran dana untuk suatu rencana kerja satu tahun, mempersiapkan saran dan prasarana serta melaksanakn fungsi pengawasan.


(54)

Sedangkan Tugas Direktur operasional adalah bertanggung jawab sepenuhnya di bidang operasional, berwenang juga dalam melakukan pengawasan atas dana-dana masyarakat dan menjaga posisi likuiditas bank serta memeriksa dan menandatangani laporan serta memeriksa dan menandatangani laporan bulanan kepada Bank Indonesia.

• Bagian Internal Control

Tugas-tugas bagian Internal control:

- Mengkordinasikan seluruh tugas-tugas sub bagian internal. - Memelihara dan memeriksa rekening-rekening nasabah dll. - Memeriksa keabsahan data-data nasabah pemberi dana.

- Melaksanakan pemeriksaan terhadap seluruh aplikasi permohonan pembukuan rekening.

• Bagian Analisis Kredit / Account Officer.

Melaksanakan tugas di dalam menganalisis pembiayaan yang akan diberikan kepada nasabah / calon nasabah apakah layak atau tidak di berikan fasilitas pembiayaan.

• Teller

Melakukan tugas dalam penerimaan setoran tunai dan penarikan tunai kepada nasabah atau pihak lainnya, melakukan perhitungan saldo akhir jam kerja dengan merapikan susunan lembar uang dan slipnya serta merangkap sebagai bagian personalia atau kepegawaian.


(55)

• Pembukuan / Accounting

Melaksanakan tugas pencatatan pembukuan secara lengkap dan membuat neraca harian dan neraca bulanan, memeriksa dan memastikan setiap posting dan mutasi yang terjadi pada bank tersebut.

• Pemasaran / Marketing

- Melaksanakan proses analisa kredit (pembiayaan) - Mengkordinir tugas-tugas bagian pemasaran - Memeriksa hasil evaluasi analisa pembiayaan

• Administrasi Kredit

Melaksanakan tugas didalam laporan-laporan kredit (pembiayaan) yang diberikan kepada nasabah memberikan informasi-informasi mengenai prosedur umum pembiayaan.

• Tabungan

- Memproses pengajuan aplikasi pembukuan tabungan dan meminta nasabah untuk menyetor uangnya ke kasir berdasarkan slip setoran tabungan yang telah dibuatkan.

- Berdasarkan slip tabungan yang telah ada ditandatangani kasir, membuat buku tabungan dan kartu tabungan, memberi nomor rekening tabungan, mencatat jurnal setoran ke dalam kartu tabungan dan buku tabungan.

- Menyerahkan buku tabungan kepada nasabah dan menerima paraf kartu tabungan kepada direktur atau pejabat yang ditunjuk.


(56)

- Menghitung bunga tabungan dan memindah bukukan ke tiap-tiap rekening penabung.

• Deposito

- Memproses aplikasi pembukuan deposito berdasarkan aplikasi deposito yang dibuatnya.

- Menerima formulir aplikasi pembukuan deposito dari kepala kasir dan membuat bilyet-bilyet deposito atas nama nasabah tersebut serta membuat bilyet deposito asli setelah ditanda tangani oleh direksi.

- Mengatur kartu-kartu atau foto copy deposito, menghitung bunga deposito dan membuatkan nota-nota perhitungan bunga tiap-tiap bulannya.

- Menyiapkan nota-nota bunga deposito untuk diserahkan kepada deposan pada saat pembayaran bunga.

- Membuat slip kas keluar untuk pembayaran bunga deposito secara tunai dan membuat slip jurnal pemindah bukuan terhadap bunga deposito yang dipindahkan ke rekening tabungannya.

4.1.4 Ketentuan Umum Dalam Penyalur Pembiayaan

Adapun dasar-dasar penetapan sasaran pembiayaan yang dijelaskanoleh PT BPR Tridana Percut Medan adalah:

1. Memperhatikan portofolio yang sudah dibiayai oleh PT BPR Tridana Percut dalam bidang usaha tertentu.


(57)

2. Bidang usaha yang recession proof (tidak berdampak akibat adanya resesi).

3. Memperhatikan sektor siklus usaha.

Sesuai dengan kebijakan yang berlaku, penetapan segmentasi penanaman dana PT BPR Tridana Percut Medan tidak didasarkan line of business melainkan size of business yaitu usaha kecil dan menengah. Dalam menetapkan target pasar (market), maka bank perlu memperhatikan sektor ekonomi yang memiliki prospek bisnis yang baik sehinga posisi bank tergolong aman dan menguntungkan dalam membiayai proyek tersebut. Adapun yang menjadi kriteria bisnis aman dan menguntungkan antara lain;

a. Binis sedang tumbuh.

b. Bisnis yang tidak terkena resesi.

c. Bisnis yang didukung oleh regulasi pemerintah. d. Bisnis yang mempunyai pasar jelas.

Adapun sektor ekonomi yang dapat dibiayai tersebut antara lain. a. Pertanian dan sarana pertanian.

b. Pertambangan. c. Industri pengolahan. d. Listrik, air dan gas. e. Kontruksi.


(58)

g. Pengangkutan, pergudangan, dan komunikasi. h. Jasa-jasa dunia usaha.

i. Jasa-jasa sosial.

4.2. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dalam bab ini penulis mencoba untuk membuat suatu analisis dan evaluasi yang merupakan hasil interpretasi dari data-data yang telah di peroleh. Untuk mengetahui gambaran secara umum tentang responden digunakan untuk analisa deskriptif dengan cara menginterprestasikan hasil pengolahan lewat Tabulasi data, gambar. Instrumen yang digunakan penelitian ini adalah Kuesioner.

Responden dalam penelitian ini adalah seluruh nasabah penabung dan peminjam kredit di PT BPR Tridana Percut. Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, peneliti mengedarkan 43 kuesioner terhadap 43 responden nasabah penabung dan peminjam kredit di PT BPR Tridana Percut.

Setelah kuisioner dibagikan kepada 43 orang responden, maka dilakukan indentifikasi terhadap responden menjadi sampel, dari kuisioner tersebut diperoleh gambaran umum mengenai karakteristik responden. Karakteristik responden yang telah di peroleh dari hasil pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner yang dijadikan sebagai responden adalah sebagai berikut:


(59)

a. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 4.1

Karakteristik Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase

Laki – laki 17 39,54%

Perempuan 26 60,46%

Total 43 100%

Sumber: Data Primer diolah

Gambar 4.1

Gambar 4.1 Lingkaran Banyak Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, menunjukkan 17 orang atau sebesar 39,54% nasabah adalah laki-laki dan 26 orang atau sebesar 60,46% adalah perempuan. Dapat simpulkan bahwa nasabah perempuan yang menjadi responden lebih banyak dari pada nasabah laki – laki di PT BPR Tridana Percut Medan.

40%

60%


(60)

b. Karakteristik responden berdasarkan usia Tabel 4.2

Karakteristik Usia Responden

Usia Jumlah (orang) Persentase

17-25 tahun 3 6,98%

26-35 tahun 7 16,28%

36-45 tahun 20 46,51%

46-55 tahun 9 20,93%

56-65 tahun 4 9,30%

65> tahun 0 0%

Total 43 100%

Sumber : Data Primer diolah

Gambar 4.2

Gambar 4.2 Lingkaran Berdasarkan Karakteristik Usia 7%

16%

47% 21%

9% 17-25 Tahun

26-35 Tahun 36-45 Tahun 46-55 Tahun 56-65 Tahun


(61)

Berdasarkan tabel 4.2 diatas, dapat dilihat bahwa nasabah usia 17-25 tahun adalah 3 orang atau sebesar 6,98%, nasabah usia 26-35 tahun adalah 6 orang atau sebesar 16,28%, nasabah usia 36-45 tahun adalah 20 orang atau sebesar 46,51%, nasabah usia 46-55 tahun adalah 9 orang atau sebesar 20,93%, nasabah usia 56-65 tahun adalah 4 orang sebesar 9,30%. maka dapat disimpulkan bahwa nasabah berusia 36-35 tahunyang menjadi responden lebih banyak pada PT BPR Tridana Percut Medan.

c. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan Tabel 4.3

Karakteristik Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase

SD 3 6,98%

SMP 4 9,30%

SMA 19 44,19%

Diploma (D1,D2,D3) 7 16,28%

Strata (S1,S2,S3) 10 23,25%

Total 43 100%


(62)

Gambar 4.3

Gambar 4.3 Lingkaran Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berdasarkan tabel 4.3 diatas, dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan SD dengan jumlah 3 orang atau sebesar 6,98%, pada tingkat pendidikan SMP dengan jumlah 4 orang atau sebesar 9,30%, pada tingkat pendidikan SMA dengan jumlah 19 orang atau sebesar 44,19%, pada tingkat pendidikan Diploma dengan jumlah 7 orang atau sebesar 16,28%, pada tingkat pendidikan Strata/Sarjana dengan jumlah 10 orang atau sebesar 23,25%. maka dapat disimpulkan bahwa nasabah dengan tingkat pendidikan SMA yang menjadi responden lebih banyak PT BPR Tridana Percut Medan.

7%

10%

44% 16%

23% SD

SMP SMA

Diploma (D1,D2,D3) Strata (S1,S2,S3)


(63)

d. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase

PNS 7 16,28%

Pegawai Swasta 14 32,56%

Wirausaha 12 27,91%

Mahasiswa 2 4,65%

TNI/POLRI 3 6,97%

Lainnya 5 11,63%

Total 43 100%

Sumber: Data Primer diolah

Gambar 4.4 16%

32% 28%

5% 7%

12% PNS

Pegawai Swasta Wirausaha Mahasiswa TNI/POLRI Lainnya


(64)

Gambar 4.4 Lingkaran Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Berdasarkan tabel 4.4 diatas, nasabah bekerja sebagai PNS terdapat 7 orang atau sebesar 16,28%, nasabah bekerja sebagai pegawai swasta terdapat 14 orang atau sebesar 32,56%, nasabah bekerja sebagai wirausaha terdapat 12 orang atau sebesar 27,91%, nasabah sebagai mahasiswa terdapat 2 orang atau sebesar 4,65%, nasabah bekerja sebagai lainnya: tenaga honorer, pensiunan, dan ibu rumah tangga terdapat 5 orang atau sebesar 11,63%. maka dapat disimpulkan nasabah sebagai pegawai swasta yang lebih banyak menjadi responden di PT BPR Tridana Percut Medan.

e. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendapatan Tabel 4.5

Karakteristik Tingkat Pendapatan Responden

Tingkat Pendapatan Jumlah(orang) Persentase

< Rp. 500.000 11 25,59%

Rp. 500.000-Rp. 2.500.000 23 53,49% Rp. 2.500.000-Rp. 5.000.000 4 9,30% Rp. 5.000.000-Rp. 7.500.000 2 4,65%

>Rp. 7.500.000 3 6,97%

Total 43 100%


(65)

Gambar 4.5

Gambar 4.5 Lingkaran Berdasarkan Tingkat Pendapatan Responden

Berdasarkan tabel 4.5 diatas, menunjukkan nasabah yang memiliki tingkat pendapatan sebesar < Rp. 500.000 sebanyak 11 orang atau sebesar 25,59%, nasabah yang memiliki tingkat pendapatan sebesar Rp 500.000 – Rp 2.500.000 sebanyak 23 orang atau sebesar 53,49%, nasabah yang memiliki tingkat pendapatan sebesar Rp. 2.500.000 – Rp. 5.000.000 sebanyak 4 orang atau sebesar 9,30%, nasabah yang memiliki tingkat pendapatan Rp. 5.000.000 – Rp 7.500.000 sebanyak 2 orang atau sebesar 4,65%, nasabah yang memiliki tingkat pendapatan > Rp. 7.500.000 sebanyak 3 orang atau sebesar 6,97%. maka dapat disimpulkan nasabah dengan tingkat memiliki pendapatan antara Rp 500.000 – Rp 2.500.000 yang menjadi responden lebih banyak di PT BPR Tridana Percut Medan.

26%

53% 9%

5% 7%

< Rp. 500.000

Rp. 500.000 - Rp 2.500.000 Rp. 2.500.000 - Rp. 5.000.000 Rp. 5.000.000 - Rp. 7.500.000 > Rp. 7.500.000


(66)

f. Karakteristik lama menabung responden Tabel 4.6

Karakteristik Lama Menabung Responden

Lama Menabung Jumlah (orang) Persentase

1-2 tahun 16 37,21%

2-3 tahun 6 13,95%

>3 tahun 21 48,84%

Total 43 100%

Sumber: Data Primer diolah

Gambar 4.6

Gambar 4.6 Lingkaran Berdasarkan Lama Menabung Responden

Berdasarkan tabel 4.6 diatas, nasabah yang menabung dalam jangka 1-2 tahun terdapat 16 orang atau sebesar 37,21%, nasabah yang menabung dalam jangka 2-3 tahun terdapat 6 orang atau sebesar 13,95%, nasabah yang menabung dalam jangka >3 tahun terdapat 21 orang atau sebesar 48,84%. maka dapat

37%

14% 49%

1-2 Tahun 2-3 Tahun >3 Tahun


(67)

disimpulkan bahwa nasabah yang paling lama menabung dalam jangka > 3tahun yang menjadi responden lebih banyak di PT BPR Tridana Percut Medan.

g. Karakteristik berdasarkan tingkat jumlah pinjaman responden Tabel 4.7

Karakteristik Tingkat Jumlah Pinjaman Responden

Jumlah Pinjaman Jumlah(orang) Persentase

<Rp 30.000.000 6 13,95%

Rp. 30.000.000 – 50.000.000 9 20,93% Rp. 50.000.000 – 100.000.000 21 48,84%

>Rp. 100.000.000 7 16,28%

Total 43 100%

Sumber: Data Primer diolah

14%

21%

49% 16%

< Rp. 30.000.000

Rp. 30.000.000 - 50.000.000

Rp. 50.000.000 - 100.000.000


(68)

Gambar 4.7

Gambar 4.7 Lingkaran Berdasarkan Tingkat Jumlah Pinjaman

Berdasarkan tabel 4.7 diatas, nasabah yang memiliki pinjaman sebesar < Rp. 30.000.000 sebanyak 6 orang atau sebesar 13,95%, nasabah yang memiliki pinjaman Rp. 30.000.000 – Rp. 50.000.000 sebanyak 9 orang atau sebesar 20,93%, nasabah yang memiliki pinjaman Rp. 50.000.000 – Rp 100.000.000 sebanyak 21 orang atau sebesar 16,28%. Maka dapat disimpulkan bahwa nasabah yang banyak memiliki pinjaman sebesar Rp. 50.000.000 – Rp. 100.000.000 adalah 21 orang responden di PT BPR Tridana Percut Medan.

4.3 Prospek BPR Sebagai Sumber Pembiayaan UMK

Prospek yang diberikan oleh pihak PT BPR Tridana Percut merupakan salah satu cara agar pembiayaan UMK dapat disalurkan kepada nasabah yang memenuhi persyaratan yg diberikan oleh pihak PT BPR Tridana Percut.

Dokumen-dokumen yang harus dipersiapkan untuk melengkapi permohonan pembiayaan kredit merupakan salah satu dari persyaratan yang diberikan oleh pihak bank dalam pembiayaan UMK kepada nasabah.


(69)

4.3.1 Pembiayaan yang disalurkan

Dari hasil penelitian Prospek Bank Perkreditan Rakyat dalam pembiayaan dapat di frekuensi seperti tabel dibawah ini :

Tabel 4.8

Frekuensi Persent Valid Persent

Cumulative Persent Valid Tidak Setuju 1 2,3 2,3 2,3

Ragu-Ragu 7 16,3 16,3 18,6

Setuju 18 41,9 41,9 60,5

Sangat Setuju 17 39,5 39,5 100

Total 43 100 100

Sumber: Data primer yang diolah dengan mengunakan SPSS

Berdasarkan Tabel 4.8 diatas dapat diketahui bahwa responden setuju dengan besarnya jumlah kredit yang ditawarkan oleh pihak PT BPR Tridana Percut sebanyak 18 orang (41,9%). Selanjutnya Responden yang sangat setuju dengan jumlah kredit yang ditawarkan sebanyak 17 orang (39,5%). Untuk responden yang ragu-ragu dengan jumlah kredit yang ditawarkan sebanyak 7 orang (16,3%), dan Responden yang tidak setuju dengan jumlah kredit yang ditawarkan sebanyak 1 orang (2,3%).


(70)

Dalam praktek pelaksanaannya, pembiayaan kredit yang dilakukan oleh pihak BPR tidak seluruhnya disalurkan, hal ini terjadi karena jumlah permintaan yang disalurkan tergantung pada hasil survey dan penilaian kredit PT BPR Tridana Percut.

4.3.2 Tabungan

Dari hasil penelitian, Prospek Bank Perkreditan Rakyat dalam Besarnya jumlah Bunga kredit dapat di frekuensi seperti tabel dibawah ini :

Tabel 4.9

Besarnya Bunga Kredit Bank

Frekuensi Persent Valid Persent

Cumulative Persent Valid Ragu-Ragu 12 27,9 27,9 27,9

Setuju 21 48,8 48,8 76,7

Sangat Setuju 10 23,3 23,3 100

Total 43 100 100

Sumber: Data primer yang diolah dengan mengunakan SPSS

Berdasarkan Tabel 4.9 diatas dapat diketahui bahwa responden setuju dengan besarnya Bunga kredit yang ditawarkan oleh pihak PT BPR Tridana Percut sebanyak 21 orang (48,8%). Untuk Responden yang ragu-ragu dengan


(71)

Bunga kredit yang ditawarkan sebanyak 12 orang (27,9%). Selanjutnya Responden yang sangat setuju dengan Bunga kredit yang ditawarkan sebanyak 10 orang (23,3%).

4.3.3 Jangka Waktu

Dari hasil penelitian, Prospek Bank Perkreditan Rakyat dalam Jangka waktu pengembalian kredit dapat di frekuensi seperti tabel dibawah ini :

Tabel 4.10

Jangka Waktu Pengembalian Kredit

Frekuensi Persent Valid Persent

Cumulative Persent Valid Ragu-Ragu 7 16,3 16,3 16,3

Setuju 21 48,8 48,8 65,1

Sangat Setuju 15 34,9 34,9 100

Total 43 100 100

Sumber: Data primer yang diolah dengan mengunakan SPSS

Berdasarkan Tabel 4.10 diatas dapat diketahui bahwa responden setuju dengan jangka waktu pengembalian kredit yang ditawarkan oleh pihak PT BPR Tridana Percut sebanyak 21 orang (48,8%), selanjutnya Responden yang sangat setuju dengan jangka waktu pengembalian kredit yang ditawarkan sebanyak 15


(72)

orang (34,9%), dan untuk responden yang ragu-ragu dengan jangka waktu pengembalian kredit yang ditawarkan sebanyak 7 orang (16,3%).

4.4 Analisis Deskriptif Dengan Menggunakan Crosstabulation

a. Hubungan persyaratan yang ditetapkan dengan jumlah kredit Dari hasil peneitian persyaratan dapat di crosstabs dengan besarnya jumlah kredit (pembiayaan) seperti tabel dibawah ini :

Tabel 4.11 Tabulasi Silang

Besarnya jumlah Kredit * Persyaratan yang di tetapkan Crosstabulation

Persyaratan yang di tetapkan

Total Setuju Sangat Setuju

Besarnya jumlah Kredit

Ragu-Ragu 4 3 7

Setuju 9 15 24

Sangat Setuju 7 5 12

Total 20 23 43


(73)

Berdasarkan tabel 4.11 di atas dapat diketahui bahwa kebanyakan pengusaha UMK (usaha menengah kecil) sangat setuju dengan persyaratan yang ditetapkan oleh Bank Perkreditan Rakyat, dimana usaha menengah kecil juga setuju dengan besarnya jumlah kredit yang ditawarkan oleh pihak Bank Perkreditan Rakyat sebanyak 15 orang.Sedangkan pengusaha UMK sangat setuju dengan persyaratan yang ditetapkan akan tetapi pengusaha UMK masih ragu – ragu dengan besarnya jumlah kredit yang ditawarkan oleh pihak Bank Perkreditan Rakyat, sebanyak 3 orang.

b. Hubungan Persayaratan Kredit dengan Besarnya Bunga Bank

Dari hasil penelitian, persyaratan dapat di crosstab dengan besarnya bunga kredit seperti tabel di bawah ini :


(74)

Tabel 4.12 Tabulasi Silang

Besarnya Bunga Bank * Persyaratan yang di tetapkan Crosstabulation

Persyaratan yang di tetapkan

Total Setuju Sangat Setuju

Besarnya Bunga Bank

Ragu-Ragu 5 9 14

Setuju 5 8 13

Sangat Setuju 10 6 16

Total 20 23 43

Sumber : Data primer yang diolah dengan mengunakan SPSS

Berdasarkan tabel 4.12 diatas dapat diketahui bahwa, pengusaha UMK sangat setuju dengan besarnya bunga bank yang ditetapkan oleh pihak BPR sebanyak 9 orang, dimana UMK juga setuju dengan besarnya bunga bank yang ditawarkan oleh pihak BPR sebanyak 8 orang.Sedangkan pengusaha UMK sangat setuju dengan besarnya bunga kredit bank yang di tetapkan akan tetapi pengusaha UMK masih ragu – ragu dengan besarnya bunga bank yang ditawarkan oleh pihak BPR sebanyak 5 orang.


(75)

c. Hubungan Persyaratan Kredit dengan lama Pengembalian kredit Dari hasil penelitian, persyaratan dapat di crosstab dengan lama kredit seperti tabel di bawah ini :

Tabel. 4.13 Tabulasi Silang

Lama Pengembalian kredit * Persyaratan yang di tetapkan Crosstabulation

Persyaratan yang di tetapkan

Total Setuju Sangat Setuju

Lama Pengembalian kredit

Ragu-Ragu 8 2 10

Setuju 5 14 19

Sangat Setuju 7 7 14

Total 20 23 43

Sumber : Data primer yang diolah dengan mengunakan SPSS

Berdasarkan tabel 4.13 diatas dapat diketahui bahwa, pengusaha UMK sangat setuju dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam pengembalian jumlah kredit yang ditetapkan oleh pihak BPR, dimana UMK juga setuju dengan waktu yang ditetapkan dalam pengembalian jumlah kredit bank yang ditawarkan oleh pihak BPR sebanyak 14 orang. Sedangkan pengusaha UMK sangat setuju


(76)

dengan jangka waktu yang ditetapkan oleh pihak BPR, akan tetapi pengusaha UMK masih ragu – ragu dengan jangka waktu pengembalian jumlah kredit yang ditetapkan oleh pihak BPR sebanyak 8 orang.


(77)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan terhadap prospek Bank Perkreditan Rakyat sebagai sumber pembiayaan UMK di PT BPR Tridana Percut Medan didasarkan pada hasil analisis secara deskriptif maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Bank Perkreditan Rakyat sebagai sumber pembiayaan UMK di PT Bank Prekreditan Rakyat Tridana Percut Medan adalah:

a. Jumlah Pembiayaan yang ditawarkan sebesar 41,9%

b. Besarnya jumlah bunga kredit yang ditawarkan sebesar 48,8% c. Jangka waktu yang ditetapkan sebesar 48,8%

2. Pada umumnya nasabah Bank Perkreditan Rakyat Tridana Percut Medan setuju dengan pembiayaan yang di berikan oleh pihak PT BPR Tridana Percut Medan dalam memenuhi persyaratan akan tetapi jaminan yang di berikan nasabah Usaha Menengah dan Kecil terkadang belum memenuhi persyaratan yang berikan oleh pihak PT BPR Tridana Percut dalam Pembiayaan Usaha Menengah dan Kecil.


(1)

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Lama Pengembalian kredit *

Persyaratan yang di tetapkan 43 100.0% 0 .0% 43 100.0%

Lama Pengembalian kredit * Persyaratan yang di tetapkan Crosstabulation

Persyaratan yang di tetapkan

Total Setuju Sangat Setuju

Lama

Pengembalian kredit

Ragu-Ragu Count 8 2 10

% within Lama

Pengembalian kredit 80.0% 20.0% 100.0%

% within Persyaratan yang

di tetapkan 40.0% 8.7% 23.3%

Setuju Count 5 14 19

% within Lama

Pengembalian kredit 26.3% 73.7% 100.0%

% within Persyaratan yang

di tetapkan 25.0% 60.9% 44.2%

Sangat Setuju Count 7 7 14

% within Lama

Pengembalian kredit 50.0% 50.0% 100.0%

% within Persyaratan yang

di tetapkan 35.0% 30.4% 32.6%

Total Count 20 23 43

% within Lama

Pengembalian kredit 46.5% 53.5% 100.0%

% within Persyaratan yang


(2)

STRUTUR ORGANISASI PT BPR TRIDANA PERCUT

RUPS

DEWAN KOMISARIS

DIREKTUR UTAMA DIREKTUR OPERASIONAL

BAGIAN KREDIT

PEMASARAN

ADMINISTRASI KREDIT

BAGIAN TELLER

BAGIAN TABUNGAN DAN DEPOSITO

TABUNGAN

DEPOSITO

BAGIAN PEMBUKUAN BAGIAN INTERNAL


(3)

KUESIONER PENELITIAN

PROSPEK BANK PERKREDITAN RAKYAT SEBAGAI SUMBER PEMBIAYAAN UMK DI PT BANK PERKREDITAN RAKYAT TRIDANA

PERCUT MEDAN

IDENTITAS RESPONDEN

Nama :...

Umur : a. 17-25 tahun d. 46-55 tahun

b. 26-35 tahun e. 56-65 tahun

c. 36-45 tahun f. > 65 tahun

Jenis kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan

Pendidikan : a. SD d. Diploma

b. SMP/Sederajat e. Strata (S1,S2,S3)

c. SMA/Sederajat

Pekerjaan : a. PNS e. Mahasiswa/Pelajar

b. Pegawai swasta f. TNI/Polri

c. Wirausaha g. Lainnya...

Pendapatan : a. < Rp. 500.000 d. Rp. 5.000.000 – 7.500.000

b. Rp. 500.000 – 2.500.000 e. Rp. > 7.500.000

c. Rp. 2.500.000 – 5.000.000

Lama menabung : a. 1 tahun – 2 tahun

b. 2 tahun – 3 tahun


(4)

Besarnya pinjaman: a. <Rp 30.000.000

b. Rp. 30.000.000 – 50.000.000

c. Rp. 50.000.000 – 100.000.000

d. > Rp 100.000.000

PETUNJUK PENGISIAN JAWABAN KUESIONER (KHUSUS UNTUK

RESPONDEN)

UMUM

1.

Kuesioner yang berupa pernyataan/pertanyaan diajukan kepada anda

dengan tujuan untuk mendapatkan informasi yang tepat, akurat, faktual

dan objektif dari pengalaman, pemahaman dan penghayatan anda

sendiri terhadap suasana kejiwaan dan keyakinan.

2.

Pernyataan identitas anda semata-mata membantu melihat karakteristik umum/kelompok dengan jaminan kami, atas segala kerahasiaan jawaban terhadap siapapun dan di manapun sesuai dengan etika keilmuan, karena jawaban bebas dan objektif yang anda berikan tidak akan menimbulkan dampak apapun kehidupan pribadi anda.

3.

Pernyataan/pertanyaan ini diharapkan dapat merekam sebanyak-banyaknya informasi, keterangan, pendapat, pengamatan, kesan-kesan anda mengenai sumber pembiayaan usaha menengah kecil.

KHUSUS

1.

Bacalah dengan cermat tiap butir pernyataan/pertanyaan sebelum anda memberikan jawaban yang sesuai dengan pilihan anda.

2.

Pada pertanyaan/pernyataan, anda dapat memberikan jawaban dengan muda dan cepat, dengan menyilang (X) pilihan jawaban yang anda pilih.

3.

Diharapkan anda berkenan untuk menjawab pernyataan/pertanyaan secara

lengkap (tidak ada yang terlewati) objektif dan jujur.

4.

Daftar pernyataan/pertanyaan ini tidak terdapat jawaban benar atau salah sehingga tidak perlu ragu dalam menjawab sebab hasilnya semata-mata ditujukan untuk memperoleh informasi, pendapat dan pemahaman serta bersifat study konprehensif (bukan nilai pribadi).

Sangat Setuju

SS

Setuju

S

Ragu-Ragu

R

Tidak Setuju

TS

Sangat Tidak Setuju

STS


(5)

NO

PERNYATAAN/PERTANYAAN

SS S R TS

STS

Variabel Permintaan Kredit

1.

Pada Bank Perkreditan Rakyat terjamin keamanan dalam bertransaksi

2.

Karyawan Bank Perkreditan Rakyat, ramah dalam menangani nasabah

3.

Prosedur penanganan nasabah kredit cukup sangat diandalkan

4.

Persyaratan yang ditetapkan oleh bank tidak mempersulit para nasabah untuk memperoleh kredit yang diinginkan

5.

Dalam memproses permohonan pembiayaan, Bank melakukannya dengan tepat waktu

Variabel Jumlah yang disalurkan

6.

Karyawan Bank Perkreditan Rakyat dapat dipercaya

7.

Besarnya jumlah kredit (pembiayaan) yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan

8.

Jumlah kredit (pembiayaan) yang ditawarkan oleh pihak bank cukup membantu dalam memenuhi kebutuhan modal usaha anda

9.

Besarnya jumlah kredit yang ditawarkan disesuaikan dengan pendapatan / pekerjaan anda

10.

Adanya perbedaan masing-masing pembiayaan terhadap tingkat kredit

Variabel Tabungan

11.

Ketrampilan karyawan yang bertugas dalam menangani transaksi nasabah cukup memadai

12.

Bunga yang ditawarkan bank perkreditan rakyat cukup sesuai


(6)

13.

Mengunakan jasa bank perkreditan rakyat secara rutin

14.

Mengunakan bank perkreditan rakyat untuk keperluan usaha

15.

Karyawan Bank Perkreditan Rakyat bersedia menangani keluhan dengan cepat

Variabel Suku Bunga Kredit

16.

Bersedia menangani keluhan dengan cepat

17.

Bunga yang ditawarkan dalam permintaan pembiayaan sangat sesuai

18.

Tidak terpengaruh oleh tawaran bunga bank lain

19.

Mempunyai jangka waktu yang ditetapkan oleh pihak bank perkreditan rakyat

20.

Pada bank perkreditan rakyat prosedur penanganan nasabah sangat diandalkan