Perumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan dan Manfaat

commit to user kcal ketika temperatur meningkat dari 30 C – 80 C.. Dalam proses humidifikasi dan dehumidifikasi, udara mengalami peningkatan kelembaban humidifikasi saat mengalami kontak dengan air laut yang panas sehingga terjadi perpindahan massa dan panas antara udara kering dengan air laut. Udara lembab humid air didinginkan yang menghasilkan air tawar fresh water. Kalor laten dari kondensor dapat digunakan kembali untuk membantu meningkatkan temperatur udara yang kemudian dibantu oleh kolektor surya solar collector Untuk meningkatkan produksi air tawar dalam sistem desalinasi air laut dengan proses humidifikasi dan dehumidifikasi berdasar pada sistem pompa kalor sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya : laju aliran massa air laut yang masuk ke dalam humidifier, temperatur preheating air laut yang masuk ke humidifier, temperatur udara di dalam sistem, intensitas radiasi matahari, dan laju aliran massa udara di dalam sistem. Dalam proses desalinasi air laut dengan proses humidifikasi dan dehumidifikasi berdasar pada sistem pompa kalor sebagian kalangan masih meragukan unjuk kerja sistem ini dan produktivitas air yang dihasilkan dari proses desalinasi air laut ini. Oleh karena itu, penelitian ini akan menguji pengaruh temperatur preheating feed water air laut terhadap unjuk kerja unit desalinasi berbasis pompa kalor dengan menggunakan proses humidifikasi dan dehumidifikasi.

1.2 Perumusan Masalah

Bagaimanakah pengaruh temperatur preheating feed water terhadap unjuk kerja unit desalinasi berbasis pompa kalor dengan menggunakan proses humidifikasi dan dehumidifikasi.

1.3 Batasan Masalah

Pada penelitian ini masalah dibatasi sebagai berikut : 1. Temperatur preheating feed water air laut divariasi sebesar 28 C tanpa pemanas air, 30 C, 45 C, dan 60 C. 2. Evaporator yang digunakan adalah evaporator tipe window 2 PK berjumlah 2 buah yang disusun secara paralel. 3. Kondensor yang digunakan berjumlah 2 buah dan memiliki dimensi 58 cm x 1,5 cm x 36 cm yang disusun secara seri. 4. Refrigeran yang digunakan adalah HFC-134a R-134a. commit to user 5. Parameter yang dibuat konstan adalah tekanan pengisian refrigeran , putaran fan, laju aliran massa air laut feed water, putaran kompresor, dan temperatur udara dalam duct. 6. Temperatur udara dalam saluran duct sesuai panas yang dibuang kondensor dan dibantu pemanas udara. 7. Air laut dalam sistem ini disirkulasi ulang. 8. Humidifier yang digunakan terbuat dari aluminium dengan dimensi 30 cm x 37 cm x 35 cm yang disusun secara sejajar sebanyak 72 buah dengan jarak antar plat 5 mm dan sudut elevasi 45 tiap gelombangnya. 9. Kompresor yang digunakan adalah kompresor torak reciprocating compressor 2 silinder. 10. Pompa yang digunakan adalah tipe sentrifugal yang berjumlah 1 buah. 11. Pemanas air yang digunakan berjumlah 6 buah. 12. Struktur alat terdiri dari : • Evaporator • Kondensor • Humidifier • Kompresor torak reciprocating compressor • Motor 3 phase • Expansion Valve • Receiver dryer • Fan aksial • Pemanas air listrik electric water heater • Pemanas udara air heater • Sprinkler berjumlah 5 buah • Tangki air laut • Tangki air tawar • Rotameter air laut • Flowmeter refrigeran 13. Penelitian dilakukan pada temperatur kamar yaitu 28 C. commit to user

1.5 Tujuan dan Manfaat

Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui pemanfaatan teknologi dari proses desalinasi yang berbasis pompa kalor dengan menggunakan humidifikasi dan dehumidifikasi. 2. Mengetahui pengaruh temperatur preheating feed water air laut terhadap unjuk kerja unit desalinasi berbasis pompa kalor dan produktivitas air tawar. Hasil penelitian yang didapat diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Mampu memberikan pengetahuan baru tentang proses desalinasi yang berbasis pompa kalor. 2. Dapat diterapkan dalam kehidupan sehari – hari sebagai alat alternatif untuk menghasilkan air tawar dari air laut 3. Mampu mengatasi kekurangan air tawar yang terjadi di beberapa daerah di dunia ini khususnya bagi bangsa Indonesia.

1.6 Sistematika Penulisan