Proses Legislasi Peraturan Daerah

19 Penyidikan yang mengatur tentang kewenangan dari Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia dan Penyidik Pengawas Negari Sipil PPNS; 20 Pembiayaan yang memuat tentang sumber anggaran untuk pembiayaan pengendalian lingkungan hidup; 21 Terdapat 3 tiga ketentuan yaitu ketentuan pidana, ketentuan peralihan, dan ketentuan penutup.

6. Proses Legislasi Peraturan Daerah

Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah menurut Undang- Undang Nomor 10 Tahun 2004 di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah bersama Gubernur atau Bupati atau Walikota, dilakukan melalui berbagai tingkat pembicaraan. Tingkat-tingkat pembicaraan ini dilakukan dalam rapat komisi atau panitia atau alat kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang khusus menangani dibidang legislasi dan rapat paripurna. Rancangan Peraturan Daerah dapat ditarik kembali sebelum dibahas bersama-sama oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Gubernur atau Bupati atau Walikota, rancangan tersebut dapat ditarik kembali berdasarkan persetujuan bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Gubernur atau Bupati atau Walikota disampaikan oleh pimpinan daerah kepada Gubernur atau Bupati atau Walikota untuk ditetapkan menjadi Peraturan Daerah. Penyampaian Rancangan Peraturan Daerah dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 7 tujuh hari terhitung sejak tanggal persetujuan bersama. Rancangan Peraturan tersebut diatas ditetapkan oleh Gubernur atau Bupati atau Walikota dengan membubuhkan tandatangan dalam jangka waktu paling lambat 30 tiga puluh hari sejak Rancangan Peraturan Daerah tersebut disetujui bersama oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Gubernur atau Bupati atau Walikota. Dalam hal Rancangan Peraturan Daerah tidak ditandatangani oleh Gubernur atau Bupati atau Walikota commit to users dalam waktu 30 tiga puluh hari sejak Rancangan Peraturan Daerah tersebut disetujui bersama, maka Rancangan Peraturan Daerah tersebut sah menjadi Peraturan Daerah dan wajib diundangkan. Peraturan perundangan tingkat daerah adalah peraturan perundang- undangan yang dibentuk oleh Pemerintah Daerah atau salah satu unsur Pemerintah Daerah yang berwenang membuat peraturan perundang- undangan tingkat daerah. Peraturan perundang-undangan tingat daerah secara luas mencakup peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh satuan Pemerintah Pusat yang berlaku untuk daerah atau wilayah tertentu. Menurut Pasal 136 Ayat 3 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, Peraturan Daerah dibentuk dalam rangka penyelenggaraan otonomi, tugas pembantuan dan merupakan penjabaran lebih lanjut dari peraturan yang lebih tinggi dengan memperhatikan ciri khas masing-masing daerah.

7. Legislasi Daerah dalam Penyusunan Peraturan Daerah