26
C. Kerangka Teori Penelitian
Referensi :Rokade,2011.Grant,2015, Liu Cheng,2011, El-abhar Schaalan,2014,Xiao,1994,Sitsen,1982. Diabetes Mellitus Type 2
Produksi Glukagon Meningkat Produksi Insulin Menurun
Glukosa Darah Meningkat Penurunan Rangsang ke
Sel β dan Peningkatan Rangsang
ke Sel α Pankreas
Terjadi Vasokontriksi dan atau Vasodilatasi,
Peningkatan Tekanan Darah,
dan atau Nadi, Kecepatan Nafas, dan
Kontraktilitas Otot Penurunan Produksi
β-Endorphin, Peningkatan
Produksi Adrenalin, dan Noradrenalin.
Penyebab DM Type 2 : Stress
Stress Menetralisir g3
emosional tubuh Aliran energi
meredian normal Terapi SEFT
Produksi Insulin Meningkat Produksi Glukagon Menurun
Glukosa Darah Menurun Glukosa Darah Normal
Terjadi Vasodilatasi, Penurunan Tekanan
Darah, Nadi,
Kecepatan Nafas, dan Kontraktilitas Otot.
Peningkatan Rangsang ke Sel β dan
Penurunan Rangsang ke Sel α Pankreas
Peningkatan Produksi β-
Endorphin dan Penurunan Produksi
Adrenalin, dan Noradrenalin.
Koping Efektif Relax
27
D. Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka penelitian yang dikembangkan dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel independen dan variable dependen. variabel independen
adalah terapi SEFT sedangkan variabel dependen adalah kadar glukosa darah pasien diabetes melitus tipe 2. Karakteristik faktor confounding yang dapat membedakan
antara kadar glukosa darah adalah Usia, Jenis Kelamin, dan Pendidikan.
=
Diteliti
= Tidak Diteliti
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu pernyataan yang merupakan jawaban sementara peneliti terhadap pertanyaan penelitian Dahlan, 2008. Hal inilah yang akan dibuktikan
oleh peneliti melalui penelitian. Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan pustaka dan kerangka konsep, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah terapi SEFT
berpengaruh terhadap penurunan kadar glukosa darah pada penderita diabetes
melitus tipe 2. Terapi SEFT
Penurunan Kadar Glukosa Darah
Variabel Confounding : Usia
Jenis Kelamin Pendidikan
Lama Menderita Penderita DM
Tipe 2
28
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian quasi experiment
menggunakan dengan desain penelitian pretest – posttest with control group design. Penelitian ini dilakukan pada sekelompok subyek yang memenuhi kriteria
inklusi dilakukan pemeriksaan terhadap penyakit atau keadaan yang ingin diteliti, kemudian dilakukan intervensi selama 3 hari dan dilakukan 3 kali terapi pada pagi
hari. Setelah periode waktu yang dianggap cukup dilakukan pemeriksaan kembali terhadap penyakit atau keadaan tersebut. Jadi setiap subyek penelitian menjadi
kontrol terhadap dirinya sendiri.
Tabel 2 Rancangan Penelitian pretest – posttest with control group design
Subyek Pra
Intervensi Post
K-A O
I O1-A
K-B O
- O1B
Keterangan : K-A
: Kelompok intervensi kelompok yang mendapat terapi SEFT K-B
: Kelompok kontrol kelompok yang tidak mendapatkan terapi SEFT O
: Pretest sebelum dilakukan terapi SEFT I
: Intervensi SEFT Diberikan sebanyak 3 sesi dalam 3 hari, sehari 1 sesi selama kurang lebih 10 menit untuk setiap sesinya
O1 : Posttest diberikan setelah dilakukan intervensi kelompok perlakuan
dan Kelompok kontrol