ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF (Studi Kasus : Pekerjaan Peningkatan Ruas Jalan Siluk-Kretek Sta 0+000 sampai STA 6+773,3 Ka

(1)

DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA

MENGGUNAKAN METODE

TIME COST TRADE OFF

(Studi Kasus : Pekerjaan Peningkatan Ruas Jalan Siluk-Kretek Sta 0+000 sampai STA 6+773,3 Kab.Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta )

Disusun oleh : DIELLA LESTARI

20120110262

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA YOGYAKARTA


(2)

ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI

DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR)

DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA

MENGGUNAKAN METODE

TIME COST TRADE OFF

(Studi Kasus : Pekerjaan Peningkatan Ruas Jalan Siluk-Kretek Sta 0+000 sampai Sta 6+773,3 Kab.Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta)

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai Jenjang Strata-1 (S1), Jurusan Teknik Sipil,

Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh : DIELLA LESTARI

20120110262

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA YOGYAKARTA

2016


(3)

Hidup adalah proses,

Hidup adalah belajar,

Jatuh berdiri lagi,

Kalah mencoba lagi,

Gagal bangkit lagi,

Jangan pernah menyerah,


(4)

Saya persembahkan karya ini untuk:

Bapak Harsito Budi Utoro dan Ibu Suprapti yang telah melahirkan saya dan terus mendidik serta memotivasi saya sejak dini.

Suatu keberuntungan yang sangat besar bagi saya bisa memiliki orang tua seperti kalian.

Mbak Bella, Mas Novan Luhur Prastyo, Mas Fakhri Muhammad, Adik Tri Retno. Terima kasih telah mengajarkanku bagaimana pentingnya untuk dapat bertanggungjawab.

Veda, Fuji, Silvi, Sela, Yogi, Dika, Teguh, Dendi, The Mella, Reski, Randy, Yani, Aris. Terima kasih atas segala bantuan waktu dan tempat serta dukungan dari kalian.

Ditsel, Zaki, Bryan, Opan, Robit, Anggi, Fajar, Rezki, Mbak Nanda, Himma, Antok, Teman teman Sipil D.

Terima kasih telah mengajarkan apa itu kebersamaan dan proses menggapai tujuan. Waktu yang telah dilalui bersama kalian adalah waktu yang berharga.

Septian Tri Cahyo yang selalu ada untuk saya dan selalu mendukung saya dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Terima kasih atas dukungan dan segala upaya yang telah dilakukan sampai saat ini.

Dan semua orang yang sudah membantu saya meskipun saya tidak seperti orang pada umumnya.


(5)

mutu. Tolak ukur keberhasilan proyek biasanya dilihat dari waktu penyelesaian yang singkat dengan biaya yang minimal tanpa meninggalkan mutu hasil pekerjaan. Pengelolaan proyek secara sistematis diperlukan untuk memastikan waktu pelaksanaan proyek sesuai dengan kontrak atau bahkan lebih cepat sehingga biaya yang dikeluarkan bisa memberikan keuntungan. Dan juga menghindarkan dari adanya denda akibat keterlambatan penyelesaian proyek.

Tujuan dari penelitian ini adalah menghitung perubahan biaya dan waktu pelaksanaan proyek dengan variasi penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja, serta membandingkan hasil antara biaya denda dengan perubahan biaya sesudah penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja.

Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari kontraktor pelaksana. Analisis data menggunakan program Microsoft Project 2010 dan metode time cost trade off. Hasil dari program Microsoft Project 2010 adalah lintasan kritis dan kenaikan biaya akibat dari penambahan jam kerja (lembur) sedangkan hasil dari metode time cost trade off adalah percepatan durasi dan kenaikan biaya akibat percepatan durasi dalam setiap kegiatan yang dipercepat.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1)Waktu dan Biaya total proyek pada kondisi normal sebesar 147 hari dengan biaya Rp 21.496.318.956,00, dengan penambahan 1 jam kerja lembur didapaktan durasi crashing 134 hari dan dengan biaya sebesar Rp21,941,655,052.24, pada penambahan 2 jam kerja lembur didapatkan durasi crashing 133 hari dan biaya sebesar Rp 23.051781.450,18 dan pada penambahan 3 jam kerja lembur didapatkan durasi crashing 131 hardengan biaya Rp 24.291.070.428,07 (2) Waktu dan Biaya total proyek pada kondisi normal sebesar 147 hari dengan biaya Rp 21.496.318.956,00, pada penambahan tenaga kerja 1 didapaktan durasi crashing 134 hari dan dengan biaya sebesar Rp 21.367.089.134,05, pada penambahan Tenaga kerja 2 didapatkan durasi crashing 133 hari dan biaya sebesar Rp 21.352.410.790,05 dan untuk penambahan 3 jam kerja lembur didapatkan durasi crashing 131 hari dengan biaya Rp 21.333.826.801,63. (3) penambahan biaya akibat penambahan 1 Jam lembur lebih murah sampai pada durasi crashing pada durasi ke 147 namun untuk durasi selanjutnya penambahan tenaga kerja 1 lebih murah sampai durasi crashing pada durasi ke 134. Untuk selanjutnya pada penambahan 2 jam lembur biaya yang di keluarkan lebih murah


(6)

dan selanjutnya lebih murah pada penambahan tenaga kerja 2. Dan penambahan 3 jam lembur juga mengalami hal yang sama dengan penambahan jam lembur 2 jam yaitu hanya lebih murah pada durasi ke 131, dan selanjutnya lebih murah pada tenaga kerja 3. (4)Biaya mempercepat durasi proyek pada penambahan jam lembur atau penambahan tenaga kerja lebih mahal dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarakan apabila proyek mengalami keterlambatan dan dikenakan denda.


(7)

Segala puja puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah Ta’ala. Tidak lupa sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi besar

Muhammad Shallahu’alaihi wa sallam beserta keluarga dan para sahabat. Setiap

kemudahan dan kesabaran yang telah diberikan-Nya kepada saya akhirnya saya selaku penyusun dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “ Analisis Biaya Dan Waktu Proyek Konstruksi Dengan Penambahan Jam Kerja (Lembur) Dibandingkan Dengan Penambahan Tenaga Kerja Menggunakan Metode Time Cost Trade Off ” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana S-1 Teknik Sipil pada Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Dalam menyusun dan menyelesaikan Tugas Akhir ini, Penyusun sangat membutuhkan kerjasama, bantuan, bimbingan, pengarahan, petunjuk dan saran-saran dari berbagai pihak, terima kasih penyusun haturkan kepada :

1. Bapak Jaza’ul Ikhsan, ST, MT, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Ibu Ir. Hj. Anita Widianti, MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Bapak Puji Harsanto, ST, MT. Selaku Sekretaris Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

4. Bapak Ir. H. Mandiyo Priyo, MT. selaku dosen pembimbing I. Yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan serta petunjuk dan koreksi yang sangat berharga bagi tugas akhir ini.


(8)

Yang telah memberikan arahan dan bimbingan serta petunjuk dan koreksi yang sangat berharga bagi tugas akhir ini.

6. Hakas Prayuda, S.T., M.Eng. sebagai dosen penguji. Terima kasih atas masukan, saran dan koreksi terhadap Tugas Akhir ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

.

8. Kedua orang tua saya yang tercinta, Ayah dan Ibu, serta keluarga besarku. 9. Para staf dan karyawan Fakultas Teknik yang banyak membantu dalam

administrasi akademis.

10.Rekan-rekan seperjuangan Angkatan 2012, terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya, kalian luar biasa.

Demikian semua yang disebut di muka yang telah banyak turut andil dalam kontribusi dan dorongan guna kelancaran penyusunan tugas akhir ini, semoga menjadikan amal baik dan mendapat balasan dari Allah Ta’ala. Meskipun demikian dengan segala kerendahan hati penyusun memohon maaf bila terdapat kekurangan dalam Tugas Akhir ini, walaupun telah diusahakan bentuk penyusunan dan penulisan sebaik mungkin.

Akhirnya hanya kepada Allah Ta’ala jugalah kami serahkan segalanya, sebagai manusia biasa penyusun menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan lapang dada dan keterbukaan akan penyusun terima segala saran dan kritik yang membangun demi baiknya penyusunan ini, sehingga sang Rahim masih berkenan mengulurkan petunjuk dan bimbingan-Nya.

Amien.

Yogyakarta, 31 Desember 2016


(9)

Lembar Pengesahan ... ii

Halaman Motto dan Persembahan ... iii

Intisari ... v

Kata Pengantar ... vi

Daftar Isi ... viii

Daftar Gambar ... x

Daftar Tabel ... xi

Daftar Lampiran ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

E. Batasan Masalah ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Pengertian Crshing... 5 BAB III LANDASAN TEORI


(10)

B. Network Planning ... 10

C. Biaya Total Proyek ... 11

D. Metode PERT (Prpgram Evaluation Review Technique) ... 12

E. Metode Pertukaran Waktu dan Biaya (Time Cost Trade Off) ... 13

F. Produktivitas Pekerja ... 15

G. Pelaksanaan Penambahan Jam Kerja (Lembur) ... 15

H. Pelaksanaan Penambahan Tenaga Kerja ... 17

I. Biaya Tambahan Pekerja (Crash Cost) ... 18

J. Hubungan Antara Biaya dan Waktu ... 19

K. Biaya Denda ... 21

L.Program Microsoft Project ... 21

M. Produktivitas Alat Berat... 27

BAB IV METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 31

B. Pengumpulan Data... 31

C. Analisis Data ... 32

D. Tahap dan Prosedur Penelitian ... 32

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian ... 35


(11)

1. Penerapan Metode Time Cost Trade Off ... 41

C. Analisis Teknik... 65

D. Penambahan Tenaga Kerja ... 66

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 93

B. Saran ... 93

Daftar Pustaka ... 95


(12)

Gambar 3.1 Metode PERT...12

Gambar 3.2 Grafik Indikasi Penurunan Produktivitas Akibat Penambahan Jam Kerja (Soeharto, 1997) ... 16

Gambar 3.3 Grafik hubungan waktu-biaya normal dan dipercepat untuk suatu kegiatan (Sumber: Soeharto, 1997). ... 20

Gambar 3.4 Grafik hubungan waktu dengan biaya total, biaya langsung, dan biaya tak langsung (Sumber: Soeharto, 1997). ... 20

Gambar 3.5 Tampilan layar Gantt Chart View ... 23

Gambar 3.6 FS (Finish to Start) ... 24

Gambar 3.7 FF (Finish to Finish) ... 24

Gambar 3.8 SS (Start to Start) ... 24

Gambar 3.9 SF (Start to Finish) ... 25

Gambar 3.10 Tampilan layer Gantt Chart Hasil Predecessor……….. 25

Gambar 3.11 Tampilan Layar Resources……….26

Gambar 3.12 Tampilan Layar Untuk Baseline……….………. 26

Gambar 3.13 Tampilan Layar Gantt Chart……….. 27

Gambar 4.1 Bagan Alir Penelitian ... 34

Gambar 5.1 Grafik biaya langsung akibat jam lembur ... 61

Gambar 5.2 Grafik biaya tidak langsung akibat jam lembur ... 61


(13)

Gambar 5.6 Grafik biaya tidak langsung akibat penambahan tenaga kerja ... 83 Gambar 5.7 Grafik biaya total akibat penambahan tenaga kerja ... 84 Gambar 5.8 Grafik biaya total, grafik biaya langsung dan grafik biaya tidak langsung akibat penambahan tenaga kerja ... 85


(14)

Tabel 3.1 Koefisien Penurunan Produktivitas ... 17

Tabel 5.1 Output Ms. Project ... 36

Tabel 5.2 Daftar Kegiatan Kritis Pada Kegiatan yang Memiliki Resource…… 39

Tabel 5.3 Daftar Biaya Langsung Struktur ... 45

Tabel 5.3 Biaya Tidak Langsung ... 51

Tabel 5.4 Tarif Lembur Tenaga Kerja ... 52

Tabel 5.5 Upah Biaya Lembur Setiap Pekerjaan ... 53

Tabel 5.6 Slope Biaya Pekerjaan Akibat Percepatan Biaya Lembur ... 54

Tabel 5.7 Perhitungan Biaya Langsung Jam Lembur ... 55

Tabel 5.8 Perhitungan Biaya Tidak Langsung Jam Lembur ... 56

Tabel 5.9 Perhitungan Biaya Total Akibat Jam lembur ... 65

Tabel 5.10 Slope Biaya Pekerjaan Akibat Penambahan Tenaga Kerja ... 66

Tabel 5.11 Perhitungan Biaya Langsung Akibat Penambahan Tenaga Kerja ... 68

Tabel 5.12 Perhitungan Biaya Tidak Langsung Akibat Penambahan Tenaga Kerja ... 74

Tabel 5.13 Perhitungan Biaya Total Akibat Penambahan Tenaga Kerja ... 75

Tabel 5.14 Biaya Total Akibat Jam Lembur dan Penambahan Tenaga Kerja ... 77 Tabel 5.15 Perbandingan Penambahan Biaya Akibat Jam Lembur, Tenaga Kerja


(15)

LAMPIRAN II Daftar Analisa Harga Satuan Pekerjaan ... 98 LAMPIRAN III Daftar Harga Upah dan Harga Bahan...101 LAMPIRAN IV Jadwal Waktu Pelaksanaan (Kurva-S) ...111 LAMPIRAN VI Gambar Lintasan Kritis Hasil dari Ms Project ...115 LAMPIRAN VII Gambar Bar Chart Hasil dari Ms Project ...116 LAMPIRAN VIII Lembar Monitoring Pelaksaan Tugas Akhir ...123


(16)

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan proyek konstruksi saat ini menjadikan suatu proyek semakin kompleks dan rumit, karena dalam proyek yang besar dan kompleks membutuhkan sumber daya yang digunakan untuk penyelesaian dari awal hingga akhir suatu proyek. Pelaksanaan proyek konstruksi merupakan rangkaian dari kegiatan yang saling bergantung antara satu pekerjaan dengan pekerjaan yang lainya. Semakin besar suatu proyek, menyebabkan semakin banyak juga masalah yang ada dan harus dihadapi. Mulai dari perencanaan kita dihadapkan pada pengaturan sumber daya seperti tenaga kerja, biaya, waktu, peralatan dan lain sebagainya, sampai pada pelaksanaan proyek. Jika hal-hal tersebut tidak ditangani dengan cepat dan benar, berbagai masalah akan muncul seperti keterlambatan penyelesaian proyek, penyimpangan mutu, pembiayaan yang membengkak, pemborosan sumber daya dan lain sebagainya yang sangat merugikan bagi pelaksanaan proyek. Untuk mengatasi masalah ini, harus diperhatikan jadwal waktu yang menunjukkan kapan berlangsungnya setiap kegiatan proyek, sehingga sumber daya dapat disediakan pada waktu yang tepat dan setiap komponen kegiatan dapat dimulai pada waktu yang tepat juga. Sebaliknya suatu perencanaan yang tidak tepat dan sistematis akan menyebabkan keterlambatan dalam pelaksanaannya.

Ada tiga faktor yang mempengaruhi terhadap keberhasilan dan kegagalan pada suatu proyek yaitu waktu, biaya dan mutu. Tolak ukur keberhasilan proyek biasanya dilihat dari waktu penyelesaian yang singkat dengan biaya yang minimal tanpa meninggalkan mutu hasil pekerjaan. Pengelolaan proyek secara sistematis diperlukan untuk memastikan waktu pelaksanaan proyek sesuai dengan kontrak atau bahkan lebih cepat sehingga biaya yang dikelaurakan bisa memberikan keuntungan. Dengan


(18)

pengelolaan proyek secara sistematis juga menghindarkan dari adanya denda akibat keterlambatan penyelesaian proyek.

Pada perencanaan proyek konstruksi, waktu dan biaya yang dioptimasikan sangat penting untuk diketahui. Dari waktu dan biaya yang optimal maka kontraktor proyek bisa mendapatkan keuntungan yang maksimal. Untuk bisa mendapatkan hal tersebut maka yang harus dilakukan dalam optimasi waktu dan biaya adalah membuat jaringan kerja proyek (network), mencari kegiatan-kegiatan yang kritis dan menghitung durasi proyek serta mengetahui jumlah sumber daya (Resources). Hal itu menuntut kita untuk menggunakan metode yang tepat dalam mengoptimalkan sumber daya yang ada serta fasilitas yang tersedia seperti alat bantu program komputer aplikasi teknik sehingga proyek dapat diselesaikan tepat waktu, tepat mutu, tepat biaya.

Penelitian ini membahas mengenai analisa percepatan waktu proyek pada pelaksanaan Proyek Peningkatan Ruas Jalan Siluk Kretek, Kabupaten Bantul, DIY dengan metode penambahan jam kerja (lembur) yang bervariasi dari 1 jam lembur sampai 3 jam lembur dan penambahan tenaga kerja 1 sampai tenaga kerja 3 selanjutnya menentukan perubahan biaya proyek setelah dilakukan lembur, serta membandingkannya antara penambahan tenaga kerja yang selanjutnya dibandingakan kembali dengan biaya denda dengan perubahan biaya sebelum dan sesudah penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja menggunakan program Microsoft Project 2010.

B. Rumusan Masalah

Penelitian ini diharapkan dapat memiliki suatu kejelasan dalam pengerjaannya, sehingga dibuat rumusan masalah antara lain:

1. Berapa besar perubahan antara waktu dan biaya pelaksanaan proyek sebelum dan sesudah kompresi durasi dengan penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja ?


(19)

2. Berapa selisih perbandingan biaya denda dengan perubahan biaya sebelum dan sesudah penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun maksud dan tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menghitung perubahan biaya dan waktu pelaksanan proyek dengan variasi penambahan jam kerja dan penambahan tenaga kerja.

2. Membandingkan antara biaya denda dengan perubahan biaya sebelum dan sesudah penambahan jam kerja (lembur) serta penambahan tenaga kerja.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan kebijaksanaan pelaksanaan proyek.

2. Sebagai bahan acuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya dalam ilmu manajemen operasional dan dapat digunakan sebagai bahan kajian untuk penelitian yang akan datang.

3. Memperdalam pengetahuan tentang ilmu manajemen, khususnya dalam hal pertukaran waktu dan biaya (Time Cost Trade Off).

4. Memberikan gambaran dan tambahan pengetahuan tentang penggunaan Microsoft Project dalam manajemen proyek.

E. Batasan Masalah

Penelitian ini dapat lebih mengarah pada latar belakang dan permasalahan yang telah dirumuskan maka dibuat batasan-batasan masalah guna membatasi ruang lingkup penelitian, antara lain :


(20)

1. Pengambilan data berasal dari Proyek Peningkatan Ruas Jalan Siluk Kretek, Kabupaten Bantul, DIY Perhitungan optimasi hanya meninjau pekerjaan Jalan termasuk pekerjaan pemeliharaan Jalan sehingga didapat durasi pekerjaan selama 137 hari.

2. Hari kerja yang berlangsung dalam pelaksanaan proyek adalah Senin-Minggu, dengan jam kerja berkisar 08.00-16.00 WIB dengan waktu istirahat pada 12.00-13.00 WIB dan maksimum jam lembur yang diperkenankan selama 3 jam dari jam 18.00-21.00.

3. Pengoptimasian waktu dan biaya dengan metode penambahan jam kerja (lembur) menggunakan program Microsoft Project 2010.

4. Perhitungan analisa percepatan waktu proyek pada penelitian ini menggunakan alternatif yaitu variasi penambahan jam kerja (lembur) dan menambah jumlah sumber daya / tenaga kerja (Resources) untuk mengetahui perubahan waktu dan biaya.

5. Perhitungan biaya denda menggunakan alternatif besarnya perubahan durasi proyek sesudah dilakukan kompresi akibat penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja dikalikan dengan 1% biaya total proyek.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Crashing

Novitasari (2014), menyebutkan mempercepat waktu penyelesaian proyek adalah suatu usaha menyelesaikan proyek lebih awal dari waktu penyelesaian dalam keadaan normal. Ada kalanya jadwal proyek harus dipercepat dengan berbagai pertimbangan dari pemilik proyek. Proses mempercepat kurun waktu tersebut disebut crash program. Frederika (dalam oleh Novitasari, 2014) menyatakan durasi percepatan maksimum dibatasi oleh luas proyek atau lokasi kerja, namun ada empat faktor yang dapat dioptimumkan untuk melaksanakan percepatan suatu aktivitas yaitu meliputi penambahan jumlah tenaga kerja, penjadwalan lembur, penggunaan alat berat, dan pengubahan metode konstruksi di lapangan.

Penelitian tentang analisa percepatan pelaksanaan dengan menambah jam kerja optimum pada proyek konstruksi dengan studi kasus proyek pembangunan super villa, sebelumnya telah dilakukan oleh Frederika (2010). Hasil penelitian tersebut memberikan kesimpulan sebagai berikut:

1. Biaya optimum didapat pada penambahan satu jam kerja, dengan pengurangan biaya sebesar Rp 784.104,16 dari biaya total normal yang jumlahnya sebesar Rp 2.886.283.000,00 menjadi sebesar Rp 2.885.498.895,84, dengan pengurangan waktu selama 8 hari dari waktu normal 284 menjadi 276 hari. 2. Waktu optimum didapat pada penambahan dua jam kerja, dengan

pengurangan waktu selama 14 hari dari waktu normal 284 hari menjadi 270 hari, dengan pengurangan biaya sebesar Rp700.377,35 dari biaya normal Rp2.886.283.000,00 yang menjadi sebesar Rp2.885.582.622,65.

Penelitian oleh Iramutyin (2010) dengan judul Optimasi waktu dan biaya dengan metode crash pada proyek pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :


(22)

1. Durasi optimum proyek yaitu 49 hari kerja (57 hari kalender) dari durasi normal 74 hari kerja (90 hari kalender) dan proyek dijadwalkan dapat diselesaikan pada 19 November 2010 dari rencana awal 14 Desember 2010. 2. Dari hasil perhitungan diperoleh waktu penyelesaian proyek optimum yaitu 49

hari dengan biaya total proyek sebesar Rp. 501.269.374,29 (belum termasuk jasa kontraktor 10%). Sedangkan, waktu penyelesaian normal 74 hari kerja (90 hari kalender) dengan biaya total proyek Rp. 516.188.297,49. Jadi, terjadi pengurangan durasi selama 25 hari dan penghematan biaya sebesar Rp. 14.918.923,20.

Tanjung (2013) dalam penelitian optimasi waktu dan biaya dengan metode crash pada proyek Pekerjaan Struktur Hotel Lorin Triple Moderate Solo mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Optimasi dari estimasi durasi proyek struktur yang direncanakan dalam program Microsoft Project yaitu 66 hari kerja (77 hari kalender) dari durasi normal 84 hari kerja (98 hari kalender) dan proyek dijadwalkan dapat diselesaikan pada 17 November 2012 dari rencana awal 09 Desember 2012. 2. Hasil perhitungan sumber daya (Resources) pada penambahan jam kerja

(lembur) dalam program Microsoft Project diperoleh biaya total proyek pekerjaan struktur sebesar Rp. 13.488.216,991, dari biaya normal data proyek sebesar Rp. 12.765.950.430,11. Jadi, dari penambahan jam kerja (lembur) pada proyek terjadi pengurangan durasi proyek selama 21 hari dengan pertambahan biaya sebesar Rp. 722.266.561,-

Novitasari (2014) dalam penelitian penambahan jam kerja pada Proyek Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah Belitung dengan Time Cost Trade Off berkesimpulan sebagai berikut :

1. Biaya optimum didapat pada penambahan tiga jam kerja dengan pengurangan biaya sebesar Rp. 10.244.360,00 dari biaya total normal sebesar Rp. 1.178.599.559,00 menjadi sebesar Rp. 1.168.355.199,00 dengan pengurangan waktu selama 29,5 hari dari waktu normal 142 hari menjadi 112,5 hari.


(23)

2. Waktu yang paling optimum didapat pada penambahan empat jam dengan pengurangan waktu selama 32,8 hari dari waktu pelaksanaan normal proyek selama 142 hari menjadi 109,2 hari dengan pengurangan biaya sebesar Rp. 9.463.451.80 dari biaya normal Rp. 1.178.599.559,00 menjadi Rp. 1.169.136.108,00.

Herlandez ( 2016 ) dalam penelitian analisis biaya dan waktu proyek konstruksi dengan penambahan jam kerja (lembur) dibandingkan dengan penambahan tenaga kerja menggunakan metode Time Cost Trade Off pada proyek pembangunan Jembatan Sungai Naik Kabupaten Musi Rawas.

1. Waktu dan Biaya total proyek pada kondisi normal sebesar 145 hari dengan biaya Rp.13.927.020.979, setelah penambahan 1 jam kerja lembur didapatkan durasi crashing 129 hari dan dengan biaya sebesar Rp13.789.942.094, untuk penambahan 2 jam kerja lembur didapatkan durasi crashing 114 hari dan biaya sebesar Rp13.698.185.754 dan untuk penambahan 3 jam kerja lembur didapatkan durasi crashing 112 hari dengan biaya Rp13.702.577.154.

2. Waktu dan Biaya total proyek pada kondisi normal sebesar 145 hari dengan biaya Rp.13.927.020.979, setelah penambahan tenaga kerja 1 didapatkan durasi crashing 129 hari dan dengan biaya sebesar Rp13.785.689.625, untuk penambahan tenaga kerja 2 didapatkan durasi crashing 114 hari dan biaya sebesar Rp13.671.883.904 dan untuk penambahan 3 jam kerja lembur didapatkan durasi crashing 112 hari dengan biaya Rp13.656.884.530.

3. Penambahan Lembur 1 jam dibandingkan dengan penambahan tenaga kerja 1 pada durasi ke 136 hari penambahan jam lembur lebih efektif di bandingkan dengan penambahan tenaga kerja akan tetapi pada durasi selanjutnya penambahan jam lembur lebih efektif karena dengan durasi yang sama biaya lebih murah di bandingkan dengan penambahan tenaga kerja. Pada penambahan jam lembur 2 jam jika di bandingkan dengan penambahan tenaga kerja 2 yang lebih efektif adalah dengan menambah tenaga kerja karena dari segi durasi dan biaya lebih cepat dan murah. Dan pada penambahan jam lembur 3 jam jika di bandingkan dengan penambahan tenaga kerja 3 yang


(24)

lebih efektif juga dengan menambah tenaga kerja di bandingkan dengan menambah jam lembur jika di lihat dari durasi dan biaya nya.

Martin (2016) dalam penelitian penambahan jam kerja dan tenaga dalam Proyek Jalan Baru Lingkar Sumpiuh – Kabupaten Cilacap dengan metode Time Cost Trade Off sebagai berikut :

1. Waktu dan Biaya total proyek pada kondisi normal sebesar 175 hari dengan biaya Rp.61.646.879.234,00 setelah penambahan 1 jam kerja lembur didapatkan durasi crashing 163 hari dan dengan biaya sebesar Rp. 61.391.270.702,00 untuk penambahan 2 jam kerja lembur didapatakn durasi crashing 156 hari dan biaya sebesar Rp.61.366.232.940,00 dan untuk penambahan 3 jam kerja lembur didapatakn durasi crashing 154 hari dengan biaya Rp.61.508.223.950,00.

2. Waktu dan Biaya total proyek pada kondisi normal sebesar 175 hari dengan biaya Rp.61.646.879.234,00 setelah penambahan tenaga kerja 1 didapatkan durasi crashing 163 hari dan dengan biaya sebesar Rp.61.354.738.430,00 untuk penambahan tenaga kerja 2 didapatkan durasi crashing 156 hari dan biaya sebesar Rp.61.183.006.975,00 dan untuk penambahan 3 jam kerja lembur didapatkan crashing 154 hari dengan biaya Rp.61.134.266.619,00.

3. Penambahan lembur 1 jam dibandingkan dengan penambahan tenaga kerja 1 pada duarsi ke 163 hari penambahan tenaga kerja lebih efektif dibandingkan denagn penambahan jam lembur, dan pada durasi selanjutnya penambahan tenaga kerja lebih efektif karena dengan durasi yang sama biaya lebih murah dibandingkan dengan penambahan jam lembur. Pada penambahan jam lembur 2 jam jika dibandingkan dengan penambahan tenaga kerja 2 yang lebih efektif adalah dengan menambahakan tenaga kerja karean dari segi durasi dan biaya lebih cepat dan murah. Dan pada penambahan jam lembur 3 jam jika dibandingkan dengan penambahan tenaga kerja 3 yang lebih efektif dengan menambaha tenaga kerja dibandingkan dengan menambaha jam lembur jika dilihat dari durasi dan biaya.

Imantoro (2016) dalam penelitian analisis penambahan biaya dan waktu Proyek Peningkatan Jalan Semin-Bulu dengan metode Time Cost Trade Off sebagai berikut :


(25)

1. Waktu dan biaya total proyek pada kondisi normal sebesar 147 hari dengan biaya Rp.19.799.720.908,00 setelah penambahan 1 jam kerja lembur didapatkan durasi crashing 134 hari dan dengan biaya sebesar Rp.19.683.146.711,00 untuk penambahan 2 jam kerja lembur didapatkan durasi crashing 129 hari dan biaya sebesar Rp.19.646.191.411,00 dan untuk penambahan 3 jam kerja lembur didapatkan durasi crashing 125 hari dengan biaya Rp.19.6311.152.061,00.

2. Waktu dan biaya total proyek pada kondisi normal sebesar 147 hari dengan biaya Rp.19.799.720.908,00 setelah penambahan tenaga kerja 1 didapatkan durasi crashing 133 hari dan dengan biaya sebesar Rp.19.656.163.344,00 untuk penambahan tenaga kerja 2 didapatkan durasi crashing 125 hari dan biaya sebesar Rp.19.569.114.378,00 dan untuk penambahan 3 jam kerja lembur didapatkan durasi crashing 120 hari dengan biaya Rp.19.515.413.386,00. 3. Penambahan jam kerja (lembur) jika dibandingkan dengan penambahan tenaga

kerja dari sisi durasi maupun dari segi biayanya, penggunaan penambahn tenaga kerja lebih efektif jika dibandingkn dengan penambahan tenaga kerja.


(26)

LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek

Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan,

mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumberdaya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan (Soeharto,1999).

Menurut Soeharto (1999), Adapun tujuan dari proses manajemen proyek adalah sebagai berikut :

a. Agar semua rangkaian kegiatan tersebut tepat waktu, dalam hal ini tidak terjadi keterlambatan penyelesaian suatu proyek.

b. Biaya yang sesuai, maksudnya agar tidak ada biaya tambahan lagi di luar dari perencanaan biaya yang telah direncanakan.

c. Kualitas sesuai dengan persyaratan. d. Proses kegiatan sesuai persyaratan.

Menurut Siswanto (dikutip oleh Novitasari, 2014) dalam manajemen proyek penentuan waktu penyelesaian kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan awal yang sangat penting dalam proses perencanaan karena penentuan waktu tersebut akan menjadi dasar bagi perencana yang lain, yaitu:

a. Penyusunan jadwal (scheduling), anggaran (budgeting), kebutuhan sumber daya manusia (manpower planning), dan sumber organisasi yang lain.

b. Proses pengendalian (controling).

B. Network Planning

Suatu kegiatan yang merupakan rangkaian penyelesaian pekerjaan haruslah direncanakan dengan sebaik-baiknya. Sedapat mungkin semua kegiatan atau aktivitas dalam perusahaan dapat diselesaikan dengan efisien. Semua aktivitas tersebut diusahakan untuk dapat selesai dengan


(27)

cepat sesuai dengan yang diharapkan serta terintegrasi dengan aktivitas yang lainnya.

Network planning adalah gambaran kejadian-kejadian dan kegiatan yang diharapkan akan terjadi dan dibuat secara kronologis serta dengan kaitan yang logis dan berhubungan antara sebuah kejadian atau kegiatan dengan yang lainnya. Dengan adanya network, manajemen dapat menyusun perencanaan penyelesaian proyek dengan waktu dan biaya yang paling efisien.

C. Biaya Total Proyek

Secara umum biaya proyek konstruksi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung.

1. Biaya langsung adalah biaya untuk segala sesuatu yang akan menjadi komponen permanen hasil akhir proyek, yang meliputi :

a. Biaya bahan / material b. Biaya upah kerja c. Biaya alat

d. Biaya subkontraktor dan lain-lain.

2. Biaya tidak langsung adalah segala sesuatu yang tidak merupakan komponen hasil akhir proyek, tetapi dibutuhkan dalam rangka proses pembangunan yang biasanya terjadi diluar proyek dan sering disebut dengan biaya tetap (fix cost). Walaupun sifatnya tetap, tetapi harus dilakukan pengendalian agar tidak melewati anggarannya, yang meliputi:

a. Gaji staf / pegawai tetap tim manajemen b. Biaya konsultan (perencana dan pengawas) c. Fasilitas sementara dilokasi proyek

d. Peralatan konstruksi

e. Pajak, pungutan, asuransi dan perizinan f. Overhead


(28)

h. Laba.

Jadi biaya total proyek adalah biaya langsung ditambah biaya tidak langsung. Keduanya berubah sesuai dengan waktu dan kemajuan proyek. Meskipun tidak dapat diperhitungkan dengan rumus tertentu, tetapi pada umumnya makin lama proyek berjalan maka makin tinggi komulatif biaya tidak langsung yang diperlukan. Sedangkan biaya optimal didapat dengan mencari total biaya proyek yang terkendali.

D. Metode PERT (Program Evaluation Review Technique)

PERT (Program Evaluation Review Technique) adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasikan bagian-bagian pekerjaan yang ada di dalam suatu proyek (Handoko1993,401) mengemukakan bahwa PERT adalah suatu metode analisis yang dirancang untuk membantu dalam penjadwalan dan pengendalian proyek-proyek kompleks, yang menuntut bahwa masalah utama yang dibahas yaitu masalah teknik untuk menentukan jadwal kegiatan beserta anggaran biayanya sehingga dapat diselesaikan secara tepat waktu dan biaya. Metode PERT juga menunjukkan suatu keterikatan antara pekerjaan yang tidak dapat dipisahkan.


(29)

Sebuah pekerjaan yang dapat dilakukan bersamaan dengan pekerjaan lain disebut sebagai pekerjaan parallel (parelel task atau concurrent task). Selain itu terdapat juga sebuah aktivitas yang diwakili oleh garis putus-putus yang disebut dengan dummy activites. Dari diagram PERT dapat digunakan untuk mengetahui suatu urutan aktivitas kritis atau aktivitas yang harus dilakukan sebagai prioritas utama (critical path), penjadwalan dengan aktivitas lain, dan jumlah pekerja yang dibutuhkan.

E. Metode Pertukaran Waktu dan Biaya (Time Cost Trade Off)

Di dalam perencanaan suatu proyek disamping variabel waktu dan sumber daya, variabel biaya (cost) mempunyai peranan yang sangat penting. Biaya (cost) merupakan salah satu aspek penting dalam manjemen, dimana biaya yang timbul harus dikendalikan seminim mungkin. Pengendalian biaya harus memperhatikan faktor waktu, karena terdapat hubungan yang erat antara waktu penyelesaian proyek dengan biaya-biaya proyek yang bersangkutan.

Sering terjadi suatu proyek harus diselesaikan lebih cepat daripada waktu normalnya. Dalam hal ini pimpinan proyek dihadapkan kepada masalah bagaimana mempercepat penyelesaian proyek dengan biaya minimum. Oleh karena itu perlu dipelajari terlebih dahulu hubungan antara waktu dan biaya. Analisis mengenai pertukaran waktu dan biaya disebut dengan Time Cost Trade Off ( Pertukaran Waktu dan Biaya).

Di dalam analisa time cost trade off ini dengan berubahnya waktu penyelesaian proyek maka berubah pula biaya yang akan dikeluarkan. Apabila waktu pelaksanaan dipercepat maka biaya langsung proyek akan bertambah dan biaya tidak langsung proyek akan berkurang.

Ada beberapa macam cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan percepatan penyeleseian waktu proyek. Cara-cara tersebut antara lain :

a. Penambahan jumlah jam kerja (kerja lembur).

Kerja lembur (working time) dapat dilakukan dengan menambah jam kerja perhari, tanpa menambah pekerja. Penambahan ini bertujuan untuk


(30)

memperbesar produksi selama satu hari sehingga penyelesaian suatu aktivitas pekerjaan akan lebih cepat. Yang perlu diperhatikan di dalam penambahan jam kerja adalah lamanya waktu bekerja seseorang dalam satu hari. Jika seseorang terlalu lama bekerja selama satu hari, maka produktivitas orang tersebut akan menurun karena terlalu lelah.

b. Penambahan tenaga kerja

Penambahan tenaga kerja dimaksudkan sebagai penambahan jumlah pekerja dalam satu unit pekerja untuk melaksanakan suatu aktivitas tertentu tanpa menambahkan jam kerja. Dalam penambahan jumlah tenaga kerja yang perlu diperhatikan adalah ruang kerja yang tersedia apakah terlalu sesak atau cukup lapang, karena penambahan tenaga kerja pada suatu aktivitas tidak boleh mengganggu pemakaian tenaga kerja untuk aktivitas yang lain yang sedang berjalan pada saat yang sama. Selain itu, harus diimbangi pengawasan karena ruang kerja yang sesak dan pengawasan yang kurang akan menurunkan produktivitas pekerja.

c. Pergantian atau penambahan peralatan

Penambahan peralatan dimaksudkan untuk menambah produktivitas. Namun perlu diperhatikan adanya penambahan biaya langsung untuk mobilitas dan demobilitas alat tersebut. Durasi proyek dapat dipercepat dengan pergantian peralatan yang mempunyai produktivitas yang lebih tinggi. Juga perlu diperhatikan luas lahan untuk menyediakan tempat bagi peralatan tersebut dan pengaruhnya terhadap produktivitas tenaga kerja. d. Pemilihan sumber daya manusia yang berkualitas

Sumber daya manusia yang berkualitas adalah tenaga kerja yang mempunyai produktivitas yang tinggi dengan hasil yang baik. Dengan mempekerjakan tenaga kerja yang berkualitas, maka aktivitas akan lebih cepat diselesaikan.

e. Penggunaan metode konstruksi yang efektif

Metode konstruksi berkaitan erat dengan sistem kerja dan tingkat penguasaan pelaksana terhadap metode tersebut serta ketersedian sumber daya yang dibutuhkan.


(31)

Cara-cara tersebut dapat dilaksanakan secara terpisah maupun kombinasi, misalnya kombinasi penambahan jam kerja sekaligus penambahan jumlah tenaga kerja, biasa disebut giliran (shift), dimana unit pekerja untuk pagi sampai sore berbeda dengan dengan unit pekerja untuk sore sampai malam.

F. Produktivitas Pekerja

Produktivitas didefinisikan sebagai rasio antara output dan input, atau dapat dikatakan sebagai rasio antara hasil produksi dengan total sumber daya yang digunakan. Didalam proyek konstruksi, rasio dari produktivitas adalah nilai yang diukur selama proses kontruksi; yang dapat dipisahkan menjadi biaya tenaga kerja, biaya material, metode, dan alat. Kesuksesan dari suatu proyek konstruksi salah satunya tergantung pada efektifitas pengelolaan sumber daya, dan pekerja adalah salah satu sumber daya yang tidak mudah untuk dikelola. Upah yang diberikan sangat tergantung pada kecakapan masing-masing pekerja dikarenakan setiap pekerja memiliki karakter masing-masing yang berbeda-beda satu sama lainnya.

G.Pelaksanaan Penambahan Jam Kerja (Lembur)

Salah satu strategi untuk mempercepat waktu penyelesaian proyek adalah dengan menambah jam kerja (lembur) para pekerja. Penambahan dari jam kerja (lembur) ini sangat sering dilakukan dikarenakan dapat memberdayakan sumber daya yang sudah ada dilapangan dan cukup dengan mengefisienkan tambahan biaya yang akan dikeluarkan oleh kontraktor. Biasanya waktu kerja normal pekerja adalah 7 jam (dimulai pukul 08.00 dan selesai pukul 16.00 dengan satu jam istirahat), kemudian jam lembur dilakukan setelah jam kerja normal selesai.


(32)

Penambahan jam kerja (lembur) bisa dilakukan dengan melakukan penambahan 1 jam, 2 jam, 3 jam, dan 4 jam sesuai dengan waktu penambahan yang diinginkan. Semakin besar penambahan jam lembur dapat menimbulkan penurunan produktivitas, indikasi dari penurunan produktivitas pekerja terhadap penambahan jam kerja (lembur) dapat dilihat pada Gambar 3.1 dibawah ini.

Dari uraian di atas dapat ditulis sebagai berikut ini: 1. Produktivitas harian

=

� � � ...(3.1)

2. Produktivitas tiap jam

� � ℎ� �

=

�� � ℎ� ...(3.2)

3. Produktivitas harian sesudah crash

= (Jam kerja perhari × Produktivitas tiap jam) + (a × b × Produktivitas tiap jam)...(3.3) dengan:

Gambar 3.2 Gambar Indikasi Penurunan Produktivitas Akibat Penambahan Jam Kerja (Sumber: Soeharto, 1997).


(33)

a = lama penambahan jam kerja (lembur)

b = koefisien penurunan produktivitas akibat penambahan jam kerja (lembur)

Nilai koefisien penurunan produktivitas tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Koefisien Penurunan Produktivitas

Pada Tabel diatas penambahan jam kerja akan memperngaruhi penurunan indeks produktivitas, serta pesentasi kerja. Penambahan 1 jam, 2 jam, 3 jam dan 4 jam sesuai dengan penambahan dapat menimbulkan penurunan produktivitas. Setiap penambahan 1 jam lembur kerja maka koefisien produktivitas akan turun sebesar 0,1 dan presentasi kerja turun sebesar 10.

4. Crash duration

=

� � ℎ� � �ℎ � ℎ ...(3.4)

H. Pelaksanaan Penambahan Tenaga Kerja

Dalam penambahan jumlah tenaga kerja yang perlu diperhatikan adalah ruang kerja yang tersedia apakah terlalu sesak atau cukup lapang, karena penambahan tenaga kerja pada suatu aktivitas tidak boleh mengganggu pemakaian tenaga kerja untuk aktivitas yang lain yang sedang berjalan pada saat yang sama. Selain itu, harus diimbangi pengawasan karena ruang kerja yang sesak dan pengawasan yang kurang akan menurunkan produktivitas pekerja.

Jam Lembur

Penurunan indeks produktivitas

Prestasi kerja

1 jam 0,1 90

2 jam 0,2 80

3 jam 0,3 70


(34)

Perhitungan untuk penambahan tenaga kerja dirumuskan sebagai berikut ini :

1. Jumlah tenaga kerja normal

=

...

(3.5)

2. Jumlah tenaga kerja dipercepat

=

...

(3.6)

Dari rumus di atas maka akan diketahui jumlah pekerja normal dan jumlah penambahan tenaga kerja akibat percepatan durasi proyek.

I. Biaya Tambahan Pekerja (Crash Cost)

Penambahan waktu kerja akan menambah besar biaya untuk tenaga kerja dari biaya normal tenaga kerja. Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP. 102/MEN/VI/2004 pasal diperhitungkan bahwa upah penambahan kerja bervariasi. Pada penambahan waktu kerja satu jam pertama, pekerja mendapatkan tambahan upah 1,5 kali upah perjam waktu normal dan pada penambahan jam kerja berikutnya maka pekerja akan mendapatkan 2 kali upah perjam waktu normal.

Perhitungan untuk biaya tambahan pekerja dapat dirumuskan sebagai berikut ini:

1. Normal biaya pekerja perhari

= Produktivitas harian × Harga satuan upah pekerja...(3.7) 2. Normal biaya pekerja perjam

= Produktivitas perjam × Harga satuan upah pekerja...(3.8) 3. Biaya lembur pekerja


(35)

= 1,5 × upah sejam normal untuk penambahan jam kerja (lembur) pertama + 2 × n × upah sejam normal untuk penambahan jam kerja (lembur) berikutnya...(3.9) dengan:

n = jumlah penambahan jam kerja (lembur) 4. Crash cost pekerja perhari

= (Jam kerja perhari × Normal cost pekerja) + (n × Biaya lembur perjam)...(3.10) 5. Cost slope

= Crash Cost– Normal Cost Durasi Normal – Durasi Crash...(3.11)

J. Hubungan Antara Biaya dan Waktu

Biaya total proyek sama dengan penjumlahan dari biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya total proyek sangat bergantung dari waktu penyelesaian proyek. Hubungan antara biaya dengan waktu dapat dilihat pada Gambar 3.2. Titik A pada gambar menunjukkan kondisi normal, sedangkan titik B menunjukkan kondisi dipercepat. Garis yang menghubungkan antar titik tersebut disebut dengan kurva waktu biaya. Gambar 3.2 memperlihatkan bahwa semakin besar penambahan jumlah jam kerja (lembur) maka akan semakin cepat waktu penyelesain proyek, akan tetapi sebagai konsekuesinya maka terjadi biaya tambahan yang harus dikeluarkan akan semakin besar. Gambar 3.3 menunjukkan hubungan biaya langsung, biaya tak langsung dan biaya total dalam suatu grafik dan terlihat bahwa biaya optimum didapat dengan mencari total biaya proyek yang terkecil.Jadi total biaya proyek adalah sama dengan jumlah biaya langsung ditambah biaya tidak langsung. Kedua-duanya berubah sesuai dengan waktu dan kemajuan proyek. Meskipun tidak dapat diperhitungkan dengan rumus tertentu, tetapi pada umumnya, semakin lama proyek berjalan maka semakin tinggi kumulatif biaya tidak langsung yang diperlukan. Grafik yang terdapat pada Gambar 3.3 meunjukkan


(36)

hubungan ketiga macam biaya tersebut. Terlihat bahwa biaya optimal didapat dengan mencari teori biaya proyek yang terkecil.

Gambar 3.3 Grafik hubungan waktu-biaya normal dan

dipercepat untuk suatu kegiatan (Sumber: Soeharto, 1997).

Gambar 3.4 Grafik hubungan waktu dengan biaya total, biaya langsung, dan biaya tak langsung (Sumber : Soeharto, 1997).

Waktu normal Waktu

dipercepat Biaya waktu

normal Biaya waktu dipercepat

Biaya

Waktu A (Titik normal) B (Titik dipercepat)

Biaya

Kurun Waktu Biaya Langsung Biaya Total Proyek

Biaya Tidak Langsung Biaya

Optimum


(37)

K. Biaya Denda

Keterlambatan penyelesaian proyek akan menyebabkan kontaktor terkena sanksi berupa denda yang telah disepakati dalam dokumen kontrak. Besarnya biaya denda umumnya dihitung sebagai berikut :

dengan:

Denda perhari akibat keterlambatan sebesar 1 permil dari nilai kontrak.

L. Program Microsoft Project

Program Microsoft Project adalah sebuah aplikasi program pengolah lembar kerja untuk manajemen suatu proyek, pencarian data, serta pembuatan grafik. Kegiatan manajemen berupa suatu proses kegiatan yang akan mengubah input menjadi output sesuai tujuannya. Input mencakup unsur-unsur manusia, material, mata uang, mesin/alat dan kegiatan-kegiatan. Seterusnya diproses menjadi suatu hasil yang maksimal untuk mendapatkan informasi yang di inginkan sebagai pertimbangan untuk pengambilan keputusan. Dalam proses diperlukan perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian.

Beberapa jenis metode manajemen proyek yang di kenal saat ini, antara lain PERT (Program Evaluation Review Technique), dan Gantt Chart. Microsoft Project adalah penggabungan dari ketiganya. Microsoft project juga merupakan sistem perencanaan yang dapat membantu dalam menyusun penjadwalan (scheduling) suatu proyek atau rangkaian pekerjaan. Microsoft project juga membantu melakukan pencatatan dan pemantauan terhadap pengguna sumber daya (resource), baik yang berupa sumber daya manusia maupun yang berupa peralatan.

Total denda = total waktu akibat keterlambatan × denda perhari akibat


(38)

Tujuan penjadwalan dalam Microsoft Project adalah : 1. Mengetahui durasi kerja proyek.

2. Membuat durasi optimum.

3. Mengendalikan jadwal yang dibuat.

4. Mengalokasikan sumber daya (Resources) yang digunakan. Komponen yang di butuhkan pada jadwal adalah :

1. Kegiatan (rincian tugas, tugas utama). 2. Durasi kerja untuk tiap kegiatan. 3. Hubungan kerja tiap kegiatan.

4. Resources (tenaga kerja pekerja dan bahan). Yang dikerjakan oleh Microsoft Project antara lain : 1. Mencatat kebutuhan tenaga kerja pada setiap sektor. 2. Mencatat jam kerja para pegawai, jam lembur.

3. Menghitung pengeluaran sehubungan dengan ongkos tenaga kerja, memasukkan biaya tetap, menghitung total biaya proyek.

4. Membantu mengontrol pengguna tenaga kerja pada beberapa pekerjaan untuk menghindari overallocation (kelebihan beban pada penggunaan tenaga kerja).

Program Microsoft project memiliki beberapa macam tampilan layar, namun sebagai default setiap kali membuka file baru,yang akan ditampilkan adalah Gantt Chart View. Tampilan Gantt Chart View dapat dilihat pada Gambar 3.4.


(39)

Gambar 3.5 Tampilan layar Gantt Chart View. 1. Task

Task adalah salah satu bentuk lembar kerja dalam Microsoft Project yang berisi rincian pekerjaan sebuah proyek.

2. Duration

Duration merupakan jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

3. Start

Start merupakan nilai tanggal dimulainya suatu pekerjaan sesuai perencanaan jadwal proyek.

4. Finish

Dalam Microsoft Project tanggal akhir pekerjaan disebut finish, yang akan diisi secara otomatis dari perhitungan tanggal mulai (start) ditambah lama pekerjaan (duration).

5. Predecessor

Predecessor merupakan hubungan keterkaitan antara satu pekerjaan dengan pekerjaan lain. Dalam Microsoft Project mengenal 4 macam hubungan antar pekerjaan, yaitu :


(40)

a. FS (Finish to Start)

Suatu pekerjaan B baru boleh dimulai jika pekerjaan A selesai, dapat dilihat pada Gambar 3.6.

Gambar 3.6 FS (Finish to Start) b. FF (Finish to Finish)

Suatu pekerjaan A harus selesai bersamaan dengan selesainya pekerjaan B, dapat dilihat pada Gambar 3.7.

Gambar 3.7 FF (Finish to Finish) c. SS (Start to Start)

Suatu pekerjaan A harus dimulai bersamaan dengan pekerjaan B, dapat dilihat pada Gambar 3.8.

Gambar 3.8 SS (Start to Start)

A

B

A

B

A


(41)

d. SF (Start to Finish)

Suatu pekerjaan A boleh diakhiri jika pekerjaan B dimulai, dapat dilihat pada Gambar 3.9.

Gambar 3.9 SF (Start to Finish)

Gambar 3.10 Tampilan layer Gantt Chart Hasil Predecessor 6. Resources

Sumber daya, baik sumber daya manusia maupun material dalam Microsoft Project disebut dengan resources.

A


(42)

Gambar 3.11 Tampilan Layar Resources

7. Baseline

Baseline adalah suatu rencana baik jadwal maupun biaya yang telah disetujui dan ditetapkan.


(43)

Gambar 3.12 Tampilan Layar Untuk Baseline

8. Gantt Chart

Gantt Chart merupakan salah satu bentuk tampilan dari Microsoft Project yang berupa batang-batang horisontal yang menggambarkan masing-masing pekerjaan beserta durasinya.

Gambar 3.13 Tampilan Layar Gantt Chart 9. Tracking

Tracking adalah mengisikan data yang terdapat di lapangan pada perencanaan yang telah dibuat.

M. Produktivitas Alat Berat

Dalam melaksanakan proyek-proyek yang dikerjakan dengan alat berat. Pada saat suatu proyek akan dimulai, kontraktor akan memilih alat berat yang akan digunakan di proyek tersebut.

Tujuan penggunaan alat-alat berat tersebut untuk memudahkan pekerjaan dalam mengerjakan pekerjaannya sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan mudah pada waktu yang relatif lebih singkat.(Rostianti ,1999).


(44)

Ervianto (2003 produktivitas didefinisikan sebagai rasio antara output dengan input, atau rasio hasil produksi dengan total sumber daya yang digunakan. Dalam proyek konstruksi, rasio produktivitas adalah nilai yang diukur selama proses konstruksi, dapat di pisihkan menjadi biaya tenaga kerja, material, uang, metoda dan alat.

Menurut Rostiyanti (1999) produktivitas adalah kemampuan alat dalam satuan waktu (m3/jam), dan alat berat merupakan fakor penting didalam

proyek terutama proyek-proyek konstruksi dengan skala yang besar. Tujuan pengguaan alat-alat berat tersebut untuk memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaannya sehingga hasil yang diharapkan bias tercapai dengan lebih mudah dengan waktu yang relative singkat. Produktivitas alat tergantung pada kapasitas, waktu siklus alat, dan efesiensi alat. Menurut Rostiyanti (1999), siklus kerja dalam pemindahan material merupakan suatu kegiatan yang dilakukan berulang. Waktu siklus sendiri terdiri dari beberapa unsur, waktu yang diperlukan didalam siklus kegiatan waktu siklus atau cycle time (CT).

Waktu muat merupakan waktu yang dibutuhkan oleh suatu alat untuk memuat material ke dalam alat angkut sesuai dengan kapasitas alat angkut tersebut. Kemudian waktu angkut atau Hauling Time (HT), waktu angkut merupakan yang diperlukan oleh suatu alat bergerak dari tempat permuatan ke tempat pembongkaran. Waktu angkut tergantung dari jarak angkut, kondisi jalan, tenaga alaat, dan lain-lain. Pada saat kembali ke tempat permuatan maka waktu yang diperlukan untuk kembali disebut (Return Time). Waktu kembali lebih singkat daripada berangkat karena kendaraan dalam keadaan tidak ada muatan. Ada pun alat alat berat yang digunakan dalam pekerjaan di proyek, serta fungsi dari alat berat dibawah ini :

a. Wheel Loader adalah alat yang mencampurkan dan memuat agregat ke dalam dump truk

b. Dump Truck digunakan untuk mengangkat material dari aspal mixing plant ke lokasi pekerjaan proyek


(45)

c. Motor Grader adalah alat yang digunakan pada pekerjaan perataan dan pembentukan permukaan tanah

d. Vibratory Roller adalah alat yang digunakan untuk pemadatan.Pada proyek jalan digunakan pada pekerjaan pemadatan lapisan pondasi bawah dan atas. Efek yang diakibatkan oleh getaraan adalah gaya dinamis terhadap tanah, berbutir tanah cenderung mengisi bagian-bagian yang kosong yang terdapat diantara butir-butirnya sehingga menjdi padat dan kompak

e. Water Tank Truck adalah alat pengangkut air untuk proses pemadatan, air tersebut ada yang dimasukkan kedalam roda Tandem roller pada saat pemdatan, ada juga yang langsung disiram dibadan jalan akan dipadatkan

f. Compressor adalah alat yang digunakan untuk membersihkan permukaan jalan dari kotoran dan debu

g. Asphalt Sprayer adlah alat yang digunakan untuk mengolah material lapis pengikat

h. Asphalt Finisher adalah alat yang digunakan untuk menghamparkan asphalt pada permukaan badan jalan

i. Tandem Roller berfungsi sebagai alat untuk pemadatan awal setelah material aspal dihampar

j. Pneumatic Tire Roller berfungsi sama seperti Tandem roller yaitu untuk pemadatan, perbedaannya ada pada roda serta waktu penggunaannya. Pneumatic Tire roller digunakan pada pemadatan terakhir setelah dipadatkan terlebih dahulu dengan Tandem roller Produksi alat berat terdapat rumus umum produksi alat :

...(3.12) dengan : Q = produksi alat dalam satu jam (m3/ jam atau cu.yd/h)

q = kapasitas alat per siklus (m3/ jam atau cu.yd/siklus) WS= waktu siklus (menit)


(46)

Jadi produksi alat tergantung pada : 1. Jeni salat / kapasitas alat

2. Waktu siklus : daya alat, kecepatan alat, kondisi lapangan

3. Efisiensi : kondisi alat, metode pelaksanaan, cuaca, topografi, keahlian operator, dll


(47)

31

Lokasi proyek untuk obyek penelitian tugas akhir ini dilakukan pada Proyek Peningkatan Ruas Jalan Siluk Kretek, Kabupaten Bantul, DIY.

B. Pengumpulan Data

Pengumpulan data atau informasi dari suatu pelaksanaan proyek konstruksi yang sangat bermanfaat untuk evaluasi optimasi waktu dan biaya secara keseluruhan. Data yang diperlukan adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi yang terkait seperti kontraktor, konsultan pengawas, dan lain-lain. Variabel-variabel yang sangat mempengaruhi dalam pengoptimasian waktu dan biaya pelaksanaan proyek ini adalah variabel waktu dan variabel biaya.

1. Variabel Waktu

Data yang mempengaruhi variabel waktu dapat diperoleh dari kontraktor pelaksana atau dari konsultan pengawas. Data yang dibutuhkan untuk variabel waktu adalah :

a. Data cumulative progress (kurva-S), meliputi : 1) Jenis kegiatan

2) Prosentase kegiatan 3) Durasi kegiatan

b. Rekapitulasi perhitungan biaya proyek. 2. Variabel biaya

Semua data-data yang mempengaruhi variabel biaya diperoleh dari kontraktor pelaksana. Data-data yang diperlukan dalam variabel biaya antara lain :

1. Daftar rencana anggaran biaya (RAB) penawaran, meliputi : 1) Jumlah biaya normal


(48)

2) Durasi normal

2. Daftar-daftar harga bahan dan upah. 3. Gambar rencana proyek.

Data yang digunakan berupa data sekunder dan data primer berupa hasil analisis dengan Microsoft Project. Data tersebut meliputi:

1. Daftar bahan dan upah tenaga kerja.

2. Rencana anggaran biaya Proyek Peningkatan Ruas Jalan Siluk Kretek Sta 0+000 samapi Sta 6+ 773,3, Bantul, DIY.

3. Time Schedule (Kurva-S).

4. Estimasi waktu dalam program Microsoft Project 5. Data biaya normal.

C. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan bantuan program Microsoft Project 2010. Dengan menginputkan data yang terkait untuk dianalisis kedalam program, maka microsoft project ini nantinya akan melakukan kalkulasi secara otomatis sesuai dengan rumus-rumus kalkulasi yang telah dibuat oleh program ini.

Proses menginputkan data untuk menganalisis percepatan meliputi dua tahap, yaitu dengan menyususn rencana jadwal dan biaya proyek (baseline) dan memasukkan optimasi durasi dengan penambahan jam kerja (lembur).

D. Tahap dan Prosedur Penelitian

Suatu penelitian harus dilaksanakan secara sistematis dengan urutan yang jelas dan teratur, sehingga akan diperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, pelaksanaan penelitian ini dibagi dalam beberapa tahap, yaitu :


(49)

Sebelum melakukan penelitian perlu dilakukan studi literatur untuk memperdalam ilmu yang berkaitan dengan topik penelitian. Kemudian menentukan rumusan masalah sampai dengan kompilasi data.

Tahap 2 : Pengumpulan Data

Data proyek yang diperlukan untuk pembuatan laporan,meliputi : 1. Rencana Anggaran Biaya (RAB)

2. Analisa harga satuan bahan proyek 3. Time schedule

Tahap 3 : Analisa percepatan dengan aplikasi program dan pembahasan Melakukan input data ke program untuk perencanaan dan update perencanaan dengan data pelaksanaan, dengan bantuan program Microsoft Project ini dilakukan pengujian dari semua kegiatan yang dipusatkan pada kegiatan yang berada pada jalur kritis yang mempunyai nilai cost slope terendah. Kemudian membandingkan hasil analisa percepatan yang berupa perubahan biaya proyek sebelum dan sesudah percepatan dengan biaya denda akibat keterlambatan.

Tahap 4 : Kesimpulan

Kesimpulan disebut juga pengambilan keputusan. Pada tahap ini, data yang telah dianalisa dibuat suatu kesimpulan yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

Tahapan penelitian secara skematis dalam bentuk diagram alir dapat dilihat pada Gambar 4.1.


(50)

Gambar 4.1 Bagan alir penelitian Pengumpulan data proyek a. Rencana anggaran biaya (RAB)

b. Daftar harga satuan bahan dan upah tenaga kerja c. Time Schedule (Kurva S)

d. Biaya tidak langsung

Penentuan obyek penelitian

Menyusun network diagram

a. Menentukan penambahan jam kerja (lembur) b. Menentukan penambahan tenaga kerja

Menghitung jumlah sumber daya (resources)

Menentukan estimasi durasi dalam Microsoft Project Studi literatur

Mulai

Kesimpulan Hasil :

1. Durasi dan biaya akibat penambahan jam kerja (lembur). 2. Durasi dan biaya akibat penambahan tenaga kerja.

3. Perbandingan durasi dan biaya akibat penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja.


(51)

35 1. Data Umum Proyek

Adapun gambaran umum dari Proyek Peningkatan Ruas Jalan Siluk-Kretek STA 0+000 sampai STA 6+773,5 Kab.Bantul ini adalah sebagai berikut :

Pemilik Proyek : A

Konsultan Supervisi : PT. B

Kontraktor : PT. C

Anggaran : Rp21,496,318,956.00

Waktu pelaksanaan : 147 Hari kerja Tanggal pekerjaan dimulai : 27 Juli 2015

Tanggal pekerjaan selesai : 23 Desember 2015

Untuk rincian Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Kurva - S dapat dilihat pada Lampiran I dan Lampiran IV.

2.Daftar Kegiatan-Kegiatan Kritis

Berdasarkan hasil analisis Microsoft Project untuk penjadwalan proyek tersebut dapat mengketahui lintasan kritis dari kegiatan – kegiatan kritis pada tabel 5.2. Daftar kegiatan – kegiatan output Ms. Projcet dapat dilihat pada tabel 5.1.


(52)

No. Task Activity Task Name Predecessors

DIVISI 1 UMUM

3 B Mobilisasi Start

4 C

Manajemen dan

Keselamatan Lalu Lintas B Start-to-Start

5 D Pengamanan Lingkungan C Start-to-Start

6 E Manajemen Mutu Start-D-Start

DIVISI 2 DRAINASE

8 G

Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air

9 H Saluran Pasangan B Finish-to-Start +7 Hari

10 I Saluran Beton H

11 K

Pasangan Batu dengan

Mortar H

12 L

Beton K250 (fc'20) untuk Struktur Drainase Beton

Minor H

13 M

Baja Tulangan untuk Struktur Drainase Beton

Minor H

DIVISI 3 PEKERJAAN

TANAH

15 O Galian Biasa

16 P Pelebaran B,C,D,E

17 Q Bahu Jalan O

18 R

Galian Perkerasan Beraspal tanpa Cold

Milling Machine

19 S Patching B,C,D,E

20 T Rekonstruksi S

21 U Galian Perkerasan Berbutir B,C,D,E

22

V

Timbunan Pilihan dari


(53)

25 Y Rekonstruksi Q,T,U,X

DIVISI 4 PELEBARAN PERKERASAN DAN

BAHU JALAN

27 AA

Pelebaran Perkerasan dan

Bahu Jalan I,L,M,V,AO,AR,AV,AY,BF

DIVISI 5 PERKERASAN

BERBUTIR

29 AC

Lapis Pondasi Agregat

Kelas A

30 AD Pelebaran X Start-to-Start

31 AE Rekonstruksi AD

32 AF

Lapis Pondasi Agregat Semen Kelas A (Cement Treated Base) (CBT)

33 AG Pelebaran P

34 AH Rekonstruksi AG

DIVISI 6 PERKERASAN

ASPAL

36 AJ

Lapis Resap

Pengikat-Aspal Cair

37 AK Pelebaran AE,AH

38 AL Rekonstruksi AK

39 AM Lapis Perekat-Aspal Cair

40 AN Ruas Siluk Kreteg AL

41 AO Intrsection AN

42 AP

Laston Lapis Aus Perata

(AC-WC)

43 AQ Pelebaran AL

44 AR Rekonstruksi AQ

45


(1)

Penambahan Jam Kerja (Waktu Lembur)

Dalam perencanaan penambahan jam kerja lembur memakai 8 jam kerja normal dan 1 jam istirahat (08.00-17.00), sedangkan kerja lembur dilakukan setelah waktu kerja normal (17.00-20.00). Menurut keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP.102/MEN/VI/2004 pasal 3, pasal 7 dan pasal 11 standar upah untuk lembur adalah :

1. Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan

paling banyak 3 (jam) dalam 1 (satu) hari dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu) minggu.

2. Memberikan makanan dan minuman

sekurang-kurangnya 1.400 kalori apabila kerja lembur dilakukan selama 3 jam atau lebih.

3. Untuk kerja lembur pertama harus dibayar

sebesar 1,5 kali upah sejam.

4. Untuk setiap jam kerja lembur berikutnya

harus dibayar upah sebesar 2 kali lipat upah satu jam.

Adapun salah satu contoh perhitungannya sebagai berikut:

Pek. Galian Biasa

Durasi yang bisa di crash berdasarkan penambahan

1 jam lembur :

Volume = 2842,56

M

3

Durasi normal = 14 hari

Durasi normal (jam) = 14 × 7

= 98 jam

Produktivitas jam normal= �

� � = ,

=

1,12 kg/jam

Maksimal crashing = ,

, × + × . × , =12,41

hari

Maka maksimal crashing = 12 hari – 12,41 hari =

2,41 hari

Hasil perhitungan pengontrolan durasi crashing manual diatas sesuai dengan hasil perhitungan pada Ms. Project, maka hasil dari pengolahan Ms. Project dapat digunakan, hasil tersebut antara lain :

Tabel 3 Perhitungan hasil Ms Project (Durasi Percepatan dan Biaya Percepatan)

Kode

Normal

Crashing

Percepatan

Slope Durasi

(Hari) Biaya

Durasi

(Hari) Biaya

GBP 14 Rp 132.014.726 3.23 10.77 Rp 180.272.285

Rp 14.940.420,74

PPDBJ 1 Rp 742.000.496 3.23 10.77 Rp 840.397.687

Rp 30.463.526,63

LPASKP 14

Rp

1.102.590.354 3.23 10.77 Rp 1.228.563.647 Rp 39.001.019,50

LPASKR 21

Rp

1.148.532.107 4.85 16.15 Rp 1.279.750.106 Rp 27.055.257,53

LRPACP 14 Rp 81.879.451 3.23 10.77 Rp 85.672.384

Rp 1.174.282,35

LRPACR 7 Rp 76.217.392 1.62 5.38 Rp 79.749.845

Rp 2.180.526,54

LPACRSK 21 Rp 136.266.372 4.85 16.15 Rp 142.366.746

Rp 1.257.809,28

LPACI 7 Rp 1.683.603 1.62 5.38 Rp 1.755.017 Rp 44.083,33

LLAPP 14

Rp

1.188.860.485 3.23 10.77 Rp 1.286.770.928 Rp 30.312.830,65

LLAPR 14 Rp 554.794.064 3.23 10.77 Rp 607.215.906

Rp 16.229.672,14

LLAPLO 14

Rp

3.269.573.883 3.23 10.77 Rp 3.539.178.833

Rp 83.469.024,77

LLAPLI 7 Rp 63.762.474 1.62 5.38 Rp 69.071.976

Rp 3.277.470,37

LLAPLP 7 Rp 326.454.586 1.62 5.38 Rp 353.638.726

Rp 16.780.333,95

Contoh perhitungan upah lembur 3 jam

untuk resourse name Mandor sebagai berikut :

Upah Mandor per hari ( Standart Cost ) = Rp. 60.900 Jam Kerja per hari = 7 jam/hari

Biaya per jam = ((Rp.60.900)/(7 Jam/hari))

= Rp

8.700,00

Lembur 3 jam = ( Rp8.700,00× 1,5 ) + (2 x 8.700,00 x 2) =Rp 47.850,00

Lembur per jam untuk 3 jam = ((Rp47.850,00/(3

jam)) =Rp 15.950,00

Tabel 4 Upah Pekerja NO JENIS

PEKERJA

UPAH KERJA PERHARI

UPAH KERJA PERJAM 1 Pekerja Rp46.900,00 Rp 6.700,00 2 Tukang Rp 56.000,00 Rp 8.000,00 3 Mandor Rp 60.900,00 Rp 8.700,00

Contoh perhitungan slope pada Pekerjaan Galian Tanah :

Cost variance = Rp28,537,453

Duration variance =2.6 hari

Slope = �� �

� �� �

= � , ,

, = Rp. 10975943.46

Selanjutnya untuk perhitungan pengaruh terhadap biaya langsung, biaya tidak langsung dan biaya total yang diakibatkan pertambahan jam lembur dapat dilihat pada salah satu contoh perhitungan dibawah ini.

Gambar 6 Model hubungan biaya tidak langsung pada kontraktor besar

Berdasarkan grafik diatas pada proyek peningkatan ruas jalan Siluk-Kretek dengan nilai


(2)

total proyek sebesar Rp 21.496.318.956,00 didapatkan presentase untuk biaya tidak langsung sebesar 7,8% dari nilai total proyek tersebut.

Biaya Tidak Langsung =7,8% x Rp21.496.318.956 = Rp1.676.712.879

Biaya Tidak Langsung / hari = (Biaya Tidak Langsung)/(Durasi Normal Proyek)

=(Rp1.676.712.879/(147 hari) = Rp1.140.621.006,00 / hari

Biaya Langsung = Biaya Total Rencana –

Biaya Tidak Langsung

=Rp 21.496.318.956,00 –Rp1.140.621.006,00

= Rp 20.035.569.795,00

Contoh perhitungan pekerjaan Laston Lapis Aus Intrsection :

Kondisi lembur 1 jam

Biaya langsung

= Biaya langsung +

Selisih biaya

= Rp 19,819,606,077.43 + Rp 9,810,747

= Rp 19,829,416,824.43

Biaya tidak langsung = (Rp1,676,712,878.57

:147)×134

= Rp 1,528,432,147.81

Biaya total

= Rp 19,829,416,824.43

+ Rp 1,528,432,147.81

= Rp 21,357,848,972.24

Kondisi lembur 2 jam

Biaya langsung

= Biaya langsung +

Selisih biaya

= Rp19,819,606,077.43 + Rp 34,275

= Rp 19,829,451,099.43

Biaya tidak langsung = (Rp 1,676,712,878,57

:147)×133.1= Rp 1,517,025,938

Biaya total

= Rp.19,829,451,099.43

+ Rp 1,517,025,938

= Rp 21,346,477,037.18

Kondisi lembur 3 jam

Biaya langsung = Biaya langsung + selisih

= Rp19,819,606,077.43 + Rp 71.415,00

= Rp 19,829,522,514.43

Biaya tidak langsung = (Rp

1,676,712,878,57:147)×131,92 = Rp 1,494,213,518

Biaya total = Rp19,829,522,541.43 +

Rp 1,494,213,522,514,43 = Rp 21,323,736,032.07

Tabel 5 perbandingan antara biaya total dengan variasi penambahan jam lembur

Lembur Durasi Harga Total

Normal 147 Rp 21,496,318,956.00

1 134 Rp 21,941,655,052.24

2 133 Rp 23,051,781,450.18

3 131 Rp 24,291,070,428.07

Gambar 7 Grafik Perbandingan Biaya Total Proyek dan durasi percepatan akibat penambahan jam

Lembur

Dari grafik biaya total proyek pada penambahan 1 jam lembur didapatkan biaya total

sebesar Rp 21,941,655,052.24 dengan durasi

percepatan sebesar 134 hari, sedangkan penambahan 2 jam lembur didapatkan biaya total sebesar Rp 23,051,781,450.18 dengan durasi percepatan sebesar 133 hari dan untuk penambahan 3 jam lembur

didapatkan biaya total sebesarRp24,291,070,428.07

dengan durasi percepatan sebesar 131 hari. Dari ketiga nya penambahan jumlah lembur 3 jam adalah yang paling efektif dari segi durasi percepatan.

Penambahan Tenaga Kerja

Penambahan tenaga kerja dilakukan dengan cara menghitung ulang kebutuhan tenaga kerja dari

masing – masing kegiatan berdasarkan durasi

percepatan atau durasi crashing yang akan dilakukan dengan tanpa melakukan penambahan jam kerja per hari, contoh perhitungan penambahan pekerja dan biaya penambahan pekerja pada pekerjaan bekisting kolom lantai basement dibawah ini :

Perhitungan penambahan tenaga kerja

berdasarkan durasi normal :

Volume

= 2.842,56 M

3

Durasi normal = 14 jam

Kapasitas tenaga kerja per 1m

3

adalah

Pekerja

= 0,1687 Oh @ Rp. 6.700,00

Mandor

= 0,0281 Oh @ Rp. 8.700,00

Excavator

= 0,0281 Oh @ Rp. 438.179,48

Dump Truck = 0,01478 Oh @ Rp. 214.798

Dengan : Oh = Orang hari

Perhitungan jumlah tenaga kerja :

Jumlah tenaga kerja =

K a a a ×

D a N a

Jumlah Pekerja =

, × ,


(3)

Upah pekerja = 4,89× Rp. 6700

= Rp. 32.763,00

Jumlah Mandor =

, × ,

� �

= 0,82

orang

Upah Mandor = 0,82× Rp. 8700,00

= Rp. 7.094,16

Jumlah Excavator =

, × ,

� �

= 0,93 unit

Upah Excavator = 0,93 × Rp. 438.179,48

= Rp.357.301,049

Jumlah Dump Truck 3-4 M3 =

, × ,

� �

= 4,84 unit

Upah Dump Truck 3-4 M3 = 4,84 × Rp.

214.798,12 = Rp. 920.908,25

Jadi upah tenaga kerja dengan durasi normal

(14 hari) adalah :(Rp. 32.779,95 + Rp.

7.094,17 + Rp. 357.301,05 + Rp. 920.908,26 )

× 14 harix7jam = Rp. 129.172.176,1

Perhitungan Penambahan tenaga kerja

untuk Pelebaran Galian Biasa dengan

menggunakan durasi percepatan adalah sebagai

berikut :

1.

Untuk penambahan Tenaga kerja 1

Volume

= 2842,56 M

3

Durasi normal

= 14 hari

Durasi

Crashing =

12 hari

Durasi Percepatan = 1 hari

Kapasitas tenaga kerja per 1m

3

adalah

Pekerja = 0,1687 Oh @ Rp. 6.700

Mandor = 0,0281 Oh @ Rp. 8.700,00

Excavator = 0,0281Oh @ Rp. 438.179,48

Dump Truck 3-4 M3 = 0,01478 Oh @ Rp.

214.798

Perhitungan jumlah tenaga kerja dengan

durasi percepatan :

Jumlah tenaga kerja

=

K a a a ×

D a P c a a

Jumlah Pekerja =

, × ,

� �

= 5,56

orang

Upah pekerja = 5,56 × Rp. 6.700,00

= Rp. 37.051,00

Jumlah Mando =

, × ,

� �

= 0,93

orang

Upah Mandor = 0,93 × Rp. 8.700,00

= Rp. 8091,00

Jumlah Excavator =

, × , �

= 0,93 unit

Upah Excavator = 0.93 × Rp. 438.179,48

= Rp. 407.506.91

Jumlah Dump Truck 3-4 M3 =

, × , � �

=4,84 unit

Upah Dump Truck 3-4 M3

= 4,84× Rp.

214.798,1 = Rp. 1.039.622,907

Jadi upah tenaga kerja dengan durasi

percepatan ( 12 hari) adalah :

(Rp. 37.051,00+ Rp. 8.091,00 + Rp.

407.506,91+ Rp. 1.039.622,907 ) × 12 hari x 7

jam= Rp 129.582.084,73

Selisih Biaya = Biaya Percepatan

Biaya

Normal = Rp 129.582.084,73

Rp

129.172.176,1 = Rp. 409.908,68

2.

Untuk penambahan Tenaga kerja 2

Volume

= 2842,56 M

3

Durasi normal

= 14 hari

Durasi

Crashing =

11 hari

Durasi Percepatan = 2 hari

Kapasitas tenaga kerja per 1m

3

adalah

Pekerja = 0,1687 Oh @ Rp. 6.700,00

Mandor = 0,0281 Oh @ Rp. 8.700,00

Excavator = 0,0281Oh @ Rp. 438.179,48

Dump Truck 3-4 M3

= 0,1478 Oh @

Rp. 214.798,12

Perhitungan jumlah tenaga kerja dengan

durasi percepatan :

Jumlah tenaga kerja

=

K a a a ×

D a P c a a

Jumlah Pekerja

=

, × ,

� �

= 6,02

orang

Upah pekerja

= 6,02× Rp. 6.700,00=

Rp.40.334,00

Jumlah Mandor

=

, x , � �

= 1,01 orang

Upah Mandor

= 1,01× Rp. 8.700,00

= Rp. 8.787,00

Jumlah Excavator

=

, × ,

� �

= 1,01 unit

Upah Excavator

= 1,01× Rp. 438.179,48

= Rp. 442.561,27

Jumlah Dump Truck 3-4 M3 =

, × ,

� �

= 5,27 unit

Upah Dump Truck 3-4 M3

= 5,27 × Rp.

214.98,12 = Rp. 1.131.986,09


(4)

Jadi upah tenaga kerja dengan durasi

percepatan (14 hari) adalah :

(Rp 40.334,00 + Rp. Rp. 8.787,00

+Rp442.561,00 + Rp. 1131986,00) × 14 hari x

7 jam= Rp 129.515.872,4

Selisih Biaya = Biaya Percepatan

Biaya

Normal = Rp 129.515.872,4 - Rp.

129.172.176,1 = Rp. 343.696,4

3.Untuk penambahan Tenaga kerja 3

Volume

= 2842,56 M

3

Durasi normal

= 14 hari

Durasi

Crashing =

10 hari

Durasi Percepatan = 4 hari

Kapasitas tenaga kerja per 1m

3

adalah

Pekerja = 0,0168 Oh @ Rp. 6.700,00

Mandor = 0,0281 Oh @ Rp. 8.700,00

Excavator = 0,0281 Oh @ Rp. 438.179,48

Dump Truck 3-4 M3 = 0,0147 Oh @ Rp.

214.798,12

Perhitungan jumlah tenaga kerja dengan

durasi percepatan :

Jumlah tenaga kerja =

K a a a ×

D a P c a a

Jumlah Pekerja

=

, × , , � �

= 6,37 orang

Upah pekerja

= 6,37 × Rp. 6.700,00

= Rp. 42.679,00

Jumlah Mandor =

, × , , � �

= 1,07 orang

Upah Mandor = 1,07 × Rp. 8.700,00

= Rp. 9.309,00

Jumlah Excavator =

, × ,

, � �

= 1,07 unit

Upah Excavator = 1,07 × Rp.438.179,48

= Rp. 468.852,04

Jumlah Dump Truck 3-4 M3 =

, × , , � �

= 5,58 unit

Upah Dump Truck 3-4 M3

= 5,58 × Rp.

214.798,12 = Rp.1198573,517

Jadi upah tenaga kerja dengan durasi

percepatan (20 hari) adalah :

(Rp. 42.679,00+ Rp. 9309,00+ Rp. 468852,04

+ Rp 119857220 hari) x10,77x7 jam

= Rp 129.617.329,00

Selisih Biaya = Biaya Percepatan

Biaya

Normal

= Rp 129.617.329,00- Rp. 129.172.176,1

= Rp.445.153,70

Tabel 9 Tabel perbandingan antara biaya total dengan Tenaga kerja

Gambar 8 Grafik Perbandingan Biaya Total Proyek dan durasi percepatan akibat penambahan Tenaga

Kerja

Dari grafik biaya total proyek pada penambahan tenaga kerja 1 didapatkan biaya total

sebesar Rp21,367,089,134.05 dengan durasi

percepatan sebesar 134 hari sedangkan penambahan tenaga kerja 2 didapatkan biaya total sebesar Rp 21,352,410,790.05 dengan durasi percepatan sebesar 133 hari dan untuk penambahan tenaga kerja3 didapatkan biaya total sebesar Rp 21,333,826,801.63 dengan durasi percepatan sebesar 131 hari. Dari ketiga nya penambahan tenaga kerja 3 adalah yang paling efektif dari segi durasi percepatan maupun dari segi biaya.

Perbandingan Penambahan Biaya Akibat Jam Lembur, Tenaga Kerja dan Biaya Denda

Penambahan biaya akibat penambahan jam kerja lebih murah dibandingkan dengan biaya penambahan jam lembur pada durasi percepatan proyek yang sama. Biaya mempercepat durasi proyek (penambahan jam lembur atau penambahan tenaga kerja) lebih murah dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarakn apabila proyek mengalami keterlambatan dan dikenakan denda. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel.

Tabel 10 Perbandingan Biaya Akibat Penambahan Jam 1 Lembur, tenaga kerja dan Biaya Denda

Durasi (Hari)

Biaya Jam Lembur

Biaya Tenaga

Kerja Biaya Denda

0 Rp0 Rp0 Rp0

Tenaga

Kerja

Durasi

Percepatan

Biaya Total

1

134 Rp21,367,089,134.05

2

133 Rp21,352,410,790.05


(5)

147 Rp4,455.00 Rp120,887.61 Rp21,496,318.96

146 Rp774,545.00 Rp341,822.23 Rp42,992,637.91

145 Rp2,015,553.00 Rp565,972.54 Rp64,488,956.87

144 Rp2,733,278.00 Rp837,379.89 Rp85,985,275.82

143 Rp3,816,833.00 Rp3,509,810.22 Rp107,481,594.78 142 Rp13,116,706.00 Rp7,962,112.89 Rp128,977,913.74 141 Rp22,927,453.00 Rp8,372,021.58 Rp150,474,232.69 140 Rp28,451,199.00 Rp11,285,669.33 Rp171,970,551.65 139 Rp55,126,027.00 Rp12,457,140.93 Rp193,466,870.60 138 Rp75,002,955.00 Rp13,711,207.47 Rp214,963,189.56 137 Rp94,932,541.00 Rp16,131,063.35 Rp236,459,508.52 136 Rp120,539,209.00 Rp16,916,645.82 Rp257,955,827.47

134 Rp174,176,073.00 Rp19,050,908.81 Rp279,452,146.43

Tabel 11 Perbandingan Biaya Akibat Penambahan Jam 2 Lembur, tenaga kerja dan Biaya Denda

Durasi

(Hari) Biaya Jam Lembur Biaya Tenaga Kerja Biaya Denda

0 Rp0 Rp0 Rp0

146 Rp34,275.00 Rp94,704.38 Rp21,496,318.96 145 Rp2,123,853.00 Rp555,741.00 Rp42,992,637.91 143 Rp4,366,705.00 Rp1,050,854.03 Rp85,985,275.82 142 Rp7,537,296.00 Rp1,065,220.03 Rp107,481,594.78 141 Rp11,148,112.00 Rp2,761,226.34 Rp128,977,913.74 140 Rp27,191,934.00 Rp3,104,922.72 Rp150,474,232.69 139 Rp55,729,388.00 Rp4,558,728.93 Rp171,970,551.65 138 Rp89,891,153.00 Rp7,869,631.74 Rp193,466,870.60 137 Rp147,780,313.00 Rp9,005,169.46 Rp214,963,189.56 136 Rp205,961,196.00 Rp9,947,048.94 Rp236,459,508.52 135 Rp273,805,073.00 Rp14,106,293.35 Rp257,955,827.47 134 Rp348,286,114.00 Rp14,976,808.04 Rp279,452,146.43 133 Rp507,067,927.00 Rp15,778,774.87 Rp300,948,465.38

Tabel 12 Perbandingan Biaya Akibat Penambahan Jam 3 Lembur, tenaga kerja dan Biaya Denda

Durasi (Hari)

Biaya Jam Lembur

Biaya Tenaga

Kerja Biaya Denda

147 Rp0 Rp0 Rp0

146 Rp71,415.00 Rp78,468.31 Rp21,496,318.96

145 Rp3,864,347.00 Rp611,090.37 Rp42,992,637.91 143 Rp9,964,722.00 Rp1,173,212.32 Rp85,985,275.82 142 Rp13,497,175.00 Rp1,293,877.27 Rp107,481,594.78 141 Rp18,806,677.00 Rp2,488,609.76 Rp128,977,913.74 140 Rp67,064,236.00 Rp5,801,493.62 Rp150,474,232.69 139 Rp119,486,077.00 Rp6,246,647.32 Rp171,970,551.65 138 Rp146,670,218.00 Rp7,551,632.62 Rp193,466,870.60 135 Rp277,888,217.00 Rp8,467,817.65 Rp257,955,827.47 134 Rp375,798,660.00 Rp9,018,210.30 Rp279,452,146.43 133 Rp474,195,851.00 Rp14,280,383.69 Rp300,948,465.38 132 Rp600,169,144.00 Rp14,945,674.97 Rp322,444,784.34 131 Rp869,774,094.00 Rp20,007,206.57 Rp343,941,103.30

G.KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

Berdasarkan data serta hasil analisis dan

pembahasan yang dilakukan pada Proyek

Peningkatan Ruas Jalan Siluk-Kretek Bantul,DIY, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Waktu dan Biaya total proyek pada kondisi normal sebesar 147 hari dengan biaya Rp 21,496,318,956,00, dengan penambahan 1 jam kerja lembur didapatkan durasi crashing 134 hari dan dengan biaya sebesar Rp 21,941,655,052.24, pada penambahan 2 jam kerja lembur didapatkan durasi crashing 133 hari dan biaya sebesar Rp23,051,781,450.18 dan pada penambahan 3 jam kerja lembur didapatkan durasi crashing 131

hari dengan biaya Rp

24,291,070,428.07

.

2. Waktu dan Biaya total proyek pada kondisi normal sebesar 147 hari dengan biaya

Rp21,496,318,956.00

, pada penambahan tenaga kerja 1 didapatkan durasi crashing 134

hari dengan biaya sebesar

Rp21,367,089,134.05

, pada penambahan tenaga kerja 2 didapatkan durasi crashing 133 hari dengan biaya sebesar Rp 21,352,410,790.05 dan untuk penambahan tenaga kerja 3 didapatkan durasi crashing 131 hari dengan biaya Rp 21,333,826,801.63 .

3. Pada penambahan lembur 1 jam jika di bandingkan dengan penambahan tenaga kerja 1 yang lebih efektif adalah dengan menambah tenaga kerja. Pada penambahan lembur 2 jam jika di bandingkan dengan penambahan tenaga kerja 2 yang lebih efektif dibandingkan dengan penambahan jam lembur. Pada penambahan 3 jam kerja lembur jika dibandingkan dengan penambahan tenaga kerja 3 jam yang lebih efektif adalah dengan menambah tenaga kerja, karena dari segi durasi dan biaya lebih cepat dan murah.

4. Biaya mempercepat durasi proyek dengan penambahan jam lembur atau penambahan tenaga kerja lebih murah dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan apabila proyek mengalami keterlambatan dan dikenakan denda.

2. SARAN

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan,

penulis dapat memberikansaran-saran yang

diharapkan dapat berguna pada penelitian

selanjutnya sebagai berikut ini:

1. Pembuatan hubungan antar pekerjaan dalam

Microsoft Project hendaknya dilakukan secara cermat dan teliti agar diperoleh hasil analisis yang akurat.

2. Melakukan pengecekan ulang terhadap durasi

secara berkala setiap melakukan pengubahan data.

3. Penambahan data berupa metode konstruksi

akan lebih mempermudah dalam pembuatan Microsoft Project.

4. Pada penelitian ini, hendaknya mengetahui


(6)

agar pembuatan hubungan antar pekerjaan dalam Microsoft Project lebih akurat.

5. Memiliki data yang lengkap dan valid agar bisa

megetahui perbandingan yang akurat dari hasil

program Microsoft Project.

DAFTAR PUSTAKA

Frederika, Ariany. 2010.

Analisis Percepatan

Pelaksanaan dengan Menambah Jam

Kerja Optimum pada Proyek

Konstruksi

. Jurnal, Fakultas Teknik,

Universitas Udayana, Denpasar.

Novitasari, Vien. 2014.

Penambahan jam kerja

pada Proyek Pembangunan Rumah

Sakit Umum Daerah Belitung dengan

Time Cost Trade Off

. Tugas Akhir,

Jurusan Teknik Sipil Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta,

Yogyakarta.

Kareth, Michael. 2012.

Analisis Optimalisasi

Waktu dan Biaya dengan Program

Primavera 6.0.

Jurnal, Fakultas Teknik,

Universitas Sam Ratulangi, Manado.

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Republik Indonesia.

Nomor Kep.102/Men/VI/2004 tentang

Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja

Lembur.

Sartika. 2014. Analisa Waktu Pelaksanaan

Proyek Konstruksi Dengan Variasi

Penambahan Jam Kerja (Lembur).

Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil

Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta, Yogyakarta.

Siswanto. 2007.

Operations Research

, jilid dua.

Jakarta: Erlangga

Soeharto, Iman. 1997.

Manajemen Proyek Dari

Konseptual Sampai Operasional

.

Penerbit : Erlangga, Jakarta.

Soemardi, Biemo W., dan Kusumawardani,

Rani G. 2010.

Studi Praktek Estimasi

Biaya Tidak Langsung Pada Proyek

Konstruksi

. Konferensi Nasional Teknik

Sipil.

Tanjung, Novia. 2013.

Optimasi waktu dan

biaya dengan metode crash pada

proyek Pekerjaan Struktur Hotel Lorin

Triple Moderate Solo

. Tugas Akhir,

Jurusan Teknik Sipil Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta,

Yogyakarta.


Dokumen yang terkait

ANALISIS BIAYA PERCEPATAN PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL MAGANI KUTA-BALI: PENAMBAHAN JUMLAH TENAGA KERJA, PENAMBAHAN JAM KERJA, DAN KOMBINASINYA

1 12 21

ANALISIS BIAYA PERCEPATAN PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL MAGANI KUTA-BALI: PENAMBAHAN JUMLAH TENAGA KERJA, PENAMBAHAN JAM KERJA, DAN KOMBINASINYA

0 26 21

EVALUASI JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI JALAN DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA DAN ALAT KERJA MENGGUNAKAN METODE CRASHING (Studi Kasus Proyek Peningkatan Jalan Buduan – Bondowoso)

0 8 21

EVALUASI JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI JALAN DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA DAN ALAT KERJA MENGGUNAKAN METODE CRASHING (Studi Kasus Proyek Peningkatan Jalan Buduan – Bondowoso)

0 6 22

ANALISIS PERBANDINGAN PERCEPATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN DITINJAU DARI PENAMBAHAN TENAGA KERJA DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG ITERA TAHAP I

17 54 64

ANALISIS PERBANDINGAN PERCEPATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN DITINJAU DARI PENAMBAHAN TENAGA KERJA DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG ITERA TAHAP I

4 31 71

ANALISIS TIME COST TRADE OFF DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS : PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL BOGOR RING ROAD SEKSI II A)

1 2 8

ANALISIS PERCEPATAN PROYEK MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA LEMBUR DAN JUMLAH ALAT

0 1 11

PENERAPAN TIME COST TRADE OFF DALAM OPTIMALISASI BIAYA DAN WAKTU DENGAN PENAMBAHAN SHIFT KERJA DAN KAPASITAS ALAT (STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL SOLO – SEMARANG, RUAS BAWEN – SOLO SEKSI II)

0 2 11

ANALISIS PERCEPATAN PROYEK MENGGUNAKAN METODE CRASHING DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA DAN SHIFT KERJA (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Hotel Grand Keisha, Yogyakarta)

2 24 10