Pengantar Pembahasan ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT KOTA YOGYAKARTA

71

BAB III ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT KOTA YOGYAKARTA

TERHADAP SABDA RAJA SRI SULTAN HAMENGKU BUWONO KE-X DALAM KONFLIK INTERNAL

A. Pengantar Pembahasan

Seperti yang telah penulis sampaikan di pembahasan sebelumnya bahwa Peraturan Daerah Istimewa No. 2 Tahun 2015 tentang tata cara pengisian jabatan, kedudukan, tugas dan wewenang Gubernur dan Wakil Gubernur. Adapun Kewenangan dalam urusan Keistimewaan yang meliputi dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta dinyatakan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta, selanjutnya di sebut DIY, adalah daerah provinsi yang mempunyai keistimewaan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Keistimewaan adalah Keistimewaan kedudukan hukum yang dimiliki oleh DIY berdasarkan sejarah dan hak asal-usul menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 untuk mengatur dan mengurus kewenangan istimewa. Kewenangan istimewa adalah wewenang tambahan tertentu yang dimiliki DIY selain wewenang sebagaimana yang ditentukan dalam undang-undang tentang pemerintahan daerah. 72 Dalam pembahasan ini penulis akan memaparkan mengenai persepsi masyarakat Kota Yogyakarta terhadap sabdaraja Hamengku Buwono ke-X dalam konflik internal kraton. Penelitian dilakukan dalam bentuk wawancara dan dokumentasi. Penulis akan memaparkan dan menjelaskan permasalahan dalam bab ini adalah bermacam-macam persepsi masyarakat Kota Yogyakarta diberbagai individu. Sehingga munculnya persepsi di setiap orang bervariasi. Adapun yang penulis golongkan dari setiap individu perorangan dalam suatu masyarakat adalah masyarakat pro, masyarakat kontra dan masyarakat netral. Sebagai berikut : 1. Persepsi masyarakat Kota Yogyakarta terhadap Sabdaraja Hamengku Buwono Ke-X dalam konflik internal Kraton :  Persepsi Masyarakat Pro Sabdaraja Sri Sultan Hamengku Buwono Ke-X  Persepsi Masyarakat Kontra Sabdaraja Sri Sultan Hamengku Buwono Ke-X  Persepsi Masyarakat Netral Sabdaraja Sri Sultan Hamengku Buwono Ke-X 2. Persepsi masyarakat terhadap adanya pelanggaran Undang-Undang Keistimewaan No 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan dan Peraturan Daerah Istimewa Nomor 2 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pengisian Jabatan, Pelantikan, Kedudukan, Tugas, dan Wewenang Gubernur dan Wakil Gubernur :  Persepsi Masyarakat Pro Sabdaraja Sri Sultan Hamengku Buwono Ke-X 73  Persepsi Masyarakat Kontra Sabdaraja Sri Sultan Hamengku Buwono Ke-X