Peran Unit Sejahtera Mulya (USM) Dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan

(1)

PERAN UNIT SEJAHTERA MULYA (USM) DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN MASJID RAYA PONDOK INDAH

JAKARTA SELATAN

Disusun Oleh: Kamalia 104053002053

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2008


(2)

PERAN UNIT SEJAHTERA MULYA (USM) DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN MASJID RAYA PONDOK INDAH

JAKARTA SELATAN Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi untuk memenuhi syarat-syarat mencapai gelar

Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I)

Oleh : Kamalia NIM : 104053002053

Di Bawah Bimbingan :

Drs. Hasanudin, MA NIP : 150270815

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2008


(3)

LEMBAR PENYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli buatan saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, Februari 2009


(4)

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahiim

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, tiada Tuhan selain Dia, dan Dialah Dzat Yang Maha Besar. Penulis panjatkan syukur ke hadirat Ilaahi Rabbi atas segala nikmat yang telah diberikan pada penulis, sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga terlimpah dan tercurah kepada Nabi dan Rasul akhir zaman, sang revolusioneris baginda Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabatnya serta orang-orang yang mengikuti sunnahnya sampai akhir zaman.

Dengan selesainya skripsi ini, penulis telah menjawab pertanyaan besar yang selalu membayangi penulis di akhir-akhir masa perkuliahan, terutama yang datang dari kedua orang tua penulis. kapan selesai studi-nya? Kesemuanya itu tidak lepas dari berkat rahmat inayahNya dan semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Dalam kesempatan kali ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada :

1. Ibunda tercinta yang sudah beristirahat dengan tenang disisiNya Dra. Muniroh Yayawati, MM. dan Ayahanda Muhammad Alaydrus, penulis sangat bersyukur memiliki orang tua seperti Abah dan mama yang selalu memberikan segala yang penulis butuhkan, walaupun harus dengan tenaga dan air mata, mengajarkan banyak hal mengenai makna hidup. Keduanya telah memberikan bantuan moril maupun materiil, dan yang telah memberikan kasih sayangnya mereka selama ini, juga tidak pernah lupa mendoakan penulis.


(5)

2. Adik-adikku Eki dan Mahdi, terimakasih atas semua hal yang telah kalian berikan untuk Kakak yang juga telah memberikan motivasi sehinga kuliah dan skripsi ini dapat selesai.

3. Tanteku dan sepupuku tersayang,halati piah dan kakak enji (beserta suami dan anak-anaknya : nabila, muhammad haikal, zaki, oji, putri) yang sangat-sangat membantu penulis dan banyak memberikan dorongan dan motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.

4. Dr. Murodi, MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta para pembantu Dekan yang telah memberikan dorongan kepada penulis untuk segera menyelesaikan studinya.

5. Drs. Study Rizal LK, MA, selaku Pudek III yang telah membimbing dan meluangkan waktunya untuk penulis dalam penyelesaiaan skripsi ini.

6. Drs. Hasanuddin, MA, selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan meluangkan waktunya untuk penulis dalam penyelesaiaan skripsi ini.

7. Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku Sekretaris jurusan Manajemen Dakwah yang telah melayani penulis dalam administrasi perkuliahan dan skripsi penulis.

8. Ibu Lilis Sa’adah, S.Ag, selaku Ketua USM Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan beserta seluruh staf yang memberikan kemudahan dan meluangkan waktu mereka dalam memberikan informasi dan data-data yang berkaitan dengan skripsi ini.

9. Suci Suryani S.Sos I, selaku kakak kelas dan informan yang turut membantu dalam pengumpulan informasi dan data-data dalam skripsi ini.


(6)

10.Seluruh staf perpustakaan, Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah memberikan kemudahan dalam melayani penulis mendapatkan referensi dan buku-buku selama penulis kuliah dan selama penulis menyelesaikan penulisan skripsi ini.

11.Para Bapak dan Ibu dosen Fakutas Dakwah dan Komunikasi yang telah memberikan ilmunya dengan tulus dan ikhlas dalam memberikan ilmunya sehingga penulis mengerti akan makna hidup dan kehidupan, memberikan bekal kehidupan untuk penulis mengarungi hidup kelak.

12.Para team penguji yang telah memberikan koreksi, kritik dan masukan dalam menyempurnakan skripsi ini.

13.Teman-temanku di Jurusan Manajemen Dakwah angkatan 2004 terutama Susanti, Debi Utami, Pipit Pitriyani, (Almh.) Mimi, terimakasih sudah jadi temen terbaik yang setia menemani penulis sampai skripsi ini selesai.

14.Rekan-rekan HMI KOMFAKDA angkatan 2004, Debi Utami S.Sos I, Arip Syarifudin S.Sos I, Aji S.Sos I, Kak Rafii S.Sos I, Kak Muchlas Noor Hidayat S.Sos I, Kak Andi S.Sos I, Kak Umar S.Sos I , Kak Cucung S.Sos I, Kak Suryadi “Aa” S.Sos I, dan semua kanda yang tidak dapat disebutkan satu per satu, semoga kita semua masih terus dapat berjuang demi sesuatu yang sangat prinsipil. Terimakasih atas semua pengalaman yang telah kita lalui bersama.

15.Rekan-rekan “MALF” (Mohamad Assegaf Law Firm) diantaranya Kak Emil SH. SE, Nadia dan Ricky yang sudah banyak sekali membantu penulis, dan semua rekan-rekan yang lainnya.


(7)

16.Teman-teman seperjungan BEM Fakulas Dakwah dan Komunikasi periode 2005-2006 diantaranya Dera S.Sos I, Zulham S.Sos I, Tyas S.Sos I, dan teman lainnya (sukses terus, salut atas kerjasama yang solid selama dalam kepengurusan).

17.Rekan-rekan di Aula Insan Cita yang selalu menghibur penulis saat penulis merasa jenuh mengerjakan skripsi ini,terutama Santi, fuad, Pipit, Otoy, Bhaenk, Chui, Penyok, Tyas dan Desta.

Penulis juga mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu atas yang telah memberikan bantuan dalam penulisan skripsi ini. Walaupun demikian skripsi ini merupakan tanggung jawab sepenuhnya penulis sendiri. Semoga Allah memberikan balasan kebaikan yang berlipat atas semua bantuannya.

Skripsi ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Kritik dan sarat sangat penulis butuhkan.

Jakarta, Februari 2009


(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……….. i

DAFTAR ISI………. v

ABSTRAK... viii

SURAT PERNYATAAN... ix

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...………. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah...………. 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………...……... 6

D. Metodologi Penelitian………...… 7

E. Tinjauan Pustaka……….……... 10

F. Sistematika Penulisan………...… 11

BAB II : LANDASAN TEORI A. Peran 1. Pengertian Peran ………..…... 12

2. Tinjauan Sosiologi tentang Peran ……….. 14

B. Pendapatan 1. Pengertian Pendapatan ……….…... 16

2. Karateristik Pendapatan ………... 17

3. Cara Memperoleh Pendapatan ……… 18

C. Masjid 1. Pengertian Masjid ……….…... 19


(9)

2. Fungsi – Fungsi Masjid .………... 21 3. Peranan Masjid ……… 23

BAB III : GAMBARAN UMUM MASJID RAYA PONDOK INDAH DAN USM ( UNIT SEJAHTERA MULYA )

A. Masjid Raya Pondok Indah

1. Sejarah Berdirinya Masjid Raya Pondok Indah.…...26 2. Letak Geografis Masjid Raya Pondok Indah ……….. 29 3. Visi Misi Masjid Raya Pondok Indah ………. 29 4. Struktur Organisasi Masjid Raya Pondok Indah…….. 30 B. USM

1. Sejarah Berdirinya Unit Sejahtera Mulya……..…...34 2. Visi dan Misi Unit Sejahtera Mulya ………... 35 3. Tujuan Berdirinya Unit Sejahtera Mulya ……… 35 4. Struktur Organisasi Unit Sejahtera Mulya …….……. 36 5. Program Kegiatan Unit Sejahtera Mulya…….……… 37

BAB IV : ANALISIS PERAN USM ( UNIT SEJAHTERA MULYA ) DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN MASJID RAYA PONDOK INDAH JAKARTA SELATAN

A. Tugas dan Fungsi Pengurus USM ( Unit Sejahtera Mulya ) Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan……….….. 44

B. Peran USM ( Unit Sejahtera Mulya ) Dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan………... 49


(10)

C. Langkah-langkah yang dilakukan USM (Unit Sejahtera Mulya) Dalam Meningkatkan Pendapatan Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan……….……… 51

D. Analisis……….……… 58

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan……….……… 66

B. Saran……….……….. 67

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masjid sebagai tempat sujud kepada Allah SWT, tempat salat, dan tempat beribadah kepadaNya. Lima waktu dalam sehari semalam umat islam dianjurkan mengunjungi masjid guna melaksanakan salat berjamaah. Masjid juga merupakan tempat yang paling banyak dikumandangkan nama Allah SWT melalui azan, iqamat, tasbih, tahmid, tahlil, istighfar dan ucapan lain yang dianjurkan dibaca di masjid sebagai bagian dari lafaz yang berkaitan dengan pengagungan asma Allah SWT.

Dalam perkembangan dewasa ini, fungsi dan peranan masjid sangat meningkat. Masjid pada saat ini bukan saja sebagai tempat ibadah semata, tetapi peran masjid sangat kompleks dalam pemberdayaan umat untuk lebih meningkatkan keimanan, ketakwaan dan muamalah sesama makhluk Allah SWT, agar mendapatkan rahmat dari Allah SWT. Fungsi masjid semacam ini perlu terus dikembangkan dengan pengelolaan yang baik dan teratur, sehingga dari masjid lahir insan-insan muslim yang berkualitas dan masyarakat yang sejahtera. Dari masjid diharapkan pula tumbuh kehidupan khaira ummatin, predikat yang diberikan Allah SWT kepada umat islam. Allah SWT berfirman: Q.S. Ali Imran : 110


(12)

kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang mungkar serta beriman kepada Allah”.

Predikat khaira ummatin menuntut usaha yang sungguh-sungguh dalam membimbing dan membina umat agar terus meningkat takwanya, bertambah ilmunya dan amalnya. Makin kokoh ukhuwah islamiyah, makin baik tingkat kesejahteraannya dan makin luhur akhlaknya

Dalam pengertian sehari-hari, masjid merupakan bangunan tempat salat kaum muslim. Tetapi, karena akar katanya mengandung makna tunduk dan patuh, hakikat masjid adalah tempat melakukan segala aktivitas yang mengandung kepatuhan kepada Allah semata. Karena itu Al-Qur`an surah al-Jin (72) : 18, menegaskan bahwa

Artinya: “Sesungguhnya masjid-masjid itu adalah milik Allah karena janganlah menyembah selain Allah sesuatupun”.

Jika dikaitkan dengan bumi, masjid bukan hanya sekedar tempat sujud dan sarana penyucian . disini kata masjid juga tidak lagi hanya berarti bangunan tempat salat, atau bahkan bertayamum sebagai cara bersuci pengganti wudhu tetapi kata masjid disini berarti juga tempat melaksanakan segala aktivitas manusia yang mencerminkan kepatuhan kepada Allah SWT. Dengan demikian, masjid menjadi pangkal tempat muslim bertolak, sekaligus pelabuhan tempat bersauh.1

Masjid pada masa Rasul biasa digunakan sebagai tempat ibadah, pengaturan tata negara, mengatur siasat perang, pengembangan pendidikan,tempat pengobatan para

1


(13)

korban perang, tempat mendamaikan dan menyelesaikan sengketa, tempat menerima utusan delegasi/tamu, sebagai pusat penerangan, dan pembelaan agama. Selain itu, Masjid juga merupakan tempat kegiatan ekonomi. Di masjid dibangun Baitul Maal, tempat menghimpun dana dari orang-orang kaya yang kemudian didistribusikan kepada fakir miskin dan orang yang membutuhkan uluran dana lainnya. ”Dari pembinaan yang dilakukan Rasulullah di masjid, lahirlah tokoh-tokoh yang berjasa dalam pengembangan Islam ke se-antero dunia, seperti Abu Bakar Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.”2

Untuk mengembangkan dan memakmurkan masjid tentu saja bukan hal yang mudah, setiap pengurus masjid dalam mengemban amanah haruslah mengerti cara memanage masjid yang baik. Manajemen masjid yang baik akan berdampak positif pada citra masjid itu sendiri. Salah satu hal yang harus diperhatikan agar manajemen masjid itu baik adalah pengelolaan dan penempatan struktur dan bagian organisasi masjid. Penempatan serta pengelolaan struktur dan bagan organisasi masjid adalah langkah yang paling mendasar dalam proses pengembangan dan memakmurkan masjid. Pengurus masjid yang telah mendapatkan kepercayaan untuk mengelola masjid sesuai dengan fungsinya, memegang peran penting dalam menjadikan masjid makmur, selain itu pengurus masjid harus memiliki kesungguhan dalam mengelola masjid.3

Suhefri, dosen Fakultas Adab IAIN menegaskan, salah satu fungsi dan peran utama yang harus dioptimalkan oleh masjid adalah menggalakkan kegiatan ekonomi, seperti koperasi, minimarket, bank syariah, katering, dan usaha-usaha produktif lainnya, yang disebut sebagai tugas bidang 'imarah. '''Bidang 'imarah ini justru merupakan tujuan

2

http://www.republika.co.id

3


(14)

didirikannya masjid. Makin maju bidang ini, makin makmur masjid tersebut,'' ujar Suhefri yang juga pengurus Dewan Dakwah Sumbar ini.4

Memang, masjid bukanlah suatu tempat untuk seremonial ritual semata, akan tetapi kegiatan lainnya bisa dilakukan, baik kegiatan pendidikan dan kegiatan ekonomi. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka perlu pengelolaan secara profesional yang menyatu dengan kegiatan umat Islam dan masyarakat beragama, baik dalam bidang ritual, peribadahan, pendidikan kebudayaan dan sumber informasi. Disini penulis mengambil obyek pada Masjid Raya Pondok Indah karena pengelolaan seperti itulah yang diterapkan oleh Masjid Raya Pondok Indah.

Dalam aktivitas sehari-hari, Masjid Raya Pondok Indah tak sekedar menjadi sarana ibadah. Aktivitas umat, mulai dari akad nikah, pemberdayaan ekonomi lemah, beasiswa hingga kematian, juga diselenggarakan masjid ini. ”Bagi kita, masjid ini bukan sekadar tempat ibadah tapi juga segala macam aktivitas jamaah kita tampung di sini, dari akad nikah sampai kematian kita siapkan, ujar Drs H Ahmad Dahlan, ketub Bidang Kemasjidan Masjid Raya Pondok Indah. ”Bangunan Masjid Raya Pondok Indah memang dirancang untuk mendukung semua aktivitas itu. Masjid juga dikelola dengan manajemen yang profesional. Pengelolaan seperti layaknya sebuah perusahaan. Jadi ada program, ada pelaksanaan, ada evaluasi, dan ada saldo,” papar Dahlan.”5

Masjid Raya Pondok Indah ini sudah bisa menghasilkan sumber dana mandiri, sehingga masjid tidak perlu lagi donatur dari luar, akan tetapi ia bisa mendanai biaya operasional masjid itu sendiri dari bidang-bidang usaha yang terdapat dalam masjid ini. Bidang-bidang usaha yang terdapat dalam Masjid Raya Pondok Indah ini antara lain

4

http://masjidrayapondokindah.com

5


(15)

USM ( Unit Sejahtera Mulya ), BMT ( Baitul Maal Wa Takmil ), IMP ( Indah Mulia Press ) dan Parkir. Disini penulis menyoroti pada bidang usaha USM ( Unit Sejahtera Mulya ) yang memiliki sub unit yaitu rumah makan, klinik herbal, wartel dan penyewaan alat-alat pesta. Bidang usaha ini juga turut berperan dalam meningkatkan pendapatan Masjid Raya Pondok Indah ini. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai peran USM ( Unit Sejahtera Mulya ) dalam meningkatkan pendapatan masjid, maka penulis akan menuangkan dalam sebuah karya tulis ”skripsi” dengan judul ”peran USM ( Unit Sejahtera Mulya ) dalam upaya meningkatkan pendapatan masjid raya pondok indah jakarta selatan”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka pada dasarnya masjid bukan hanya saja tempat beribadah saja, tetapi juga tempat kegiatan ekonomi. Dari kegiatan ekonomi ini, masjid dapat menghasilkan sumber dana mandiri untuk lebih memakmurkan masjid. Seperti pada Masjid Raya Pondok Indah yang memiliki beberapa bidang usaha yang dapat menunjang pendapatan masjid. Bidang usaha yang ada diantaranya USM ( Unit Sejahtera Mulya ) yang mempunyai subunit rumah makan, klinik herbal, wartel, dan penyewaan alat-alat pesta. Adapun yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah mengenai peran USM ( Unit Sejahtera Mulya ) dalam upaya meningkatkan pendapatan Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan.


(16)

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka penulis membuat suatu rusmusan masalah. Adapun masalah yang akan penulis teliti dan paparkan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana peran USM ( Unit Sejahtera Mulya ) dalam upaya meningkatkan pendapatan Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan?

2. Apa saja langkah-langkah yang dilakukan USM ( Unit Sejahtera Mulya ) dalam rangka meningkatkan pendapatan Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui peran USM ( Unit Sejahtera Mulya ) dalam upaya meningkatkan pendapatan Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan.

2. Untuk mengetahui langkah-langkah apa saja yang dilakukan USM ( Unit Sejahtera Mulya ) dalam meningkatkan pendapatan Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Manfaat Akademis: diharapkan dapat menambah pengetahuan, mengenai peran USM ( Unit Sejahtera Mulya ) dalam meningkatkan pendapatan masjid di masjid itu


(17)

b. Manfaat Praktis: diharapkan dapat mengetahui langkah-langkah apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan pendapatan masjid melalui bidang usaha USM ( Unit Sejahtera Mulya ) di Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan. Penelitian ini dilakukan sebagai tugas akhir untuk mendapatkan gelar sarjana strata 1 (satu) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan strategi umum yang dipakai dalam pengumpulan dan menganalisis data yang diperlukan guna menjawab permasalahan yang diselidiki. Pada penyusunan skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu dengan melaPkukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata yang ditulis dari orang atau perilaku yang diamati.6

Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif penulis akan melakukan penelitiannya melalui pengamatan secara langsung di lapangan, dan setelah itu mendeskripsikannya secara sistematis, factual dan akurat mengenai masalah yang diteliti serta menganalisanya.

2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Masjid Raya Pondok Indah. Adapun waktu pelaksanaannya dimulai dari bulan September 2008 sampai Januari 2009.

3. Subjek dan Objek Penelitian

6


(18)

Subjek dari penelitian ini adalah pengurus USM ( Unit Sejahtera Mulya ) Masjid Raya Pondok Indah, sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah peran USM ( Unit Sejahtera Mulya ) dalam upaya meningkatkan pendapatan Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, penulis penulis menggunakan teknik atau cara sebagai berikut:

a. Wawancara

Wawancara adalah proses pencarian data dengan cara tanya jawab secara langsung dan tatap muka antara penanya dengan responden.7 Dalam kegiatan ini penulis akan mengadakan wawancara langsung dengan ketua dan beberapa pengurus USM ( Unit Sejahtera Mulya ) Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan mengenai peran USM ( Unit Sejahtera Mulya ) dalam upaya meningkatkan pendapatan Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan.

b. Observasi

Observasi atau pengamatan langsung, yakni pengumpulan data dimana penyelidik mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala dan objek yang diteliti.8 Dalam hal ini penulis mengamati langsung bidang usaha USM ( Unit Sejahtera Mulya ) di Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan

7

Adang Rukhiyat, dkk, Panduan Penelitian Bagi Remaja, (Jakarta: Dinas Olah Raga Dan Pemuda, 2003), hal.51, cet-3

8


(19)

Dalam observasi ini penulis akan melakukan pengamatan secara langsung ke lokasi yang akan diteliti. Data-data yang ditemukan selanjutnya akan disajikan dalam Bab IV mengenai analisis.

c. Dokumentasi

Untuk melengkapi data-data yang diperoleh, penulis juga akan melakukan penelitian dokumentasi data-data yang diperoleh dari Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan yang berhubungan dengan bidang usaha yang selanjutnya akan disajikan untuk company profile.

Selanjutnya penyusunan skripsi ini dilaksanakan dengan mengacu pada buku “Pedoman Penulisan skripsi, tesis dan disertasi” yang diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Teknik Analisis Data

Informasi dan keterangan yang ditemukan dalam penelitian ini akan di analisis menggunakan metode deskriptif analisis yaitu suatu teknik analisis data di mana penulis terlebih dahulu memaparkan semua data yang diperoleh dari hasil temuan secara sistematis, lalu diklasifikasi untuk kemudian dianalisis sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian untuk selanjutnya disajikan dalam bentuk Bab II dan Bab IV.

E. Tinjauan Pustaka

Sebelumnya ada beberapa skripsi yang membahas mengenai Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan yang telah dilakukan oleh mahasiswa terdahulu, untuk mengetahui materi penelitiannya, dibawah ini diuraikan sebagai berikut:


(20)

a. Judul skripsi, Manajemen ZIS Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan, penulis Irvan Ridwan, fakultas Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Manajemen Dakwah 2001, yang berisi tentang manajemen zakat, infak dan shadaqoh di Masjid Raya Pondok Indah.

b. Judul Skripsi, Manajemen Masjid Raya Pondok Indah dalam Pengembangan Dakwah dan Pembinaan Umat, penulis Ukhuwah Islamiyah Sayidi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Manajemen Daakwah 2001, berisi tentang manajemen masjid dalam mengembangkan dakwah dan membina umat di Masjid Raya Pondok Indah.

Berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, pada penelitian kali ini penulis lebih membahas mengenai peran USM ( Unit Sejahtera Mulya ) dalam upaya meningkatkan pendapatan Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan.

F. Sistematika Penulisan

Dalam menyusun skripsi ini, penyusun akan menuliskannya kedalam bab-bab yang masing-masing memiliki sub-sub bab, dengan penyusunan sebagai berikut:

BAB I merupakan bab pendahuluan yang diawali dari latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penelitian.


(21)

BAB II menjelaskan kerangka teoritis mengenai peran dan pendapatan, yang meliputi pengertian peran, tinjauan sosiologi tentang peran, pengertian pendapatan dan langkah-langkah meningkatkan pendapatan.

BAB III gambaran umum tentang USM (Unit Sejahtera Mulya ) Masjid Raya Pondok Indah yang meliputi sejarah berdirinya, visi dan misi, tujuannya berdirinya, struktur organisasinya dan juga program kerjanya.

BAB IV merupakan temuan dan analisis Peran USM ( Unit Sejahtera Mulya ) Dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan yang meliputi bagaimana peran USM ( Unit Sejahtera Mulya ) dalam upaya meningkatkan pendapatan Masjid Raya Pondok Indah dan langkah-langkah apa saja yang dilakukan USM ( Unit Sejahtera Mulya ) dalam meningkatkan pendapatan Masjid Raya Pondok Indah.

BAB V merupakan penutup dari skripsi, yang didalamnya menguraikan tentang kesimpulan dari pembahasan dan analisis serta saran-saran yang sifatnya membangun.


(22)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Peran

1. Pengertian Peran

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, “peran adalah beberapa tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat dan harus dilaksanakan.”9 Dalam kamus ilmiah popular, peran diartikan sebagai fungsi, kedudukan tau bagian dari kedudukan, seseorang dikatakan berperan atau memiliki peranan karena dia (orang tersebut) mempunyai status dalam masyarakat. Walaupun kedudukannya ini berbeda antara satu dengan yang lainnya tersebut. Akan tetapi masing-masing dirinya berperan sesuai dengan statusnya. Menurut Soerjono Soekanto, “peran dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial msyarakat.” 10

Berbicara tentang peran, tentunya peran tidak dapat dipisahkan dengan status (kedudukan), walaupun keduanya berbeda akan tetapi saling berhubungan erat antara satu sama lainnya. Karena yang satu tergantung pada yang lainnya begitu juga sebaliknya, maka peran diibaratkan sebagai dua sisi mata uang yang berbeda akan tetapi kelekatannya sangat terasa sekali. Seseorang dapat dikatakan berperan atau memiliki peran dikarenakan seseorang tersebut mempunyai status dalam masyarakat walau kedudukan ini berbeda antara satu orang dengan orang lain, akan tetapi masing-masing dirinya memiliki peran yang sesuai dengan statusnya.

9

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka 1998), h. 667

10


(23)

Pengertian peran menurut Jenning yang dikutip oleh Ira Yoga yaitu “cara berinteraksi yang melibatkan tingkah laku oleh dan untuk individu, yang pada akhirnya ada proses penempatan status peranan seseorang dalam keluarga, orang, masyarakat dan sebagainya.”11 Adapun Gibb dan Gordon, sebagaimana yang dikutip oleh Ira Yoga mendefinisikan “peran yaitu lahir dari interaksi dalam masyarakat itu sendiri dengan memposisikan peran interaksi mereka dalam masyarakat, melalui partisipasi dalam memainkan peran tertentu.”12 Sedangkan David Berry mendifinisikan “peran sebagai seperangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang menempati kedudukan social tertentu.”13

Harapan-harapan tersebut masih menurut David Berry, merupakan imbangan dari norma-norma sosial oleh oleh karena itu dapat dikatakan peranan-peranan ini ditentukan oleh norma-norma di masyarakat. Artinya, seseorang diwajibkan untuk melakukan hal-hal yang diharapkan dalam pekerjaannya dan dalam pekerjaan-pekerjaan lainnya.

Sarlito Wirawan Sarwono juga mengemukakan hal yang sama bahwa “harapan tentang peran adalah harapan-harapan lain pada umumnya tentang perilaku-perilaku yang pantas yang seyogyanya ditentukan oleh seseorang yang mempunyai peran tertentu.”14

Peran sangat menentukan kelompok sosial masyarakat, dalam artian diharapkan masing-masing dari sosial masyarakat yang berkaitan agar menjalankan perannya yaitu: menjalankan hak dan kewajiban sesuai dengan keduudkannya dalam masyarakat (lingkungan) di mana ia bertempat tinggal. jadi seseorang menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta menjalankan suatu peranan.15

11

http://ireyoga.org/adapt/modul_kepemimpinan.htm

12

http://ireyoga.org/adapt/modul_kepemimpinan.htm 13

David Berry, Pokok-Pokok Pikiran dalam sosiologi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), Cet. ke-3, h. 99.

14

Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-Teori Psikologi Sosial, (Jakarta: CV Rajawali, 1984), Cet. ke-1, h. 235

15

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), Cet. ke-34, h. 243.


(24)

David Bery mengatakan bahwa di dalam “peranan terdapat dua macam harapan, yaitu pertama, harapan-harapan masyakrakat terhadap pemegang peran atau kewajiban-kewajiban dari pemegang peran. kedua, harapan-harapan yang dimiliki oleh si pemegang peran terhadap masyarakat atau terhadap orang-orang yag berhubungan dengannya dalazm menjalankan perannya atau kewajibannya.”16

Dari penjelasan tersebut diatas, terlihat suatu gambaran bahwa peran merupakan suatu konsep perihal yang harus dilakukan dalam masyarakat sebagai organisasi.

2. Tinjauan Sosiologi Tentang Peran

Tidak dapat dipungkiri bahwasanya manusia adalah manhluk sosial, yang tidak bisa melepaskan sikap ketergantungan (dependent) pada mahluk atau manusia lainnya, maka pada posisi semacam inilah, peran sangat menentukan kelompok sosial masyarakat tersebut, dalam artian diharapkan masing-masing dari sosial masyarakat yang berkaitan agar menjalankan peranannya yaitu: menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya dalam masyarakat (lingkungan) dimana ia bertempat tinggal.

Hubungan-hubungan sosial yang ada dalam masyarakat, merupakan hubungan antara peranan-peranan individu dalam masyarakat. peranan yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi dalm pergaulan kemasyarakatan. “Posisi seseorang dalam masyarakat (yaitu social-position) merupakan unsur statis yang menunjukan tempat individu pada organisasi masyarakat. jadi, seseorang menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta menjalankan suatu peranan.”17

16

David Berry, Pokok-Pokok dalam Sosiologi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), Cet. ke-3 h. 101

17

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), Cet. ke-34 h. 243


(25)

Di dalam peranannya sebagaimana dikatakan oleh David Berry terdapat “dua macam harapan, yaitu: pertama, harapan-harapan dari masyarakat terhadap pemegang peran atau kewajiban-kewajiban dari pemegang peran. Kedua, harapan-harapan yang dimiliki oleh si pemegang peran terhadap masyarakat atau terhadap orang-orang yang berhubungan dengannya dalam menjalankan perannya atau kewajiban-kewajibannya.”18

Dari kutipan tersebut nyatalah bahwa ada suatu harapan dari masyarakat terhadap individu akan suatu peran, agar dijalankan sebagaimana mestinya, sesuai dengan kedudukannya dalam lingkungan tersebut. Individu dituntut memegang peranan yang diberikaan oleh masyarakat kepadanya, dalam hal ini peranan dapat dilihat sebagian dari struktur masyarakat, misalnya peranan-peranan dalam pekerjaan, keluarga, kekuasaan dan peranan-peranan lainnya yang diciptakan oleh masyarakat.

Dari penjelasan diatas terlihat suatu gambaran bahwa suatu peran tidak dapat berjalan tanpa adanya atau memiliki kedudukan, maksudnya yaitu dengan adanya kedudukan tersebut maka peranan itu dapat berjalan sesuai dengan tugas yang dimilikinya.

B. Pendapatan

1. Pengertian Pendapatan

Pendapatan sebagai salah satu elemen penentuan laba rugi suatu perusahaan belum mempunyai pengertian yang seragam. Hal ini disebabkan pendapatan biasanya dibahas dalam hubungannya dengan pengukuran dan waktu pengakuan pendapatan itu sendiri. Pendapatan menurut ilmu akuntansi merupakan nilai maksimum yang dapat

18


(26)

dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Pengertian tersebut menitikberatkan pada total kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi selama satu periode. Dengan kata lain, pendapatan adalah “jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi.”19

Menurut Paton dan Littleton dan dikutip oleh Suwardjono dalam buku Teori Akuntansi Perekayasaan Akuntansi Keuangan alasan yang mendukung bahwa pendapatan pada saat penjualan merupakan suatu standart yang utama sehingga mendasari pada pengertian dan konsep tentang pendapatan sebagai berikut:

1. Pendapatan adalah merupakan jumlah rupiah yang menyatakan produk akhir operasi perusahaan dan oleh karena itu harus diakui dan diukur pada tingkat atau titik kegiatan yang menentukan dalam aliran kegiatan operasi kegiatan.

2. Pendapatan harus benar-benar terjadi dan didukung dengan timbulnya aktiva baru yang dapat dipercaya (sah), sebaiknya berupa kas atau piutang.20

Dari penjelasan tersebut diatas, penulis mengambil kesimpulan bahwa pendapatan merupakan jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan yang hanya dikonsumsi dan didukung dengan timbulnya aktiva baru yang dapat dipercaya ( sah ), sebaiknya berupa kas atau piutang.

2. Karakteristik Pendapatan

Pendapatan diakibatkan oleh kegiatan-kegiatan perusahaan dalam memanfaatkan faktor-faktor produksi untuk mempertahankan diri dan pertumbuhan. Seluruh kegiatan

19

http://library.usu.ac.id/download/fe/akuntansi-rustam2.pdf

20


(27)

perusahaan yang menimbulkan pendapatan secara keseluruhan disebur earning process. Secara garis besar earning process menimbulkan dua akibat yaitu pengaruh positif atau pendapatan dan keuntungan dan pengaruh negatif atau beban dan kerugian. Selisih dari keduanya nantinya menjadi laba atau income dan rugi atau less. “Pendapatan umumnya digolongkan atas pendapatan yang berasal dari kegiatan normal perusahaan dan pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan normal perusahaan. “21

Pendapatan dari kegiatan normal perusahaan biasanya diperoleh dari hasil penjualan barang ataupun jasa yang berhubungan dengan kegiatan utama perusahaan. Pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan normal perusahaan adalah hasil di luar kegiatan utama perusahaan yang sering disebut hasil non operasi. Pendapatan non operasi biasanya dimasukkan ke dalam pendapatan lain-lain, misalnya pendapatan bunga dan deviden.

Menurut Gilarso pendapatan atau penghasilan adalah sebagai balas karya. Pendapatan sebagai balas karya terbagi dalam enam kategori, yaitu :

1. Upah/ gaji adalah balas jasa untuk pekerjaan yang dilaksanakan dalam

hubungan kerja dengan orang / instansi lain ( sebagai karyawan yang dibayar ). 2. Laba usaha sendiri adalah balas karya untuk pekerjaan yang dilakukan sebagai “

pengusaha “ yaitu mengorganisir produksi, mengambil keputusan tentang kombinasi faktor produksi serta menanggung resikonya sendiri entah sebagai petani/ tukang/pedagang dan sebagainya.

3. Laba Perusahaan ( Perseroan ) adalah laba yang diterima atau diperoleh perusahaan yang berbentuk atau badan hukum.

4. Sewa adalah jasa yang diterima oleh pemilik atas penggunaan hartanya seperti tanah, rumah atau barang-barang tahan lama.

5. Penghasilan campuran ( Mixed Income ) adalah penghasilan yang diperoleh dari usaha seperti ; petani, tukang, warungan, pengusaha kecil, dan sebagainya disebut bukan laba, melainkan terdiri dari berbagai kombinasi unsur-unsur pendapatan :

a. Sebagian merupakan upah untuk tenaga kerja sendiri.

b. Sebagian berupa sewa untuk tanah/ alat produksi yang dimiliki sendiri.

21


(28)

c. Sebagian merupakan bunga atas modalnya sendiri. d. Sisanya berupa laba untuk usaha sendiri.

6. Bunga adalah balas jasa untuk pemakaian faktor produksi uang. Besarnya balas jasa ini biasanya dihitung sebagai persen ( % ) dari modal dan disebut tingkat / dasar bunga (rate of interst, disingkat, atau i).22

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik pendapatan berupa upah/gaji, laba usaha sendiri, laba perusahaan ( perseroan ), sewa, penghasilan campuran, bunga dan juga deviden.

3. Cara Memperoleh Pendapatan

Jumlah rupiah perusahaan bertambah melalui berbagai cara tetapi tidak semua cara tersebut mencerminkan pendapatan. Tambahan jumlah rupiah aktiva perusahaan dapat berasal dari transaksi moda. Laba dari penjualan aktiva yang bukan barang dagangan seperti :

a) aktiva tetap; b) surat berharga;

c) penjualan anak atau cabang perusahaan; d) hadiah,

e) sumbangan atau penemuan; f) revaluasi aktiva tetap;

g) penjualan produk perusahaan.

Dari semua transaksi di atas, hanya transaksi atas penjualan produk saja yang dapat dianggap sebagai sumber utama pendapatan walaupun laba atau rugi mungkin timbul dalam hubungannya dengan penjualan aktiva selain produk utama perusahaan. 23

Dalam suatu perusahaan untuk membuat laporan mengenai perolehan pendapatan tersebut dirumuskan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja dan juga Rencana

22

http://www.geocities.com

23


(29)

Pengembangan Usaha yang meliputi kegiatan, waktu, dan penanggung jawab serta target yang ingin dicapai oleh perusahaan tersebut.

Dari penjelasan diatas, terlihat ada beberapa cara memperoleh pendapatan yang diantaranya hadiah, sumbangan, penjualan produk perusahaan dan sebagainya. Namun, hanya transaksi atas produk saja yang dapat dianggap sumber utama pendapatan.

C. Masjid

1. Pengertian Masjid

Kata Masjid terulang sebanyak dua puluh enam kali di dalam al-Quran. Dari segi bahasa, kata tersebut terambil dari akar kata sajada-yasjudu-sujudan, yang berarti patuh, taat, serta tunduk dengan penuh hormat dan takzim. Meletakkan dahi, kedua tangan, lutut, dan kaki ke bumi, yang kemudian dinamai sujud oleh syariat, adalah bentuk lahiriah yang paling nyata dari makna-makna diatas. "Sujud adalah pengakuan ibadah yaitu pernyataan pengabdian lahir yang dalam sekali setelah iman di miliki jiwa, maka lidah mengucapkan ikrar keyakinan dengan sujud dalam sembahyang."24 M. Quraish Shihab dalam bukunya Wawasan AL-Qur`an menyatakan : "Masjid berasal dari kata Sajada, sujud salah satu maknanya mengikuti maupun menyesuaikan diri dengan ketetapan Allah, yang berkaitan dengan alam raya (sunnatullah)."25

Dengan semikian secara etimo;ogi masjid adalah tempat sujud, bukan hanya berarti sebuah gedung atau tempat ibadah, tiap potong permukaan bumi baik beratap atau beratap langit bagi orang Islam tempat itu dapat dijadikan masjid atau tempat sujud

24

Muhammad E. Ayyub, et. Al, Manajemen Masjid, ( Jakarta: Gema Insani Press, 1997 ) Cet. Ke-3 h.1.

25


(30)

menyembah kepada Allah SWT. Itulah sebabnya mengapa bangunan yang dikhususkan untuk melaksanakan shalat dinamakan Masjid, yang artinya tempat bersujud.

Dalam pengertian sehari-hari, Masjid merupakan bangunan tempat shalat kaum Muslim. Tetapi, karena akar katanya mengandung makna tunduk dan patuh, hakikat dalam perkembangannya, kata-kata masjid sudah mempunyai pengertian khusus yakni suatu bangunan yang dipergunakan sebagai tempat mengerjakan salat, baik untuk salat lima waktu maupun untuk salat Jum`at atau Hari raya, kata-kata masjid di Indonesia sudah menjadi istilah baku sehingga jikadisebut kata-kata masjid maka yang dimaksudkan ialah masjid tempat salat Jum`at. Tempat-tempat salat yang tidak dipergunakan untuk salat Jum`at, di Indonesia tidak disebut masjid. Adapun istilah yang sangat umum digunakan diseluruh wilayah Indonesia untuk tempat salat yang tidak digunakan untuk salat Jum`at yakni Musholla.

Dengan demikian penulis mengambil kesimpulan masjid adalah bangunan khusus sebagai tempat salat baik salat lima waktu maupun salat Jum`at dan salat Hari Raya dan sebagai pusat pengembangan kebudayaan Islam yang meliputi berbagai Aspek Kehidupan.

2. Fungsi Masjid

Masjid sebagai tempat sujud kepada Allah SWT, tempat salat, dan tempat beribadah kepadaNya. Lima waktu dalam sehari semalam umat islam dianjurkan mengunjungi masjid guna melaksanakan salat berjamaah. Masjid juga merupakan tempat yang paling banyak dikumandangkan nama Allah SWT melalui azan, iqamat, tasbih, tahmid, tahlil, istighfar dan ucapan lain yang dianjurkan dibaca di masjid sebagai bagian dari lafaz yang berkaitan dengan pengagungan asma Allah SWT.


(31)

Dalam perkembangan dewasa ini, fungsi dan peranan masjid sangat meningkat. Masjid pada saat ini bukan saja sebagai tempat ibadah semata, tetapi peran masjid sangat kompleks dalam pemberdayaan umat untuk lebih meningkatkan keimanan, ketakwaan dan muamalah sesama makhluk Allah SWT, agar mendapatkan rahmat dari Allah SWT. Fungsi masjid semacam ini perlu terus dikembangkan dengan pengelolaan yang baik dan teratur, sehingga dari masjid lahir insan-insan muslim yang berkualitas dan masyarakat yang sejahtera. Dari masjid diharapkan pula tumbuh kehidupan khaira ummatin, predikat yang diberikan Allah SWT kepada umat Islam. Allah SWT berfirman: Q.S. Ali Imran : 110

Artinya:"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik".

Mengfungsikan masjid secara maksimal, harus terus menerus dilakukan. kondisi lingkungan masjid harus mendapatkan perhatian dalam rangka menyusun program kegiatan. masjid di desa mun gkin akan berbeda di pondok pesantren, masjid di kampus, masjid di lingkungan pemukiman, masjid di lingkungan pabrik ataupun kawasan industri. kegiatan-kegiatan tersebut antara lain sebagai berikut:


(32)

a. Menyelenggarakan kajian-kajian keislaman yang teratur dan terarah ke arah pembentukan pribadi muslim, keluarga muslim, dan masyarakat muslim. di samping materi Al- Qur'an, hadist, fiqih ibadah, akhlak, perlu juga disampaikan materi sirah Nabawiyah (sejarah kenabian).

b. Memaksimalkan pelaksanaan khutbah jum'at , baik yang bersangkutan dengan materinya maupun dengan khatibnya. Khutbah jum'at sesungguhnya merupakan media pembinaan jama'ah yang cukup efektif.

c. Melaksanakan diskusi, seminar, ataupun lokakarya tentang masalah-masalah aktual.

d. Membuat data jama'ah, dilihat dari segi usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan lain-lain.

e. Mengefektifkan pelaksanaan zakat, infak, sedekah, baik dalam cara memungutnya maupun cara membagikannya.

f. Melaksanakan training-training keislaman, terutama untuk generasi muda. g. Di samping dakwah bil-lisan, dakwah bil-hal perlu mendapatkan perhatian,

seperti memberikan santunan bagi yang membutuhkan (misalnya jam'ah menderita sakit, kekurangan pangan, ataupun musibah yang lainnya).

h. Demikian juga dakwah dengan buku, brosur, dan majalah yang baik perlu mendapatkan perhatian, misalnya dengan mendirikan taman bacaan ataupun perpustakaan masjid.26

Selain itu fungsi masjid adalah:

a. Masjid adalah tempat bermusyawarah kaum muslimin guna memecahkan persoalan-persoalan yang timbul dalam masyarakat.

b. Masjid adalah tempat kaum muslimin berkonsultasi, mengajukan kesulitan-kesulitan, meminta bantuan dan pertolongan.

c. Masjid adalah tempat membina keutuhan ikatan jam'ah dan kegotongroyongan di dalam mewujudkan kesejahteraan bersama.

d. Masjid dan majlis ta'li merupakan wahana meningkagtkan kecerdasan dan pengetahuan muslimin.

e. Masjid adalah tempat pembinaan dan pengembangan kader-kader pimpinan umat.

f. Masjid adalah tempat pengumpulan dana, menyimpan dan membagikannya. g. Masjid adalah tempat melaksanakan pengaturan dan supervisi sosial.27

Dengan demikian semua fungsi masjid itu, masjid bisa kembali kepada peran yang pernah dijalanlan sebagai jami' tempat ibadah kolektif, tempat belajar dan lembaga

26

Didin Hafidhuddin, Dakwah Aktual, (Jakarta: Gema Insani Press, 1998), Cet. ke-1, h. 173-174. 27

Moh. E. Ayub, Manajemen Masjid, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), Cet. ke-1, h.7-8.


(33)

pendidikan, tempat diadakannya halaqah-halaqah, tempat-tempat disampaikan orientasi-orientasi keislaman, tempat permusyawarahan umat, tempat aktivitas, dan organisasi reformasi organisasi masyarakat.

3. Peranan Masjid

Dalam sejarah perkembangan dakwah rasulullah saw. terutama dalam periode Madinah, eksistensi masjid tidak hanya dimanfaatkan sebagai pusat ibadah yang bersifat mukhdhah/khusus, seperti shalat, tapi juga mempunyai peran sebagai berikut:

a. Dalam keadaan darurat, setelah mencapai tujuan hijrah di Madinah, beliau bukannya mendirikan benteng pertahanan untuk berjaga-jaga dari kemungkinan serangan musuh tetapi terlebih dahulu membangun masjid; b. Kalender Islam yaitu tahun Hijriah dimulai dengan pendirian masjid yang

pertama, yaitu pada tanggal 12 Rabiul Awal, permulaan tahun Hijriah selanjutnya jatuh pada tanggal 1 Muharram;

c. Di Mekkah agama Islam tumbuh dan di Madinah agama Islam berkembang. Pada kurun pertama atau periode Makkiyah Nabi Muhammad saw mengajarkan dasar-dasar agama. Memasuki kurun kedua atau periode Madaniyah, Rasulullah saw menandai tapal batas itu dengan mendirikan masjid;

d. Masjid menghubungkan ikatan yang terdiri dari kelompok orang Muhajirin dan Anshar dengan satu landasan keimanan kepada Allah SWT; dan

e. Masjid didirikan oleh orang-orang takwa secara bergotong royong untuk kemaslahatan bersama.28

Dalam masyarakat yang selalu berpacu dengan kemajuan zaman dinamika masjid-masjid sekarang ini banyak menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi. Artinya, masjid tidak hanya berperan sebagai tempat ibadah shalat, tetapi juga sebagai wadah beraneka kegiatan jamaah/umat Islam. Sebab, masjid merupakan integritas dan identitas umat Islam yang mencerminkan tata nilai keislamannya. Dengan demikian, peranan masjid tidak hanya menitikberatkan pada pola aktivitas yang bersifat akhirat, tetapi memperpadukan antara aktivitas ukhrawi dan aktivitas duniawi.

28


(34)

Memasuki zaman keemasan Islam, masjid mengalami penyesuaian dan penyempurnaan. Coral penyesuaian dengan tuntutan zaman dan yang terjadi itu

tidak kalah fungsionalnya dibanding optimalisasi nilai dan makna masjid di zaman Rasullah saw. dalam perkembangannya yang terakhir, masjid mulai memperhatikan kiprah operasional menuju keragaman dan kesempurnaan kegiatan. pada garis besarnya, operasionalisasi masjid menyangkut:

a. Aspek Hissiyah (Bangunan)

Belakangan ini bermunculan masjid yang menampakan gaya dan bentuk arsitektur yang beraneka ragam. dalam maslah bangunan fisik masjid, Islam tidak menentukan dan mengaturnya. artinya, umat Islam diberikan kebebasan, sepanjang bangunan masjid itu berperan sebagai rumah ibadah dan pusat kegiatan jamaah/umat. Menyadari sepenuhnya peran masjid sebagai tempat ibadah dan pusat kegiatan umat, tujuan pendiriannya pun harus ditetapkan secara jelas dan benar-benar disadari sejak awal. karena itu, keberadan sebuah masjid tidak mubazir.

b. Aspek Maknawiyah (tujuan)

Pada masa Rasulullah saw, pembangunan masjid mempunyai tujuan, yakni masjid dibangun atas dasar takwa dengan melibatkan masjid sebagai pusat ibadah dan pusat pembinaan jamaah/umat Islam (at-Taubah:108);

c. Aspek Ijtimaiyah

Aspek kegiatan masjid sebenarnya dapat dilihat berdasarkan ruang lingkup kelembagaan masjid itu sendiri. di antara lembaga masjid yang mengejawantahkan aspek kegiatan masjid itu adalah:

1) Lembaga Dakwah dan Bakti Sosial

kegiatan dalam bidang dakwah dan bakti sosial dimiliki oleh hampir semua masjid. Kegiatan dakwah bisa dilihat dalam bentuk pengajian/tablig, diskusi, silaturrahmi, dan lain-lain. Adapun kegiatan bakti sosial terwujud dalam bentuk penyantunan anak yatim, khigtanan massal, zakat fitrah, pemotongan hewan kurban dan lain-lain. biasanya, kegiatan berdimensi sosial ini berjalan pada saat tertentu, misalnya bulan Ramadhan, bulan Haji, bulan Maulid, tahun baru Hijriyah

2) Lembaga Manajemen dan Dana

tanpa perlu menutup-nutupui, pola manajemen masjid kita pada umumnya bercorak tradisional. hanya di beberapa masjid tertentu manejemen masjid dapat dilaksanakan secara profesional. hal ini erat kaitannya dengan kualitas sumber daya manusia pengelola/pengurus khususnya visi, kreativitas, dan wawasan sosioreligius mereka dalam "menghidupkan" potensi masjid.


(35)

3) Lembaga Pengelola dan Jamaah

Antara pengelola dan jamaah terjalin ikatan yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan masjid. kedua komponen ini merupakan pilar utama yang memungkinkan berlangusngnya beraneka kegiatan masjid. bedanya hanya pada bentuk keikutsertaan masing-masing pihak. Jika pengelola terjun dalam pelaksanaan tertib administrasi, maka jamaah tak terkecuali pengelola sebagai pribadi urun rembuk dalam bidang pendanaan.29

Dengan demikian penulis mengambil kesimpulan, fungsi masjid adalah sebagai tempat ibadah kolektif, tempat belajar dan lembaga pendidikan, tempat diadakannya halaqah-halaqah, tempat-tempat disampaikan orientasi-orientasi keislaman, tempat permusyawarahan umat, tempat aktivitas, dan organisasi reformasi organisasi masyarakat.

29


(36)

BAB III

GAMBARAN UMUM

MASJID RAYA PONDOK INDAH DAN USM

A. Masjid Raya Pondok Indah 1. Sejarah Berdirinya

Pada tanggal 5 oktober 1982 Direksi PT.Metropolitan Kencana Jakarta / Grup Pondok Indah yang muslim mendirikan Yayasan Pondok Mulya yang bertujuan untuk mengembangkan syiar Islam. Latar belakang didirikannya Yayasan Pondok Mulya atas dasar adanya gagasan atau pemikiran dan keinginan yang mulia dari para pendiri yayasan untuk memajukan harkat hidup Umat Islam dalam segala bidang. Dengan dasar yang begitu kuat, Yayasan diharapkan dapat menampung, mewadahi dan menyalurkan aspirasi Umat Islam dalam berbagai kegiatan peribadatan,pendidikan dan pengelolaan usaha. Pada tanggal 2 Juli 1992 Para pendiri Yayasan ini mendirikan Yayasan Masjid Raya Pondok Indah.30

Masjid Raya Pondok Indah diresmikan pada tahun 1992. Masjid ini dibangun atas prakarsa Yayasan Masjid Raya Pondok Indah yang diketuai oleh Bapak H. Sudwikatmono dan didukung oleh Yayasan Pondok Indah dab PT Metropolitan Kencana Jakarta. Perencanaan pembangunannya dipimpin langsung oleh Bapak Ir. H. Ismail Sofyan. Pembangunannya dimulai pada tahun 1990 selesai tahun 1992 dengan biaya kurang lebih 12 milyar (nilai bangunan dan tanah).

30


(37)

Peletakan batu pertama dilaksanakan pada tanggal 11 Januari 1991 pukul 11.00 WIB oleh Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Bapak Wiyogo Atmodarminto. Peresmian dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 4 Desember 1992 pukul 11.00 WIB oleh Bapak H. Sudharmono,SH (Wakil Presiden Ri) dilanjutkan dengan kegiatan salat jumat pertama kali. Pada tanggal 2 Desember 1992 dilaksanakan serah terima Tanah dan Bangunan Masjid Raya Pondok Indah dari PT. Metropolitan Kencana/ Yayasan Pondok Indah kepada Pemerintah DKI Jakarta dengan berita acara nomor : 1828 Tahun 1992 dan juga serah terima pengurusan dab pengelolaan Masjid Raya Pondok Indah dari Pemerintah DKI Jakarta kepada Yayasan Masjid Raya Pondok Indah dengan berita acara nomor : 1829 Tahun 1992.

Perjalanan waktu hampir tujuh tahun memang cukup lama, tapi untuk sebuah perjuangan kurun waktu itu terhitung pagi. Karena itu masih bisa dianggap wajar bila kemajuan-kemajuan yang dihasilkan oleh Masjid Raya Pondok Indah dinilai masih kurang banyak. Evaluasi terhadap program-program yang belum bisa terlaksana atau belum optimal perlu dilakukan agar Masjid Raya Pondok Indah semakin meningkat, baik dari segi pelayanan peribadatan, pendidikan dan perpustakaan maupun usaha, fungsi sosial, maupun aspek lainnya. Dalam perkembangannya sesuai dengan hasil keputusan Rapat para Badan pendiri Yayasan Pondok Mulya, Yayasan Masjid Raya Pondok Indah, Yayasan Masjid Puri Indah, Yayasan Muslim Bumi Serpong Damai, tentang hubungan Yayasan Pondok Mulya dan Yayasan Masjid Raya Pondok Indah diputuskan bahwa Yayasan Pondok Mulya adalah Yayasan Induk yang menangani manajemen pengelolaan, sedangkan Yayasan Masjid Raya Pondok Indah adalah Yayasan lokal untuk pemeliharaan aset di bawah koordinasi Yayasan Pondok Mulya.


(38)

Konsep perencanaan arsitektur Masjid Raya Pondok Indah mengacu pada arsitektur masjid tradisional. Salah satu ciri masjid tradisional yang banyak tersebar di seluruh nusantara beratap susun dan kebanyakan bersusun tiga lapis. Bertolak dari konsep tersebut maka perencanaan Masjid raya Pondok Indah dirancang sedemikian rupa sehingga tercipta bentuk baru, namun tetap mengekspresikan bentuk masjid beratap susun tiga, serasi dan menyatu dengan lingkungan. Menara masjid yang tingginya 50 meter, berbentuk runcing ke atas yang berakhir pada bulan bintang, yang melambangkan bahwa islam merupakan cahaya penerang bagi bumi beserta seluruh alam. Lantai atas merupakan ruang salat terdapat dinding kiblat, tanpa ruang mihrab karakter ini merujuk pada Masjid Quba yang dibangun oleh Rasulullah. Pada dinding mimbar dipahat kaligrafi dua kalimat syahadat sebagai rukun islam pertama yang merupakan ikrar kesaksian atas kebenaran Allah SWT dan nabi Muhammad SAW sebagai Rasulnya. Untuk menambah keagungan rumah Allah ini, di sekeliling bagian atas ruang salat dipahat kaligrafi Asmaulhusna (nama-nama Allah SWT).

Masjid ini terdiri dari dua lantai, lantai atas dipergunakan untuk ruang salat utama sedangkan lantai bawah untuk Ruang serbaguna. Secara kesuluruhan masjid ini dapat menampung sekitar 2600 jemaah di lantai atas dan bawah. Struktur bangunan masjid ini dibuat dari beton bertulang dan rangka atap baja, semua material struktur dan finishingnya diusahakan menggunakan bahan alam dengan maksud supaya umat yang menggunakan masjid ini akan lebih dekat dengan alam dan dapat menghayati kebesaran Sang Penciptanya. Masjid ini juga dilengkapi dengan ruang wudhu, perpustakaan, ruang kantor, gedung dan ruang jaga. Dalam pengolahan tapak, ruang-ruang tersebut sengaja ditempatkan di bawah permukaan tanah, dengan maksud agar


(39)

bangunan masjid tidak terhalang oleh bangunan-bangunan lain, sehingga penampilannya akan menjadi lebih anggun. 31

2. Letak Geografis

Masjid Raya Pondok indah ini terletak di jalan Sultan iskandar Muda no.1 Jakarta (denah terlampir dalam).

3. Visi dan Misi

Visi Masjid Raya Pondok Indah yaitu menjadikan masjid sebagai pusat unggulan dalam bidang peribadatan, dakwah dan sosial keagamaan dengan sistem pengelolaan yang modern

Misi Masjid Raya Pondok Indah :

1. Melaksanakan, membina, mengembangkan, menanamkan dan menerapkan ajaran islam yang berwawasan luas, toleran dan penuh persaudaraan dalam semangat ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah basyariyah

2. Membina dan mengelola masjid dan pendidikan sebagai wahana pembinaan watak dan kepribadian, dengan menerapkan manajemen modern yang terencana, terarah, terpadu, profesional, efektif dan efisien.32

3. Membangun, membina dan mengembnagkan usaha-usaha yang bersifat bisnis yang relevan yang hasilnya untuk pengembangan dan menunjang kegiatan kemasjidan dan pendidikan.

31

Ahmad Sukardja , h.2

32


(40)

4. STRUKTUR ORGANISASI MASJID RAYA PONDOK INDAH

Berikut adalah nama-nama pengelola Yayasan Pondok Mulya dan Masjid Raya Pondok Indah beserta bagannya:

Direktorat Nama

Direktur Eksekutif Prof.DR.H.Ahmad

Sukardja,SH.,MA

Wakil Direktur H.Yusuf

Sudono

General Manager H.Faisal Qosim,Lc

Kabid Usaha Pjs. H.Faisal

Qosim,Lc

Sekretaris/Kepala Sekretariat H.Purwoto,SH Staf Administrasi & Typist H.Rusmono,A.Ma Staf Keuangan & Pembukuan Delmika

Kasir

H.Mukhlis

Sopir Umum Aan Amarudin

Sopir Mobil Jenazah Muhammad Haris

Sahban

MASJID RAYA PONDOK INDAH


(41)

Staf Adminidtrasi Pjs. H.Tamrinuddin,S.Ag

Kasir Yulyanah,SE

Bag.Peribadatan & Dakwah H.Abdul Fattah Muttabik,S.Ag Staf Bag. Pendidikan & Perpustakaan Ramil HM.Nur,S.Ag

Ka.Bag.Usaha,Pemeliharaan & Kebr. H.Tamrinuddin,S.Ag Staf Bagian Usaha/Public Relation Ismasari,A.Md

Teknisi & Operator Jaka Zulkarnain

Operator Genset & Teknisi Listrik Jaka Satria

Pramubakti H.Nur Ali33

33


(42)

Yayasan Pondok Mulya

Dewan Pakar Imam Besar

Keuangan

Direktur Eksekutif/Wakil Direktur

- Sekretaris/Kepala Sekretariat

- Staf

Administrasi dan Typist

- Kabag

Keuangan

Sekretariat

-Sekretaris/KepalaSekretariat -Staf Administrasi dan Typist - Kabag Keuangan

- Staf Keuangan/Pembukuan - Kasir

- Internal Audit - Kabag. Umum/Personalia &

Materiil

-Staf Teknik/ Mecanical Electrical/ Pemeliharaan dan Kebersihan


(43)

Bidang Kemasjidan Bidang Usaha Bidang Pendidikan

USM IMP KBIH BMT Sekolah Kejuruan PT

Msjd Tipe

Msjd Msjd

Tipe Tipe

Yayasan Pondok Mulya

Direktur Eksekutif / Wakil Direktur

Kepala Bidang Kemasjidan Dewan Pembina

- Staf Adm - Kasir - Teknisi &

Operator

- Satpam

Pramubakti Kepala Kantor

Imam / Kyai Masjid

& Pengurus Masjid Msjd


(44)

garis komando garis koordinasi 34

B. Unit Sejahtera Mulia ( USM )

1. Sejarah Berdirinya Unit Sejahtera Mulia

Unit Sejahtera Mulia ( USM ) berdiri sejak tahun 1999. USM adalah sebagai salah satu unit usaha pendukung Masjid Raya Pondok Indah. USM diawali dengan berdirinya usaha kantin. Karena jamaah di Masjid Raya Pondok Indah tersebut banyak dari perkantoran dan setelah beribadah agar tidak jauh untuk mencari

34

Ahmad Sukardja, h. 10

Bagian Peribadatan dan Dakwah

______________________ _____

Remaja Masjid Bagian Pendidikan dan

Perpustakaan

_______________________ ______

- Kepala Bag. Pnddkn &

Perpus.

Bagian Usaha, Pemeliharaan dan Kebersihan ______________________

_______

- Kepala Bag. Usaha,


(45)

tempat makan siang maka didirikanlah kantin tersebut. Selain kantin, dalam bidang usaha Unit Sejahtera Mulia (USM) ini juga memiliki subunit, yaitu :

a. Kantin

b. Penyewaan Ruangan (untuk Resepsi, Seminar, dan lain-lain) c. Pedagang kecil

d. Wartel e. Klinik

Usaha Sejahtera Mulya Pengelolaan kantin/Rumah Makan Pengelolaan pedagang kaki lima, yang sehari-hari dibina oleh masjid Raya Pondok Indah sebanyak 20 pedagang kaki lima.Penyewaan tenda dan panggung pelaminan Penyewaan Ruangan (Resepsi, Seminar dan lain-lain) Pelayanan akad nikah, Klinik Herbal sehat Mulya yang Pengobatan dengan tanaman obat rekomendasi dokter , Pijat refleksi, Hijamah (Bekam), Totok wajah, Akupuntur Penyakit dan kecantikan,

General Chekup, Laboratorium II. Berdirinya USM dilatarbelakangi untuk menopang pemasukan Masjid Raya Pondok Indah,agar tidak mengandalkan uang infak. Maka dari laba ini lah nantinya untuk menggaji karyawan.35

2. Visi dan Misi Unit Sejahtera Mulia 1. Visi

Visi Unit Sejahtera Mulia (USM) adalah memberikan pelayanan jasa yang terbaik kepada jamaah Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan dengan meningkatkan fasilitas yang ada.

35


(46)

2. Misi

Misi Unit Sejahtera Mulia adalah:

a. Memudahkan jamaah dalam beribadah dengan menyediakan fasilitas-fasilitas yang telah tersedia

b. Mendorong jamaah agar lebih nyaman beribadah dan menarik jamaah lebih banyak untuk beribadah di Masjid Raya Pondok Indah

c. Memenuhi kebutuhan para jamaah dengan fasilitas yang ada

3. Tujuan Berdirinya Unit Sejahtera Mulia

Memenuhi kebuutuhan para jamaah masjid, memberikan pelayanan kapada Jammaah Masjid Raya Pondok Indah, serta memberikan kemudahan akses kepada jamaah untuk saling bersosialisasi dengan sesama jamaah lainnya

4. Struktur Organisasi Unit Sejahtera Mulia

STRUKTUR ORGANISASI USAHA SEJAHTERA MULIA - YAYASAN PONDOK MULYA

PENGURUS YAYASAN

Dir. Eksekutif/Wakil Dir. Prof. Dr. H. Ahmad Soekarjo,

General Manager / Kepala Bd. Usaha

H. Faisal Qosim, Lc Wakil Dir. H. Yusuf Sudono


(47)

Keterangan : garis komando

--- garis koordinasi 36

5. Program Kegiatan Unit Sejahtera Mulia

Program Kegiatan yang terdapat dalam bidang Usaha USM ini diantaranya :

1. Kantin

Kantin ini berdiri pada tahun 1999 bernama Kantin Pondok Bambu, merupakan sebuah rumah makan yang berada di kawasan Pondok Indah Jakarta Selatan tepatnya di area Masjid Raya Pondok Indah. Letaknya yang strategis di antar kawasan perkantoran dan perumahan menjadikan kantin ini selalu menjadi pilihan bagi orang yang memiliki selera tinggi.

36

Data Struktur Organisasi USM

Kepala Usaha Sejahtera Mulia

Keuangan : Tjaswati Kasir : Rosmawati Pramubakti : - Abdul Rojak

- Sahuri - Nanang - Taswadi

Bagian Simpan Pinjam Bagian Kafetaria


(48)

Pilihan menu masakan yang ditawarkan sudah tidak perlu diragukan lagi, mulai dari ikan bakar, masakan padang sampai aneka soup yang nikmat. Semua masakan yang yang tersedia dijamin halal dan memiliki aroma dan rasa yang lezat serta harga yang ditawarkan pun cukup terjangkau.37

2. Penyewaan alat – alat pesta

Masjid Raya Pondok Indah sebagai salah satu masjid di Jakarta, terletak di lokasi strategis di kawasan pemukiman Pondok Indah Jakarta Selatan menyediakan Ruang Serba Guna yang representatif untuk berbagai macam kegiatan seperti resepsi akad nikah, ulang tahun, seminar, bedah buku, pengajian, dan kegiatan sosial keagamaan lainnya.. Penyewaan Ruangan ini berdiri pada tahun 2000.

Kapasitas ruangan serba guna ini full Air Conditioner (selanjutnya disebut AC) , berkapasitas 700-1000 orang (tersedia ruang terbuka untuk dipasang tenda). Syarat-syarat penggunaannya :

a. Membayar uang pendaftaran (tidak ada pemesanan sementara)

b. Pembayaran kedua sebesar 50% dua minggu setelah pendaftaran, dan pelunasan 2 bulan sebelum acara.

c. Pengguna harus menggunakan catering dan pelaminan rekanan masjid, untuk pemakaian hari Sabtu, Minggu dan hari libur pemesanan Buffe Catering minimal 500 porsi.

d. Pemakai tidak diperkenankan menggunakan Ruang Serba Guna, apabila belum memenuhi persyaratan.

37


(49)

e. Pengurusan Administrasi Akad Nikah dilakukan langsung oleh pihak mempelai / pengguna.

f. Kantor Urusan Agama Kecamatan Kebayoran Lama

g. Diperkenankan melalui Kantor Urusan Agama masing-masing apabila tersedia.38

1

3. Pedagang Kecil

Pedagang kecil ini mulai berdiri pada tahun 2000. Berada di kawasan Pondok Indah Jakarta Selatan tepatnya di area Masjid Raya Pondok Indah. Letaknya yang strategis di antara kawasan perkantoran dan perumahan menjadikan kantin ini selalu menjadi pilihan bagi banyak orang.

4. Wartel

Wartel beridiri pada tahun 2001 namun tutup karena zaman yang sudah maju dan teknologi yang semakin canggih maka wartel sudah tidak produktif lagi. Maka pada tahun 2005, wartel ditutup dan akan digantikan dengan usaha warung internet.

Usaha ini mengalami penurunan dan ditutup pada tahun 2005 karena adanya kecanggihan teknologi dan rencananya akan digantikan dengan warung intenet (warnet).39

5. Klinik

38

Brosur Ketentuan Ruang Serba Guna Masjid Raya Pondok Indah

39

Bapak H. Purwoto SH, Sekretaris Masjid Raya Pondok Indah, wawancara pribadi ( Jakarta, Oktober 2008 )


(50)

Klinik ini berdiri pada tahun 2003 yang terdapat berbagai macam pengobatan diantaranya :

a) Candle Therapy yaitu terapi dengan menggunakan lilin. Sangat bermanfaat bagi kesehatan, khususnya pendengaran, dan bisa juga menyembuhkan sejumlah penyakit. Terapi ini bisa menyembuhkan penderita tuli, sekaligus mempertajam pendengaran, vertigo (sakit kepala yang berputar), migrain (sakit kepala sebelah), mengatasi infeksi telinga tengah (otitis media), penyakit telinga berupa nanah kuning kental berbau busuk (congek), tinitus (telinga yang berdengung), sinusitis (infeksi di rongga hidung), serta insomnia (susah tidur). Lilin yang digunakan adalah lilin berbentuk tabung berdiameter kecil, yang telah direndam dalam beeswax atau parafin dan dibiarkan jengga mengeras. Sesuai namanya, terapi ini dilakukan dengan menyalakan lilin khusus yang diletakkan di liang telinga.

b) Therapi Herbal yaitu pengobatan dengan menggunakan obat berbahan baku alami, dari berbagai jenis tumbuhan yang berkhasiat obat telah dilakukan sejak nenek moyang kita dulu. Terbukti secara empiris efektif dan aman menyembuhkan berbagai penyebab penyakit seperti kanker, tumor, diabetes, hipertensi, jantung, asam urat, rematik, maag, hepatitis, wasir, gangguan pencernaan, gangguan pada ginjal, menurunkan berat badan, dan lain-lain. Pengobatan herbal menggunakan obat alami dengan kwalitas yang terjamin mutu kwalitasnya, ditangani secara profesional oleh dokter dan herbal berpengalaman.


(51)

c) Akupuntur Penyakit adalah suatu model akupuntur pengobatan dengan memanfaatkan bioenergi dari tubuh manusia untuk merangsang organ-organ sasaran supaya tercapai keadaan seimbang atau homeostasis, melalui penusukan atau penekanan atau pemanasan pada titik-titik akupuntur di permukaan tubuh. Sehingga merangsang kemampuan tubuh dalam menyembuhkan diri sendiri. Ransangan tersebut menyingkirkan sumbatan energi terbuka dan sirkulasi darah tidak lagi terhalang oleh ketegangan otot/hambatan yang lain, maka energi tubuh akan menjadi seimbang. Keseimbangan membawa kesehatan yang baik dan mengobati berbagai jenis penyakit seperti stroke, jantung, ginjal, hepatitis, diabetes, gangguan seksual, dan lain-lain.

d) Akupuntur Kecantikan yaitu gabungan gejala psikologi dan fisiologi. Sebab kecantikan merupakan perpaduan antara sikap, penampilan, wajah, dan kepala. Wanita maupun pria pada dasarnya ingin tampak langsing dan awet muda. Salah satu upaya untuk mewujudkan keinginan itu adalah melalui akupuntur kecantikan. Akupuntur kecantikan merupakan suatu pengobatan dan perawatan kecantikan yang aman, hasilnya memuaskan, ekonomis, tanpa efek samping. Metode akupuntur kecantikan didasarkan pada pengobatan modern, fisiologi, dan patologi kulit. Metode itu lalu dikombinasikan dengan pengobatan tradisional berdasarkan meridian, titik akupuntur, organ Cang-Fu, dan pengetahuan tentang perawatan. Terapi ini juga bermanfaat untuk menurunkan berat badan, menghilangkan jerawat dan flek pada wajah,


(52)

menyuburkan rambut, mengencangkan kulit wajah, menghilangkan keriput dan kantong mata.

e) Totok Wajah, dilakukan dengan cara memberikan pijatan teknis khusus di sekujur wajah, menjadikan titik aura wajah diaktifkan, sehingga wajah terlihat lebih segar dan halus. Totok wajah bermanfaat untuk mengencangkan wajah, dan memperlancar peredaran darah , selain itu dapat membuat wajah awet muda dan bersinar. Totok wajah juga juga dapat menghilangkan dan menipiskan noda hitam di wajah, dan memperkecil pori-pori sehingga wajah terlihat bersih dan halus. Tahapannya, wajah dibersihkan terlebih dahulu, satelah itu wajah akan dipijat hingga merasa santai. Setelah pemijitan, wajah akan ditotok. Setelah selesai, wajah akan terasa bersih, segar dan kencang. f) Refleksi adalah metode perawatan kesehatan untuk menyembuhkan berbagai

macam penyakit yang bukan disebabkan oleh virus. Berasal dari Cina, dengan cara melakukan pijatan dan tekanan pada titik-titik refleksi yang berada pada telapak, punggung, sisi luar dan dalam dari kaki manusia. Titik-titik tersebut masing-masing berhubungan dengan seluruh organ-organ tertentu di dalam tubuh manusia. Akibatnya aliran darah menjadi lancar, membantu mengurangi rasa sakit dan kelelahan, mendeteksi secara dini kelainan yang ada pada organ tubuh dan membantu mengatasinya. Selain itu refleksi juga merangsang produksi hormon endofrin yang berfungsi untuk rileksasi tubuh dan mengatasi stress. Beberapa penyakit yang dapat diatasi dengan refleksi seperti lemah syahwat, nyeri haid dan haid tidak teratur, wasir, susah tidur, sendi sakit dan kaku, badan lesu tidak bergairah, diabetes,


(53)

migrain, vertigo, hipertensi, kadar asam urat tinggi, asma, kencing batu, dan lain-lain.

g) Terapi Bekam / Hijamah merupakan pengobatan Sunnah Rasulullah SAW, telah dipraktekkan oleh manusia sejak lama, kini pengobatan ini mengikuti kaidah ilmiah, dengan menggunakan alat yang praktis dan efektif serta tanpa efek samping. Darah kotor dari dalam tubuh dikeluarkan melalui permukaan kulit. Darah kotor mengandung racun atau darah statis yang menyumbat peredaran darah, mengakibatkan sistem peredaran darah dalam tubuh tidak berjalan normal, sehingga menyebabkan terganggunya kesehatan baik secara fisik maupun mental. Rasulullah SAW mengisyaratkan ada 72 macam penyakit yang dapat disembuhkan dengan jalan berbekam, seperti : asam urat, darah tinggi, jantung, kolestrol, masuk angin, migrain, sakit mata, stroke, sakit gigi, vertigo, sinusitis, jerawat, sembelit, wasir, impotensi, wasir, kencing manis, liver, ginjal, pengapuran dan lain-lain.40

Seiring dengan kecanggihan teknologi khususnya dalam bidang komunikasi, akhirnya usaha wartel ini sekarang sudah ditutup karena mengalami penurunan masukan. USM juga mempunyai program baru yang sudah 3 tahun ini berjalan yaitu bazaar jajanan pasar dan bazaar fashion yang diadakan hanya pada bulan ramadhan sampai lebaran saja. Program ini berawal pada tahun 2005 dan berjalan cukup baik sampai tahun 2008 ini.41

40

Brosur Klinik Herbal Sehat Mulya Masjid Raya Pondok Indah

41


(54)

BAB IV

USM ( UNIT SEJAHTERA MULYA ) DAN PENINGKATAN PENDAPATAN MASJID

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai peran USM (Unit Sejahtera- Mulia) Dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan yang meliputi bagaimana peran USM ( Unit Sejahtera Mulya ) dalam upaya meningkatkan pendapatan Masjid Raya Pondok Indah dan langkah- langkah apa saja yang dilakukan USM ( Unit Sejahtera Mulya ) dalam meningkatkan pendapatan Masjid Raya Pondok Indah.

A. Tugas dan Fungsi Pengurus USM ( Unit Sejahtera Mulya ) Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan

USM ( Unit Sejahtera Mulya ) ini sangat berperan sekali dalam meningkatkan pendapatan masjid, karena pendapatan yang didapat dari bidang usaha yang lain terutama USM ( Unit Sejahtera Mulya ) dialokasikan untuk menggaji para karyawan dan untuk pemeliharaan masjid. Peran USM sendiri dalam upaya meningkatkan pendapatan masjid Raya Pondok Indah dapat dilihat dalam pelaksanaan tugas harian para pengurus USM tersebut.

Berikut adalah data uraian tugas pelaksana Harian USM yang didapat dari Kepala Sekretariat Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan sebagai berikut:

1. Kepala Badan Kesejahteraan Karyawan

Kepala BKK adalah satuan Pelaksana Harian Badan Kesejahteraan Karyawan yang bertanggung jawab kepada Koordinator Usaha.


(55)

a) Membuat dan melaksanakan program kerja Pelaksana Harian BKK. b) Mengarahkan tugas-tugas staff secara umum.

c) Mengkoordinasikan semua kegiatan BKK dan membawahi langsung Usaha Toko.

d) Meningkatkan dan menyempurnakan pelayanan masyarakat yang memerlukan BKK.

e) Melaksanakan koordinasi, konsolidasi dan evaluasi kegiatan Kepala Bagian dan Staff secara umum.

f) Membina, menata dan mengatur organisasi dan pengelolaan BKK.

g) Mengusahakan peningkatan dan pengembangan usaha dengan membuka usaha baru atau cabang.

h) Membuat dan menandatangani surat-surat ke dalam.

i) Membuat dan menandatangani surat-surat keluar yang diketahui oleh Koordinator Usaha.

j) Menandatangani setiap pengeluaran biaya operasional sesuai dengan anggaran yang telah disetujui oleh Koordinator Usaha.

k) Memimpin pelaksanaan setiap rapat di tingkat Pelaksana Harian BKK. l) Memeriksa laporan-laporan Bagian.

m) Membuat laporan rutin setiap bulan, tiga bulan, enam bulan dan tahunan yang diajukan kepada Koordinator Usaha.

n) Melahirkan dan menyusun konsepsi-konsepsi pengembangan mutu dan kegiatan Badan Kesejahteraan Karyawan.

o) Dan tugas-tugas insidentil lain yang diberikan oleh Koordinator Usaha. 2. Kepala Unit Sejahtera Mulya

Kepala USM adalah satuan Pelaksana Harian Usaha Sejahtera Mulia yang bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Usaha.

Kepala USM mempunyai tugas :

a) Membuat dan melaksanakan program kerja Pelaksana Harian USM. b) Mengarahkan tugas-tugas staff secara umum.

c) Mengkoordinasikan semua kegiatan USM dan membawahi langsung Usaha Toko.

d) Meningkatkan dan menyempurnakan pelayanan masyarakat yang memerlukan USM.

e) Melaksanakan koordinasi, konsolidasi dan evaluasi kegiatan Kepala Bagian dan Staff secara umum.

f) Membina, menata dan mengatur organisasi dan pengelolaan USM.

g) Mengusahakan peningkatan dan pengembangan usaha dengan membuka usaha baru atau cabang.

h) Membuat dan menandatangani surat-surat ke dalam.

i) Membuat dan menandatangani surat-surat keluar yang diketahui oleh Kabid. Usaha.

j) Menandatangani setiap pengeluaran biaya operasional sesuai dengan anggaran yang telah disetujui oleh Kabid. Usaha.

k) Memimpin pelaksanaan setiap rapat di tingkat Pelaksana Harian USM. l) Memeriksa laporan-laporan Bagian.


(56)

m) Membuat laporan rutin setiap bulan, tiga bulan, enam bulan dan tahunan yang diajukan kepada Kabid. Usaha.

n) Melahirkan dan menyusun konsepsi-konsepsi pengembangan mutu dan kegiatan Badan Kesejahteraan Karyawan.

o) Dan tugas-tugas insidentil lain yang diberikan oleh Kabid. Usaha.42 3. Keuangan

Keuangan adalah satuan Pelaksana Harian USM yang bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Pelaksana Harian.

Keuangan mempunyai tugas :

a) Membuat dan melaksanakan program kerja keuangan / pembukuan. b) Mengarahkan tugas-tugas Kasir secara umum.

c) Mengkoordinasikan semua kegiatan keuangan dan pembukuan dan membawai langsung Usaha Kafetaria dan Simpan Pinjam.

d) Meningkatkan dan menyempurnakan pelayanan masyarakat dalam keuangan dan pembukuan.

e) Melaksanakan koordinasi, konsolidasi, evaluasi kegiatan Kasir secara berkala. f) Menata dan mengatur manajemen keuangan / pembukuan.

g) Melaksanakan penerimaan dan pengeluaran keuangan dengan jujur dan penuh tanggung jawab.

h) Melaksanakan administrasi dan menyajikan data penerimaan dan pengeluaran keuangan.

i) Membuat anggaran tahunan USM.

j) Membuat, mengolah dan menyajikan data penerimaan dan pengeluaran keuangan.

k) Membuat laporan keuangan rutin setiap bulan, triwulan, enam bulan dan tahunan disampaikan kepada Kepala Kantor Pelaksana Harian.

l) Melahirkan dan menyusun konsepsi-konsepsi pengembangan, mutu dan kegiatan keuangan / pembukuan.

m) Dan tugas-tugas insidentil lain yang diberikan oleh Kepala Kantor Pelaksana Harian.

Dalam melaksanakan tugas sehari-hari, Keuangan dibantu oleh satu orang staf yaitu Kasir.

4. Kasir

Kasir adalah satuan Pelaksana Harian USM yang bertanggung jawab kepada Bagian Keuangan.

Kasir, mempunyai tugas :

a) Membuat dan melaksanakan program kerja Kasir.

b) Melaksanakan penerimaan dan pengeluaran keuangan dengan jujur dan penuh tanggung jawab.

c) Melaksanakan administrasi penerimaan dan pengeluaran keuangan. d) Mengecek dan mendata ulang masuk dan keluarnya barang setiap hari.

42

Data Uraian Tugas Pelaksana Harian Badan Kesejahteraan Karyawan Yayasan Pondok Mulya, h. 1


(57)

e) Membuat laporan keuangan rutin setiap bulan, triwulan, enam bulan dan tahunan, disampaikan kepada Kepala Keuangan.

f) Memikirkan dan melaksanakan cara-cara peningkatan pelaksanaan tugas dan mutu kerja kasir.

g) Dan tugas-tugas insidentil lain yang diberikan oleh Keuangan.43 5. Pramubakti

Pramubakti mempunyai tugas :

a) Memelihara dan membersihkan kantor dan halaman.

b) Memelihara dan membersihkan peralatan, barang-barang inventaris kantor serta mengatur dan menyusun sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

c) Membuka dan mengunci pintu Kepala Kantor Pelaksana Harian. d) Mengantar surat.

e) Mengatur dan mempersiapkan hidangan atau yang sejenisnya untuk keperluan karyawan dan tamu sesuai petunjuk Kepala Kantor Pelaksana Harian.

f) Mengamankan dan memelihara peralatan dapur dan peralatan kantor.

g) Membuat laporan kegiatan rutin setiap bulan, tiga bulan, enam bulan dan tahunan, disampaikan kepada Kepala Kantor Pelaksana Harian.

h) Memikirkan dan melaksanakan cara-cara peningkatan pelaksanaan tugas dan mutu kerja pramubakti.

i) Dan tugas-tugas insidentil lain yang diberikan oleh Kepala Kantor Pelaksana Harian.

6. Bagian Toko

Bagian Toko mempunyai tugas : a) Memberikan pelayanan toko.

b) Memelihara dan mengamankan/mengecek barang dagangan toko setiap hari. c) Mendata, merencanakn, melaksanakan dan melaporkan pengadaan barang

kepada Kepala Kantor Pelaksana Harian.

d) Melaporkan seluruh tugas secara rutin kepada Kepala Kantor Pelaksana Harian.

e) Memikirkan dan melaksanakan cara-cara peningkatan pelaksanaan tugas dan mutu kerja bagian toko.

f) Dan tugas-tugas insidentil lain yang diberikan oleh Kepala Kantor Pelaksana Harian.44

7. Bagian Kafetaria

Bagian Kfetaria mempunyai tugas : a) Memberikan pelayanan Kafetaria.

43

Data Uraian Tugas Pelaksana Harian Badan Kesejahteraan Karyawan Yayasan Pondok Mulya, h. 2

44

Data Uraian Tugas Pelaksana Harian Badan Kesejahteraan Karyawan Yayasan Pondok Mulya, h. 3


(58)

b) Memelihara dan mengamankan/mengecek barang dagangan kafetaria setiap hari.

c) Melaporkan seluruh tugas secara rutin kepada Keuangan.

d) Memikirkan dan melaksanakan cara-cara peningkatan pelaksanaan tugas dan mutu kerja bagian kafetaria.

e) Dan tugas-tugas insidentil lain yang diberikan oleh Keuangan. 8. Koki Kafetaria

Koki Kafetaria mempunyai tugas : a) Memberikan pelayanan Kafetaria.

b) Mengolah dan memasak makanan dan minuman yang diminta oleh konsumen. c) Memelihara, menjaga dan merwat peralatan masak Kafetaria.

d) Menghindari, mencegah dan mengatasi akibat dari kegiatan memasak seperti kebakaran dan bahaya lainnya.

e) Melaporkan seluruh tugas secara rutin kepada Keuangan.

f) Memikirkan dan melaksanakan cara-cara peningkatan pelaksanaan tugas dan mutu kerja koki kafetaria.

g) Dan tugas-tugas insidentil lain yang diberikan oleh Keuangan.45 9. Bagian Simpan Pinjam

Bagian Simpan Pinjam mempunyai tugas : a) Memberikan pelayanan Simpan Pinjam.

b) Melaksanakan penerimaan dan pengeluaran keuangan simpan pinjam bagi anggota dengan jujur dan penuh tanggung jawab.

c) Melayani kredit barang-barang.

d) Melaporkan seluruh tugas secara rutin kepada Keuangan.

e) Memikirkan dan melaksanakan cara-cara peningakatan pelaksanaan tugas dan mutu kerja bagian simpan pinjam.

f) Dan tugas-tugas insidentil lain yang diberikan oleh Keuangan. 10.Perawat Klinik Herbal

Perawat Klinik Herbal Sehat Mulya adalah satuan Pelaksana Harian Usaha Sejahteraa Mulya yang bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Pelaksana Harian.

Perawat Klinik Herbal Mempunyai tugas :

a) Membuat dan melaksanakan program kerja Perawat Klinik Herbal. b) Mengatur dan menata layanan Klinik Herbal.

c) Meningkatkan dan menyempurnakan pelayanan masyarakat dalam bidang kesehatan.

d) Melayani pendaftaran pasien. e) Mengisi formulir data pasien.

f) Melakukan pemeriksaan tensi dan fisik pasien. g) Melakukan anemisa / wawancara kepada pasien.

45

Data Uraian Tugas Pelaksana Harian Badan Kesejahteraan Karyawan Yayasan Pondok Mulya, h. 4


(1)

1,166,913 1,273,669 1,200,000 Total Pendapatan

424,292,288

581,446,230

781,675,000


(2)

Lampiran 4.

Laporan Keuangan Masjid Raya Pondok Indah Tahun 1999 dan Tahun 2008 Bidang Kemasjidan

Masjid Raya Pondok Indah

Laporan Penerimaan & Pengeluaran Per 31 Desember

Jumlah

No. Penerimaan dan Pengeluaran

Thn.1999 Thn.2008

Penerimaan :

1 Infaq Ruang Serba Guna

150,565,000

338,512,450

2 Infaq Mitra Usaha

97,560,000

235,550,000

3 Infaq Akad Nikah -

35,570,000

4 Infaq Listrik & Telepon -

25,665,000

4 Infaq Pendididkan/Perpustakaan

3,200,000

17,840,000

5 Infaq Tromol

4,552,000

298,000,000

6 Infaq PHBI

9,876,000

54,665,000

7 Infaq Ramadhan -

189,767,000

8 Infaq Idul Adha -

45,879,000

9 Infaq Zakat & Shodaqoh

23,150,000

42,622,700

10 Infaq Sewa lainnya -

11,232,000

11 Infaq Pelayanan Jenazah -

17,899,000

12 Pengajian Umum Pasca Sarjana - 3,311,800

13 Infaq Pelatihan (Seminar) -

21,345,000

14 Infaq Pengislaman - 2,300,000

15 Infak Lain-lain - 7,621,550

16 Bank Muamalat Indonesia -

17,664,221

17 Jasa Bank -

561,544


(3)

18 Penerimaan Lain-lain

168,672 -

Jumlah Penerimaan 289,071,672 1,366,006,265 Pengeluaran :

1 Honor Pengelola

23,554,800

221,655,450

2 Biaya Kantor

22,335,000

17,655,000

3 Biaya Peribadatan

43,993,700

141,244,577

4 Ramadhan & Idul Fitri -

97,800,000

5 Pelayanan Jenazah -

16,550,000

5 Listrik & Telepon

12,350,000

75,646,000

6

Biaya Perawatan & Pemeliharaan Bangunan

112,000,000

87,900,000

7 Biaya Pendidikan

16,750,000

13,272,500

8 Biaya Resepsi

12,445,000

30,420,500 9 Biaya Pajak Kendaraan - -

10 Biaya Asuransi

324,000

1,955,800

11 Biaya Adm Bank -

127,066

12 Penyaluran ZIS

16,837,050 -

13 Biaya lain-lain

50,773 -

Jumlah Pengeluaran

260,640,323

704,226,893

Laba ( Rugi ) Bersih

28,431,349


(4)

Lampiran 6

Grafik Penerimaan Masjid Raya Pondok Indah Tahun 1999 dan Tahun 2008

Grafik Penerimaan

1,000,000 26,000,000 51,000,000 76,000,000 101,000,000 126,000,000 151,000,000 176,000,000 201,000,000 226,000,000 251,000,000 276,000,000 301,000,000 326,000,000

Infa q R

uang Ser

ba G una

Infa q Ak

ad N ikah

Infa q Pe

ndid idka

n/P erpu

stak aan Infa

q PH BI

Infa q Id

ul A dha

Infa q Se

wa lain

nya

Peng ajia

n U mum

Pas ca S

arja na

Infa q Pe

ngis lam

an

Bank Mua

mal at In

done sia

Pene rimaa

n La in-la

in

Thn.1999 Thn.2008


(5)

Lampiran 5.

Perbandingan Grafik Pengeluaran Masjid Raya Pondok Indah Tahun 1999 dan Tahun 2008

Grafik Pengeluaran

-50,000,000

100,000,000

150,000,000

200,000,000

250,000,000

H

o

n

o

r

B

ia

y

a

P

e

la

y

a

n

a

n

B

ia

y

a

B

ia

y

a

R

e

s

e

p

s

i

B

ia

y

a

P

e

n

y

a

lu

ra

n

1999

2008


(6)