Tingkat pemahaman anggota majelis taklim Masjid Raya Pondok Indah Jakarta terhadap sukuk di Indonesia

TINGKAT PEMAHAMAN
ANGGOTA MAJELIS TAKLIM MASJID RAYA
PONDOK INDAH JAKARTA TERHADAP SUKUK DI INDONESIA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:
UMU AEMAN
NIM : 207046100478

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGAM STUDI MUAMALAH (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011 M

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, tiada kata yang pantas untuk diucapkan selain rasa syukur
kehadirat Allah SWT. Dialah sumber tertinggi spirit, optimisme dan energi bagi

penulis sehingga skripsi ini dapat selesai meskipun melalui proses yang tidak
sebentar.
Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada baginda Nabi besar
Muhammad SAW. Yang telah berhasil mengentaskan kemiskinan umat, kemiskinan
etika, moral serta norma-norma agama. Juga para sahabat, keluarganya serta tabiin
yang telah memperjuangkan agama Allah SWT dalam berbagai gelombang
kehidupan, hingga berakhir kemenangan dan kejayaan.
Penulis menyadari sepenuhnya

bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan. Walaupun tenaga, waktu dan pikiran
telah diperjuangkan dengan segala keterbatasan kemampuan penulis miliki, demi
terselesaikannya skripsi ini agar bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca
umumnya.
Penulis sangat berterimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai salah satu
syarat untuk mencapai gelar sarjana ekomomi syariah. Oleh karena itu, penulis
menghaturkan terimakasih kepada:
1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA,
MM.
v

2. Dr. Euis Amalia, M.Ag, AH Azharuddin Latif, M.Ag, yang masing-masing
sebagai ketua jurusan dan Sekertaris Jurusan Program Studi Muamalat
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Djawahir Hejazziey, SH, MA. Ketua Koordinator Program Non Reguler
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag. Sekertaris Koordinator Program Non Reguler
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Yang
sekaligus sebagai Dosen Pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan
bimbingan selama penyusunan skripsi, semoga Allah membalas dengan
balasan yang berlipat ganda. Amin.
5. Pihak Masjid Raya Pondok Indah yang sudah memberikan informasi dan data
yang sangat dibutuhkan oleh penulis. Khususnya kepada Bapak Syamsul
Marlin sebagai pemimpin yang telah bersedia meluangkan waktu untuk
wawancara, dan para anggota majelis taklim yang telah meluangkan waktunya
untuk menjadi responden dan menjawab pertanyaan penulis.
6. Bapak dan Pimpinan setra karyawan perpustakaan fakultas syariah dan

Perpustakaan Utama Syarif Hidayatullah yang telah memudahkan penulis
untuk memperoleh bahan-bahan pustaka penunjang yang sangat dibutuhkan
oleh penulis.
7. Para dosen fakultas syariah yang telah menstransfer stock of knowledgenya
dan memberikan bimbingan serta ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

vi

8. Teristimewa, kedua orang tua tercinta, Bapak H. Sofan Zaen ba dan Ibu Hj.
Masruroh, yang telah memberikan curahan cinta dan kasih sayang sehingga
penulis bisa seperti ini, semoga ananda bisa membalas jasa dan kasih sayang
Bapak dan Ibu. Dan semoga Allah selalu menyertai dalam setiap langkah
beliau. Dan kepada adik-adikku Ahamd Baha Udin, Sofatullaely, dan Ahmad
Anjas Maulana yang telah memberiakan semangat untuk penulis agar dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
9. Teman-teman angkatan 2007 PS-B, khususnya Intan, Neli, Septie, Silvi, Nita,
Reny, Sri dan yang lainnya yang telah memberikan dukungan dan semangat
untuk menyelasaikan skripsi ini, serta banyak menoreh kenangan indah di
saat-saat kuliah dan terima kasih untuk kebersamaan kita selama ini, atas
segala canda, tawa, suka, dan dukanya.

10. Teman-teman seperjuangan di Kosan Pa Galang, Ayu, fitri, ka Imas, Alvi,
De2. Yang takan terlupakan kenangan indah selama di kosan Pa Galang. Serta
pihak-pihak yang tidak tercantum namanya namun selau memberi semangat
dan doanya kepada penulis.
Akhirnya, hanya kepada Allah semua amal baik tersebut penulis kembalikan,
semoga mendapat balasan yang berlipat ganda. Hanya kepada Allah penulis berserah
diri dan memohon ridha-Nya dalam menggapai masa depan yang cerah. Amin.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari
sistematika bahasa maupun dari segi materi yang terkandung. Atas dasar ini,
komentar, saran, dan kritik konstruktif dari pembaca dari pembaca sangat penulis
vii

harapkan. Semoga skripsi ini dapat membuka cakrawala yang lenih luas bagi
pembaca sekalian dan semoga bermanfaat bagi kita semua.
Demikian sedikit pengantar dan ucapan terima kasih dari penulis. Atas semua
perhatian yang diberikan penulis mengucapkan terima kasih.

viii

DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iv
KATA PENGANTAR.................................................................................... v
DAFTAR ISI................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah......................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah..................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 7
D. Review Studi Terdahulu......................................................... 8
E. Metodoligi Penelitian ............................................................ 9
F. Teknik Penulisan.................................................................... 17
G. Sistematika Penulisan ............................................................ 17


BAB II

KAJIAN TEORITIS TENTANG SUKUK
A. Pengertian dan Sejarah .......................................................... 19
B. Dasar Hukum......................................................................... 22
C. Ketentuan Umum................................................................... 23
xi

D. Jenis-jenis dan Proses Penerbitan.......................................... 25
BAB III

BAB IV

BAB V

PROFIL MASJID RAYA PONDOK INDAH
A.

Latar Belakang Berdirinya .................................................. 46


B.

Visi dan Misi........................................................................ 47

C.

Sarana Dan Prasarana .......................................................... 48

D.

Struktur Organisasi .............................................................. 49

E.

Konsep Arsitektur ................................................................ 50

F.

Data Teknis Masjid.............................................................. 51


G.

Jadwal Ceramah Majelis Pengajian Ahad Pagi ................... 51

DESKRIPSI DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
A.

Profil Responden ................................................................ 54

B.

Deskripsi Hasil Penelitian.................................................... 57

C.

Analisis ............................................................................... 73

PENUTUP
A.


Kesimpulan .......................................................................... 83

B.

Saran .................................................................................... 84

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 85
LAMPIRAN.................................................................................................... 87

xi

DAFTAR GAMBAR
No
1. Gambar 1.1 Chi-Square Uji (

Halaman
) ...................................................... 14

2. Gambar 2.1 Skema Sukuk Mudharabah............................................... 28
3. Gambar 2.2 Skema Sukuk Musyarakah ............................................... 30

4. Gambar 2.3 Skema Sukuk Ijarah.......................................................... 33
5. Gambar 2.4 Skema Sukuk Istishna ...................................................... 35
6. Gambar 2.5 Skema Sukuk Salam......................................................... 37
7. Gambar 2.6 Skema Sukuk Murabahan................................................. 39
8. Gambar 2.7 Skema Penerbitan Sukuk.................................................. 41
9. Gambar 3.1 Struktur Organisasi Masjid Raya Pondok Indah .............. 49

xi

DAFTAR TABEL
No

Halaman

1. Tabel 2.1 Sukuk yang masih Beredar................................................... 42
2. Tabel 3.1 Jadwal Ceramah Majelis Pengajian Ahad Pagi.................... 52
3. Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden .................................................... 54
4. Tabel 4.2 Usia Responden.................................................................... 54
5. Tabel 4.3 Status pernikahan responden................................................ 55
6. Tabel 4.4 Pendidikan terakhir responden ........................................... 56

7. Tabel 4.5 Pendapatan perbulan responden ......................................... 56
8. Tabel 4.6 Pekerjaan responden............................................................ 57
9. Tabel 4.7 Case Processing Summary ................................................... 58
10. Tabel 4.8 Reliability Statistics ............................................................. 58
11. Tabel 4.9 Item-Total Statistics ............................................................. 58
12. Tabel 4.10 Apakah saudara mengetahui arti dari sukuk
(obligasi syariah) .................................................................................. 60
13. Tabel 4.11 Apakah saudara mengetahui arti dari obligasi
Konvensional........................................................................................ 61
14. Tabel 4.12 Apakah saudara mengetahui perbedaan antara sukuk
(obligasi syariah) dengan obligasi konvensional ................................. 61
15. Tabel 4.13 Apakah saudara tahu tentang produk2 yang ada pada
sukuk .................................................................................................... 62
xi

No
16. Tabel 4.14

Halaman
Apakah saudara tahu fatwa MUI yang mengharamkan

bunga bank ........................................................................................... 63
17. Tabel 4.15 Apakah saudara tahu tentang konsep riba.......................... 63
18. Tabel 4.16 Secara singkat riba dapat diartikan pengambilan
tambahan atas harta pokok atau modal secara bathil ........................... 64
19. Tabel 4. 17 Apakah saudara paham pada konsep ijarah,
mudharabah, musyarakah, salam, istisna, dan murabahah yang
ada pada sukuk ..................................................................................... 64
20. Tabel 4. 18 Apakah saudara setuju pendapat mengenai klaim sukuk
(obligasi syariah) yang khas dan berbeda dengan obligasi
konvensional ........................................................................................ 65
21. Tabel 4.19 Apakah saudara setuju terhadap klaim sukuk (obligasi
syariah) sebagai obligasi yang mendatangkan keuntungan dunia
sekaligus akhirat................................................................................... 66
22. Tabel 4.20 Bagaimana respon saudara terhadap pandangan yang
mengatakan bahwa bunga obligasi konvensional haram ..................... 66
23. Tabel 4.21 Bagaimana pendapat saudara mengenai dana investor
sukuk ketempat yang halal ................................................................... 67

xi

No

Halaman

24. Tabel 4.22 Bagaimana pendapat saudara mengenai mengikuti
sukuk lebih memenuhi unsur keadilan karena menerapkan
sistem kemitraan................................................................................... 68
25. Tabel 4.23 Apakah saudara setuju sukuk lebih menerapkan
kesimbol keislaman.............................................................................. 68
26. Tabel 4.24 Sebagai seorang muslim, dalam beraktivitas saya
akan memperhatikan prinsip-prinsip syariah ....................................... 69
27. Tabel 4.25 Jika memerlukan jasa investasi saya lebih memilih
investasi yang syariah .......................................................................... 70
28. Tabel 4.26 Setelah mengetahui sukuk (obligasi syariah), saya
akan jadi investor sukuk....................................................................... 70
29. Tabel 4.27 Saya akan merefensikan teman/ kerabat saya untuk
turut menjadi investor sukuk................................................................ 71
30. Tabel 4.28 Sebagai bentuk apresiasi terhadap sukuk (obligasi
syariah) saya membuat artikel/tulisan tentang sukuk........................... 72
31. Tabel 4.29 Untuk menambah referensi saya mengumpulkan
artikel dan berita seputar sukuk............................................................ 72
32. Tabel 4.30 Test Statistic ....................................................................... 74

xi

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Kajian mengenai produk sukuk telah menarik perhatian para pakar
akademik, ulama, dan praktisi ekonomi. Masing-masing dari mereka telah
memberikan pandangan yang berbeda. Ada yang berpandangan bahwa kontrak
sukuk lebih unggul dibanding sejumlah kontrak lainnya dalam aktivitas bisnis
pasar modal, karena ia dapat menggalakkan partisipasi sector privat dalam
membentuk modal usaha. Sementara dilihat dari kacamata fiqih, kontrak ini
masih memerlukan kajian lebih lanjut karena ulama salaf dalam kitab-kitab fiqih
yang muktabar kurang terperinci membahasnya. Namun demikian, kontrak sukuk
ini dalam bisnis

modern

dapat memberikan

arah

terhadap kemajuan

pertumbuhan pemikiran ekonomi Islam yang lebih sempurna.1
Agama Islam bersumber pada wahyu illahi dan Sunah Rasul mengajarkan
umatnya untuk berusaha mendapatkan kehidupan yang lebih baik di dunia dan di
akhirat. Memperoleh kehidupan yang baik inilah yang dapat menjamin
tercapainya kesejahteraan lahir dan batin. Hal ini berarti bahwa dalam
mengajarkan kehidupan di dunia tidak dapat dilakukan dengan menghalakan

1

Nazaruddin Abdul Wahid, Sukuk: Memahami dan Membedah Obligasi pada Perbankan
Syariah, (Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2010) h. 13.

1

2

segala cara. Oleh karena itu Islam sangat menganjurkan umatnya untuk bekerja
keras saling membantu sesuai dengan prinsip-prinsip ajaranya.
Saling membantu inilah yang digunakan dan dapat dilakukan oleh
perusahaan yang kelebihan dana (likuiditas) terhadap perusahaan yang
kekurangan dana dalam rangka meningkatkan produktivitasnya.
Pesatnya perkembangan lembaga keuangan syariah, memberikan harapan
bagi perkembangan pasar modal yang dilandasi prinsip-prinsip syariah. Ada
keterkaitan yang erat dalam upaya pengembangan lembaga keuangan syariah
dalam pasar modal syariah. Lembaga syariah membutuhkan portofolionya pada
pasar modal syariah dengan saham yang halal dalam obligasi syariah. Terutama
untuk memenuhi kebutuhan penempatan dana investasi lembaga keuangan yang
cenderung over likuiditas pasca fatwa MUI mengenai haramnya bunga bank.
Sukuk merupakan salah satu instrument pasar modal syariah di samping
saham syariah dan reksada syariah. Pada awalnya banyak kalangan yang
meraguakan keabsahan dari sukuk/obligasi syariah. Mengingat obligasi
merupakan surat bukti kepemilikan hutang, yang dalam Islam sendiri hal itu tidak
diakui. Namun demikian, sebagaimana pengertian bank syariah adalah bank yang
menjalankan prinsip syariah, tetap menghimpun dan menyalurkan dana, tetapi
tidak dengan dasar bunga, demikian juga adanya pergeseran pengertian pada
obligasi.2

2

Firdaus, D.K.K. Konsep Dasar Obligasi Syariah, (Jakarta : PT. Renaisan, 2005), h. 13.

3

Obligasi syariah berbeda dengan obligasi konvensional. Semenjak ada
konvergensi pendapat bahwa bunga adalah riba, maka instrument-instrumen yang
punya komponen bunga (interes-bearing instrument) ini keluar dari ivestasi halal.
Karena itu, dimunculkan alternatif yang dinamakan obligasi syariah.
Pada awalnya, penggunaan istilah “obligasi syariah” sendiri dianggap
kontradiktif. Obligasi sudah menjadi kata yang tak lepas dari bunga sehingga
tidak dimungkinkan untuk disyariahkan.
Merujuk pada Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 32/DSN-MUI/IX/2002,
“obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip
syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang
mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi
syariah berupa bagi hasil/margin/fee, serta membayar kembali dana obligasi saat
jatuh tempo.”3
Obligasi syariah selain merupakan pilihan investasi yang patut
diperhitungkan namun sekaligus juga memelihara manusia untuk tetap sesuai
dengan kaidah penciptaanya, yaitu hanya untuk menyembah Allah sehingga
semua praktek investasi obligasi syariah disesuaikan dengan prinsip-prinsip
syariah Islam diantaranya harus bebas dari unsur maysir, gharar, dan riba.
Setiap perusahaan selalu membutuhkan dana dalam rangka memenuhi
kebutuhan operasi sehari-hari maupun untuk mengembangkan perusahaan.

3

Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariah, (Jakarta:
Kencana, 2007), h. 88.

4

Kebutuhan dana tersebut berupa modal kerja maupun untuk pembelian aktiva
tetap. Untuk memenuhi dana tersebut, perusahaan harus mampu mencari sumber
dana dengan komposisi yang menghasilkan beban biaya yang paling murah.4
Suatu perusahaan diharapkan dapat terus berkembang. Sementara
pengembangan tersebut membutuhkn modal. Modal itu sendiri menjadi salah satu
aspek penting dalam perusahaan baik dalam pembukaan bisnis maupun
pengembangaanya. Oleh karena itu, perusahaan harus menetukan seberapa
banyak modal yang diperlukan untuk membiayai perusahaan. Sumber dana bagi
perusahaan dapat diperoleh dari dalam maupun dari luar perusahaan. Dana dari
dalam perusahaan, yaitu melalui laba ditahan dan depresiasi serta dana dari luar
perusahaan yaitu dana yang berasal dari para kreditur dan investasi asing. Namun
dana yang berasal dari pinjaman kreditur, serta investasi asing dirasa masih
kurang. Oleh karena itu banyak perusahaan yang memilih pasar modal sebagai
sarana penambah modal mereka.
Pasar modal merupakan wadah alternatif selain bank dan lembaga
keuangan non bank bagi para investor untuk melakuakan penanaman modal
(investasi). Salah satu indikasi bekerjanya pasar modal secara optimal adalah
ketersediaan informasi, baik informasi keuangan maupun informasi non keuangan
yang bersifat simetris dan dapat diakses oleh semua pihak yang berkempentingan.
Informasi tersebut berguna bagi investor sebagai dasar mengadakan penilaian
terhadap perusahaan. Oleh karena itu peranan pasar modal menjadi semakin
4

Sutrisno, manajemen keuangan, teori dan aplikasi, (Yogyakarta: Ekonosia, 2007), h.3.

5

penting mengingat fungsi pasar modal sebagai tempat bertemunya pihak yang
membutuhkan dana, dan pihak yang ingin menanamkan modalnya.5
Investasi merupakan kegiatan menunda konsumsi untuk mendapatkan
nilai yang lebih besar dimasa yang akan datang6. Obligasi syariah/sukuk bukan
merupakan utang bunga tetap, tetapi lebih merupakan penyerta dana (investasi)
yang didasarkan pada prinsip bagi hasil jika menggunakan akad mudharabah dan
musyarakah. Transaksinya bukan akad hutang piutang melainkan penyertaan.
Dalam bentuk sederhana obligasi syariah diterbitkan oleh sebuah perusahaan atau
emiten sebagai pengelola atau mudharib, dan dibeli oleh investor atau shahibul
maal. Sedangkan untuk obligasi syariah yang menggunakan akad murabahah,
salam dan istishna investor akan memberikan return berupa margin dan obligasi
syariah yang mengunakan akad ijarah memberikan return fee.7
Obligasi syariah/ sukuk memang diakui sebagai instrument keuangan
publik yang disarankan dalam ekonomi Islam. Sukuk berperan besar dalam
menyeimbangkan kekayaan yang terdapat dalam neraca keuangan pemerintah,
otoritas moneter, perusahaan, bank dan lembaga keuangan serta berbagai bentuk
entitas lain yang memobilisasi masyarakat.8

5

Artikel diakses pada 11 januari 2011 dari http:/ / www.erdhika.com

6

Arifin Z, Teori Keuangan dan Pasar Moda, (Yogyakarta: Ekonosia, 2005), h.8

7

Abdul Hamid, Pasar Modal Syariah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h.

59-60
8

Khairunnisa Musari, Sukuk Untuk Fiskal, Majalah Saring, edisi 35 Thn IV (November,
2009), h. 22

6

Kalau kita analisa, sukuk ini sesungguhnya merupakan peluang bagi kita
untuk mengundang para investor muslim dan non-muslim untuk mau terlibat
berinvestasi ditanah air. Sehingga, sukuk dapat dimanfaatkan untuk membangun
perekonomian bangsa dan menciptakan kesejahteraan masyarakat. Fakta selama
ini menunjukan bahwa pasar akan sangat responsip terhadap penerbitan sukuk.
Hampir semua sukuk yang dikelurkan, diserap habis oleh pasar dan bahkan, pada
beberapa kasus sampai menimbulkan kelebihan permintaan.
Alasan penulis mengambil penelitian di Masjid Raya Pondok Indah
karena sebagian besar investor sukuk adalah masyarakat dengan golongan
ekonomi menengah keatas dan rata-rata anggota Majelis Taklim Masjid Raya
Pondok Indah merupakan golongan ekonomi menengah keatas dan berpendidikan
tinggi.
Melalui latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas maka
penulis menentukan penelitian ini dengan judul TINGKAT PEMAHAMAN
ANGGOTA MAJELIS TAKLIM MASJID RAYA PONDOK INDAH
JAKARTA TERHADAP SUKUK DI INDONESIA.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Setelah diuraikan latar belakang masalah diatas, tentu saja dalam
pembahasan skripsi ini harus dilakukan pembatasan masalah agar penulis skripsi
ini lebih terarah, penulis merasa perlu membuat batasan masalah yang akan
dibahas. Penelitian ini hanya dibatasi pada upaya mengkaji “tingkat pemahaman

7

anggota Majelis Taklim Masjid Raya Pondok Indah Jakarta terhadap sukuk di
Indonesia” yang di laksanakan setiap hari minggu jam 06:30-08:30 WIB, sukuk di
batasi pada investasi jangka panjang yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah ini
dirumuskan dalam beberapa pertanyaan:
1. Bagaimana tingkat pemahaman anggota Masjelis Taklim Masjid Raya Pondok
Indah Jakarta terhadap sukuk di Indonesia?
2. Bagaimana implementasi pemahaman mereka terhadap investasi pada sukuk?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan batasan dan latar belakang masalah di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana tingkat pemahaman anggota Majelis Taklim
Masjid Raya Pondok Indah Jakarta terhadap sukuk di Indonesia.
2. Untuk mengetahui bagaimana implementasi pemahaman mereka terhadap
investasi pada sukuk.
Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangan yang
berguna dalam memperkaya koleksi dan ruang lingkup karya-karya penelitian
lapangan

8

2. Peneliti dapat menerapkan ilmu ekonomi islam khususnya dalam bidang
obligasi dengan prinsip syariah serta menjadi perbandingan dan acuan bagi
peneliti berikutnya.

D. Review Studi Terdahulu
1. Ani Khoironi, “Potensi Sukuk Bagi Pertumbuhan Investasi di Pasar Modal
Indonesia” Jurusan Muamalah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas
UIN Syariah Hidayatullah Jakarta, 2008. Penelitian ini menggunakan metode
diskriptif kualitatif.
Dalam penelitian ani menyatakan bahwa disahkannya Undang-undang
No. 19 tahun 2008 tentang SBSN, memberikan payung hokum dan
memberikan peluang baik bagi pertumbuhan investasi syariah pada pasar
modal di Indonesia. Didukung dengan populasi muslim terbesar di Indonesia
dan banyaknya permintaan dari pasar Internasional khususnya timur tengah,
sehingga memungkinkan pertumbuhan instrument sukuk berpengaruh bagi
pertumbuhan pasar modal di Indonesia.
2. Amelia Febriani, “Obligasi Syariah: Studi Analisis Fatwa DSN-MUI”,
Jurusan Muamalah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2005.
Dalam penelitiannya mengungkapakan perbedaan mendasar antara
obligasi syariah dan obligasi konvensional, serta menjelaskan payung hokum

9

yang menaungi kehalalan dan keabsahan obligasi syariah di Indonesia dan
dikeluarkannya fatwa DSN-MUI No.32/DSN-MUI/IX/2002 tentang obligasi
syariah. Dikeluarkanya fatwa tersebut beriringan dengan perkembangan
produk-produk syariah dalam negri seperti produk-produk yang ada dalam
perbankan, asuransi, dan danareksa syariah.
Namun dari semua skripsi yang saya gunakan sebagai acuan pokok
bahasanya masih terlalu umum sehingga penulis membatasi penulisan skripsi ini
dengan tingkat pemahaman anggota Majelis Taklim Masjid Raya Pondok Indah
Jakarta terhadap sukuk di Indonesia.

E. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Untuk menunjang
data tersebut penulis melakukan dengan pendekatan kuantitatif, yaitu
penelitian yang informasinya atau datanya diolah dengan data statistik.
Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Analisis yaitu, suatu metode
dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu
sistem pemikiran, ataupun suatu kelas pemikiran pada masa sekarang.9
2. Kriteria dan Sumber Data

9

54.

Moh. Nazir, Metodologi Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, Oktober 2005), cet. Ke-6, h.

10

Kriteria data yang akan digunakan pada penelitian ini dikelompokan menjadi
dua yaitu, data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang
diambil dari sumbernya. Di sini penulis akan memberikan kuisioner kepada
responden yang merupakan anggota Majelis Taklim Masjid Raya Pondok
Indah Jakarta. Kemudian data sekunder adalah data yang diambil secara
langsung dari tempat maupun objek penelitian dengan memakai data yang
sudah tersedia. Yaitu data yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan
dengan cara mengumpulkan informasi yang terkait dengan penelitian ini. Baik
informasi yang dapat melalui buku-buku, literatur, maupun data lainnya yang
sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas.
3. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota Majelis Taklim Masjid Raya
Pondok Indah Jakarta yang berjumlah 200 orang. Kemudian yang menjadi
sampel adalah anggoa Majelis Taklim Masjid Raya Pondok Indah Jakarta
yang berjumlah 50 orang dengan menggunakan purposive sampling10 yaitu:
teknik

penentuan

sampel

dengan

pertimbangan

tertentu

(umumnya

disesuaikan dengan tujuan dan masalah penelitian). Elemen populasi yang
dipilih sebagai sampel dibatasi pada elemen-elemen yang dapat memberikan
informasi berdasarkan pertimbangan tersebut.
4. Teknik Pengumpulan Data

10

Ety Rochaety D.K.K, Metode Penelitian Bisnis: dengan Aplikasi SPSS, (Jakarta: Mitra
Wacana Media, 2009), h. 65.

11

Teknik yang digunakan untuk memperoleh data yang lengkap dalam
penelitian ini adalah teknik observasi, angket (kuisioner), studi kepustakaan,
dan wawancara.
a. Teknik observasi, penulis mengamati secara langsung ke lapangan.
b. Teknik angket (kuisioner) merupakan suatu pegumpulan data dengan
memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan-pertanyaan kepada
responden dengan harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan
tersebut. Pertanyaan dapat bersifat terbuka jika jawaban tidak ditentukan
sebelumnya sedangkan bersifat tertutup jika ada alternatif-alternatif
jawaban yang telah disediakan.
c. Studi kepustakaan yaitu dengan mengumpulkan dan menganalisis data-data
dari literatur yang ada, seperti buku, dokumen Masjid Raya Pondok Indah
Jakarta, makalah, internet, koran, serta tulisan lain yang berhubungan
dengan penulisan skripsi ini.
d. Sedangkan wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si
penannya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden.
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yaitu data yang sudah diperoleh kemudian diuraikan
dengan keterangan, agar data tersebut mudah diubah serta dipahami oleh
penulis dan orang yang ingin mengetahui hasil penelitian ini. Dalam

12

mengeruaikan data tersebut, penulis menggunakan deskriptif analisis dalam
mengkaji hasil penelitian, yaitu dari kuisioner dan wawancara.
Untuk mengolah data hasil penelitian, penulis melakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Editing
Pada tahap ini penulis mengecek kembali kelengkapan dan kebenaran
pengisian angket atau kuisioner yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti.
b. Skoring
Yaitu memberikan nilai pada setiap jawaban angket yang diberikan
kepada responden dengan sekor (5= Sangat Tahu, 4= Tahu, 3= Cukup
Tahu, 2= Tidak Tahu, 1= Sangat Tidak Tahu) berdasarkan jawaban yang
dipilih oleh responden.
c. Analisis
Menganalisis setiap data yang didapat berdasarkan jenis data yang
dikumpulkan yaitu melalui angket (kuisioner) dan wawancara.
Kemudian dari angket yang telah diberi scoring ini akan di uji dengan
menggunakan uji Chi-square. Chi-square bertujuan untuk menguji
seberapa baik kesesuaian diantara frekuensi harapan yang didasarkan pada
sebaran yang dihipotesiskan. Dengan uji Chi-square ini penguji bisa
menguji hipotesis awal yang sudah penulis berikan diawal, apakah
harapan yang ada tentang pemahaman anggota Majelis Taklim terhadap
sukuk di Indonesia sudah sesuai dengan apa yang diharapkan. Dari sini

13

kita bisa melihat apakah pemahaman yang diharapkan sudah sesuai
dengan apa yang terjadi sebenarnya di lapangan atau tidak. Karena dalam
penelitian ini bersifat deskriptif dan data yang digunakan merupakan hasil
dari observasi langsung penulis. Maka penggunaan chi-square pada
penelitian ini sangat tepat digunakan, karena seperti tujuan dari Chisquare untuk mencari kecocokan suatu permasalahan yang ada sudah
sesuai dengan harapan atau belum.
Namun, dalam uji Chi-square ini kita harus melakukan uji kebaikan sesuai
(Goodness-of-Fit Test). Dimana Goodness-of-Fit Test ini kita menguji
hipotesis nol bahwa frekuensi observasi akan sama atau mendekati
frekuensi teoritis (nilai harapannya).11
Dari Goodness-of-Fit Test kita menentukan nilai kritisnya (
nilai-nilai ujinya (

uji).

kritis)

dan

Dari nilai kritis dengan tingkat signifikan 0,05

yang artinya luas daerah di sebelah kanan adalah 0,05. Dan niali df
(degrees of freedom) = k=50-1= 49. Maka nilai chi-square kritis 67,5.
Dari nilai kritis, kemudian kita menentukan nilai-nilai ujinya (

uji)

yang

disajikan dalam gambar berikut:

11

189.

Abdul Hakim, Statistik Induktif untuk Ekonomi dan Bisnis, (Yogyakarta: Ekonisia, 2002) h.

14

Gambar 1.1
uji

Tidak Tolak H-0

Tolak H-0

X2

0

67,5

Lalu dari gambar 1.1 tentang

uji ini kita melihat daerah penolakan dan

penerimaan Ho. Dengan kata lain kita menolak hipotesis bahwa anggota
Majelis Taklim tidak paham terhadap sukuk di Indonesia dan menerima
Ha.
Dengan adanya Goodness-of-Fit Test ini, kita bisa mengetahui apakah uji
chi-square yang telah dibuat sesuai atau tidak. Sehingga mempengaruhi
hipotesisnya.
Adapun rumus chi-square ini adalah:

=∑
Keterangan:
= chi-square
o = frekuensi yang diobservasikan
e = frekuensi yang diharapkan

15

Kemudian dari angket ini juga akan di uji dengan tujuan apakah angket ini
sudah valid dan reliable dalam mengumpulkan data dengan menggunakan
uji validitas dan reabilitas. Dalam uji validitas dan reabilitas ini bisa
menggunakan program SPSS dan dapat dilihat dalam file uji validitas dan
reliabilitas.sav12. Dari program uji validitas dan reliabilitas.sav. ini akan
bisa terlihat apakah data yang dikumpulkan valid dan reliable.
Untuk mengetahui apakah setiap butir pertanyaan pada setiap variabel
dinilai valid atau tidak maka harus dilakukan cara-cara berikut13:
menentukan besarnya nilai r table dengan ketentuan tingkat kepercayaan
(degrees of freedom = df) jumlah kasus dikurangi dua, membandingkan r
table dengan setiap butir pertanyaan, dengan cara membandingkan Output
Correlated Item Total Corelation dengan nilai r table.
Dari rumus di atas, nilai r table untuk penelitian ini yaitu k-2 dengan
tingkat signifikan 5 %, dari hasil nilai r table itu kita bisa mengetahui
apakah data tersebut sudah valid atau tidak.
Sedangkan untuk menganalisis reliabilitasnya bisa menggunakan metode
alpha cronbach. Dalam buku Ety Rochaety disebutkan jika nilainya sama
dengan atau lebih besar dari 0,800 maka butir-butir pertanyaan tersebut
sudah reliabel.

12
13

Ety Rochaety D.K.K, Metode Penelitian Bisnis: dengan Aplikasi SPSS, h. 211.
Ibid, h. 208

16

Adapun rumus metode Cronbach yang disebut dengan koefisien alpha
yaitu:

ɑ=
)

(1-

Keterangan:
n = jumlah butir
vi = varians butir
vt = varians total
6. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Masjid Raya Pondok Indah Jakarta
7. Variabel Penelitian
Variabel independen dikenal dengan variabel bebas yaitu variabel yang
mempengaruhi variabel dependen. Sedangkan variabel dependen disebut juga
variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen.
Dalam penelitian ini tingkat pemahaman anggota Majelis Taklim sebagai
variabel independen, sedangkan sukuk di indonesia sebagai variabel
dependen.
8. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap hasil penelitian yang akan
dilakukan. Jawaban sementara dari penulis, yaitu anggota Majelis Taklim
Masjid Raya Pondok Indah Jakarta paham terhadap sukuk di Indonesia. Maka
bisa ditarik hipotesis awal yaitu:

17

H0 = anggota Majelis Taklim Masjid Raya Pondok Indah Jakarta tidak paham
terhadap sukuk di Indonesia
Ha = anggota Majelis Taklim Masjid Raya Pondok Indah paham terhadap
sukuk di Indonesia

F. Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan karya ilmiah ini merujuk pada buku “Pedoman
Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2007”.

G. Sistematika Penulisan
Sesuai dengan judul skripsi maka penulis akan menguraikan sistematika
pembahasan yang terdiri dari 5 (lima) bab, masing-masing dapat diuraikan
sebagai berikut:
BAB I :

PENDAHULUAN
Pada bab ini menguraikan Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan
Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Review Studi
Terdahulu, Metodologi Penelitian, Teknik Penulisan, dan Sistematika
Penulisan.

BAB II :

KAJIAN TEORITIS TENTANG SUKUK

18

Dalam bab ini penulis akan menguraikan Pengertian dan Sejarah,
Dasar Hukum, Ketentuan Umum, dan Jenis-jenis dan Proses
Penerbitan.
BAB III : PROFIL MASJID RAYA PONDOK INDAH JAKARTA
Di dalam bab ini akan diuraikan antara lain mengenai Latar Belakang
Bersirinya, Visi dan Misi, Sarana dan Prasarana, Struktur Organisasi,
Konsep Arsitektur, Data Teknis Masjid, dan Jadwal Ceramah Majelis
Pengajian Ahad Pagi .
BAB IV : DESKRIPSI DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini penulis akan menguraikan mengenai Profil Responden,
Deskripsi Hasil Penelitian, dan Analisis.
BAB V : PENUTUP
Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan yang berupa hasil rangkuman
dari deskripsi dan analisis hasil analisis penelitian serta saran-saran
yang dapat diberikan pada perusahaan yang berhubungan dengan
objek dan tujuan penelitian serta analisis yang telah dilakukan.

19

BAB II
KAJIAN TEORITIS TENTANG SUKUK

A. Pengertian dan Sejarah
Kata sukuk berasal dari bahasa Arab shukuk, bentuk dari kata shakk, yang
dalam peristilahan ekonomi berarti legal instrument, deed, atau check. Secara
istilah sukuk didefinisikan sebagai surat berharga yang berisi kontrak (akad)
pembiayaan

berdasarkan

prinsip

syariah.

Sukuk

dikeluarkan

oleh

lembaga/institusi/organisasi baik swasta maupun pemerintah kepada investor
(sukuk holder). Penerbit sukuk wajib membayar pendapatan kepada investor
berupa bagi hasil atau marjin atau fee selama masa akad. Emiten wajib membayar
kembali dana investasi pada investor pada saat jatuh tempo.14
Sementara itu, sukuk disamakan dengan obligasi syariah, yang menurut
fatwa DSN no: 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi syariah. Dalam fatwa
tersebut dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan obligasi syariah adalah suatu
surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan
Emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk
membayar pendapatan pada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil serta
membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.
Menurut Undang-undang No. 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga
Syariah Negara (SBSN/Sukuk negara). Dalam Undang-undang tersebut dijelaskan
14

Muhammad Nafik NR, Bursa Efek dan Investasi Syariah, h. 246.

18

20

bahwa yang dimaksud dengan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN/Sukuk
negara) adalah surat berharga Negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip
syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan Aset SBSN baik dalam mata uang
rupiah maupun valuta asing.
Menurut

peraturan

Bapepam&LK

No.

IX.A.13

tentang

Efek

Syariah/Sukuk Korporasi. Dalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa yang
dimaksud dengan Efek Syariah/Sukuk Korporasi adalah efek sebagaimana
dimaksud dalam Undang-undang pasar modal dan peraturan pelaksanaanya yang
akad mapun cara penerbitannya memenuhi prinsip-prinsip syariah di pasar modal.
Sesungguhnya, sukuk / obligasi syariah ini bukan merupakan istilah yang
baru dalam sejarah Islam. Istilah tersebut sudah dikenal sejak abad pertengahan,
dimana umat Islam menggunakannya dalam konteks perdagangan internasional.
Sukuk merupakan bentuk jamak dari kata sakk. Ia dipergunakan oleh para
pedagang pada masa itu sebagai dokumen yang menunjukkan kewajiban finansial
yang timbul dari usaha perdagangan dan aktivitas komersial lainnya. Namun
demikian, sejumlah penulis Barat yang memiliki concern terhadap sejarah Islam
dan bangsa Arab, menyatakan bahwa sakk inilah yang menjadi akar kata
“cheque” dalam bahasa latin, yang saat ini telah menjadi sesuatu yang lazim
dipergunakan dalam transaksi dunia perbankan kontemporer.
Dalam perkembangannya, the Islamic Jurispudence Council (IJC)
kemudian mengeluarkan fatwa yang mendukung berkembangnya sukuk. “Bahwa
kombinasi aset tertentu dapat diwakili dalam bentuk instrument pembiayaan

21

tertulis yang dapat dijual pada harga pasar dengan ketentuan bahwa komposisi
kelompok aset yang diwakili oleh sukuk mayoritas terdiri dari asetyang
tangiable”. Hal tersebut mendorong Otoritas Moneter Bahrain (BMA – Bahrain
Monetary Agency) untuk meluncurkan sukuk salam berjangka waktu 91 hari
dengan nilai 25 juta dolar AS pada tahun 2001. Kemudian Malaysia pada tahun
yang sama meluncurkan global corporate Sukuk di pasar keuangan Islam
internasional. Inilah sukuk global yang pertama kali muncul di pasar
internasional.15
Produk syariah di bursa efek Indonesia secara resmi baru di luncurkan
pada 2003. Namun sebenarnya, instrumen atau produk syariah pasar modal telah
ada di bursa efek Indonesia sejak 1997. Karena, pada 3 Juli 1997 PT. Danareksa
Investment Management telah meluncurkan Danareksa Syariah. Kemudian, Bursa
Efek Indonesia berkerja sama dengan PT. Danareksa Investment Management
melahirkan Jakarta Islamic Index (JII) pada 3 Juli 2000. Peluncuran JII
diharapkan menjadi panduan bagi investor yang ingin menanamkan dananya
sesuai dengan prinsip syariah. Dengan adanya JII, para pemodal yang memegang
prinsip syariah dalam investasinya di busra efek dapat menggunakannya sebagai
acuan untuk memilih saham-saham syariah.
Produk syariah atau instrumen investasi di bursa efek semakin
berkembang dengan diterbitkannya Obligasi Syariah (Sukuk) Mudharabah
pertama oleh PT. Indosat Tbk awal September 2002, disusul kemudian dengan
15

Artikel diakses pada 7 April 2011 http://hendrakholid.net/blog/2009/05/12/obligasi-syariah.

22

penerbitan obligasi syariah lain. Selanjutnya, terbit Obligasi Syariah Ijarah
pertama pada 11 Mei 2004 oleh PT. Matahari Prima Tbk. Pada 2006, diluncurkan
produk syariah yaitu Reksa Dana Indeks, dengan menjadikan Jakarta Islamic
Indeks sebagai underlying index.16

B. Dasar Hukum
1. Firman Allah Swt:
Al- Baqarah ayat 275

…17      
“Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...”
2.

Hadist

18

“Tiga bentuk usaha yang di dalamnya mengandung barakah: yaitu jual beli
secara tangguh, mudharabah/kerja sama dalam bagi hasil dan mencampur

16
17

Muhamad Nafik NR, Bursa Efek dan Investasi Syariah, h.259.

M . Nadratuzzaman Hosen D.k.k, M at eri Dakwah Ekonomi Syariah, (Jakart a: PKES (Pusat
Komunikasi Ekonomi Syariah), 2008), h. 185
18
Ibnu M ajah, Sunan Ibnu M ajah Juz 2, (Bairut: Dar Al Kutb Al Banani, T. Th), h.768.

23

gandum dengan kedelai (hasil keringat sendiri) untuk kepentingan keuarga
bukan untuk di jual”. (HR. Ibnu Majah:2289)
3. Adapun fatwa DSN-MUI mengenai obligasi syariah antara lain:


Fatwa DSN-MUI No. 32/DSN-MUI/2002. Tentang Obligasi Syariah.



Fatwa DSN-MUI No. 32/DSN-MUI/2002. Tentang Obligasi Syariah
Murabahah.



Fatwa DSN-MUI No. 32/DSN-MUI/2004. Tentang Obligasi Syariah
Ijarah.



Fatwa DSN-MUI No. 32/DSN-MUI/2000. Tentang Distribusi Bagi Hasil
Usaha.



Fatwa DSN-MUI No. 32/DSN-MUI/2007. Tentang Obligasi Syariah
Mudharabah Konversi.

3. Sedangkan peraturan yang dikeluarkan oleh Bapepam yaitu:


Peraturan No.IX A.13 KEP-130/BL/2006 tanggal 23 November. Tentang
Penerbitan Efek.



Peraturan No.IX A.14 KEP-131/BL/2006. Tentang Akad-akad yang
digunakan dalam Penerbitan Efek Sukuk.

C. Ketentuan Umun
Terdapat beberapa aturan umum operasional berkaitan dengan obligasi
syariah, yaitu:19
19

Abdul Hamid, Pasar Modal Syariah, hal. 71 & 72.

24

1. Pelaksanaan obligasi syariah mulai dari awal sampai akhir harus terhindar dari
format dan substansi akad yang berkaitan dengan riba (pembungaan uang) dan
gharar (spekulasi murni atau terdapat unsur judi).
2. Transaksi obligasi syariah harus berdasarkan konsep muamalah yang sejalan
syariah seperti akad kemitraan (musyarakah dan mudharabah), jual beli
barang (murabahah, salam, dan istishna, atau jual beli jasa). Dengan demikian,
sertifikat sukuk tidak bukanlah surat hutang tapi surat investasi karena terkait
dengan pembiayaan riil. Berdasarkan akad-akad tersebut, asset sukuk dapat
berupa tanah yang akan dibangun, pelabuhan darat dan laut, dam, rumah sakit,
jalan raya, banggunan, proyek-proyek pembangunan, mesin, real estate,
kendaraan, perkebunan, jasa dan hak bernilai aset.
3. Bagi hasil pada akad kemitraan, fee pada akad ijarah, dan harga (modal dan
margin) pada akad jual beli harus ditentukan secara jelas pada awal transaksi
(propekstus atau sertifikat)
4. Usaha yang dilakukan emiten (originator) berhubungan dengan dana sukuk
yang dikelola harus terhindar dari semua unsur-unsur non halal.
5. Pemberian pendapatan dapat dilakukan secara periodik (sesuai karakter
masing-masing akad).
6. Tidak semua sertifikat sukuk dapat diperjal belikan dan tidak semua
pendapatan dapat bersifat mengambang (floating) atau indikatif.

25

7. Pengawasan terhadap pelaksanaan dilaksanakan oleh Dewan Pengawas
Syariah dari aspek Syariah, dan oleh wali amanat atau SPV dari segi
opeasional lapangan khususnya terhadap usaha emiten.
8. Apabila emiten melakukan kelalaian atau melanggar syarat perjanjian,
dilakukan pengembalian dana investor dan dibuat surat pengakuan utang.
9. Jasa asuransi syariah dapat digunakan untuk sebagai alat perlindungan resiko
aset sukuk.

D. Jenis-jenis dan Proses Penerbitan
Pembedaan sukuk dapat dilakukan berdasarkan tiga kategori yaitu, jenis
akad yang dipakai, pembayaran pendapatan yang akan dibagikan kepada pihakpihak yang berakad, dan basis pembiayaan, serta multiple sukuk. Berdasarkan
jenis akad sukuk terbagi ke dalam enam jenis.20
1. Sukuk Mudharabah
Pada sistem mudharabah, salah satu pihak bertindak sebagai pemberi
dana (shahibul al -mal) atau financer, sedangkan pihak lain bertindak sebagai
pengelola dana, karena memiliki keahlian (mudharib) di bidang usaha yang
dibiayai. Tujuan akad ini adalah memperoleh keuntungan. Pembagian
pendapatan menggunakan sistem bagi hasil atau profit and loss sharing. Besar
kecilnya nisbah bagi hasil ditentukan di awal akad berdasarkan kesepakatan
pihak-pihak yang berakad. Apabila terjadi resiko, misalnya kerugian akibat
20

Muhamad Nafik NR, Bursa Efek dan Investasi Syariah, h. 252-253.

26

kelalaian pihak mudharib, kerugian itu menjadi tanggung jawab mudharib.
Apabila mudharib tidak mampu menyelesaikan tanggung jawab tersebut maka
tanggungan itu menjadi utang mudharib kepada shahibul mal.
Apabila disebabkan oleh siklus bisnis, kerugian ditanggung bersama
oleh pihak-pihak yang berakad. Pihak shahibul mal menanggung kerugian
keuangan yang timbul atau risiko keuangan yang ditanggung oleh shahibul
mal, sedangkan pihak mudharib menanggung risiko bisnis sehingga ia tidak
menerima imbalan atas jasanya mengelola usaha.
Sukuk mudahrabah surat berharga yang berisi akad pembiayaan yang
menggunakan sisem akad mudharabah. Sukuk mudharabah dapat juga
diartikan sebagai surat berharga yang berisi akad pembiayaan berdasarkan
prinsip syariah yang diterbitkan oleh perusahaan (emiten), pemerintah, atau
institusi lainnya yang mewajibkan penerbit sukuk untuk membayarkan
pendapatan kepada pemegang sukuk berupa bagi hasil dari pengelolaan dana
yang telah disetorkan pemilik dana serta membayar kembali dana pokok
sukuk pada saat jatuh tempo.
Dalam Fatwa No. 33/DSN-MUI/X/2002 tentang obligasi syariah
mudharabah, dinyatakan antara lain bahwa:21
a. Obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan
prinsip syariah yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang obligasi

21

&96.

Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariah, h. 95

27

syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan pada
pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil serta membayar kembali dana
obligasi pada saat jatuh tempo.
b. Obligasi syariah mudharabah adalah obligasi syariah yang berdasarkan
akad mudharabah dengan memperhatikan substansi fatwa DSN-MUI No.
7/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan mudharabah.
c. Obligasi mudharabah emiten bertindak sebagai mudharib (pengelola
modal), sedangkan pemegang obligasi syariah mudharabah bertindak
sebagai shahibul maal (pemodal).
d. Jenis usaha emiten tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah.
e. Nisbah keuntungan dinyatakan dalam akad.
f. Apabila emiten lalai atau melanggar perjanjian, emiten wajib menjamin
pengembalian dana dan pemodal dapat meminta emiten membuat surat
pengakuan utang.
g. Kepemilikan obligasi syariah dapat dipindah tangankan selama disepakati
dalam akad.

28

Gambar 2.1
Skema Sukuk Mudharaah
Perusahaan
3b. Penerimaan bagi
hasil secara periodik

2b. Kontribusi skills/ profesionalisme

Mudharabah
3a. Penerimaan bagi
hasil secara periodik

2a. Kontribusi
dana 100%
1. Investasi/
Membeli
sukuk

KIK/SPV

Investor/
Sukuk Holder

4. Pendapatan
bagi hasil
secara periodic

Investor yang membeli sertifikat sukuk mudharabah berarti telah
menjadi shahibul mal bagi emiten yang komposisinya adalah sebesar rasio
total nilai sertifikat sukuk dibagi total modal yang dibutuhkan. Komposisi ini
juga merupakan porsi bagian pembagian hasil dari pengelolaan dana.
Total modal yang terkumpul pada SPV dari para investor diberikan
kepada mudharib (emiten) oleh SPV. Pembagian hasil antara SPV dan emiten
didasarkan atas nisbah yang disepakati antara SPV dan emiten.
Pendapatan bagi hasil akan diterima secara periodik oleh SPV sesuai
nisbahnya, kemudian SPV akan membagikannya secara periodik kepada para
pemegang sukuk mudharabah sesuai dengan komposisi kepemilikan masing-

29

masing sukuk. Pokok sukuk akan dibayar kembali pada saat jatuh tempo
sebesar nilai penyertaan masing-masing investor.
2. Sukuk Musyarakah22
Musyarakah adalah akad pembiayaan dengan prinsip joint venture.
Pihak-pihak yang terlibat dalam akad memberikan kontribusi berupa dana
atau sumber daya (resources). Sistem pembaginya adalah bagi hasil atau
profit and lost sharing. Besar kecilnya nisbah bagi hasil ditentukan di awal
akad berdasarkan kesepakatan pihak-pihak yang berakad. Kerugian yang
terjadi ditanggung semua pihak berdasarkan proporsi kontribusi dana dan
sumber daya masing-masing.
Sukuk musyarakah adalah surat berharga yang berisi akad pembiayaan
yang menggunakan akad musyarakah. Atau, sukuk musyarakah adalah surat
berharga yang berisi akad pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang
diterbitkan oleh perusahaan (emiten), pemerintah, atau institusi lainnya yang
mewajibkan penerbit sukuk untuk membayarkan pendapatan kepada
pemegang sukuk berupa bagi hasil dari pengelolaan dana kontribusi pihakpihak yang berakad serta membayar kembali dana pokok sukuk pada saat
jatuh tempo.

22

Muhamad Nafik NR, Bursa Efek dan Investasi Syariah, h. 254-256.

30

Gambar 2.2
Skema Sukuk Musyarakah
Perusahaan/ Emiten
3b. Penerimaan bagi
hasil secara periodik

2b. Kontribusi investor x% dalam sukuk

Musyarakah
3a. Penerimaan bagi
hasil secara periodik

2a. Kontribusi
investor y%
dalam sukuk
1. Investasi/
Membeli
sukuk

KIK/SPV

Investor/
Sukuk Holder

4. Pendapatan
bagi hasil
secara periodik

Konsep musyarakah dapat diterapkan dalam penerbitaan surat
berharga syariah atau sukuk. Pihak-pihak yang terlibat dalam musyarakah
adalah investor (sukuk holder), Special Purpose Vehicle (SPV) atau Kontrak
Investasi Kolektif (KIK) dan perusahaan (emiten). Investor membeli sukuk
musyarakah dengan mempertimbangkan prospektus yang diterbitkan oleh
perusahaan serta informasi lainnya.
Investor yang membeli sertifikat sukuk musyarakah bearti telah
menyertakan modal pada emiten yang komposisinya adalah sebesar rasio total
nilai sertifikat sukuknya dibagi total modal yang dibutuhkan. Komposisi ini
juga merupakan porsi pembagian hasil pengelolaan dana sukuk tersebut.

31

Total modal yang terkumpul pada SPV dari para investor di-share-kan
oleh SPV dengan modal dari emiten. Misalnya,