Perbedaan Jumlah Streptococcus mutans pada Saliva Perempuan Menopause dengan Perempuan Usia Produktif
40
Lampiran 1 :
Skema alur penelitian
Sampel
Perempuan menopause
Perempuan usia produktif
Mengunyah paraffin wax selama 1 menit
Pengambilan saliva sebanyak 2 ml (spitting)
Dilakukan 4x pengenceran (tabung I-IV) dengan masingmasing 1 ml saliva ditambahkan 9 ml larutan saline
Diambil 1 ml lautan pengenceran terakhir (tabung IV) untuk penanaman bakteri
Streptococcus mutans pada media TYC diinkubasi selama 24 jam
Setelah diinkubasi selama 24 jam, koloni berwarna putih keabuan, tampak
seperti frosted glass, cembung, berdiameter ± 1 mm
Penghitungan koloni bakteri Streptococcus mutans dengan membagi cawan petri menjadi
empat kuadran, koloni yang terbentuk ditandai dengan spidol dan hasil keempat kuadran
dijumlahkan dengan satuan CFU/ml
Hasil perhitungan kedua kelompok dibandingkan dan diuji statistik
Kesimpulan
41
Lampiran 2 : Skema alur pikir
1. Menopause merupakan perubahan fisiologis yang akan dialami setiap
perempuan sebagai masa berakhirnya menstruasi dan kemampuan
bereproduksi. Rata-rata usia seorang perempuan memasuki menopause
adalah 52 tahun.(Ganong (2002))
2. Manifestasi pada rongga mulut seperti
xerostomia, mulut kering (dry
mouth), rasa terbakar (burning mouth syndrom), perubahan pengecapan,
serta perubahan mukosa seperti mukosa menjadi atrofi, permukaan
mukosa licin, dan gingiva mudah berdarah.(Mutneja P (2012))
3. Saliva berperan penting dalam menjaga kesehatan rongga mulut secara
menyeluruh. Fungsi utama saliva adalah membasahi, membersihkan dan
melindungi gigi (hidroksiapatit) serta memiliki aktivitas antibakteri.
Komposisi saliva antara lain sIgA, peroksidase, ion buffer, dan berperan
penting dalam fungsi pertahanan dalam kesehatan rongga mulut.
(Almeida(2008)
4. Aliran saliva yang baik akan meningkatkan produksi ion buffer dalam
menstabilkan
pH
rongga
mulut.Penurunan
sekresi
saliva
akan
menyebabkan ion buffer rendah sehingga menyebabkan pH rongga mulut
menjadi
asam dan akhirnya
meningkatkan pertumbuhan bakteri
asidogenik. (Almeida(2008)
5. Penelitian Dural pada tahun 2006 menunjukkan terdapat penurunan aliran
saliva dan pH pada perempuan menopause dibandingkan perempuan usia
subur serta skor DMFT lebih tinggi pada perempuan menopause.
6. Hormon estrogen berperan pada fisiologi rongga mulut yang dimediasi
oleh estrogen receptors (ERs) yang terd iri dari ERα d an ERβ.
ERβ
banyak ditemukan pada jaringan rongga mulut dan secara langsung
berpengaruh terhadap fungsi kelenjar saliva. (Valimaa et al (2004))
42
7. Komposisi dari kelenjar saliva pada perempuan bervariasi selama tahap
perubahan hormonal seperti masa menstruasi dan kehamilan. Pada saat
menopause terjadi perubahan komposisi saliva dan penurunan laju alir
saliva karena pengaruh hormon estrogen. (Tarkkila (2011))
8. Streptococcus mutans adalah salah satu flora normal pada rongga mulut
yang bersifat asidogenik dan asidurik serta menghasilkan suatu polisakarida
(dextran) sehingga mendukung pertumbuhan bakteri lainnya. Kemampuan
Streptococcus mutansbertahan dalam pH rongga mulut yang kritis,
menyebabkan bakteri ini paling dominan dalam proses terjadinya karies
dibandingkan bakteri lain.(Nugraha(2008))
9. Perhitungan Streptococcus mutans melalui saliva dianggap dapat
memrepresentasikan keadaan rongga mulut secara keseluruhan dan
memiliki keefektifan yang sama dengan sampling dari plak permukaan
bukal dan oklusal. (Baca(2008))
Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian
tentang perbedaan jumlah Streptococcus mutans pada saliva perempuan
menopause dengan usia produktif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui perbedaan jumlah Streptococcus mutans pada saliva perempuan
menopause dengan perempuan usia produktif.
Perumusan Masalah
1. Apakah terdapat perbedaan jumlah Streptococcus mutans pada saliva
perempuan menopause dengan perempuan usia produktif ?
43
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perbedaan jumlah Streptococcus mutans pada saliva
perempuan menopause dengan perempuan usia produktif.
Manfaat Penelitian :
a. Manfaat teoritis
1. Bagi peneliti merupakan pengetahuan yang berharga dalam rangka
menambah wawasan keilmuan melalui penelitian lapangan.
2. Sebagai bahan referensi dalam bidang kedokteran gigi untuk
disempurnakan pada penelitian selanjutnya
3. Memberikan informasi bahwa peningkatan jumlah koloni Streptococcus
mutansdalam saliva dapat mengubah pH rongga mulut menjadi asam sehingga
mudah terjadinya akumulasi plak dan insiden karies.
4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah perkembangan ilmu
kesehatan gigi masyarakat
b. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu motivasi untuk lebih
menjaga kesehatan rongga mulut pada perempuan lanjut usia (menopause)
sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup bagi perempuan menopause
44
Lampiran 3
LEMBARAN INFORMASI DAN SURAT PERMOHONAN KESEDIAAN
PARTISIPASI DALAM PENELITIAN
Kepada Yth :
Saudara/i ……………
di tempat
Perkenalkan saya adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU. Bersama ini
kami mohon kesediaan saudara/i untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian saya yang
berjudul :
“PERBEDAAN
JUMLAH
STREPTOCOCCUS
MUTANS
PADA
SALIVA
PEREMPUAN MENOPAUSE DENGAN PEREMPUAN USIA PRODUKTIF”
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh menopause
terhadap peningkatan koloni Streptococcus mutanspada saliva subjek penelitian.
Menopause merupakan suatu perubahan fisiologis yang akan dialami setiap
perempuan sebagai masa berakhirnya menstruasi dan kemampuan bereproduksi. Kondisi
ini menyebabkan perubahan fisik dan gangguan psikologis bagi yang mengalaminya.Salah
satu perubahan yang ditemukan pada rongga mulut adalah menurunnya kualitas saliva
sebagai salah satu faktor pertahanan dalam mencegah karies gigi.
Perlu untuk saudara ketahui bahwa terdapat banyak spesies bakteri di rongga mulut
yang dapat menyebabkan karies gigi, salah satunya adalah bakteri Streptococcus mutans.
Streptococcus mutans merupakan bakteri patogen dan paling dominan dalam keterlibatan
menyebabkan karies gigi.Jumlah koloni Streptococcus mutans yang terdapat pada saliva
menunjukkan risiko terjadinya karies gigi pada seseorang.
Dalam penelitian ini, saudara/i akan diminta untuk melakukan :
1. Mengisi kuesioner
2. Pemeriksaan rongga mulut
45
3. Saliva saudara/i akan ditampung ke dalam wadah penampung untuk selanjutnya
diperiksa.
Adapun ketidaknyamanan yang akan dialami selama prosedur penelitian ini adalah
pemeriksaan rongga mulut dan pengambilan sampel saliva. Namun, selama penelitian
dilakukan tidak akan terjadi masalah atau komplikasi serius.
Manfaat yang diperoleh apabila Saudara/i menjadi subjek penelitian ini, yaitu dapat
menjadi masukan untuk melakukan pencegahan terhadap karies sedini mungkin.Apabila
saudara/i berkenan menjadi subjek penelitian, harap menandatangani lembar persetujuan
menjadi subjek penelitian terlampir dan dikembalikan.Demikian penjelasan di atas dapat
dimengerti dan atas kesediaan saudara/i dalam berpartisipasi dalam penelitian ini, saya
ucapkan terima kasih.
Medan. September 2014
Yulisha Cindy T Sinaga
Fakultas Kedokteran Gigi USU
Hp. 082360777611
46
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN
(INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama
:
Umur / jenis kelamin
:
Alamat
:
No. Telp/HP
:
Menyatakan
kesediaan
untuk
menjadi
sampel
dalam
penelitian
mengenaiPerbedaan jumlah Streptococcus mutans pada saliva perempuan menopause
dengan perempuan usia produktifserta tidak akan menyatakan keberatan maupun
tuntutan di belakang hari.
Demikian pernyataan ini saya berikan dalam keadaan pikiran yang sehat dan tanpa
paksaan apapun dari pihak manapun juga.
Medan,……………….2015
Pembuat pernyataan
(
)
47
Lampiran 4 : Kuesioner penelitian
DEPARTEMEN BIOLOGI ORAL
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
No. Kartu :
A. Identitas Responden
Nama
:
Umur
:
Alamat
:
Pekerjaan
:
No. Telp
:
Tanggal
:
B. Isilah dengan jawaban yang tepat
1. Apakah anda masih mengalami menstruasi (haid) secara teratur?
a. Ya
b. Tidak
2. Jika tidak, kapan anda terakhir kali mengalami menstruasi?
a. 1 bulan - 6 bulan yang lalu
b. 6 bulan - satu tahun yang lalu
c. ≥ 1 tahun yang lalu
3. Apakah anda sedang menderita penyakit sistemik?
a. Ya
4. Jika ya, penyakit apa?
a. Diabetes mellitus
b. Hipertensi
b. Tidak
48
c. Lainnya, sebutkan……………..
5. Apakah anda mengonsumsi obat-obatan (antihipertensi, antibiotik,dll) ?
a. Ya
b. Tidak
6. Apakah anda pernah menjalani terapi hormonal (estrogen, progesteron,
kontrasepsi/ pil KB) ?
a. Ya
b. Tidak
7. Apakah anda mengalami kesulitan mengunyah?
a. Ya
b. Tidak
8. Apakah anda memiliki kebiasaan ini (merokok, menyirih, atau minum alkohol?
a. Ya
b. Tidak
C. Diisi oleh operator
18
17
16
15
14
13
12
11
21
22
23
24
25
26
27
28
48
47
46
45
44
43
42
41
31
32
33
34
35
36
37
38
D
=
M
=
F
=
∑ DMFT
+
=
49
50
Lampiran :Hasil penelitian jumlah koloni Streptococcus mutansdan DMFT
padakedua kelompok
Kelompok perempuan menopause (A)
No
Sampel
Usia
Gigi
tiruan
DMFT
Hasil
Kelompok perempuan usia produktif (B)
No
Sampel
Usia
DMFT
Hasil
A1
53
-
5
100
B1
24
2
70
A2
52
-
6
104
B2
24
2
64
A3
62
-
9
173
B3
22
2
83
A4
53
-
4
150
B4
22
2
73
A5
47
-
4
177
B5
25
3
94
A6
58
-
5
104
B6
24
0
66
A7
52
Ya
8
190
B7
24
3
89
A8
53
-
4
176
B8
24
0
92
A9
58
Ya
8
166
B9
24
0
97
A10
47
-
9
160
B10
24
3
95
A11
55
-
4
167
B11
22
0
69
A12
60
-
14
184
B12
20
1
75
A13
55
-
8
170
B13
20
1
87
51
A14
58
-
16
203
B14
20
2
80
A15
58
-
6
124
B15
20
2
92
A16
64
-
6
133
B16
24
2
87
A17
55
-
5
107
B17
21
3
94
A18
50
-
6
108
B18
21
1
83
A19
57
-
6
125
B19
22
0
82
A20
53
-
4
114
B20
24
0
86
A21
65
-
7
131
B21
22
0
87
A22
59
-
7
153
B22
25
0
74
A23
52
-
5
128
B23
22
3
91
A24
60
-
8
153
B24
21
1
81
A25
63
-
3
122
B25
22
1
79
A26
54
-
6
141
B26
22
2
93
A27
51
-
5
135
B27
23
0
62
A28
56
-
5
129
B28
23
0
53
A29
61
-
9
166
B29
23
0
64
A30
57
-
5
113
B30
22
0
73
1,2
80,50
Rata-rata
6,56
143,5
3
Rata-rata
52
Lampiran :Foto Hasil penelitian jumlah Streptococcus mutans pada kelompok
perempuan menopause (A) dan kelompok perempuan usia produktif (B)
A1
B1
A2
B2
53
A3
B3
A4
B4
A5
B5
54
A6
B6
A7
B7
A8
B8
55
A9
B9
A10
B10
A11
B11
56
A12
B12
A13
B13
A14
B14
57
A15
B15
A16
B16
A17
B17
58
A18
B18
A19
B19
A20
B20
59
A21
B21
A22
B22
A23
B23
60
A24
B24
A25
B25
A26
B26
61
A27
B27
A28
B28
A29
B29
62
A30
B30
63
GET
FILE='C:\Users\ACER\Documents\spss\data skripsi.sav'. NPAR TESTS
/K-S(NORMAL)=Jumlah
/MISSING ANALYSIS.
NPar Tests
[DataSet1] C:\Users\ACER\Documents\spss\data skripsi.sav
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Jumlah
N
Normal Parametersa,,b
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
60
Mean
112.0167
Std. Deviation
38.62970
Absolute
.154
Positive
.154
Negative
-.086
1.189
.118
64
36
DAFTAR PUSTAKA
1. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. 20th Ed.Jakarta: EGC; 2002:406.
2. World
Health
Organization.
Research
on
the
menopause
in
1990s.
Geneva:Publishing Scientific Group,Geneva,1996:10-24.
3. Badan Pusat Statistik. Hasil sensus penduduk 2010.http://sp2010.bps.go.id/ (26
September 2015)
4. National Institute on Aging. Menopause one woman’s story,every woman’s story.A
resource for making healthy choices Baltimore,2003:4-10.
5. Alder B et al. Women’s health and menopause: a comprehensive approach. National
Heart, Lung, and Blood Institute Office of Research on Women’s Health National
Institutes of Health and Giovanni Lorenzini Medical Science Foundation
USA,2002:8-14.
6. Mutnejaa P, Dhawan P, Raina A, Sharma G. Menopause and oral cavity. Indian J
Endocrinol Metab 2012;16(4):548–51.
7. Tarkkila L. Oral health and menopause. Disertasi. Helsinki: Institute of Dentistry
University of Helsinki, 2011:8-30.
8. Valimaa et al. Estrogen receptor-β is the predominant estrogen receptor subtype in
human oral epithelium and salivary glands. Journal of Endocrinology 2004;180:5562.
9. Dural DDS, Hatipoglu DDS, Cagirankaya DDS. Evaluation of the effect of
menopause on saliva and dental health. Arastima(Research) 2006:15-8.
10. Bhat S. A study on evaluation of the effect of menopause on saliva and dental
health. J. Adv Dental Research 2010:33-6.
11. Thomas KE. Isolation of culvitable periodontal bacteria from pre menopausal and
post menopausal women in chennai, india. Int Res J Biological Sci. 2014;3(5):53-6.
12. Richard J, Lamont, Robert A, Burne MA, Donald J, Leblanc. Oral microbiology and
immunology.Washington: Asm Press; 2007: 233-7.
37
13. Jawetz, Melnick, Adelberg. Mikrobiologi kedokteran. 23th Ed. Jakarta : EGC;
2008:233-8
14. Nugraha AW. Streptococcus mutans. Fakultas Farmasi USD Yogyakarta 2008:1-4.
15. Monroy TB, Maldonado VM, Martinez FF, Brrios BA, Quindos G, and Varges
LOS. Candida albicans, Staphylococcus aureus and Streptococcus mutans
colonization in patients wearing dental prosthesis. Med Oral and Oral Patol Oral Cir
Bucal. 2005;10: 27-39.
16. Contardo MS, Diaz N, Lobos O, Padilla C, Giacaman RA. Oral colonization by
Streptococcus mutans and its association with the severity of periodontal dissease in
adults. Clin. Periodontal Implantol. Rehabil.Oral 2011;4(1):9-12.
17. Baca P,Castillo AM, Baca AP, Liebana MJ, Junco P, Liebana J. Genotypes of
Streptococcus mutans in saliva verus dental plaque. Arch Oral Biology
2008;53(8):751-4.
18. Dharsono VA, Mooduto L, Prasetyo EP. Perbedaan jumlah koloni Streptococcus
mutans pada saliva penderita pria dan wanita dengan karies tinggi. Research Report
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga; Surabaya;2012:1-5.
19. Preethi P. Estimation of Streptococcus mutans count in saliva of pregnant women-a
case-control study. Indian Journal of Public Health Ressearch & Development.
2014;5(4):263-7.
20. American Dental Association. Woman’s oral health issues. American Dental
Association Council on Access, Prevention and Interprofessional Relations,
2006:14-7.
21. Palupi. Persoalan psikologis wanita menopause. Al-Risalah 2012;12(1):103-8.
22. Pederson AML. Saliva. Insitut of Odontology,University of Copenhagen. Zendium
2007: 2-14.
23. Almeida PDV, Gregio AMT, Machado MAN, Lima AAS, Azevode LR. Saliva
composition and functions: A comprehensive review. The Journal of Contempory
Dental Practice 2008;9(3):1-11.
38
24. Amalia R. Gambaran status ph dan volume saliva pada pengguna kontrasepsi
hormonal di kecamatan Mappakasunggu Kabupaten Takalar. Skripsi. Makassar :
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanudin, 2013 :33-4
25. Ota F et al. Genetic studies on reference strains of mutans streptococci. Microbial
Research 2002;157(4):305-10.
26. Edgar M, Dawes C, Mullane D. Saliva and oral health. 4rd Ed. London: Stephen
Hancoks Limited; 2012:13-4
27. Anitamuina. Isolasi bakteri. http://anitamuina.wordpress.com/2013/02/13/ isolasibakteri/(Februari 13.2013).
28. Dahlan MS. Besar sampel dan cara pengambilan sampel dalam penelitian
kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Salemba medika; 2009:65-70.
29. Fejerskov O, Kidd E. Dental caries: the disease and its clinical management.
Singapore: Blackwell Munksgaard; 2008:205.
30. Apostolska S, Rendzova V, Ivanovski K, Peeva M, Elencevski S. Presence of caries
with different levels of oral hygiene. Sec Biol Med Sci 2011;32(1) :269-81.
31. Joenoes, Fatma, Djamal. Aktivitas peroksidase saliva pada wanita sebelum dan
sesudah menopause . Dentika Dental Journal 2007;12(1):10-13.
32. Ito CYK, Martins CP, Balducci I, Jorge AOC. Correlation among mutans
streptococci counts, dental caries, and IgA to Streptococcus mutans in saliva. Braz
Oral Res 2004;18(4):1-6.
33. Gomez E, Ortiz V, Saint-Martin B, Boeck L, Diaz-Sanches V, Bourges H.
Hormonal regulation of the secretory IgA (sIgA) system: estradiol- and
progesterone-induced changes in sIgA in parotid saliva along menstrual cycle. Am J
Reprod Immunol 1993;34:219-23.
34. Anonymous.
Night
sweats
and
dry
mouth.
http://www.34-menopause-
symptoms.com/night-sweats/articles/night-sweats-dry-mouth.htm/ (September 26.
2015)
35. Anonymous. Dealing with dry mouth. JADA 2005;136:703.
39
36. Eliasson L, Carlen A, Laine M, Birkhed D. Minor gland and whole saliva in
postmenopausal women using a low potency oestrogen (oestriol). Archives of Oral
Biology 2002;48:511-7.
21
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah observasional analitik
dengan desain penelitian cross sectional.
3.2 Tempatdan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat penelitian
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara
3.2.2 Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2014 s/d Juni 2015
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1Populasi
Ibu-ibu usia menopause yang terdapat di kota Medan dan mahasiswi Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
3.3.2 Sampel
Sampel yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari dua kelompok. Kelompok
pertama adalah perempuan usia menopause (≥45 tahun), sedangkan kelompok kedua dalam
penelitian ini adalah mahasiswi FKG USU dalam usia produktif (18-25 tahun) yang masih
mengalami menstruasi secara teratur.
Besar sampel pada penelitian ini menggunakan rumus :28
(Zα + Zβ)S2
n1= n2 = 2
X1 – X2
21
22
n1 = n2
= besar sampel yang diperlukan pada masing-masing kelompok
S
= Standar deviasi gabungan pada penelitian sebelumnya (6,4)
X1 – X2
= Selisih rerata minimal yang dianggap bermakna (5)
Zα
= kesalahan tipe 1 sebesar 10% (1,64)
Zβ
= kesalahan tipe 2 sebesar 10% (1,28)
(1,64 + 1,28) 6,4
n1= n2 = 2
5
2
= 27,93
Besar sampel minimal yang diperlukan untuk masing-masing kelompok adalah 30
orang (30 orang kelompok perempuan menopause dan 30 orang kelompok perempuan usia
produktif). Pemilihan sampel dilakukan dengan carapurposive sampling.
3.4Kriteria pemilihan sampel
3.4.1
Kriteria Inklusi
Kelompok perempuan menopause :
1. Subjek penelitian tidak lagi mengalami menstruasi minimal setahun terakhir (
usia ≥45 tahun)
2. Kondisi kesehatan umum dalam keadaan baik (tidak demam dan diare pada saat
penelitian)
Kelompok perempuan usia produktif sebagai kontrol:
1. Subjek penelitian masih mengalami menstruasi secara teratur setiap bulannya (
usia 18-25 tahun)
2. Skor DMFT ≤ 3 untuk mendapatkan jumlah koloni Streptococcus mutans yang
rendah
3. Kondisi kesehatan umum dalam keadaan baik (tidak demam dan diare pada saat
penelitian)
23
3.4.2
Kriteria Ekslusi
Kelompok pertama (perempuan menopause) :
1. Menggunakan gigi tiruan penuh
2. Penyakit sistemik (diabetes mellitus, hipertensi, gagal ginjal, dll)
3. Konsumsi obat-obatan (antihipertensi, antikonvulsan, antidiuretik, sedatif, dll)
4. Terapi hormonal
5. Kebiasaan buruk (merokok, menyirih, dan minum alkohol)
6. Memiliki kelainan patologis rongga mulut yang mengganggu pengunyahan
Kelompok kedua (perempuan usia produktif)
1. Skor DMFT > 3
2. Menggunakan gigi tiruan atau piranti ortodonti
3.5 Variabelpenelitian
Variabel bebas
• Perempuan menopause
( ≥45 tahun)
• Perempuan usia produktif
(18-25 tahun)
•
•
•
•
•
Variabel terkendali
3.5 Definisi Operasional.
Teknik penampungan saliva
Waktu pengumpulan saliva
(09.00-12.00 WIB)
Suhu inkubasi (37oC)
Waktu inkubasi (24 jam)
Keterampilan operator
Variabel tergantung
• Jumlah koloni
Streptococcus mutans
dalam saliva
Variabel tak terkendali
•
•
•
•
Diet
Jumlah gigi tiap individu
berbeda
Karies gigi
Oral hygiene
24
3.6 Definisi operasional
a.
Perempuan menopause adalahseseorang perempuan yang tidak mengalami
menstruasi selama≥12 bulan tanpa disertai penyebab biologis atau fisiologis yang
disengaja (≥45 tahun ke atas).
b. Perempuan usia produktif adalah perempuan yang masih mengalami menstruasi
secara teratur dan dalam usia produktif (18-25 tahun).
c.Teknik pengambilan saliva dengan metode spitting yaitu pengambilan saliva
dimana subjek penelitian membiarkan saliva tergenang dalam mulutnya tanpa ditelan dan
setiap satu menit subjekharus meludahkan saliva yangterkumpul di dalam mulut ke dalam
pot penampung.
d. Media TYC (Trypticase, Yeast Extract, Cystine)adalah media spesifik yang
digunakan untuk pengkulturan bakteri Streptococcus mutans.
e. Jumlah koloni Streptococcus mutans dalam saliva adalah angka yang
menunjukkan jumlah Streptococcus mutans yang ada dalam saliva subjek penelitian
(perempuan menopause dan perempuan usia produktif) dengan cara menghitung koloni
bakteri yang tumbuh pada cawan petri. Jumlah Streptococcus mutansdihitung dari hasil
perkalian jumlah koloni pada yang tumbuh pada cawan petri dengan faktor
pengenceran.Hasil penghitungan dinyatakan dalam Colony Forming Units (CFU/ml).
f. CFU adalah unit koloni bakteri yang terbentuk dan tumbuh dalam media.
g. Suhu inkubasi adalah temperatur yang digunakan untuk pertumbuhan bakteri
Streptococcus mutans yaitu 37oC.13
h. Waktu inkubasi adalah lamanya inkubasi untuk pertumbuhan bakteri yaitu selama
24 jam.8
i.
DMFT (Decay Missing Filled Teeth) adalah indeks yang digunakan untuk
menilai status kesehatan gigi dan mulut dalam hal karies gigi permanen. Nilai DMFT
adalah angka yang menunjukkan jumlah gigi dengan karies pada seseorang.Angka D
(decay) adalah gigi yang berlubang karena karies gigi, angka M (missing) adalah gigi yang
dicabut karena karies gigi, angka F (filled) adalah gigi yang ditambal atau ditumpat.
25
3.7 Alat dan bahan Penelitian
3.7.1 Alat penelitian :
1. Pot penampung saliva
6. Rak dan tabung reaksi
2. Gelas ukur
7. Lampu spiritus
3. Beaker glass
8. Cawan petri
4. Erlenmeyer
9. Inkubator
5. Pipet mikrometer
10. Masker dan sarung tangan
3.7.2 Bahan penelitian :
1. Parafin wax
3. Larutan NaCl 0,9%
2. Media TYC ((Trypticase, Yeast Extract, Cystine) 4. Air mineral
Gambar 4. Alat-alat penelitian yang digunakan
26
3.8 Cara kerja
3.8.1 Pengumpulan saliva
Subjek penelitian diinstruksikan untuk tidak makan minimal satu jam sebelum
penelitian dilakukan. Penelitian ini dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 09.00 sampai
dengan pukul 12.00 WIB.Sebelum pengumpulan saliva dilakukan, subjek penelitian
berkumur-kumur dengan air mineral selama 1 menit, kemudian subjek penelitian
diinstruksikan untuk duduk dengan tenang.Sampel penelitian diinstruksikan untuk
mengunyah paraffin wax kemudian kepalaharus sedikit ditundukkan.Subjek diinstruksikan
untuk meludahkansaliva kedalam pot penampung saliva sebanyak 2 ml. Pengumpulan
saliva terstimulasi dilakukan dengan metodespitting.8,19,25
Gambar 5. Posisi subjek penelitian saat
pengumpulan saliva (spitting
method)29
27
3.8.2 PenanamanStreptococcus mutans
Penanaman bakteri Streptococcus mutans pada penelitian ini memakai metode tuang
(pour plate) dengan prosedur kerja sebagai berikut :
1. Dilakukanpengenceran saliva sebanyak empat tahap dengan menggunakan
larutan saline sebagai pelarut.
2. Pada pengeceran pertama, sebanyak 1 ml saliva diambil kemudian dimasukkan
pada tabung reaksi yang pertama dan ditambahkan 9 ml larutan saline.
3. Kemudian untuk pengenceran berikutnya yakni pada pengenceran kedua sampai
keempat juga masing-masing diambil 1 ml sedimen pada tabung reaksi
sebelumnya dan ditambahkan larutan saline sebanyak 9 ml.
4. Sedimen sebanyak 1 ml pada tabung reaksi terakhir diambil dituangkan pada
media TYC dan cawan petri digoyang-goyangkan sampai tercampur rata.
5. Media agar yang sudah ditanami bakteri ini disimpan di dalam inkubator pada
suhu 37oC selama 24 jam.
6. Setelah diinkubasi selama 24 jam, cawan petri dikeluarkan untuk melihat koloni.
Koloni berwarna putih keabuan, tampak seperti frosted glass, cembung,
berdiameter ± 1 mm. 8,24
Gambar 6. Prosedur pengenceran saliva dan penanaman Streptococcus mutans
28
A) sampel saliva sebanyak 2 ml yang sudah diambil B) pengambilan 1 ml
saliva untuk dilakukan pengenceran sebanyak 4 tahap C) D) E) dan F)
pengenceran saliva sebanyak empat tahap G) Media TYC cair dan 1 ml
saliva H) Cawan petri digoyang-goyangkan sampai media TYC memadat
(dokumentasi).
3.8.3 Penghitungan koloni Streptococcus mutans
.
1. Penghitungan koloni bakteri Streptococcus mutans dilakukan dengan membagi
cawan petri menjadi empat kuadran.
2. Koloni yang timbul ditandai dengan spidol berwarna
3. Koloni masing-masing kuadran dihitung
4. Koloni keempat kuadran dijumlahkan
5.
Jumlah Streptococcus mutans dalam sampel awal dihitung dengan cara
mengalikan total jumlah koloni dengan faktor pengenceran (×104 CFU/ml).
3.9Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dananalisis statistik pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
program komputer SPSS 17. Uji analisis statistik ini dilakukan untuk melihat normalitas
data penelitian
dengan uji Kolmogrov Smirnov Test.
Selanjutnya dilakukan uji
homogenitas data menggunakan Levene Test. Kemudian untuk membandingkan dua
variabel yang berbeda menggunakan uji Independent “T” Test atau Mann Whitney Test.
Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel.8
29
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan jumlah koloni bakteri Streptococcus
mutanspada saliva perempuan menopause dengan perempuan usia produktif. Adapun jenis
penelitian ini adalah observasi analitik tanpa memberikan perlakuan pada kelompok subjek
penelitian. Populasi pada penelitian ini adalah perempuan berusia 47-65 tahun yang berada
di kota Medan dan mahasiswi FKG USU berusia 19-25 tahun. Sampel penelitian
disesuaikan dengan kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ditetapkan.
Sampel yang telah memenuhi kriteria inklusi dilakukan pengambilan saliva
sebanyak 2 ml untuk mengetahui jumlah koloni Streptococcus mutans. Penanaman
Streptococcus mutansdilakukan pada media TYC dan diinkubasi pada suhu 37oC selama 24
jam.
Gambar 7. Koloni Streptococcus mutans yang tumbuh setelah inkubasi
selama 24 jam A)kelompok perempuan menopause B)kelompok
perempuan usia produktif (dokumentasi).
Koloni bakteri Streptococcus mutans yang telah tumbuh dalam media TYC dihitung
jumlah koloninya dengan membagi cawan29petri menjadi empat kuadran.Koloni yang
30
tumbuh berwarna putih keabuan, permukaannya cembung berdiameter ±1 mm ditandai
dengan spidol berwarna.Hasil jumlah keempat kuadran dikalikan faktor pengenceran (104
CFU/ml).
4.1 Data DemografisSampel
Sampel pada penelitian ini berjumlah 60 orang yang terbagi dalam dua kelompok
yakni 30 orang perempuan menopause (47-65 tahun) dan 30 orang perempuan usia
produktif (19-25 tahun). Pada penelitian ini responden kelompok perempuan menopause
terbanyak pada usia 55-59 tahun sebesar 11 orang (36,66%), sedangkan responden
terbanyak kelompok usia produktif pada usia 22-25 tahun sebesar 23 orang (76,67%)
(Tabel 1).
Tabel 1. Data responden penelitian berdasarkan kelompok dan usia
Kelompok perempuan menopause
45-49
2 (6,66 %)
50-54
10 (33,33 %)
55-59
11 (36,66 %)
60-65
7 (23,33 %)
Kelompok perempuan usia produktif
18-21
7 (23,33 %)
22-25
23 (76,67 %)
4.2 AnalisisHasilPenelitian
Tabel 2 menunjukkan nilai DMFT dan jumlah koloni Streptococcus mutans pada
kedua kelompok berdasarkan usia.
Tabel 2. Nilai DMFT dan jumlah Streptococcus mutans berdasarkan usia
Kelompok perempuan menopause
Kelompok perempuan usia produktif
Usia
N
DMFT
Jumlah
Usia
N
DMFT
Jumlah
45-49
2
6,5
163,5
18-21
7
1,57
85,16
50-54
10
5,3
134,6
55-59
11
6,81
141,91
22-25
23
1,08
79,26
31
60-65
7
Rata-rata
7,85
147,43
6,56
143,53
Rata-rata
1,2
80,50
Untuk membandingkan jumlah koloni Streptococcus mutansantara perempuan
menopause dengan perempuan usia produktif dilakukan uji t test independent (Tabel 3).
Tabel 3. Nilai rata-rata jumlah koloni Streptococcus mutanspada saliva perempuan
menopause dan perempuan usia produktif.
Kelompok
N
Jumlah koloni (×104
CFU/ml )
Menopause
30
143.53 ± 29.09
Produktif
30
80.50 ± 11.60
Sig
0.000*
Ket : *secara statistik bermakna (signifikan p
Lampiran 1 :
Skema alur penelitian
Sampel
Perempuan menopause
Perempuan usia produktif
Mengunyah paraffin wax selama 1 menit
Pengambilan saliva sebanyak 2 ml (spitting)
Dilakukan 4x pengenceran (tabung I-IV) dengan masingmasing 1 ml saliva ditambahkan 9 ml larutan saline
Diambil 1 ml lautan pengenceran terakhir (tabung IV) untuk penanaman bakteri
Streptococcus mutans pada media TYC diinkubasi selama 24 jam
Setelah diinkubasi selama 24 jam, koloni berwarna putih keabuan, tampak
seperti frosted glass, cembung, berdiameter ± 1 mm
Penghitungan koloni bakteri Streptococcus mutans dengan membagi cawan petri menjadi
empat kuadran, koloni yang terbentuk ditandai dengan spidol dan hasil keempat kuadran
dijumlahkan dengan satuan CFU/ml
Hasil perhitungan kedua kelompok dibandingkan dan diuji statistik
Kesimpulan
41
Lampiran 2 : Skema alur pikir
1. Menopause merupakan perubahan fisiologis yang akan dialami setiap
perempuan sebagai masa berakhirnya menstruasi dan kemampuan
bereproduksi. Rata-rata usia seorang perempuan memasuki menopause
adalah 52 tahun.(Ganong (2002))
2. Manifestasi pada rongga mulut seperti
xerostomia, mulut kering (dry
mouth), rasa terbakar (burning mouth syndrom), perubahan pengecapan,
serta perubahan mukosa seperti mukosa menjadi atrofi, permukaan
mukosa licin, dan gingiva mudah berdarah.(Mutneja P (2012))
3. Saliva berperan penting dalam menjaga kesehatan rongga mulut secara
menyeluruh. Fungsi utama saliva adalah membasahi, membersihkan dan
melindungi gigi (hidroksiapatit) serta memiliki aktivitas antibakteri.
Komposisi saliva antara lain sIgA, peroksidase, ion buffer, dan berperan
penting dalam fungsi pertahanan dalam kesehatan rongga mulut.
(Almeida(2008)
4. Aliran saliva yang baik akan meningkatkan produksi ion buffer dalam
menstabilkan
pH
rongga
mulut.Penurunan
sekresi
saliva
akan
menyebabkan ion buffer rendah sehingga menyebabkan pH rongga mulut
menjadi
asam dan akhirnya
meningkatkan pertumbuhan bakteri
asidogenik. (Almeida(2008)
5. Penelitian Dural pada tahun 2006 menunjukkan terdapat penurunan aliran
saliva dan pH pada perempuan menopause dibandingkan perempuan usia
subur serta skor DMFT lebih tinggi pada perempuan menopause.
6. Hormon estrogen berperan pada fisiologi rongga mulut yang dimediasi
oleh estrogen receptors (ERs) yang terd iri dari ERα d an ERβ.
ERβ
banyak ditemukan pada jaringan rongga mulut dan secara langsung
berpengaruh terhadap fungsi kelenjar saliva. (Valimaa et al (2004))
42
7. Komposisi dari kelenjar saliva pada perempuan bervariasi selama tahap
perubahan hormonal seperti masa menstruasi dan kehamilan. Pada saat
menopause terjadi perubahan komposisi saliva dan penurunan laju alir
saliva karena pengaruh hormon estrogen. (Tarkkila (2011))
8. Streptococcus mutans adalah salah satu flora normal pada rongga mulut
yang bersifat asidogenik dan asidurik serta menghasilkan suatu polisakarida
(dextran) sehingga mendukung pertumbuhan bakteri lainnya. Kemampuan
Streptococcus mutansbertahan dalam pH rongga mulut yang kritis,
menyebabkan bakteri ini paling dominan dalam proses terjadinya karies
dibandingkan bakteri lain.(Nugraha(2008))
9. Perhitungan Streptococcus mutans melalui saliva dianggap dapat
memrepresentasikan keadaan rongga mulut secara keseluruhan dan
memiliki keefektifan yang sama dengan sampling dari plak permukaan
bukal dan oklusal. (Baca(2008))
Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian
tentang perbedaan jumlah Streptococcus mutans pada saliva perempuan
menopause dengan usia produktif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui perbedaan jumlah Streptococcus mutans pada saliva perempuan
menopause dengan perempuan usia produktif.
Perumusan Masalah
1. Apakah terdapat perbedaan jumlah Streptococcus mutans pada saliva
perempuan menopause dengan perempuan usia produktif ?
43
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perbedaan jumlah Streptococcus mutans pada saliva
perempuan menopause dengan perempuan usia produktif.
Manfaat Penelitian :
a. Manfaat teoritis
1. Bagi peneliti merupakan pengetahuan yang berharga dalam rangka
menambah wawasan keilmuan melalui penelitian lapangan.
2. Sebagai bahan referensi dalam bidang kedokteran gigi untuk
disempurnakan pada penelitian selanjutnya
3. Memberikan informasi bahwa peningkatan jumlah koloni Streptococcus
mutansdalam saliva dapat mengubah pH rongga mulut menjadi asam sehingga
mudah terjadinya akumulasi plak dan insiden karies.
4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah perkembangan ilmu
kesehatan gigi masyarakat
b. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu motivasi untuk lebih
menjaga kesehatan rongga mulut pada perempuan lanjut usia (menopause)
sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup bagi perempuan menopause
44
Lampiran 3
LEMBARAN INFORMASI DAN SURAT PERMOHONAN KESEDIAAN
PARTISIPASI DALAM PENELITIAN
Kepada Yth :
Saudara/i ……………
di tempat
Perkenalkan saya adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU. Bersama ini
kami mohon kesediaan saudara/i untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian saya yang
berjudul :
“PERBEDAAN
JUMLAH
STREPTOCOCCUS
MUTANS
PADA
SALIVA
PEREMPUAN MENOPAUSE DENGAN PEREMPUAN USIA PRODUKTIF”
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh menopause
terhadap peningkatan koloni Streptococcus mutanspada saliva subjek penelitian.
Menopause merupakan suatu perubahan fisiologis yang akan dialami setiap
perempuan sebagai masa berakhirnya menstruasi dan kemampuan bereproduksi. Kondisi
ini menyebabkan perubahan fisik dan gangguan psikologis bagi yang mengalaminya.Salah
satu perubahan yang ditemukan pada rongga mulut adalah menurunnya kualitas saliva
sebagai salah satu faktor pertahanan dalam mencegah karies gigi.
Perlu untuk saudara ketahui bahwa terdapat banyak spesies bakteri di rongga mulut
yang dapat menyebabkan karies gigi, salah satunya adalah bakteri Streptococcus mutans.
Streptococcus mutans merupakan bakteri patogen dan paling dominan dalam keterlibatan
menyebabkan karies gigi.Jumlah koloni Streptococcus mutans yang terdapat pada saliva
menunjukkan risiko terjadinya karies gigi pada seseorang.
Dalam penelitian ini, saudara/i akan diminta untuk melakukan :
1. Mengisi kuesioner
2. Pemeriksaan rongga mulut
45
3. Saliva saudara/i akan ditampung ke dalam wadah penampung untuk selanjutnya
diperiksa.
Adapun ketidaknyamanan yang akan dialami selama prosedur penelitian ini adalah
pemeriksaan rongga mulut dan pengambilan sampel saliva. Namun, selama penelitian
dilakukan tidak akan terjadi masalah atau komplikasi serius.
Manfaat yang diperoleh apabila Saudara/i menjadi subjek penelitian ini, yaitu dapat
menjadi masukan untuk melakukan pencegahan terhadap karies sedini mungkin.Apabila
saudara/i berkenan menjadi subjek penelitian, harap menandatangani lembar persetujuan
menjadi subjek penelitian terlampir dan dikembalikan.Demikian penjelasan di atas dapat
dimengerti dan atas kesediaan saudara/i dalam berpartisipasi dalam penelitian ini, saya
ucapkan terima kasih.
Medan. September 2014
Yulisha Cindy T Sinaga
Fakultas Kedokteran Gigi USU
Hp. 082360777611
46
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN
(INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama
:
Umur / jenis kelamin
:
Alamat
:
No. Telp/HP
:
Menyatakan
kesediaan
untuk
menjadi
sampel
dalam
penelitian
mengenaiPerbedaan jumlah Streptococcus mutans pada saliva perempuan menopause
dengan perempuan usia produktifserta tidak akan menyatakan keberatan maupun
tuntutan di belakang hari.
Demikian pernyataan ini saya berikan dalam keadaan pikiran yang sehat dan tanpa
paksaan apapun dari pihak manapun juga.
Medan,……………….2015
Pembuat pernyataan
(
)
47
Lampiran 4 : Kuesioner penelitian
DEPARTEMEN BIOLOGI ORAL
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
No. Kartu :
A. Identitas Responden
Nama
:
Umur
:
Alamat
:
Pekerjaan
:
No. Telp
:
Tanggal
:
B. Isilah dengan jawaban yang tepat
1. Apakah anda masih mengalami menstruasi (haid) secara teratur?
a. Ya
b. Tidak
2. Jika tidak, kapan anda terakhir kali mengalami menstruasi?
a. 1 bulan - 6 bulan yang lalu
b. 6 bulan - satu tahun yang lalu
c. ≥ 1 tahun yang lalu
3. Apakah anda sedang menderita penyakit sistemik?
a. Ya
4. Jika ya, penyakit apa?
a. Diabetes mellitus
b. Hipertensi
b. Tidak
48
c. Lainnya, sebutkan……………..
5. Apakah anda mengonsumsi obat-obatan (antihipertensi, antibiotik,dll) ?
a. Ya
b. Tidak
6. Apakah anda pernah menjalani terapi hormonal (estrogen, progesteron,
kontrasepsi/ pil KB) ?
a. Ya
b. Tidak
7. Apakah anda mengalami kesulitan mengunyah?
a. Ya
b. Tidak
8. Apakah anda memiliki kebiasaan ini (merokok, menyirih, atau minum alkohol?
a. Ya
b. Tidak
C. Diisi oleh operator
18
17
16
15
14
13
12
11
21
22
23
24
25
26
27
28
48
47
46
45
44
43
42
41
31
32
33
34
35
36
37
38
D
=
M
=
F
=
∑ DMFT
+
=
49
50
Lampiran :Hasil penelitian jumlah koloni Streptococcus mutansdan DMFT
padakedua kelompok
Kelompok perempuan menopause (A)
No
Sampel
Usia
Gigi
tiruan
DMFT
Hasil
Kelompok perempuan usia produktif (B)
No
Sampel
Usia
DMFT
Hasil
A1
53
-
5
100
B1
24
2
70
A2
52
-
6
104
B2
24
2
64
A3
62
-
9
173
B3
22
2
83
A4
53
-
4
150
B4
22
2
73
A5
47
-
4
177
B5
25
3
94
A6
58
-
5
104
B6
24
0
66
A7
52
Ya
8
190
B7
24
3
89
A8
53
-
4
176
B8
24
0
92
A9
58
Ya
8
166
B9
24
0
97
A10
47
-
9
160
B10
24
3
95
A11
55
-
4
167
B11
22
0
69
A12
60
-
14
184
B12
20
1
75
A13
55
-
8
170
B13
20
1
87
51
A14
58
-
16
203
B14
20
2
80
A15
58
-
6
124
B15
20
2
92
A16
64
-
6
133
B16
24
2
87
A17
55
-
5
107
B17
21
3
94
A18
50
-
6
108
B18
21
1
83
A19
57
-
6
125
B19
22
0
82
A20
53
-
4
114
B20
24
0
86
A21
65
-
7
131
B21
22
0
87
A22
59
-
7
153
B22
25
0
74
A23
52
-
5
128
B23
22
3
91
A24
60
-
8
153
B24
21
1
81
A25
63
-
3
122
B25
22
1
79
A26
54
-
6
141
B26
22
2
93
A27
51
-
5
135
B27
23
0
62
A28
56
-
5
129
B28
23
0
53
A29
61
-
9
166
B29
23
0
64
A30
57
-
5
113
B30
22
0
73
1,2
80,50
Rata-rata
6,56
143,5
3
Rata-rata
52
Lampiran :Foto Hasil penelitian jumlah Streptococcus mutans pada kelompok
perempuan menopause (A) dan kelompok perempuan usia produktif (B)
A1
B1
A2
B2
53
A3
B3
A4
B4
A5
B5
54
A6
B6
A7
B7
A8
B8
55
A9
B9
A10
B10
A11
B11
56
A12
B12
A13
B13
A14
B14
57
A15
B15
A16
B16
A17
B17
58
A18
B18
A19
B19
A20
B20
59
A21
B21
A22
B22
A23
B23
60
A24
B24
A25
B25
A26
B26
61
A27
B27
A28
B28
A29
B29
62
A30
B30
63
GET
FILE='C:\Users\ACER\Documents\spss\data skripsi.sav'. NPAR TESTS
/K-S(NORMAL)=Jumlah
/MISSING ANALYSIS.
NPar Tests
[DataSet1] C:\Users\ACER\Documents\spss\data skripsi.sav
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Jumlah
N
Normal Parametersa,,b
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
60
Mean
112.0167
Std. Deviation
38.62970
Absolute
.154
Positive
.154
Negative
-.086
1.189
.118
64
36
DAFTAR PUSTAKA
1. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. 20th Ed.Jakarta: EGC; 2002:406.
2. World
Health
Organization.
Research
on
the
menopause
in
1990s.
Geneva:Publishing Scientific Group,Geneva,1996:10-24.
3. Badan Pusat Statistik. Hasil sensus penduduk 2010.http://sp2010.bps.go.id/ (26
September 2015)
4. National Institute on Aging. Menopause one woman’s story,every woman’s story.A
resource for making healthy choices Baltimore,2003:4-10.
5. Alder B et al. Women’s health and menopause: a comprehensive approach. National
Heart, Lung, and Blood Institute Office of Research on Women’s Health National
Institutes of Health and Giovanni Lorenzini Medical Science Foundation
USA,2002:8-14.
6. Mutnejaa P, Dhawan P, Raina A, Sharma G. Menopause and oral cavity. Indian J
Endocrinol Metab 2012;16(4):548–51.
7. Tarkkila L. Oral health and menopause. Disertasi. Helsinki: Institute of Dentistry
University of Helsinki, 2011:8-30.
8. Valimaa et al. Estrogen receptor-β is the predominant estrogen receptor subtype in
human oral epithelium and salivary glands. Journal of Endocrinology 2004;180:5562.
9. Dural DDS, Hatipoglu DDS, Cagirankaya DDS. Evaluation of the effect of
menopause on saliva and dental health. Arastima(Research) 2006:15-8.
10. Bhat S. A study on evaluation of the effect of menopause on saliva and dental
health. J. Adv Dental Research 2010:33-6.
11. Thomas KE. Isolation of culvitable periodontal bacteria from pre menopausal and
post menopausal women in chennai, india. Int Res J Biological Sci. 2014;3(5):53-6.
12. Richard J, Lamont, Robert A, Burne MA, Donald J, Leblanc. Oral microbiology and
immunology.Washington: Asm Press; 2007: 233-7.
37
13. Jawetz, Melnick, Adelberg. Mikrobiologi kedokteran. 23th Ed. Jakarta : EGC;
2008:233-8
14. Nugraha AW. Streptococcus mutans. Fakultas Farmasi USD Yogyakarta 2008:1-4.
15. Monroy TB, Maldonado VM, Martinez FF, Brrios BA, Quindos G, and Varges
LOS. Candida albicans, Staphylococcus aureus and Streptococcus mutans
colonization in patients wearing dental prosthesis. Med Oral and Oral Patol Oral Cir
Bucal. 2005;10: 27-39.
16. Contardo MS, Diaz N, Lobos O, Padilla C, Giacaman RA. Oral colonization by
Streptococcus mutans and its association with the severity of periodontal dissease in
adults. Clin. Periodontal Implantol. Rehabil.Oral 2011;4(1):9-12.
17. Baca P,Castillo AM, Baca AP, Liebana MJ, Junco P, Liebana J. Genotypes of
Streptococcus mutans in saliva verus dental plaque. Arch Oral Biology
2008;53(8):751-4.
18. Dharsono VA, Mooduto L, Prasetyo EP. Perbedaan jumlah koloni Streptococcus
mutans pada saliva penderita pria dan wanita dengan karies tinggi. Research Report
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga; Surabaya;2012:1-5.
19. Preethi P. Estimation of Streptococcus mutans count in saliva of pregnant women-a
case-control study. Indian Journal of Public Health Ressearch & Development.
2014;5(4):263-7.
20. American Dental Association. Woman’s oral health issues. American Dental
Association Council on Access, Prevention and Interprofessional Relations,
2006:14-7.
21. Palupi. Persoalan psikologis wanita menopause. Al-Risalah 2012;12(1):103-8.
22. Pederson AML. Saliva. Insitut of Odontology,University of Copenhagen. Zendium
2007: 2-14.
23. Almeida PDV, Gregio AMT, Machado MAN, Lima AAS, Azevode LR. Saliva
composition and functions: A comprehensive review. The Journal of Contempory
Dental Practice 2008;9(3):1-11.
38
24. Amalia R. Gambaran status ph dan volume saliva pada pengguna kontrasepsi
hormonal di kecamatan Mappakasunggu Kabupaten Takalar. Skripsi. Makassar :
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanudin, 2013 :33-4
25. Ota F et al. Genetic studies on reference strains of mutans streptococci. Microbial
Research 2002;157(4):305-10.
26. Edgar M, Dawes C, Mullane D. Saliva and oral health. 4rd Ed. London: Stephen
Hancoks Limited; 2012:13-4
27. Anitamuina. Isolasi bakteri. http://anitamuina.wordpress.com/2013/02/13/ isolasibakteri/(Februari 13.2013).
28. Dahlan MS. Besar sampel dan cara pengambilan sampel dalam penelitian
kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Salemba medika; 2009:65-70.
29. Fejerskov O, Kidd E. Dental caries: the disease and its clinical management.
Singapore: Blackwell Munksgaard; 2008:205.
30. Apostolska S, Rendzova V, Ivanovski K, Peeva M, Elencevski S. Presence of caries
with different levels of oral hygiene. Sec Biol Med Sci 2011;32(1) :269-81.
31. Joenoes, Fatma, Djamal. Aktivitas peroksidase saliva pada wanita sebelum dan
sesudah menopause . Dentika Dental Journal 2007;12(1):10-13.
32. Ito CYK, Martins CP, Balducci I, Jorge AOC. Correlation among mutans
streptococci counts, dental caries, and IgA to Streptococcus mutans in saliva. Braz
Oral Res 2004;18(4):1-6.
33. Gomez E, Ortiz V, Saint-Martin B, Boeck L, Diaz-Sanches V, Bourges H.
Hormonal regulation of the secretory IgA (sIgA) system: estradiol- and
progesterone-induced changes in sIgA in parotid saliva along menstrual cycle. Am J
Reprod Immunol 1993;34:219-23.
34. Anonymous.
Night
sweats
and
dry
mouth.
http://www.34-menopause-
symptoms.com/night-sweats/articles/night-sweats-dry-mouth.htm/ (September 26.
2015)
35. Anonymous. Dealing with dry mouth. JADA 2005;136:703.
39
36. Eliasson L, Carlen A, Laine M, Birkhed D. Minor gland and whole saliva in
postmenopausal women using a low potency oestrogen (oestriol). Archives of Oral
Biology 2002;48:511-7.
21
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah observasional analitik
dengan desain penelitian cross sectional.
3.2 Tempatdan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat penelitian
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara
3.2.2 Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2014 s/d Juni 2015
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1Populasi
Ibu-ibu usia menopause yang terdapat di kota Medan dan mahasiswi Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
3.3.2 Sampel
Sampel yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari dua kelompok. Kelompok
pertama adalah perempuan usia menopause (≥45 tahun), sedangkan kelompok kedua dalam
penelitian ini adalah mahasiswi FKG USU dalam usia produktif (18-25 tahun) yang masih
mengalami menstruasi secara teratur.
Besar sampel pada penelitian ini menggunakan rumus :28
(Zα + Zβ)S2
n1= n2 = 2
X1 – X2
21
22
n1 = n2
= besar sampel yang diperlukan pada masing-masing kelompok
S
= Standar deviasi gabungan pada penelitian sebelumnya (6,4)
X1 – X2
= Selisih rerata minimal yang dianggap bermakna (5)
Zα
= kesalahan tipe 1 sebesar 10% (1,64)
Zβ
= kesalahan tipe 2 sebesar 10% (1,28)
(1,64 + 1,28) 6,4
n1= n2 = 2
5
2
= 27,93
Besar sampel minimal yang diperlukan untuk masing-masing kelompok adalah 30
orang (30 orang kelompok perempuan menopause dan 30 orang kelompok perempuan usia
produktif). Pemilihan sampel dilakukan dengan carapurposive sampling.
3.4Kriteria pemilihan sampel
3.4.1
Kriteria Inklusi
Kelompok perempuan menopause :
1. Subjek penelitian tidak lagi mengalami menstruasi minimal setahun terakhir (
usia ≥45 tahun)
2. Kondisi kesehatan umum dalam keadaan baik (tidak demam dan diare pada saat
penelitian)
Kelompok perempuan usia produktif sebagai kontrol:
1. Subjek penelitian masih mengalami menstruasi secara teratur setiap bulannya (
usia 18-25 tahun)
2. Skor DMFT ≤ 3 untuk mendapatkan jumlah koloni Streptococcus mutans yang
rendah
3. Kondisi kesehatan umum dalam keadaan baik (tidak demam dan diare pada saat
penelitian)
23
3.4.2
Kriteria Ekslusi
Kelompok pertama (perempuan menopause) :
1. Menggunakan gigi tiruan penuh
2. Penyakit sistemik (diabetes mellitus, hipertensi, gagal ginjal, dll)
3. Konsumsi obat-obatan (antihipertensi, antikonvulsan, antidiuretik, sedatif, dll)
4. Terapi hormonal
5. Kebiasaan buruk (merokok, menyirih, dan minum alkohol)
6. Memiliki kelainan patologis rongga mulut yang mengganggu pengunyahan
Kelompok kedua (perempuan usia produktif)
1. Skor DMFT > 3
2. Menggunakan gigi tiruan atau piranti ortodonti
3.5 Variabelpenelitian
Variabel bebas
• Perempuan menopause
( ≥45 tahun)
• Perempuan usia produktif
(18-25 tahun)
•
•
•
•
•
Variabel terkendali
3.5 Definisi Operasional.
Teknik penampungan saliva
Waktu pengumpulan saliva
(09.00-12.00 WIB)
Suhu inkubasi (37oC)
Waktu inkubasi (24 jam)
Keterampilan operator
Variabel tergantung
• Jumlah koloni
Streptococcus mutans
dalam saliva
Variabel tak terkendali
•
•
•
•
Diet
Jumlah gigi tiap individu
berbeda
Karies gigi
Oral hygiene
24
3.6 Definisi operasional
a.
Perempuan menopause adalahseseorang perempuan yang tidak mengalami
menstruasi selama≥12 bulan tanpa disertai penyebab biologis atau fisiologis yang
disengaja (≥45 tahun ke atas).
b. Perempuan usia produktif adalah perempuan yang masih mengalami menstruasi
secara teratur dan dalam usia produktif (18-25 tahun).
c.Teknik pengambilan saliva dengan metode spitting yaitu pengambilan saliva
dimana subjek penelitian membiarkan saliva tergenang dalam mulutnya tanpa ditelan dan
setiap satu menit subjekharus meludahkan saliva yangterkumpul di dalam mulut ke dalam
pot penampung.
d. Media TYC (Trypticase, Yeast Extract, Cystine)adalah media spesifik yang
digunakan untuk pengkulturan bakteri Streptococcus mutans.
e. Jumlah koloni Streptococcus mutans dalam saliva adalah angka yang
menunjukkan jumlah Streptococcus mutans yang ada dalam saliva subjek penelitian
(perempuan menopause dan perempuan usia produktif) dengan cara menghitung koloni
bakteri yang tumbuh pada cawan petri. Jumlah Streptococcus mutansdihitung dari hasil
perkalian jumlah koloni pada yang tumbuh pada cawan petri dengan faktor
pengenceran.Hasil penghitungan dinyatakan dalam Colony Forming Units (CFU/ml).
f. CFU adalah unit koloni bakteri yang terbentuk dan tumbuh dalam media.
g. Suhu inkubasi adalah temperatur yang digunakan untuk pertumbuhan bakteri
Streptococcus mutans yaitu 37oC.13
h. Waktu inkubasi adalah lamanya inkubasi untuk pertumbuhan bakteri yaitu selama
24 jam.8
i.
DMFT (Decay Missing Filled Teeth) adalah indeks yang digunakan untuk
menilai status kesehatan gigi dan mulut dalam hal karies gigi permanen. Nilai DMFT
adalah angka yang menunjukkan jumlah gigi dengan karies pada seseorang.Angka D
(decay) adalah gigi yang berlubang karena karies gigi, angka M (missing) adalah gigi yang
dicabut karena karies gigi, angka F (filled) adalah gigi yang ditambal atau ditumpat.
25
3.7 Alat dan bahan Penelitian
3.7.1 Alat penelitian :
1. Pot penampung saliva
6. Rak dan tabung reaksi
2. Gelas ukur
7. Lampu spiritus
3. Beaker glass
8. Cawan petri
4. Erlenmeyer
9. Inkubator
5. Pipet mikrometer
10. Masker dan sarung tangan
3.7.2 Bahan penelitian :
1. Parafin wax
3. Larutan NaCl 0,9%
2. Media TYC ((Trypticase, Yeast Extract, Cystine) 4. Air mineral
Gambar 4. Alat-alat penelitian yang digunakan
26
3.8 Cara kerja
3.8.1 Pengumpulan saliva
Subjek penelitian diinstruksikan untuk tidak makan minimal satu jam sebelum
penelitian dilakukan. Penelitian ini dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 09.00 sampai
dengan pukul 12.00 WIB.Sebelum pengumpulan saliva dilakukan, subjek penelitian
berkumur-kumur dengan air mineral selama 1 menit, kemudian subjek penelitian
diinstruksikan untuk duduk dengan tenang.Sampel penelitian diinstruksikan untuk
mengunyah paraffin wax kemudian kepalaharus sedikit ditundukkan.Subjek diinstruksikan
untuk meludahkansaliva kedalam pot penampung saliva sebanyak 2 ml. Pengumpulan
saliva terstimulasi dilakukan dengan metodespitting.8,19,25
Gambar 5. Posisi subjek penelitian saat
pengumpulan saliva (spitting
method)29
27
3.8.2 PenanamanStreptococcus mutans
Penanaman bakteri Streptococcus mutans pada penelitian ini memakai metode tuang
(pour plate) dengan prosedur kerja sebagai berikut :
1. Dilakukanpengenceran saliva sebanyak empat tahap dengan menggunakan
larutan saline sebagai pelarut.
2. Pada pengeceran pertama, sebanyak 1 ml saliva diambil kemudian dimasukkan
pada tabung reaksi yang pertama dan ditambahkan 9 ml larutan saline.
3. Kemudian untuk pengenceran berikutnya yakni pada pengenceran kedua sampai
keempat juga masing-masing diambil 1 ml sedimen pada tabung reaksi
sebelumnya dan ditambahkan larutan saline sebanyak 9 ml.
4. Sedimen sebanyak 1 ml pada tabung reaksi terakhir diambil dituangkan pada
media TYC dan cawan petri digoyang-goyangkan sampai tercampur rata.
5. Media agar yang sudah ditanami bakteri ini disimpan di dalam inkubator pada
suhu 37oC selama 24 jam.
6. Setelah diinkubasi selama 24 jam, cawan petri dikeluarkan untuk melihat koloni.
Koloni berwarna putih keabuan, tampak seperti frosted glass, cembung,
berdiameter ± 1 mm. 8,24
Gambar 6. Prosedur pengenceran saliva dan penanaman Streptococcus mutans
28
A) sampel saliva sebanyak 2 ml yang sudah diambil B) pengambilan 1 ml
saliva untuk dilakukan pengenceran sebanyak 4 tahap C) D) E) dan F)
pengenceran saliva sebanyak empat tahap G) Media TYC cair dan 1 ml
saliva H) Cawan petri digoyang-goyangkan sampai media TYC memadat
(dokumentasi).
3.8.3 Penghitungan koloni Streptococcus mutans
.
1. Penghitungan koloni bakteri Streptococcus mutans dilakukan dengan membagi
cawan petri menjadi empat kuadran.
2. Koloni yang timbul ditandai dengan spidol berwarna
3. Koloni masing-masing kuadran dihitung
4. Koloni keempat kuadran dijumlahkan
5.
Jumlah Streptococcus mutans dalam sampel awal dihitung dengan cara
mengalikan total jumlah koloni dengan faktor pengenceran (×104 CFU/ml).
3.9Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dananalisis statistik pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
program komputer SPSS 17. Uji analisis statistik ini dilakukan untuk melihat normalitas
data penelitian
dengan uji Kolmogrov Smirnov Test.
Selanjutnya dilakukan uji
homogenitas data menggunakan Levene Test. Kemudian untuk membandingkan dua
variabel yang berbeda menggunakan uji Independent “T” Test atau Mann Whitney Test.
Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel.8
29
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan jumlah koloni bakteri Streptococcus
mutanspada saliva perempuan menopause dengan perempuan usia produktif. Adapun jenis
penelitian ini adalah observasi analitik tanpa memberikan perlakuan pada kelompok subjek
penelitian. Populasi pada penelitian ini adalah perempuan berusia 47-65 tahun yang berada
di kota Medan dan mahasiswi FKG USU berusia 19-25 tahun. Sampel penelitian
disesuaikan dengan kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ditetapkan.
Sampel yang telah memenuhi kriteria inklusi dilakukan pengambilan saliva
sebanyak 2 ml untuk mengetahui jumlah koloni Streptococcus mutans. Penanaman
Streptococcus mutansdilakukan pada media TYC dan diinkubasi pada suhu 37oC selama 24
jam.
Gambar 7. Koloni Streptococcus mutans yang tumbuh setelah inkubasi
selama 24 jam A)kelompok perempuan menopause B)kelompok
perempuan usia produktif (dokumentasi).
Koloni bakteri Streptococcus mutans yang telah tumbuh dalam media TYC dihitung
jumlah koloninya dengan membagi cawan29petri menjadi empat kuadran.Koloni yang
30
tumbuh berwarna putih keabuan, permukaannya cembung berdiameter ±1 mm ditandai
dengan spidol berwarna.Hasil jumlah keempat kuadran dikalikan faktor pengenceran (104
CFU/ml).
4.1 Data DemografisSampel
Sampel pada penelitian ini berjumlah 60 orang yang terbagi dalam dua kelompok
yakni 30 orang perempuan menopause (47-65 tahun) dan 30 orang perempuan usia
produktif (19-25 tahun). Pada penelitian ini responden kelompok perempuan menopause
terbanyak pada usia 55-59 tahun sebesar 11 orang (36,66%), sedangkan responden
terbanyak kelompok usia produktif pada usia 22-25 tahun sebesar 23 orang (76,67%)
(Tabel 1).
Tabel 1. Data responden penelitian berdasarkan kelompok dan usia
Kelompok perempuan menopause
45-49
2 (6,66 %)
50-54
10 (33,33 %)
55-59
11 (36,66 %)
60-65
7 (23,33 %)
Kelompok perempuan usia produktif
18-21
7 (23,33 %)
22-25
23 (76,67 %)
4.2 AnalisisHasilPenelitian
Tabel 2 menunjukkan nilai DMFT dan jumlah koloni Streptococcus mutans pada
kedua kelompok berdasarkan usia.
Tabel 2. Nilai DMFT dan jumlah Streptococcus mutans berdasarkan usia
Kelompok perempuan menopause
Kelompok perempuan usia produktif
Usia
N
DMFT
Jumlah
Usia
N
DMFT
Jumlah
45-49
2
6,5
163,5
18-21
7
1,57
85,16
50-54
10
5,3
134,6
55-59
11
6,81
141,91
22-25
23
1,08
79,26
31
60-65
7
Rata-rata
7,85
147,43
6,56
143,53
Rata-rata
1,2
80,50
Untuk membandingkan jumlah koloni Streptococcus mutansantara perempuan
menopause dengan perempuan usia produktif dilakukan uji t test independent (Tabel 3).
Tabel 3. Nilai rata-rata jumlah koloni Streptococcus mutanspada saliva perempuan
menopause dan perempuan usia produktif.
Kelompok
N
Jumlah koloni (×104
CFU/ml )
Menopause
30
143.53 ± 29.09
Produktif
30
80.50 ± 11.60
Sig
0.000*
Ket : *secara statistik bermakna (signifikan p