ANALISIS PERBANDINGAN PERCEPATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN DITINJAU DARI PENAMBAHAN TENAGA KERJA DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG ITERA TAHAP I

(1)

ABSTRACT

COMPARATIVE ANALYSIS OF THE ACCELERATION IMPLEMENTATION OF THE WORK REVIEWED FROM ADDITION OF THE LABOR WITH ADDITION HOURS OF WORK ON THE PROJECT CONSTRUCTION OF THE

ITERA PHASE 1

By :

IVANA ASTRIA RANI

One of the aspects reviewed from the study of construction management in relation with acceleration of the implementation work are overtime system (additional hours of work), and also with the addition of labor system. Efficiency step in a project is a key in completing a job according the schedule determined with the determination way of the proper equipment as well as the use of cost and time of skilled and efficient in carrying out the work of a project.

Alternative acceleration used is the addition of labor and hours of work. Acceleration studies conducted with using the remains of the volume of work that has not been done on those items of work that comes from the completion of the ITERA project. Calculations using crashing with plans for 5 days duration of the acceleration from the normal duration of a 17-days so that it becomes 12 days. Further analysis conducted by of Time-Cost Trade Off.

From the analysis results the best methods and favorable is the acceleration by addition of labor methode with a reduced duration of 5 days addition of costs of Rp. 527.760.000,00, or increasing of 15,67% from normal fee, with cost slope of Rp. 105.552.000,00. As for the method of adding working hours with a reduction in duration of 5 days and increasing costs of Rp. 635.671.875,00 or increasing of 18.87% from normal fee, with cost slope of Rp. 127.134.375,00.


(2)

ABSTRAK

ANALISIS PERBANDINGAN PERCEPATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN DITINJAU DARI PENAMBAHAN TENAGA KERJA DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA PADA PROYEK PEMBANGUNAN

GEDUNG ITERA TAHAP I

Oleh

IVANA ASTRIA RANI

Salah satu aspek yang ditinjau dari kajian manajemen konstruksi dalam kaitan dengan percepatan pelaksanaan pekerjaan adalah sistem lembur (penambahan jam kerja), dan juga dengan sistem penambahan tenaga kerja. Langkah efisiensi dalam suatu proyek merupakan modal dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan sesuai jadwal yang telah ditentukan dengan jalan penentuan peralatan yang tepat serta penggunaan biaya dan waktu terampil dan efisien dalam melaksanakan pekerjaan suatu proyek.

Alternatif percepatan yang digunakan yaitu penambahan tenaga kerja dan penambahan jam kerja. Kajian percepatan dilakukan dengan menggunakan sisa volume pekerjaan yang belum dikerjakan pada item-item pekerjaan yang berasal dari daftar rencana penyelesaian pekerjaan ITERA. Perhitungan menggunakan crashing

dengan rencana percepatan durasi selama 5 hari dari durasi normal 17 hari sehingga durasi menjadi 12 hari. Selanjutnya dilakukan analisis dengan metode Time Cost Trade Off.

Dari hasil analisis diperoleh metode yang paling untuk proyek tersebut baik yaitu percepatan dengan metode penambahan tenaga kerja dengan pengurangan durasi selama 5 hari diperoleh penambahan biaya sebesar Rp.527.760.000,00, mengalami peningkatan sebesar 15,67 % dari biaya normal, dengan cost slope sebesar Rp.105.552.000,00. Sedangkan untuk metode penambahan jam kerja dengan pengurangan durasi selama 5 hari diperoleh penambahan biaya sebesar Rp.635.671.875,00 dengan peningkatan sebesar 18,87 % dari biaya normal, dengan

cost slope sebesar Rp.127.134.375,00.


(3)

ANALISIS PERBANDINGAN PERCEPATAN PELAKSANAAN

PEKERJAAN DITINJAU DARI PENAMBAHAN TENAGA

KERJA DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA PADA

PROYEK PEMBAGUNAN GEDUNG ITERA TAHAP I

Oleh :

IVANA ASTRIA RANI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mecapai Gelar

SARJANA TEKNIK

Pada

Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Lampung

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2014


(4)

(5)

(6)

(7)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Ivana Astria Rani lahir di Bandar Lampung, pada tanggal 18 Agustus 1991, merupakan anak ketiga dari pasangan Ayahanda Buchari dan Ibunda Drs. Azizah.

Penulis memiliki dua orang saudara laki-laki bernama Iwan Christiawan, S.T. dan Deri Minaldo

Penulis menempuh pendidikan dasar di SDN 1 Panjang yang diselesaikan pada tahun 2003. Pendidikan tingkat pertama ditempuh di SMPN 1 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2006. Kemudian melanjutkan pendidikan tingkat atas di SMAN 3 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2009.

Penulis diterima menjadi mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Lampung pada tahun 2009. Selama menjadi mahasiswa penulis aktif dalam organisasi UKMF Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Teknik sebagai anggota pengkaderan masa jabatan 2009-2010 dan Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil (Himateks) sebagai anggota bidang eksternal masa jabatan 2011-2012.


(8)

Persembahan

Sebuah karya kecil buah pemikiran dan kerja keras penulis

persembahkan untuk orang-orang yang selalu menginspirasi dan

memberi dukungan,

Ayahandaku tercinta Buchari

Ibundaku tercinta Drs. Azizah

Kedua Kakanda Iwan Christiawan, S.T. dan

Deri minaldo

Serta saudara seperjuangan Teknik Sipil Angkatan 2009

SIPIL JAYA !


(9)

MOTO

Ada yang tahu tapi tidak yakin

Ada yang yakin tapi tidak mengamalkan

Ada yang tahu dan yakin tapi tidak bekerja sesuai dengan apa yang diketahui

dan diyakininya

Maka bekerjalah dengan apa yang diketahui dan diyakini

(Anonim)

“Allah akan

meninggikan orang yang beriman diantara kamu dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat...”

(Q.S AL-Mujaadilah (58) : 11)

Keberanian bukan berarti tidak takut

Keberanian berarti menaklukkan ketakutan”

(Bung Hatta)

“Jika kita

mempunyai keinginan yang kuat dari dalam hati, maka seluruh alam

semesta akan bahu-

membahu mewujudkannya”

(Soekarno)

“At the first you make habbits

At the last habbits makes you”


(10)

SANWACANA

Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

Subhanahu Wa Ta’ala yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga skripsi dengan judul Analisis Perbandingan percepatan pelaksanaan Pekerjaan Ditinjau Dari Penambahan Tenaga Kerja Dengan Penambahan Jam Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung ITERA Tahap I dapat terselesaikan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik pada program reguler Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Lampung.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa pada penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan, oleh sebab itu penulis mohon maaf dan mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setulusnya kepada :

1. Prof. Drs. Suharno, M.sc., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Teknik, Universitas Lampung.

2. Ir. Idharmahadi Adha, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Lampung.


(11)

ii

4. Amril Siregar, S.T., M.T selaku Dosen Pembimbing II skripsi. 5. Dr. Rahayu Sulistiorini, S.T., M.T selaku Dosen Penguji skripsi. 6. Ir. Laksmi Irianti, M.T. Selaku Dosen Pembimbing Akademis

7. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Lampung. 8. Kedua orang tua penulis (Buchari dan Dra.Azizah) atas restu, dan motivasi yang

membangun serta do’a mereka yang tiada pernah berakhir.

9. kedua Kakanda (Iwan Christiawan, S.T. dan Deri Minaldo) yang selalu memberikan semangat serta kasih sayang.

10.Rekan-rekan seperjuangan angkatan 2009 yang saling mendukung tiada henti dalam suka dan duka (Nurmagita, Putri, Revinia, Felly, Tiara, Mona, Weni, Shafira, Ni Made, Veny, Aulia, Anwar, Anton, Damar, Iqbal, Renol, Catur, Ade Setiawan, Rainal, Rian, Irfan, Doni, Armen, serta seluruh teman-teman yang mungkin tidak penulis sebutkan namanya). Penulis mengucapkan banyak terima kasih atas dorongan dan bantuannya hingga selesai melakukan analisis ini.

11.Seluruh keluarga besar Jurusan Teknik Sipil, Universitas Lampung, khususnya angkatan 2009, semoga tetap menjaga kekompakan.

12.Sahabat-sahabat satu tim softball SMAN 3 (Yusi, Ria, Tiya, Yaik) atas do’a serta

dukungan nya yang tidak bisa penulis balas.

13.Tim pelatih serta para atlet Klub Mohicans Softball-Baseball atas motivasi yang diberikan.

14.Ahda Zulkarnain atas waktu nya menyempatkan diri untuk mendengar keluhan penulis serta mendoakan serta mendukung hingga selesai nya skripsi ini.


(12)

Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis sangat berharap karya kecil ini dapat bermanfaat bagi pembaca, terutama bagi penulis sendiri.

Bandar Lampung, Juli 2014 Penulis,


(13)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen Konstruksi merupakan salah satu aspek penting yang sangat mempengaruhi biaya dan waktu, dalam pelaksanaan suatu proyek. Salah satu aspek yang ditinjau dari kajian manajemen konstruksi dalam kaitan percepatan pelaksanaan pekerjaan adalah sistem lembur (penambahan jam kerja), dan juga dengan sistem penambahan tenaga kerja. Langkah efisiensi dalam suatu proyek merupakan modal dalam pekerjaan sesuai jadwal yang telah ditentukan dengan jalan penentuan peralatan yang tepat serta penggunaan biaya dan waktu terampil dan efisien dalam melaksanakan pekerjaan suatu proyek. (Ervianto, 2002).

Keterlambatan pekerjaan proyek dapat diantisipasi dengan melakukan percepatan dalam proses pelaksanaannya, namun juga harus tetap memperhatikan faktor biaya. Pertambahan biaya yang dikeluarkan diharapkan seminimum mungkin dan tetap memperhatikan standar mutu. Percepatan dapat dilakukan dengan mengadakan penambahan jam kerja, alat bantu yang lebih produktif, penambahan jumlah pekerja, menggunakan material yang lebih cepat pemasangannya, dan metode konstruksi yang lebih cepat. ( Ariany, 2010 ).


(14)

Percepatan penyelesaian proyek harus dilakukan dengan perencanaan yang baik. Dengan adanya keterbatasan tenaga kerja, maka alternatif yang biasa digunakan untuk menunjang percepatan aktivitas adalah dengan menambah jam kerja,dan penambahan tenaga kerja sehingga berpengaruh pada biaya total proyek. Untuk mengetahui hal ini perlu dipelajari tentang jaringan kerja yang ada, dan hubungan antara waktu dan biaya, hal tersebut disebut sebagai Analisis Pertukaran Waktu dan Biaya. (Time Cost Trade Off Analysis ) ( Ariany, 2010 ).

Pada Skripsi ini penulis melakukan studi kasus pada Proyek Pembangunan Gedung ITERA (Institut Teknologi Sumatera) Tahap I. Rencana pembangunan Kampus Institut Teknologi Sumatera didasari pertimbangan utama yaitu rencana pengembangan pendidikan perguruan tinggi di Indonesia yang merupakan bagian dari rencana pembangunan Nasional. Tujuan utamanya adalah menumbuhkan dan menyebarluaskan peran Institut Teknologi dalam pengembangan penelitian dan pendidikan di masa mendatang terutama di kawasan Sumatera. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mulai membangun kampus Institut Teknologi Sumatera (Itera). Menempati lahan seluas 300 hektare (ha) di bagian selatan Sumatera, dana pembangunan Itera diperkirakan mencapai Rp 2 triliun. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh menyatakan dana pembangunan diambil dari APBN dan APBD. Permasalahan pada proyek pembangunan ini dipilih karena mengalami keterlambatan pada pelaksanaannya, penulis akan melakukan analisis percepatan penyelesaian proyek dengan membandingkan penambahan waktu


(15)

3

kerja selama empat jam kerja dengan penambahan tenaga kerja. Metode Analisis yang akan digunakan yaitu Metode Pertukaran Waktu dan Biaya (Time Cost Trade Off Analisis). Tujuan dari metode ini adalah mempercepat waktu pelaksanaan proyek dan menganalisis sejauh mana waktu dapat dipersingkat dengan penambahan biaya minimun terhadap kegiatan yang bisa dipercepat kurun waktu pelaksanaannya sehingga dapat diketahui percepatan yang paling maksimum dan biaya yang paling minimum.

B. Rumusan Masalah

1. Permasalahan pada proyek pembangunan gedung ITERA tahap I dipilih karena mengalami keterlambatan pada pelaksanaannya yang disebabkan oleh perbedaan kondisi lokasi, perubahan desain, pengaruh cuaca, kesalahan perencanaan atau spesifikasi, dan pengaruh keterlibatan pemilik proyek.

2.Kurangnya peralatan dan tenaga kerja di lapangan.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

Mengetahui perbandingan biaya pada pelaksanaan proyek pembangunan gedung ITERA antara kondisi normal, penambahan jam kerja dan penambahan tenaga kerja, serta menganalisis metode percepatan yang lebih tepat antara penambahan jam kerja dengan penambahan tenaga kerja pada proyek tersebut.


(16)

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

1. Dari hasil penulisan ini diharapkan agar mahasiswa mengetahui cara melakukan percepatan, menghitung biaya setelah dilakukan percepatan, melakukan penjadwalan akibat percepatan.

2. Untuk mengetahui perbandingan antara penambahan tenaga kerja dengan penambahan jam kerja dengan kondisi normal

3. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan pengetahuan dan dapat menjadi bahan referensi khususnya mengenai analisa pertukaran waktu dan biaya bagi mereka yang membutuhkan.

4. Hasil penelitian ini juga dapat memberikan pertimbangan bagi penyedia jasa konstruksi dalam melakukan pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat mengetahui percepatan waktu penyelesain proyek dan percepatan biaya proyek.

E. Batasan Masalah

Pembatasan masalah perlu dilakukan agar pelaksanaan penelitian dapat lebih terarah dan terfokus, sesuai dengan rencana yang dibuat, dan pada akhirnya dapat memberikan hasil yang maksimal sesuai dengan tujuan penelitian. Batasan yang dilakukan adalah :


(17)

5

1. Kegiatan atau aktifitas yang digunakan sebagai obyek pembahasan adalah pekerjaan struktur pada Proyek Pembangunan Gedung Institut Teknologi Sumatera (ITERA) Tahap I.

2. Kajian percepatan dilakukan menggunakan sisa volume pekerjaan yang belum dikerjakan pada item-item pekerjaan yang berasal dari daftar rencana penyelesaian pekerjaan ITERA.

3. Perhitungan harga bahan dan upah pekerja menggunakan harga bahan dan upah milik kontraktor pelaksana.

4. Metode yang digunakan adalah Time Cost Trade Off Analysis atau analisa pertukaran waktu dan biaya.

5. Tinjauan kajian hanya pada unsur biaya (cost).

F. Sistematika Penulisan

Dalam skripsi ini digunakan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN

Berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Membahas teori-teori yang digunakan untuk menunjang penelitian yang diperoleh dari berbagai sumber.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN


(18)

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Berisi tentang pelaksanaan penelitian yang dilakukan mencakup hasil pengumpulan data, pengolahan data, analisis dan pembahasan data berdasarkan hasil yang telah diperoleh dan teori yang ada.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi kesimpulan yang dapat diambil dari skripsi ini dan saran mengenai topik dari skripsi ini. Pada akhir penulisan ini dilampirkan daftar pustaka yang digunakan sebagai bahan kajian yang mendukung penulisan skripsi ini.

Pada akhir penulisan ini dilampirkan daftar pustaka yang digunakan sebagai bahan kajian yang mendukung penulisan skripsi ini.


(19)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Proyek

1. Pengertian Proyek

Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Suatu rangkaian kegiatan dalam proyek konstruksi dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu kegiatan rutin dan kegiatan proyek.Kegiatan rutin adalah suatu rangkaian kegiatan terus-menerus yang berulang dan berlangsung lama, sementara kegiatan proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya dalam jangka waktu yang pendek (Ervianto, 2002).

Penyelenggaraan proyek konstruksi adalah merubah gambar perencanaan rekayasa struktur maupun arsitektural berikut ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam persyaratan atau spesifikasi teknis yang diwujudkan menjadi bangunan fisik dan dilakukan dengan biaya dan jangka waktu tertentu. Sebagaimana halnya pekerjaan-pekerjaan besar lain, maka sukses penyelenggaraan proyek konstruksi akan tergantung pada kualitas pelaku usaha dan tersedianya perangkat yang diperlukan.


(20)

Dari sejumlah organisasi yang terlibat dalam penyelenggaraan proyek konstruksi, peran pemilik sebagai pemrakarsa proyek sangat menentukan dalam mengambil keputusan, menyusun strategi penyelenggaraan, dan memantau kemajuan implementasi pekerjaan. Sementara itu, konsultan memberikan pelayanan dalam bentuk keahlian, manakala pemilik proyek menganggap keahlian tersebut tidak cukup tersedia dalam organisasinya. Sedangkan pelaksanaan pekerjaan, biasanya diserahkan kepada penyedia jasa konstruksi. Untuk maksud tersebut, dikenal beberapa prosedur yang salah satu diantaranya adalah pelelangan umum (Adi Irfan Z, 2008).

2. Sasaran dan Tiga Kendala Proyek

Dalam mencapai sasaran dan tujuan dari proyek yang telah ditentukan terdapat batasan-batasan dalam suatu proyek yaitu Triple Constrain atau tiga kendala yang terdiri dari :

a. Biaya / Anggaran (Cost). b. Waktu / Jadwal (Time). c. Mutu (Quality).

Dari segi teknis, ukuran keberhasilan proyek dikaitkan sejauh mana ketiga sasaran tersebut dapat dipenuhi. Untuk itu diperlukan suatu pengaturan yang baik, sehingga perpaduan antara ketiganya sesuai dengan yang diinginkan, yaitu dengan manajemen proyek (Soeharto, 1997).


(21)

9

B. Biaya

Satu hal penting dalam perencanaan suatu proyek adalah biaya. Dalam mengerjakan suatu proyek diperlukan berbagai jenis sumber daya bahan, tenaga kerja, peralatan dan sebagainya. Hal tersebut akhirnya akan menyangkut masalah keuangan, yaitu masalah biaya dan pendapatan proyek serta masalah penerimaan dan pengeluaran keuangan.

1. Biaya Langsung ( Direct Cost )

Biaya langsung adalah biaya yang timbul dan berhubungan langsung dengan aktivitas proyek yang sedang berjalan. Biaya langsung meliputi:

a. Biaya Bahan dan Material

Bahan atau material yang akan dipakai harus dihitung secara cermat kuantitasnya dengan telah memperhitungkan material hilang. Biaya material untuk satu tempat dengan tempat lain mungkin berbeda hal ini dipengaruhi oleh kelangkaan material, biaya transportasi dan stock material.

b. Biaya Upah

Biaya upah tenaga kerja bervariasi dan tergantung terhadap keahlian dan standart gaji dimana proyek tersebut berada. Upah pekerja ini termasuk biaya tanggungan kesehatan dan asuransi kecelakaan kerja. Lokasi proyek dimana biaya hidup tinggi maka standart gajinya juga tinggi. Untuk daerah yang cukup sulit mendapatkan tenaga kerja yang memiliki keahlian yang diharapkan, maka sangatlah mungkin untuk mendatangkan tenaga kerja


(22)

dari daerah lain yang mana akan menambah biaya mobilitas pekerja dan biaya penginapan pekerja yang cukup besar.

c. Biaya Alat

Untuk peralatan umum yang biasa digunakan perlu untuk dipertimbangkan untuk menyewa atau membeli alat tersebut. Karena dengan suatu analisa dan pertimbangan yang tepat dapat menekan biaya peralatan.

d. Biaya Sub-Kontrakor

Biaya ini diperlukan bila ada bagian pekerjaan diserahkan/dikerjakan oleh sub-kontraktor. Sub-kontraktor ini bertanggung jawab dan dibayar oleh kontraktor utama

2. Biaya Tidak Langsung ( Indirect Cost)

Biaya tidak langsung adalah biaya yang diperlukan untuk setiap kegiatan proyek, tetapi tidak berhubungan langsung dengan kegiatan yang bersangkutan dan dihitung pada awal proyek sampai akhir proyek. Bila pelaksanaan akhir proyek mundur dari waktu yang sudah direncanakan maka biaya tidak langsung ini akan menjadi besar, sedangkan jumlah pekerjaan dan nilai kontrak tetap, sehingga keuntungan kontraktor akan berkurang bahkan untuk kondisi tertentu akan mengalami kerugian. Biaya tidak langsung tersebut meliputi :

a. Biaya Overhead

Biaya Overhead adalah biaya-biaya operasional yang menunjang pelaksanaan pekerjaan selama proyek berlangsung, yang meliputi :


(23)

11

2. Operasional petugas satpam

3. Biaya untuk K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) b. Gaji Pegawai

Termasuk dalam unsur biaya ini adalah gaji maupun honor pegawai / karyawan tetap dan tidak tetap yang terlibat maupun tidak terlibat dalam proyek yang dibebankan dalam pembiayaan proyek tersebut.

c. Biaya Tak Terduga

Biaya tak terduga adalah biaya untuk kejadian-kejadian yang mungkin bisa terjadi, mungkin tidak.

d. Keuntungan

Keuntungan kontraktor yang direkomendasikan dalam kontrak kerja pada umumnya 10% selain itu juga tergantung besarnya resiko pekerjaan tersebut, semakin besar resikonya maka akan semakin besar pula propit yang ditetapkan. Bagi kontraktor propit sangat dipengaruhi oleh seberapa besar efesiensi yang dapat dilakukan kontraktor yang bersangkutan dengan baik mengurangi kualitas, spesifikasi dan waktu pelaksanaan proyek ( Yurry Widyatmoko, 2008 ).

C. Metode Penjadualan

Penjadualan (scheduling), dapat didefinisikan sebagai waktu yang tersedia kepada pelaksanaan masing-masing bagian dalam rangka penyelesaian suatu proyek sedemikian rupa sehingga tercapai hasil yang optimal, dengan mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang ada.


(24)

Faktor-faktor dalam penyusunan jadwal yaitu : 1. Sasaran proyek

2. Sasaran perusahaan

3. Keterkaitan dalam proyek lain 4. Dana yang diperlukan

5. Dana yang tersedia 6. Waktu yang diperlukan 7. Waktu yang tersedia

8. Perkiraan waktu yang hilang 9. Hari-hari libur

10.Kerja lembur

11.Sumber daya yang diperlukan 12.Sumber daya yang tersedia 13.Keahlian tenaga kerja

14. Kecepatan penyelesain tugas 15.Urutan kerja

Kriteria untuk menghasilkan jadual proyek yang implmentable (diterapkan dengan baik) :

1. Secara teknis dapat dipertanggungjawabkan 2. Berdasarkan perkiraan yang akurat

3. Sesuai dengan sumber daya yang tersedia 4. Koordinasi dengan pelaksanaan proyek lainnya 5. Fleksibel terhadap perubahan-perubahan


(25)

13

6. Cukup mendetail untuk dipakai sebagai alat pengukur hasil yang dicapai dan alat pengendali kemajuan proyek

7. Dapat menonjolkan pekerjaan yang kritis 8. Kondisi lingkunagn kerja

9. Kondisi organisasi proyek (Budiono, 2006)

1. Teknik – Teknik Dalam Penjadualan

Secara garis besar teknik-teknik dalam penjadualan dapat dikelompokan menjadi:

a. Metoda Bar Chart ( Gant Chart )

Bar Chart diperkenalkan oleh Hendry I. Gantt dan Frederick W. Taylor pada awal 1900. Bar chart adalah sekumpulan daftar kegiatan yang disusun dalam kolom arah vertikal. Kolom arah horizontal menunjukkan skala waktu. Saat mulai dan akhir dari sebuah kegiatan dapat terlihat dengan jelas, sedangkan durasi kegiatan digambarkan oleh panjangnya diagram batang.

Proses penyusunan diagram batang dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Daftar item kegiatan, yang berisi seluruh jenis kegiatan pekerjaan yang ada dalam rencana pelaksanaan pembangunan.

b. Urutan pekerjaan, dari daftar item kegiatan itu disusun urutan pelaksanaan pekerjaan berdasarkan prioritas item kegiatan yang akan dilaksanakan lebih dahulu dan item kegiatan yang akan dilaksanakan


(26)

kemudian, tanpa mengesampingkan kemungkinan pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan secara bersamaan.

c. Waktu pelaksanaan pekerjaan, adalah jangka waktu pelaksanaan dari seluruh kegiatan yang dihitung dari permulaan kegiatan sampai dengan seluruh kegiatan berakhir. Waktu pelaksanaan pekerjaan diperoleh dari penjumlahan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap item kegiatan.

Diagram batang memiliki sejumlah kelebihan dan kekurangan dibandingkan dengan sistem penjadwalan lainnya. Kelebihan-kelebihan diagram batang sangat membantu perencanaan jadwal pada tahap pendahuluan suatu proyek konstruksi dan perekayasaan, yang sering terjadi perubahan.

Keuntungan dan manfaat diagram batang antara lain :

1. Bentuk grafiknya dan mudah dimengerti oleh semua tingkat manajemen, sehingga dapat diterima dan digunakan dalam pelaksanaan secara luas.

2. Merupakan alat perencanaan dan penjadwalan yang baik, hanya memerlukan sedikit penyempurnaan (revisi) dan pembaharuan dibanding sistem-sistem yang canggih.

Sedangkan keterbatasan dan kelemahan diagram batang antara lain :

1. Hubungan antara masing-masing aktivitas tidak bisa dilihat dengan jelas.


(27)

15

2. Diagram batang tidak memadai untuk dipakai dalam pekerjaan pengawasan, karena aktivitas-aktivitas yang menentukan kecepatan waktu tidak terlihat dengan jelas.

3. Alternatif untuk memperbaiki jadwal pelaksanaan kegiatan lainnya tidak dapat dibaca pada diagram batang.

4. Apabila terdapat satu atau beberapa aktivitas mengalami keterlambatan, maka gambaran keseluruhan sulit untuk diketahui secara tepat sejauh mana hal tersebut akan mempengaruhi jadwal keseluruhan proyek (Ervianto, 2002).

No Urutan Pekerjaan Minggu ke

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 Pek. Pondasi

2 Pek Beton

3 Pek. Kap

4 Pek. Loteng

5 Pek. Plesteran

6 Pek. Lantai

7 Pek. Pintu

8 Pek. Pengecatan

9 Pek. Perlengkapan

Gambar 1. Contoh Diagram Batang (Gantt Chart) (Yurry, 2008).

b. Metoda CPM ( Critical Path Method )

Pada metoda ini pekerjaan (kegiatan) dilambangkan dengan dua anak panah, sedangkan simpul sebagai penanda dimulai dan berakhirnya suatu pekerjaan. Hubungan antar kegiatan dimungkinkan hanya berupa hubungan


(28)

merupakan fasilitas yang dapat dianggap sebagai suatu kegiatan yang tidak ada durasinya.

Gambar 2. Diagram Network metoda AOA (Budiono, 2006). Berikut adalah 3 terminology pada diagram panah :

1. Aktivitas nyata

Aktivitas

Mulai Akhir Durasi

2. Aktivitas palsu

Aktivitas palsu

3. Kejadian

Aktivitas

Durasi

Event A Event B

Beberapa terminology pada diagram panah tersebut, antara lain :

a. Aktivitas Nyata

Aktivitas nyata merupakan pelaksanaan kegiatan yang nyata dari suatu pekerjaan, sehingga memerlukan sumberdaya manusia, material, peralatan, dan fasilitas lainnya. Aktivitas nyata digambarkan secara

B A


(29)

17

grafis sebagai anak panah pada jaringan kerja dan dicantumkan lama waktu pengerjaannya (duration). Contoh pada pekerjaan penulangan beton, pekerjaan pembuatan acuan beton, dan pekerjaan pengecoran beton.

b. Aktivitas Palsu

Aktivitas palsu disebut juga dummy activity dan digambarkan sebagai anak panah yang terputus-putus. Kegiatan dummy tidak berbeda dengan kegiatan nyata sejauh dilibatkan dalam logika jaringan kerja dan harus selalu diperlukan sebagai kegiatan tanpa dimensi waktu serta sumberdaya.

c. Kejadian (Event)

Kejadian merupakan titik awal dan titik akhir suatu aktivitas. Suatu kejadian tidak memerlukan waktu atau sumberdaya. Secara grafis, kejadian digambarkan sebagai lingkaran dengan diberi kode nomor didalamnya dan disimbolkan dengan anak panah yang digambar garis lurus dan boleh patah.

c. Metode PDM ( Precedence Diagram Method )

Metode Precedence Diagram Method (PDM) merupakan penyempurnaan dari CPM, karena pada prinsipnya CPM hanya menggunakan satu jenis hubungan aktifitas yaitu hubungan akhir awal dan sebuah kegiatan dapat dimulai apabila kegiatan yang mendahuluinya selesai. Kegiatan dan peristiwa pada metode preseden diagram ditulis dalam node yang


(30)

berbentuk kotak segi empat. Kotak-kotak tersebut menandai suatu kegiatan, dimana harus dicantumkan identitas kegiatan dan kurun waktunya. Sedangkan peristiwa merupakan ujung-ujung kegiatan. Setiap node memiliki dua peristiwa yaitu awal dan akhir.

Pada diagram PDM hubungan antar kegiatan berkembang menjadi beberapa kemungkinan berupa konstrain. Konstrain menunjukkan hubungan antar kegiatan dengan satu garis dari node terdahulu ke node berikutnya. Satu konstrain hanya dapat menghubungkan dua node. Karena setiap node memiliki dua ujung yaitu ujung awal atau mulai (S) dan ujung akhir (F), maka ada empat macam konstrain yaitu awal ke awal (SS), awal ke akhir (SF), akhir ke awal (FS), dan akhir ke akhir (FF). Pada garis konstrain dibubuhkan penjelasan mengenai waktu mendahului (lead) atau terlambat/ tertunda (lag). Bila kegiatan (i) mendahului kegiatan (j) dan satuan waktu adalah hari. (Ariany 2010).

PDM mempunyai hubungan logis ketergantungan yang bervariasi. Jika di CPM hanya terdapat hubungan logis/konstrain FS = 0 dan SS = 0, maka pada PDM ada 4 macam hubungan logis/konstrain yang bervariasi, yaitu :

1. Finish to Finish (FF) yaitu hubungan yang menunjukkan bahwa selesainya (Finish) kegiatan berikutnya (Successor) tergantung pada selesainya (Finish) kegiatan sebelumnya (Predecessor).


(31)

19

Gambar 3. Finish to Finish (FF)

- FFij =0, artinya selesainya kegiatan i dan j secara bersamaan.

Gambar 4. Finish to Finish, FFij =0

- FFij = x, artinya kegiatan j selesainya setelah kegiatan i selesai

X

Gambar 5. Finish to Finish, FFij = x

- FFij = -x, artinya kegiaan i selesainya x hari lebih dahulu dari selesainya

kegiatan j


(32)

2. Finish to Start (FS) yaitu hubungan yang menunjukkan bahwa mulainya (Start) kegiatan berikutnya (Successor) tergantung pada selesainya (Finish) kegiatan sebelumnya (Predecessor).

Gambar 7. Finish to Start (FS)

- FSij = 0  kegitan j dimulai langsung setelah kegiatan i selesai.

Gambar 8. Finish to Start, FSij = 0

- FSij = x  kegiatan j dimulai setelah x hari kegiatan i selesai.

Gambar 9. Finish to Start, FSij = x

3. Start to start (SS) yaitu hubungan yang menunjukkan bahwa mulainya (start) kegiatan berikutnya (Successor) tergantung pada mulainya (Start) kegiatan sebelumnya (Predecessor).


(33)

21

- SSij = 0  Kegiatan i dan j dimulai (start) secara bersama-sama.

Gambar 11. Start to Start, SSij = 0

- SSij = x  kegiatan j dimulai setelah x hari kegiatan i dimulai.

Gambar 12. Start to Start, SSij = x

4. Start to Finish (SF) yaitu hubungan yang menunjukkan bahwa selesainya (Finish) kegiatan berikutnya (Successor) tergantung pada mulainya (Start) kegiatan sebelumnya (Predecessor).


(34)

- SF = x  kegiatan j selesai setelah x hari kegiatan i dimulai.

Gambar 14. Start to Finish, SF = x

Untuk kegiatan Finish to Finish (FF) dan Finish to Start (FS) tenggang waktu/waktu tunda untuk kegiatan berikutnya disebut “Lag time”.

Sedangkan, untuk kegiatan Start to Start (SS) dan Start to Finish (SF), waktu tenggang/waktu tunda untuk kegiatan berikutnya disebut “lead time“ (Faisol, 2010).

1. Perhitungan PDM

Pada dasarnya perhitungan PDM sama dengan CPM, yaitu menggunakan perhitungan ke muka (forward pass) untuk menentukan

Earliest Start (ES) dan Earliest Finish (EF). Dan menggunakan perhitungan ke belakang (backward pass) untuk menentukan Latest Finish (LF) dan Latest Start (LS) berdasarkan hubungan logis/ketergantungan yang ada antar kegiatan.

Pada Precedence Diagram Method digambarkan adanya empat jenis hubungan antar aktivitas, yaitu start to start, start to finish, finish to start dan finish to finish. Digambarkan oleh sebuah lambang segi empat karena letak kegiatan ada di bagian node.


(35)

23

a. Perhitungan ke Muka (Forward Pass)

1. Hubungan Kegiatan Finish to Finish (FF) FFij

EF j = EF i + FF ij ES j = EF j – Dj

2. Hubungan Kegiatan Finish to Start (FS)

ES j = EF i + FS ij EF j = ES j + Dj

3. Hubungan Kegiatan Start to Start (SS)

SSij ESj = ESi + SSij

EFj = ESj + Dj

EFі ESj Dj EFj

i j

EFі FS ij ESj Dj EFj

i j

ESi Di EFі ESj Dj EFj

i j


(36)

4. Hubungan Kegiatan Start to Finish (SF)

SFij EFj = ESi + SFij

ESj = EFj – Dj

b. Perhitungan ke Belakang (Backward Pass)

1. Hubungan Kegiatan Finish to Finish (FF) FFij

LFi = LFj - FFij LSi = LFi – Di

2. Hubungan Finish to Start (FS)

LFi = LSj - FSij LSi = LFi – Di

ESi Di ESj Dj EFj

i j

Di Dj

i j

LSi LFi LSj LFj

Di FS ij Dj

i j


(37)

25

3. Hubungan Kegiatan Start to Start (SS)

SSij LSi = LSj - SSij LFi = LSi + Di

4. Hubungan Kegiatan Start to Finish (SF)

SFij LSi = LFj - SFij

LFi = LSi + Di

Pada perhitungan PDM ini, jika perhitungan ke muka ada lebih satu kegiatan predecessor yang hubungan ketergantungan (konstrain) berlainan (FF,FS,SS,SF) maka ES dan EF di ambil yang maksimum. Namun, untuk perhitungan ke belakang jika ada lebih kegiatan

successor yang hubungan ketergantungan (konstrain) berlainan, maka LS dan EF diambil yang minimum (Faisol, 2010).

Di Dj

i j

LSi LFi LSj LFj

Di Dj

i j


(38)

Gambar 15. Diagram Jaringan Kerja dengan Menggunakan PDM ( Budiono, 2006 )

2. Jalur Kritis

Untuk menentukan kegiatan yang bersifat kritis, dan kemudian menentukan jalur kritis, dapat dilakukan perhitungan ke depan (Forward Analysis) dan perhitungan ke belakang (Backward Analysis). Perhitungan ke depan dilakukan untuk mendapatkan besarnya Earliest Start (ES) dan Earliest Finish (EF) yang disebut dengan predecessor.

Perhitungan ke belakang (Backward Analysis) dilakukan untuk mendapatkan besarnya Latest Start (LS) dan Latest Finish (LF) yang disebut dengan successor.

Jalur Kritis ditandai oleh beberapa keadaan sebagai berikut : 1. Earliest Start (ES) = Latest Start (LS) 2. Earliest Finish (EF) = Latest Finish (LF) 3. Latest Finish (LF) –Earliest Start (ES) = Durasi kegiatan


(39)

27

3. Float

Float adalah sejumlah waktu yang tersedia dalam suatu kegiatan sehingga memungkinkan kegiatan tersebut dapat diitunda atau diperlambat secara sengaja atau tidak sengaja, tetapi penundaan tersebut tidak menyebabkan proyek menjadi terlambat dalam penyelesainnya. Float dibedakan menjadi dua jenis, yaitu total float

dan free float. (Ervianto, 2002).

Total float adalah sejumlah waktu yang tersedia untuk terlambat atau diperlambatnya pelaksanaan kegiatan tanpa mempengaruhi selesainya proyek secara keseluruhan. Free float adalah sejumlah waktu yang tersedia untuk terlambat atau diperlambatnya pelaksanaan kegiatan tanpa mempengaruhi dimulainya kegiatan yang langsung mengikutinya. (Ervianto, 2002).

D. Produktivitas

1. Produktivitas tenaga kerja

Salah satu sumber daya yang sangat subtansial dalam menentukan profitabilitas perusahaan adalah tenaga kerja. Untuk tetap bertahan dalam bisnis, setiap perusahaan harus mampu meningkatkan produktivitasnya. Tingkat produktivitas ini sangat dipengaruhi oleh beragam kondisi kerja, yang mana nilainya dapat berubah-ubah antara satu proyek dengan proyek lainnya. Hal ini terjadi karena sifat proyek adalah unik dan tidak repetitif sehingga pengukuran produktivitas sering kali tidak dilakukan karena


(40)

demikian rumitnya. Secara sederhana produktivitas didefinsikan sebagai rasio antara input dan output. Perlu dideskripsikan dengan jelas apa yang akan diukur dan bagaimana cara mengukurnya. Bila tujuan pengukuran adalah mengukur produktivitas tenaga kerja maka sebagai input adalah jumlah sumber daya tenaga kerja yang diekspresikan sebagai orang-jam (OJ) atau orang-hari (OH) yang dibutuhkan untuk menghasilkan output per unit. Sedangkan sebagai output diekspresikan sebagai ukuran kuantitas hasil kerja dari satu jenis pekerjaan, misalnya pekerjaan dinding pasangan, satuan output yang digunakan adalah luasan atau m2 atau pekerjaan pipa satuannya adalah panjang atau m. (Wahyu Wuryanti, 2010).

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas

a. Tingkat upah dan gaji yang diterima oleh para pekerja yang wajar dalam arti memungkinkan untuk memenuhi kebutuhannya secara manusiawi. Kompensasi merupakan bentuk imbalan yang diterima seseorang sebagai balasan atas kontribusinya terhadap organisasi. Kompensasi secara organisasional terdiri dari: upah/gaji, insentif, dan bonus kerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi kompensasi adalah: kondisi pasar tenaga kerja, peraturan pemerintah, kesepakatan kerja, sikap manajemen, kemampuan membayar dan biaya hidup.

b. Sifat Tugas yang dilaksanakan. Pekerjaan yang dibebankan kepada karyawan harus disesuaikan dengan kemampuan kerja. Pekerjaan harus dapat dilaksanakan karyawan dengan baik jika pimpinan menyesuaikan dengan tingkat pendidikan, keahlian, dan pengalaman kerja karyawan.


(41)

29

c. Kemampuan organisasi dalam memberikan penghargaan yang wajar tanpa membahayakan kelangsungan hidup organisasi. Karyawan harus diberikan kesempatan berprestasi dengan cara mempromosikan karyawan atau memberikan penghargaan yang sesuai dengan kemampuan perusahaan.

d. Iklim kerja yang terdapat dalam organisasi. Iklim kerja merupakan pengaruh yang perlu diperhatikan pimpinan yang menyangkut kelangsungan hidup perusahaan dan pengaruh sosial politik terhadap perusahaan tersebut.

e. Syarat kerja lainnya, seperti: Kondisi kerja, hubungan kerja, dan manajemen organisasi. Kondisi kerja meliputi kebersihan, penerangan, sirkulasi udara, dan tingkat kebisingan di ruang kerja. Hal ini harus dapat dikendalikan agar proses kerja tidak terganggu. Sedangkan hubungan kerja adalah hubungan kerja yang terjalin baik antara pimpinan dengan karyawan atau sesama karyawan. Manajemen organisasi merupakan kemampuan pimpinan atau manajer dalam mengarahkan karyawan agar bekerja dengan baik.

f. Keselamatan kerja. Upaya untuk melindungi pekerja dari luka-luka yang diakibatkan oleh kecelakaan yang berkaitan dengan pekerja. Penyebab utama kecelakaan kerja yaitu: peralatan teknis tidak memadai, kondisi kerja tidak baik, dan kelalaian manusia.

g. Jaminan Sosial. Jaminan sosial tenaga kerja merupakan jaminan yang diberikan pemerintah bagi karyawan meliputi: jaminan kematian, jaminan


(42)

kecelakaan kerja, jaminan kesehatan, dan jarninan hari tua. Perusahaan harus mendaftarkan karyawannya menjadi peserta jamsostek. (Gusti Kurniawan, 2009).

E. Mempercepat Waktu Penyelesaian Proyek

Salah satu cara untuk mempercepat durasi proyek dalam istilah asingnya adalah

crashing. Terminologi proses crashing adalah dengan mereduksi durasi suatu pekerjaan yang akan berpengaruh terhadap waktu penyelesaian proyek. Crashing

adalah suatu proses yang disengaja, sistematis, dan analitik dengan cara melakukan pengujian dari semua kegiatan dalam suatu proyek yang dipusatkan pada kegiatan yang berada pada jalur kritis. (Ervianto, 2004).

Mempercepat waktu penyelesaian proyek adalah suatu usaha menyelesaian proyek lebih awal dari waktu penyelesaian dalam keadaan normal. Dengan diadakannya percepatan proyek ini akan terjadi pengurangan durasi kegiatan yang akan diadakan crash program. Durasi crashing maksimum suatu aktivitas adalah durasi tersingkat untuk menyelesaikan suatu aktivitas yang secara teknis masih mungkin dengan asumsi sumber daya bukan merupakan hambatan. Durasi percepatan maksimum dibatasi oleh luas proyek atau lokasi kerja, namun ada empat faktor yang dapat dioptimumkan untuk melaksanakan percepatan pada suatu aktivitas yaitu meliputi penambahan jumlah tenaga kerja, penjadwalan kerja lembur, penggunaan peralatan berat dan pengubahan metode konstruksi di lapangan.(Ariany, 2010).


(43)

31

1. Pelaksanaan Penambahan Jam Kerja ( Lembur )

Mempercepat waktu pelaksanaan suatu kegiatan dengan penambahan jam kerja atau kerja lembur merupakan salah satu usaha untuk menambah produktivitas kerja sehingga dapat mempercepat waktu pelaksanaan sebuah kegiatan. Rencana kerja lembur adalah :

a. Waktu kerja normal adalah 8 jam (08.00 – 17.00), sedangkan kerja lembur dilakukan setelah waktu kerja normal.

b. Harga upah pekerja untuk kerja lembur menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP.102/MEN/VI/2004 pasal 11 tentang Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja Lembur:

1.Untuk 1 jam kerja lembur pertama adalah 1,5 (satu setengah) kali upah sejam.

2.Untuk setiap jam kerja lembur berikutnya harus dibayar sebesar 2 (dua) kali upah sejam.

Dari uraian diatas dapat dirumuskan sebagai berikut :

Biaya lembur per hari = (jam kerja lembur pertama x 1,5 x upah satu jam normal) + (jam kerja lembur berikutnya x 2 upah satu jam normal).

2. Pelaksanaan Penambahan Tenaga Kerja

Dalam suatu penyelenggaraan proyek, penambahan jumlah tenaga kerja merupakan salah satu alternatif untuk menunjang aktivitas pekerjaan. Jenis dan intensitas kegiatan proyek berubah dengan cepat sepanjang siklusnya, sehingga penambahan jumlah tenaga kerja harus meliputi perkiraan jenis dan


(44)

kapan tenaga kerja diperlukan. Dengan mengetahui perkiraan angka dan jadwal kebutuhannya, maka penambahan tenaga kerja baik kualitas dan kuantitas menjadi lebih baik dan efisien. Dalam merencanakan penambahan jumlah tenaga kerja yang realistis perlu memperhatikan berbagai faktor, yaitu produktivitas tenaga kerja, keterbatasan sumber daya, jumlah tenaga kerja konstruksi di lapangan (Iqbal, 2012).

3. Crashing

Terminologi proses crashing adalah mereduksi suatu pekerjaan yang akan berpengaruh terhadap waktu penyelesaian proyek. Crashing adalah suatu proses disengaja, sistematis, dan analitik dengan cara melakukan pengujian dari semua kegiatan dalam suatu proyek yang dipusatkan pada kegiatan yang berada pada jalur kritis. Proses crashing adalah cara melakukan perkiraan dari

variabel cost dalam menentukan pengurangan durasi yang paling maksimal dan paling ekonomis dari suatu kegiatan yang masih mungkin untuk direduksi (Ervianto, 2004). Untuk menganalisis lebih lanjut hubungan antara biaya dengan waktu suatu kegiatan, dipakai beberapa istilah yaitu: kurun waktu normal/ Normal Duration (ND), kurun waktu dipersingkat/Crash Duration (CD), Biaya normal/Normal Cost (NC), dan Biaya untuk waktu dipersingkat/Crash Cost (CC). Berikut adalah Grafik hubungan waktu-biaya normal dan dipersingkat untuk suatu kegiatan.


(45)

33

Gambar 16. Grafik hubungan waktu-biaya normal dan dipersingkat untuk suatu kegiatan (Soeharto,

1997)

Pada Gambar 16 titik A menunjukkan titik normal, sedangkan titik B adalah titik dipersingkat. Garis yang menghubungkan titik A dengan B disebut kurva waktu-biaya. Pada umumnya garis ini dapat dianggap sebagai garis lurus, bila tidak (misalnya, cekung) maka diadakan perhitungan persegmen yang terdiri atas beberapa garis lurus. Seandainya diketahui bentuk kurva waktu biaya suatu kegiatan, artinya dengan mengetahui berapa slope atau sudut kemiringannya, maka bisa dihitung berapa besar biaya untuk mempersingkat waktu satu hari.

Penambahan biaya langsung (direct cost) untuk mempercepat suatu aktivitas per satuan waktu disebut cost slope.

Perumusan cost slope sebagai berikut:


(46)

4. Hubungan Biaya Terhadap Waktu

Biaya total proyek adalah penjumlahan dari biaya langsung dan biaya tak langsung yang digunakan selama pelaksanaan proyek. Besarnya biaya ini sangat tergantung oleh lamanya waktu (durasi) penyelesaian proyek, kedua-duanya berubah sesuai dengan waktu dan kemajuan proyek. Meskipun tidak dapat diperhitungkan dengan rumus tertentu, tapi pada umumnya makin lama proyek berjalan makin tinggi komulatif biaya tak langsung yang diperlukan. Pada Gambar 17 ditunjukkan hubungan biaya langsung, biaya tak langsung dan biaya total dalam suatu grafik dan terlihat bahwa biaya optimum didapat dengan mencari total biaya proyek yang terkecil.

Gambar 17. Grafik hubungan waktu dengan biaya total, biaya langsung, dan biaya tak langsung ( Soeharto, 1997 )


(47)

35

F. Pertukaran Biaya dan Waktu ( Time Cost Trade Off )

Time Cost Trade Off adalah dalam bahasa Indonesia disebut juga Pertukaran Waktu dan Biaya. Maksud dari metode penjadwalan ini adalah mempercepat waktu pelaksanaan proyek ( Duration ).

Dalam mempercepat penyelesaian suatu proyek dengan melakukan kompresi durasi aktivitas, diupayakan agar penambahan dari segi biaya seminimal mungkin. Pengendalian biaya yang dilakukan adalah biaya langsung, karena biaya inilah yang akan bertambah apabila dilakukan pengurangan durasi. Kompresi ini dilakukan pada aktivitas-aktivitas yan berada pada lintas kritis dan mempunyai

cost slope terendah. (Ariany, 2010).

Prosedur mempersingkat waktu diuraikan sebagai berikut :

1. Menghitung waktu penyelesaian proyek dan mengidentifikasi float dengan memakai kurun waktu normal.

2. Menentukan biaya normal masing - masing kegiatan. 3. Menentukan biaya dipercepat masing - masing kegiatan. 4. Menghitung cost slope masing - masing komponen kegiatan.

5. Mempersingkat kurun waktu kegiatan, dimulai dari kegiatan kritis yang mempunyai cost slope terendah.

6. Bila dalam proses mempercepat waktu proyek terbentuk jalur kritis baru, maka percepat kegiatan-kegiatan kritis yang mempunyai kombinasi slope biaya terendah.


(48)

7. Meneruskan mempersingkat waktu kegiatan sampai titik proyek dipersingkat 8. Buat tabulasi biaya versus waktu, gambarkan dalam grafik dan hubungkan titik

normal (biaya dan waktu normal), titik yang terbentuk setiap kali mempersingkat kegiatan, sampai dengan titik-titik TPD (Titik Proyek Dipersingkat).

9. Hitung biaya tidak langsung proyek dan gambarkan pada grafik diatas.

10. Jumlahkan biaya langsung dan biaya tak langsung untuk mencari biaya total sebelum kurun waktu yang diinginkan.

11. Periksa pada grafik biaya total untuk mencapai waktu optimal yaitu kurun waktu penyelesaian proyek dengan biaya terendah (Soeharto, 1997).

Contoh analisa Time Cost Trade Off dapat dilihat berdasarkan Tabel 1 berikut ini (Ervianto, 2004).

Tabel 1. Data durasi dan Cost proyek

Activity Normal Duration (days)

Crash Duration (days)

Normal Cost (Rp)

Crash Cost (Rp)

A 120 100 12.000 14.000

B* 20 15 1.800 2.800

C* 40 30 16.000 22.000

D* 30 20 1.400 2.000

E* 50 40 3.600 4.800

F 60 45 13.500 18.000


(49)

37

Network dari kegiatan diatas dapat dilihat pada gambar:

Gambar 18. Network Normal

Dari 6 kegiatan tersebut dapat dihitung cost slope masing-masing kegiatan sebagai berikut:

 SA = (CC-NC)/(ND-CD) = (Rp. 14.000 – Rp. 12.000) / (120 – 100) = Rp100/hari.

 SB = (CC-NC)/(ND-CD) =(Rp. 2.800 – Rp. 1.800) / (20 – 15) = Rp 200/hari.  SC = (CC-NC)/(ND-CD) = (Rp. 22.000 – Rp. 6.000) /(40 – 30) = Rp 600/hari.  SD = (CC-NC)/(ND-CD) =( Rp. 2.000 – Rp. 1.400) / (30 – 20) = Rp 60/hari.  SE = (CC-NC)/(ND-CD) =( Rp. 4.800 – Rp. 3.600) /( 50 – 40) = Rp 120/hari.  SF = (CC-NC)/(ND-CD) = (Rp. 18.000 – Rp. 13.500) /( 60 – 45) =

Rp 300/hari.

Normal Cost pekerjaan tersebut adalah = Rp. 48.300,00


(50)

Waktu penyelesaian kegiatan tercepat yang mungkin untuk dicapai disebut dengan

crash time dan biayanya disebut dengan crash cost. Berikut adalah Grafik kegiatan

yang dipercepat.

Gambar 19. Grafik kegiatan yang dipercepat

Grafik kegiatan yang dipercepat diatas menjelaskan bahwa waktu normal untuk menyelesaikan kegiatan adalah 120 (hari) dan percepatan waktu penyelesainnya adalah 100 (hari) dengan biaya masing-masing adalah 12.000 untuk normal dan 14.000 untuk crash. Garis yang menunjukkan kemiringan (slope), mengasumsikan bahwa semakin tinggi biaya pengeluaran akan mempercepat waktu pekerjann, demikian pula sebaliknya, biaya pengurangan waktu kegiatan yang konstan tiap satuan waktu .


(51)

39

G. Hasil Penelitian Yang Sudah Dilakukan

Metode analisis pada penelitian ini merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Iqbal (2012) dalam “Analisis Perbandingan Percepatan pelaksanaan pekerjaan Antara Penambahan Tenaga Kerja Dengan Penambahan Jam Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung Kantor Bupati Kabupaten Pringsewu Tahap–II”, perhitungan dimulai dengan mencari lintasan kritis menggunakan

Precedence Diagram Method kemudian dilakukan crashing dengan rencana percepatan durasi selama 6, 12 dan 18 hari, selanjutnya dilakukan analisis dengan metode Time Cost Trade Off. Metode yang paling baik dan menguntungkan adalah percepatan dengan metode penambahan tenaga dengan penambahan biaya sebesar Rp.91.060.000,00 atau 1,65 % dari biaya normal.

Penelitian yang dilakukan oleh Gde Agung Yana (2006) dalam “Pengaruh Kerja Lembur Terhadap Biaya Percepatan Proyek Dengan Time Cost Trade Off Analysis : Studi kasus Proyek Rehablitasi Ruang Pertemuan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali”. Karena adanya permintaan dari pihak dinas untuk mempercepat penyelesaian proyek lebih awal dari waktu rencana yang tercantum dalam kontrak maka alternatif yang digunakan adalah kerja lembur dengan analisis pertukaran waktu dan biaya (Time Cost Trade Off Analysis). Didapatkan penyelesaian pelaksanaan selama 117 hari dari waktu pelaksanaan normal 150 hari atau terjadi pengurangan durasi 33 hari dengan penambahan biaya dari biaya normal Rp.1.025.250.107,10 menjadi Rp. 1.018.549.188,40.


(52)

Alternatif percepatan yang digunakan oleh Ariany Frederika (2010) dalam “Analisis Percepatan Pelaksanaan Dengan Menambah Jam Kerja Optimum Pada Proyek Konstruksi : Studi kasus Proyek Pembangunan Super Villa, Peti Tenget-Badung” yaitu penambahan jam kerja dari satu jam sampai empat jam tanpa adanya penambahan tenaga kerja. Perhitungan dimulai dengan mencari lintasan kritis menggunakan Microsoft Project kemudian dilakukan crashing untuk mendapatkan

cost slope kegiatan yang berada pada lintasan kritis, selanjutnya dilakukan analisis dengan metode Time Cost Trade Off Analysis. Biaya optimum didapat pada penambahan satu jam kerja dengan pengurangan biaya dari biaya total normal sebesar Rp. 2.886.283.000,00 menjadi Rp. 2.885.498.895,84 dengan pengurangan waktu selama 8 hari dari waktu normal 284 hari menjadi 276 hari. Waktu optimum didapat pada penambahan dua jam kerja dengan pengurangan waktu 14 hari dari waktu normal 284 hari menjadi 270 hari dengan pengurangan biaya sebesar Rp. 700.377,35 dari biaya normal yang menjadi sebesar Rp. 2.885.582.622,65.

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Yurry Widyatmoko (2008)

dalam “Analisis Percepatan Waktu Menggunakan Metode Crashing Pada Kegiatan

Pemancangan : Studi kasus Proyek Dermaga 115 Tanjung Priok Dengan Aplikasi Program PERTMaster” data yang diperoleh diolah menggunakan metode crashing dengan aplikasi sofware Pertmaster. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis percepatan umur proyek yang terjadi di proyek perkuatan dermaga 115 Tanjung Priok. Diperlukan manajemen konstruksi untuk mengelola seluruh proses pelaksanaan proyek dimana tahapan perencanaan, perancangan dan pelaksanaan


(53)

41

diibutuhkan sebagai suatu kesatuan sistem membangun, dengan tujuan memperkecil waktu dan biaya proyek serta mempertahankan kualitas proyek.

Tabel 2. Rangkuman penelitian terdahulu

Peneliti dan tahun penelitian

Judul Teknik Analisis Temuan penelitian

Muhammad Iqbal (2012) Analisis Perbandingan

Percepatan pelaksanaan pekerjaan Antara Penambahan Tenaga Kerja Dengan

Penambahan Jam Kerja Pada Proyek

Pembangunan Gedung Kantor Bupati Kabupaten

Pringsewu Tahap–II

PDM Metode yang paling

baik dan menguntungkan adalah percepatan dengan metode penambahan tenaga Crashing

Time Cost Trade Off

Gde Agung Yana (2006) Pengaruh Kerja Lembur

Terhadap Biaya Percepatan Proyek

Dengan Time Cost Trade

Off Analysis : Studi kasus Proyek Rehablitasi Ruang Pertemuan Dinas

Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali

Kerja Lembur penyelesaian

pelaksanaan selama 117 hari dari waktu pelaksanaan normal 150 hari atau terjadi pengurangan durasi 33 hari dengan penambahan biaya dari biaya normal Rp.1.025.250.107,10 menjadi Rp.

1.018.549.188,40. Time Cost Trade Off

Ariany Frederika (2010) Analisis Percepatan

Pelaksanaan Dengan Menambah Jam Kerja Optimum Pada Proyek Konstruksi : Studi kasus Proyek Pembangunan Super Villa, Peti Tenget-Badung

Crashing Biaya optimum

didapat pada

penambahan satu jam kerja dengan

pengurangan biaya dari biaya total normal sebesar Rp. 2.886.283.000,00 menjadi Rp. 2.885.498.895,84 . Waktu optimum didapat pada

penambahan dua jam kerja dengan

pengurangan waktu 14 hari dari waktu normal 284 hari menjadi sebesar Rp. 2.885.582.622,65 Time Cost Trade Off


(54)

Yurry Widyatmoko (2008) Analisis Percepatan Waktu Menggunakan Metode Crashing Pada Kegiatan Pemancangan : Studi kasus Proyek Dermaga 115 Tanjung Priok Dengan Aplikasi Program PERTMaster

Crashing Dalam melakukan

analisis crashing seluruh kegiatan tidak harus dilakukan percepatan, melainkan hanya kegiatan kritis saja yang harus dipercepat. Program PERTMaster mendukung metode penjadwalan yang menganalisa resiko waktu dan biaya maka dapat dicari probabilitas

penyelesaian proyek pada waktu dan biaya yang diinginkan. Metode crashing menghasilkan waktu optimum pada durasi 216 hari sedangkan PERTMaster menghasilkan waktu optimum pada 211 hari.

PERTMaster


(55)

III. METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Studi kasus ini dilakukan pada proyek Pembangunan Gedung ITERA (Institut Teknologi Sumatera) Tahap 1 yang merupakan proyek pembangunan gerbang dan Infrastruktur. Proyek ini berlokasi di Jalan Korpri Perumahan Griya Way Huwi kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung. Proyek ini diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dengan PT. Perentjana Djaja sebagai konsultan perencana dan kontraktor pelaksana PT. Hutama Karya (Persero) sedangkan Konsultan Manajemen Konstruksi adalah PT. Ciriajasa Rancang Bangun.

B. Metode Penelitian

Dalam usaha pencapaian tujuan penelitian, maka untuk menganalisis data digunakan metode deskriptif dengan jenis metode studi kasus. Metode desktiptif adalah penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada berdasarkan data. Jadi studi ini juga menyajikan data, menganalisis, dan menginterpretasi data yang akan dianalisis.


(56)

C. Sumber Data

Sumber data yang diperoleh penulis dalam penelitian ini berasal dari : 1. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh dengan peninjauan secara langsung ke proyek Pembangunan Gedung ITERA (Institut Teknologi Sumatera) yang menjadi objek penelitian. Data primer yang diperlukan untuk penelitian ini antara lain meliputi jadwal pelaksanaan dan kurva S, Rencana Anggaran Biaya, analisis harga satuan proyek, gambar kerja dan data-data lain yang berhubungan dengan penelitian penulis melalui pengamatan langsung di lapangan.

2. Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh dari literatur-literatur yang berhubungan dengan penelitian penulis, literatur ini yaitu berupa buku, catatan kuliah, browsing

internet, jurnal yang berhubungan dengan penelitian penulis. Dan melalui asistensi dan konsultasi dengan dosen pembimbing.

D. Teknik Pengumpulan Data

Agar didapat data yang dapat diuji kebenarannya, relevan, dan lengkap, maka penulis menggunakan metode atau teknik dalam pengumpulan data tersebut. Metode pengumpulan data tersebut yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah :


(57)

45

1. Studi Lapangan

Studi lapangan dilakukan untuk memperoleh data primer dengan melakukan survey langsung pada proyek Pembangunan Gedung ITERA (Institut Teknologi Sumatera) yang menjadi objek penelitian, yaitu melakukan wawancara dengan konsultan pengawas, kontraktor pelaksana, dan para pekerja di lokasi proyek serta pihak-pihak yang terkait pada ruang lingkup proyek tersebut. Dokumentasi proyek dan arsip-arsip data proyek yang didapat dari kontraktor yaitu PT. Hutama Karya.

2. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data sekunder guna mendukung data primer yang diperoleh. Pengumpulan data sekunder ini dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku, catatan kuliah,

browsing internet serta jurnal yang berhubungan dengan masalah pelaksanaan penambahan jam kerja dan tenaga kerja pada Proyek Pembangunan Gedung ITERA (Institut Teknologi Sumatera). Dan melalui Asistensi dan konsultasi dengan dosen pembimbing serta diskusi kepada rekan-rekan mahasiswa.

E. Tahapan dan Prosedur Penelitian

Penelitian akan bisa dilaksanakan dengan baik jika telah dilakukan rencana tahapan pelaksanaan dan prosedur analisis yang benar. Dalam penelitian ini dilakukan tahapan pelaksanaan dan prosedur sebagai berikut :


(58)

1. Identifikasi masalah

Permasalahan yang dihadapi disini adalah terjadinya keterlambatan pada pelaksanaan yang disebabkan oleh perbedaan kondisi lokasi, perubahan desain, pengaruh cuaca, kesalahan perencanaan atau spesifikasi, kurangnya peralatan dan tenaga kerja dilapangan,dan pengaruh keterlibatan pemilik proyek.

2. Studi pustaka dan pengumpulan data

Pengumpulan data yang dilakukan dengan membaca buku-buku literatur, jurnal-jurnal, internet, majalah, dan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan. Data yang didapat dari kontraktor PT. Hutama Karya untuk penyusunan tugas akhir ini antara lain :

- Schedule proyek, diperlukan untuk mengetahui waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan proyek untuk mengetahui jadwal masing-masing aktivitas pekerjaan di lapangan dan waktu penyelesaiannya juga dapat dipakai sebagai acuan durasi normal proyek.

- Rencana anggaran biaya proyek, untuk mengetahui biaya yang dikeluarkan dibutuhkan anggaran biaya proyek. Pemampatan durasi menyebabkan bertambahnya biaya langsung sedangkan biaya tak langsung menjadi berkurang. Biaya langsung dapat dilihat pada rencana anggaran biaya, sedangkan biaya tak langsung didapatkan dari interview dengan kontraktor.

- Data stuktur dan gambar proyek, diperlukan guna pelengkap informasi proyek yang sedang dilaksanakan,


(59)

47

3. Analisis dan perhitungan cost slope

Pada dasarnya perlu dicari kegiatan kritis yang akan dipercepat yang memiliki peningkatan biaya per satuan waktu yang terkecil. Menghitung cost slope masing-masing komponen kegiatan

4. Analisis dan perhitungan time cost trade off.

Setelah melakukan analisa time cost trade off dihasilkan grafik total biaya. Total biaya proyek merupakan penjumlahan dari biaya langsung dengan biaya tak langsung yang dikeluarkan setelah proses pemampatan durasi, biaya langsung akan bertambah sedangkan biaya tak langsung semakin berkurang karena durasi yang lebih cepat dari sebelumnya. Hasil analisa di bandingkan dengan jadwal dan biaya proyek sebelum dipercepat.

Tahapan dan prosedur penelitian akan lebih jelas seperti disajikan dalam bagan alir Gambar berikut ini :


(60)

Gambar 20. Bagan Alir Penelitian Pengumpulan Data

Pembahasan

Analisis Data Time Cost Trade Off

Penentuan Cost Slope

Selesai Mulai

Kesimpulan dan Saran Identifikasi masalah

dan tujuan


(61)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan hasil analisis percepatan dengan metode penambahan tenaga kerja dan penambahan jam kerja yang dilakukan pada Proyek Pembangunan Gedung ITERA Tahap I dengan metode time cost trade off

diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

Dari hasil analisis yang dilakukan pada Proyek Pembangunan Gedung ITERA Tahap I dengan biaya pada kondisi normal yaitu Rp. 3.550.054.206,00 didapatkan total cost untuk percepatan 5 hari dengan metode penambahan tenaga kerja sebesar Rp. 4.073.654.706,00 dan percepatan dengan metode penambahan jam kerja sebesar Rp.

4.181.566.581,00. Maka, metode percepatan yang lebih tepat dan

menguntungkan adalah percepatan dengan metode penambahan tenaga kerja.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisa yang telah penulis lakukan, maka penulis dapat memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Melihat dari kesimpulan diatas, bahwa untuk Proyek Pembangunan Gedung ITERA Tahap I ini metode yang lebih baik adalah metode penambahan tenaga kerja daripada metode penambahan jam kerja, untuk


(62)

proyek yang memiliki nilai biaya yang lebih besar dan pelaksanaan yang lebih lama butuh penelitian lebih lanjut.

2. Perlu diadakan penelitian selanjutnya dengan metode yang sama dan alternatif yang lain seperti penambahan alat berat, material yang dapat mempercepat waktu pelaksanaan atau dengan metode konstruksi yang lebih cepat sehingga dapat menghasilkan pengurangan durasi yang lebih maksimum dengan biaya proyek yang lebih minimum.


(63)

DAFTAR PUSTAKA

Agung Yana, Gde. 2006. Pengaruh Kerja Lembur Terhadap Biaya Percepatan Proyek Dengan Time Cost Trade Off Analysis. Bali .

Ahadi. 2010 ( www.ilmusipil.com/cara-menghitung-koefisien-analisa-harga-satuan-bangunan).

Budiono. 2006. Simulasi Waktu Dan Biaya Pada Konstruksi PIER Pada Jalan Layang Suprapto Jakarta. Jakarta : Universitas Indonesia

Candra, Novika. 2011. Perencanaan dan Pengendalian Waktu Dalam Proyek Konstruksi Dengan Program Primavera Project Palnner (P3) Pada Proyek Pembangunan Aula SMA N 2 Bandar Lampung. Lampung : Universitas Lampung.

Ervianto,Wulfram I.2002. Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta : Andi. Ervianto, Wulfram I. 2004. Teori – Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi.

Yogyakarta : Andi.

Etika S, Dyah. 2011. Aplikasi Primavera Project Planner Untuk Penjadualan Waktu Pada Proyek Pembangunan Area Parkir Lima Lantai Bambu Kuning Plaza di Bandar Lampung. Lampung : Universitas Lampung. Faisol. 2010.PrecedenceNetwork.(Online),(www.ronymedia.files.wordpress.com) Frederika, Ariany. 2010. Analisis Percepatan Pelaksanaan dengan Menambah

Jam Kerja Optimum pada Proyek Konstruksi. Denpasar : Universitas Udayana.

Iqbal, Muhammad. 2012. Analisis Perbandingan Percepatan Pelaksanaan Pekerjaan Antara Penambahan Tenaga Kerja Dengan Penambahan Jam Kerja Pada Proyek Pembangunan gedung Kantor Bupati Kabupaten Pringsewu Tahap – II. Lampung : Universitas Lampung.

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia. Nomor Kep.102/MEN/VI/2004. Waktu Kerja Lembur Dan Upah Kerja Lembur.


(64)

Pamungkas, Rita Nawangsari & Hidayat, Rizki Taufik. 2011. Analisis Time Cost Trade Off Pada Proyek Konstruksi. Semarang : Universitas Diponegoro. Soeharto, Iman. 1997. Manajemen Proyek dari Konseptual Sampai Operasional.

Jakarta : Erlangga.

Soeharto, Iman. 1999. Manajemen Proyek Dari Konseptual sampai Operasional. Edisi 2, Cetakan 1. Jakarta : Erlangga.

Universitas Lampung. 2011. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Bandar Lampung : Universitas Lampung.

Widyatmoko, Yurry. 2008. Analisis Percepatan Waktu Menggunakan Metode Crashing Pada Kegiatan Pemancangan di Proyek Dewmaga 115 Tanjung Priok Dengan Aplikasi Program PERTMaster. Jakarta : Universitas Indonesia

Wuryanti, Wahyu. 2010. Standarisasi Pedoman Pengukuran Produktivitas Tenaga Kerja Untuk Pekerjaan Konstruksi Bangunan Gedung. Banjarmasin.

Zidni, Adi Irfan. 2008. Identifikasi Keterlibatan Asosiasi Jasa Pelaksana Konstruksi Dalam Proses Lelang Jasa Konstruksi. Jakarta : Universitas Indonesia


(1)

3. Analisis dan perhitungan cost slope

Pada dasarnya perlu dicari kegiatan kritis yang akan dipercepat yang memiliki peningkatan biaya per satuan waktu yang terkecil. Menghitung cost slope masing-masing komponen kegiatan

4. Analisis dan perhitungan time cost trade off.

Setelah melakukan analisa time cost trade off dihasilkan grafik total biaya. Total biaya proyek merupakan penjumlahan dari biaya langsung dengan biaya tak langsung yang dikeluarkan setelah proses pemampatan durasi, biaya langsung akan bertambah sedangkan biaya tak langsung semakin berkurang karena durasi yang lebih cepat dari sebelumnya. Hasil analisa di bandingkan dengan jadwal dan biaya proyek sebelum dipercepat.

Tahapan dan prosedur penelitian akan lebih jelas seperti disajikan dalam bagan alir Gambar berikut ini :


(2)

48

Gambar 20. Bagan Alir Penelitian Pengumpulan Data

Pembahasan

Analisis Data Time Cost Trade Off

Penentuan Cost Slope

Selesai Mulai

Kesimpulan dan Saran Identifikasi masalah

dan tujuan


(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan hasil analisis percepatan dengan metode penambahan tenaga kerja dan penambahan jam kerja yang dilakukan pada Proyek Pembangunan Gedung ITERA Tahap I dengan metode time cost trade off diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

Dari hasil analisis yang dilakukan pada Proyek Pembangunan Gedung ITERA Tahap I dengan biaya pada kondisi normal yaitu Rp. 3.550.054.206,00 didapatkan total cost untuk percepatan 5 hari dengan metode penambahan tenaga kerja sebesar Rp. 4.073.654.706,00 dan percepatan dengan metode penambahan jam kerja sebesar Rp. 4.181.566.581,00. Maka, metode percepatan yang lebih tepat dan menguntungkan adalah percepatan dengan metode penambahan tenaga kerja.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisa yang telah penulis lakukan, maka penulis dapat memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Melihat dari kesimpulan diatas, bahwa untuk Proyek Pembangunan Gedung ITERA Tahap I ini metode yang lebih baik adalah metode penambahan tenaga kerja daripada metode penambahan jam kerja, untuk


(4)

88

proyek yang memiliki nilai biaya yang lebih besar dan pelaksanaan yang lebih lama butuh penelitian lebih lanjut.

2. Perlu diadakan penelitian selanjutnya dengan metode yang sama dan alternatif yang lain seperti penambahan alat berat, material yang dapat mempercepat waktu pelaksanaan atau dengan metode konstruksi yang lebih cepat sehingga dapat menghasilkan pengurangan durasi yang lebih maksimum dengan biaya proyek yang lebih minimum.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Agung Yana, Gde. 2006. Pengaruh Kerja Lembur Terhadap Biaya Percepatan Proyek Dengan Time Cost Trade Off Analysis. Bali .

Ahadi. 2010 (

www.ilmusipil.com/cara-menghitung-koefisien-analisa-harga-satuan-bangunan).

Budiono. 2006. Simulasi Waktu Dan Biaya Pada Konstruksi PIER Pada Jalan Layang Suprapto Jakarta. Jakarta : Universitas Indonesia

Candra, Novika. 2011. Perencanaan dan Pengendalian Waktu Dalam Proyek Konstruksi Dengan Program Primavera Project Palnner (P3) Pada Proyek Pembangunan Aula SMA N 2 Bandar Lampung. Lampung : Universitas Lampung.

Ervianto,Wulfram I.2002. Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta : Andi. Ervianto, Wulfram I. 2004. Teori – Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi.

Yogyakarta : Andi.

Etika S, Dyah. 2011. Aplikasi Primavera Project Planner Untuk Penjadualan Waktu Pada Proyek Pembangunan Area Parkir Lima Lantai Bambu Kuning Plaza di Bandar Lampung. Lampung : Universitas Lampung. Faisol. 2010.PrecedenceNetwork.(Online),(www.ronymedia.files.wordpress.com) Frederika, Ariany. 2010. Analisis Percepatan Pelaksanaan dengan Menambah

Jam Kerja Optimum pada Proyek Konstruksi. Denpasar : Universitas Udayana.

Iqbal, Muhammad. 2012. Analisis Perbandingan Percepatan Pelaksanaan Pekerjaan Antara Penambahan Tenaga Kerja Dengan Penambahan Jam Kerja Pada Proyek Pembangunan gedung Kantor Bupati Kabupaten Pringsewu Tahap – II. Lampung : Universitas Lampung.

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia. Nomor Kep.102/MEN/VI/2004. Waktu Kerja Lembur Dan Upah Kerja Lembur.


(6)

Kurniawan, Gusti. 2009. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja Pada PT.Kalimantan Steel (PT.Kalisco) Pontianak. Pontianak.

Pamungkas, Rita Nawangsari & Hidayat, Rizki Taufik. 2011. Analisis Time Cost Trade Off Pada Proyek Konstruksi. Semarang : Universitas Diponegoro. Soeharto, Iman. 1997. Manajemen Proyek dari Konseptual Sampai Operasional.

Jakarta : Erlangga.

Soeharto, Iman. 1999. Manajemen Proyek Dari Konseptual sampai Operasional. Edisi 2, Cetakan 1. Jakarta : Erlangga.

Universitas Lampung. 2011. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Bandar Lampung : Universitas Lampung.

Widyatmoko, Yurry. 2008. Analisis Percepatan Waktu Menggunakan Metode Crashing Pada Kegiatan Pemancangan di Proyek Dewmaga 115 Tanjung Priok Dengan Aplikasi Program PERTMaster. Jakarta : Universitas Indonesia

Wuryanti, Wahyu. 2010. Standarisasi Pedoman Pengukuran Produktivitas Tenaga Kerja Untuk Pekerjaan Konstruksi Bangunan Gedung. Banjarmasin.

Zidni, Adi Irfan. 2008. Identifikasi Keterlibatan Asosiasi Jasa Pelaksana Konstruksi Dalam Proses Lelang Jasa Konstruksi. Jakarta : Universitas Indonesia


Dokumen yang terkait

ANALISIS BIAYA PERCEPATAN PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL MAGANI KUTA-BALI: PENAMBAHAN JUMLAH TENAGA KERJA, PENAMBAHAN JAM KERJA, DAN KOMBINASINYA

1 12 21

ANALISIS BIAYA PERCEPATAN PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL MAGANI KUTA-BALI: PENAMBAHAN JUMLAH TENAGA KERJA, PENAMBAHAN JAM KERJA, DAN KOMBINASINYA

0 26 21

ANALISIS PERBANDINGAN PERCEPATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN DITINJAU DARI PENAMBAHAN TENAGA KERJA DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG ITERA TAHAP I

4 31 71

ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA

0 3 1

ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF (Studi Kasus : Pekerjaan Pembangunan Gedung Pusat Jantung Terpadu Tahap II RSUP DR. SARDJITO

0 5 121

ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF (Studi Kasus : Pekerjaan Proyek Pembangunan Gedung Twin Building UMY (Lantai Dasar – Lantai

1 10 129

OPTIMASI BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF (Studi kasus : Proyek Pembangunan Gedung Indonesia)

1 4 64

OPTIMALISASI PENAMBAHAN JAM KERJA DALAM PERCEPATAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK REHAB PASAR UMUM KUSAMBA.

1 2 38

Analisis Percepatan Proyek Menggunakan Metode Crashing dengan Penambahan Tenaga Kerja dan Shift Kerja ( Studi Kasus : Proyek Pembangunan Hotel Grand Keisha Yogyakarta ).

0 0 13

ANALISIS PERCEPATAN PROYEK MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA LEMBUR OPTIMUM (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Gedung Kantor Kelurahan Ketelan, Surakarta).

0 1 9