PENUTUP ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT KOTA YOGYAKARTA TERHADAP SABDA RAJA SRI SULTAN HAMENGKU BUWONO KE-X DALAM KONFLIK INTERNAL KERATON

Dalam Kawasan Internal Keraton .............................................. 120 3. Persepsi Masyarakat Netral Terhadap Transparansi Dalam Kawasan Internal Keraton .............................................. 123

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………………… 129 B. Saran …………………………………………………………….. 131 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PERTANYAAN LAMPIRAN 1. FOTO 2. PERATURAN DAERAH ISTIMEWA NOMOR 2 TAHUN 2015 3. LAIN-LAINNYA. DAFTAR PERTANYAAN Daftar pertanyaan kepada masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta No Pertanyaan Persepsi masyarakat Kota Yogyakarta terhadap Sabdaraja Hamengku Buwono Ke-X dalam konflik internal Kraton. 1 Bagaimana pendapat anda terkait dengan keluarnya Sabdaraja Sultan Hamengku Buwono X ? 2 Bagaimana pendapat anda apabila seorang perempuan menjadi pemimpin di DIY ? 3 Apa harapan anda untuk DIY ke depan ? Persepsi Masyarakat Terhadap Peraturan Daerah Istimewa Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Pengisian Jabatan, Pelantikan, Kedudukan, Tugas, dan Wewenang Gubernur dan Wakil Gubernur. 4 Bagaimana pendapat anda terkait penetapan Sultan sebagai Gubernur DIY ? 5 Bagaimana pendapat anda masa jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur tidak terikat dengan undang-undang pemerintah daerah ? 6 Bagaimana pendapat anda calon Gubernur adalah yang bertakhta sebagai Sultan Hamengku Buwono untuk calon Gubernur dan bertakhta sebagai Adipati Paku Alam untuk Calon Wakil Gubernur ? Persepsi masyarakat terhadap Gubernur yang merupakan jabatan Kesultanan Ngayogyakarta, dimana masyarakat berhak transparansi pengangkatan Sri Sultan Hamengku Buwono yang akan menjadi Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. 7 Bagaimana Pendapat anda apakah masyarakat perlu mengetahui transparasi suksesi kepemimpinan di Keraton Yogyakarta ? ii HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan Judul: ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT KOTA YOGYAKARTA TERHADAP SABDA RAJA SRI SULTAN HAMENGKU BUWONO KE-X DALAM KONFLIK INTERNAL KERATON Oleh: La Ode Alimin 20120520233 Telah Dipertahankan dan Disahkan di Depan Tim Penguji Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Unversitas Muhammadiyah Yogyakarta Pada: HariTanggal : Jum’at, 26 Agustus 2016 Tempat : Ruang Sidang Fisipol Jam : 11.00-11.45 WIB SUSUNAN TIM PENGUJI KETUA Eko Priyo Purnomo, Ph.D PENGUJI I PENGUJI II Drs. Juhari Sasmita Aji, M.Si Dr. Inu Kencana Syafiie, M.Si Mengetahui Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan Dr. Titin Purwaningsih, S.IP., M.Si xv SINOPSIS Yogyakarta merupakan daerah yang mempunyai pemerintahan sendiri atau disebut Zelfbestuur landschappenDaerah Swapraja, yaitu Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman. Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat didirikan oleh Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sultan Hamengku Buwono I, sedangkan Kadipaten Pakualaman didirikan oleh Pangeran Notokusumo saudara Sultan Hamengku Buwono II yang bergelar Adipati Paku Alam I. Latar Belakang dari penelitian ini secara garis besar adalah merespon Persepsi Masyarakat Kota Yogyakarta Terhadap Sabda Raja Sri Sultan Hamengku Buwono Ke-X Dalam Konflik Internal Keraton, mengenai pengangkatan GKR. Pembayun menjadi Puteri Mahkota Kerajaan Ngayogyakarta Hadiningrat oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X. Dalam hal ini telah menjadi suatu polemik yang terjadi diberbagai kalangan masyarakat Yogyakarta sehingga menimbulkan masyarakat pro, kotra dan netral. Rumus masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Persepsi masyarakat Kota Yogyakarta terhadap Sabdaraja Hamengku Buwono Ke-X dalam konflik internal Kraton. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui persepsi masyarakat Kota Yogyakarta terhadap Sabdaraja Hamengku Buwono Ke-X dalam konflik internal Kraton. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode deskriptif kualitatif, tehnik-tehnik pengumpulan data yang digunakan dokumentasi, buku- buku dan wawancara. Adapun bertujuan untuk menggambarkan, meringkas, berbagai kondisi, sebagai situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada dalam masyarakat yang menjadi objek penelitian dan berupaya menarik realitas itu kepermukaan sebagai suatu ciri, karakter, model, tanda, atau gambar tentang situasi dan fenomena tertentu. Hasil penelitian menunjukan bahwa pembahasan mengenai Persepsi Masyarakat Kota Yogyakarta Terhadap Sabda Raja Sri Sultan Hamengku Buwono Ke-X Dalam Konflik Internal Keraton. Hasilnya adalah kalangan masyarakat terbagi menjadi tiga kalangan, yaitu kalangan masyarakat pro tehadap polemik sabda raja, kalangan masyarakat kontra tehadap polemik sabda raja, dan kalangan masyarakat netral tehadap polemik sabda raja. Polemik yang terjadi di kalangan masyarakat dipengaruhi oleh berbagai hal, diantaranya adalah tangapan masyarakat yang berbeda-beda terhadap keluarnya sabda raja Hamengku Buwono X. Saran persepsi masyarakat kota Yogyakarta terhadap sabda raja Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam konflik internal keraton. Masyarakat pro, kontra dan netral tidak boleh terprovokasi dengan munculnya sabda raja yang dikeluarkan Sri Sultan Hamengku Buwono agar tidak terjadi konflik antar masyarakat kota Yogyakarta. 1

BAB I PENDAHULUAN