Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pendapatan Pedagang Kaki

TR = Penerimaan Total P = Harga Barang Per Unit Q = Jumlah Barang yang Terjual Dari hasil penjualan barang dagangannya dapat diketahui besaran pendapatan PKL sebesar TR. Pengukuran besar kecilnya pendapatan PKL sesuai persamaan diatas berdasarkan jumlah barang yang terjual nantinya.

F. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pendapatan Pedagang Kaki

Lima. Pada bagian ini menjelaskan tentang pengaruh variabel independen modal awal, jumlah karyawan, tingkat pendidikan, lama usaha dan lama jam kerja terhadap pendapatan pedagang kaki lima adalah sebagai berikut : 1. Modal awal. Modal awal merupakan salah satu elemen yang penting yang harus mendapat perhatian oleh pihak manajemen perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya. Sutrisno dalam Dewi, Setyawina dan Indrajaya, 2012 menyatakan bahwa Modal awal adalah dana yang diperlukan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan sehari-hari, seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah buruh, membayar hutang dan pembayaran lainnya. Menurut Kasmrin 2007, bahwa Modal awal merupakan faktor penting dalam kegiatan usaha. Semakin besar modal awal, maka semakin luas kesempatan untuk mengembangkan usaha. Modal awal terdiri dari modal sendiri dan modal bukan milik sendiri yang biasanya berupa pinjaman. Modal awal tersebut digunakan untuk membiayai kegiatan usahanya sehari-hari, seperti pembelian barang dagangan, pembayaran tenaga kerja dan pesediaan barang dagangannya. Beberapa penelitian terdahulu terhadap sektor informal menunjukkan terdapat keterkaitan langsung antara modal awal dengan tingkat pendapatan. 2. Jumlah karyawan. Jumlah karyawan adalah banyaknya orang yang melakukan bekerja di warung tersebut. Jumlah karyawan merupakan faktor yang menunjang kelangsungan hidup perusahaan, karena produktivitas usaha sangat ditentukan oleh jumlah karyawan yang ada Imron dan Widodo 2008, sedangkan menurut Soetomo dalam Nurani, 2010 jumlah karyawan adalah seseorang yang mampu melakukan pekerjaan baik didalam maupun diluar hubungan kerja untuk menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Menurut Imoron dan Widodo 2008, bahwa jumlah karyawan merupakan faktor yang penting dalam kegiatan produksi dan melayani pembeli, semakin banyak jumlah karyawan maka akan meningkatkan kualitas pelayanan kepada pembeli sehinga pembeli akan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan dan pelanggan akan semakin banyak sehinga akan meningkatkan pendapatan. 3. Tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan yaitu jenjang pendidikan formal tertinggi yang pernah dijalani oleh responden tidak termasuk kursus-kursus. Tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang diduga akan mempengaruhi pendapatan yang diterimanya dalam bekerja, pendidikan memberikan pengetahuan bukan hanya dalam pelaksanaan kerja, tetapi juga landasan untuk mengembangkan diri dalam memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada disekitar demi kelancaran pekerjaan Artianto, 2010. Menurut Fernando 2016, bahwa tingkat pendidikan merupakan hal terpenting dalam hidup seseorang, dengan pendidikan seseorang yang berusia produktif dapat berkompetisi dalam pasar kerja. Semakin tinggi pendidikan semakin banyak pengetahuan, pemahaman serta wawasan yang luas sehinga menambah pendapatan pedagang. 4. Lama usaha. Menurut pendapat Woodworth dan Marquis dalam Nurani, 2010, dalam hal lama usaha ternyata tidak hanya menyangkutjumlah masa kerja saja tapi juga perlu diperhitungkan jenis pekerjaan yang pernah dihadapinya. Sejalan dengan bertambahnya pengalaman kerja maka akan bertambah pula pengetahuan dan keterampilan seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya, karena pengusaaan situasi dan kondisi dalam menghadapi calon pelanggan yang bervariasi semakin baik. Menurut Patty dan Rita 2010, menyatakan bahwa lama usaha adalah jangka waktu pengusaha dalam menjalankan usahanya atau masa kerja seseorang dalam menekuni suatu bidang pekerjaan. Sedangkan menurut pendapat Priyandika 2015, lama usaha adalah lamanya seorang pelaku usaha atau bisnis menekuni bidang usahanya. lama usaha sebagai lamanya seorang pelaku bisnis menekuni bidang usahanya. Sehingga definisi lama usaha dalam penelitian ini adalah jangka waktu atau lamanya waktu seorang PKL dalam menjalankan usahanya sejak mulai dijalankan usahanya . Menurut Priyandika 2015, bahwa lamanya suatu usaha dapat menimbulkan pengalaman berusaha, dimana pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan seseorang dalam bertingkah laku. Lama usaha akan mempengaruhi produktivitasnya kemampuan profesionalnya atau keahliannya, sehingga akan menambah efisiensi dan mampu menekan biaya produksi lebih kecil dari pada hasil penjualan. Semakin lama menekuni bidang usaha perdagangan maka akan meningkatkan pengetahuan tentang selera ataupun perilaku konsumen dan pendapatan. 5. Lama jam kerja. Secara umum lama jam kerja menunjukkan rata-rata jumlah jam kerja dalam satu hari dan diukur dalam jam. Menurut Nasir dalam Patty dan Rita, 2010, menyatakan bahwa lama jam kerja adalah jumlah atau lamanya waktu yang dipergunakan oleh pedagang kaki lima untuk berdagang atau membuka usaha mereka untuk melayani konsumen setiap harinya. Dengan demikian, yang dimaksud dengan jam kerja dalam penelitian ini adalah waktu yang digunakan oleh pedagang kaki lima untuk melakukan aktivitas operasional usahanya dalam satu hari kerja. Menurut McGee dan Yeung dalam Witjajanti, 2009, menyatakan bahwa pola aktivitas PKL menyesuaikan dari ciri kehidupan masyarakat sehari-hari. Dimana perilaku kegiatan cenderung sejalan, walaupun pada saat tertentu kaitan aktivitas keduanya lemah atau tidak ada hubungan langsung antara keduanya. Menurut Fernando 2016, bahwa lama jam kerja merupakan lamanya waktu untuk menjalankan suatu usaha. Semakin lama pedagang kaki lima menjajakan barang dagangannya maka akan semakin banyak kesempatan untuk menjual barang dagangannya dan secara tidak langsung akan membuka peluang untuk menambah pendapatan.

G. Peran Pedagang Kaki Lima Terhadap Pembangunan Ekonomi.

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENINGKATAN PENDAPATAN PADA USAHA MIKRO (PEDAGANG KAKI LIMA DI ALUN - ALUN BESUKI KABUPATEN SITUBONDO

1 22 119

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENINGKATAN PENDAPATAN PADA USAHA MIKRO (PEDAGANG KAKI LIMA DI ALUN - ALUN BESUKI KABUPATEN SITUBONDO)

0 8 7

Analisis Faktor - Faktor Yang Memengaruh Peningkatan Pendapatan Pada Usaha Mikro (Pedagang Kaki Lima Di Alun - Alun Besuki Kabupaten Situbondo)

1 10 121

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PEDAGANG KAKI LIMA Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Kaki Lima (Studi Di Seputar Alun-Alun Kabupaten Klaten).

0 2 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PEDAGANG KAKI LIMA Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Kaki Lima (Studi Di Seputar Alun-Alun Kabupaten Klaten).

3 14 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS PEDAGANG KAKI LIMA DI ALUN -ALUN SATYA Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Pedagang Kaki Lima Di Alun-Alun Satya Negara Sukoharjo.

0 0 13

PENDAHULUAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Pedagang Kaki Lima Di Alun-Alun Satya Negara Sukoharjo.

0 0 5

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS PEDAGANG KAKI LIMA DI ALUN -ALUN SATYA Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Pedagang Kaki Lima Di Alun-Alun Satya Negara Sukoharjo.

0 1 19

Analisis Kondisi Sosial Ekonomi, Kendala dan Peluang Usaha Pedagang Kaki Lima: Studi pada Pedagang Kaki Lima di Seputar Alun-Alun Kabupaten Klaten

4 31 16

DI KABUPATEN SUKOHARJO( Kasus Pada Paguyuban Pedagang Kaki Lima Alun-Alun Sukoharjo)

0 2 70