tubuh. Dari pengamatan yang dilakukan perilaku yang paling dominan burung B. ibis
adalah Berdiri sambil mengeluarkan suara indah sekitar 25 atau 600 menit dalam sehari. Perilaku yang paling rendah aktifitasnya yaitu Mengayunkan tubuh
untuk kembali ke posisi semula sekitar 10. Mengeluarkan suara sering dilakukan B. ibis karena untuk menarik perhatian si betina. Persentase perilaku
mengundang pasangan dapat dilihat pada grafik 4.1.3.1.
4.1.3.1 Grafik Persentase Perilaku Mengundang Pasangan Keterangan:
A: Berdiri tegak sambil mengeluarkan suara indah B: Menegakkan dan membentuk kipas dengan plumae scapulanya
C: Mengayunkan tubuh D: Membuka salah satu sayapnya
E: Menelisik atau menarik-narik bulu primer F: leher dan kepala ditegakkan
G: Merendahkan tubuh dengan menekuk kaki H: Mengayunkan tubuh untuk kembali ke posisi semula
Secara umum perilaku pengundangan pasangan semua jenis Kuntul hampirsama salah satunya perilaku pengundangan pasangan pada B. ibis. Menurut
Rukmi 2002, Burung-burung jantan yang siap untuk berbiak akan menentukan teritori terlebih dahulu, yang kemudian digunakan sebagai tempat atraksi
display. Jantan berdiri tegak, menegakkan dan membentuk kipas dengan plumae scapularnya, kemudian mengayun-ayunkan tubuh. Dilanjutkan dengan membuka
salah satu sayap, menyentuh, menelisik atau menarik-narik bulu sayap primer. Setelah itu biasanya diikuti dengan stretch display leher dan kepala ditegakkan
5 10
15 20
25 30
A B
C D
E F
G H
Pers en
tas e
Aktivitas
dengan gerakan menusuk vertikal, merendahkan tubuh dengan menekuk kaki tetapi leher dan kepala tetap vertikal, tubuh sedikit diayun untuk kemudian
kembali ke posisi semula. Adapun Bubulcus betina yang menolak dijadikan pasangan oleh Bubulcus jantan karena Bubulcus betina tidak tertarik dengan ritual
pengundangan pasangan yang dibuat oleh Bubulcus jantan. Bubulcus betina yang menolak Bubulcus jantan akan pergi meninggalkan jantan saat ritual
pengundangan pasangan berlangsung setengah ritual. Menurut Korlandt 1995 dalam Jumilawaty 2002, Courtship
percumbuan dan pembentukan pasangan dimulai dengan mempertunjukkan gerakan
–gerakan mengundang pasangannya oleh jantan berupa gerakan sayap yang teratur wing-waving. Selanjutnya betina akan memilih untuk menerima
atau menolak jantan berdasarkan tarian yang dipertunjukannya, karena setiap gerakan yang ditunjukkan oleh jantan memiliki arti khusus yang dimengerti dan
dikenal oleh betina. Bubulcus
jantan yang sudah menemukan pasangan akan membawa pasangannya ke sarang setengah jadi yang dibuat oleh dirinya sebelum
mengundang pasangan untuk meneruskan pembuatan sarang sampai jadi. Pembangunan sarang dilakukan dengan berdiri dan menggunakan ujung paruh.
Sarang berguna untuk tempat berlindung pasangan Bubulcus ibis dan anaknya kelak. Jantan dan betina bersama menata ranting-ranting pohon menjadi sebuah
sarang. Sarang yang dibangun oleh pasangan Bubulcus ibis dibuat senyaman mungkin untuk menampung telur dan calon anakan. Proses pembangunan sarang
dilakukan seperti pada gambar 4.
Gambar 4. Sepasang B. ibis yang sedang meneruskan membangun sarang setengah jadi di Kawasan Hutan Mangrove Desa Tanjung Rejo.
Menurut Hoyo et al., 1992 dalam Jumilawaty 2002, jantan akan mencari tempat yang sesuai untuk membangun sarang yang akan digunakan selama musim
berbiak dan akan melakukan display untuk mengundang pasangannya wing- waving
. Pembentukan pasangan sebagai hubungan mutual resiprokal antara dua
heteroseksual, matang secara seksual, mengurangi keagresifan antar individu dan meningkatkan interaksi seksual. Pembentukan pasangan memiliki sarana melalui
pertukaran sinyal diantara dua individu yang berpotensi untuk berkembang biak Welty 1982 dan Faaborg 1988 dalam Rukmi, 2002.
Menurut Rukmi 2002, pasangan yang terbentuk membutuhkan sarang untuk meletakkan telurnya. Kedua individu pasangan sama-sama berada di
tempat sarang akan dibangun. Diasumsikan bahwa jantanlah yang mencari bahan sarang dan mengoperkannya pada betina dari paruh ke paruh. Setelah itu jantan
akan pergi lagi, terkadang setelah berdiri beberapa saat. Bahan sarang biasa berupa ranting yang segar baru dipatahkan maupun ranting dari sarang lain yang
ditinggalkan. Terdapat gerakan yang meyerupai snap display dalam proses pencairan bahan sarang. Dalam satu hari jantan biasa pulang-pergi beberapa kali.
Terkadang betina juga mencari bahan sarang sendiri yang terletak tidak jauh dari
sarang. 4.1.4 Perilaku Kawin
Setelah terbentuk pasangan dilanjutkan dengan perilaku kawin, perilaku kawin terjadi setelah dua individu B. ibis berbeda jenis kelamin menjadi pasangan yang
bertujuan untuk mendapatkan keturunan yang fertil dan menjadi genarasi penerus B. ibis
. Perilaku kawin dimulai dari tatap-tatapan wajah antara jantan dan betina selama 5 menit kemudian melakukan percumbuan dengan cara bersentuhan antara
paruh B. ibis jantan dan B. ibis betina selama 3 menit. Saat bercumbu jantan lebih agresif dibandingkan betina. Setelah itu jantan melihat sekeliling yang dilakukan
dengan melihat ke kanan dan ke kiri untuk memastikan tidak ada musuh yang mengganggu proses kawin, kemudian jantan menaiki punggung betina dari arah
belakang sambil menggigit kepala betina dan mengepak-ngepakkan sayap selama 45 detik. Sesaat menaiki betina, jantan menempelkan kloakanya ke kloaka betina
selama 10 detik sambil menggoyang-goyangkan badan secara cepat.
Hasil analisis deskriptif terhadap perilaku kawin Bubulcus ibis terdiri dari 1 Melihat satu sama lain, 2 Bercumbu, 3 Jantan menaiki punggung betina, 4
Melihat sekeliling, 5 Jantan menggoyangkan badan sambil mengepakkan sayap, 6 Menempelkan kloaka jantan ke kloaka betina. Dari pengamatan yang dilakukan
perilaku yang paling dominan adalah jantan menggoyangkan badan sambil mengepakkan sayap sekitar 34 dan perilaku yang paling rendah adalah
menempelkan kloaka jantan ke kloaka betina sekitar 8. Persentase perilaku kawin dapat dilihat pada Grafik 4.1.4.1
4.1.4.1 Grafik Persentase Perilaku Kawin