Seri Pedoman Tata Laksana Penyakit Kerja Akibat Kerja Bagi Petugas Kesehatan : Penyakit Akibat Kerja Karena Pejanan Logam Berat

Katalog DalamTerbitan. Kementerian Kesehatan RI

613.62
Ind

s

Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat
Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Seri pedoman tatalaksana penyakit kerja akibat kerja
bagi petugas kesehatan : Penyakit akibat
kerja karena pejanan logam berat.-Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 2012
ISBN 978-602-235-214-3
1. Judul
I. OCCUPATIONAL DISEASES
II. OCCUPATIONAL HEALTH SERVICES
III. INDUSTRIAL HYGIENE
IV. OCCUPATIONAL
SAFETY

613.62  


Ind
S

SERf
PEDOMAN TATALAKSANA PENYAKIT AKIBAT KERJA
BAGI PETUGAS KESEHATAN

PENYAKIT AKIBAT KERJA
KARENA PAJANAN LOGAM BERAT

DIREKTORAT BINA KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA  
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA  

2012

ii  

SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL BINA GIZI DAN KIA


Pekerja memegang peranan yang sangal pen ling dalam pembangunan bangsa
karena jumlahnya yang sangal besar, berperan dalam mengembangkan
pembangunan perekonomian negara, dan merupakan lulang punggung ekonomi
keluarga. Bila pekerja sehal dan produklif, ekonomi keluarga meningkal dan
berdampak pada ekonomi pembangunan bangsa serta angka kemiskinan dapal
diturunkan yang secara otomatis angka IMR dan MMR dapat dilurunkan dan
status gizi dapat ditingkatkan .
Dalam perkembangan induslrialisasi dan leknologi, makin banyak bahan dan alai
yang digunakan mempunyai ri siko lerhadap kesehalan pekerja. Pekerja dapal
lerkena penyakil baik penyakil menular yang saal ini masih linggi juga penyakil
lidak menular lermasuk penyakil yang disebabkan oleh pekerjaan dan
lingkungan di lempal kerja.
Penyakil akibal kerja ini sangal berpengaruh lerhadap produklivilas pekerja dan
bila lidak dilangani secara baik akan menyebabkan kecacalan seumur hidup
bahkan kemalian. Oleh karena ilu yang penling adalah deleksi dini penyaki!.
Unluk ilu deleksi diperlukan kemampuan yang cukup dari
dokler dalam
diagnosis dini dan penanganan yang lepa!.
Saya menyambul baik adanya pedoman ini, semoga bermanfaal bagi dokler di

pelayanan kesehalan dasar dalam memberikan pelayanan kesehalan.

Direktur Jenderal Bina Gizi dan KIA

DR.dr. H. Siamet Riyadi Yuwono, DTM&H , MARS

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kila panjalkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena alas limpahan
rahmal dan karuniaNya buku Pedoman Talalaksana Penyakil Akibal Kerja ini
dapal diselesaikan .
Perkembangan induslri saal ini saral akan leknologi yang selain berdampak
posilif dari segi ekonomi namun juga dapal menimbulkan dampak buruk bagi
kesehalan .
Dokler di fasililas kesehalan dasar sangal berperan unluk mencegah limbulnya
penyakil dan kecacalan akibal kerja dengan melakukan deleksi dini dan
penanganan yang lepa!.
Seri Pedoman Talalaksana Penyakil Akibal Kerja ini, diharapkan

memberikan informasi yang cukup bagi pelugas kesehalan, dan
membanlu dalam mengembangkan program .

dapal
dapal

Terimakasih kami sampaikan kepada PERDOKI yang lelah berperan dalam
penyusunan pedoman ini. Terima kasih juga kepada semua pihak yang
membanlu.
Kami menyadari pedoman ini lenlu masih jauh dari sempurna. Oleh karena ilu
kami sangal mengharapkan saran dan masukan unluk perbaikan dan
penyempurnaan dimasa mendalang .
Akhir kala, kami berharap semoga pedoman ini dapal bermanfaal bagi pelugas
kesehalan khususnya dokler di fasilitas kesehalan dasar seperti puskesmas,
klinik perusahaan , rumah sakil dan fasililas kesehatan lainnya maupun bagi
inslansi lerkai!.

Jakarta, Juni 2012
Direktur Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga


dr. Kuwat Sri Hudoyo, MS

iv

TIM PENYUSUN

1. Dr. dr. Fikry Effendi , MS , SpOk
2. dr. Erna Tresnaningsih , MOH, PhD, SpOk
3. DR . dr. Astrid W Sulistomo , MPH , SpOk

4. dr. Suryo Wibowo , MKK, SpOk
5. dr. Kuwat Sri Hudoyo, MS
6. dr. Dina Dariana , MKK
7. dr. Bambang Setia
8. dr. Guntur Argana , MKes
9. drg Sarah Ifke Pasolang
10. dr. Fida Dewi Ambar Sari
11 . Syahrul Efendi , SKM , MKKK

v


DAFTAR 151
. ... . i  

KATA SAMBUTAN .......... . .
KAT A PENGANTAR

....... ii  
..... iii

TIM PENYUSUN
DAFTAR lSi ................. .... .. .. .

.. ..... . ... .... ...... ...... iv  

BABI.PENDAHUlUAN
A. lATAR BElAKANG ....... .. .. .... ..  
B. TUJUAN ..... .. ... .. .. ...... ... .. .. ..  
C . SASARAN ...... ... . . . ..... .. .. . .  
D. RUANG LlNGKUP .

BAB II. TATAlAKSANA PENYAKIT AKIBAT PAJANAN lOGAM
A. PENYAKIT AKIBAT PAJANAN ALUMINIUM .... .. ...... . ..  
B. PENYAKIT AKIBAT PAJANAN ARSEN .............. .. .. ..  
C . PENYAKIT AKIBAT PAJANAN BERllLiUM .
D. PENYAKIT AKIBAT PAJANAN CADMIUM ............ .... .  
E. PENYAKIT AKIBAT PAJANAN CHROM
F. PENYAKIT AKIBAT PAJANAN COBALT
G . PENYAKIT AKIBAT PAJANAN CUPRUM ..... ... .... .. .... .
H. PENYAKIT AKIBAT PAJANAN MANGAN
I.

PENYAKIT AKIBAT PAJANAN MERKURI

J.

PENYAKIT AKIBAT PAJANAN NIKEl ... ... .....

K. PENYAKIT AKIBAT PAJANAN TIMBAl
BAB III. PENUTUP .
DAFTAR PUSTAKA ...... .. .. .. .. .


vi

..

BABI
PENDAHULUAN
A.

LATAR BELAKANG
Logam secara alami terdapat di alam dan digunakan sebagai bahan baku
berbagai jenis industri yang memproduksi berbagai kebutuhan manusia.
Benda yang berasal dari logam ban yak digunakan dalam kehidupan seharihari antara lain untuk alat perlengkapan rumah tangga, memberi warna
terang pada perkakas, sebagai pelarut emas, dan lain-lain .
Dengan meningkatnya industrialisasi dimana banyak yang menggunakan
unsur logam sebagai bahan baku, meningkatkan risiko terjadinya
pencemaran lingkungan yang berdampak terhadap kesehatan baik pada
manusia, hewan, tanaman. Selain itu pekerja yang bekerja menggunakan
logam atau memprodukSi logam sangat berisiko terjadinya gangguan
kesehatan akibat logam tersebut.

Efek toksik dari logam berat dapat menghalangi kerja enzim yang berakibat
mengganggu metabolisme tubuh, menyebabkan alergi , bersifat mutagen,
teratogen atau karsinogen baik bagi manusia maupun hewan. Dengan
banyaknya masalah kesehatan akibat logam ini, dokter perlu mengetahui
lebih lanjut tentang gejala-gejala yang timbul akibat logam ini dan
penatalaksanaannya sehingga mengurangi kejadian kecacatan atau
kematian.
Pada pedoman ini hanya akan dibahas beberapa penyakit akibat logam
yang paling ban yak digunakan di Indonesia seperti Aluminium (AI), Arsen
(As). Berillium (Be), Cadmium (Cd), Chrom (Cr), Cobalt (Co) . Mangan (Mn),
Merkuri (Hg), Nikel (Ni), Timbal (Pb).

B.   TUJUAN
Sebagai bahan acuan bagi dokter dalam tatalaksana penyakit akibat pajanan
logam di tempat kerja.

C. SASARAN
Dokter di fasilitas pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier.
D.   RUANG LlNGKUP
Ruang lingkup tatalaksana penyakit akibat pajanan logam berat di tempat

kerja meliputi pengenalan pajanan , faktor risiko . dan penataksanaan serta
pencegahan.

BAB II
TATALAKSANA PENYAKIT AKIBAT PAJANAN LOGAM

Tatalaksana penyakit akibat kerja meliputi diagnosis, penatalaksanaannya dan
upaya pencegahan.
Dalam mendiagnosis mengikuti 7 (tujuh) langkah diagnosis sebagai berikut :
Langkah 1 : Penegakkan diagnosis klinis
Langkah 2 : Identifikasi pajanan di lingkungan kerja
Langkah 3 : Hubungan antara diagnosis dengan pajanan di tempat kerja
Langkah 4 : Menentukan apakah dosis pajanan sudah mencukupi untuk
terjadinya penyakit akibat kerja
Langkah 5 : Faktor individu yang berperan
Langkah 6 : Faktor diluar lingkungan kerja
Langkah 7 : Penentuan diagnosis okupasi

Penyakit akibat pajanan logam antara lain:
A.   PENYAKIT AKIBAT PAJANAN ALUMINIUM (ICD 10, J63.0)

1.   Pengenalan logam aluminium (AI)
Logam ringan berwarna putih keperakan, bergumpal atau berbutir dengan
berbagai ukuran, tidak larut dalam air dan pelarut organik, sukar larut
dalam asam mineral dan asam anorganik . Masuk ke dalam tubuh melalui
inhalasi dari aerosol dan debu. Penggunaan paling banyak untuk kaleng
minuman, peralatan masak, pesawat terbang, pembungkus makanan,
perabotan rumah tangga dan lain-lain .

Gambar 1. Aluminium

2. Faktor risiko
Pekerja yang sering minum obat antasida yang mengandung Aluminium
(AIOH)

2

3.  Pekerjaan yang berisiko terpajan Aluminium
- Pekerja pada produksi makanan/minuman kaleng
- Pekerja pada produksi peralatan/perabotan rumah tangga berbahan
dasar aluminium (panci, wajan)  
- Pekerja keramik  
- Pekerja pada produksi barang elektronik  
- Pekerja pembuatan kembang api  
- Pekerja pembuatan Aluminium loil (pembungkus makanan)  
- Pekerja pada perakitan pesawat terbang  
4. Tatalaksana
a.   Efek terhadap kesehatan
- Terpajan dalam jumlah besar debu/uap aluminium akan
menyebabkan gangguan saluran pernalasan berupa batuk dan
sesak. Pad a pajanan lama dapat menimbulkan librosis paru .
Pad a kadar linggi menyebabkan kerusakan ringan pad a kulit dan
selaput mukosa (iritasi), menyebabkan rasa lidak enak pad a mata
(iritasi secara mekanik) dan telinga .
-  Menyebabkan gangguan lungsi motorik
Pemaparan jangka panjang dapat menyebabkan Osteomalacia
- Mempercepat timbulnya penyakit Alzheimer
Kanker: paru dan kandung kemih (masa laten >20 Tahun)
b.   Diagnosis
Anamnesis dan gejala yang timbul serta
berhubungan dengan pajanan Aluminium
Pemeriksaan Penunjang :
- Pemeriksaan Fungsi paru
- Foto Thorax (Fibrosis Interstitial Nodular)
c.   Penatalaksanaan
Khelasi dengan desferrioxamine
gangguan lungsi ginjal
Hemodialisis
-  Suplementasi dengan asam lolat

riwayat

pekerjaan

(DFO), hali-hali apabila ada

d .   Prognosis  
Prognosis baik apabila diagnosis dilakukan lebih dini  
5.  Pencegahan
Menggunakan alat pelindung diri seperti masker dengan cartridge yang
sesuai  
Pemeriksaan kesehatan secara berkala  
Perbaikan lingkungan kerja  

3

B.   PENYAKIT AKIBAT PAJANAN ARSEN (As) (ICD 10,
1. Pengenalan logam Arsen (As)
Arsen (As) adalah suatu metaloid berkilau seperti perak, tidak berbau ,
tidak memiliki rasa , jika dipanaskan akan menyublim tanpa meleleh . As
merupakan senyawa alami sebagai bag ian dari tanah, air dan batuan,
terdapat dalam biji besi dan batubara, tersebar luas dialam dalam
jumlah sedikit.
- Arsen elementar murni relatif tidak toksik. Kebanyakan bentuk yang
digunakan dalam industri adalah arsen trioksida dan arsen penta
oksida.
- Arsen masuk kedalam tubuh melalui per oral dari makanan atau
minuman yang terkontaminasi As, dan lewat pernafasan yang berasal
dari debu atau asap , kontak dengan kulit, kontak dengan mata.
- Kebanyakan kasus keracunan akut dan kronik disebabkan oleh Arsen
trioksida.
Arsen
juga
potensial
bersifat
karsinogenik
dan
kokarsinogenik .
Arsen dalam tubuh mahluk hidup, baik hewan maupun tanaman
bergabung dengan hidrogen membentuk arsen organik. Senyawa
arsen organik seperti arsenobetaine ditemukan pada seafood dan tidak
toksik
Arsen diekskresi melalui kemih dan sedikit melalui feses . Ekskresi
arsen minimum terjadi dalam 6 jam pertama, 25% dalam 24 jam dan
75% dalam 7 hari setelah pajanan.
- Arsen tidak berasa, tidak berwarna, dan tidak berbau sehingga mudah
dicampurkan pada makanan atau minuman tanpa dicurigai adanya
arsen.
- Gejala keracunan sangat umum dan tidak spesifik seperti muntaber.
- Arsen mudah diperoleh dalam berbagai bentuk, seperti pestisida ,
racun tikus, racun semut, herbisida, dan obat-obatan homeopati.

Gambar 2. Arsen (As)

2. Faktor risiko
Pekerja yang merokok akan rentan terkena dampak toksisitas arsen.
Pekerja wan ita yang hamil rentan untuk terjadinya kelahiran bayi yang
abnormal.

4

3.  Pekerjaan yang berisiko terpajan Arsen
- Pekerja peleburan timah hitam , tembaga , emas, dan logam non besi
lainnya
- Pekerja yang terpajan dengan debu dari pembakaran batubara
Pekerja industri pembuat pestisida, insektisida , herbisida, rodentisida ,
pupuk
-  Petani , peternak, tukang kebun
Pekerja pest kontrol  
- Industri mikro elektronik  
- Industri gelas  
Industri pengawetan kayu, dll

4.  Tatalaksana
Arsen dapat menimbulkan efek terhadap kesehatan yang bersifat akut
(biasanya akibat kecelakaan yang berakibat terhirup , tertelan , kontak
dengan Arsen dalam jumlah besar) dan bersifat kronis akibat pajanan
Arsen dalam dosis kecil dalam waktu lama)

a.   Keracunan akut (ICD 10, T57.0)
1)   Efek terhadap kesehatan
Pajanan Arsen anorganik melalui alat pernafasan dalam dosis
tinggi menyebabkan iritasi tenggorokan dan paru. Gambaran
klasik keracunan gas Arsen adanya masa laten 24 jam dilanjutkan
adanya nyeri abdomen , hemolisis dan gagal ginjal.
•   Gejala klasik berupa sakit kepala , pusing, malaise dan lemah
mungkin merupakan gejala yang muncul pertama kali .
•   Gejala gastrointestinal berupa mual , muntah , nyeri abdomen.
•   Pajanan berlanjut menyebabkan konfusion, disorientasi dan
gagal jantung
-

Pajanan Arsen organik yang tertelan dalam dosis besar bisa
menimbulkan gejala hebat pada gastrointestinal setelah 30 (tiga
puluh) menit hingga 2 (dua) jam.
Gejala yang terlihat antara lain:
•   Mual akibat iritasi lambung, muntah , sakit perut, diare dengan
kotoran seperti air cucian beras (kadang berdarah), kolik
abdomen
•   Mulut terasa kering dan berasa logam
•   Napas berbau bawang putih
•   Kerongkongan terasa terbakar dan keluhan sulit menelan.
•   Terjadi sindrome paralitik akibat tertelan arsen yang cepat

5

diserap dalam jumlah besar seperti gelisah , sakit kepala
kronis, pingsan , pening, mengigau, somnolen, konvulsi , koma .
Kem atian dapat terjadi beberapa jam setelah terpajan.
2)   Diagnosis
Adanya riwayat terpajan Arsen dosis besar dalam waktu sing kat.
3)   Pertolongan pertama pada keracunan akut
a) Terhirup
Untuk memberikan pertolongan , penolong menggunakan APD
yang sesuai . Segera pindahkan korban dari area pemaparan .
Bila perlu memberikan nafas buatan , gunakan kanlong masker
berkalup kemudian segera bawa ke rumah sakil alau fasililas
kesehalan terdekat.
( Conloh gambar APD )
b) Kontak dengan kulit
Segera langgalkan pakaian, perhiasan , dan sepatu yang
terkontaminasi. Cuci dengan sabun atau detergen ringan dan air
mengalir sampai dipaslikan lidak ada bahan kimia yang
tertinggal (selama 15-20 men it). Bila perlu segera bawa ke
rumah sakit atau fasilitas kesehalan terdekat.
c)   Kontak dengan mata
Segera cuci mata dengan air mengalir atau dengan larutan
garam normal (NaCI 0 ,9% ), selama 15-20 men it, atau
sekurangnya salu liler unluk seliap mata dan dengan sesekali
membuka kelopak mala alas dan bawah sampai dipaslikan
lidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke
rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
d)  Terlelan
Jangan sekali-kali merangsang muntah atau memberi minum
bagi pasien yang tidak sadar/pingsan . Bila terjadi muntah , jaga
agar kepala lebih rendah daripada panggul untuk mencegah
aspirasi . Bila korban pingsan , miringkan kepala menghadap ke
sam ping . Segera bawa ke rumah sakit alau fasilitas kesehatan
terdekat.

Setelah berada di tempat yang aman, lakukan :
Bebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara.
- Memberikan pernafasan bualan untuk menjamin cukupnya
kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida .
- Jika ada kejang, beri diazepam dengan dosis :

6

Oewasa : 10-20 mg IV dengan kecepalan 2,5 mg/30 delik alau
0 ,5 mLl30 men iI, jika perlu dosis ini dapal diulang selelah 3060 menit. Mungkin diperlukan infus konlinyu sampai maksimal
3 mg/kg BB/24 jam.

4) Dekontaminasi
- Dekonlaminasi mala
•   Dilakukan sebelum membersihkan kulil:
•   Posisi pasien duduk alau berbaring dengan kepala lengadah
dan miring ke sisi mala yang lerkena alau lerburuk kondisinya .
•   Secara perlahan bukalah kelopak mala yang lerkena dan cuci
dengan sejumlah air bersih dingin alau larulan NaCI 0 ,9%
diguyur perla han selama 30 menil alau sekurangnya salu liler
unluk seliap mala.
•   Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah alau mala lainnya.
•   Jika masih belum yakin bersih , cuci kembali selama 10 menit.
•   Jangan biarkan pasien menggosok malanya .
•   Tulup mala dengan kain kassa sleril dan segera bawa ke rumah
sakil alau fasililas kesehalan lerdekal dan konsul ke dokler
mala .
- Dekonlaminasi kulil (Iermasuk rambul dan kuku)
•   Bawa segera pasien ke air pancuran lerdekat.
•   Cuci segera bagian kulil yang lerkena dengan air mengalir yang
dingin alau hangal serta sabun minimal 10 men it.
•   Jika lidak ada air, sekalah kulil dan rambul pasien dengan kain
alau kertas secara lembut. Jangan digosok.
•   Lepaskan pakaian , arloji , dan sepalu yang lerkonlaminasi alau
munlahannya dan buanglah dalam wadah/plaslik lertulup .
•   Penolong perlu dilindungi dari percikan , misalnya dengan
menggunakan sarung langan , masker hidung, dan apron plaslik .
Hali-hali unluk lidak menghirupnya.
•   Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
- Dekonlaminasi saluran cema
•   Bila pasien sadar dapal diberikan arang aklif. Oapal
dipertimbangkan bilas lambung jika bahan lertelan dalam jumlah
sedang sampai banyak. Namun, karena kemungkinan lerjadi
kejang alau perubahan slalus menIal yang cepal, bilas lambung
sebaiknya hanya dilakukan selelah inlubasi.

7

5) Antidotum
- Untuk mengeliminasi Arsen adalah dengan menginduksi
muntah menggunakan obat emetik antara lain Apomorphine,
Zinc Sulfat, Mustard, dan Ipecac yang diberikan selama 2 hari
dilanjutkan dengan pemberian minyak kastor.
- Untuk mengurangi toksisitas Arsen, penderita diberi Selenium
dalam makanan atau metionin yang mampu mengurangi lesi kulit.
Pemberian Ferrous Sulphate yang akan dikonversi oleh bakteri
dalam kolon menjadi ferrous sulfit yang kemudian akan berikatan
dengan Arsen yang selanjutnya akan diekskresikan melalui feses
(Wilson's, 2006).
- Untuk penderita yang terpapar Arsen secara akut dengan gejala
dermatitis dan pembengkakan paru-paru dan juga penderita yang
terpapar Arsen secara kronis dapat diberikan Dimercaprol (BAL =
British Anti Lewisite) 3-5 mg/kg intra muskular dalam (deep
intramuscular injection) tiap 4-6 jam. BAL tidak dapat mengubah
keratosis dan tidak dapat mengurangi progres kanker kulit
(Kemrin,1999). Hati-hati pada penderita gangguan fungsi ginjal.
6) Prognosis
Pada pajanan akut bila ditangani dengan baik dan penderita dapat
bertahan, akan pulih kembali dalam 1(satu) minggu lebih.
b.  Keracunan Kronik
1) Efek terhadap kesehatan
- Dosis rendah dalam waktu lama bisa berpengaruh terhadap
berbagai jenis jaringan tubuh dan berbagai sistem tubuh.
-  Beberapa organ yang dapat diserang akibat pajanan Arsen
antara lain:
•   Kulit: hiperkeratosis simetris pada tangan dan telapak tangan,
melanosis, depigmentasi, Bowen's disease, karsinoma pada
sel basal, karsinoma pada sel skuamosa.

Gambar 3. Arsenical Keratosis (ICD 10, L85.8)

8

Gambar 4. Bowen's Disease (ICD 10, L27.8)
•   Skin speckling: gambaran kulit seperti tetes hujan pada jalan
berdebu, disebabkan oleh Keracunan kronis Arsen
•   Kerontokan rambut merupakan tanda keracunan kronis
•   Kelainan kuku . garis Mees (garis putih melintang pada dasar
kuku) dan kuku jadi rapuh. (ICD 10, T57.0)

Gambar 5. garis Mees pada kuku
•   Hati
terjadi pembengkakan, penyakit kuning, sirosis, nonsirosis portal hipertensi.
•   Sistem saraf neuropati peripheral (I CD 10, G62.2), kehilangan
pendengaran
•   Sistem kardiovaskuler : akrosianosis, Raynaud's Phenomenon.
•   Sistem hemopoiesis: megaloblastosis
•   Sistem pernafasan : kanker paru
•   Sistem endokrin : Diabetes melitus, Goiter

9

Gambar 6. Gambaran eritrosit normal

Gambar 7. Arsenic poisoning (gambaran basophilic stippling)
2) Diagnosis
- Anamnesis dan pemeriksaan fisik sesuai keluhan yang dialami,
efek yang timbul, riwayat penyakit sebelumnya, riwayat pekerjaan
sa at ini dan sebelumnya, riwayat pajanan terhadap arsen.
- Pemeriksaan penunjang dilakukan pad a keadaan
antara lain:
•   Darah tepi (anemia, leukopenia, hiperbilirubinemia)

khusus,

•   Pemeriksaan fungsi hati
•   Pemeriksaan fungsi ginjal
•   Pemeriksaan jan tung
•   Kadar Arsen dalam urin dan atau darah
•   Apabila dilakukan bilas lambung , periksa kadar As dalam
cairan lambung
3)   Penatalaksanaan
Pengobatan simptomatis sesuai gejala yang timbul. Diberikan
antidotum seperti pada keracunan akut. Hati-hati pada penderita
gangguan fungsi ginjal.

10

4) Prognosis
Pad a keracunan kronis akan kembali normal dalam waktu 6 (enam)  
sampai 12 (duabelas) bulan.  
Efek iritasi pada kulit prognosis baik, tetapi kematian pad a  
bronchogenik sangat tinggi, jarang terjadi kerusakan permanen  
pada jantung, paru , hati dan sistem sara!.  

5. Pencegahan
Untuk mengurangi risiko pajanan Arsen, dapat dilakukan beberapa cara
antara lain :
a.  Hindari kontak dengan Arsen menggunakan masker, sarung tangan,
kacamata atau baju pelindung.
b. Bila diketahui air minum terkontaminasi Arsen perlu dilakukan
tindakan seperti berikut:
Air minum yang terkontaminasi Arsen berhenti dikonsumsi
Apabila tidak terdapat alternatif lain untuk mendapatkan air minum,
maka air ditampung dan dibiarkan selama 12- 24 jam. Kemudian :y.
bag ian atas air disedot perlahan-Iahan ketempat lain dan disaring 4
- 5 kali kemudian pada tahap terakhir dilakukan filtrasi (pakai
apa??)
c.  Mengkonsumsi makanan bergi z i, khususnya makanan yang kaya
vitamin A, B dan C. Konsumsi buah dan sayuran segar 5xJhari
mampu mengurangi 50 % risiko terkena kanker karena pajanan Arsen
(Dhaka Community Hospital ,2003)
d. Pemeriksaan   kesehatan sebelum bekerja/penempatan meliputi
pemeriksaan fisik foto thorax , pemeriksaan saluran hidung dan kuliL
e.  Pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk memeriksa uji fungsi
hati dan ginjaL Untuk pajanan lebih 10 tahun perlu dilakukan foto
thorax
f.   Merekomendasikan untuk memperbaiki lingkungan kerja sehingga
pajanan Arsen seminimal mungkin (dibawah Nilai Ambang
Batas/NAB)
g. Pada   kasus keracunan akut perlu dilakukan investigasi terjadinya
kecelakaan sehingga dapat dicegah terulangnya kecelakaan yang
sama

C.

PENYAKIT AKIBAT BERILLIUM
1. Pengenalan logam Berilium (Be)
-  Berilium (Be) adalah logam yang ditemukan secara alamiah di
tambang . Merupakan logam ringan berwarna abu-abu baja yang
memiliki sifat mekanik dan termal yang tahan panas, ringan , kukuh,

11

tetapi mudah pecah sehingga ideal digunakan dibanyak industri
sebagai penguat dalam aloy.
- Berilium sebagai logam alkali tanah di dalam tanah, batu dan tam bang
minyak. Selain itu juga ditemukan dalam kadar sang at rendah pada
buah , sayuran dan makanan dari kontaminasi udara.
Berilium dapat masuk ke dalam tubuh melalui inhalasi uap atau debu ,
melalui pencernaan >1 % yang akan diserap sedangkan absorpsi
melalui kulit dapat diabaikan.
Berilium yang tidak larut menetap pada paru-paru , sedangkan yang
larut di distribusikan ke organ-organ lain .
Berilium dapat melewati plasenta dan mencapai jan in, dan dapat
diteruskan pada bayi melalui air susu .
-  Diekskresikan melalui kemih dan feses .

2. Faktor risiko
Pekerja yang merokok risiko terjadinya gangguan kesehatan lebih
besar
Pekerja yang mempunyai riwayat atopi
Pekerja dengan riwayat gangguan paru/pernafasan .
3. Pekerjaan
Pekerja
- Pekerja
Pekerja
- Pekerja
- Pekerja
- Pekerja

yang berisiko
penambang Berillium  
pada produksi peralatan pertahanan  
pada produksi alat telekomunikasi (alat-alat komputer)  
pada produksi otomotif  
pada produksi alat kesehatan  
pada produksi alat antariksa  

4. Tatalaksana
Berillium dapat menimbulkan efek terhadap kesehatan yang bersifat akut
akibat terhirup Be dalam jumlah besar, dan kronis (ICD 10, J63.2
Beriliosis Kronis/Pneumokoniosis akibat pajanan Be dosis kecil dalam
waktu lama).

a. Keracunan akut
1)  Efek terhadap kesehatan
Inhalasi
udara
yang
mengandung
Berillium
kadar
tinggi
menyebabkan reaksi inflamasi paru yang disebut sebagai Acute
Beryllium Disease (Beriliosis akut) (ICD 10, J68.0)
• Gejalanya berupa  iritasi selaput lendir hidung dan faring , nyeri
tenggorokan , penurunan fungsi paru dan anoreksia. Dalam jangka
lama dapat menimbulkan penurunan berat badan dan kelelahan.

12

• Dapat   timbul reaksi alergi pada kulit dengan gejala seperti
dermatitis kontak, bila be rat dapat timbul nodul yang berupa
granuloma (ICD 10, L92.3) .
• Gejala timbul beberapa jam sampai 1-2 hari setelah terpajan
2)  Diagnosis

Anamnesis dan adanya riwayat terpajan Berillium dosis besar dalam
waktu sing kat

3)  Penatalaksanaan

Untuk memberikan pertolongan , penolong menggunakan APD yang
sesuai. Segera pindahkan korban dari area pemaparan. Bila perlu
memberikan nafas buatan , gunakan kantong masker berkatup
kemudian segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan
terdekat.
Setelah berada di tempat yang aman , lakukan :
Bebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara .
rvlemberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya
kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida .
4) Prognosis
Pada pajanan akut bila ditangani dengan baik dan penderita dapat
bertahan, akan pulih kembali kurang lebih dalam 1(satu) minggu.

b. Keracunan Kronik
1) Efek terhadap kesehatan
Efek Berillium mempengaruhi sistem imun yang berakibat
timbulnya granuloma paru dan fibrosis difus yang disebut
"Chronic Beryllium Disease" (Beriliosis kronik) (ICD 10, J63.2).
Gejala yang timbul antara lain: kelelahan, sesak, batuk, lemah,
penurunan berat badan dan bisa menimbulkan pembesaran
jantung sebelah kanan dan penyakit jantung pada kasus lanjut.
Gejala umumnya timbul setelah pajanan 10-15 tahun dengan
pajanan partikel lebih besar 0 ,5 mikrogram/m3
rvleningkatkan risiko timbulnya Kanker Paru (Neoplasma
maligna pad a paru dan bronkus, ICD.10, C.34)

13

Gambar 8. Beriliium dan gambaran paru pada Chronic
Beryllium Disease
2) Diagnosis
Anamnesis dan pemeriksaan fisik sesuai keluhan yang dialami
khususnya keluhan pada paru, efek yang timbul , riwayat
pekerjaan saat ini dan sebelumnya, riwayat pajanan terhadap
Berillium, dan lain-lain.
Pemeriksaan penunjang, antara lain:
Pemeriksaan Fungsi Paru menggunakan spirometri (Volume
ekspirasi paksa dalam 1 detik, kapasitas ekspirasi paksa)
•   Foto Thorax adanya gambaran granuloma dan fibrosis
paru

Gambar 8. Gambaran Beriliiosis
Blood Beryllium Lymphosite Proliferation Test untuk
memprediksi adanya eBO (Chronic Beryllium Disease)
Skin Patch test bila perlu
3) Penatalaksanaan
Pengobatan simptomatis sesuai gejala yang timbul.
Oirujuk untuk penanganan lebih lanjut
4)   Prognosis

14

Prognosis buruk oleh karena kelainan yang ditimbulkan bersifat
progresif dan irreversible (menimbulkan cacat be rat)
5.   Pencegahan
Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai. antara lain masker
Pemeriksaan kesehatan sebelum penempatan dan berkala
Merekomendasikan pengendalian berilium di lingkungan kerja

D.  PENYAKIT AKIBAT PAJANAN CADMIUM (Cd)
1.   Pengenalan logam Cadmium (Cd)
Cadmium (Cd) adalah logam lunak berwarna putih keperakan ,
mengkilap, mudah dibentuk, tidak larut dalam basa . Terdapat pada
kerak bumi bersama biji seng (Zn), timbal (Pb) dan tembaga .
-  Dalam industri digunakan untuk memberikan sifat tahan karat pad a
baja. besi dan material lain . Juga digunakan sebagai pewarna dan
stabilizer plastik.
2.   Faktor risiko
Pekerja yang merokok , perokok pasif atau mengunyah tembakau .

C_" ...


セB

B@



[ セ ZGセM@

セ@

..

N@ MセBN@
..

,

• ; 7 • ••

Gセ|@


_ 4- 1

Gambar 9. Cadmium metal
3.   Pekerjaan yang berisiko terpajan Cadmium
Pekerja industri baterai
- Tukang las
Pekerja pertambangan Zn, Pb, Cu
-  Pekerja galvanisasi  
Pekerja industri keramik  
Pekerja penyepuhan  
Pembuat dan pemakai pewarna (pig men) kadmium  

15

Gambar 10. Produk yang menggunakan Cadmium
4.   Tatalaksana
a.   Keracunan Akut
a)   Efek terhadap kesehatan
Radang tenggorokan, nyeri kepala, mialgia, mual dan rasa
logam
Bronkitis (ICD.1 0, J68 .0), emfisema (ICD.1 0, J68A)
Pneumonitis kimia pulminan (ICD.10, J68 .3) dengan gejala
demam , batuk, sesak nafas , rasa penuh di dada, gagal nafas
sampai kematian
Gagal ginjal akut (Acute Renal Failure) dan gangguan fungsi
hati
b) Diagnosis
- Anamnesis dan pemeriksaan fisik sesuai dengan gejala yang
timbul , riwayat pajanan terhadap Cadmium

c)   Penatalaksanaan
- Kasus dengan keluhan sistem respirasi harus dirawat untuk
diobservasi.
- Khelasi dengan CaNa2EDTA jika diperlukan
- Monitor fungsi ginjal dengan ketal.
d)   Prognosis .
Prognosis tergantung be rat ringannya gejala yang timbul dan
kecepatan dalam penanganan . Yang ringan jika ditangani dengan
baik akan pulih kembali.
b.   Keracunan Kronik
1)   Efek terhadap kesehatan
Sindrom Fanconi
aminoaciduria, glikosuria, hiperkalsiuria ,
fosfaturia dan proteinuria
Nefrolitiasis, Nefropati (ICD.10, N14.0)
Kerapuhan tulang
mirip dengan osteomalacia karena
terjadinya gangguan daya keseimbangan kandungan
kalsium (Ca) dan fosfat (P) dalam ginjal disertai nyeri
tulang (ltai-itai disease, ICD.1 0, M83.8)
Anosmia dan anemia
Karsinogenik kanker paru dan kanker prostat
Hipertrofi jantung
Lingkaran pada pangkal gigi

16

Pad a Sistem reproduksi pria terjadi infertilitas (ICD.1 0, NA6 .0)
(kerusakan jaringan testis, penurunan kadar testosteron dalam
darah) dan impotensi (ICD.10, N48A), sedangkan pad a
perempuan terjadi peningkatan kadar progesteron dan
penurunan 17-f) estradiol
Terjadi kelahiran dengan BBLR pada pekerja perempuan

Gambar 11. Itai-itai disease

2) Diagnosis
Anamnesis dan pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang

•   Fungsi hati (SGOT , SGPT)
•   Fungsi ginjal (aminoaciduria, glikosuria , hiperkalsiuria,
fosfaturia dan proteinuria khususnya a, 2-f) dan
globulin)
•   Analisa gas darah
•   Pemeriksaan spirometri
•   Pemeriksaan kadar cadmium dalam urin dan darah

3) Penatalaksanaan
Kasus dengan keluhan sistem respirasi harus dirawat untuk  
diobservasi.  
Pemberian khelasi tidak memberikan hasil yang signifikan  
Monitor fungsi ginjal dengan ketal.  

17

4) Prognosis
Prognosis tergantung berat ringannya gejala yang timbul
5) Pencegahan
a)   Menghindari pajanan Cd dengan menggunakan masker
b)   Tidak merokok, makan , minum di tempat kerja
c)   Mengurangi rokok, mengurangi konsumsi makanan yang
rentan terkontaminasi Cd, antara lain kerang/shellfish , serta
mengurangi minuman yang rentan tercemar Cd, antara lain
kopi atau teh
d)   Untuk mencegah toksisitas Cd , pertahankan kecukupan In
dalam
tubuh
dengan
mengonsumsi
makanan
yang
mengandung In tinggi , antara lain biji-bijian (padi, jagung ,
gandum) yang tidak ditumbuk hal us , makanan dari
golongan leguminosae, dan kacang-kacangan. Konsumsi
suplemen In 15-30 mg/hari bisa mengurangi toksisitas Cd.
Konsumsi In , Ca , dan Se dosis tinggi mampu mengurangi
absorpsi Cd . Demikian juga konsumsi besi (Fe), kuprum
(Cu) , selenium (Se) , dan vitamin C mampu meningkatkan
eliminasi Cd yang bisa diketahui dari kadar Cd dalam urin atau
kadar Cd pada rambut .
e)   Pemeriksaan kesehatan sebelum penempatan dan secara
berkala.

E. PENYAKIT AKIBAT PAJANAN CHROM (Cr).
1.  Pengenalan logam Chrom Ikromium (Cr)
Chrom (kromium) adalah suatu logam putih keras yang relatif tidak
stabil dan mudah teroksidasi, dapat dipoles menjadi mengkilap .
Perpaduan Kromium dengan besi dan nikel menghasilkan baja tahan
karat.
Merupakan
unsur alami yang dilemukan dalam batuan, hewan ,
lumbuhan, lanah dan debu vulkanik . Kromium di lingkungan dalam
bentuk Cro, Cr 3 , Cr6
Cr 3 se cara alami lerdapal di alam. Merupakan mikronulrien bagi
makhluk hidup unluk metabolisme hormon insulin dan pengaluran kadar
glukosa darah. Kekurangan Cr 3 menyebabkan Chromium deficiency,
telapi dalam dosis tinggi akan bersifalloksik.
Sedangkan Cro dan Cr 6 pada umumnya berasal dari proses induslri
(Pelapisan).

18

- Kromium banyak digunakan sebagai pelapis pad a ornamen-ornamen
bangunan , komponen kendaraan . seperti knalpot pada sepeda motor.
maupun sebagai pelapis perhiasan seperti emas, emas yang dilapisi
oleh kromium ini lebih dikenal dengan sebutan emas putih.

Gambar 13. Chromium
2.   Faktor risiko.
Pekerja dengan riwayat atopi
3.   Pekerjaan yang berisiko terpajan Cr
Pekerja pembuatan pewarna chromium .
Pekerja penyamak kulit.
Pekerja pelapis chromium (perhiasan, velg dan meubelair,dll)
Pekerja Bengkel mobil dan motor
Tukang cat semprot dengan pewarna chromium
- Pekerja yang menggunakan semen  
- Teknisi fotografi  
Pekerja laundry bagian cuci  
- Penggunaan tinta pada percetakan , dll  
4. Tatalaksana
a.   Keracunan Akut
1)   Efek terhadap kesehatan
Akibat tertelan; bisa menyebabkan perdarahan saluran cerna,
nekrosis hati, nekrosis tubuler ginjal sampai kematian.
Bila terhirup menyebabkan reaksi alergi, kehilangan suara ,
dada sesak/sesak nafas, wheezing, batuk, sakit kepala/pusing ,
bersin , kongesti paru , kerusakan ginjal.
Bila mengenai mata dapat terjadi konjungtivitis mata rasa
terbakar, kerusakan kornea sampai terjadi kebutaan.
Kontak dengan kulit menimbulkan dermatitis kontak iritan
(ICD.10, L24.8), dermatitis kontak alergika (ICD.10, L23 .0),
mual, muntah , kerusakan ginjal, koma.
2)

Diagnosis

19

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan risik sesuai dengan
gejala yang dialami serta riwayat terpajan
Pemeriksaan penunjang

3)




Darah tepi
Spirometri fungsi paru ,





Fungsi ginjal
Fungsi hati
Skin patch bila perlu

Penatalaksanaan
a) Terhirup
Segera jauhkan dari pajanan , monitoring apakah ada
gangguan pada sistem pernafasan , berikan oksigen dan
jika diperlukan ventilasi buatan .
Berikan N-acetylcysteine untuk mengurangi penyerapan
cromium dari alveolus.
b) Kontak melalui kulit
Segera lepaskan pakaian , perhiasan dan sepatu yang  
terkontaminasi ,  
cuci dengan cairan yang mengandung asam askorbat untuk  
mengurangi penyerapan .  
Kemudian berikan garam kalsium disodium EDTA.  
c)   Bila mengenai mata
Segera cucil bilas dengan air yang banyak atau lautan garam
normal, dengan sekali-kali mengedipkan mata sampai
dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal. Tutup
dengan verban steril dan segera dirujuk .

d) Tertelan
makanan
atau
susu
untuk
mengurangi
Diberikan
penyerapan dari cromium .
Tidak boleh diberikan antasida atau bikarbonat karena
membuat pH tinggi yang mengakibatkan penyerapan
cromium meningkat.
Segera berikan asam askorbat (Vitamin C ) untuk
mengurangi penyerapan cromium .
Tidak boleh dilakukan perangsangan muntah karena
dikhawatirkan terjadi iritasi atau luka bakar pada esofagus .
Bila terjadi muntah jag a agar kepala lebih rendah dari pada
panggul untuk mencegah aspirasi. Jika penderita tidak
sadar miringkan kepala ke samping .

20

e) Jika terjadi hemolisis dilakukan alkalinisasi
pemberian Sodium Bicarbonate intravena .

4)

urin

dengan

Prognosis
Apabila didiagnosis dan ditangani dengan cepat prognosisnya baik

b. Keracunan Kronik
1)   Efek terhadap kesehatan
Ulkus, perdarahan dan erosi pada septum nasi.
Iritasi pada saluran nafas dapat menyebabkan batuk, nyeri
dada dan sesak nafas (rhinitis , emfisema, bronkitis, faringitis,
dll)
Hemolisis
Pad a folo lerlihat pembesaran daerah hilar dan kelenjar limfe
Pneumokoniosis nodular dan nonnodular.
Dermatitis alergik dan iritant , ulkus kulit tanpa nyeri (Chrom
Holes).
Pada darah dapat terjadi; leukositosis, eosinofilia kadang
terjadi leukopenia .
Rasa penciuman hilang
Perubahan warna pada gigi
Radang konjungtiva, lakrimasi dan warna merah gelap
disekitar kornea .
Kanker paru, kanker pada mulut.

Gambar 14 . Ulkus pada jari dan septum nasi akibat kromium
2) Diagnosis
Anamnesis dan pemeriksaan fisik sesuai dengan efek yang
ditimbulkan , riwayat pajanan terhadap Chrom, dll
Pemeriksaan penunjang


Spirometri fungsi paru




Darah tepi
Fungsi ginjal



Fungsi hati

21

•   Skin patch bila perlu

3) Penatalaksanaan
Uiserasi nasal dan kulit diobati dengan salep yang mengandung
10% CaNa2 EDT A dan ditutup dengan kassa steril.
a.   Stabilisasi
-  Bebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara,
oksigen, brokodilator bila diperlukan

Perhatikan keseimbangan cairan dan elektrolit.

b. Dekontaminasi
Dekontaminasi merupakan terapi intervensi dengan tujuan
untuk menurunkan pemaparan terhadap racun, mencegah
kerusakan dan mengurangi absorbsi.
Dekontaminasi mata
Dilakukan sebelum membersihkan kulit
•   Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala
tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau
terburuk kondisinya.
•   Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan
sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCI 0 ,9%
perlahan selama 15-20 menit.
•   Hindari bekas air cucian mengenai wajah atau mata
lainnya.
•   Jika masih belum yakin bersih , cuci kembali selama 10
menit.
•   Jangan biarkan pasien menggosok matanya .
•   Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera
kirim/konsul ke dokter mata .

- Dekontaminasi kulit ( termasuk rambut dan kuku )
•   Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.
•   Cuci segera bag ian kulit yang terkena dengan air dingin
atau hangat yang mengalir dan sabun minimal 10 men it.
•   Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien
dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok .
•   Lepaskan pakaian, arloji dan sepatu yang terkontaminasi
atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik
tertutup.

22

•   Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan
menggunakan sarung tangan, masker hidung dan apron.
Hati-hati untuk tidak menghirupnya.
•   Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
- Dekontaminasi gastrointestinal
Pertimbangan untuk bilas lambung. Bilas lam bung efektif
dilakukan 1-4 jam pertama dan dengan teknik yang baik.
Tindakan ini hanya boleh dilakukan di rumah sakit oleh
petugas yang berpengalaman dan pasien yang kooperalif
4) Prognosis.
- Prognosis lergantung be rat ringannya gejala yang timbul dan
kecepatan dalam penanganan. Yang ringan jika ditangani
dengan baik akan pulih kembali.
Untuk ulserasi kulit dapat sembuh sempurna bila pajanan
dihentikan.
Perforasi septum nasi dan rinilis atrofik merupakan keadaan
yang irreversibel
Untuk kanker paru akibat chrom prognosis buruk.
5. Pencegahan
Menggunakan alat pelindung diri seperti masker
Pemeriksaan kesehatan sebelum penempatan dan secara berkala
Merekomendasikan pengendalian krom di lingkungan kerja

F.

PENYAKIT AKIBAT PAJANAN COBALT (Co)
1. Pengenalan logam Cobalt (Co)
Cobalt adalah logam yang warnanya sedikit berkilauan metalik keabu- 
abuan (keperakan), bersifal rapuh dan agak keras. Senyawa Cobalt  
yang
penting
secara
biokimia
adalah
vitamin
B 12
atau  
cyanocobalamine.  
Biasanya digunakan untuk campuran logam lain membentuk aloy,  
sehingga lebih keras dan tahan terhadap karat. Aloy terse but  
digunakan sebagai implan pada lubuh manusia (contohnya pen)  
Senyawa ini juga terdapat pada pewarna dalam industri gelas, keramik  
dan cat. Cobalt sebagai pewarna biru.  

23

Gambar 15 . Kristal Cobalt dan Blue Cobalt
2.   Faktor risiko
Perokok  
- Pekerja dengan riwayat penyakit paru  
- Pekerja dengan riwayat atopi  
3.   Pekerjaan yang berisiko terpajan logam Cobalt (Co)
- Pekerja pada industri gelas, keramik dan cat
- Pekerja pada pemolesan berlian
- Pekerja pada logam keras

4.   Tatalaksana
a.  Efek terhadap kesehatan
Keracunan kronik menimbulkan efek pad a pernafasan seperti
penurunan fungsi paru, wheezing, asma, pneumonia dan fibrosis
Menimbulkan kardiomiopati yang ditandai oleh berkurangnya fungsi
ventrikel

Gambar 17. Kerusakan jaringan lunak akibat keracunan Cobalt

b.  Diagnosis
Anamnesis, riwayat pekerjaan dan pajanan logam Cobalt
Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang lainnya seperti foto
thorax
5.   Pencegahan

24

Menggunakan alat pelindung diri seperti masker
Pemeriksaan kesehatan sebelum penempatan dan secara berkala
Merekomendasikan pengendalian cobalt di lingkungan kerja

G. PENYAKIT AKIBAT PAJANAN TEMBAGA/CUPRUM (Cu)
1. Pengenalan logam Tembaga/Cuprum(Cu)
Tembaga/Cuprum (Cu) adalah Logam berwarna jingga kemerahan
yang tahan terhadap suhu tinggi. Penggunaannya pada material
bangunan, kerajinan yang terbuat dari tembaga

Gambar 16. Logam Cuprum
2. Faktor risiko
- Perokok
Riwayat atopi
Pekerja dengan riwayat paru kronik
Pekerja dengan gangguan hati (Wilson's disease) yang merupakan
penyakit keturunan akibat timbunan cuprum yang berlebihan didalam
tubuh.
3.   Pekerjaan yang berisiko terpajan logam Cuprum
Pekerja pada pengrajin tembaga
Pekerja pada produksi material bangunan khususnya
tembaga
Pekerja yang membongkar/demolisi bangunan

peleburan

4. Tatalaksana
a. Keracunan Akut
1) Efek terhadap kesehatan
Keracunan akut dapat menyebabkan inhalasi uap tembaga
dalam dosis tinggi atau kontak dengan mata atau kulit. Gejala

25

yang timbul dapat berupa: Iritasi mata, hidung dan tenggorok,
juga menyebabkan metal fume fever
Rasa logam atau manis di mulut
- Menyebabkan gastrointestinal distress dengan gejala mual,
muntah , nyeri abdomen,
- Menyebabkan destruksi sel darah merah (he mol isis) yang
diakhiri dengan anemia

2)   Diagnosis
- Anamnesis ten lang keluhan , riwayat pekerjaan dan pajanan
log am tembaga
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan darah : lekos itosis sekitar 12 .000-16.000/ml
3)   Penatalaksanaan
- Segera jauhkan dari pajanan , monitoring apakah ada gangguan
pada sistem pernafasan, berikan oksigen dan jika diperlukan
ventilasi buatan .
- Pengobatan simptomatis sesua i gejala
4)   Prognosis
Keracunan akut bila ditangani segera , biasanya pemulihan cepat
dan tidak ada gejala sisa .
b. Keracunan Kronis
1) Efek terhadap kesehatan
Perubahan warna kulit dan rambut menjadi seperti tembaga
(merah tembaga)
Mengakibatkan terjadinya anemia hemolitik.
Menyebabkan gangguan pada hati (Wilson 's Disease) dengan
gejala kuning , pembengkakan hati dan nyeri
- Menyebabkan gangguan pada ginjal

2) Diagnosis  
Anamnesis, riwayat pekerjaan dan pajanan tembaga  
Pemeriksaan darah : Lekositosis 12.000-16000/ ml
3)   Penatalaksanaan  
Pengobatan sesuai dengan gejala yang timbul  
4)   Prognosis

26

Apabila segera ditangani dengan benar akan pulih kembali .

5.   Pencegahan  
- Menggunakan alat pelindung diri berupa masker  
- Pemeriksaan kesehatan secara berkala dan khusus  

H.   PENYAKIT AKIBAT PAJANAN MANGAN (Mn)
1.  Pengenalan logam Mangan (Mn)
Suatu logam rapuh berwarna kelabu keputihan, yang digunakan untuk
memproduksi baja dan juga merupakan campuran dalam pembuatan aloy
dengan aluminium, tembaga ,magnesium dan besi karena kemampuannya
untuk memperkeras dan
tersebut.

2.  Faktor risiko
- Perokok

3.   Pekerjaan yang berisiko terpajan Mangan
Pekerja tambang Mangan ,
Pekerja pabrik baterai
Pekerja pabrik kimia
Pekerja industri elektronik
Pekerja peleburan baja
Pekerja pad a industri yang memakai bah an bakar yang mengandung
MMT (methylcyclopentadienil manganese tricarbonil) sebagai anti
"Knocking Agent"
Pekerja pengelasan (welder)  
Pekerja keramik dan persolen  
Pekerja yang menggunakan pestisida  
4. Tatalaksana

27

a.   Keracunan Akut (ICD 10. T572)
1)   Efek terhadap kesehatan

Metal Fume Fever dengan gejala berupa demam menggigil .
rasa logam. iritasi pad a hidung dan tenggorokan. batuk. sesak.
mual. muntah. nyeri abdomen. nyeri otot yang timbul 3-12 jam
setelah melakukan pekerjaan pengelasan atau pekerjaan lain
yang menggunakan logam yang dipanaskan.
Gejala lebih hebat pada hari pertama minggu kerja. kemudian
sembuh secara spontan dalam waktu 1-2 hari.
Pneumonitis akut (ICD 10. J68.0)
2) Diagnosis
Anamnesis sesuai dengan gejala yang timbul. riwayat pajanan
terhadap Mangan
Pemeriksaan penunjang:
Foto Thorax (bila diperlukan) dengan gambaran Pneumonitis
Interstitial
3) Penatalaksanaan
Dihentikan dari pajanan Mangan
Terapi suportif sesuai dengan gejala yang timbul:
Antasida untuk gejala gastrointestinal (mual . muntah. nyeri
abdomen)
Kortikosteroid untuk gejala berat
Bronkodilator jika ada wheezing
4) Prognosis
Prognosis baik kecuali terjadi pajanan yang berulang

b . Keracunan Kronik :
1) Efek terhadap kesehatan
Gejala keracunan mangan umumnya muncul secara perlahalahan dari beberapa bulan sampai ke tahun .
Dapat terjadi kerusakan sistem saraf pusat yang permanen
menyerupai parkinson dengan gejala berupa gangguan
koordinasi. gaya berjalan. suara menjadi monoton . ekspresi
wajah berkurang seperti memakai topeng . tremor halus pad a jarijari dan lidah. tulisan tangan menjadi kecil-kecil.
Kadang-kadang didahului gejala kejiwaan. seperti mudah marah.
agresif. bahkan halusinasi.
-  Mudah menderita infeksi saluran pernafasan (batuk. bronkitis
akut . penurunan fungsi paru).
Penurunan libido dan impotensi pada pekerja pria

28

2) Diagnosis
Anamnesis sesuai dengan gejala yang timbul, riwayat pajanan
terhadap Mangan
Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan gangguan mental emosional
• MRI:   peru bah an signal didaerah globus palidus dan basal
ganglia .

3) Penatalaksanaan
-

Pekerja dengan gejala sistem pernafasan harus dirawat di RS
untuk observasi .
Pemberian obat anti parkinson
Pemberian antipsikotik apabila diperlukan

4) Prognosis
Prognosis buruk

5. Pencegahan
Penggunaan alat pelindung diri berupa masker yang dilengkapi dengan
cartridge yang sesuai
- Pemeriksaan kesehatan secara berkala dan khusus

I.

PENYAKIT AKIBAT PAJANAN MERKURI (Hg)

1. Pengenalam logam Merkuri (Hg)

-

Merkuri (Hg) merupakan cairan yang berwarna putih keperakan ,
mudah menguap pada suhu ruangan , tidak larut dalam air tetapi larut
dalam asam nitrat dan mudah larut dalam lemak
Hg mudah larut dan bersenyawa dengan logam lain kecuali dengan
besi dan platinum .
Memiliki waktu paruh (half life) adalah sekitar 50 sid 70 hari.



ゥ@

Gambar 18. Merkuri

29

Merkuri masuk ke dalam tubuh terutama melalui paru-paru, 80% di
absorbsi oleh tubuh dan larut dalam lemak. Selain itu logam air raksa
juga dapat tertelan melalui saluran cerna. Beberapa merkuri organik
dan anorganik dapat diabsorbsi melalui kulit.
N M

Lセ

...-

Gambar 19. Merkuri dapat masuk tubuh melalui ikan atau makanan
yang tercemar merkuri
-

Efek kumulatif dan deposit terutama dalam otak, ginjal dan hepar.
Ekskresi terutama melalui ginjal , tapi dapat melalui air susu ibu dan
plasenta ,
Merkuri terdiri dari 3 (tiga) jenis, yaitu :
a.  Merkuri Elemental
Merkuri elemental 80% masuk melalui saluran pernafasan,
Sumber merkuri jenis elemental an tara lain: Amalgam,
Termometer, barometer, pekerja industri keramik , pekerja pabrik
chlorine, pekerja industry lampu mercury,
Distribusi jaringan merkuri elemental ke SSP, ginjal
Ekskresi merkuri lebih banyak melalui urine dari pada feces .
b. Merkuri Organik
Merkuri Organik masuk melalui saluran pencernaan,  
Sumber merkuri organic:
pestisida, fungisida,
antiseptic,  
bakterisida,  
Distribusi merkuri organik dalam tubuh ke organ ginjal  
Ekskresi merkuri lebih banyak melalui urine dari pada feces.  
c.   Merkuri anorganik
Merkuri anorganik 7 - 15% masuk melalui saluran pencernaan
Sumber anorganik
pembuat pewarna, peledak, kembang api ,
pembuat Vinyl chloride,
Distribusi merkuri anorganik melalui ginjal
Ekskresi merkuri anorganik melalui ginjal dan saluran pencernaan,
Hampir 90% di ekskresikan melalui feces

2. Faktor risiko

30

a.
b.
c.
d.

Pekerja yang mempunyai gangguan fungsi hati, ginjal dan
pernafasan.
Pekerja perokok
Pekerja dengan inssufisiensi dari Zinc, Gluthatione, Anti oksidant,
atau selenium.
Gangguan Gizi/Malnutrisi

3. Sumber pajanan.
Penggunaan merkuri pada bidang medis dan industri .
a.   Pada bidang industri, digunakan pada pertambangan emas dan perak,
produk kulit binatang, cat, pigmen, tatoo, pestisida, fungisida,
insektisida, baterai, kembang api, peralatan scientific, peralatan listrik
(hampir 50% penggunaan).
b.   Pajanan merkuri di bidang medis seperti laboratorium, rumah sakit dan
praktek dokter gigi. Pada bidang medis, banyak digunakan pada
peralatan medis, seperti tensimeter, thermometer, pacemakers, dll.
c.   Pada bidang farmasi sebagai antiseptik
d.   Pajanan merkuri selain dari tempat kerja juga dapat berasal dari alam .

..  
Gambar 19. Industri yang mengunakan merkuri
4. Tatalaksana
a. Keracunan Akut (ICD.10, T56.1)
1) Efek Terhadap Kesehatan
- Keracunan akut terjadi akibat pajanan jangka pendek uap/debu
merkuri konsentrasi tinggi.
Keracunan akut Merkuri Elemental dapat menyebabkan
penyakit Acute Interstitial Pneumonitis,
Bronchitis dan
Broncholitis.
- Umumnya penyakit ini disertai gejala rasa sesak, nyeri pada
dada, sulit bernafas & batuk, rasa logam, nausea, nyeri
abdomen, muntah, diare, sakit kepala, kadang-kadang
albuminuria dan dapat menyebabkan kematian.
- Biasanya setelah 3-4 hari, kelenjar saliva bengkak, ginggivitis
dan timbul garis merkuri, juga gejala gastroenteritis dan
nephritis.

31

2)   Diagnosis
- Diagnosis keracunan merkuri dapat ditegakkan dengan
anamnesis untuk mengetahui riwayat pajanan dan pemeriksaan
fisik sesuai efek yang ditimbulkan
- Pemeriksaan foto ronlgen Abdomen bila merkuri tertelan lebih
dari 2 jam
3)   Penatalaksanaan
o   Dekontaminasi:
Cuci lambung jika kurang dari 2 Jam untuk merkuri organik dan
an organik. Dapat ditambahkan susu atau putih telur dalam
cairan cuci lambung . Jika merkuri teridentifikasi dalam usus
besar (Iebih dari 2 jam) dilakukan irigasi usus.
o   Khelasi:
• Dengan   Meso-2 ,3-dimercaptosuccinic acid (DMSA) untuk
semua bentuk keracunan merkuri
• Dengan   Dimercaprol (BAL) atau d-Penicillamine untuk
keracunan merkuri anorganik dan elemental.
• Hati-hati pada pasien dengan ganguan fungsi ginjal
4)   Prognosis
Pad a keracunan akut < 2 jam bila ditangani dengan tepat
prognosi snya baik

b.   Keracunan kronik
1)   Efek Terhadap Kesehatan
Keracunan kronik dapat terjadi akibat pajanan melalui inhalasi
atau ingesti dan diperberat melalui absorpsi kulit. Gejala timbul
beberapa minggu-tahun setelah pajanan .
Pajanan rendah akan menimbulkan gejala patoneurologikl
patopsikologik,
berupa
tremor,
gangguan
kepribadian,
parkinsonism, demensia dan kelainan gusi.
Pada pajanan tinggi akan menyebabkan gangguan pada mulut
(stomatitis) , neuropati perifer, ginjal , gastroenteritis dan sistem
respirasi .

32

Gambar 20. Minimata disease
2) Diagnosis
- Diagnosis keracunan merkuri dapat ditegakkan dengan
anamnesis untuk mengetahui riwayat pajanan dan pemeriksaan
fisik sesuai efek yang ditimbulkan .
Pemeriksaan penunjang untuk melihat kadar merkuri dalam
darah .
Normal adalah < 10 I-Ig/lt
•   Absorpsi meningkat , bila > 50 I-Ig/lt
•   Tanda bahaya, bila > 100 I-Ig/lt  
Pindahkan dari pajanan, bila > 200 I-Ig/lt  
•   Timbul gejala keracunan, bila > 300 I-Ig/lt
3) Penatalaksanaan.
Met